Abda edisi 4

24
1 Edisi IV, Maret 2013

description

 

Transcript of Abda edisi 4

1Edisi IV, Maret 2013

2 Edisi IV, Maret 2013

3Edisi IV, Maret 2013

bdA merupakan sebuah komunitas yang berge-

lut dalam bidang sosial. AbdA didirikan pada

tanggal 18 Muharram 1434 H equivalen den-

gan 02 Desember 2012, dengan tujuan awal

mengembangkan potensi anggotanya di bidang de-

sain dan wirausaha selain itu dalam kegiatan sosial-

nya AbdA berkonsentrasi pada kegiatan Motivasi, Out

Bond dan Training (M.O.T) dengan mottonya “Ber-

juang, Berbagi dan Memberdayakan”. Sesuai dengan

mottonya AbdA bertujuan mengajak para sobat-sobat

AbdA untuk berjuang di jalan Allah SWT sesuai ke-

cakapan dan tuntutan perkembangan zaman, serta

berbagi baik materi, tenaga maupun fi kiran sesuai

kemampuan dan tingkat keilmuan masing-masing,

tak sampai disitu AbdA juga berusaha Mem-

berdayakan anggotanya baik

dalam hal kecakapan Ilmu Pen-

getahuan maupun dalam berwi-

rausaha.

AbdA diresmikan di Trenggalek

pada tanggal 18 Muharram 1434

H/02 Desember 2012

Diterbitkan oleh; AbdA.

Pimpinan Umum ; Abu Zaeni,

Pemimpin Redaksi: Riyadu

Sulaiman,

Sekretris I; Achmad Saifudien,

Sekretaris II; Bayu Dwi Saputra,

Bendahara; Muhammad Efendi.

Divisi-Divisi;

Divisi Motivasi; Alvin hidayatul-

loh (coordinator),

Divisi Outbond; Bayu (coordi-

nator)

Divisi Training; Mohammad

Efendi (coordinator)

Divisi kewirausahaan; Syaifud-

din (coordinator)

Divisi Media; Riyadu Sulaiman

>> Sobat AbdA >>

M. Ilham Mustofa, Nuning Eka,

Yuslisul, Vivit, Lutfi , Burhan,

Putri, Elok, Anis, Fifi n, Intan Na-

mimbia, Yulian, Niswatul

Alamat Redaksi;

Desa Plosokandang, Kec. Ke-

dungwaru, Kab. Tulungagung.

no.telp/HP: 085 735 355 383,

Email: [email protected],

Grup FB: AbdA

.: EDITO RIAL :.

A

4 Edisi IV, Maret 2013

SOBAT AbdA: ELOK

Hallo... AbdA..Ada unek-unik..ni...Buat buletin AbdA..Rubiknya ditambah..ya. misalnya rubik komik, terus..biografi tokoh pahlawan indonesia..jadi adik-adik tau tentang pahlawan Indonesia..TRims..

AbdA

HAi... sobat ELOK.. terima kasih atas masukannya Kak Elok. betul juga agar adik-adik tau tentang tokoh pahlawan maka perlu rubik tokoh biografi . Kami usahakan dalam edisi selanjutnya ada rubik

Biografi tokoh... ^_^

.: Surat Sobat

Sobat AbdA: PUTRI

Assalamu‛alaikum. hai.. bgaimana kabar sobat AbdA semua..? semoga baik-baik saja..Amin ya robbal ‘alamin. o..ya buat untuk buletin AbdA,

seandainya temanya tentang IDOLA bgamana kak? apakah bisa? jika bisa tolong ya..! terima kasih..

AbdA

Wa‛alaikumsalam, semoga kita tetap berada dijalan yang diridhoi Allah SWT. Tema tentang idola..? ya.. kami usahakan putri, tunggu edisi

selanjutnya. Terima kasih.

Bagi sobat yang punya kritik atau saran tentang Buletin AbdA, kirim Surat Sobat ke

Email: [email protected]

5Edisi IV, Maret 2013

1. Pilihlah Tempat Yang Nyaman Tempat merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh bagi kenyamanan belajar anda. Pastikan anda memilih tempat yang nyaman un-tuk belajar. Karena jika anda merasa nyaman dengan tempat anda, aktivi-tas belajar anda juga akan terasa nyaman.

2. Jangan Belajar Sambil Menonton TV

Kata guru saya, kalau bela-jar tidak boleh sambil menonton TV. Karena konsentrasi anda akan terbagi dua. Yakni kepada buku pelajaran dan kepada TV.

