A

23
Banjir Bandang di Padang, Air Lewati Jendela Rumah Air sungai meluap hingga ketinggian satu meter. Merendam rumah warga. ddd Rabu, 12 September 2012, 18:42 VIVAnews - Sungai Batang Kuranji, Padang Sumatera Barat, Rabu 12 September 2012 petang, meluap. Air sungai yang meluap itu merendam ratusan rumah di sejumlah titik dengan ketinggian hinggga satu meter. Setidaknya beberapa titik di tiga kecamatan--Kecamatan Pauh, Kuranji, dan Nenggalo--menerima akibat luapan air Sungai Kuranji ini. Menurut pantauan VIVAnews, ketinggian air sungai yang meluap itu mencapai jendela rumah-rumah warga. Daerah yang paling parah adalah Limau Manis dan Banda Gadang. Daerah ini merupakan dataran rendah yang berada di hilir sungai ini. Menurut Kapusdalops Penanggulangan Bencana Sumatera Barat, Ade Edwar, banjir ini disebabkan hujan deras di wilayah hulu Sungai Kuranji. "Kami telah menerjunkan tim," kata Ade Edwar kepada VIVAnews. Dia menambahkan, sejumlah warga yang terdampak luapan sungai itu sedang dalam proses evakuasi. Hingga saat ini belum ada laporan adanya korban jiwa maupun material. Sementara itu, Koordinator Sekber Pecinta Alam Sumbar, Rico Rahmat, mengatakan sudah melakukan investigasi ke hulu Sungai Kuranji pada 30 Agustus sampai 2 September yang lalu. "Kami sudah memprediksi banjir bandang akan terjadi, sebab material banjir bandang sebelumnya menumpuk di sepanjang sungai, terutama di Sungai Padang Janiah," kata Rico. Investigasi itu juga menemukan pinggiran sungai yang terkikis sepanjang 8 kilometer di bagian hulu. "Dan lebarnya di luar dugaan sebelumnya. Sungai yang semula kecil menjadi dua kali lapangan bola," katanya. "Diprediksi ini yang bakal menyebabkan banjir bandang susulan, yang terbukti sekarang," ujar dia. Dia menambahkan, diperkirakan banjir akan terus terjadi, karena hujan deras terus mengguyur wilayah hulu.

description

aa

Transcript of A

Banjir Bandang di Padang, Air Lewati Jendela RumahAir sungai meluap hingga ketinggian satu meter. Merendam rumah warga.dddRabu, 12 September 2012, 18:42 VIVAnews - Sungai Batang Kuranji, Padang Sumatera Barat, Rabu 12 September 2012 petang, meluap. Air sungai yang meluap itu merendam ratusan rumah di sejumlah titik dengan ketinggian hinggga satu meter.

Setidaknya beberapa titik di tiga kecamatan--Kecamatan Pauh, Kuranji, dan Nenggalo--menerima akibat luapan air Sungai Kuranji ini. Menurut pantauan VIVAnews, ketinggian air sungai yang meluap itu mencapai jendela rumah-rumah warga.

Daerah yang paling parah adalah Limau Manis dan Banda Gadang. Daerah ini merupakan dataran rendah yang berada di hilir sungai ini.

Menurut Kapusdalops Penanggulangan Bencana Sumatera Barat, Ade Edwar, banjir ini disebabkan hujan deras di wilayah hulu Sungai Kuranji. "Kami telah menerjunkan tim," kata Ade Edwar kepada VIVAnews.

Dia menambahkan, sejumlah warga yang terdampak luapan sungai itu sedang dalam proses evakuasi. Hingga saat ini belum ada laporan adanya korban jiwa maupun material.

Sementara itu, Koordinator Sekber Pecinta Alam Sumbar, Rico Rahmat, mengatakan sudah melakukan investigasi ke hulu Sungai Kuranji pada 30 Agustus sampai 2 September yang lalu. "Kami sudah memprediksi banjir bandang akan terjadi, sebab material banjir bandang sebelumnya menumpuk di sepanjang sungai, terutama di Sungai Padang Janiah," kata Rico.

Investigasi itu juga menemukan pinggiran sungai yang terkikis sepanjang 8 kilometer di bagian hulu. "Dan lebarnya di luar dugaan sebelumnya. Sungai yang semula kecil menjadi dua kali lapangan bola," katanya."Diprediksi ini yang bakal menyebabkan banjir bandang susulan, yang terbukti sekarang," ujar dia. Dia menambahkan, diperkirakan banjir akan terus terjadi, karena hujan deras terus mengguyur wilayah hulu.

Mengapa Banjir Bandang di Padang BerulangPecinta Alam Sumatera Barat temukan daerah tangkapan air tak berfungsidddKamis, 13 September 2012, 17:19VIVAnews - Banjir bandang akibat meluapnya Batang Kuranji dan Batang Arau berulang dalam rentang waktu sekitar satu bulan. Dua sungai besar yang membelah Kota Padang ini "mengamuk" menggerus daerah aliran sungai, merusak puluhan rumah. Pada bulan puasa lalu, amukan air memutuskan jembatan di Desa Limau Manis, Pauh, Padang.

