A- Skripsi Periklanan Ane

download A- Skripsi Periklanan Ane

of 79

Transcript of A- Skripsi Periklanan Ane

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latarbelakang Masalah Dalam proses pembuatan sebuah iklan, masyarakat pada umumnya selalu beranggapan bahwa kegiatan creative adalah hal yang paling penting dari seluruh proses kerja pembuatan iklan tersebut, padahal pada masa kini bukan hanya creative saja yang sangat berperan dalam proses pembuatan sebuah iklan, strategi media adalah salah satu proses yang juga penting dan justru paling menentukan karena sangat berpengaruh pada sukses atau tidaknya suatu tindakan periklanan. Efektif tidaknya mendapatkan konsumen yang tepat sasaran sangat dipengaruhi oleh pemilihan-pemilihan dari media apa yang cocok digunakan melalui perencanaan media. Hasil baik kerja creative akan menjadi sia-sia ketika tidak didukung dengan pemilihan media yang tepat dalam beriklan. Sebaliknya ketika pemilihan media tepat maka tujuan-tujuan yang telah direncanakan akan tercapai. Kegiatan strategi media adalah pemecahan dari sasaran-sasaran media1, sasaran media yaitu beroriantasi pada tindakan yang merupakan penjabaran dari perluasan sasaran pemasaran yang menentukan tujuan akhir media dan harus berorientasi kepada tindakan, caranya yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mempengaruhi pemilihan dan penggunaan media2. Pernyataan-pernyataan strategi media menggambarkan dengan rinci

1 2

Surmanek, Jim. 1991. Perencanaan Media, Jakarta : Gramedia, Hal. 137. Ibid, Hal. 125

2

arah tindakan yang akan di ambil dengan media mana yang akan dipakai, berapa kali setiap media akan dipakai, berapa banyak setiap media akan dipakai, dan selama periode mana dalam satu tahun3. Dengan begitu efektifitas dan efisiensi secara logis akan didapat sehingga biaya pengeluaran yang telah dipersiapkan dapat dimaksimalkan dan tidak terbuang sia-sia. Sebagai contoh yang dilakukan snack biscuit WANT & WANT asal Taiwan yang menerapkan strategi media dengan baik, yaitu tidak menggunakan media massa sebagai media utama dalam periklanannya, melainkan dengan media-media dari lini bawah sebagai media utama, yang pada 6 Juni 2010 memperkenalkan produknya melalui sampel makanan yang dibagikan gratis di Vihara Dhammacakka Jaya oleh PT. AJI ICHIBAN INDONESIA sebagai importir dan distributor merek makanan tersebut. Hal itu merupakan salah satu contoh dari penentuan pemecahan media dengan merumuskan strategi medianya melalui pemilihan jenis media-media apa yang dapat digunakan dalam kegiatan periklanan. Setiap media dalam kegiatan periklanan memiliki keunggulan masing-masing, karena itu diperlukan adanya strategi media, serta analisa yang jeli ketika pengambilan keputusan-keputusan dilakukan. Strategi media adalah suatu kegiatan yang hanya melakukan analisa pada suatu kegiatan periklanan. Begitu juga yang dilakukan oleh Pusat Komunikasi Publik sebagai sub bidang publikasi dari departemen milik negara yaitu Departemen Pekerjaan Umum. Pada sub bidang Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum menyelenggarakan sebuah event besar3

Ibid, Hal. 137

3

berskala internasional pada 3, 4, dan 5 Oktober 2009 yaitu Habitat Day di Palembang, yang selalu diselenggarakan setiap tahun sebagai event sosial mengenai kepemukiman dibawah tanggung jawab lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa yang pertama kali didirikan pada tahun 1978, melalui agenda ini, UN-HABITAT adalah salah satu divisi lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan kontribusi-kontribusi progressif bagi tujuan lembaga Perserikatan kemiskinan dan Bangsa-Bangsa mewujudkan yaitu dalam hal yang

penanggulangan

pembangunan

berkelanjutan. Jaringan-jaringan kerjasama UN-HABITAT saat ini meliputi pemerintah dan pemangku kepentingan di tingkat lokal, lembaga non pemerintah dan kelompok masyarakat madani internasional, yang kemudian dikenal dan diperingati sebagai Habitat Day yang selalu disenggarakan setiap tahun diberbagai negara diseluruh dunia. Salah satu negara yang ikut merayakannya yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kegiatan tersebut menjadi wewenang dari departemen negara yaitu Departemen Pekerjaan Umum. Departemen Pekerjaan Umum merupakan departemen negara yang bertanggung jawab atas terselenggaranya infrastruktur negara yang bersifat nasional. Salah satu yang menjadi wewenang Departemen Pekerjaan Umum adalah pemukiman, yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan event Habitat Day melalui sub bidangnya yaitu Pusat Komunikasi Publik. Pusat Komunikasi Publik adalah salah satu dari sekian banyak sub bidang yang ada pada Departemen Pekerjaan Umum sebagai suatu sub

4

bidang publikasi departemen untuk mendukung terselenggaranya sistem informasi secara efisien dan efektif dibawah wewenang Sekretariat Jenderal sesuai peraturan Menteri Pekejaan Umum No. 286/PRT/M2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum. Awalnya Pusat Komunikasi Publik masih bagian dari Pusat Data dan Informasi yang kemudian dipecah menjadi Pusat Komunikasi Publik dan Pusat Pengolahan Data yang masing-masing dipimpin oleh pejabat eselon II. Salah satu tugas Pusat Komunikasi Publik adalah melaksanakan kegiatan informasi untuk pelayanan publik dan memproduksi bahan informasinya. Salah satu aktivitasnya yaitu mempublikasikan dan memproduksi bahan informasi tersebut agar sampai kepada masyarakat. Untuk melaksanakan kegiatan publikasi tersebut departemen menggunakan berbagai media seperti website, pameran, iklan layanan masyarakat, majalah, booklet, pendokumentasian pelaksanaan kegiatan departemen dan semua media-media iklan yang dapat dipergunakan sebagai media publikasi4. Besarnya event yang diselenggarakan Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekarjaan Umum tersebut pastinya membutuhkan perencanaan yang sangat matang, begitu pula pada kegiatan publikasinya, juga membutuhkan perencanaan mulai dari creative hingga pada pemilihan medianya yaitu, dengan menggunakan berdasarkan Media Lini Atas (Above The Line) atau Media Lini Bawah (Below The Line).

4

Profile Depatemen Pekerjaan Umum, Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 2007

5

Berdasarkan penjelasan uraian diatas, peneliti ingin melihat permasalahan yang ada dengan besarnya event tersebut yaitu, Bagaimana pemilihan media iklan yang digunakan Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum dalam event Habitat Day 2009? Apakah yang lebih efektif menggunakan media lini atas atau media lini bawah? Ketika kegiatan publikasi dengan pemilihan media tersebut gagal, maka dapat dipastikan kegiatan event Habitat Day yang direncaanakan Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum, juga akan gagal.

B.

Pokok Permasalahan Habitat Day adalah salah satu acara besar yang diikuti oleh 171 negara yang didirikan oleh Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai salah satu agenda kegiatan untuk memecahkan masalah-masalah pada lingkungan perkotaan. Indonesia adalah salah satu dari 171 negara yang ikut ambil bagian menyelenggarakan Habitat Day dan untuk kesekian kalinya Indonesia menyelenggarakan kegiatan tersebut dengan memilih kota Palembang sebagai pusat kegiatan tersebut setelah Bali berturut-turut tahun 2007 dan tahun 2008 sebagai pusat kegiatan. Begitu besarnya acara yang diselenggarakan maka untuk menyukseskan acara tersebut diperlukan banyak berbagai kegiatan publikasi dengan menggunakan media-media iklan yang ada untuk menyukseskan event tersebut. Media-media yang biasa digunakan oleh Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum pada event Habitat Day yaitu media lini bawah seperti billboard, umbul-

6

umbul, machandise, pameran, talk show, perlombaan, dan berbagai aktivitas kegiatan lainnya. Pada media lini atas menggunakan media seperti radio, internet, dan televisi. Berdasarkan pembahasan tersebut, pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

Bagaimanakah perencanaan strategi media oleh Pusat Komunikasi Publik dalam menyukseskan terselengaranya Habitat Day 2009 yang diadakan pada 3 - 5 Oktober 2009 di Palembang?

C.

Tujuan Penulisan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah strategi media publikasi yang digunakan oleh Seknas Habitat 2009 dan Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka program Habitat Day 2009 ? Penelitian strategi media ini mencakup tujuan media publikasi, penentuan media primer dan sekunder serta implementasi strategi media Habitat Day.

D.

Manfaat dan Tujuan Penelitian 1. Manfaat Teoritis

7

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menjadi sumbangsih penting dan memperluas wawasan dalam kajian Komunikasi, dalam hal ini bidang Periklanan (Advertising). Selain itu penelitian ini bertujuan memberikan wacana aplikatif tentang media iklan sebagai media publikasi yang efektif agar dapat mengaplikasikan konseptualisasi teoritis dengan konseptualisasi praktis dan kenyataan di lapangan.

2.

Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang membangun, yaitu sebagai bahan referensi dan masukan yang berguna bagi penelitian-penelitian selanjutnya dan mengetahui bagaimanakah proses pembuatan sebuah iklan menjadi efektif dengan melakukan pemilihan media secara tepat.

E.

Sistematika Penulisan

8

Pembahasan secara terperinci dalam penulisan skripsi ini terbagi dalam 5 (lima) bab dan disusun sesuai dengan pedoman yang berlaku. Secara garis besar uraian dari isi masing-masing bab adalah sebagai berikut:

BAB I

:

PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat dan tujuan penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II :

TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang landasan teori periklanan dan komunikasi yang menjadi acuan untuk melakukan penelitian, konsepsi media-media iklan sebagai media publikasi, konsepsi strategi media, pengertian dan proses perencaan pada aktivitas strategi media pada Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum.

BAB III :

METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini menguraikan berbagai hal yang

berhubungan dengan metodologi yang meliputi metode penelitian, metode pengumpulan data, waktu dan lokasi penelitian. BAB IV : HASIL ANALISA DAN TEMUAN

9

Berisi tentang data variabel penelitian, pengolahan data, temuan penelitian dan penafsiran hasil pengamatan mengenai strategi media pulikasi dalam event Habitat Day 2009.

BAB V :

KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan dan saran yang didasarkan pada data hasil penelitian.