3. Tinggalkan HP Untuk Sementara Ketika anda sedang belajar,

jangan dekat-dekat dari HP. Karena kalau anda sudah memegang HP, anda akan sulit berhenti. Karena pada umumnya para pelajar SMA sudah mempunyai kekasih. Bahkan SMP juga ada yang sudah punya. Anda sudah punya belum? Saya sarankan jangan dulu deh. Kasihan orang tua yang membiayai kita sekolah. Masa‛ orang tua kerja banting tulang un-tuk biaya sekolah kita, eh malah kita enak-enakan pacaran. Kasihan kan

TIPS :.

TIPS AgarNyaman

“BElAJAR”

6 Edisi IV, Maret 2013

orang tua kita?

4. Beristirahat-lah Jika Perlu

Jangan terlalu serius bela-jarnya, kalau lelah ya istirahat se-bentar. Lemaskan tulang-tulang anda. Minum air putih. Alihkan pandangan

anda sejenak. Kalau sudah hilang lelahnya, baru anda kembali belajar.

5. Menjauhlah Dari Sesuatu Yang Bisa Merusak Konsentrasi Anda Misalnya, anda ingin belajar tapi teman anda gaduh. Anda pindah saja. Daripada nanti tidak konsentra-si. Ada lagi... Menjauhlah dari benda yang membuat konsentrasi anda berantakan. Misalnya, ada SMS baru masuk. Jangan dihiraukan! Tetaplah anda belajar agar konsentrasi anda tetap terjaga. Itulah ke-5 Cara Agar Belajar Nyaman dari saya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semua. Sela-mat belajar dan semangat terus... :)//AbdA/

.: TIPS

• Tanamkan minat belajar• Kesiapan belajar• Tumbuhkan rasa ingin tau• Berikan waktu untuk menenangkan pikiran• Tetaplah aktif• Cenangkan terger kecil dan beri selamat pada diri sendiri

jika target itu tercapai.

LANGKAH MENINGKATKAN

KONSENTRASI6

7Edisi IV, Maret 2013

Beberapa tips-tips agar dapat diterima di Sekolah favorit, yaitu :

1. Op� malkan kemampuan saat ujian, karena nilai UAN akan

sangat membantu peluang diterima di sekolah favorit.

2. Belajarlah yang rajin.

3. Pelajarilah dengan baik apa saja bidang-bidang tes

yang akan di ujikan.

4. Selalu pantau da� ar ujian penerimaan siswa baru apakah

dilakukan secara online atau offl ine. Iku� peraturannya

sesuai jadwal waktu yang ditetapkan.

5. Minta doa restu dari orang tua atas segala usaha yang akan

kamu lakukan.

6. Mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan bertawakkallah, bagi yang muslim

puasa sunnah dan sholat sunnah khusus (tahajjud, dhuha, dan is� harah)

7. Jangan takut akan kegagalan.

*) Penulis Adalah Mahasiswa UNY (Universitas Yogyakarta)

Agar diterima

Sekolah favoritdi

Oleh: Yulian Hambzah Asnawi*

TIPS :.

Þ Tuntutlah ILMU walau ke Negeri CINA

8 Edisi IV, Maret 2013

Alat dan bahan yang akan kamu gunakan

1. Gelas

2. Sendok teh tiga buah

3. Air

4. Minyak goreng

5. Kertas tebal

6. Sabun cair

7. Spidol

Langkah percobaan

1. Siapkanlah dua gelas kaca yang telah diberi label

2. Dengan menggunakan spidol berilah nomor pada masing masing gelas. Nomor 1 untuk gelas pertama dan nomor 2 untuk gelas yang kedua.

3. Masukanlah air ke dalam masing masing gelas sekitar ½ bagian isi gelas

4. Tambahkanlah satu sendok minyak

goreng ke dalam masing masing gelas

5. Tambahkanlah satu sendok teh sabun cair ke dalam gelas kedua (nomor 2)

6. Aduklah isi campuran dalam masing masing gelas dengan menggunakan sendok yang bersih

7. Amatilah dan catatlah yang terjadi pada masing masing gelas setelah diaduk

8. Amaitilah dan catat kembali yang terlihat pada masing masing gelas

Hasil percobaan

1. Pada gelas ke 1 setelah diaduk, tetesan minyak berputar putar dalam air. Setelah dibiarkan selama beberapa menit tampak bulatan-bulatan minyak terapung di permukaan air. Sementara itu, pada gelas 2 setelah diaduk, isi campuran dalam gelas menjadi buram dan tampak gelembung gelembung kecil dalam air. Setelah dibiarkan beberapa menit, isi

Percobaan Sabun

Menarik MinyakOleh: Lutfi khusniati*

.: SAINs

9Edisi IV, Maret 2013

campuran dalam gelas 2 menjadi keruh.