Kegiatan normalisasi dua sungai besar ini terganggu karena banjir bandang yang kembali terjadi Rabu sore, 12 September 2012. Kawasan Ulu Gadut, Bandar Gadang, kembali digenangi banjir hingga 2 meter. Ratusan warga di Bandar Gadang, terpaksa dievakuasi.

Hujan deras di kawasan hulu sungai Batang Kuranji tidak hanya membawa banjir bandang. Tak kurang dari 11 tititk daerah punggungan bukit di Lambung Bukit, Batu Busuk--kawasan hulu sungai Batang Kuranji--dihantam longsor. Sedikitnya, enam rumah tertimbun longsor karena kondisi tanah yang labil. Sedangkan 30 rumah tercatat mengalami rusak berat hingga ringan karena bencana longsor dan banjir bandang kemarin.

Empat nyawa melayang. Jamaris (52), Nila (20) Nazwa (8) dan Safa (2) menjadi korban akibat lereng Bukit Ubi bergerak menimbun kediamannya.

Kemiringan kawasan ini, memang tidak memungkinkan warga untuk membangun pemukiman. Kawasan ini ibarat lembah yang diapit perbukitan dan di tengahnya mengalir sungai Batang Kuranji.

Walikota Padang Fauzi Bahar mengaku, lokasi tersebut tak memungkinkan untuk ditempati. "Longsor dan banjir bandang sewaktu-waktu bisa datang, kita berniat merelokasi warga di sini," ujar Fauzi Bahar di lokasi bencana, Kamis, 13 September 2012. Relokasi tak jauh dari lokasi yang terkena bencana.

Penebangan Liar

Minimnya daerah tangkapan air di kawasan hulu Batang Kuranji ditengarai menjadi penyebab banjir bandang dan longsor di kawasanhulu. Hasil investigasi Sekretariat Bersama Pecinta Alam (Sekber PA) Sumatera Barat di kawasan hulu Batang Kuranji menemukan fakta beroperasi sekitar 15 sawmill di kawasan tersebut.

Menurut Koordinator Sekber PA Sumbar Rico Rahmat, ada fakta menarik ditemukan saat menelusuri hulu Batang Kuranji pada 30 Agustus hingga 2 September lalu. "Kami tidak mengatakan illegal logging menjadi 100 persen penyebab utama banjir bandang, tapi areal tangkapan air jelas tidak berfungsi maksimal di hulu," ujar Rico.

Investigasi tersebut juga menemukan areal tutupan hutan di kawasan sudah tidak bagus. Bahkan sejumlah retakan di punggung bukit di kawasan hulu ditemukan di sejumlah titik. Diduga kuat, retakan ini akibat gempa 2009 lalu. "Kami juga menemukan 16 titik tumpukan material yang bisa membangun embung (waduk alami) yang sewaktu-waktu bisa meledak," katanya.

Walikota Fauzi Bahar tidak membantah jika illegal logging menjadi salah satu penyebab banjir bandang. "Fakta yang ditemukan tim investigasi (Sekber PA) begitu, kalau tidak percaya, ayo kita lihat ke atas," katanya.

Data Sekber PA Sumbar juga menyebutkan, penebangan kayu di kawasan hulu tersebut telah terjadi sejak 1950. Hingga kini, kawasan hutan lindung ini juga masih beroperasi gergaji mesin yang mengeluarkan belasan kubik kayu setiap harinya.

Bangun Waduk di Hulu

Sementara itu, Fauzi Bahar mengaku tengah menyiapkan rencana besar untuk mengatasi banjir bandang akibat luapan Batang Kuranji. Pemerintah kota telah mengusulkan ke pusat untuk membangun waduk di kawasan hulu sungai tersebut.

"Kami akan tampung airnya dalam lima waduk yang ketinggiannya bisa mencapai 50 meter, ini akan sangat membantu pertanian masyarakat," ujar Fauzi semangat.

Ia mengaku, rencana membangun lima waduk di lima aliran sungai di Padang ini akan memakan biaya kurang lebih Rp200 miliar. Diperkirakan, masing-masing waduk akan menelan biaya Rp30 miliar hingga Rp50 miliar.

"Kami berharap tahun depan sudah bisa dimulai pembangunannya, ini tidak kalah penting dibanding membangun selter tsunami," ujar walikota. (eh)

Banjir Bandang di Padang Diduga karena Penebangan LiarKamis, 13 September 2012 01:33 wibBudi Sunandar - Sindo TVPADANG - Banjir bandang yang menyerang empat kecamatan di Kota Padang mengakibatkan ratusan kepala keluarga mengungsi ke musala dan rumah warga yang jauh dari lokasi. Dugaan sementara penyebab banjir ini adalah karena illegal loging.Empat kecamatan yang terkena banjir bandang yaitu Nagari Limau Manis Kecamatan Pauh, Tabing Bandar Gadang kecamatan Nanggalo, Ulu Gadut Kecamatan Lubuk Kilangan, dan Kecamatan Kuranji Kota Padang.Sementara dua kecamatan terparah saat ini adalah Kecamatan Nanggalo dan Kecamatan Pauh. Sebanyak 59 kepala keluarga diungsikan ke musala-musala dan pemukiman warga yang aman dari banjir. Menurut Sunarji, Ketua RT Tabing Bandar kecamatan Nanggalo, warga yang mengungsi saat ini sangat membutuhkan makanan dan alat penerangan.Sementara itu, menurut Walikota Padang, Fauzi Bahar dugaan sementara banjir bandang tersebut diakibatkan karena adanya penebangan hutan secara liar di atas Bukit limau Mans yang menyebabkan terdapatnya kantong-kantong air.

