A. Transducer Photo1
-
Upload
riinii-fauziah -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of A. Transducer Photo1
a. Transducer Photo
Transducer photo dapat mengubah besar arus listrik jika dikenai cahaya/ sinar. Arus
listrik inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui keadaan yang ingin diukur, misalnya
gelap terangnya suatu ruangan. Kondisi lain yang dapat diukur adalah kondisi yang
memanfaatkan sinar sebagai bagian utamanya.
Ada beberapa jenis transducer photo dan masing-masing mempunyai prinsip kerja yang
berbeda-beda.
Berikut ini disajikan tabel jenis-jenis transducer photo berikut prinsip kerja dan
penerapannya dalam kehidupan seharihari.
Jenis Transducer Prinsip Kerja Jenis Penerapan
Photoconductiv Konduktivitas pada suatu bahan berubah
bila terkena cahaya
sakelar cahaya,
sensor
Photodiode Arus reverse berubah sesuai inten sitas
cahaya pada diode tersebut
sakelar cahaya,
sensor cahaya.
Phototransistor Intensitas cahaya yangjatuh pada
transistor photo menyebabkan transsistor
dalam kondisi cut off atau saturasi
sakelar cahaya.
Optocopler Mengubah pulsa menjadi sinar cahaya
infra merah, sinar infra merah mentriger
detector photo.
Relay, sakelar
cahaya
2. TransducerAktif
Transducer ini tidak memerlukan catu daya eksternal. Transducer ini malah dapat
menghasilkan energi listrik.
Berikut ini disajikan prinsip ketja dan penerapan transducer aktif berdasarkan jenis-
jenisnya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Yudhi Gunadi, MT.
Traducer 1
Jenis Transducer Prinsip Kerja Jenis Penerapan
Thermokopel dan
Thermopile
Energi listrik muncul bila sam bungan
duajenis semikonduktor logam yang
berbeda dikenai panas.
sensor suhu,
pancaran panas
Cell Photovoltaic Energi listrik atau tegangan muncul bila
sebuah hubungan semikonduktor
mendapat pancaran sinar.
sensor cahaya,
pembangkit
tegangan energi
sinar (solar cell).
JENIS DAN KARAKTERISTIK TRANSDUCER
Terdapat berbagai jenis transducer di dunia industri. Sebelum menggunakan suatu
transducer, sebaiknya diketahui dulu mengenal kegunaan dan karakteristik suatu
transducer. Dengan demikian, pemakaian dan pemilihan jenisnya dapat disesuaikan
dengan kebutuhan kita.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab satu babwa terdapat banyak transducer yang
diciptakan sesual dengan kebutuhannya maka berikut akan diuraikan jenis-jenis
transducer yang ada di dunia industri.
A. Transducer Temperatur
Temperatur (suhu) merupakan salah satu besaran penting. Hal ini disebabkan karena
banyak proses industri memerlukan temperatur yang terkendali.
1. Thermokopel
Salah satu transducer yang dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan temperatur
adalah thermokopel. Thermokopel mempunyai kegunaan dan penerapan yang luas
sebagai alat ukur suhu, terutama pengukuran suhu tinggi.
Suhu yang digunakan pada proses industri kadang-kadang lebih tinggi dari 3000o F.
Rentang suhu antara 2000o F sampai dengan 3000o F biasanya digunakan pada industri
baja, gelas, dan keramik. Meskipun demikian, thermokopel juga dapat digunakan untuk
mengukur suhu rendah dengan baik. Selain itu, suhu gas atau cairan serendah -3000 F
masih dapat terukur.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Yudhi Gunadi, MT.
Traducer 2
Thermokopel menghasilkan pengukuran yang teliti dan dapat diandalkan, sehingga
banyak digunakan pada proses industri. Selain itu, thermokopel dapat diubah rentang
ukurannya berdasarkan kombinasi bahan yang digunakan. Kehandalan thermokopel
dibuktikan dengan kombinasi pasangan bahan platinum dengan platinum-rhodium yang
digunakan untuk menentukan skala suhu intenasional antara 1220o F (660o C) dan 1945o F
(1063o C).