2. Minyak dan air adalah 2 jenis cairan yang sulit menyatu. Ketika dikocok minyak akan terpisah dari air dan membentuk lapisan di atas permukaan air.

3. Molekul sabun bentuknya panjang. Satu tangannya mengikat air dan tangan lainnya mengikat minyak. Ketika sabun, minyak dan air di aduk, molekul molekul sabun akan mengitari butiran minyak dan bagian luar molekul sabun akan mengikat air sehingga minyak dan air dapat bercampur.

*) Penyusun adalah mahasiswi STAIN Tulungagung

Þ Dimanpun dan kapanpun,Þ aku harus tetap BELAJAR

10 Edisi IV, Maret 2013

anorama pagi menambah semangat Rima untuk terus berjalan menyusuri bentang sawah-sawah menuju seko-lahnya. Tangan kanannya sibuk

menenteng sepasang sepatu, sedan-gkan dipunggungnya ada sebuah tas ransel berisi buku-buku pelajaran hari ini. Musim hujan sudah menjadi lang-ganan bagi Rima untuk bersiap-siap menghadapi lumpur sawah. Setiap hari ia berjalan kaki berangkat dan pulang sekolah. Jarak antara rumah dan seko-lahnya cukup jauh. 3 km. Bukan karena orang tuanya tidak memiliki kendaraan, tetapi setiap pagi Orang tua Rima ha-rus berangkat bekerja di sawah.

Rima tidak sendiri, dua orang temannya, Dina dan Heni selalu men-emaninya. Berangkat bermanjakan embun dan pulang berbasuh air hujan. Jalanan tak bisa ditempuh dengan sepeda, karena itulah Rima dan teman-temannya memilih berjalan kaki.

Sesampainya disekolah, Rima tergesa-gesa menuju kamar mandi. Membersihkan lumpur-lumpur sawah yang menempel dikakinya. Tak lama setelah itu bel sekolah berbunyi.

Teeeeettt,, teeeettt,,,

teeeeett….

Bu Sri siap mengajar dikelas Rima. Hari ini akan ada pelajajaran Bahasa Indonesia yang sudah dinanti Rima sepekan terakhir. Entah men-gapa, selalu timbul motivasi baru dari hati Rima setelah mengikuti pelajaran Bu sri. “Mungkin memang beliau pemo-tivasi yang baik”. Begitu kata hati Rima bergema.

“Assalamu‛alaikum anak-anak”

“Wa‛alaikumsalam warohmatul-lahi wa barokatuh”.

Usai berucap salam Bu Sri menerangkan betapa pentingnya menjadi orang yang kaya akan ilmu. “kemanapun kita melangkah, apabila kita memiliki ilmu pasti kita tidak akan tersesat. Kita boleh miskin harta teta-pi tidak untuk miskin ilmu”. Kutipan ini tertanam dipikiran Rima. Walaupun orang tua Rima hanya sebagai petani biasa dan hidup sederhana, Rima tetap berusaha untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya.

Jam menunjukkan pukul 11:30 WIB. Saat pulang sekolah sudah tiba. Suasana ketika itu mendung. Langit

RIMA

SEMANGAT..

P

Oleh: Elok*

.: CERPEN

11Edisi IV, Maret 2013

dipenuhi awan hitam, tanda hujan akan turun.

“Din, bagaimana ini ? sepertinya akan hujan.”

“Iya Rim, tapi tidak apa-apa kita jalan saja terus, nanti kita berteduh di gubuk milik para petani, nanti kitakan lewat sawah”. Ucap Heni member usulan.

“Aku setuju Hen”. Dina mengi-yakan usulan Heni

dengan penuh se-mangat, begitu pula Rima. Mereka harus segera sampai dirumah. Siang ini mereka akan mem-bantu orang tuanya untuk menanam padi disawah. Namun, keberuntungan tidak berpihak pada mereka. Hujan turun

dengan lebat ketika mereka melintasi area pesawahan.

“Rima, Dina, ayo berteduh, disana ada gubuk”. Heni berlari menuju gubuk yang berada ditengah sawah yang mereka lewati. Separuh seragam mereka basah, namun buku-buku mereka masih bisa dis-elamatkan dari guyuran air hujan.

