A. xylinum

6
Vol 1 No 1 Februari 2008, hlm. 19 - 24 19 PENGARUH KONSENTRASI STARTER Acetobacter xylinum TERHADAP KETEBALAN DAN RENDEMEN SELULOSA Nata de Soya Retni.S.BUDIARTI Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan P MIPA, FKIP Universitas JambiJl. Raya Jambi – Ma. Bulian Km 15, Mendalo Darat, JAMBI 36124 ABSTRAC Soybean wasted water is the disposed water from the process of making soybean. During these years the water produced by soybean production is disposed to the environments, it will cause stink smell and pollute the environments. In order to solve this problem,the wasted water can be utilized to make Nata de Soya. Nata de Soya is one of the food products resulting from bactria Acetobacter xylinum. Making Nata de Soya, the most important thing should be considered carefully the starter concentration of Acetobacter xylinum given to wasted water. This research is purposed to find out the effect of concentration of Acetobacter xylinum on the fermentation of soybean wasted water in making Nata de Soya. The process of fermentation is carried out on plastic plate,29 cm lenght and 24 cm width sealed with pieces of newspaper. Fermentation is done on room temferature and for fourteen days. The result of the research shows that starter concentration of Acetobacter xylinum influences the cellulose rendement and the thickness of Nata de soya on 15% of starter concentration of Acetobacter xylinum that produces average thickness 1,32 cm and average sellulosa rendement 22,2 gr/L. Key word : starter concentration of Acetobacter xylinum, Sellulosa rendement,Nata de Soya. PENDAHULUAN Tahu adalah makanan yang relatif murah dan bergizi tinggi. Zat gizi utama yang terkandung di dalam tahu adalah protein. Tahu ini terbentuk dengan adanya bahan penggumpal dalam proses pembuatan tahu. Proses pembuatan tahu akan menghasilkan limbah. Limbah dari pengolahan tahu berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah cair atau whey tofu adalah air buangan sisa proses penggumpalan tahu yang biasanya tidak dimanfaatkan. Pemanfaatan air limbah tahu di provinsi Jambi masih sangat rendah dan pada umumnya air limbah tahu hanya di buang ke lingkungan sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan,bau busuk dan banyak nyamuk. Dilaporkan oleh BPS (2002), di kota Jambi tercatat ada sekitar 8 unit usaha industi tahu. Menurut Mahmud, dkk, dalam Sari (2004) pada proses pembuatan tahu tidak semua protein kedelai dapat digumpalkan sebagian protein tersebut masih terdapat di dalam limbahnya, yaitu di dalam whey tofu dan ampas tahu. Protein yang terekstrak dalam susu kedelai hanya sekitar 20,10%, sisanya sebesar 23,74% terbuang bersama ampas tahu. Sedangkan kandungan protein tahu adalah 10,9% dari protein kedelai yang digumpalkan dan sisanya lagi terbuang bersama air tahu. Alternatif pemanfaatan air limbah tahu secara optimal adalah dengan cara mengolahnya menjadi produk pangan Nata de Soya, pemanfaatan air limbah tahu menjadi produk pangan merupakan alternatif pemecahan masalah pencemaran lingkungan melalui konsep Waste Cleaning”. Bahan baku utama tahu adalah kacang kedelai (Glycine max). Tahu adalah gumpalan protein kedelai yang diperoleh dari hasil penyaringan kedelai yang telah digiling dengan penambahan air. Pada pembuatan tahu diperoleh ampas dan cairan hasil penggumpalan tahu (whey tofu) sebagai hasil sampingan (Sarwono dan Saragih,2001). Air tahu (whey tofu) merupakan air sisa penggumpalan tahu. Air tahu (whey tofu) dapat digunakan dalam pembuatan tahu sebagai penggumpal, tetapi kebutuhannya lebih sedikit dibandingkan limbah yang diperoleh maka air tahu banyak dibuang sehingga mencemari lingkungan. Cairan seperti susu segar ini akan lebih berguna bila dimanfaatkan atau diolah menjadi Nata de Soya. Hal ini mungkin dilakukan karena air tahu masih mengandung bahan organik (protein, lemak, dan karbohidrat) yang bisa digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri nata (Sarwono dan Saragih, 2001). Limbah cair yang dihasilkan pabrik pengolahan tahu termasuk limbah tidak berbahaya,limbah cair ini