Penyebab Banjir Bandang di Padang Versi WALHIRabu, 25 Juli 2012 12:08 wibHardiat Dani Satria - OkezoneJAKARTA - Banjir bandang yang melanda Kota Padang pada Selasa kemarin menimbulkan tanda tanya. Pasalnya, hujan hanya berlangsung selama tiga jam. Lalu apa penyebabnya?

Penyebab terjadinya banjir di Padang karena topografi hulu yang sudah mengalami degradasi. Selain itu bantaran sungai juga mengalami sendimentasi, kata Manager Penanganan Bencana WALHI, Mukri, saat dihubungi Okezone, Rabu (25/07/2012).

Lanjutnya, terdapat kerusakan hutan pada bagian hulu sungai dan mengakibatkan erosi. Akibatnya terjadi penumpukan material pada daerah bantaran sungai. Sehingga mengakibatkan pendangkalan air sungai. Drainase yang buruk karena tidak dikelola oleh Pemda Kota, imbuh Mukri.

Pemerintah daerah, kata dia, seharusnya peduli dengan masalah drainase yang ada di Padang. Drainase yang buruk akan mengakibatkan meluapnya air saat banjir. Menurut Mukri, seharusnya BMKG selalu memberikan informasi terkait dengan kondisi yang ada.

Informasi terkait bencana harus terus dipantau, agar kejadian seperti banjir di Padang ini tidak terulang lagi. Perlunya juga untuk memasukkan daerah rawan bencana ke rencana anggaran pemerintah. Dengan demikian persiapan untuk penanggulangan bencana dapat dilakukan. (trk) Banjir Bandang Landa PadangKamis, 13/09/2012 - 07:27:31 WIBJambiekspressnewsEmpat Warga DilaporkanTertimbun, Ratusan DiungsikanPADANG Prediksi sejumlah ahli, aktivis lingkungan dan mahasiswa pecinta alam bakal terjadinya banjir bandang susulan setelah bencana yang sama 24 Juli lalu, akhirnya terbukti.Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Pauh, Kota Padang sejak pukul 14.00 WIB menimbulkan bencana banjir bandang akibat meluapnya Danau Kariang berjarak 30 meter di perbukitan hulu Sungai Batang Kuranji sekitar pukul 16.30 WIB, kemarin (12/9).Hujan deras juga memicu longsor tiga titik lokasi di kawasan Batu Busuk. Informasi yang dihimpun Padang Ekspres di kawasan itu, lima rumah warga tertimbun longsor. Tepatnya di RT I, II dan IV. Dilaporkan empat orang warga di kawasan itu tertimbun longsor.Keempat warga itu terdiri dari tiga orang bocah dan satu orang dewasa. Hal itu diungkapkan Si Em, 28, warga RT IV yang bersama istrinya Juli berhasil selamat. diperkirakannya tertimbun di rumahnya.Sementara itu, banjir bandang merendam ribuan rumah warga setengah meter hingga lebih satu meter di kawasan Batu Busuk, Koto Panjang dan Limau Manih, Alai Pauh di Kecamatan Pauh, serta di Kecamatan Nanggalo meliputi daerah Gurun Laweh dan Tabing Banda Gadang. Di kawasan tersebut ratusan warga diungsikan.Di Pauh, saat ketinggian air yang baru mencapai setinggi pinggang orang dewasa, ratusan warga berbondong-bondong pergi ke tempat ketinggian untuk menyelamatkan diri bersama keluarga.Warga yang tinggal di Koto Panjang Pauh sempat terisolasi karena tidak bisa menyeberang ke Limau Manih akibat jembatan penghubung dua daerah itu putus saat banjir bandang Juli lalu dan belum selesai diperbaiki. Beberapa jam kemudian mereka berhasil dievakuasi tim BPBD, SAR dan Dinas Pemadam Kebakaran Padang menggunakan seutas tali.Saat itu warga yang terdiri ibu-ibu, anak-anak, dan para orang tua tersebut bersusah payah sambil terus memegang tali. Pasalnya, saat mereka menyebarang, arus sungai Batang Kuranji sangat deras menerpa tubuh mereka.Kami harus mengungsi sekarang, kalau tidak kami akan terjebak seperti kejadian banjir bandang Juli lalu. Kami akan mengungsi sampai air sudah kecil, rencananya kami mengungsi di Masjid Raya Limau Manis, karena masjid itu berada di ketinggian, ujar Neti , 50 kepada Padang Ekspres.Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu, menyebutkan, tahun lalu dia dan keluarganya sempat terjebak banjir bandang yang sangat menakutkan dan membuat diri serta keluarga trauma hingga kini. Diakuinya, semula air sungai batang Kuranji ini masih terlihat tenang sekitar pukul 15.00 WIB, setelah itu air sungai Batang Kuranji mulai berubah warna dari bening jadi coklat, setelah perubahan tersebut hujan lebat yang disertai petir terjadi.Warga yang melihat adanya perubahan tersebut, mengambil keputusan mengungsi secara bersama saat warga tengah bersiap, deru air semakin kuat dan warga bertambah takut.Wanita yang tengah memegang cucunya itu, mengungkapkan, setelah mendengar deru air semakin kuat, ia dan warga lain tidak bisa menyeberang lagi akibat jembatan yang putus Juli lalu belum bisa dilalui. Setelah menunggu, tidak beberapa lama tim BPBD, Basarnas muncul dan mengatakan seluruh warga akan diseberangkan menggunakan tali tambang yang telah diikatkan di sisi kiri dan kanan sungai.Sementara, warga yang tinggal dekat pinggir sungai di kawasan Batu Busuk seluruhnya telah mengungsi ke tempat ketinggian, tepatnya di SD Semen Padang, dekat PLTA Pauh.Selain merendam rumah warga, luapan air Sungai Batang Kuranji juga membanjiri jalan raya sehingga arus tranportasi dari dan ke kampus Unand Limau Manis, tepatnya jalan Pasar Baru tidak bisa dilewati kendaraan.Kawasan Jalan Pasar Baru, yang banyak ditinggali anak kos-kosan ratusan mahasiswa Unand, terlihat mengemasi barang-barang agar tidak terendam air yang terus meninggi.Banjir bandang yang mengalir deras ke muara sungai, mengakibatkan rumah warga yang dilintasi air itu juga ikut tergenang, karena tingginya genangan air tersebut juga merendam jalur kereta api, akibatnya kereta api yang membawa rangkaian gerbong semen BB 3038403 terpaksa berhenti.Salah satu kawasan padat penduduk, yang dilintasi banjir bandang itu yakni Kelurahan Gurun Laweh, Kecamatan Nanggalo. Di tempat itu, tepatnya di dekat SMA 12 Padang warga terlihat sudah mengemasi barang-barangnya dan mengungsi sekitar pukul 18.00 WIB karena genangan air sudah mencapai lutut orang dewasa. Di kawasan ini, warga mengungsi ke masjid Baitul Makmur, beserta keluarga. Warga terlilhat hanya membawa barang seadanya dan beberapa surat berharga dan surat penting.Banjir bandang yang melanda dua kecamatan ini, mengundang perhatian warga yang melintas di jalan Bypass, seperti di jembatan Kuranji dan Kelawi. Akibatnya terjadi kemacetan panjang kendaraan yang akan melintas di dua jembatan itu. Untuk mengurai kemacetan ini, tampak jajaran Satuan Lalu Lintas Polresta Padang turun ke lokasi.Sampai berita ini diturunkan, curah hujan di Kecamatan Pauh yang merupakan hulu Sungai Batang Kuranji masih deras, dan rumah warga terendam.

