A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen...

32
MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS MULTIBUDAYA M A K A L A H “Globalisasi dan Daya Saing Bangsa untuk Menghadapi Permasalahan dan Tantangan dalam Manajemen Pendidikan dan Kebudayaan” Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dalam matakuliah Manajemen Pendidikan Berbasis Multibudaya yang diampu oleh : Dr. Dedy Achmad Kurniady, M.Pd Iik Nurul Paik, M.Pd Disusun Oleh : Dera Fitria (1000854) Fitri Ermassari (1006111) Reni Puji Astuti (1001761) Rika Wijayanti (1002973) Widya Indah Nirmala (1000479)

Transcript of A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen...

Page 1: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS MULTIBUDAYA

M A K A L A H

“Globalisasi dan Daya Saing Bangsa untuk Menghadapi Permasalahan dan Tantangan

dalam Manajemen Pendidikan dan Kebudayaan”

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dalam matakuliah

Manajemen Pendidikan Berbasis Multibudaya yang diampu oleh :

Dr. Dedy Achmad Kurniady, M.Pd

Iik Nurul Paik, M.Pd

Disusun Oleh :

Dera Fitria (1000854)

Fitri Ermassari (1006111)

Reni Puji Astuti (1001761)

Rika Wijayanti (1002973)

Widya Indah Nirmala (1000479)

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

Page 2: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT., atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga pada saat ini

kami masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun Makalah yang berjudul

Globalisasi dan Daya Saing Bangsa untuk Menghadapi Permasalahan dan Tantangan dalam

Manajemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurah

kepada Nabi besar Muhammad Saw. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas

kelompok dalam mata kuliah Manajemen Pendidikan Berbasis Multibudaya. Adapun

didalamnya terbagi menjadi tiga bab, yaitu Pendahuluan, Pembahasan, dan Kesimpulan serta

Saran.

Terima kasih kepada Yth. Dr. Dedy Achmad Kurniady, M.Pd, dan Iik Nurul Paik, M.Pd.

selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pembekalan sehubungan dengan

penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini telah kami susun sebaik-baiknya, namun

kesempurnaan hanya milik Allah SWT., oleh karena itu mohon maaf apabila terdapat

kesalahan didalamnya. Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembacanya.

Terima kasih

Bandung, September 2013

Penulis

i

Page 3: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2

D. Sistematika Penulisan............................................................................................2

BAB II Pembahasan

A. Konsep Dasar Pendidikan dan Kebudayaan..........................................................3

B. Globalisasi dan Daya Saing Bangsa......................................................................5

C. Permasalahan dan Tantangan dalam Manajemen Pendidikan dan Kebudayaan...8

BAB III Penutup

A. Kesimpulan............................................................................................................14

B. Saran......................................................................................................................15

Daftar Pustaka........................................................................................................................16

ii

Page 4: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

“A culture may be conceived as a total way of life,…”

(Harold Entwistle, 1977:109)

Seperti yang diungkapkan diatas, bahwa budaya itu mengandung arti sebagai arah

kehidupan secara total. Artinya bahwa budaya yang berkembang sekarang ini merupakan

budaya yang berkembang yang mengandung makna sebagai arah kehidupan manusia

secara total dalam melakukan segala aktivitasnya.

Apabila budaya merupakan sebagai arah kehidupan manusia secara total, maka untuk

mengarahkan arah kehidupan tersebut perlu adanya suatu hal yang dapat mengarahkan

manusia kearah yang benar yakni melalui proses pendidikan baik secara formal, informal,

maupun nonformal. Budaya, sangat perlu untuk dilestarikan yaitu melalui pendidikan, dan

pendidikan pun dapat memberikan kebermanfaatan untuk dapat mempertahankan budaya

yang telah ada sesuai dengan perkembangan zaman pada era globalisasi ini yang semakin

dinamis.

Oleh karena itu, dalam menghadapi perkembangan era globalisasi dan daya saing

bangsa yang begitu amat kompleks ini baik itu dalam hal ilmu pengetahuan ataupun

teknologi, perlu adanya suatu pertahanan dalam rangka melestarikan budaya yang telah

ada sebelumnya dengan melalui manajemen pendidikan yang efektif dan efisien.

Mengingat bangsa yang maju adalah bangsa yang mengenal sejarah akar budanya. Maka

perlu suatu pengendali untuk bisa mempertahankan budaya melalui proses pendidikan

untuk menghadapi segala permasalahan dan tantangan yang ada baik dimasa sekarang

ataupun masa yang akan datang dalam hubungannya manajemen pendidikan dan

kebudayaan.