Transcript of A. xylinum

Page 1: A. xylinum

Vol 1 No 1 Februari 2008, hlm. 19 - 24

19

PENGARUH KONSENTRASI STARTER Acetobacter xylinum TERHADAP KETEBALAN DANRENDEMEN SELULOSA Nata de Soya

Retni.S.BUDIARTI

Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan P MIPA, FKIP Universitas JambiJl. Raya Jambi – Ma.Bulian Km 15, Mendalo Darat, JAMBI 36124

ABSTRAC

Soybean wasted water is the disposed water from the process of making soybean. During these years thewater produced by soybean production is disposed to the environments, it will cause stink smell and pollutethe environments. In order to solve this problem,the wasted water can be utilized to make Nata de Soya. Natade Soya is one of the food products resulting from bactria Acetobacter xylinum. Making Nata de Soya, themost important thing should be considered carefully the starter concentration of Acetobacter xylinum given towasted water. This research is purposed to find out the effect of concentration of Acetobacter xylinum on thefermentation of soybean wasted water in making Nata de Soya. The process of fermentation is carried out onplastic plate,29 cm lenght and 24 cm width sealed with pieces of newspaper. Fermentation is done on roomtemferature and for fourteen days. The result of the research shows that starter concentration of Acetobacterxylinum influences the cellulose rendement and the thickness of Nata de soya on 15% of starter concentrationof Acetobacter xylinum that produces average thickness 1,32 cm and average sellulosa rendement 22,2 gr/L.Key word : starter concentration of Acetobacter xylinum, Sellulosa rendement,Nata de Soya.

PENDAHULUAN

Tahu adalah makanan yang relatif murah dan bergizitinggi. Zat gizi utama yang terkandung di dalam tahuadalah protein. Tahu ini terbentuk dengan adanyabahan penggumpal dalam proses pembuatan tahu.Proses pembuatan tahu akan menghasilkan limbah.Limbah dari pengolahan tahu berupa limbah padatdan limbah cair. Limbah cair atau whey tofu adalahair buangan sisa proses penggumpalan tahu yangbiasanya tidak dimanfaatkan. Pemanfaatan airlimbah tahu di provinsi Jambi masih sangat rendahdan pada umumnya air limbah tahu hanya di buangke lingkungan sehingga menyebabkan pencemaranlingkungan,bau busuk dan banyak nyamuk.Dilaporkan oleh BPS (2002), di kota Jambi tercatatada sekitar 8 unit usaha industi tahu.Menurut Mahmud, dkk, dalam Sari (2004) padaproses pembuatan tahu tidak semua protein kedelaidapat digumpalkan sebagian protein tersebut masihterdapat di dalam limbahnya, yaitu di dalam wheytofu dan ampas tahu. Protein yang terekstrak dalamsusu kedelai hanya sekitar 20,10%, sisanya sebesar23,74% terbuang bersama ampas tahu. Sedangkankandungan protein tahu adalah 10,9% dari proteinkedelai yang digumpalkan dan sisanya lagi terbuangbersama air tahu.

Alternatif pemanfaatan air limbah tahu secaraoptimal adalah dengan cara mengolahnya menjadiproduk pangan Nata de Soya, pemanfaatan airlimbah tahu menjadi produk pangan merupakanalternatif pemecahan masalah pencemaranlingkungan melalui konsep “Waste Cleaning”.Bahan baku utama tahu adalah kacang kedelai(Glycine max). Tahu adalah gumpalan proteinkedelai yang diperoleh dari hasil penyaringan kedelaiyang telah digiling dengan penambahan air. Padapembuatan tahu diperoleh ampas dan cairan hasilpenggumpalan tahu (whey tofu) sebagai hasilsampingan (Sarwono dan Saragih,2001).Air tahu (whey tofu) merupakan air sisapenggumpalan tahu. Air tahu (whey tofu) dapatdigunakan dalam pembuatan tahu sebagaipenggumpal, tetapi kebutuhannya lebih sedikitdibandingkan limbah yang diperoleh maka air tahubanyak dibuang sehingga mencemari lingkungan.Cairan seperti susu segar ini akan lebih berguna biladimanfaatkan atau diolah menjadi Nata de Soya. Halini mungkin dilakukan karena air tahu masihmengandung bahan organik (protein, lemak, dankarbohidrat) yang bisa digunakan sebagai mediapertumbuhan bakteri nata (Sarwono dan Saragih,2001).Limbah cair yang dihasilkan pabrik pengolahan tahutermasuk limbah tidak berbahaya,limbah cair ini

Page 2: A. xylinum

Retni, Pengaruh Konsentrasi Starter Acetobacter xylinum …..........