Walikota Bantah Ada Korban Jiwa Akibat Banjir PadangRabu, 25 Juli 2012, 05:39 WIBRepublika onlineREPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Wali kota Padang, Fuazi Bahar membantah adanya informasi yang menyatakan terdapat korban jiwa akibat banjir yang melanda Kota Padang, karena pihaknya belum menerima laporan resmi.

"Hingga kini, setelah dicek ulang ke lokasi, tidak ada laporan resmi terkait adanya korban jiwa, meski pun dikabarkan terdahulu ada indikasi di Kecamatan Pauh, dan Kecamatan Nanggalo," kata Wali kota Padang, Fauzi Bahar yang turun ke lokasi kejadian di Kecamatan Pauh, Kota Padang, Rabu dini hari.

Menurutnya, saat ini ratusan warga mengungsi ke daerah aman, terutama daerah aman yang jauh dari tempat bencana. "Ini dikarenakan mereka (warga) masih cemas kejadian yang sama akan terulang kembali," katanya.

Dari catatan pihak BPBD Kota Padang, lanjut Fauzi Bahar warga yang mengungsi tersebut dari Banda Gadang Kecamatan Nanggalo sebanyak 138 KK, Kalumbuak Kecamatan Kuranji 50 KK, Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo 62 KK, dan warga Surau Gadang Kecamatan Nangggalo 22 KK.

"Sedang warga Kecamatan Pauh, dan Lubuk Begalung masih dalam pendataan," katanya. Dia mengatakan, berdasarkan data BPBD Padang, banjir bandang melanda di lima kecamatan yang berada di Kota Padang.

"Banjir itu terjadi di Kecamatan Pauh, Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan, Kuranji serta Kecamatan Nanggalo," ungkapnya. Menurutnya, banjir yang melanda lima kecamatan tersebut menyebabkan beberapa rumah serta satu unit mushala hanyut terbawa deras air.

"Selain itu beberapa rumah warga juga terendam banjir, kemudian dua unit jembatan berada di daerah Pauh mengalami kerusakan," katanya.

