A4 101 f Kronologi Xix-xxi

4
KRONOLOGI PERISTIWA CUMBOK 1 Oktober 1945 Rakyat Aceh menghidupkan kembali radio dan mengetahui bahwasannya Proklamasi kemerdekaan Indonesia telah diucapkan di Jakarta oleh Soekarno-Hatta. Akhir 1945 Ada berita yang menyatakan bahwa Kekaisaran Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan seluruh daerah jajahan yang diperoleh di dalam peperangan Asia Timur Raya segera akan dimiliki kembali oleh pemerintah yang berdaulat sebelumnya. Desember 1945 Peristiwa pembasmian pengkhianat tanah air karena yang melancarkan serangan pertama adalah pihak uleebalang, mereka merasa lebih kuat dan gerakan rakyat hanya bersifat reaktif belaka terhadap aksi mereka. 22 Oktober 1945 Konferensi uleebalang di Beureuoneen yang diadakan di rumah Teuku Umar Keumangan, seorang uleebalang yang tertua dan sudah masyhur kejahatannya menjadi sebagai preadviseur telah memberikan anjuran-anjuran kepada konperensi harus mempertahankan kekuasaannya dengan memakai cara-cara seperti yang telah dipakai waktu melawan Kerajaan Aceh yang dahulu dan membentuk tentara sendiri. Membentuk Markas uleebalang di Pidie. 25 Desember 1945 Markas uleebalang memulai tentaranya untuk menduduki dan menguasai kota Sigli, suatu kota yang penting dan dengan menguasainya mereka dapat memutuskan jalan per-hubungan antara seluruh organisasi perjuangan kemerdekaan di seluruh Aceh. Di tengah malam buta tentara liar Pengantar Penulis xix

description

kronologi

Transcript of A4 101 f Kronologi Xix-xxi

PERISTIWA PEMBANTAIAN PKI DI ACEH

Kronologi Peristiwa Cumbok

1 Oktober 1945Rakyat Aceh menghidupkan kembali radio dan mengetahui bahwasannya Proklamasi kemerdekaan Indonesia telah diucapkan di Jakarta oleh Soekarno-Hatta.

Akhir 1945Ada berita yang menyatakan bahwa Kekaisaran Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan seluruh daerah jajahan yang diperoleh di dalam peperangan Asia Timur Raya segera akan dimiliki kembali oleh pemerintah yang berdaulat sebelumnya.

Desember 1945Peristiwa pembasmian pengkhianat tanah air karena yang melancarkan serangan pertama adalah pihak uleebalang, mereka merasa lebih kuat dan gerakan rakyat hanya bersifat reaktif belaka terhadap aksi mereka.

22 Oktober 1945Konferensi uleebalang di Beureuoneen yang diadakan di rumah Teuku Umar Keumangan, seorang uleebalang yang tertua dan sudah masyhur kejahatannya menjadi sebagai preadviseur telah memberikan anjuran-anjuran kepada konperensi harus mempertahankan kekuasaannya dengan memakai cara-cara seperti yang telah dipakai waktu melawan Kerajaan Aceh yang dahulu dan membentuk tentara sendiri. Membentuk Markas uleebalang di Pidie.

25 Desember 1945Markas uleebalang memulai tentaranya untuk menduduki dan menguasai kota Sigli, suatu kota yang penting dan dengan menguasainya mereka dapat memutuskan jalan per-hubungan antara seluruh organisasi perjuangan kemerdekaan di seluruh Aceh. Di tengah malam buta tentara liar mereka mulai masuk kota Sigli dan terus menduduki tempat-tempat strategis. Rakyat umum dan pemuda dilarang masuk kota. Tiada lama kemudian di luar kota rakyat yang ditahan tidak boleh masuk kota sudah beribu-ribu jumlahnya. Ketika itu kaum uleebalang sedang berusaha keras supaya tentara Jepang yang pada saat itu masih di dalam kota Sigli untuk segera menyerahkan senjatanya kepada mereka.

10 Desember 1945Markas uleebalang mengadakan rapatnya di Lhungputu, menghasilkan keputusan untuk menangkap dan membunuh pemimpin-pemimpin pemuda dan organisasi perjuangan lain-nya dan tindakan-tindakan ini harus sudah selesai dijalankan pada tanggal 25 Desember 1945. setelah rapat selesai tentara mereka mengadakan manuver besar-besaran dengan memper-gunakan tembakan-tembakan karabijn, mitrailleur dan mortir yang menjadi sasaran mereka adalah rumah-rumah dan perkampungan rakyat. Machtsvertoon ini telah menimbulkan penderitaan yang tiada terhingga bagi rakyat.

22 Desember 1945Terbentuknya Markas Besar Rakyat Umum (MBRU) dengan kedudukan sementara di Garut. Keputusan ini disambut oleh seluruh rakyat dengan perasaan lega. Markas Besar Rakyat Umum mendapat bantuan moril dan materil yang sebesar-besarnya dari seluruh rakyat Aceh. Seluruh polosok Aceh dengan dengan berbagai cara datang untuk memberikan bantuan sukarela kepada Markas Besarnya.