20

termasuk juga air tahu (whey tofu). Air tahu dapatdimanfaatkan menjadi Nata de Soya, tetapi bila akandibuang perlu dilakukan penanganan secarakhusus. Hal ini disebabkan oleh sifat limbah cairtersebut. Sifat limbah cair dari pengolahan tahuantara lain sebagai berikut:1. Air limbah tahu mengandung zat-zat organik

terlarut yang cenderung membusuk kalaudibiarkan tergenang sampai beberapa hariditempat terbuka.

2. Suhu air limbah tahu rata-rata berkisar 40-600C,suhu ini lebih tinggi dibandingkan suhu rata-rataair lingkungan. Pembuangan secara langsungtanpa proses, dapat membahayakan kelestarianlingkungan hidup. Air limbah tahu bersifat asamkarena proses penggumpalan sari kedelai

3. membutuhkan bahan penolong yang bersifatasam. Keasaman limbah dapat membunuhmikroba,misalnya bakteri. Bakteri tumbuhoptimal pada pH 6,5-8.5. Agar amanlimbah tahu perlu diolah hingga mempunyai pH6,5 (Sarwono dan Saragih,2001).

Air limbah tahu masih mengandung komposisi kimiayang cukup banyak dan potensi gizi yang dimilikipuncukup tinggi seperti karbohidrat, protein, lemak, seratkasar dan kalsium. Komposisi yang masih terdapatpada limbah air tahu merupakan media yang baikuntuk digunakan sebagai bahan baku Nata de Soya,karena medium fermentasi dalam pembuatan nataharus banyak mengandung karbohidrat disampingvitamin dan mineral.Tabel 1. Komposisi gizi tahu dan air limbah tahu

dalam 100 gr.Zat gizi (satuan) Tahu Air limbah

tahuKarbohidrat (g) 0,8 2Protein (g) 10,9 1,75Lemak (g) 4,7 1,25Serat kasar (g) 0,1 0,001Kalsium (mg) 223 4,5

Menurut Saragih (2004) dan Hayati (2003) istilahnata berasal dari bahasa Spanyol yaitu nadar yangberarti berenang. Dugaan lain, kata ini berasal daribahasa latin yaitu natare, yang berarti terapung-apung.Yang jelas nata memang terapung-apungseperti sedang berenang dalam baki fermentasi.Wujudnya berupa sel berwarna putih hingga abu-abumuda,tembus pandang,dan teksturnya kenyal sepertikolang kaling (daging buah enau muda). Nata agakberserat dalam keadaan dingin dan agak rapuh pada

saat panas. Nata merupakan makanan rendah kaloridan mempunyai kadar serat yang tinggi sehinggasangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagaimakanan diit bagi penderita diabetes mellitus danobesitas (Budiyanto,2002).Nata de Soya adalah jenis makanan dalam bentuknata, transparan, merupakan makanan penyegardan pencuci mulut yang dapat di campur es creamatau cukup ditambah sirup saja. Nata de Soyadibentuk oleh bakteri “Acetobacter xylinum” yangmerupakan bakteri aerob, pada media cair dapatmembentuk suatu lapisan yang dapat mencapaiketebalan beberapa sentimeter, kenyal, putih danlebih lembut dibanding Nata de Coco, Nata de Soyamerupakan perkembangan teknologi pembuatannata yang dikembangkan oleh penelitian danpengembangan Industri Pertanian Bogor (Winarno,2002).Tahap pembuatan Nata de Soya terdiri atas tigatahap yaitu sebagai berikut yaitu (1) penyiapanbiakan murni, (2) pembuatan starter dan (3)fermentasiDalam pembuatan nata, penanaman startermerupakan hal penting. Starter adalah populasimikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yangsiap diinokulasikan pada media fermentasi. Mediastater ini diinokulasi dengan biakan murni. Padapermukaan starter akan timbul mikroba membentuklapisan tipis berwarna putih, lapisan ini disebutdengan nata. Semakin lama lapisan ini akansemakin tebal sehingga ketebalannya mencapai 1,5cm. Volume starter disesuaikan dengan volumemedia fermentasi yang akan disiapkan. Dianjurkanvolume starter tidak kurang dari 5% dari volumemedia yang akan difermentasikan menjadi nata.Pemakaian starter yang terlalu banyak tidakdianjurkan karena tidak ekonomis ( Anonim, 1997).Starter dibuat dengan tujuan memperbanyak jumlahbakteri Acetobacter xylinum sehingga enzim yangdihasilkan lebih banyak dan reaksi pembentukannata dapat berjalan lebih lancar. Tujuan lainnyaadalah agar bakteri asing dapat terhambatpertumbuhannya karena jumlah Acetobacter xylinumlebih dominan. Selain itu pembuatan starter dapatmempercepat penyesuaian diri Acetobacter xylinumdari media padat ke media cair (Suryani,dkk.2005).Bakteri Acetobacter xylinum termasuk bakteri gramnegatif, berbentuk batang, mikroaerofilik dan bersifatkatalase positif, bakteri ini termasuk dalam kelompokbakteri asam asetat yang melalui proses oksidasi