Banjir selain menghanyutkan serta merendam ratusan rumah warga, tambah Fauzi Bahar, juga membawa hanyut hewan ternak, bahkan puluhan hektare tanaman padi juga ikut terendam. "Hingga saat ini kita belum tahu berapa kerugian material akibat banjir yang melanda lima kecamatan di kota Padang itu," kata Fauzi Bahar.

Bencana banjir bandang menerjang Kota Padang Sumbar terjadi pada Selasa 24 Juli 2012 malam, dipicu terjangan badai, dan hujan deras sejak sore.

Puncaknya, sekitar pukul 18.30 WIB, air mulai meluap di hulu sungai Lubuk Kilangan Kecamatan Lubuk Kilangan dan Hulu Sungai Batang Kuranji Kecamatan Kuranji. Banjir Bandang Landa PadangSelasa, 24 Juli 2012 | 23:07 WIBPADANG, KOMPAS.com Banjir bandang melanda sebagian kawasan di Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (24/7/2012) malam ini.Tidak kurang dari enam orang hilang dalam peristiwa itu. Sejumlah bangunan di tepian sungai ikut hilang tersapu derasnya air.Relawan Sekretariat Bersama Pencinta Alam Sumbar, Riki Hendra, saat dihubungi menambahkan, puluhan hektar sawah di kawasan Batu Busuak, Kecamatan Pauh, rusak.Sementara tiga unit rumah dan satu surau di kawasan yang sama ikut hanyut. "Saat ini masyarakat mengungsi di sekitar PLTA Semen Padang," katanya.Ia menambahkan, selain kawasan Kecamatan Pauh, banjir juga menggenangi kawasan Kecamatan Lubuk Kilangan. Jalan raya di sekitar kawasan Pasar Baru, Kecamatan Pauh, relatif sulit dilalui kendaraan.Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumbar, Ade Edward, ketika dihubungi mengatakan, Sungai Batang Kuranji dan Batang Arau yang meluap sejak sore hari menjadi penyebab banjir tersebut.

Memahami Banjir Bandang PadangJul. 25 Analisa, Literature Study, Opini 5 comments Banjir bandang merupakan salah satu bencana yang sering memakan banyak korban.Waktu kejadiannya bisa dipastikan setelah hujan lebat atau di musim penghujan. Dalam istilah inggris, ada yang menamakan banjir bandang sebagai flash floodkarena datangnya sangat cepat (flash)dan ada juga yang menamakannya debris flow(aliran bahan rombakan). Penulis sendiri lebih memilih istilah debris flowuntuk banjir bandang karena ketika banjir bandang terjadi, ianya membawa bahan rombakan (air, tanah, batu, dan kayu). Bahan rombakan ini bisa menambah momentum air (massa x kecepatan) sehingga apa saja yang ada di depannya pasti disapu bersih.Longsor di HuluBanjir bandang terjadi dalam waktu yang sangat cepat seolah-olah tanpa peringatan dan berbeda dengan banjir biasa, dimana permukaan air naik secara perlahan-lahan. Banjir bandang berpotensi terjadi di kawasan aliran sungai yang terbentuk dari lembah perbukitan. Penyebab utama banjir bandang adalah terbentuknya bendungan alami akibat longsornya tanah dari lereng-lereng di sepanjang aliran sungai. Bendungan alami ini biasanya terbentuk dari hasil longsoran berupa batu, tanah, dan kayu hasil penebangan liar sepanjang lereng.Kejadian longsor ini sangat dipengaruhi oleh keadaan geologi batuan/tanah pembentuk lereng, perpohonan dan kemiringan lereng.Bendungan alami yang terbentuk karena longsor ini menyebabkan air hujan dan air yang turun dari lereng-lereng perbukitan tertampung di atas sehingga terbentuk danau atau tampungan air dalam jumlah besar. Kian hari air yang terbendung tersebut bertambah banyak dan ketika bendungan alami tadi tidak sanggup lagi menahan jumlah air tersebut maka bendungan tersebut akan rusak. Rusaknya bendungan alami ini menyebabkan tertumpahnya air sekian banyak dan mengalir melalui lembah dan aliran sungai lama serta menghantam segala yang ada di depannya. Faktor-faktor penyebab terjadinya tanah longsor dapat dilihat pada gambar 1 di atas.Melihat proses kejadiannya, banjir bandang ini tidak bisa di kategorikan sebagai bencana hidrologi murni melainkan bencana geologi karena ada proses geologi berupa tanah longsor sebagai penyebab utama terbentuknya bendungan alami. Beberapa upaya mitigasi banjir bandang pernah saya tulis pada tulisan Upaya Mitigasi Banjir Bandang.Banjir Bandang Padang (24 Juli 2012)Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, banjir bandang Padang terjadi pada hari Selasa (24/7) pukul 18.30 wib yang diawali hujan deras di hulu sungai sejak pukul 16.30 wib sampai pada pukul 23.00 wib curah hujan masih tinggi.Daerah yang terlanda banjir bandang meliputi daerah:Ilir Sungai Lubuk Kilangan sampai ke Ujung Tanah,Sungai Kurao Pagang, terendamnya Perumahan di Banda Gadang Gunung Pangilun danBantaran Hulu sampai Hilir Sungai Batang Kuranji meliputi daerah Limau Manis, Kuranji, Siteba.Pada Gambar di atas terlihat jelas bentuk lembah-lembah yang membentuk aliran sungai di atas kota Padang. Di sepanjang lembah-lembah tersebut sangat dimungkinkan terjadinya longsor yang membentuk bendungan alami. Banyaknya bongkahan kayu yang terbawa oleh banjir bandang ini mengindikasi adanya penebangan pohon di kawasan lereng yang menjadi penyebab terjadinya longsor.Garis merah putus menunjukkan dugaan genangan banjir bandang. Banjir bandang tersebut juga terjadi setelah adanya hujan selama 6 Jam dan ini mengindikasikan bahwa bendungan dan danau alami sudah ada sejak lama di atas sekitar lembah-lembah permukitan. Hujan 6 Jam ini hanya sedikit menambah jumlah volume air tampungan namun mempunyai andil besar dalammengerus bendungan alami sehingga jebol dan terjadilahbanjir bandang.