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Periklanan Sebagai Proses Komunikasi Periklanan merupakan sebuah proses komunikasi yang bertujuan membujuk orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan yang ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemikiran dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek, jadi iklan harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasi para konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan5. Untuk memahami pengertian Komunikasi, sehingga dapat

dilancarkan secara efektif, maka penulis mengutip paradigma Harold D Laswell dalam bukunya The Structure and function of communication in society. Laswell mengatakan bahwa metode yang baik untuk menjelaskan Komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut: who, Says, What, in which channel, To Whom, With What Effect?6. Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah suatu proses penyampaian

5 6

Jefkins, Frank. 1996. Periklanan, Jakarta : Erlangga, Hal. 18 McQuail, Denis and Windahi, Sven. 1986. Communication Models, Newyork : Harper and Brother, Hal.10

11

pesan

oleh

komunikator

kepada komunikan

melalui

media yang

menimbulkan efek tertentu. Paradigma Lasswell menunjukan bahwa Komunikasi meliputi 5 (lima) unsur sebagai jawaban dari pernyataan yang diajukannya itu, yakni7 : 1) Komunikator (Communicator, Source, Sender) Adalah pengiklan ataupun produsen yang ingin mengiklankan produk marketnya kepada konsumen ataupun sasaran yang dituju. 2) Pesan (Message) Adalah pesan yang ingin disampaikan kepada komunikan yang dikemas dalam bentuk iklan, dan di buat sangat menarik sehingga dapat menarik minat konsumen. 3) Media (Channel) Adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari

komunikator kepada komunikan, dalam hal ini bisa media cetak atau media elektronik. 4) Komunikan (Receiver) Adalah komunikan yang menerima pesan dari konsumen. Dalam iklan mereka adalah konsumen yang dituju oleh para produsen iklan. 5) Efek/Umpan Balik (Feedback) Adalah tanggapan seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima pesan dari komunikator. tanggapan

7

Prof. Drs. Uchajana Effendy, Onong, MA. Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek, Bandung : Remaja Rosdakarya, Hal. 10

12

Dari definisi komunikasi Lasswell tersebut diatas ternyata sejalan dengan definisi iklan menurut definisi baku di Indonesia, berdasarkan kitab Tata Krama dan Tata Cara Periklanan di Indonesia yaitu iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat suatu media dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat8. kata iklan sendiri berasal dari istilah Arab yaitu ilan, yang kemudian diadopsi dan dilafalkan kedalam bahasa Indonesia. Selain iklan, di Indonesia juga mengenal istilah advertensi dan reklame, yang juga di adopsi dari istilah asing yaitu berasal dari Belanda (advertensi) dan Perancis (reclame). Istilah periklanan di Indonesia menurut catatan Bedjo Riyanto pertama kali diperkenalkan oleh Soedardjo Tjokrosisworo, seorang tokoh pers nasional pada tahun 1951 untuk menggantikan istilah advertentie dari bahasa Belanda dan atau advertising dari bahasa inggris agar sesuai dengan semangat penggunaan bahasa nasional Indonesia (Riyanto, 2001)9. Istilah iklan dinamai berbeda-beda disesuaikan dengan dimana iklan itu berada, seperti di Amerika dan Inggris iklan disebut advertising, di Perancis disebut reclamare yang artinya meneriakan sesuatu secara berulang-ulang, di Belanda disebut advertentie, bangsa-bangsa Latin menyebutnya dengan advertere yang berarti berlari menuju kedepan, iklan menurut Otto Klepper (1986) berasal dari bahasa Latin yaitu ad-vere yang berarti mengoperkan

8

Restati, S. M, Niken. Modul Pengantar Periklanan, Jakarta : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. Hal. 3 9 Widyatama, Rendra, 2007. Pengantar Periklanan, Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, Hal 14

13

pikiran dan gagasan kepada pihak lain10. Adapun pengertian secara komprehensif atau luas adalah semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang ataupun jasa secara non personal melalui media yang dibayar oleh sponsor tertentu. (Durianto, dkk, 2003)11. Dengan demikian jelas, bahwa iklan merupakan pula suatu komunikasi. Ia melibatkan produsen sebagai komunikator, fisik iklan itu sendiri sebagai unsur pesan, media sebagai saluran dan khalayak sebagai publik yang ditujunya12. Para praktisi periklanan Indonesia juga menyatakan sepakat bahwa periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan,

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan13. Telaah atas pengertian ini menjadi sangat penting, karena ia akan menjelaskan adanya prakondisi untuk dapat beriklan secara efektif dan efisien. Pertama, kita perlu mengenal dulu sasaran khalayaknya. Setelah itu kita menentukan media yang akan digunakan. Baru kita dapat merancang pesan iklan yang sesuai dengan kedua prakondisi tersebut14. a) Tujuan periklanan secara umum yaitu15 : 1) Menciptakan pengenalan merek / produk / perusahaan 2) Memposisikan 3) Mendorong prospek untuk mencoba10 11

Ibid, Hal. 15 Ibid, Hal. 13 12 Restati, S. M, Niken. Modul Pengantar Periklanan, Jakarta : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. Hal 4 13 Ibid, Hal 4 14 Ibid, Hal 5 15 Ibid, Hal 9

14

4) Mendukung terjadinya penjualan 5) Membina loyalitas 6) Mengumumkan cara baru pemanfaataan 7) Meningkatkan citra b) Fungsi dan peran periklanan16 : 1) Sumber informasi Dengan iklan dapat membantu masyarakat untuk memilih alternatif produk yang lebih baik atau lebih sesuai dengan kebutuhannya. 2) Kegiatan ekonomi Periklanan membuat para pelaku ekonomi tetap memproduksi dan memperdagangkan produk mereka. 3) Pembagi beban biaya Periklanan membantu skala ekonomi yang besar bagi setiap produk, sehingga menurunkan biaya produksi dan distribusi per unit atas produk tersebut, dan pada gilirannya memurahkan harga jualnya kepada masyarakat. 4) Sumber dana media Periklanan telah menunjang harga eceran atau langganan media surat kabar.

5) Identitas produsen16

Ibid, Hal 11

15

Melalui kegiatan periklanan, masyarakat akan mengetahui produsen. 6) Sarana kontrol Melalui kegiatan periklanan, masyarakat dapat membedakan produk-produk sah dengan tiruan. c) Klasifikasi iklan17 : 1) Berdasarkan target audience 1. Consumer advertising. 2. Business advertising a. b. c. d. Industrial advertising Trade advertising Profesional advertising Agricultural (farm) advertising

2) Berdasarkan geografi 1. 2. 3. 4. International advertising National advertising Regional advertising Local advertising

3) Berdasarkan media yang digunakan 1. 2. Media lini atas (Above The Line) Media lini bawah (Below The Line)

4) Berdasarkan fungsi / tujuan 1.17

Product vs non product advertising

Ibid, Hal 12

16

2.

Commercial vs non commercial advertising

Hakikatnya terdapat dua pembagian iklan, yaitu iklan publik atau iklan layanan masyarakat yang berisikan informasi-informasi bagi kepentingan publik atau masyarakat, yang biasanya dibuat oleh pemerintah atau oleh organisasi-organisasi independent yang tidak bersifat commercial. Dalam iklan commercial, Djokolelono menguraikan beberapa jenis iklan commercial yaitu Hard-sell, Presenter atau Celebrity, Dramatisasi, Demonstrasi, Testimonial, dan Jingle18. Yang pertama adalah Hard-sell, yaitu Paling sering dipakai, script dapat disampaikan oleh announcer pria, wanita, anak-anak atau karakter lain. Dan announcer dapat langsung menyampaikan inti pesan, berceritera, dengan gaya humor atau serius. Presenter atau Celebrity (Spoken Person), announcer seperti dijenis Hard-sell, tetapi yang ini ada didepan kamera. Dapat memakai juru bicara dari yang biasa sampai yang terkenal. Harus dijaga kewajaran pesan atau produk. Harus dijaga agar juru bicara tidak mengalahkan pesan atau produk. Lalu copy ditulis dengan mengingat pribadi si juru bicara. Dramatisasi yaitu Slice of Life diambil dari kehidupan sehari-hari. Bisa humor, musical atau dramatic. Pelaku memerankan suatu tokoh. Walaupun bisa diekstrimkan, harap dijaga agar dialog bisa dipercaya, wajar, tidak predictable.

18

Djokolelono, Seminar Sehari, II-1 II-8, 4/8/96

17

Demonstrasi. Untuk menampilakan, kegunaan produk. Cara kerja produk. Membuktikan hasil, before and after. Contoh ekstrim, untuk bukti mutu. Tes kompetitif Testimonial. Menampilkan pengguna produk. Kata-kata dan penyampaian harap dijaga kewajarannya. Casting sangat penting, cari karakter yang bisa merebut hati pemirsa. Sedapat mungkin hindari wajah terlalu cantik atau tampan. Cari setting atau kejadian yang familiar dengan pemirsa. Dan yang terakhir, Jingle. Yaitu pesan dinyanyikan mengiringi visual yang biasanya rangkaian vignettes. Biasanya untuk menghadirkan citra dan bukannya Hard-sell. Begitu juga dengan beberapa teknik yang dipakai dalam membuat iklan19. Yaitu yang pertama, Live action yang terdiri dari narrative, untuk demonstrasi, menampilkan emosi, menonjolkan kelebihan produk. Dan dialog, seperti testimonial, personality, drama, dan inti pesan. Dengan berbagai macam jenis, teknik dan karakteristik masingmasing keunggulan dan kelemahan pada media-media iklan tersebut, tentu menjadi mudah bagi pengiklan karena untuk kegiatan beriklan kini disuguhkan berbagai media-media iklan tersebut, tetapi menjadi sulit ketika pengiklan tidak pandai-pandai memanfaatkan dan memilah-milah

sedemikian banyaknya media iklan yang ada tersebut menajdi efektif, bukannya untung yang didapat malah rugi yang dituai karena terbuangnya sia-sia budget yang pasalnya tidak sedikit jumlahnya. Lalu bagaimana19

Ibid, II-9, 4/8/96

18

caranya agar tidak terbuang sia-sia budget yang telah di sediakan tersebut? Yaitu dengan menerapkan suatu perencanaan media melalui strategi media, dengan begitu pemaksimalan dan efisiensi dapat tercapai.

B.

Media Iklan Dalam periklanan, hal yang paling penting adalah dimana iklan nantinya akan ditempatkan. Karena itu diperlukan yang namanya media. Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. namun penegertian media dalam proses pemebelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menagkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal20. Media dalam periklanan sangatlah beragam, akhir-akhir ini bahkan ditemui banyak sekali media dengan bentuk yang juga beragam. Yang dimaksud dengan media iklan adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebar luaskan pesan pesan iklan. Pada prinsipnya, jenis media iklan dalam bentuk fisik dibagi kedalam dua kategori yaitu media iklan cetak dan media iklan elektronik. Yang dimaksud dengan media cetak adalah media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual yang dihasilkan dari proses percetakan. Bahan baku dasarnya maupun sarana penyampaian pesannya menggunakan kertas. Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal tentang rekaman peristiwa yang diubah dalam kata -kata, gambar foto dan sebagainya,

20

www. Google/ definisi media/ Nursidik, Yahya. 2007. blogspot.com.

19

contohnya seperti : surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, poster, dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip elektronik dan eletromagnetis, contohnya seperti : televisi, radio, internet, dan lain sebagainya. Jika dilihat dari pekerjaan kreatifnya maka media iklan terbagi kedalam dua jenis, yaitu21 : 1. Media lini atas (Above The Line), media utama yang digunakan dalam kegiatan periklanan, seperti ; 1.a Televisi

Karakteristiknya yaitu22 : a) Audio visual, maka iklan-iklan televisi dapat

nampak begitu hidup dan nyata. b) Dapat menjangkau pemirsa secara massal,

maka efektifitas dalam jangkauan bagi pengiklan telah terpecahkan, c) Dapat menjangkau pemirsa dari berbagai

kalangan. d) Masyarakat lebih tanggap, karena iklan

televisi disiarkan dirumah - rumah dalam suasana yang serba santai atau rekreatif, maka masyarakat

21 22

Arief Sosiawan, Edwi. Media Iklan, http://www.rumahkom.wordpress.com, Hal. 1 Jefkins, Frank. 1996. Periklanan, Jakarta : Erlangga, Hal. 109

20

lebih siap untuk memberikan perhatian dibanding iklan-iklan out door. e) Repetisi atau pengulangan, iklan televisi bisa

ditayangkan hingga beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat masyarakat yang untuk

memungkinkan

sejumlah

menyaksikanmya, dan dalah frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit. 1.b Radio

Karakteristiknya yaitu23 : a) Murah, jauh lebih murah harga satu set radio ketimbang satu set televisi. b) Ketajaman penetrasi, dengan tersedianya sinyal yang kuat, radio dapat mencapai pendengar yang banyak pada jarak yang jauh. c) Waktu transmisi tidak terbatas, program program radio biasanya disiarkan hamper sepanjang hari, bahkan banyak yang mengudara selama 24 jam non stop.