Page 3: A. xylinum

Vol 1 No 1 Februari 2008, hlm. 19 - 24

21

metil alkohol dapat menghasilkan asam asetat.Asam asetat inilah yang berfungsi sebagai penekanpertumbuhan asidofilik. Acetobacter xylinum tidakdapat menghasilkan amilase tetapi dapatmenghasilkan disakaridase spesifik seperti sukrase.Acetobacter xylinum tidak patogen pada manusiadan hewan (Budiyanto, 2002). Selain itu bakteri inijuga menghasilkan enzim yang menyusun(mempolimerisasi) senyawa glukosa menjadipolimerisasi yang dikenal dengan sebutan selulosaekstraseluler nata (Pambayun, 2002).Menurut Palungkun (1993), pembentukan selulosaekstraseluler hasil sintesis Acetobacter xylinummerupakan hasil konversi gula dan sumber karbonlainnya. Pembentukan nata terjadi karena prosespengambilan glukosa dari larutan gula atau mediumyang mengandung glukosa oleh sel-sel Acetobacterxylinum. Glukosa tersebut digabungkan denganasam lemak membentuk prekursor pada membransel .Prekursor ini dikeluarkan dalam bentuk ekskresidan bersama enzim mempolimerisasikan glukosamenjadi selulosa diluar sel.Menurut Pambayun (2002), bakteri Acetobacterxylinum akan melewati beberapa fase pertumbuhansebagai berikut :a) Fase adaptasib) Fase Pertumbuhan Awalc) Fase Pertumbuhan Eksponensial.d) Fase Pertumbuhan Lambate) Fase Pertumbuhan Tetapf) Fase Menuju KematianAdapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahuipengaruh konsentrasi starter Acetobacter xylinumterhadap ketebalan dan rendemen selulosa Nata deSoya.

BAHAN DAN METODE

Bahan yang digunakan untuk membuat kurvapertumbuhan bakteri A.xylinum adalah nutrien agar,NaCl 0,85%, kapas steril, alumunium foil, bakteriA.xylinum, alkohol dan bahan untuk membuat starteradalah air limbah tahu, gula pasir (glukosa), asamasetat (CH3COOH), amonium sulfat, biakan murniAcetobacter xylinum, NaOH 1%, kertas koran steril,kapas steril, kain kasa, alkohol 70%, biakan murniAcetobacter xylinum, dan aquades.