“Alhamdulillah, bukunya masih utuh, nggak basah. Bagaimana dengan buku kalian ?”. Tanya Rima.

“Buku ku selamat kok, kamu gmana Din ?”.

“Agak basah, tapi tidak apa-apa,

nanti kalau sampai rumah bisa dikering-kan”.

Setelah menunggu saju jam la-manya, mereka akhirnya bisa melanjutkan perjalanan pulang. Sekali lagi, panorama penyemangat jiwa Rima timbul dari alam. Pelangi membentang berwarna-warni muncul akibat bias sinar mentari yang terkena percikan gerimis dari langit. Pemandangan alam ditengah perjalanan mereka benar-benar suatu hadiah dari Allah. Dia memang selalu memberi keju-tan bagi para pencari ilmu untuk senan-tiasa bersyukur atas karunia-Nya. Dalam bentuk apapun.

“Rumahku sudah dekat, aku du-luan ya teman-teman !”

“iya, salam untuk orang tuamu ya”. Rima dan Heni berkata serentak. Sedangkan Dina sudah menghilang diper-simpangan jalan. Perjalanan tersisa dua orang.

“Rim, setelah Lulus SD kamu mau melanjutkan kemana ?”. Sambil berjalan, Heni bertanya pada Rima dengan penuh penasaran, sampai ia mengulang pertan-yaannya Rima baru menjawab.

“Rima, setelah Lulus kamu mau melanjutkan sekolah kemana ?”. Tanya Heni lagi.

“Eh, iya,,,, hmmm. Aku belum tahu Hen, aku belum bertanya pada Bapakku. Sebenarnya aku ingin ke SMP Kota, tapi sepertinya Bapakku akan memasukkan aku di SMP Kecamatan saja. Kalau kamu kemana Hen ?”

CERPEN :.

12 Edisi IV, Maret 2013

“Aku akan keluar Kota Rim, Ibuku bilang kalau aku harus belajar terus di-manapun dan kapanpun, kerena ilmu harus digali bukan ditunggu. Persis seperti kata-kata Bu sri tadi.”

“Itu benar Hen, aku juga ingin seperti kamu, tapi orang tuaku hanya mampu menyekolahkanku disini saja, aku juga masih dibutuhkan disini untuk mem-bantu mereka “

“Iya Rim, tidak apa-apa. Dimana-pun kita mencari ilmu kalau kita sungguh-sungguh pasti kita juga akan berhasil. Begitu katanya Ibuku tadi malam, he-hehe”

“Haha, kamu dari tadi hanya me-makai kata Ibumu dan Bu Sri lalu kata-katamu sendiri apa?”

“Emmm, begini saja. Berjalan atau berkendara tidak jadi masalah ketika kita sekolah, yang penting seman-gatnya, bagaimana menurutmu ?”

“Bagus kok”

Cukup dua kata itu tanggapan Rima. Semangat dan usaha yang tinggi akan menghasilkan sesuatu yang tinggi pula, dan apabila yang telah dicapai kurang bukan berarti kita gagal tetapi, usaha kita perlu ditingkatkan lagi. Jika

Heni pergi ke luar kota untuk mencari ilmu yang lebih baik, maka Rima pun akan menimba ilmu dengan ketekunan yang lebih baik disini, tak perlu jauh-jauh. Berbekal usaha, semangat dan ketekunan Rima yakin akan berhasil meraih ilmu ynag diinginkannya, meskipun ia adalah anak seorang petani biasa, itu bukan masalah. Orang dihargai karena ilmunya bukan hartaya.

“Sudah dulu ya Rim, rumahku sudah dekat, kamu nggak mampir ?”

“Tidak usah Hen, Ibuku pasti sudah khawatir”

“Ya sudah aku duluan”

“Iya”

Angin berhembus pelan. Tanda hujan akan segera turun lagi. Benar saja, setelah Rima memasuki rumah, tiba-tiba saja hujan turun dengan lebatnya. Rima memandangi motor tua milik Bapaknya. Dalam hati Rima berkata “mungkin kamu akan dijual untuk menyekolahkan aku, tapi ketika aku sudah pintar nanti, aku ingin menggantimu dan membelikan motor baru untuk Bapak”.

*) Penulis adalah mahasiswi STAIN Tulungagung

.: CERPEN

12 Edisi IV Ma t 2013

Þ Guru ibarat orang tuaku disekolah,

Þ jadi aku harus menggormatinya.

