ABC Sistem Oke

download ABC Sistem Oke

of 12

Transcript of ABC Sistem Oke

ACTIVITY-BASED COSTING (ABC SISTEM)

Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi yang mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya. ABC memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk memproduksi, mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan. Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk secara akurat. Hal ini didorong oleh: 1. Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective 2. Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost. 3. Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy KALKULASI BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS System biaya berdasarkan aktivitas (activity-based cost = ABC) pertama-tama menelusuri biaya aktivitas dan kemudian ke produk. Oleh sebab itu, ABC juga merupakan proses dua tahap, tetapi pada tahap pertama menelusuri biaya overhead ke aktivitas bukan ke unit organisasi, seperti pabrik atau departemen. Baik dalam system ABC maupun tradisional, tahap kedua akan meliputi pembebanan biaya ke produk. Namun system biaya ABC menekankan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak (menekankan hubungan sebab akibat) sedangkan system biaya tradisional cenderung intensif alokasi (sangat mengabaikan hubungan sebab akibat). Oleh sebab itu, perbedaan utama dari perhitungan antara dua metode tersebut adalah pada sifat dan jumlah penggerak biaya yang digunakan. ABC menggunakan baik penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit maupun nonunit. Penggerak ini harus mencerminkan hubungan sebab akibat. Metode ABC menghasilkan kalkulasi biaya produk yang lebih akurat dibandingkan system tradisional. Dari perspektif manajerial,

system ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya produk yang akurat. System ABC juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk. PROSEDUR TAHAP PERTAMA Pada tahap pertama dalam system ABC, aktivitas diidentifikasikan, biaya-biaya dikaitkan dengan masing-masing aktivitas, dan aktivitas serta biaya yang berkaitan dibagi ke dalam kumpulan yang sejenis (homogen). Aktivitas adalah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi, oleh karena itu identifikasi aktivitas memerlukan suatu daftar dari semua jenis pekerjaan yang berbeda-beda, misalnya penanganan bahan, pemeriksaan, proses rekayasa, dan penyempurnaan produk. Suatu perusahaan mungkin memiliki beratus-ratus aktivitas yang berbeda.setelah aktivitas didefinisikan, biaya pelaksanaan aktivitas ditentukan (dengan menggunakan penelusuran langsung dan penggerak sumber daya). Pada saat tersebut, perusahaan dapat menentukan penggerak aktivitas yang berkaitan dengan setiap aktivitas dan menghitung masing-masing tarif overhead aktivitas. Untuk mengurangi jumlah tarif overhead yang diperlukan dan perampingan proses, aktivitas-aktivitas dikelompokkan pada kumpulan yang sejenis berdasarkan karakteristik yang sama: 1. Secara logika berkorelasi; 2. Memiliki rasio kounikasi yang sama untuk semua produk Biaya-biaya dikaitkan dengan setiap kumpulan sejenis ini dengan menjumlahkan biayabiaya dari setiap aktivitas yang ada pada setiap kumpulan sejenis tersebut. Kumpulan biaya overhead yang berkaitan dengan setiap kumpulan aktivitas disebut dengan kelompo biaya sejenis (homogenous costpool). Karena aktivitas dalam suatu kelompok biaya sejenis memiliki rasio konsumsi yang sama, perubahan biaya untuk kelompok ini dapat dijelaskan dengan satu penggerak aktivitas. Setelah suatu kelompok biaya didefinisikan, biaya per unit dari penggerak aktivitas dihitung dengan membagi biaya kelompok dengan kapasitas praktis penggerak aktivitas. Ini disebut tarif kelompok (pool rate). Perhitungan tarif kelompok menyelesaikan tahap pertama. Oleh sebab itu, tahap pertama memberikan lima hasil, yaitu: Identifikasi aktivitas; Biaya-biaya dibebankan ke aktivitas; Aktivitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk kumpulan sejenis; Biaya aktivitas yang