Rancangan PenelitianRancangan yang digunakan dalam penelitian iniadalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yangterdiri dari 6 perlakuan dan 5 ulangan dan parameteryang diamati adalah ketebalan dan rendemenselulosa.Data yang diperoleh dianalisis secara statistikdengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA)dan apabila hasil sidik ragam menunjukkanperbedaan, maka dilanjutkan dengan uji lanjutDuncan New Multiple Range Test (DNMRT) padataraf kepercayaan 5%.Sterilisasi AlatAlat yang digunakan harus disterilkan supaya tidakterkontaminasi oleh mikroorganisme yang tidakdiinginkan. Alat yang digunakan disterilkan denganmenggunakan oven pada suhu 160-170 0C selama 1jam. Sedangkan bahannya di sterilkan dalamautoklaf pada suhu 121 0C tekanan 15 lbs selama 15menit. Bahan yang disterilkan dalam autoklaf yaitumedia nutrien agar , aquades dan larutan NaCl0,85%.Pembuatan Media Nutrien AgarDisiapkan satu liter aquades, dipanaskan padapenangas kemudian masukan 3 gram beef ekstrak,5 gram pepton, 1 gram ekstrak ragi dan 20 gramagar-agar. Diaduk campuran tersebut sehinggadiperoleh suspensi yang homogen. Selanjutnyadisterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210 C dantekanan uap air 15 lbs selama 15 menit. Kemudianlarutan ini dituang kedalam cawan petri dandibiarkan hingga membekuPembuatan Kurva Pertumbuhan AcetobacterxylinumDimasukan 1ml NaCl 0,85 % dalam agar miring yangberisi biakan murni bakteri, lalu dikerok. Kemudiandimasukkan dalam 250 ml nutrient broth dandishaker menggunakan rotary shaker. Setelah 30menit pertama dimasukkan dalam tabung 1 yangtelah berisi 9 ml NaCl 0,85 % sebanyak 1 ml. Daritabung 1 ini diambil 1 ml dan dimasukkan dalamtabung 2, demikian seterusnya sampai tabung ke- 6pengenceran dihentikan. Suspensi bakteri daritabung ke- 6 ini kemuduan dimasukkan kedalamcawan petri dan disebar sampai merata. Ditutupdengan aluminium foil dan diinkubasi dalaminkubator pada suhu 30 0C selama 24 jam. Kegiatanini diulang setiap 30 menit sekali, sampai kira - kira

Page 4: A. xylinum

Retni, Pengaruh Konsentrasi Starter Acetobacter xylinum …..........

22

20 kali pengulangan. Setelah 24 jam dihitung jumlahkoloni yang terbentuk dan hasil yang diperolehdimasukkan dalam kurva pertumbuhan.Pembuatan StarterDitimbang bahan–bahan yang sudah disiapkan dandisemprotkan alkohol agar steril. Disiapkan larutanpertama dari air limbah tahu kemudian diendapkandan disaring dengan beberapa kain kassa, Setelahitu diambil 1.000 ml larutan pertama kemudiandipanaskan sampai mendidih dengan api besarsambil diaduk-aduk. Setelah mendidih, ditambahkanasam asetat glasial 10 ml dan 80 gr gula , campuranini diaduk sampai gula larut. Dibuat larutan keduadengan cara memasukan 5 gr amonium sulfat kedalam 100 ml air limbah tahu, kemudian panaskanhingga mendidih dan dituang larutan kedua ke dalamlarutan pertama yang telah disiapkan. Ketika masihpanas, media dipindahkan kedalam beberapa botolbermulut lebar, masing-masing sebanyak 200 ml.Botol ditutup dengan kertas koran steril. Setelahdingin ditambahkan 4 ml suspensi mikroba. Setelahitu media diinkubasi pada suhu kamar selama 8 hari.Fermentasi Nata de SoyaWhey tofu yang masih segar diendapkan, dandisaring dengan beberapa lapis kain kasa, kemudiandipanaskan 1.000 ml air limbah tahu sampaimendidih dengan api besar, sambil diaduk-aduksetelah mendidih, ditambahkan 10 ml asam asetatglasial dan 100 gram gula untuk tiap liter air tahu.Campuran ini diaduk sampai gula larut. Larutan inidisebut dengan whey tofu asam bergula. Setiap 1liter whey tofu asam bergula di tambahkan amoniumsulfat sebanyak 5 gram kemudian dilarutkan didalam sedikit whey yang telah dimasak (setiap 1gram amonium sulfat membutuhkan 20 ml wheytofu). Larutan ini dididihkan, kemudian dituang kedalam whey asam bergula. Larutan ini didiamkansampai hangat kuku. Media nata ditambah starterdengan konsentrasi yang berbeda yaitu konsentrasistarter 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%, kemudiandipindahkan ke dalam wadah fermentasi denganketinggian media 4 cm. Wadah ditutup dengankertas yang telah disterilkan di dalam oven padasuhu 140 0C selama 2 jam. Setelah diinkubasiselama 14 hari nata yang terbentuk diangkat.Panen dan PencucianLapisan nata diangkat dari wadah fermentasi dandilakukan penghitungan ketebalan,sifat kimia danorganoleptik,kemudian lembaran nata tersebut