Pembalakan Liar Diduga Penyebab Banjir Bandang di Padang Rabu, 25 Juli 2012 15:43PADANG, BeritAnda - Bencana banjir bandang (galodo) yang melanda lima kecamatan di Kota Padang pada Selasa kemarin masih menimbulkan beragam analisa penyebab terjadinya bencana tersebut. Berbagai kalangan pemerhati lingkungan dan akademisi menyebutkan bencana tersebut diakibatkan pembalakan liar yang terjadi di Kota Padang. Pemko Padang pun memperkirakan demikian.Menurut Walikota Padang, Fauzi Bahar, bencana banjir bandang yang melanda lima kecamatan diduga diakibatkan praktek pembalakan liar di daerah perbukitan sekitar lokasi bencana. Dugaan tersebut berdasarkan material banjir yang terbawa arus longsoran tanah berupa pohon besar dan bekas potongan pohon yang ditebang, terangnya.Pemko Padang akan membentuk tim pengawas pembalakan liar serta menginstruksikan kepada masyarakat yang menemukan dan melihat adanya praktek pembalakan liar tanpa izin, untuk segera melaporkan ke pihak kepolisian ataupun Pemko Padang.Pemko Padang akan membuka sms online untuk laporan tersebut dan setiap laporan yang ditindaklanjuti akan diberikan imbalan Rp500.000/ laporan, dengan kerahasian pelapor terjamin, himbaunya.Walikota pun menegaskan, kondisi hutan di Kota Padang dari total lahan mencapai 12.000 Ha, sekitar 20 persen mengalami kerusakan akibat praktek pembalakan liar. Praktek illegal logging terparah berada di 6 Kecamatan yakni Kec. Pauh, Kec. Koto tangah, Kec. Lubuk Kilangan, Kec. Lubuk Begalung serta Kec. Bungus Teluk Kabung, tegasnya.Berdasarkan data BPBD Kota Padang belum ada temuan korban jiwa dan korban hilang. Korban mengungsi telah diamankan ke tempat yang lebih aman antara lain dari daerah Banda Gadang Kec. Nanggalo sebanyak 138 KK, daerah kalumbuak Kec. Kuranji 50 KK, Gurun Laweh Kec. Nanggalo 62 KK dan warga Surau Gadang Kec. Nanggalo 22 KK. Sedangkan Kec. Pauh dan Kec. Lubuk Begalung masih dalam pendataan. Peristiwa bencana banjir bandang yang melanda Kota Padang selain meresahkan masyarakat akan adanya banjir susulan, juga telah menimbulkan beragam analisa yang dikaitkan dengan penataan kembali RTRW Kota Padang terutama peringatan mengantisipasi potensi bencana di kawasan 412 Ha yang beralih fungsi menjadi kawasan produktif bahan baku semen. (Ah/Fd)- See more at: http://www.beritanda.com/nasional/berita-nasional/berita-bumi/8126-pembalakan-liar-diduga-menjadi-permasalahan-banjir-bandang-di-padang.html#sthash.azQ9GB9T.dpuf