dikelompokkan dijumlah untuk mendefinisikan kelompok biaya sejenis; dan Tarif overhead kelompok dihitung. PROSEDUR TAHAP KEDUA Pada tahap kedua, biaya dari setiap kelompok overhead ditelusuri ke produk. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tarif kelompok yang dihitung pada tahap pertama dan ukuran jumlah sumber daya yang dikonsumsi setiap produk. Ukuran ini adalah kuantitas penggerak aktivitas yang digunakan oleh setiap produk. Total biaya produksi untuk setiap produk diperoleh dengan menambah biaya utama dengan biaya overhead yang dibebankan. Total jumlah ini kemudian dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi, hasilnya adalah biaya produksi per unit. ABC DAN ORGANISASI JASA Aktivitas pada organisasi manufaktur cenderung dilakukan dengan cara yang sama. Kesamaan tersebut tidak terdapat pada organisasi jasa. Selain itu untuk definisi keluaran (output), terdapat perbedaan antara perusahaan jasa dengan manufaktur, yaitu untuk perusahaan manufaktur, keluaran dengan mudah didefinisikan sebagai produk berwujud yang diproduksi. Sedangkan untuk organisasi jasa, definisi keluaran sulit untuk dijelaskan karena kurang berwujud, tetapi tetap harus dianggap sebagai keluaran dan dihitung biayanya. IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI AKTIVITAS Pada prinsipnya sistem ABC merupakan proses dua tahap. Pada tahap pertama aktivitas diidentifikasikan, biaya-biaya dibebankan kepada aktivitas, aktivitas yang berkaitan digabungkan menjadi satu kelompok, kelompok biaya sejenis dibentuk dan tarif kelompok dihitung. Pada tahap kedua, setiap permintaan produk untuk sumber daya kelompok diukur dan biaya-biaya dibebankan kepada produk dengan menggunakan permintaan ini dan tarif kelompok yang mewakili.

IDENTIFIKASI AKTIVITAS Fokus dari sistem ABC adalah aktivitas. Jadi, identifikasi aktivitas harus menjadi langkah pertama dalam perancangan sistem ABC. Aktivitas berarti tindakan-tindakan yang diambil atau pekerjaan yang dilakukan. Identifikasi aktivitas mencakup observasi dan mendaftar pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi-pekerjaan atau tindakan yang diambil menyangkut konsumsi sumber daya. Pada umumnya, aktivitas adalah apa yang dilakukan organisasi untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Aktivitas adalah blok bangunan baik untuk penentuan biaya produk dan perbaikan berkelanjutan. Setelah aktivitas diidentifikasi, hal itu dicatat dalam dokumen yang disebut persediaan aktivitas (activity inventory). Setelah persediaan aktivitas terbentuk, kemudian atribut aktivitas digunakan untuk menjelaskan dan mengklasifikasikan aktivitas lebih lanjut. Atribut aktivitas adalah jenis informasi nonkeuangan dan keuangan yang menggambarkan setiap aktivitas. Atribut apa yang digunakan tergantung pada tujuan yang dipenuhi. Jika tujuannya adalah kalkulasi biaya produk, maka atribut yang mencerminkan aktivitas bagaimana produk dikonsumsi adalah yang akan digunakan. Klasifikasi Aktivitas Untuk tujuan kalkulasi biaya produk, atribut aktivitas digunakan untuk mengelompokkan aktivitas terkait ke dalam kelompok-kelompok yang menjadi landasan bagi pengelompokkan biaya sejenis. Pengelompokkan aktivitas mengurangi jumlah tarif overhead yang dibutuhkan, menyederhanakan tugas kalkulasi biaya produk, dan mengurangi kompleksitas keseluruhan model kalkulasi biaya produk menurut ABC sistem. Aktivitas yang berhak untuk mendapat keanggotaan pada kumpulan sejenis memiliki dua atribut yang umum: 1. Atribut tingkat aktivitas, yang berarti dilakukan pada tingkat aktivitas umum yang sama; 2. Atribut penggerak, yang berarti dapat menggunakan penggerak aktivitas yang sama untuk membebankan biaya ke objek biaya. Atribut pertama mendefiniskan apa yang dimaksud dengan secara logika berkaitan dan atribut kedua berarti aktivitas tersebut harus memiliki rasio konsumsi yang sama. Dua

