A

3
A. Pendidikan Jasmani dan Olahraga 1. Pengertian Istiah pendidikan jasmani (Phsical education) oleh Rusli lutan, dkk. Dijelaskan bahwa istilah itu dari Amerika Serikat, dan Indonesia meminjam istilah tersebut untuk suatu kegiatan yang bersifat mendidik denan memanfaatkan kegiatan jasmani, termasuk olahraga. Di Indonesia dikenal dalam sejarah penggunaan istilah keolahragaan yaitu; a. Masa gerak badan (1945-1950). b. Masa pendidikan jasmani (1950-1961). c. Masa olahraga ( 1961-1966) d. Masa olahraga dan pendidikan jasmani (1978 hingga masa olahraga dan pendidikan jasmani (1978 hingga sekarang). Meski istilah yang digunakan berganti-ganti namun tekanannya tetap pada aspek pendidikan. Istilah pendidikan ialah: Bantuan secara sengaja kepada anak didik atau peserta didik untuk mencpai kedewasaan”. Bahwa kedewasaan adalah kesanggupan secara berdikari untuk memikul tugas dalam kehidupan ang ditandai dua ciri utama yaitu: a. Kesanggupan berkembang sebagai diri pribadi dan berintergrasi dengan lingkungan atau masyarakat. b. Kesanggupan untuk berbuat secara bertanggung jawab. Pendidikan jasmani bukan semata-mata berurusan dengan pembentukan badan, tetapi dengan manusia seutuhnya. Kroll (1982) mengemukakan bahwa “physical education through, and not of the phisical”.

Transcript of A

Page 1: A

A. Pendidikan Jasmani dan Olahraga

1. Pengertian

Istiah pendidikan jasmani (Phsical education) oleh Rusli lutan, dkk. Dijelaskan bahwa istilah

itu dari Amerika Serikat, dan Indonesia meminjam istilah tersebut untuk suatu kegiatan yang

bersifat mendidik denan memanfaatkan kegiatan jasmani, termasuk olahraga.

Di Indonesia dikenal dalam sejarah penggunaan istilah keolahragaan yaitu;

a. Masa gerak badan (1945-1950).

b. Masa pendidikan jasmani (1950-1961).

c. Masa olahraga ( 1961-1966)

d. Masa olahraga dan pendidikan jasmani (1978 hingga masa olahraga dan pendidikan

jasmani (1978 hingga sekarang).

Meski istilah yang digunakan berganti-ganti namun tekanannya tetap pada aspek

pendidikan.

Istilah pendidikan ialah: Bantuan secara sengaja kepada anak didik atau peserta didik

untuk mencpai kedewasaan”. Bahwa kedewasaan adalah kesanggupan secara berdikari untuk

memikul tugas dalam kehidupan ang ditandai dua ciri utama yaitu:

a. Kesanggupan berkembang sebagai diri pribadi dan berintergrasi dengan lingkungan

atau masyarakat.

b. Kesanggupan untuk berbuat secara bertanggung jawab.

Pendidikan jasmani bukan semata-mata berurusan dengan pembentukan badan, tetapi

dengan manusia seutuhnya. Kroll (1982) mengemukakan bahwa “physical education through,

and not of the phisical”.

Melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah, dan terbimbing

diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri atas

pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual emosional, sosial, dan moral-

spritual.

Olahraga berupa sub bagian dari permainan ciri khas olahraga ditandai dengan kebebasan

dan kegiatan sukarela tanpa paksaan, yang ditandai dengan:

a. Beroientasi pada kegiatan jasmani dalam wujud keterampilan motorik, daya tahan,

kekuatan, dan kecepatan.

b. Olahraga sebagai suatu realitas berbeda dengan pengertian bermain yang pada

dasarnya tidak sungguhan. Keterlibatan seseorang dalam olahraga merupakan sesuatu yang

nyata.

Page 2: A

2. Ruang Ligkup Pendidikan Jasmani

Pengalaman belajar yang bersifat mendidik, khususnya melalui pendidikan jasmani dapat

dibagi mejadi empat kelompok sebagai berikut:

a. Pembentukan Gerak

Memenuhi keinginan untuk bergerak.

Menghayati ruang, waktu dan bentuk, termasuk perasaan irama

Mengenal kemungkinan gerak diri sendiri.

Memiliki keyakinan gerak dan perasaan sikap (kinestetik)

b. Pembentukan Prestasi

Mengembangkan kemampuan kerja optimal melalui pengajaran ketangkasan.

Belajar mengarahkan diri untuk mencapai prestasi. Misalnya dengan pembinaan

kemauan, konsentrasi, keuleta.

Menguasai emosi.

Belajar mengenal keterbatasan dan kemampuan diri.

Membentuk sikap yang tepat terhadap nilai yang terdapat dalam sehari-hari, dan

olahraga

a. Pembentukan sosial

Mengakui dan menerima peraturan dan norma bersama.

Belajar bekerjasama menerima pimpinan dan memimpin.

Belajar bertanggung jawab, berkorban, dan memberikan pertolongan.

Mengembangkan pengakuan terhadap orang lain, sebagai diri pribadi dan rasa hidup

bermasyarakat.

Belajar mengenal dan menguasai bentuk kegiatan pengisi waktu luang secara aktif

b. Pertumbuhan

Meningkatkan syaraf untuk mampu melakukan gerak dengan baik dan berprestasi

optimal.

Meningkatkan kesehatan atau kesegaran jasmani termasuk kemampuan bertanggung

jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan kebiasaan hidup sehat.