13Edisi IV, Maret 2013

Kepulan asap metropolitan seakan

mampu membenamkan wajah kusam sang

pengais rejeki di segala waktu. Siang

bolong sekalipun menjadi waktu alternatif

terbaik untuk mencari sesuap nasi. Panas

tak terasa hingga hujan yang melumuri

tubuh ini dengan air dingin kehidupan

pun hanya bisa dirasa ketika tubuh mula

meriang. Ini kehidupann. Bukan soal mau

atau tidak kita hidup tapi lebih pada

urusan hidup adalah perjalanan yang perlu

dipilih.

“Copet, copet,”teriak salah

seorang gadis remaja yang memakai

seragam sekolah SMA.

Tak asing nama itu dilontarkan

oleh kebanyakan orang. Kaos oblong lusuh

yang akrab menjadi perhiasan di tubuh

mungil seorang pemuda. Guntur namanya.

Tak memiliki orang tua, mereka sudah

berpulang keharibaan Rabbi. Guntur ngos-

ngosan setelah berpacu dengan kejaran

orang-orang karena teriakan gadis SMA

itu. Berhenti di salah satu warung dekat

pasar milik mak Erot.

“Kopi satu, mak.” Guntur

mengeluarkan uang dalam isi dompet.

“Banyak juga tuh cewek punya duit.”

“Nyopet lagi?”tanya mak Erot.

“Apalagi mak. Ini yang bisa saya

lakukan.”

“Abang, Rara pulang. Besok terima

raport. Abang harus dandan yang rapi.

Jam sembilan abang ke sekolah Rara. OK,

Bang?”celetuk bocah mungil yang masih

memakai seragam SD yang sudah kusam.

Dia adik Guntur. Usianya baru delapan

tahun. Ini tahun kedua penerimaan raport.

Guntur mengangguk. Lagi-lagi Guntur

kerepotan memakai kostum. Baju rapi,

wangi dan segala pikiran untuk persiapan

menghadiri penerimaan raport Rara

menghantuinya.

“Abang jangan lupa mandi

ya!”pesan Rara.

Guntur nyengir. Keduanya pulang.

Rp 1000Oleh: Yuslisul*

CERPEN :.

14 Edisi IV, Maret 2013

Kontrakan kecil di pelataran kumuh itu

letak rumah Guntur. Jangankan tembok,

atap pun tak genap untuk memayungi

mereka dikala panas dan dingin. Selimut

hangat bermotif loreng-loreng itu milik

Rara. Selimut kesayangannya yang dipakai

ibu untuk menggendong sewaktu Rara

masih kecil.

“Adik abang rajin sekali,”celetuk

Guntur ketika mendapati Rara masih

belajar selarut ini.

“Rara ingin tetap belajar meski besok

raport dibagikan.”

“Abang beruntung banget punya Rara.

Rajin. Nggak sia-sia abang nyari duit

untuk Rara.”

Rara melempar senyum. “Rara

akan tetap belajar seperti pesan ayah dan

ibu biar Rara bisa kasih kerjaan ke orang

lain seperti kata abang. Satu lagi, biar

abang nggak jadi copet lagi.”

Guntur balik membalas senyum

Rara. Senyum kecut.

***

“Orang tuanya Rara?”panggil Bu

Guru. Guntur maju ke depan dengan Rara.

“Ayahnya, Rara?”tanya Bu Guru.

“Bukan, saya kakaknya.”

“Begini mas. Sejak pemberian

LKS ke siswa, pembayaran Rara belum

dilunasi.”

“Berapa biayanya, Bu?”

“Sembilan puluh lima ribu rupiah, mas.”

Guntur merogoh kocek di sakunya.

Ada tujuh lembar uang sepuluh ribuan,

tiga lembar uang lima ribuan, selembar

uang dua ribuan dan empat lembar uang

seribuan. Uang sejumlah Sembilan puluh

lima ribu rupiah Guntur sodorkan kepada

Bu Guru. Sisa seribu untuk pulang. Itu

uang yang diperoleh Guntur kemarin

ketika mencopet. Guntur mengeluarkan

sisa uang di sakunya dan memberikannya

ke Rara.

“Rara, maafkan Abang ya nggak bisa

kasih Rara hadiah karena udah juara kelas.

Abang cuma punya uang seribu. Khusus

Abang berikan untuk Rara. Belajar yang

rajin ya, biar nanti bisa kasih kerjaan ke

orang lain. Jangan seperti abang.”

Rara tersenyum lepas. Kalimat

terakhir dari Guntur seakan petir yang

menyambarnya sendiri. Tapi Guntur

berhasil menyelipkan harapan untuk Rara

terus belajar dan membumbungkan cita-

citanya setinggi langit di angkasa.