atribut ini mendefinisikan saringan yang digunakan untuk mengelompokkan aktivitas pada kelompok biaya sejenis. Pada dasarnya, aktivitas-aktivitas digabungkan dalam kumpulan biaya sejenis karena memiliki klasifikasi tingkat aktivitas yang sama, dan klasifikasi penggerak aktivitas yang sama. Kumpulan sejenis dari aktivitas dengan biaya yang berkaitan sesuai dengan apa yang didefinisikan sebagai kelompok biaya sejenis. Klasifikasi Tingkat Aktivitas Klasifikasi berdasarkan tingkat diselesaikan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan definisi tingkat aktivitas. Pengembangan program pengujian, pembuatan kartu tanda, dan rekayasa rancangan dilakukan agar wafer dapat diproduksi dan oleh sebab itu merupakan aktivitas tingkat produk. Pada pembentukan kumpulan aktivitas yang berhubungan aktivitas diklasifikasikan menjadi salah satu dari empat kategori umum aktivitas, yaitu: 1. Aktivitas Tingkat Unit, adalah Aktivitas diproduksi. 2. Aktivitas Tingkat Batch, adalah yang dilakukan setiap suatu batch barang diproduksi. Biaya aktivitas tingkat batch bervariasi dengan jumlah batch tetapi tetap terhadap jumlah unit pada setiap batch. 3. Aktivitas Tingkat Produk, adalah yang dilakukan bila diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi masukan (input) yang mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. Aktivitas ini dan biayanya cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan jenis produk yang berbeda. 4. Aktivitas Tingkat Fasilitas, adalah yang menopang proses umum manufaktur suatu pabrik. Aktivitas tersebut memberi manfaat bagi organisasi pada beberapa tingkat, tetapi tidak memberikan manfaat untuk setiap produk spesifik. Pengklasifikasian aktivitas menjadi kategori umum akan memudahkan kalkulasi biaya produk sehingga karena biaya aktivitas yang berkaitan dengan tingkat berbeda merespon jenis penggerak biaya yang berbeda (perilaku biaya yang berbeda berdasarkan tingkat). yang dilakukan setiap suatu unit diproduksi. Biaya aktivitas tingkat unit bervariasi dengan jumlah unit yang

Klasifikasi Penggerak Aktivitas Setelah aktivitas diklasifikasikan menurut tingkat, kita kemudian harus mencari aktivitas-aktivitas yang memiliki penggerak aktivitas yang sama. Penggerak aktivitas mengukur permintaan produk atas sumber daya aktivitas selanjutnya aktivitas yang memiliki penggerak aktivitas yang sama dikonsumsi dengan proporsi seimbang oleh produk. Pengelompokan aktivitas yang memiliki penggerak aktivitas yang umum menyelesaikan usaha klasifikasi dan kumpulan aktivitas sejenis dapat terbentuk. Kerumitan banyak perusahaan modern telah mengarahkan akuntan untuk mengalokasikan biaya departemen pendukung pada berbagai tujuan biaya, seperti difisi, departemen, dan lini produk individual. Dari empat tingkat umum, tiga yang pertama, yaitu tingkat unit, tingkat batch, dan tingkat produk, terdiri dari aktivitas yang berkaitan dengan produk. Untuk ketiga tingkat ini, adalah mungkin untuk mengukur permintaan atas aktivitas oleh setiap produk. Aktivitas dalam tiga tingkat ini dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan rasio konsumsi. Aktivitas dengan rasio konsumsi yang sama dapat menggunakan penggerak aktivitas yang sama untuk membebankan biaya. Oleh sebab itu, semua aktivitas dalam setaip dari tiga tingkat pertama yang memiliki penggerak aktivitas yang sama dikelompokan bersama-sama.pengelompokan akhir ini menciptakan suatu kumpulan aktivitas sejenis: kumpulan aktivitas yang berada pada tingkat yang sama dan menggunakan penggerak aktivitas yang sama. Kategori umum keempat, yaitu aktivitas tingkat fasilitas, memiliki suatu masalah dari filosofi ABC mengenai penelusuran biaya ke produk. Biaya aktivitas penelusuran ke masing-masing produk tergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi jumlah setiap aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk (permintaan produk atas aktivitas harus diukur). Aktivitas tingkat fasilitas (dan biayanya) adalah umum untuk suatu produk yang bervariasi dan tidak mungkin mengidentifikasi bagaimana setiap produk mengkonsumsi aktivitas tersebut. Jadi, sistem ABC murni, tidak akan membebankan biaya-biaya tersebut kepada produk. Biaya-biaya ini akan diperlakukan sebagai biaya periode. Sebenarnya, biaya-biaya tersebut merupakan biaya tetap-biaya yang tidak digerakkan oleh salah satu penggerak biaya (cost driver) yang ditemukan pada ketiga kategori pertama. Dalam praktek, perusahaan yang mengadopsi sistem ABC biasanya