Sebuah thermokopel dibentuk oleh dua buah penghantar yang berbeda jenisnya, dililit
bersama. Jika salah satu bagian pangkal lilitan dipanasi, kedua ujung penghantar pada
pangkal yang lain akan muncul emf atau beda potensial.
Fenomena ini pertama kali ditemukan oleh Thomas Johann Seebeck pada tahun 1820,
dan dikenal dengan Efek Seebeck. Agar lebih jelas perhatikanlah gambar berikut ini.
Sebuah
rangkaian thermokopel sederhana dibentuk oleh dua buah penghantar yang berbeda jenis,
besi dan konstantan, dililit bersama-sama. Salah satu ujung T merupakan measuring
junction dan ujung yang lain, yaitu Tr sebagai reference junction.
Reference junction dijaga pada suhu konstan 32oF (OoC) atau 68oF (20o C). Bila ujung T
dipanasi hingga terjadi perbedaan suhu terhadap ujung Tr, maka pada kedua ujung
penghantar besi dan konstantan pada pangkal Tr terbangkit emf sehingga mengalir arus
listrik pada rangkaian tersebut (efek Seebeck).
Terdapat beberapa jenis thermokopel yang berbeda karakteristiknya. Perbedaan ini
ditentukan oleh kombinasi pasangan jenis penghantar yang digunakan. Hal ini memberi
keuntungan, yaitu jenis thermokopel yang digunakan dapat disesuaikan dengan rentang
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Yudhi Gunadi, MT.
Traducer 3
suhu dan kondisi lingkungan tempat thermokopel bekerja. Perbedaan jenis penghantar
menentukan karakteristrik linier suhu terhadap tegangan. Kombinasi yang banyak dipakai
adalah tipe E (kromel-konstantan), tipe J (besi – konstantan), tipe K (kromel-alumel), tipe
RS (platinum- platinum rhodium)dan tipe T (tembaga konstantan) gambar 2.2
menunjukkan grafik tegangan terhadap suhu pada termokopel tipe E, J, K dan R
Tegangan keluaran emf (electro motive force) thermokopel masih sangat rendah, hanya
beberapa milivolt. Thermokopel digunakan untuk mengukur suhu setinggi 2300oF atau
serendah -270oF, dengan tegangan keluaran lebih dari 100 mV Bila piranti ini digunakan
untuk mengukur suhu 500oF sampai 2300oF (platinum - platinum rhodium) yang tidak
meleleh pada suhu 3000oF.
Thermokopel adalah sebuah alat yang bekerjanya berdasarkan perbedaan pengukuran.
Oleh karena itu, untuk mengukur suhu yang tidak diketahui, terlebih dahulu harus
diketahui tegangan Vc pada suhu reference (reference temperature).
Bila thermokopel digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi maka akan muncul
tegangan sebesar Vh, Jadi tegangan sesungguhnya adalah selisih antara Vc dan Vh, yang
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Yudhi Gunadi, MT.
Traducer 4
disebut net voltage (Vnet). Besarnya Vnett dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Vnet = Vh - VC …………………………………………………. ………………………
(2.1)
Contoh soal.
Sebuah thermokopel menghasilkan tegangan keluaran sebesar 50 mV pada suhu 1400oC,
sedangkan pada suhu 200oC menghasilkan tegangan 10 mV. Berapa tegangan
sesungguhnya (Vnet) yang dihasilkan oleb thermokopel?
Penyelesaian:
Vnet = Vh - VC = 50 mV - 10 mV = 40mV
Gambar 2.3. menunjukkan kurva pengukuran suhu terhadap arus (mA). Thermokopel
menghasilkan arus keluaran antara 4 mA sampal dengan 20 mA, ditentukan oleh suhu
yang terukur. Pada suhu minimum, arus keluaran terukur 4 mA. Sinyal keluaran ini
digunakan sebagai zero setting.