1.c23

Bioskop

Ibid, Hal. 101

21

Karakteristiknya yaitu24 : a) Captive audience, para penonton bioskop benarbenar terpaku dan tidak beranjak dari kursinya, sehingga perhatian mereka tercurah pada apa yang terdapat di layar. b) Video memiliki masa putar atau durasi yang lebih panjang, iklan iklan di bioskop dapat lebih panjang dari pada iklan di televisi. c) Layar yang lebih lebar, ini membuat gambar lebih dramatik, realistik dan impactive (menimbulkan kesan tertentu), iklan menjadi lebih persuasif karena dipertunjukan pada bidang layar yang lebih besar dan lebih lebar. d) Tidak ada acara selingan, tidak ada waktu jeda atau saat istirahat khusus untuk iklan. e) Suasana hiburan, iklan bioskop dilihat pada suatu suasana yang serba lileks sehingga pemirsa lebih siap memberikan perhatian dan tanggapan.

1.d

Surat Kabar

Karakteristiknya yaitu25 :24 25

Ibid, Hal. 123 Arief Sosiawan, Edwi. Media Iklan, http://www.rumahkom.wordpress.com, Hal. 1

22

a) Market coverage, surat kabar mampu menjangkau daerah - daerah perkotaan sesuai cakupan wilayahnya. b) Memiliki frekuensi terbit, frekuensi penerbitan surat kabar dibedakan dalam 6 jenis frekuensi penerbitan meliputi ; 7 x seminggu, 6 x seminggu, 5 x seminggu, 3 x seminggu, 2 x seminggu dan 1 x seminggu. Frekuensi terbit digunakan oleh pengiklan untuk melihat usia surat kabar dalam peredaran. Usia surat kabar harian hanya satu hari sehingga lewat satu hari telah dianggap basi. Sementara usia surat kabar mingguan usia edarnya 1 minggu, informasinya tidak cepat basi. c) Ukuran, ukuran surat kabar di dibedakan dalam bentuk tabloid dan standar (broadsheet). Bentuk tabloid terdiri dari enam kolom ( 5 x 35 cm ). Ukuran ini berkesan tabloid mirip majalah tak berjilid. Sedangkan bentuk standar memiliki ukuran delapan atau sembilan kolom. Ukuran menjadi pertimbangan dalam segi kreatif iklan yang berujud art work. d) Flexibelity, lebih luwes dalam menentukan jadwal publikasi iklan dan surat kabar yang

mempublikasikan (apakah lokal, regional ataukah

23

nasional) berkaitan dengan khalayak yang dijadikan sasaran iklan. e) Sirkulasi, sirkulasi surat kabar dikategorikan dalam bentuk lokal, regional dan nasional. Pada prakteknya umumnya koran lokal juga mengiklankan iklan yang datangnya dari pusat sehingga koran lokal juga merupakan kepanjangan tangan dari pengiklan nasional. Pertimbangn sirkulasi ini juga digunakan sebagai pertimbangn untuk memilih target audience. f) Comparison shooping, surat kabar sering

digunakan sebagai bahan acuan atau referensi konsumen dalam membeli barang atau jasa. g) Positive consumer attitude, aktualitas informasi yang sampaikan digunakan juga sebagai acuan pembaca. h) Format isi, format isi berkaitan dengan segmentasi dari target audiences, oleh karenanya umumnya format surat kabar disesuaikan dengan interest dari target audiencenya. Format isi surat kabar saat ini kian beragam namun secara umum dapat dibagi dalam kategori umum, ekonomi, olah raga, kriminal, klenik (mistis), hiburan, wanita, teknologi dan property.

24

Di media lini atas, dalam media cetak dapat berupa surat kabar seperti koran, majalah, bulletin dan lain sebagainya dan dalam media elektronik dapat berbentuk program siaran televisi, radio dan bioskop. 2. Media lini bawah (Below The Line), media iklan selain media lini atas. Kegiatan periklanan, seperti26 : 1.a Literatur penjualan, banyak barang dan jasa bisa

dijual dengan lebih mudah kalau si konsumen diberi tulisan atau literatur yang secara terperinci menjelaskan kegunaan, karakteristik, dan berbagai aspek lainya dari produk yang bersangkutan. Seperti : leaflet, Brosur atau Bookletdirect mail, Folder, Broadsheet, Katalog, Jadwal perjalanan, Agenda, Kartu Jaminan, dan Formulir sayembara. 1.b Benda benda pajangan di tempat penjualan, yaitu

benda benda yang sengaja di rancang untuk menarik perhatian pengunjung, serta mempertinggi kemungkinan terjadinya penjualan. Seperti : Mobil atau alat peraga gerak, Poster, Sticker, Contoh Kemasan, Produk sisa, Stand kasa, Kartu pajangan, Jam dinding, Sampel, Tatakan gelas, Asbak rokok, Tiket, dan Daftar menu. 1.c Iklan di udara, media ini memanfaaatkan unsur -

unsur drama dan kejutan, termasuk memancing rasa ingin tahu penonton. Seperti : Tulisan di langit, Seruan dari26

Jefkins, Frank. 1996. Periklanan, Jakarta : Erlangga, Hal. 135

25

langit, Spanduk di langit, Pesawat, Balon udara, dan Proyeksi iklan dilangit. 1.d Kalender, media yang sangat tua dan sudah sangat

popoler di seluruh dunia. Tetapi kalender sendiri memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Ada pun bentuk bentuk utama dari kalender adalah sebagai berikut : Bergambar, Blok, Digital, Gulung, dan Kalender catur wulan. 1.e Media video, video juga dimanfaatkan sebagai

media iklan alternatif yang cukup efektif seperti : Tv shopping, Mobile LCD, Kaset video dan Neon Box. 1.f Cendera mata, bentuknya sangat bervariasai, dan

akan semakin efektif jika bendanya sendiri berguna dan awat. Cendera mata yang paling populer antara lain seperti : Pena, Gantungan kunci, Pensil, Pisau pembuka surat, Pembuka tutup botol, Dompet, Cangkir. Beberapa bentuk media lini bawah dalam media cetak dapat berupa poster, banner, flyer, dan lain sebagainya, dan dalam media elektronik dapat berbentuk, Tv shopping, mobile LCD, display, dan lain sebagainya, reklame atau sering juga disebut billboard termasuk dalam media lini bawah tetapi media yang digunakan dapat berbentuk media cetak dan media elektronik didalam Kalkulator mini, dan,

26

perkembangannya. Dan media cetak terbesar adalah brosur, dan untuk ukuran yang lebih besar dari dari brosur disebut reklame. Menurut Frank Jeffkins (Periklanan, 1997) media lini atas merupakan media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro-biro iklan, sedangkan media lini bawah tidak memberikannya. Artinya, biro iklan tidak berhak menerima komisi dari biaya operasional dari media-media media lini bawah. Perbedaan kedua media tersebut terletak pada sifat media itu sendiri. Sifat media lini atas merupakan media tak langsung yang mengenai audience, karena sifatnya yang terbatas pada penerimaan audience. Kemudian Cost yang lebih tinggi, Sedangkan media lini bawah media yang langsung mengena pada audience karena sifatnya yang memudahkan audience langsung menyerap satu produk atau pesan saja. Kemudian cost yang lebih rendah. Media iklan jika ditinjau dari sudut pandang proses kegiatan periklanan, maka ia berada pada posisi aktivitas media planning dan media buying. Media planning adalah proses menentukan tujuan bagaimana pemasaran.

menggunakan

waktu

dan ruang untuk meraih

Impelementasinya memilih media yang tepat untuk digunakan dalam penyampaian pesan-pesan iklan produk tertentu. Secara ringkas dapat digambarkan penjelasan kedudukan media planning dalam suatu aktivitas periklanan adalah sebagai berikut27 :

27

Arief Sosiawan, Edwi. Media Iklan, http://www.rumahkom.wordpress.com, Hal. 2

27

MARKETING PLAN

ADVERTISING PLAN

MEDIA PLANMedia objective

Situations analysis

Situation analysis Marketing strategy Promotional strategy Advertising objectives Advertising strategy Creative strategy Media Plan Budget

Media strategy Media vehicle Media schedule

Marketing objectives

Marketing strategy

Action plan Gambar 1. Hubungan Antara Media Planning Dengan Marketing Dan Periklanan

Sedangkan media buying dalam kegiatan periklanan adalah merupakan aktivitas dalam memilih institusi media, memonitoring dan mengevaluasi hasil dari kegiatan media planner. Fungsi yang dijalankan adalah pertama meliputi penyediaan informasi bagi media planner misalnya rating acara atau positioning suatu media, kedua negosiasi harga pembelian dan penyewaan waktu dan ruang pada suatu media, ketiga memonitor pelaksanaan kegiatan iklan seperti menghitung jumlah target audience yang tereksposure atau memonitor jadwal pelaksanaan iklan. Keempat

mengevaluasi akumulasi efetivitas .kegiatan periklanan melalui media tertentu Kegiatan periklanan bisa dikatakan efektif, bilamana target audience atau sasaran iklan mampu dicapai. Untuk mencapai itu maka diperlukan perencanaan dan pemilihan media yang tepat.

28

C.

Strategi Media Strategi memegang peranan vital dalam penentuan keberhasilan iklan. Strategi merupakan dasar membangun merek, strategi menjaga agar periklanan dan elemen pemasaran berada dalam jalur yang tepat serta membangun kepribadian merek dengan jelas dan konsisten. Strategi mewakili jiwa sebuah merek dan menjadi elemen penting untuk keberhasilan28. Strategi iklan harus mampu menjawab pertanyaan dasar dari rancangan sebuah kampanye periklanan yang dirumuskan dalam 5W + 1H yaitu29 : What : apa tujuan iklan ? Who : siapa khalayak yang akan dijangkau ? When : kapan iklan dipasang ? Where : di mana iklan dipasang ? Why : mengapa harus demikian ? How : bagaimana bentuk iklannya ?

Tujuan dari strategi adalah usaha untuk menciptakan iklan yang efektif, oleh karena itu selain rumusan pertanyaan 5W + 1H maka pengetahuan yang cukup tentang produk, persaingan pasar atau kompetitor

28

Roman, Kenneth ; Maas, Jane & Nisenholtz, Martin. 2005. How To Advertise, Elex Media Komputindo. 29 Suhandang, Kustadi. 2005. Periklanan : Manajemen, Kiat dan Strategi, Bandung : Nuansa.