*) Penulis adalah mahasiswi STAIN

.: CERPEN

15Edisi IV, Maret 2013

Ina adalah sapaan akbrabku, sekarang

aku duduk di kelas XII IPS I di SMA swa-

daya 1 kencong. Aku anak pertama dari tiga

bersaudara. Sangat berat bagiku menjadi

anak pertama yang harus bisa menjadi

contoh baik untuk adik-adikku. Perkataan

dan kelakuan harus kujaga, untunglah aku

mempunyai orang tua yang selalu mendu-

kung dan membantuku dalam setiap ma-

PERJUANGAN MERAIHMIMPI

Oleh: Niswatul laili*

CERPEN :.

salah yang ku hadapi.

Selain bersekolah aku juga membantu

ibuku bekerja. Ayahku sakit-sakitan se-

lama dua tahun terakhir ini bertepatan

ketika aku masuk SMA. Mulai saat itu

ayahku tidak bisa bekerja lagi dan ibulah

yang menjadi tulang punggung keluarga.

Aku tak tega melihat ibu berjuang sendiri

menafkahi keluarga. Sebisa mungkin aku

harus membantu ibu. Sebelum berangkat

sekolah aku membantu ibu membuat dan

menjualkan gorengan di toko-toko. Meski

begitu aku tidak pernah terlambat pergi

sekolah.

Ibuku mengutamakan pendidikan un-

tuk anak-anaknya. Apapun yang terjadi

anak-anaknya harus bersekolah kalau bisa

sampai ke perguruan tinggi. Begitu mulia

keinginan ibuku dari situlah aku beru-

16 Edisi IV, Maret 2013

saha keras untuk mencari ilmu. Dorongan

yang diberikan ibu begitu kuat yang mem-

buatku semangat dan pantang menyerah

dalam menjalani hidup ini. Banyak cemooh

dari tetangga yang sempat membuat down

semngatku, tapi untunglah ada ibuku yang

bisa membangkitkan semangatku.

“biarlah orang berkata apa yang pent-

ing kita berusaha dan berdoa nak” kata

ibu.

“iya bu, tapi bu..” jawabku.

“tapi apa ?? .. sudahlah berfi kir posi-

tif saja. Semua pasti ada hikmahnya yang

penting kau fokus pada sekolahmu dan

bersyukurlah atas segala apa yang tlah

kau dapatkan nak” saut ibuku dengan nada

lembut.

‘iya bu, aku akan melakukan yang ibu

katakan. Semoga Allah memberi yang ter-

baik untuk keluarga kita ya bu” jawabku.

“amin .. aminn nak” kata ibu sambil

mengelus rambutku.

Pendapatan dari menjual gorengan itu

tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari

untunglah aku mendapatkan beasiswa di

sekolahku. Itu sangat meringankan be-

ban keluargaku, aku bingung dapatkah aku

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

atau tidak karena tidak ada biaya. Akh-

irnya aku mencari informasi dari guru-gu-

ru dan kakak kelasku yang melanjutkan ke

perguruan tinggi. Ada secercah harapan

untukku melanjutkan ke perguruan tinggi.

Ada program gratis kuliah asalkan ber-

prestasi. Itu membuatku semangat untuk

lebih giat belajar karena aku ingin kelu-

argaku mendapatkan kehidupan yang lebih

layak.

Aku ingin menunjukkan pada orang-

orang yang telah merendahkan keluargaku

kalau aku bisa lebih baik meskipun kelu-

argaku kurang mampu. Apapun aku laku-

kan agar bisa melanjutkan kuliah, siang

malam aku mencari berkas-berkas untuk

mendapatkan beasiswa. Tidak berhenti

disitu saja aku mendaftar di perguruan

yang terkenal di jawa timur tapi sayang

aku tidak lolos. Sempat down karena sifat

optimisku yang over tapi aku mencoba un-

tuk mendaftar lagi. Akhirnya aku ditrima

di salah satu perguruan tinggi di luar kota.

Semua yang kulakukan ini tanpa sepn-

getahuan ibuku. Aku berencana mem-

berikan kejutan untuknya. Tanpa brfi kir

panjang setibanya di rumah aku langsung

memeluk ibuku, tak terasa air mataku ke-

luar dan aku tak bisa berkata apa-apa.

“nak, ada apa ?? .. kenapa kau menan-

gis ?? .. apa ada masalah di sekolahmu ??