WALHI Ungkap Penyebab Banjir Bandang di Padang

Read more at: http://ciricara.com/2012/07/25/walhi-ungkap-penyebab-banjir-bandang-di-padang/Copyright CiriCara.com Padang (CiriCara.com) Banjir bandang yang menerjang kota Padang, Sumatera Barat pada Selasa, 24 Juli 2012 kemarin menyisakan tanda tanya besar. Pasalnya, intensitas hujan yang mengguyur Padang kemarin sore masih dalam tahap wajar. Lalu apa penyebabnya? Manager Penanganan Bencana WALHI, Mukri menuturkan bahwa banjir bandang di Padang itu disebabkan karena adanya perubahan tanah yang mengalami degradasi. Kedalaman sungai yang mulai mendangkal juga disebut sebagai penyebab banjir bandang. Penyebab terjadinya banjir di Padang karena topografi hulu yang sudah mengalami degradasi. Selain itu bantaran sungai juga mengalami sendimentasi (pendangkalan), kata Mukri seperti dikutip dari Okezone, Rabu (25/7/2012). Lebih lanjut, Mukri menjelaskan bahwa banjir bandang disebabkan karena kerusakan hutan di Padang yang memicu munculnya erosi tanah. Akibatnya, tanah yang mengalami erosi ini menumpuk di bantaran sungai sehingga terjadi pendangkalan. Ditambah lagi sistem drainase air yang buruk karena tidak dikelola oleh Pemda Kota. Berdasarkan informasi terbaru, banjir bandang yang terjadi pukul 18.30 WIB kemarin ini mengakibatkan lima lokasi terendam air bah. Lokasi tersebut antara lain, bantaran sungai Lubuk Kilangan, sungai Ujung Tanah, sungai Kurai Pangan, sungai Batang Anai, dan sungai Kuranji. Menurut Mukri, seharusnya pemerintah daerah bisa lebih peduli dengan masalah drainase yang ada di Padang. Karena drainase yang buruk akan mengakibatkan banjir. Ia juga mengimbau seharusnya pihak BMKG bisa memberikan informasi kondisi cuaca kepada masyarakat setempat agar bisa mengantisipasi bencana. Mukri menjelaskan bahwa informasi terkait bencana seharusnya terus dipantau, agar banjir bandang dadakan di Padang ini tidak terjadi di daerah lain. Menurutnya, pemerintah juga harus memberikan anggaran untuk wilayah yang memang dikategorikan rawan bencana alam. Langkah tersebut, lanjut Mukri, bertujuan untuk mencegah adanya korban jiwa. Dan persiapan untuk penanggulangan bencana alam juga bisa dilakukan dengan sempurna serta cepat. (YG)

Read more at: http://ciricara.com/2012/07/25/walhi-ungkap-penyebab-banjir-bandang-di-padang/Copyright CiriCara.com

Jejak Pembalakan Liar di Pinggiran Kota PadangREP | 27 July 2012 | 02:19PADANG Suatu kebetulan saya hobi berpetualang ke hutan-hutan, tak terkecuali hutan sekitar pinggiran kota Padang. Yang kulihat pohon-pohon dengan diameter lumayan besar sudah nyaris tak ada lagi. Yang tersisa hanya pohon-pohon kecil rerata berdiamter lingkaran paling besar 30-an cm (sebesaran betis orang dewasa).Waktu kejadian galodo (banjir bandang) besar, Selasa (24/7) malam, nampak terlihat berbagai gelondongan kayu yang terindikasi kuat sisa pembalakan liar di hulu sungai Batang Kuranji, Limaumanih, Padang. Walhi Sumatera Barat sudah menyimpulkan penyebab banjir bandang tersebut adalah pembalakan liar di hulu sungai.Cobalah Tuan berjalan ke hulu Batu Busuk, Kelurahan Limaumanih, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Sesudah ketemu jembatan Batu Busuk yang terbuat dari kepingan besi, nah, terus saja ke arah hulu. Nanti akan ketemu PLTA Kuranji milik PT Semen Padang, langsung belok ke kiri naik ke atas bukit. Di lereng bukit itu, Tuan akan melihat bekas gelondongan kayu di luncurkan dari atas.Bekas luncuran gelondongan kayu di atas tanah itu menjadi ceruk memanjang dari atas hingga ke bawah. Bentuknya berupa siring membulat panjang, melewati celah-celah semak belukar. Di sanalah hasil pembalakan liar diluncurkan dari atas bukit ke bawah pada mendekat waktu magrib atau pagi-pagi sekali.Sekali waktu cobalah jua Tuan berjalan ke arah Lubuk Minturun. Teruuuuus saja ke arah hulu, ke arah Kelurahan Air Dingin, Balai Gadang, Padang. Di sana ada jalan tembus rintisan Padang - Solok tapi belum selesai, terhenti sejak 1998. Jalan ini melewati hutan Lindung di Air Dingin. Di tepi jalan jelas sekali terpampang papan pemberitahuan yang besar berisi kutipan pasal-pasal dalam UU Kehutanan dan pemberitahuan bahwa di sana merupakan kawasan hutan lindung yang terlarang dirambah. Nyatanya, dirambah juga.

Hutan Lindung Air Dingin, Balai Gadang, Padang, sudah bablas kena rambah. Hutan Lindung ini merupakan hulu dari sungai Lubuk Minturun, Padang. Doc. Pribadi (24 Maret, 2012).Demikian halnya jika Tuan menyempatkan waktu melihat pebukitan Karang Putih Indarung. Di pebukitan yang merupakan konsesi milik PT Semen Padang ini, tepatnya ke arah hulu, hutan lindung juga sudah diperawani. Dibabat.

Hutan di bagian hulu Kampus Universitas Andalas, Limaumanih, Padang. Hutan ini merupakan hulu dari sungai Batang Kuranji. Terlihat tidak ada lagi pohon-pohon yang besar. Doc. Pribadi (12 Maret 2011))Di hulu Universitas Andalas juga demikian seperti terlihat dari foto di atas. Hutan Raya Undand sudah bablas, tidak ada lagi pohon yang besar. Bekas-bekas penebangan pohon di hulu Hutan Raya Unand, juga nampak jelas. Saya biasa membawa anak sulung bermain hiking ke hutan di kawasan ini.