29

dan analisis mendalam tentang konsumen merupakan kunci pokok yang harus diketahui oleh pemasar sebelum merumuskan sebuah strategi yaitu 30 : 1. Marketing Brief Hal yang paling pertama sebelum strategi dirumuskan adalah pengetahuan tentang produk. Informasi mengenai produk atau jasa yang akan diiklankan, termuat dalam marketing brief yang dibuat oleh klien. Informasi tersebut biasanya meliputi31 : 1.a Brand

Merupakan penjelasan apakah merek tersebut adalah merek baru atau merek yang telah lama ada di pasar 1.b Product knowledge

Penjelasan singkat tentang fitur yang terkandung dalam produk 1.c Diferensiasi

Keunggulan yang membedakannya dengan kompetitor. 1.d Target Audience

Yaitu segmentasi yang dimaksud oleh suatu produk yang akan diiklankan. Kelompok mana yang akan menjadi target market suatu produk tersebut. Ketahui target audience, pahami betul bagaimana mereka berpikir, bertindak, berperilaku. Amati pola pergaulan mereka. Dengarkan bagaimana mereka berbicara. Apa yang membuat mereka30 31

Batey. 2003. Asian Branding A Agreat Way To Fly, Bhuana Ilmu Populer, Agus H. Madjadikara. 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, Gramedia Pustaka Utama.

30

tertarik untuk mendengar. Benda serta warna apa yang bisa membuat mereka menolehkan mata. Kesempatan kita untuk bisa memenangkan perhatian konsumen adalah dalam hitungan detik! 1.e Analisis SWOT

Tujuan mengetahui SWOT adalah untuk menganalisis suatu produk yang dibandingkan dengan produk pesaing, serta kondisi dan kecendrungan pasar. 1.f Kompetitor

Produk apa yang menjadi kompetitor dari produk yang akan diiklankan. Dari situ bisa dilihat apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari produk yang akan diiklankan dan produk kompetitornya. juga bisa melihat seperti apa iklan terakhir dari kompetitor tersebut. 2. Creative Brief Strategi didefinisikan dengan jelas untuk menstimulasi tujuan yang besar yang tertuang dalam rangkuman kreatif atau creative brief yang dibuat untuk agensi dalam menciptakan iklan. Rangkuman kreatif merupakan jembatan strategi dengan kreatifitas periklanan, rangkuman kreatif mewakili situasi sekarang,

kompetisi, kondisi pasar dan pertimbangan media. Rangkuman itu menjadi strategi hidup dan memberikan pandangan penting bagi tim kreatif untuk menetapkan strategi dan menentukan ide

31

penjualan utama, yang akan menjadi tema pusat kampanye periklanan. Masing-masing agensi periklanan mempunyai model rangkuman kreatif yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan produk yang akan di iklankan. Tidak ada model pemasaran yang begitu kaku sehingga anda tak dapat berubah. Tidak ada rumus pemasaran yang begitu ketat sehingga setiap perubahan dilarang. Hanya pedoman strategi tidak boleh berubah sedangkan pedoman taktisnya berupa rangkuman kreatif boleh berubah32. Hal-hal yang mengenai strategi media biasanya terdapat dalam sebuah rangkuman kreatif atau creative brief yaitu33 : a) Tujuan

Aspek pertama yang paling penting sebelum merumuskan strategi periklanan adalah sebuah sasaran atau tujuan. Tujuan itu tergantung pada apa yang ingin dicapai oleh klien dalam kampanye. Misalnya, membangun kesadaran pada suatu merek, mengkomunikasikan informasi,

membuat perilaku atau membangun persepsi. b) Nyatakan masalah pemasarannya

Masalah biasanya ditemukan setelah dilakukan analisis SWOT. c)32 33

Target Audience

Batey. 2003. Asian Branding A Agreat Way To Fly, Bhuana Ilmu Populer. Roman, Kenneth ; Maas, Jane & Nisenholtz, Martin. 2005. How To Advertise, Elex Media Komputindo.

32

Identifikasi audience sasaran dengan segmen yang sempit berdasarkan faktor demografi, geografis, psikologis,

perilaku konsumen dan pola berpikir dan bertindak. Yang harus jadi pertimbangan adalah, semakin luas target audience maka pesan akan semakin lemah. d) Keuntungan kunci atau ide pesan utama

Satu ide tunggal yang akan selalu diingat target setelah melihat iklan. Ide penjualan utama atau tema kampanye berdasarkan keuntungan kunci. e) Benefit Alasan konsumen untuk percaya yang berbeda dari kompetitor yang juga

mengatakan hal yang sama dalam ide penjualan utama atau tema kampanyenya, atau sebuah pernyataan yang bertujuan tunggal dari sudut pandang konsumen yang menunjukkan mengapa konsumen membeli atau tidak membeli produk atau merek tersebut.

f)

Gaya / tone

Daya tarik yang digunakan untuk mewakili kepribadian merek. Ciri khas komunikasi yang disampaikan harus bisa membawa atau mewakili pesan periklanan.

33

g)

Dampak yang diharapkan

Pengaruh yang diharapkan melalui periklanan dari khalayak sasaran dan bagaimana iklan ini dapat meyakinkan konsumen. Sejalan dengan strategi media menurut Jim Surmanek. Menurut Jim, strategi media terbagi menjadi tiga proses kerja komponen-komponen inti dari suatu proses rencana media yang menjadi suatu syarat utama untuk memperoleh hasil yang maksimal, yaitu34 : 1) suatu Yang pertama, menentukan masalah pemasaran. Adalah perencanaan yang berhubungan untuk memecahkan

permasalahan pada pemasaran dengan merangsang percobaan diantara semua konsumen yang potensial, seperti pemilihan pasar, konsumen, loyalitas dan lain sebagainya. 2) Yang kedua, menerjemahkan kebutuhan pemasaran

menjadi sasaran media yang dapat dilakukan. adalah pemecahan masalah pada jangkauan pesan kepada masyarakat. 3) Yang ketiga, menentukan pemecahan media dengan

merumuskan strategi-strategi media. Jika menjangkau orang adalah sasaran utama, maka media mana yang tepat untuk menjangkau sasaran media tersebut.

34

Surmanek, Jim. 1991. Perencanaan Media, Jakarta : Gramedia, Hal. 137

34

Jadi, strategi media adalah pemecahan dari sasaran-sasaran media, pernyataan-pernyataan strategi menggambarkan dengan rinci arah tindakan yang akan diambil, dengan media35 : a) b) c) d) Media mana yang akan dipakai Berapa kali setiap media akan dipakai Berapa banyak setiap media akan dipakai, dan Selama periode mana dalam satu tahun

Sejumlah alternatif media dapat diperoleh untuk mencapai sasaransasaran media36. pekerjaan perencanaan adalah untuk mencapai media yang terbaik, atau kombinasi media, yang akan menghasilkan pengaruh keseluruhan yang terbaik sehubungan dengan keperluan iklan suatu merek37. Berikut ini adalah salah satu contoh perencanaan strategi media dari rumusan dasar pada sasaran media untuk mendekati analisis media dalam mencapai beberapa sasaran tertentu, yaitu38 : 1. Sasaran audience target Yaitu untuk menganalisa target calon konsumen yang akan menjadi sasaran, baik pria maupun wanita dengan menganalisa persentase pria dan wanita yang mengunakan media dalam suatu tertentu. 2. Sasaran geografi

35 36

Ibid, Hal. 137 Ibid, Hal. 137 37 Ibid, Hal. 137 38 Ibid, Hal. 138

35

Yaitu bertujuan untuk menyesuaikan jangkauan media kepada target pasar setempat. 3. Sasaran penjadwalan Yaitu untuk membimbing perencana dalam mengalokasikan media sepanjang tahun. Yang memiliki tiga bentuk konsep penjadwalan iklan, yaitu : 1.a Iklan berkelomok, suatu jadwal yang berhubungan

dengan gelombang iklan berkala yang diselingi periodeperiode tidak aktif total. 1.b Iklan terus-menerus, adalah suatu jadwal yang

memiliki sedikit tekanan datau tidak ada variasi tekanan. 1.c diatas. Iklan hentakan, adalah kombinasi dari kedua konsep Dasar dukungan yang terus-menerus yang

ditingkatkan dengan ledakan iklan besar-besaran sewaktuwaktu. 4. Sasaran kupon Yaitu untuk mengalokasikan waktu penjadwalan kupon yang biasa digunakan sebagai media promosi. 5. Sasaran jangkauan atau frekuensi Untuk menentukan seberapa banyak jumlah orang yang ingin dijangkau dengan iklan dan berapa kali jangkauan perlu di untuk ulang-ulang dalam mempengaruhi target sasaran dan yang akan

36

sangat mempengaruhi penentuan pemilihan media dan aanggaran yang dibutuhkan. 6. Menguji sasaran Pengujian media dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan agar keputusan-keputusan terbaik dapat dibuat pada masa mendatang. Semua pengujian mempunyai kesamaan dalam dua hal : 1.a Untuk memperkecil resiko pemakaian dana media

yang tidak benar. 1.b Menjadi tempat belajar dari mana kita dapat

menghitung kemungkinan hasil untuk digunakan pada masa mendatang. Jadi, berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dipahami bagaimana proses proses mendetail suatu aktifitas kampanye periklanan berjalan, yang pada bab berikutnya penulis akan menguraikan proses tersebut secara lebih mendalam.

D.

Publikasi Publikasi adalah pesan dari pihak ketiga kepada konsumen atau produsen tentang image, keunggulan atau kekurangan suatu produk39.

39

www. Google/ definisi publikasi/ kamar marketing doni, 2007.

37

E.

Event Event adalah fana, tidak abadi, dan setiap event merupakan suatu campuran unik dari durasi, pengaturan, pengurus dan orang-orangnya. (Getz, 1997, p. 4)40 Event dibedakan menjadi public event dan private event. Yang termasuk publik event adalah : perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis atau perdagangan, kompetisi olah raga, pendidikan dan ilmu pengetahuan, rekreasi, serta politik atau kenegaraan. Sedangkan private event meliputi perayaan pribadi seperti peringatan hari jadi atau anniversaries, liburan keluarga, pesta pernikahan, dan pesta ulang tahun, serta event-event sosial seperti pesta-pesta, gala, dan acara reuni. (Getz, 1997, p. 7)41

40 41

www. Google/ definisi Event/ Petra Christian University. Hal. 6 Ibid, Hal. 6

38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang peneliti gunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan persepektif teoritis yang kita gunakan untuk melakukan penelitian, sementara persepektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain42. Penelitian dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mencari jawaban atau penyebab dari suatu akibat. Hal ini sesuai dengan asal kata penelitian yaitu Research yang berarti mencari lagi, melihat kembali atau meneliti kembali43. Menurut Komarudin, metodologi penelitian atau methodology of research adalah suatu proses mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau masalah melalui prosedur yang sistematis dan terawasi44. Pada dasarnya metode penelitian deskriptif hanya menjelaskan secara detail suatu peristiwa atau situasi45. Dilihat dari tujuannya, metodologi penelitian ini mengacu pada desain penelitian deskriptif yaitu penelitian yang hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya

42

Dr. Mulyana, M.A, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, Hal. 145 43 Ruswanto, Wawan. 1995. Penelitian Komunikasi, Jakarta : Universitas Terbuka, Hal. 3 44 Soewadji, Jusuf. 2003. Metode Penelitian Sosial, Jakarta : Universitas Nasional, Hal. 11 45 Lexy. J, Moeleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : CV Remaja Rosdakarya.

39

sehingga bersifat mengungkapkan atau menggambarkan fakta, dimana hasil penelitian tersebut menekankan pada pemberian gambaran secara objective mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti46. Bertujuan untuk memaparkan atau menggambarkan suatu situasi, keadaan, gejala sosial, yang ada dimasyarakat. Tujuan dari desain penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan, menggambarkan dan melukiskan fakta-fakta atau fenomena tertentu maupun bidang tertentu baik berupa keadaan, sikap, kondisi, pendapat dan prosedur secara sistematis47. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan bagaimana strategi media dalam publikasi event Habitat Day 2009. Maradilis di dalam buku Metode Penelitian menuliskan bahwa: desain penelitian deskriptif adalah bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja yang berlaku saat ini48.