..” Tanya ibuku heran karena tak biasanya

aku menangis. Aku hanya menggelengkan

kepala, mencoba menenangkan diri.

.: CERPEN

17Edisi IV, Maret 2013

“sudah-sudah nak, coba ceritakan pada

ibu kenapa kamu menangis ?? ..” Tanya ibu

dengan mengusap air mataku.

“bu, akhirnya aku bisa melanjutkan ke

perguruan tinggi” jawabku

“alhamdulilah nak, Allah telah mengab-

ulkan doa kita .. tapi nak kita dapat biaya

darimana ?? .. ibu belum punya uang nak

untuk kuliahmu” kata ibu dengan cemas

“tenang bu, aku mendapatkan bea-

siswa jadi semua biaya kuliah ditanggung

pemerintah bu” jawabku

“alhamdulilah nak … ibu sangat bersyu-

kur dan bangga padamu. jawab ibu dengan

meneteskan air mata karena terharu men-

dengar kabar yang bahagia ini.

Seminggu kemudian aku berangkat

ke kampus untuk mengurus kuliah ku.

Rasanya berat untuk melepas keluargaku,

tak tega rasanya melihat ibuku bekerja

sendiri. Ayahku yang terbaring lemas dan

adik-adikku yang belum mengerti apa-apa

karena masih kecil. Saat itu aku beren-

cana mengurungkan niatku untuk kuliah di

luar kota tapi ibuku menentang.

“apa gunanya kamu ibu sekolahkan ka-

lau kamu mudah menyerah .. masa depan

mu masih panjang nak. Jangan fi kirkan ibu

dan adik-adikmu fi kirkan masa depan mu.

Ibu hanya bisa berdoa untuk mu. Semoga

kau sukses tetap dalam lindunganNYA dan

jangan lupa solat tepat waktu nak untuk

akhiratmu kelak ”kata ibu sambil menepuk

bahuku.

“iya bu, aku akan berusaha sekuatku.

Ibu jaga kesehatan baik-baik dan yakinlah

bu, aku pasti akan sukses.” Kataku sambil

memeluk ibu.

Aku berpamitan dengan keluargaku,

rasanya tetap berat meninggalkan rumah.

Air mata yang terus mengalir mengiringi

perjalananku. Kubulatkan tekatku, pergi

merantau mencari ilmu untuk diriku send-

iri yang kelak akan berguna untuk semua

orang. Awal aku kuliah sangatlah berat,

aku yang tak terbiasa jauh dari keluarga

sekarang hidup sendiri di kota orang. Tan-

pa komunikasi pada ibu yang membuatku

sedih dan slalu berfi kir. Hanya selembar

foto yang kumiliki, sedikit melepaskan

rinduku pada keluargaku.

Semester awal adalah masa yang me-

nentukan dalam perkuliahan, nilai yang

kudapatkan haruslah memuaskan. Wak-

tuku banyak kubuang dikampus, pergi ke

prpustakaan, berorganisasi ,dan berkum-

pul dengan teman. Disinilah aku banyak

mendapatkan ilmu, sekarang aku mulai

dewasa bukan anak kecil lagi. Kelak ilmu

yang kudapatkan akan kusalurkan pada

masyarakat.

CERPEN :.

18 Edisi IV, Maret 2013

Aku mulai menyesuaikan kehidupanku

yang jauh dari kelurrga agar aku merasa

betah di luar kota. Ibu kos yang slalu

menjaga ku, beliau sudah seperti ibuku

sendiri. Ibu ros namanya, seperti ibuku

yang slalu memberi semangat padaku. Aku

tak mempunyai biaya untuk pulang jadi

hanya setiap semester aku bisa pulang.

Sekedar melepas rindu pada keluarga,

berkumpul dan bercerita setelah itu aku

berjuang kembali untuk mendapatkan ilmu

yang lebih.

Aku menikmati hari-hariku sebagai

mahasiswa, punya banyak teman seper-

juangan. Aku nyaman dengan keadaanku

sekarang lebih tenang dan fi kiran lan-

car. Pelajaran dari dosen lebih mudah

aku serap karena aku dan teman-teman

setelah kuliah selalu berdiskusi. Ilmu

yang kudapatkan tidak hanya dari kampus

tapi juga dari lingkungan sekitar.

Ilmu formal dan informal sangat pent-

ing agar seimbang, ilmu formal yang aku

dapatkan dari bangku kuliah sangat sulit

untuk menerapkan di masyarakat karena

sudah beda lagi konteksnya.