dibersihkan, dan lapisan nata paling atas dan palingbawah diangkat dengan tujuan untuk mempermudahdalam pemotongan. Lembaran nata yang terbentukdi potong-potong dengan ukuran 1,5 cm x 1,5 cm x1,5 cm (bentuk dadu). Kemudian potongan natadimasak dengan air pada suhu 1000C selama 15menit untuk menghentikan aktifitas bakteriAcetobacter xylinum. Untuk menghilangkan asamyang melekat potongan nata tersebut direndamselama 2 hari (air diganti setiap enam jam sekali).Perhitungan Rendemen Selulosa (gram/liter)Lempengan (pelikel) selulosa yang terbentuk padamedia cair diambil dan dipindahkan ke dalam gelaspiala, direndam dengan larutan NaOH 1 % selama24 jam. Setelah 24 jam perendaman diganti denganlarutan asam asetat 1 % sebanyak volume yangsama NaOH yang dipakai merendam. Netralkanselama 24 jam. Setelah netralisasi pelikel tersebutdicuci dengan air bersih (aquades) beberapa kali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

KetebalanBerdasarkan analisis sidik ragam terlihat bahwaperlakuan konsentrasi starter yang digunakanberpengaruh terhadap ketebalan Nata de Soya yangdihasilkan. Rata - rata ketebalan Nata de Soya dapatdilihat pada Tabel3. 1.Tabel 2. Rata – rata ketebalan Nata de Soya pada

lima taraf konsentrasistarter Acetobacter xylinum

Perlakuan(Konsentrasi

Starter)Rata-rata ketebalan (cm)

0 % 5 %10 %15 %20 % 25 %

0,00 c0,96 b1,04 b1,32 a1,00 b0,99 b

Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf kecil yang sama tidakberbeda nyata pada taraf 5% menurut uji DNMRT

Pada Tabel 2 terlihat bahwa perlakuan konsentrasistarter Acetobacter xylinum 5 % menghasilkan rata –rata ketebalan Nata de Soya yang tidak berbedadengan perlakuan konsentrasi starter 10%, 20% dan25% tetapi berbeda dengan perlakuan konsentrasistarter 0 % dan 15%.Rata – rata ketebalan Nata de Soya tertinggidiperoleh pada perlakuan konsentrasi starter 15%yaitu setebal 1,32 cm, sedangkan rata - rataketebalan Nata de Soya terendah diperoleh pada

Page 5: A. xylinum

Vol 1 No 1 Februari 2008, hlm. 19 - 24

23

perlakuan konsentrasi starter 5% yaitu setebal 0,96cm. Semakin tinggi konsentrasi starter Acetobacterxylinum yang diberikan tidak berpengaruh terhadapketebalan Nata de Soya. Hal ini diduga karenaapabila jumlah starter yang diberikan melebihi 15%dari volume media fermentasi maka bakteriAcetobacter xylinum akan kekurangan nutrisi yangdiperlukan dalam pembentukan Nata de Soya,sehingga menghambat proses fermentasi.Menurut Pambayun (2002), sumber nutrisi yangdiperlukan bakteri Acetobacter xylinum dalam prosesfermentasi, adalah sumber karbon, sumber nitrogendan tingkat keasaman (pH).Apabila konsentrasi starter A. xylinum yang diberikandibawah 15 % dari volume media fermentasi makaketebalan Nata de Soya yang dihasilkan berkurang.Hal ini disebabkan karena jumlah bakteriAcetobacter xylinum yang melakukan prosespembentukan Nata de Soya lebih kecil, sehinggamenghambat proses pembentukan Nata de Soyadan menyebabkan Nata de Soya yang terbentukberkurang ketebalannya.Pada perlakuan yang tidak diberi starter Acetobacterxylinum (kontrol) air limbah tahu tersebut tidakmengalami fermentasi. Menurut Pelczar dan Chan(1988), produk fermentasi merupakan produk yangmenggunakan mikroorganisme yang dapatmerombak bahan mentah menjadi suatu produkbaru.Rendemen SelulosaBerdasarkan analisa keragaman pada taraf 5%,diketahui bahwa konsentrasi starter Acetobacterxylinum berpengaruh nyata terhadap rendemenselulosa. Rata – rata rendemen selulosa tertinggi,diperoleh pada perlakuan dengan konsentrasi starter15% yaitu 22,2 gram/liter dan terendah padaperlakuan konsentrasi starter 25% yaitu 10gram/liter. Rata - rata rendemen selulosa Nata deSoya dapat dilihat pada Tabel 3.Tabel 3. Rata – rata rendemen selulosa Nata de

Soya pada lima taraf konsentrasi starterAcetobacter xylinum.