Daerah Aliran Sungai (DAS) rusak parah. DAS ini di Kelurahan Tarantang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, nampak rusak parah. Tiap hari pasir dan kerekel dari DAS ini diambil dengan bebas. Truk Toyota Buaya biasa masuk sampai ke tengah sungai. Bangunan dengan cerobong asap nun di hulu sana adalah pabrik PT Semen Padang. Doc. Pribadi (5 Juli 2011)Buruknya penegakan hukum di hutan Lindung hulu sungai diperparah lagi dengan buruknya penegakan hukum di DAS hilir sungai. Pasir, batu dan kerekel diambil para penambang dengan leluasa. Truk Toyota Buaya biasa masuk hingga tengah sungai untuk mengangkut batu, pasir dan kerekel. Bisa diduga, jika banjir melanda dari hulu sungai, banjir besar bisa meluap ke tepian sungai.Hampir semua hutan di sekitar hulu perbukitan yang melingkari kota Padang sudah diperawani. Dibabat tanpa ampun. Tak terkecuali di hutan sekitar air terjun Kelurahan Teluk Bungus, Kecamatan Teluk Kabung, Padang. Sekitar tiga bulan lalu saya pergi ke hutan di sana, nampak dengan jelas bekas kayu-kayu diluncurkan dari atas bukit ke bawah; bekas tanah sudah berlobang cukup dalam memanjang dari atas ke bawah bukit; bunyi mesin senso perambah hutan juga terdengar meraung-raung; beberapa pohon nampak tumbang nyungsep dari atas bukit curam jatuh ke batang sungai dekat air terjun.Kota Padang seperti kuali raksasa yang di pinggirannya dikelilingi bukit. Sayangnya, hutan di bukit-bukit tersebut sudah dirambah dengan ganas. Ditambah dengan banyaknya sungai yang melintasi kota ini, jangan heran jika ancaman longsor dan banjir bandang akan terus mengintai.Yang dibutuhkan adalah penegakan hukum. Tak cukup doa-doa tolak bala, istighosa, Asmaul Husna, dan semacamnya yang digagas oleh Walikota Padang Dr Fauzi Bahar untuk menghalau banjir dan tsunami. [Pembalakan Liar Diduga Penyebab Banjir Bandang di PadangRabu, 25 Juli 2012 15:43PADANG, BeritAnda- Bencana banjir bandang (galodo) yang melanda lima kecamatan diKota Padang pada Selasa kemarin masih menimbulkan beragam analisa penyebab terjadinyabencana tersebut. Berbagai kalangan pemerhati lingkungan dan akademisi menyebutkan bencana tersebutdiakibatkan pembalakan liar yang terjadi di Kota Padang. Pemko Padang pun memperkirakandemikian.Menurut Walikota Padang, Fauzi Bahar, bencana banjir bandang yang melanda limakecamatan diduga diakibatkan praktek pembalakan liar di daerah perbukitan sekitar lokasibencana. Dugaan tersebut berdasarkan material banjir yang terbawa arus longsoran tanahberupa pohon besar dan bekas potongan pohon yang ditebang, terangnya.Pemko Padang akan membentuk tim pengawas pembalakan liar serta menginstruksikankepada masyarakat yang menemukan dan melihat adanya praktek pembalakan liar tanpa izin,untuk segera melaporkan ke pihak kepolisian ataupun Pemko Padang.Pemko Padang akan membuka sms online untuk laporan tersebut dan setiap laporan yangditindaklanjuti akan diberikan imbalan Rp500.000/ laporan, dengan kerahasian pelaporterjamin, himbaunya.Walikota pun menegaskan, kondisi hutan di Kota Padang dari total lahan mencapai 12.000 Ha,sekitar 20 persen mengalami kerusakan akibat praktek pembalakan liar. Praktek illegal loggingterparah berada di 6 Kecamatan yakni Kec. Pauh, Kec. Koto tangah, Kec. Lubuk Kilangan, Kec.Lubuk Begalung serta Kec. Bungus Teluk Kabung, tegasnya.Berdasarkan data BPBD Kota Padang belum ada temuan korban jiwa dan korban hilang.1 / 2Pembalakan Liar Diduga Penyebab Banjir Bandang di PadangRabu, 25 Juli 2012 15:43Korban mengungsi telah diamankan ke tempat yang lebih aman antara lain dari daerah BandaGadang Kec. Nanggalo sebanyak 138 KK, daerah kalumbuak Kec. Kuranji 50 KK, GurunLaweh Kec. Nanggalo 62 KK dan warga Surau Gadang Kec. Nanggalo 22 KK. Sedangkan Kec.Pauh dan Kec. Lubuk Begalung masih dalam pendataan. Peristiwa bencana banjir bandang yang melanda Kota Padang selain meresahkan masyarakatakan adanya banjir susulan, juga telah menimbulkan beragam analisa yang dikaitkan denganpenataan kembali RTRW Kota Padang terutama peringatan mengantisipasi potensi bencana dikawasan 412 Ha yang beralih fungsi menjadi kawasan produktif bahan baku semen. (Ah/Fd)