Belajarku tambah semangat ketika

aku mengenal seorang lelaki yang menu-

rutku dia baik dan yang terpenting bisa

membuatku slalu tersenyum. Menurutku

menuntut ilmu memamg berat tapi selama

kita iklhas dan senang menjalaninya pasti

akhirnya akan indah. Itu adalah pelajaran

yang kudapatkan dari nasehat-nasehat

orang terdekatku.

Selama tiga setengah tahun akhirnya

aku diwisuda, bagiku itu kelulusan yang

cepat. Nilaiku sangat memuaskan dan aku

bisa melihat orang tuaku tersenyum baha-

gia dan bangga. Yang terpenting sekarang

kehidupan keluargaku semakin membaik.

Dulunya yang sering mendapat cemooh

sekarang lebih dihargai oleh orang. Masa

muda adalah masa perjuangan dimana kita

mendapatkan ilmu yang begitu besar. Asal

ada kemauan dan niat pasti semua berja-

lan lancar.

*)Penulis adalah Mahasiswi UNEJ

(Universitas Jember)

.: CERPEN

19Edisi IV, Maret 2013

LIRIK :.

Bacalah Dengan Nama TuhanmuItulah Permulaan IlmuSebagai Yang Telah DiwahyukanMenuntut Ilmu Satu Kewajipan

Ilmu Menjadi Penyuluh JalanDengan Ilmu Dapat KemuliaanIlmu Memajukan KehidupanIlmu Yang Baik Dapat Keberkatan

Sabda Rasul JunjunganCarilah Ilmu PengetahuanDari Dalam BuaianHingga Hari Kematian

Tuntutlah Ilmu Hai Teman

Janganlah Kita SiakanUntuk Masa HadapanAgama Dan Bangsa

Utlubul ‘ilmaWalaw FissinTuntutlah IlmuWalau Ke Negeri China

Jangan Berilmu Tanpa AmalanBagai Pohon Tanpa BuahnyaIlmu Yang Berkat Membuatkan TaqwaBermanfaat Sesama Insan

Judul lagu : BacalahDipopulerkan oleh : Raihan

BACALAH

20 Edisi IV, Maret 201320 Edisi IV, Maret 2013

Mari sobat AbdA kita asah otak kita, seberapa cepat dan benarnya sobat – sobat abda dalam menentukan angka tersebut.

1. Perhatikan angka – angka yang terdapat pada bagian lingkaran dibawah ini, kemudian tentukanlah angka yang paling tepat untuk mengisi ruang yang masih kososng.

2. Perhatikan gambar – gambar dibawah ini dan hitunglah berapa angka yang harus diisikan pada kotak yang kosong.

Untuk jawaban yang tepat lihat edisi buletin abda berikutnya. Terima kasih...

CONTOH

CONTOH

.: QUIS Asah Otak

Kirim jawaban Sobat ke Email: [email protected] nama sobat, alamat & no Hp/telepon

Bagi pengirim 10 pertama akan mendapat hadiah menarik.paling lambat jawaban 24 Maret 2013

Setelah mengirim konfi rmasi ke NO: 085-735-355-383

21

Edisi IV, Maret 2

013

Ayo..SobatPERHATIKAN gambar di bawah ini!Temukan 10 perbedaan pada gambar.

GAME

22 Edisi IV, Maret 2013

[KHUSYUK] Nasrudin sedang berada dimasjid, duduk khusyuk berdoa dideretan orang-orang yang alim.Tiba-tiba salah seorang diantara mereka nyeletuk, ”Aku ragu.., jangan-jangan kom-por dirumah masih menyala.”Orang yang duduk disebelahnya berkata: ”Dengan bicara begitu, doamu batal lho.Kamu harus mulai lagi dari awal.””Kamun juga,” kata orang yang duduk dis-ebelah orang yang kedua ini.”Alhamdulillah!!” kata Nasrudin keras-keras”, Untung aku tidak bicara.”

[Untung Besar] Seorang pemuda mengirim ayahnya sehelai baju hangat yang dibelinya se-harga 200 dollar.Supaya ayahnya tidak ribut, ia mengatakan bahwa harga baju itu hanya 10 dollar. Seminggu kemudian ayahnya menelepon,”Wah luar biasa!!” se-runya, ”Baju itu berhasil kujual 25 dolla”r.

Ini bisnis besar, cepat kirim selusin lagi!!”.

(Buah dari berbohong).

BULETIN

Ber

juan

g, B

erba

gi, d

an M

embe

rday

akan

.: KOTAK TERTAWA

23Edisi IV, Maret 2013

24 Edisi IV, Maret 2013