Pada suhu maksimum, arus keluarannya adalah 20 mA. Selisih antara suhu. maksimum
dan suhu minimum disebut span setting.
Pada gambar 2.3. juga ditunjukkan perubahan arus keluaran linear terhadap suhu. Arus
keluaran sebanding dengan perubahan besaran antara tegangan terhadap suhu atau arus
terhadap waktu.
Jenis thermokopel yang lain adalah thermopile. Thermopile adalah beberapa thermokopel
yang dihubungkan secara seri sehingga didapatkan alat ukur suhu yang mempunyai
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Yudhi Gunadi, MT.
Traducer 5
sensitivitas tinggi. Tegangan keluaran thermopile adalah jumlah tegangan pada masing-
masing thermokopel.
Thermopile sering digunakan sebagai Pyrometer Radiasi, yaitu thermopile yang
digunakan untuk mengukur suhu sangat tinggi yang terpancar dari sumber panas. Pada
kondisi ini thermopile tidak mungkin menempel secara fisis pada sumber panas,
contohnya pada proses peleburan baja.
Gambar 2.4a menunjukkan beberapa thermokopel yang dihubungkan secara seri
membentuk thermopile. Thermopile ini diletakkan di titik tengah pyrometer (Gb. 2.4b).
Fungsi lensa adalah untuk mendapatkan titik fokus radiasi agar jatuh pada thermopile.
2. Thermistor dan RTD (Resistance Temperature Detectors)
Thermistor atau thermal resistor atau thermal sensitive resistor adalah suatu jenis resistor
yang sensitif terhadap perubahan suhu. Adapun RTD adalah suatu resistor yang
digunakan untuk mendeteksi perubahan resistansi sebuah penghantar atas perubahan suhu
padanya.
a. Thermistor
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Yudhi Gunadi, MT.
Traducer 6
Prinsip keda thermistor adalah memberikan perubahan resistansi yang sebanding dengan
perubahan suhu. Umumnya kata thermistor digunakan untuk pengertian yang lebih luas,
yaitu komponen elektronik darl bahan semikonduktor yang mempunyai koefisien suhu
negatif. Gambar 2.5 menunjukkan kurva hubungan antara resistansi terhadap suhu.
Thermistor mempunyai sensitivitas lebih tinggi darlpada thermokopel atau RTD.
Thermistor sering digunakan sebagal sensor suhu, komponen rangkaian kompensasi
perubahan suhu atau alat pengaman pemanasan lebih.
Perubahan resistansi yang besar terhadap perubahan suhu yang relatif kecil menjadikan
therrmstor banyak dipakal sebagai sensor suhu yang mempunyal ketelitian dan ketepatan
tinggi.
Thermistor dibentuk darl bahan oksida logam campuran (sintering mixture), kromium,
kobalt, tembaga, besi, atau nikel. Pemilihan bahan oksida dengan perbandingan tertentu
berpengaruh terhadap karakteristik thermistor.
Beberapa tipe thermistor tersedia di pasaran dengan nilai resistansi dari ohm sampai
megaohm. Gambar 2.6. menunjukkan simbol thermistor dan Gambar 2.7 menunjukkan
konstruksi thermistor tipe GM 102.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Yudhi Gunadi, MT.
Traducer 7
Thermistor yang berbentuk butiran dapat digunakan pada suhu. lebih dari 700oFNilai
resistansinya berkisar dari 100 ohm hingga 10 M ohm.
Dalam dunia industri banyak digunakan thermistor berbentuk keping, batang, dan
butiran. Tipe keping umumnya dipasang dengan cara dilekatkan langsung pada benda
yang diukur panasnya. Hal ini banyak diterapkan pada pengukuran suhu yang tinggi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Yudhi Gunadi, MT.
Traducer 8