November 1945Sejumlah besar penduduk kota Sigli yang menjadi pengikut uleebalang lengkap bersenjata pedang, rencong, dan beberapa pucuk bedil memasuki kota Sigli dan mengambil tempat di rumah Guncho Sigli dan di rumah uleebalang Sigli. Mereka mengadakan persiapan dengan menempatkan pengawal-pengawal di tempat-tempat strategis dan mengadakan pengawasan ketat atas lalu-lintas. Bukan sedikit jumlah pemeriksaan dan penangkapan yang dilakukan. Setiap orang yang dicurigai memihak kepada kelompok ulama, diperiksa dan ditahan.

8 January 1946Sjamaun Gaharu atas nama Markas Umum Daerah Aceh dan T.P.P. Muhammad Ali atas nama Pemerintah Daerah Aceh mengeluarkan maklumat yang berbunyi: Golongan yang berpusat di Cumbok, Lammeulo dan tempat-tempat lain yang memegang senjata dan mengadakan perlawanannya kepada rakyat umum, mereka itu adalah pengkianat dan musuh Negara Republik Indonesia. Diperingatkan kepada orang-orang yang sudah terpengaruh, terperosok, dan terperdaya oleh golongan pengkhianat itu supaya dengan segera menghindarkan diri dari golongan pengkhianat itu. Kalau tidak mereka itu akan dihukum dan menerima ganjaran menurut kesalahannya.

8 January 1946Kolonel Sjamaun Gaharu atas nama Markas Umum Daerah Aceh dan T.P.P. Mohd. Ali atas nama Pemerintah Republik Indonesia Daerah Aceh mengeluarkan ultimatum yang berbunyi: kepada golongan yang berpusat di Lammeulo dan tempat-tempat lain yang memegang senjata dan mengadakan perlawanan terhada rakyat umum, supaya menyerah dan menghentikan perlawanannya, mulai hari kamis tanggal 10 January 1946. Kalau tidak mau menyerah dan menghentikan perlawanannya, maka mereka itu akan ditundukkan dengan kekerasan.

13 January 1946Markas Cumbok dapat direbut, sisa-sisa pasukan dan pemimpin mereka sebagian melarikan diri ke gunung-gunung. Pada periode akhir1945 1946 inilah terjadinya perang saudara di Kabupaten Pidie yang dikenal dengan Perang Cumbok yang berakhir dengan kekalahan pihak uleebalang.

16 January 1946Tertangkapnya Teuku Daud Tjumbok, seorang pimpinan Markas uleebalang Cumbok yang melarikan ke gunung setelah peristiwa kegagalan mereka mempertahankan Markas Cumbok.

16 January 1946Markas Besar Rakyat Umum mengeluarkan maklumat yang berbunyi: Pertempuran sudah selesai, karena kaum uleebalang yang dianggap pengkhianat tanah air sudah di-sapu bersih. Famili-Famili pengkhianat dan orang-orang kampung yang tidak berdosa tidak akan diganggu, rakyat yang baik mesti tinggal di tempatnya masing-masing. Barang siapa yang masih bersifat khianat dan melawan terhadap rakyat akan dijatuhkan hukuman mati. Dilarang keras merampok, menyembunyikan atau menggelapkan senjata api untuk kepentingan sendiri. Senjata api tersebut segera diserahkan kepada kantor Markas Besar Rakyat Umum.

17 January 1946Markas Besar Rakyat Umum mengeluarkan maklumat penje-lasan antara lain dikemukakan bahwa: sekarang dengan han-cur leburnya perjuangan dan perlawanan pengkhianat-pengkhianat dengan tertangkapnya kepala pengkianat itu, mudah-mudahan rahmatlah bagi rakyat umum di Lam Meulo, Meureudu, Sigli dan sekitarnya dalam Negara Republik Indonesia yang juga melingkapi seluruh Aceh.

24 Juni 1946Residen Aceh dengan resmi membentuk suatu Majelis Penim-bang yang mempunyai hak kehakiman yang berpusat di kota Sigli.

24 Juni 1946T.T. Mohd. Daoedsjah stas nama Residen Aceh mengeluarkan Peraturan Tentang Menguasai atau memiliki Harta Benda Peninggalan Pengkhianat-Pengkhianat (Uleebalang Tjumbok) N.R.I. Daerah Aceh.

1 September 1947Tgk. Muhammad Daud Beureueh diangkat sebagai Gubernur Militer Daerah Aceh, Kabupaten Langkat dan Tanah Karo dengan pangkat Jenderal Mayor.

Agustus 1948

Munculnya Gerakan Sajid Ali c.s.

20 Agustus 1948Dikeluarkan Maklumat Gubernur Sumatera Utara tentang Gerakan Sajid Ali c.s.

6 September 1948Mr. S.M. Amin atas nama Gubernur Sumatera Utara menge-luarkan maklumat, sebagai penegasan sikap pemerintah ter-hadap Cumbok Affair.

3 November 1948Pemerintah mengambil tindakan terhadap gerakan Said Ali c.s.

xx

PERISTIWA CUMBOK DI ACEHxixPengantar Penulis