A.

Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan untuk membahas permasalahan dan menjadi acuan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif, yang berusaha menggambarkan atau menjelaskan secermat mungkin mengenai fakta-fakta atau fenomena yang terjadi. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari objek penelitian.

46

Prof. Dr. H. Hadari, Nawawi. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University, Hal. 131 47 Soewadji, Jusuf. 2003. Metode Penelitian Sosial, Jakarta : Universitas Nasional, Hal. 11 48 Maradilis. 1989. Penelitian Komunikasi, Jakarta : Bumi Aksara, Hal. 26

40

Pendekatan kualitatif diartikan sebagai pendekatan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Data atau informasi yang dikumpulkan berupa kata-kata atau gambar, berisi kutipan-kutipan, data-data yang berisi dari naskah wawancara, catatan laporan, dan dokumen resmi lainnya yang ditelusuri sedalam mungkin sehingga fenomena yang diteliti dapat dideskripsikan secara utuh49. Pengertian kualitatif mengaitkan observasi dan interview dengan upaya mencari saling pengertian antara peneliti dengan yang diteliti. Pengertian kualitatif dirancang untuk memberikan pengalaman nyata dan menangkap makna sebagaimana yang tercipta di lapangan melalui interaksi langsung antara peneliti dengan objek penelitian. Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti hanya mengamati setiap datadata dan hasil dari wawancara pada kegiatan objek yang diteliti (dalam penelitian ini yang diamati adalah strategi media dalam publikasi event Habitat Day 2009).

B.

Jenis atau Sifat Penelitian Dalam penelitian ini, jenis atau sifat penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat mengungkapkan atau menggambarkan fakta, dimana hasil penelitian tersebut menekankan pada pemberian gambaran secara objective mengenai

49

Lexy J, Moleong. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, Hal. 90

41

keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti50. Dalam penelitian ini peneliti hanya memaparkan sejauh mana strategi media yang digunakan dalam publikasi event Habitat Day 2009.

C.

Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian studi kasus. Studi kasus adalah strategi riset yang terfokus pada pemahaman terhadap sesuatu yang dinamis dalam konteks tunggal. Studi kasus dapat melibatkan satu kasus atau lebih, dengan tingkat analisa yang berbeda-beda. Studi kasus dapat digunakan untuk memberikan gambaran terhadap suatu masalah, pengujian teori, atau pembentukan teori.

D.

Penentuan Key Informan Dalam penelitian ini, penentuan key informan yang penulis lakukan dengan dipilih secara purposive, obyek penelitian yang menguasai permasalahan yang diteliti ( key informan )51. Informasi selanjutnya diminta kepada informan awal untuk menunjukan orang lain yang dapat memberikan informasi, dan kemudian informan ini diminta pula untuk menunjukan orang lain yang dapat memberikan informasi begitu seterusnya. Cara ini biasanya lazim disebut sebagai snow ball yang dilakukan secara serial atau berurutan. Pada penelitian ini yang dipandang sebagai informan adalah : Tim Harian

50

Prof. Dr. H. Hadari, Nawawi. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University, Hal. 131 51 www. Google/ metode penentuan key informan/ www.damandiri.or.id/ file/ekoilhamunbrawbab3.pdf

42

Seknas Habitat yaitu Kepala Sub Bidang Publikasi Ir. Dian Irawati, MT dan Ir. Mardi Santoso, MT yang juga sebagai sebagai Tim Harian Seknas Habitat . Alasan kenapa peneliti memilih ibu Dian Irawati sebagai key informan adalah karena ibu Ira begitulah nama panggilannya, selain sebagai Tim Harian Seknas Habitat 2009, ibu Ira juga menjabat sebagai kepala sub bidang publikasi dari Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum yang bertanggung jawab sebagai koordinator pusat pada kegiatan kampanye publikasi event Habitat Day tersebut. Dari posisi jabatan itulah sangat tepat bagi penulis yang mencari seorang key informan yang sangat paham akan terselenggaranya event Habitat Day tersebut untuk dapat diinterview dan pak Mardi adalah merupakan sama sama tim dari Departemen Pekerjaan Umum yang memiliki masing masing tugas dan tanggung jawab yang berbeda.

E.

Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan sebagai alat atau instrumen dalam penelitian ini sesuai dengan fokus penelitian yaitu peneliti sendiri yang telah dibantu dengan menggunakan alat - alat pedoman wawancara serta sarana dokumentasi, tempat dan peristiwa. Instrumen tersebut disusun berdasarkan fokus penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya.

43

F.

Data dan Teknik Pengumpulan Data Data merupakan rekaman atau gambaran atau keterangan suatu hal atau fakta. Apabila data tersebut diolah, maka akan menghasilkan suatu informasi. Dalam penelitian, fungsi data inilah suatu masalah atau topik dalam penelitian dapat dipecahkan atau dijawab52. Berdasarkan dari siapa data diperoleh, maka data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) melalui dokumen-dokumen, naskah atau rekap prosedur kegiatan dan informasi yang di publikasikan. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dapat diperoleh dari dokumen yang ada pada Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum yang dapat berupa naskah (script), jurnal, atau yang lainnya yang berkaitan dengan strategi media dalam publikasi event Habitat Day 2009, sehingga penulis bisa mendapatkan informasi tambahan yang sekiranya dibutuhkan untuk penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi dan wawancara (interview) : 1. Wawancara Pengumpulan data dengan wawancara adalah cara atau teknik untuk mendapatkan informasi langsung tentang strategi media dalam publikasi event Habitat Day 2009 atau data dari

52

Soewadji, Jusuf. 2003. Metode Penelitian Sosial, Jakarta : Universitas Nasional, Hal. 103

44

sumbernya atau responden (interviewer) dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (face-to-face), kepada responden yang sudah ditentukan53. Teknik wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik wawancara mendalam, yaitu cara mengumpulkan data dengan menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara tersebut digunakan untuk mengumpulkan data utama. Informasi yang lebih rinci bisa didapatkan peneliti dari pengembangan pedoman wawancara tersebut. Tujuan dari teknik wawancara adalah untuk menemukan sesuatu yang tidak bisa dipantau, seperti perasaan, pikiran, keinginan, dan alasan. Peneliti menggunakan tiga kategori teknik dalam

wawancara (interview), yaitu : 1.a Wawancara dengan cara melakukan

pembicaraan informal (informal conversational interview). 1.b Wawancara umum yang terarah (general

interview guide approach) dan, 1.c Wawancara terbuka yang standar

(standardized open-ended interview).

2. Dokumentasi53

Ibid, Hal. 123

45

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah cara mencari data atau informasi mengenai strategi media dalam publikasi event Habitat Day dari buku-buku, catatan-catatan, transkrip, surat kabar, majalah, agenda, dan yang lainnya, yang dapat membantu memenuhi informasi atau data yang diperlukan.

G.

Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian skripsi ini dilaksanakan di Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum yang berada di Jakarta. Lokasi penelitian pada skripsi ini tetap karena hanya dilakukan di Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum saja. Obyek penelitian yang diteliti adalah strategi media dalam publikasi event Habitat Day. yang dilakukan di Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum.

H.

Analisis Data Setelah pengumpulan data mengenai strategi media dalam publikasi event Habitat Day selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah analisis data. Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih sederhana, mudah dibaca, mudah dipahami, dan diinterprestasikan.

46

Pada tahap ini, data mengenai strategi media dalam publikasi event Habitat Day dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga hasilnya dapat dipakai untuk menjawab masalah. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh melalui penjelasan secara langsung. Data strategi media dalam publikasi event Habitat Day berasal dari hasil wawancara yang dilakukan di Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum, dan catatan lapangan resmi lainnya. Peneliti menganalisis data yang sangat banyak tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Penulis mengumpulkan hasil temuan data strategi media dalam publikasi event Habitat Day yang diperoleh dari Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum dan menyimpannya sebagai catatan dalam kertas maupun sebagai data berupa file dalam komputer dan rekaman dari tape recorder, kemudian penulis menyeleksi dan menganalisa data hasil termuan dengan fokus penelitian dan menganalisa apakah data strategi media dalam publikasi event Habitat Day hasil temuan peneliti dapat menjawab fokus yang menjadi permasalahan dalam penelitian. Analisis data dilakukan berdasarkan operasional konsep yang sesuai dengan karakteristik dari strategi media dalam publikasi event Habitat Day mulai dari perencanaan sampai kepada implementasi publikasi media.

47

BAB IV ANALISA DAN TEMUAN

A.

Deskripsi Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum Pusat Komunikasi Publik (Puskom) berdiri melalui peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 286/PRT/M/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum sebagai unsur penunjang departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal. Pusat Komunikasi Publik adalah bagian dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) yang kemudian dipecah menjadi Pusat Komunikasi Publik dan Pusat Pengolahan Data yang masing-masing dipimpin oleh pejabat eselon II. Instansi ini memiliki tugas untuk menyelenggarakan pengaturan, pengembangan, dan pelayanan komunikasi data dan informasi, memberikan dukungan aplikasi dan layanan peta bagi managemen internal dan eksternal departemen, serta memproduksi bahan informasi untuk layanan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan publikasi Departemen Pekerjaan Umum ditengah era keterbukaan informasi saat ini dimana informasi harus disampaikan secara cepat dan akurat Visi organisasi Pusat Komunikasi Publik adalah mewujudkan Departemen Pekerjaan Umum yang transparan, akuntabel, dan reliabel. Sedangkan Misinya adalah menggalang dan mengelola opini public melalui media massa dan media publikasi lainnya dalam rangka membangun dan

48

mengembangkan citra positif departemen. Sedangkan Tujuan Organisasi Pusat Komunikasi Publik adalah : 1) Mendukung terciptanya efisiensi dan efektivitas kegiatan jajaran pimpinan departemen dalam melaksanakan sosialisasi kebijakan dan program kegiatan departemen dengan lembaga legislatif serta instansi terkait lainnya; 2) Mewujudkan pelayanan komunikasi dan informasi yang akurat dan reliable; 3) Mendukung penyebarluasan informasi kegiatan dan produk pembangunan departemen yang akurat dan reliable. Tugas Pusat Komunikasi Publik pada Departemen Pekerjaan Umum adalah melaksanakan komunikasi dan informasi publik serta

penyelenggaraan urusan tata usaha dan protokoler pimpinan departemen. Sedangkan fungsi Pusat Komunikasi Publik yaitu : 1) Juru bicara departemen untuk penyampaian kebijakan, strategi dan program yang telah diputuskan menteri atau disepakati jajaran pimpinan departemen; 2) Pelaksanaknaan urusan tata usaha dan protokoler pimpinan departemen; 3) Perumusan program kehumasan dan informasi publik, koordinasi humas internal dan penyelenggaraan tata usaha biro; 4) Melayani informasi keluar meliputi media massa dan elektronik, serta masyarakat luas dalam berbagai bentuk penyajian tulisan, tayangan, talk show, dan laporan penyelenggaraan pembangunan dibidang pekerjaan umum. Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum terbagi menjadi 5 (lima) lembaga, yaitu54 :54

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, No. 286/PRT/M/2005, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum

49

1. Kepala Pusat Komunikasi Publik Bertugas melaksanakan tugas-tugas pelayanan komunikasi dan informasi publik, serta penyelenggaraan urusan tata usaha dan protokoler pimpinan departemen. Dalam melaksanakan tugas, Pusat Komunikasi Publik menyelenggarakan fungsi : a) Juru bicara departemen untuk penyampaian kebijakan, strategi, dan program departemen yang telah diputuskan Menteri atau disepakati jajaran pimpinan departemen; b) Pelaksanaan urusan tata usaha dan protokoler pimpinan departemen; c) Perumusan program kehumasan dan informasi publik, koordinasi humas internal, dan penyelenggaraan tata usaha biro; d) Pelayanan informasi keluar meliputi media massa cetak dan elektronik, serta masyarakat luas dalam berbagai bentuk penyajian tulisan, tayangan, talk show, dan laporan penyelenggaraan

pembangunan bidang pekerjaan umum; e) Pelaksanaan publikasi departemen melalui berbagai media, seperti website, pameran, iklan layanan masyarakat, majalah, booklet dan berbagai produk kolateral lainnya, serta pendokumentasian kegiatan dan produk Departemen; f) Penyiapan pelaporan pimpinan untuk sidang kabinet, rapat koordinasi menteri koordinasi, rapat kerja bersama lembaga legislatif, dan sidang atau rapat kerja dengan lembaga-lembaga lain yang melibatkan departemen. 2. Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan

50

Bertugas melaksanakan tata usaha pimpinan, urusan protokoler, dan tata usaha Pusat. Dalam melaksanakan tugas, Bagian Tata Usaha Pimpinan menyelenggarakan fungsi : a) Pelayanan administrasi kepada pimpinan departemen; b) Pengaturan penerimaan tamu pimpinan departemen; c) Pelaksanaan persiapan rapat, pertemuan, serta pencatatan dan penyusunan risalah persidangan Menteri; d)

Pengkoordinasian penyelenggaraan tata upacara dan tata protokol; e) Pengelolaan urusan tata usaha Pusat. 3. Kepala Bidang Pelayanan dan Informasi Publik Mempunyai tugas pelayanan informasi, meliputi hubungan media (cetak maupun elektronik), pelayanan masyarakat dalam berbagai bentuk penyajian (tulisan, tayangan, talk show, laporan penyelenggaraan pembangunan bidang pekerjaan umum, dll.), dan hubungan informasi antarlembaga. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pelayanan dan lnformasi Publik menyelenggarakan fungsi : a) Pelaksanaan hubungan dengan organisasi massa dan media massa; b) Pelaksanaan komunikasi informasi melalui media cetak dan elektronik; c) Pelaksanaan evaluasi berita terkait bidang pekerjaan umum; d) Pelaksanaan urusan hubungan dengan lembaga legislatif maupun lembaga pemerintahan lainnya; d) Penyusunan dan evaluasi

penyelenggaraan program komunikasi dan informasi publik; e) Pelaksanaan koordinasi kegiatan komunikasi dan informasi internal departemen.

51

4. Kepala Bidang Dokumentasi dan Publikasi Bertugas melaksanakan publikasi departemen melalui berbagai media, seperti website, pameran, iklan layanan masyarakat, majalah, booklet, leaflet, buku kerja, agenda, dan berbagai produk kolateral lainnya, serta pendokumentasian pelaksanaan kegiatan departemen. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Dokumentasi dan Publikasi menyelenggarakan fungsi : a) Pelaksanaan urusan penerbitan dan publikasi (majalah, buletin, booklet, leaflet, dll.); b) Pelaksanaan koordinasi penerbitan dan pembuatan produk-produk kolateral departemen atau menggunakan identitas departemen (logo); c) Pelaksanaan koordinasi dan melakukan penyelenggaraan pameran serta pelayanan dan produksi informasi audio visual departemen.; d) Pelaksanaan koordinasi dan melakukan kerjasama pemuatan iklan, inforial, advertorial, dan iklan layanan masyarakat di media massa (cetak dan elektronik); e) Pelaksanaan urusan dokumentasi visual dan grafis kegiatan pimpinan departemen; f) Pelaksanaan urusan perpustakaan departemen dan koordinasi penyelenggaraan

perpustakaan pada unit-unit kerja di lingkungan departemen.

5. Kepala Bidang Perlaporan Pemimpin Bidang Pelaporan Pimpinan mempunyai tugas menyiapkan pelaporan pimpinan untuk sidang kabinet, rapat koordinasi Menteri

52

koordinasi, rapat kerja bersama lembaga legislatif, dan sidang atau rapat kerja dengan lembaga-lembaga lain yang melibatkan departemen. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pelaporan Pimpinan

menyelenggarakan fungsi : a) Pengolahan informasi terkait materi pelaporan, baik dari unit-unit kerja di lingkungan departemen maupun dari sumber lainnya; b) Pemutakhiran data dan informasi sesuai dengan perkembangan; c) Pelaksanaan koordinasi penyiapan materi pelaporan dari unit-unit kerja di lingkungan departemen; d) Penyusunan konsep laporan pimpinan untuk sidang, rapat koordinasi, rapat kerja, dan rapat-rapat pimpinan lainnya; e) Penggandaan dan pendistribusian materi laporan pimpinan pada sidang atau rapat; f) Pelaksanaan evaluasi laporan yang disiapkan dengan perkembangan hasil sidang atau rapat pimpinan; g) Pengelolaan dan pemeliharaan database pelaporan.

B.

Event Habitat Day Dalam Sidang Umum PBB 1985, Majelis PBB menetapkan World Habitat Day jatuh setiap Senin pertama bulan Oktober untuk memikirkan mengenai kondisi permukiman dunia dan hak atas hunian layak, serta mengingatkan dunia akan tanggung jawab bersama untuk masa depan permukiman yang lebih baik.

53

Tema World Habitat Day ditetapkan UN-Habitat setiap tahun dan tahun 2009 jatuh pada hari Senin, tanggal 5 Oktober 2009. Beberapa tema Hari Habitat Dunia di tahun-tahun yang lalu adalah sebagai berikut:

TAHUN 2008 2007

TEMA Harmonious Cities / Kota yang Harmonis A Safe City is a Just City / Kota yang Aman adalah Kota yang Berkeadilan

2006 2005

Cities, Magnets of Hope / Kota, Magnet Harapan The Millenium Goals and the City / Tujuan Pembangunan Milenia dan Kota

2004

Cities-Engines of Rural Development / Perkotaan Mesin Pembangunan Pedesaan

2003 2002 2001

Water and Sanitation for Cities / Air dan Sanitasi bagi Perkotaan City-to-City Cooperation / Kerjasama Antar Kota Cities without Slums / Kota tanpa Permukiman Kumuh

Tabel 1. Tema - Tema Hari Habitat Dunia Di Tahun-Tahun Yang Lalu

Tema event Habitat Day 2009 yaitu Planning Our Urban Future atau Merencanakan Masa Depan Kota Kita yang tujuannya yaitu untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya menyempurnakan perencanaan perkotaan dalam menghadapi berbagai tantangan di abad 21. Di Indonesia, setiap tahun pada peringatan World Habitat Day didukung oleh dua lembaga negara sebagai penyelenggara yaitu Departemen Pekerjaan Umum dan Kementerian Negara Perumahan Rakyat serta pemerintah kota yang memiliki catatan keberhasilan dalam penataan kota sebagai tuan rumah. Dalam peringatan World Habitat Day 2009, di

54

Indonesia perayaan ini juga jatuh pada hari Senin, tanggal 5 Oktober 2009 yang bertempat di kota Palembang.

C.

Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pusat Komunikasi Publik dan

Perpustakaan Departemen Pekerjaan Umum yang terletak di selatan Jakarta, tepatnya yang beralamat di Jalan Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110. Penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara dan

pendokumentasian kepada Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum dengan key informan yang telah terjun langsung menangani kegiatan publikasi event Habitat Day 2009 sebagai Tim Harian Seknas Habitat yaitu Kepala Sub Bidang Publikasi Ir. Dian Irawati, MT dan Ir. Mardi Santoso, MT yang juga sebagai sebagai Tim Harian Seknas Habitat . Alasan kenapa saya memilih ibu Dian Irawati adalah karena ibu Ira begitulah nama panggilannya, selain sebagai Tim Harian Seknas Habitat 2009, ibu Ira juga menjabat sebagai kepala sub bidang publikasi dari Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum yang bertanggung jawab sebagai koordinator pusat pada kegiatan kampanye publikasi event Habitat Day tersebut. Dari posisi jabatan itulah sangat tepat bagi penulis yang mencari seorang key informan yang sangat paham akan terselenggaranya event Habitat Day tersebut untuk dapat diinterview dan pak Mardi adalah

55

merupakan sama sama tim dari Departemen Pekerjaan Umum yang memiliki masing masing tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Wawancara dilakukan pada tanggal 5 6 Juli 2009. Kendala dalam pengumpulan data terutama adalah sulitnya bertemu dengan key informan dikarenakan kesibukan dari ibu Dian Irawati. Selain itu banyaknya tugas key informan menjadi kendala dalam mencari informasi yang dibutuhkan,

sehingga perlu waktu lebih banyak untuk menunggu key informan ingat kembali dan juga dalam penyusunan data-data temuan yang dikumpulkan baik data rekaman hasil wawancara maupun soft file dan hard filenya untuk menjadi suatu bahan yang baku berupa hasil karya tulisan. Dalam tehnik wawancara, Interview Guide merupakan suatu alat bantu untuk memudahkan bagi peneliti dalam pengambilan data disaat wawancara kepada subjek penelitian atau key informan dengan cara menggunakan daftar pertanyaan penelitian tersusun terangkai sedemikian rupa yang sudah dipersiapkan sebelumnya dengan anggapan untuk mengghindari dari pertanyaan-pertanyaan yang salah seperti, pertanyaan yang dapat menimbulkan suatu keadaan yang tidak menyenangkan, pertanyaan bias atau pertanyaan-pertanyaan yang jawabanya menjadi sebuah jawaban diluar konteks. Dalam penelitian, data sekunder juga dipergunakan untuk

melengkapi penyusunan penulisan yang didapat berupa data-data dokumen yang diambil didalam perpustakaan Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum.

56

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, maka akan dijabarkan dalam sub bab Latar Belakang Publikasi Habitat Day, Tujuan Publikasi Habitat Day, Target Khalayak Publikasi Habitat Day, Strategi Media Habitat Day, dan Implementasi Media Habitat Day.:

1.

Latar Belakang Publikasi Habitat Day Latar belakang perlu adanya publikasi habitat day karena sumber kegiatan dari world Habitat day adalah masyarakat, baik masyarakat yang ada di Indonesia maupun diseluruh dunia. Jadi, untuk dapat menyelenggarakan kegiatan tersebut menjadi berhasil, diperlukan adanya respon positif dari masyarakat itu sendiri. Semakin besar masyarakat yang ikut ambil bagian dalam acara tersebut semakin sukses pula terselenggaranya event Habitat Day tersebut. Agar masyarakat dapat tahu bahwa ada suatu wadah sosial bagi masyarakat maka diperlukan suatu kampanye publikasi kepada masyarakat melalui berbagai media media yang ada.

2.