menerapkan pendekatan kalkulasi biaya penuh dan mengalokasikan biaya tingkat fasilitas ini masing-masing produk. Penggerak biaya tingkat unit, tingkat batch, atau tingkat produk seringkali digunakan untuk alokasi. Sebagai masalah praktis, pembebanan biayabiaya ini mungkin tidak secara signifikan menyebabkan distorsi biaya produk karena biaya-biaya tersebut mungkin relatif kecil terhadap total biaya yang secara memadai ditelusuri ke tiap produk. Namun, terdapat pengecualian yang mungkin dari observasi ini tentang biaya tingkat fasilitas dan penggerak aktivitas. Apabila suatu perusahaan membentuk fasilitas produksi untuk seluruh lini produk, maka dapat diargumentasikan bahwa penggerak berdasarkan ruang mengukur konsumsi biaya tingkat fasilitas. Hal ini terjadi karena ruangan dalam suatu pabrik diperuntukkan untuk produksi suatu produk atau subperakitan. Jenis-Jenis Departemen Ada dua katagori departemen: departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen produksi secara langsung bertanggung jawab untuk menciptakan produk atau jasa yang dijual ke konsumen. Dalam rangkaian produksi, departemen produksi adalah mereka yang bekerja secara langsung pada produk yang diproduksi (contoh: penggerindaan dan perakitan). Depertemen pendukung adalah menyediakan jasa pendukung yang penting untuk departemen produksi. Departemen ini secara tidak langsung berhubungan dengan jasa atau produk perusahaan. Contohnya termasuk pemeliharaan, permesinan, personalia dan toko. Setelah departemen produksi dan pendukung di identifikasi biaya overhead yang terjadi dimasing-masing departemen dapat ditentukan. Tujuan Alokasi Sejumlah tujuan yang penting diasosiasikan dengan pengalokasian biaya departemen pendukung ke departemen produksi dan terutama pada produk tertentu. Tujuan utama berikut ini telah ditetapkan oleh IMA: (1) Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan; (2) Untuk menghitung profitabilitas lini produk; (3) Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian;

(4) Untuk menilai persediaan; (5) Untuk memotivasi para manajer. Pengalokasian Biaya Satu Departemen Ke Depatermen Lainnya Seringkali biaya departemen pendukung dialokasikan ke departemen lain dengan menggunakan satu tarif pembebanan. Dua factor utama adalah memilih tariff tunggal atau tariff berganda, dan penggunaan biaya departemen pendukung actual versus yang dianggarkan. Tarif pembebanan tunggal Beberapa perusahaan lebih menyukai mengembangkan tariff pembebanan tunggal. Sebuah perusahaan yang mengembangkan departemen fotocopy sendiri untuk melayani tiga departemen produksinya (audit, pajak dan konsultan manajemen system atau MAS). Biaya departemen fotocopy termasuk biaya tetap (gaji dan sewa mesin) dan biaya variable (kertas dan tinta). Jumlah yang dibebankan ke departemen produksi merupakan suatu fungsi jumlah lembar yang difotocopy. Tarif Pembebanan Berganda Walaupun penggunaan tariff tunggal adalah sederhana, namun hal ini mengabaikan dampak differensial dari perubahan penggunaan biaya. Biaya variable departemen pendukung naik sesuai tingkat kenaikan jasa. Sebagai contoh, biaya kertas dan tinta untuk departemen fotokopi meningkat sesuai peningkatan jumlah lembar yang difotokopi. Biaya tetap pada sisi lain tidak berubah sesuai tingkat jasa. Penggunaan Aktual versus yang Dianggarkan

Faktor kedua yang harus dipertimbangkan dalam pembebanan biaya dari satu departemen pendukung ke departemen lainnya adalah apakah penggunaan actual atau dianggarkan yang harus dijadikan dasar untuk pengalokasian biaya. Ada dua alasan utama bagi pengalokasian biaya departemen pendukung. Pertama adalah biaya unit yang diproduksi dalam hal ini biaya departemen pendukung yang dianggarkan dialokasikan ke departemen produksi sebagai langkah awal dalam menentukan tariff overhead.