Perlakuan (konsentrasi starter) Rata-Rata Rendemen selulosa(gr/l)

0 %5 %10 %15 %20 %25 %

0 b10,8 ab20 a22,2 a20 a10 ab

Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf kecil yang sama tidakberbeda nyata pada taraf 5% menurut uji DNMRT.

Tingginya rata - rata rendemen selulosa Nata deSoya pada konsentrasi starter 15% didugadisebabkan oleh adanya perbedaan ketebalan dariNata de Soya yang dihasilkan, dimana padapemberian konsentrasi starter Acetobacter xylinum15% menghasilkan ketebalan Nata de Soya yangtertinggi dibandingkan dengan perlakuaan lainnya.Semakin tebal Nata de Soya yang dihasilkanmenyebabkan selulosa yang terbentuk juga semakintinggi. Menurut Yani, dkk (2000) selulosa terbentukdari aktivitas bakteri Acetobacter xylinum. BakteriAcetobacter xylinum dapat mengubah gula menjadisubstansi yang menyerupai gel pada permukaancairan fermentasi. Gel tersebut merupakanpolisakarida ekstraseluler dimana bahan tersebutsering disebut bio selulosa atau Nata de Soyaapabila substansi yang digunakan berupa air limbahtahu. Untuk membandingkan pemberian konseterasistarter Acetobacter xylinum terhadap rendemenselulosa dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Histogram Rendemen Nata de Soya

Dari gambar histogram diatas dapat dilihat padakonsentrasi starter 5% rendemen selulosa yangdihasilkan sebesar 10,8 gr/L, dan pada konsentrasistarter 10% dan 20% menghasilkan rendemenselulosa yang sama yaitu sebesar 20 gr/L.Rendemen selulosa tertinggi dihasilkan padakonsentrasi starter 15% yaitu sebesar 22,5 gr/Lsedangkan rendemen selulosa terendah dihasilkanpada konsentrasi starter 25% yaitu sebesar 10 gr/L.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Konsentrasi starter Acetobacter xylinumberpengaruh terhadap ketebalan dan rendemenselulosa Nata de Soya.

2. Konsentrasi starter Acetobacter xylinumoptimum diperoleh pada konsentrasi starter 15% yang menghasilkan rata – rata ketebalan

05

10152025

Rend

emen

selu

losa

(gr/l

tr)

5 10 15 20 25

Konsentrasi starter (%)

Page 6: A. xylinum

Retni, Pengaruh Konsentrasi Starter Acetobacter xylinum …..........

24

setebal 1,32 % dan rata – rata rendemenselulosa sebesar 22,2 gram/liter.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1997. Nata De Soya. http:www// Warintek.Progressio. Or. Id./. by. Rans.

Badan Pusat Statistik. 2002. Data Kota JambiDalam Angka 2002. BPS. Jambi

Budiyanto, M.A.K. 2002. Mikrobiologi Terapan.Universitas Muhammadiyah. Malang. Malang.(Hal: 8-19).

Palungkun, R. 1999. Aneka Produk Olahan Kelapa.Penebar Swadaya. Jakarta.

Pambayun,R.2002.Teknologi Pengolahan Nata deCoco.Kanisius.Yogyakarta.

Pelczar, M.J. Jr dan E. C. S Chan. 1988. Dasar –Dasar Mikrobiologi. Jilid II. Terjemaahan RSHadioetomo et al. UI Press, Jakarta.(Hal :

Sari, R. 2004. Pengaruh pH Ekstraksi TerhadapKarakteristik Konsentrat Protein Ampas Tahu.THP. Universitas Jambi.(Hal : 5-6).

Sarwono, B dan Y.P Saragih. 2001. Membuat AnekaTahu. Penebar Swadaya. Jakarta.(Hal : 55-57).

Suryani,A., E. Hambali,dan P. Suryadarma. 2005.Membuat Aneka Nata. Penebar Swadaya.Jakarta.(Hal : 46-50)

Yani,M., M. Rahayuningsih., Purwoko., Suparno., D.Setyaningsih. 2000. Penuntun PraktikumLaboratorium Bioproses. Proyek Peningkatan