Tujuan Publikasi Habitat Day Setiap suatu kegiatan pasti memiliki berbagai macam tujuan publikasinya masing masing, Tujuan publikasi dari event Habitat Day yaitu sejalan dengan komentar dari Ibu Ira yang memberikan jawabannya sebagai berikut

57

Tujuan publikasinya ya. . untuk memasyarakatkan Agenda Habitat dan makna dari Peringatan event Habitat Day 2009 itu sendiri. . (5 Juli 2010) 3. Target Khalayak Publikasi Habitat Day Target khalayak dari event Habitat Day tersebut yaitu seluruh masyarakat yang ada di seluruh dunia yang sama sama memiliki masalah permukiman termasuk Indonesia dan Masyarakat Kota Palembang sebagai tuan rumah penyelenggara event Habitat Day 2009 khususnya. menurut komentar Ibu Ira adalah sebagai berikut : Seluruh masyarakat Indonesia pastinya, tetapi consern dari event tersebut yang pasti ya masyarakat kelas menengah bawah karena biasanya kurang lebih memiliki perhatian mengenai lingkungan, dan tidak terlepas juga masyarakat kelas atas agar bisa engeh dan punya rasa lebih interst pada lingkungan lingkungan disekitarnya yang kurang beruntung. (6 Juli 2010) 4. Strategi Media Habitat Day Untuk dapat menyukseskan kampanye iklan yang baik, maka diperlukan adanya sebuah strategi media. Strategi media merupakan cara yang baik untuk memanage suatu biaya belanja kampanye khususnya pada belanja media. Pemilihan media pertama tama harus dihubungkan dengan dana yang disediakan oleh perusahaan. Sebab, media yang tepat sebenarnya tergantung pada jenis atau macam produk atau jasa yang diiklankan, siapa konsumennya, berapa jauh luas pemasaran, yang ingin dicapai dan seterusnya,

58

dengan kata lain media yang paling tepat adalah tergantung kepada situasi, kondisi, dan tujuan perusahaan masing masing55. Ibu Ira memberikan komentar tentang strategi media yang digunakannya dalam kampanye publikasi event Habitat Day 2009 sebagai berikut : Strategi media adalah merupakan suatu bentuk penelitian berupa analisa dengan tujuan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin biaya kampanye yang direncanakan untuk beriklan agar menjadi tidak sia-sia. Untuk dapat melakukan analisa yang baik dan benar maka dibutuhkan bantuan jasa suatu biro iklan, berarti diperlukan biaya tersendiri untuk menyewa jasa tersebut. karena biaya kampanye kami yang minim, maka kami mengupayakan melakukan analisa tersebut sendiri melalui common sense dari evaluasi evaluasi sebelumnya. Sejatinya strategi media itu adalah penilaian penilaian yang berlandaskan dari keyakinan bukan dari fakta fakta yang telah terbukti . . (5 Juli 2010)Media pastinya adalah elemen utama dalam sebuah perencanaan media, dalam kampanye iklan event Habitat Day media yang digunakan sebagai media utamanya yaitu media media lini atas melalui penyiaran televisi, radio dan internet. Media media lini bawah sebagai media pendukung pada kampanye iklan event Habitat Day melalui pemasangan pemasangan dan penyebaran penyebaran umbul-umbul, banner,

spanduk, backdrop kegiatan, piagam, ID card, iklan dikoran, poster, buku panduan, pin, sticker, leaflet dan flyer promosi. Ibu Iramemberikan tanggapannya sebagai berikut :

Kalo medianya sangat bervariasi, karena yang pertama adalah event tersebut adalah event tahunan dunia yang diselenggarakan oleh UN 55

Kotler, Philip. 1980. Marketing Managenet ; Analysys, Planning and control, Ney York : Prentice Hall inc, englewood cliff, Hal. 525

59

Habitat setiap bulan Oktober yang berarti merupakan event besar, yang kedua event tersebut selalu diadakan berpindah-pindah kota pada setiap penyelenggaraannya maka memerlukan juga kampanye iklan lokal kota tersebut karena sebagai tuan rumah. Jadi, tidak ada media yang menjadi media utama dalam kampanye iklan Habitat Day tetapi mungkin yang diandalkan itu media kayak televisi radio dan internet karenakan frekuensinya luas, kalo kayak umbul umbul itu cuma pendukung. (5 Juli 2010) Implementasi media akan dijabarkan pada sub bab berikut dibawah ini. 5. Implementasi Media Habitat Day Kegiatan peringatan event Habitat Day tahun 2009

berlangsung di Palembang pada tanggal 3 hingga 6 Oktober 2009. Selain rangkaian acara puncak di Palembang juga terdapat kegiatan dan kampanye menjelang dan setelah event Habitat Day 2009 yang diadakan di berbagai tempat di Indonesia. Jenis kegiatan peringatan event Habitat Day 2009 di Indonesia secara garis besar adalah sebagai berikut : a.Kampanye Peringatan event Habitat Day 2009 ke masyarakat luas yang berlangsung sejak bulan September 2009 melalui berbagai media (Televisi, radio, media cetak, dan internet) yang bertujuan memperkenalkan Agenda Habitat dan isu perencanaan perkotaan kepada masyarakat. b. Acara puncak peringatan event Habitat Day 2009

pada tanggal 3 hingga 5 Oktober 2009 di Palembang yang

60

akan didukung dengan pameran, diskusi antar pemangku kepentingan perumahan dan permukiman, berbagai lomba dan pemberian penghargaan. c.Pelaksanaan rangkaian kegiatan yang mendukung

Peringatan event Habitat Day 2009, seperti: 1. Forum diskusi / seminar / lokakarya, 2. Peresmian hasil pembangunan dan / atau peluncuran program / buku,3. Lomba / sayembara, dsb.

Berikut ini adalah rincian penjadwalan pelaksanaan kegiatan kampanye publikasi event Habitat Day oleh Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum dengan biaya total kampanye media sekitar Rp. 2870.900.000 sebagai berikut : 1. Kampanye Media Dan Publik Kegiatan ini bertujuan untuk memasyarakatkan Agenda Habitat dan makna dari Peringatan event Habitat Day 2009: Kegiatan kampanye meliputi acara di internet, televisi, radio dan majalah. Rangkaian acara kampanye berlangsung sejak awal September 2009 sampai dengan minggu ke-2 Oktober 2009 yang di rinci sebagai berikut : 1.a Kampanye Media

61

Berupa kampanye di media baik media cetak maupun media elektronik lokal dan nasional yang meliputi : a.Promosi di Internet Kegiatan ini dilaksanakan dengan pembuatan Web Page, pembuatan milis atau group di beberapa komunitas besar di Internet: facebook.com, dan detik.com tentang sosialisasi peringatan event Habitat Day di Indonesia. Koordinator : Panitia event Habitat Day / Bidang Humas Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat Jadwal : Sejak bulan Juli hingga Oktober 2009 Promosi terlaksana di facebook.com dan website Sekretariat Nasional

Pelaksanaan:

Habitat Evaluasi : Perlu lebih interaktif dengan pengakses situs, selama ini hanya sebatas

pemberitahuan informasi

b.

Talk show TV dan Radio

62

Kegiatan ini dilaksanakan di berbagai media TV dan radio skala nasional dan regional. Format talk show melibatkan dialog interaktif dengan pendengar (tanya jawab) seputar pelaksanaan event Habitat Day & permasalahan Indonesia. Koordinator : Pusat Komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum bekerja sama dengan Bagian Humas Kemenpera Talk show di Radio KBR 68 HMempublikasikan kegiatan event Habitat Tujuan Day dan meningkatkan awareness masyarakat tentang isu pemukiman di Media partner Jadwal Indonesia Radio KBR 68 H Selasa, 8 September 2009, pukul 08.00 09.00 WIB Ketua panitia pelaksana, ketua dan wakil Nara sumber Pelaksanaan Evaluasi ketua harian sekretaris nasional Habitat Terlaksana dengan baik Perlu lebih intensif dilakukan kegiatan seperti ini sebagai sumber informasi bagi masyarakat

perumahan

dan

permukiman

di

TV Talk show di PAL TVLiputan Format acara atau berita singkat mengenai permasalahan, talk show untuk membahas permasalahan, dan tanya jawab interaktif Topik Bahasan Makna event Habitat Day, perencanaan masa depan perkotaan

63

Jadwal

4 Oktober 2009, pukul 19.00-19.30 WIB

Nara sumber Pelaksanaan Evaluasi

Direktur Jenderal Cipta Karya dan Walikota Palembang Terlaksana dengan baik Perlu lebih interaktif dengan masyarakat Mengangkat isu permukiman perkotaan

TV Program Sponsorship di Sriwijaya TVTujuan dengan pendekatan hiburan, dengan

mesponsori program sitkom dengan rating Jadwal Topik Pelaksanaan Evaluasi tinggi (televisi lokal) 4 Oktober 2009, pukul 19.30 - 20.00 WIB Sisipan himbauan peduli kota dalam acara komedi kritik JANKRIK Terlaksana Pesan yang disampaikan sulit diukur

ketercapaiannya

Radio Talk Show di daerah Sumatera SelatanMembahas Tujuan isu permukiman dan penyelenggaraan event Habitat Day 2009 dalam format interaktif di radio, yang juga memberi kesempatan kepada masyarakat dapat berinteraksi secara langsung Jadwal 4 Oktober 2009, pukul 14.00 15.00 WIB Lanugraha FM Radio partner (live di studio Lanugraha FM), relay oleh Radio LCBS dan Ramona Agus Sumargiarto (Kepala Biro Hukum & Nara sumber Kepegawaian Palembang) Kementerian Perumahan Rakyat) dan Roni Herton (Wakil Walikota

64

Masalah memenuhi Topik terjangkau

perkotaan kebutuhan bagi

khususnya hunian MBR,

dalam layak

upaya-upaya

Palembang, makna event Habitat Day dan tema event Habitat Day 2009. Pelaksanaan Evaluasi Terlaksana dengan baik Perlu lebih intensif dilakukan sebagai sumber informasi bagi masyarakatTabel II. Talk Show di Televisi dan Radio

c.Konferensi Pers Tujuan : Mengumumkan rencana penyelenggaraan puncak peringatan event Habitat Day 2009 untuk memperoleh liputan media massa

Tanggal 9 September 2009Tempat Kantor Kementerian Perumahan Rakyat, pukul 09.00 10.00 WIB Menteri Negara Perumahan Rakyat, Ketua Nara sumber Panitia Pelaksana event Habitat Day dan Pakar Perkotaan

Tanggal 30 September 2009 (Pra event Habitat Day)Kantor Pusat Komunikasi Publik Departemen Tempat Pekerjaan Umum Jakarta, pukul 12.00 14.00 WIB Direktur Jenderal Cipta Karya, Direktur Nara sumber Jenderal Penataan Ruang dan Sekretaris Menteri Perumahan Rakyat.

Tanggal 5 Oktober 2009

65

Tempat

Hotel Aryaduta Palembang, pukul 12.30 - 13.00 WIB Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Negara

Nara sumber Target media

Perumahan Rakyat, Direktur Jenderal Cipta Karya, dan Walikota Palembang Media nasional

Tabel III. Konferensi Pers

d.