Penggunaan kedua dari alokasi biaya departemen pendukung adalah evaluasi kinerja. Manajer departemen pendukung dan produksi biasanya bertanggung jawab atas kinerja unit mereka. Kemampuan mereka untuk mengendalikan biaya adalah satu factor penting adalah evaluasi kinerja mereka. Prinsip umum dari evaluasi kinerja adalah bahwa manajer tidak boleh dibebani tanggung jawab atas biaya atau aktivitas yang berada diluar kendalinya PERBANDINGAN DENGAN KALKULASI BIAYA TRADISIONAL Pada sistem tradisional yang canggih, biaya overhead diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau variabel dengan penggerak berdasarkan unit. Sistem biaya berdasarkan unit mengalokasikan overhead tetap ke setiap produk dengan menggunakan tarif overhead tetap, dan membebankan overhead variabel dengan menggunakan tarif overhead variabel. Dalam perspektif sistem ABC, overhead variabel ditelusuri secara memadai ke masing-masing produk (untuk kategori ini, konsumsi overhead meningkat dengan meningkatnya unit yang diproduksi). Namun, pembebanan biaya overhead tetap dengan menggunakan penggerak aktivitas berdasarkan unit dapat bersifat arbitrer, dan mungkin tidak mencerminkan aktivitas sesungguhnya yang dikonsumsi oleh produk. Banyak biaya yang dibebankan dalam kategori overhead tetap yang tradisional, dalam kenyataannya merupakan biaya tingkat batch, tingkat produk, dan tingkat fasilitas yang bervariasi dengan penggerak selain penggerak tingkat unit. Sistem ABC memperbaiki keakuratan kalkulasi biaya produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap, ternyata bervariasi secara proporsional dengan perubahan selain volume produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan biayabiaya tersebut meningkat atau menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri ke masing-masing produk. Hubungan sebab akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan kalkulasi biaya produk, yang dapat secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan. Selain itu, kelompok biaya overhead tetap yang besar tersebut tidak lagi begitu misterius. Pengetahuan mengenai perilaku yang mendasari banyak dari biayabiaya tersebut memungkinkan manajer untuk mengusahakan pengendalian yang lebih baik atas aktivitas yang mengakibatkan biaya tersebut. Hal ini juga memungkinkan manajer untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas mana yang memberi nilai tambah dan

mana yang tidak. Analisis nilai adalah inti dari manajemen berdasarkan aktivitas dan merupakan dasar untuk perbaikan berkelanjutan. Kelemahan sistem akuntansi biaya tradisional: a. Akuntansi biaya tradisional dirancang hanya menyajikan informasi biaya pada tahap produksi. b. Alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam tenaga kerja langsung atau hanya dengan volume produksi. c. Ada diversitas produk, dimana masing-masing produk mengkonsumsi biaya overhead yang berbeda beda. KESIMPULAN Dari hal-hal yang telah diuraikan diatas dapat diambil beberapa hal yang terangkum dalam kesimpulan dibawah ini : 1. Activity Based Cost System bukan hanya sekedar sistem informasi biaya belaka, namun lebih jauh dari itu ABC juga merupakan sebuah sistem yang memungkinkan terciptanya employee empowerment dan peningkatan proses guna menciptakan value pada kostumer. 2. Activity Based Cost System harus dijalankan selaras dengan pemahaman yang mendalam akan proses bisnis yang dijalankan serta paradigma organisasi sebagai sebuah kesatuan proses bukan fungsi.(Cross Functional). 3. Activity Based Cost System sesuai diterapkan pada perusahaan yang telah melakukan modernisasi pada prosesnya, sehingga biaya overhead menjadi jauh lebih besar dari biaya langsungnya. 4. Penerapan Activity Based Cost System akan meningkatkan keakuratan penghitunagn biaya proses bisnis perusahaan. 5. Penerapan Activity Based Cost System pada perusahaan yang menerapkan sistem produksi Just-in Time hanya tidak akan memberikan banyak nilai tambah pada tingkat keakuratan penghitungan biaya biaya yang terlibat pada proses produksi, namun tetap akan memberikan nilai tambah pada biaya-biaya lainnya.

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN DAN BIAYA

ACTIVITY-BASED COSTING (ABC SISTEM)

OLEH :

1.

ADE ARY HERMAWAN

(0806315014)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAK) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2009