Advertorial Media Cetak Kolom di media regionalMeningkatkan kesadaran mengenai event

Tujuan

Habitat Day dan isu permukiman Kolom regular di sebuah surat kabar

Format

regional

yang

mengangkat

isu

isu

permukiman Ukuran kolom 3 kolom x 15 cm Sumatera Media partner Harian Express Sumeks, Group Radar (Palembang): Palembang,

Palembang Pos, Palembang Ekspres Jadwal Agustus hingga September 2009

Advertorial di Majalah Gatra terbit awal Oktober 2009 dan Artikel di Majalah Tempo terbit awal Oktober 2009Artikel event Habitat Day dimuat di Koran Tempo tanggal 4 Oktober 2009, Majalah Pelaksanaan Investor Yuwono, berisi wawancara Gatra Pak berisi Budi acara Majalah

pelaksanaan event Habitat Day 2009

66

Artikel di Majalah Tempo tidak jadi dimuat, diganti di Majalah Investor. Perlu lebih Evaluasi banyak media yang digunakan untuk sosialisasi event Habitat Day berikutnyaTabel IV. Advertorial Media Cetak

e.Publikasi Kegiatan Publikasi kegiatan peringatan World Habitat Day fokus pada publikasi acara Puncak event Habitat Day, acara pendukung: seminar / lokakarya, lomba dan tentang makna event Habitat Day 2009 yang bertema Planning Our Urban Future. Materi publikasi yang digunakan adalah website, baliho di setiap kantor instansi pemerintah, umbulumbul, banner, spanduk, backdrop kegiatan, piagam, ID card, iklan koran, poster, buku panduan, pin, sticker, leaflet dan flyer promosi. Kegiatan publikasi dimulai pada bulan September 2009, Menteri

Pekerjaan Umum sudah mengirim surat ke para Gubernur Provinsi seluruh Indonesia dan Direktur Jenderal Cipta Karya sudah mengirim surat ke para pemangku kepentingan berisi himbauan mendukung peringatan event Habitat Day 2009 dengan mencetak dan memasang materi promosi di wilayahnya. Koordinator : Panitia event Habitat Day 2009

67

Materi PublikasiKantor Jakarta Baliho Ukuran 8 x 3 m

Tempatpemerintahan dan di Palembang,

Jumlah

dan di tempat tempat umum di kota Palembang dan di bandara bandara seluruh Indonesia Departemen Pekerjaan Umum dan,

6

90 200

Umbul - umbul

Di sekitar benteng kuto besak dan di sekitar kota Palembang Kantor pemerintahan Jakarta dan di

Palembang, 10

Banner

dan di tempat tempat umum di kota Palembang dan di Hotel Aryaduta Palembang Kantor pemerintahan di

Spanduk

Jakarta

dan

Palembang,

15

dan di tempat tempat umum di kota Palembang Backdrop Kegiatan Piagam ID Card Poster Hotel Aryaduta Palembang Kota Palembang Kota Palembang Kantor seluruh Buku Panduan Pin Sticker Leaflet Flyer promosi pemerintahan kota besar di 200 200 400 500 100 300 8 10 500

Indonesia Kota Palembang Kota Palembang Kota Palembang Kota palembang Kota Palembang

68

Tabel V. Media Media Iklan Hari Habitat

Evaluasi : Perlu lebih banyak dipasang di tempat tempat umum

1.b Kampanye Publik Pameran di Mall Kegiatan ini bertujuan untuk mempublikasikan kegiatan event Habitat Day 2009, publikasi logo Cipta Karya dan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap isu permukiman layak huni. Pameran bersifat informatif dan edukatif berupa pameran yang menjelaskan Agenda Habitat dan tema event Habitat Day 2009. Jadwal : Akhir minggu sepanjang bulan Oktober Ukuran : Booth 3 x 3 meter Penanggung jawab : Pusat komunikasi Publik Departemen Pekerjaan Umum Pelaksanaan : Terlaksana dengan baik pada 16 18 Oktober 2009 di Mall Citra Land Evaluasi : Secara umum pesan yang ingin disampaikan

69

tercapai,

namun

lebih

baik

bila

dapat

dilakukan di beberapa mall dan di pasar tradisional

D.

Pembahasan Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ternyata strategi media yang digunakan dalam event Habitat Day 2009 ternyata menggunakan strategi media yang sesuai dengan apa yang ada didalam seluruh proses strategi media di atas yang ditemukan bahwa : Apa tujuan iklannya? (What) yaitu untuk memasyarakatkan Agenda Habitat dan memaknai dari Peringatan event Habitat Day 2009 karena walaupun event tersebut telah lama dibentuk dan berjalan untuk setiap tahunnya, tetapi masih saja ada banyak masyarakat dunia yang masih belum tahu dan mengenal tentang Habitat Day tersebut. Siapa khalayak yang akan dijangkau? (Who) yaitu seluruh masyarakat yang ada di seluruh dunia yang sama sama memiliki masalah permukiman termasuk Indonesia dan Masyarakat Kota Palembang sebagai tuan rumah penyelenggara event Habitat Day 2009 khususnya masyarakat kelas menengah bawah yang banyak membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah dan lembaga lembaga sosial kemasyarakatan. Kapan iklan dipasang? (When) kampanye event Habitat Day 2009 di Indonesia yaitu kampanye berlangsung dimulai sejak awal September 2009 sampai dengan minggu ke-2 Oktober 2009 sebelum hari puncak acara di

70

kota Palembang, di mana iklan dipasang? (Where) yaitu pada media lini atas dan media lini bawah, pada media media nasional dan media media lokal yang menurut penulis sudah dapat merambah keseluruh pelosok kalangan masyarakat, mengapa harus demikian? (Why) yaitu agar dapat

menyampaikan pesan tersebut hingga ke berbagai kalangan masyarakat yang memliliki tingkat latar belakang yang berbeda - beda, bagaimana bentuk iklannya? (How) pada desainnya yaitu yang terintegrasi dengan tema dan acara itu sendiri yang pengemasannya di set sedemikian rupa . Perencanaan dibuat oleh Pusat Komunikasi Publik dan tim Seknas Habitat, kampanye melalui media lini atas sebagai media primernya efektif karena kegiatan tersebut mengkombinasikan media media nasional tetapi juga menggunakan media media lokal juga untuk dapat benar benar menyerap animo dari seluruh masyarakat dari berbagai elemen yang kegiatan yang kampanye iklannya membutuhkan frekuensi atau jangkauan yang luas dan cepat untuk dapat langsung menyampaikannya kepada masyarakat tetapi juga dapat mempublikasikan kepada masyarakat ditingkat lokal, kemudian feed back kepada khalayak lebih cepat karena sifat dari media massa yang memiliki keunggulan frekuensi atau jangkauan yang lebih luas pada waktu yang bersamaan. Pada internet, Seknas Habitat menggunakan media jejaring sosial dan koran online seperti facebook.com, dan detik.com yang cukup banyak dikenal oleh masyarakat umum baik dari range usia remaja hingga dewasa dari 14 hingga 60 tahun. Situs online

71

tersebut merupakan situs online terbesar di kelasnya yang pengunggahnya mencapai jutaan orang. Pada televisi, Seknas Habitat juga menggunakan media massa televisi sebagai media publikasinya yaitu PAL TV (Palembang Televisi) dan Sriwijaya TV karena PAL TV dan Sriwijaya TV memiliki beberapa kelebihan yang tidak dipunyai televisi lokal kota Palembang lainnya. Kelebihannya yaitu Pal TV merupakan televisi lokal pertama di kota Palembang yang memfokuskan diri terhadap minat & keinginan pemirsa di Sumatera Selatan khususnya kota Palembang yang lebih menekankan kepada proksimiti (kedekatan), melibatkan pemirsa melalui program interaktif baik dengan cara interaktif via telepon, SMS, dan melakukan kegiatan off air untuk memperkuat penetrasi ke masyarakat dengan kekuatan tx (transmiter) 10 Kw, coverage areanya meliputi sekitar Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Ilir serta sebagian Kab Muara Enim, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin dan Kota Prabumulih dan Sriwijaya TV juga merupakan televisi kedua terbesar setelah PAL TV yang juga sangat terkenal dimasyarakat kota Palembang. Seknas Habitat juga menggunakan media massa radio Radio KBR 68 H, kelebihannya adalah kantor berita radio swasta terbesar di Indonesia yang memproduksi aneka program radio berbasis jurnalisme berkualitas tinggi. Saat ini, KBR68H melayani 650 radio jaringan di Indonesia dan sembilan negara Asia serta Australia. Dari media media elektronik, dapat

72

disimpulkan Seknas Habitat dapat dikatakan berhasil dengan kombinasi media yang digunakannya. Pada media cetak, Seknas Habitat Juga menggunakan media dari koran lokal seperti Sumatera Express Group (Palembang): Harian Sumeks, Radar Palembang, Palembang Pos, Palembang Ekspres, yang keempatnya merupakan media cetak lokal besar yang ada kota Palembang. Seknas Habitat juga menggunakan media cetak di nasional seperti majalah Gatra dan majalah Tempo. Umbul-umbul, banner, spanduk, backdrop kegiatan, piagam, ID card, iklan dikoran, poster, buku panduan, pin, sticker, leaflet dan flyer promosi menjadi media pendukung event Habitat Day 2009 karena yang sifatnya dapat lebih mempengaruhi pada tingkat perseorangan . Jadi, ketikamedia lini atas menyampaikan pesan kepada khalayak, maka pada perseorangannya atau lingkup yang tidak bisa terjangkau media massa dapat dimanfaatkan oleh media lini bawah tersebut dan terpaan iklan yang disampaikan dapat menjadi efektif menjangkau keseluruh masyarakat. Karena event tersebut merupakan event tahunan, menjadi nilai tambah pendukung pada saat juga menggunakan data

data evaluasi dari kegiatan sebelumnya sebagai referensi. Dilihat dari evaluasi yang ada, perencanaan dilakukan dengan matang tetapi kampanye iklannya agak kurang karena hanya selama kurang lebih tiga bulan sebelum puncak acara dimulai. Karena event Habitat Day merupakan suatu kegiatan yang bukan merupakan kegiatan yang bersifat komersial maka untuk analisa pesaing tidak diperlukan, tetapi yang diperhatikan yaitu pada target sasarannya yaitu seluruh masyarakat

73

Indonesia pada umumnya dan masyarakat kota Palembang khususnya karena inti kegiatan tersebut untuk memanage suatu lingkungan tempat tinggal yang sangat diperlukan sebuah dukungan dari masyarakat itu sendiri. Jadi menurut penulis dari evaluasi seluruh hasil penelitian ini menemukan bahwa pada kampanye publikasi event Habitat Day 2009 menerapkan strategi media dalam event tersebut mulai dari analisa sasaran, perencanaan hingga eksekusi media semuanya baik dan berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan dapat menjadi referensi pada perencanaan selanjutnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan Pada sub bab kesimpulan ini memperlihatkan bahwa ternyata event Habitat Day 2009 telah menerapkan strategi media pada kampanye publikasinya. Akan menjawab pertanyaan pertanyaan seperti tujuan media publikasi, penentuan media primer dan sekunder serta implementasi strategi media pada event Habitat Day.yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut.

74

1. Tujuan media publikasi dari event Habitat Day adalah yaitu untuk memasyarakatkan Agenda Habitat dan memberikan makna dari Peringatan event Habitat Day 2009. 2. Pada penentuan media primer dan media sekundernya mediayang digunakan sebagai media utamanya yaitu media media lini atas melalui penyiaran televisi, radio dan internet yang keunggulannya dapat meyiarkan hingga keseuruh pelosok. Media media lini bawah sebagai media pendukung pada kampanye iklan event Habitat Day yaitu melalui pemasangan pemasangan dan penyebaran penyebaran yang ditempatkan di tempat tempat strategis yang ada diseluruh Indonesia seperti umbul-umbul, banner, spanduk, backdrop

kegiatan, piagam, ID card, iklan dikoran, poster, buku panduan, pin, sticker, leafle