1

Page 5: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

2

B. Rumusan masalah

a) Apa yang dimaksud dengan pendidikan dan kebudayaan ?

b) Mengapa perlu dipelajari konsep pendidikan berbasis multikultural dalam era

globalisasi dan daya saing bangsa ?

c) Bagaimana permasalahan dan tantangan yang terjadi saat ini dalam manajemen

pendidikan dan kebudayaan ?

C. Tujuan Penulisan

Secara khusus tujuan dibuatnya makalah ini yakni utnuk memenuhi salah satu tugas

matakuliah manajemen pendidikan berbasis multibudaya. Selain itu adapun tujuan

umumnya yang ingin dicapai oleh penulis, diantaranya :

a) Mengetahui secara kommprehensif tentang keterkaitan anatara pendidikan dan

kebudayaan.

b) Memahami pentingnya mempelajari pendidikan berbasis multicultural dalam era

globalisasi dan daya saing bangsa

c) Memberikan solusi yang praktis dalam rangka menghadapi permasalahan dan

tantangan yang terjadi saat ini

dalam manajemen pendidikan dan kebudayaan.

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalampenulisan makalah ini diantaranya terdiri dari tiga BAB

yakni BAB 1 pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,

dan sistematika penulisan. Kemudian BAB 2 pembahasan yakni membahas mengenai apa

yang dimaksud dengan pendidikan dan kebudayaan, globalisasi dan daya saing serta

permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam manajemen pendidikan dan

kebudayaan. Setelah itu BAB 3 penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 6: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pendidikan dan Kebudayaan

Sebelum masuk dalam pembahasan, perlu kiranya kita mengetahui dan lebih

memahami makna dari pendidikan dan kebudayaan yang telah berkembang. Seperti

yang dikutip dalam http://binham.wordpress.com/2012/04/06/pengertian-pendidikan-

budaya-dan-karakter-bangsa/, diantaranya :

Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan.

Pendidikan adalah  usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan  proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No.  20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1) 

Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya.

Sedangkan definisi lainnya juga diajukan oleh beberapa ahli antropologi terkenal

(C. Wisster, C. Kluchohn, A. Davis/ A. Hoebel).yang terdapat pada situs

http://www.perkuliahan.com/hubungan-antara-pendidikan-dan-kebudayaan/ yakni :

Kebudayaan adalah “segala tindakan yang harus dibiasakan oleh manusia dengan belajar (Learned Behavier).

E.B. Taylor mengemukakan kebudayaan adalah : suatu keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat dan kecakapan-kecakapan serta kebiasaan-kebiasaan yang lainnya diperoleh/ dihasilkan manusia sebagai anggota masyarakat.

Koentjaraningrat mengemukakan kebudayaan adalah seluruh keseluruhan hasil kelakuan manusia yang teratur dari tata kelakuan yang diperoleh dengan belajar.

Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengemukakan kebudayaan adalah semua karya dari cipta rasa dan karsa masyarakat.Budaya juga didefinisikan seluruh hasil usaha manusia dengan budinya berupa segenap jiwa, yakni : cipta, rasa dan karsa.

Kata “kebudayaan berasal dari kata Sanskarta Buddhayanah, ialah bentuk jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “akal”. Kemudian kebudayaan itu diartikan : “Hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal”. Ada pendirian lain mengenai asal dari kata “kebudayaan” itu, ialah bahwa kata itu adalah suatu perkembangan dari majemuk budi-daya, artinya daya dari budi, kekuatan dari akal.

3

Page 7: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

4Kekayaan manusia yang paling penting adalah pikiran dan perasaan. Kekayaan

dan perasaan manusia dapat menghasilkan karya yang biasanya disebut kebudayaan, karena itu manusia disebut sebagai mahluk berbudaya, yang dimaksud adalah mahluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka dapat dikatakan hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang manusia berbudaya.

Keterkaitan pendidikan dan budaya

Menurut Dewi Turgaini (2011)dalam situs http://fpips.upi.edu/berita-345-.html,

dikemukakan bahwa :

Pasal 1 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dari definisi itu, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana. Oleh karena itu, harus dengan kesadaran dan terencana pula kemana pendidikan harus diarahkan, akankah pendidikan kita berkiblat ke barat, ke timur, atau berakar pada tradisi?

Sementara itu, Koentjaraningrat mengartikan kebudayaan adalah keseluruhan sistem

gagasan, milik diri manusia dengan belajar. Dengan demikian, kebudayaan timbul

sebagai hasil belajar. Tentu saja pengertian belajar tidak sebatas pada bangku sekolah

melainkan hasil filterisasi dari kebiasaan  yang kemudian diwariskan dan dilembagakan

secara turun-temurun dan mengandung kearifan, yang pada akhirnya pilihan cerdas

diserahkan pada masyarakat penerusnya akankah melestarikan atau memusnahkannya.

Sementara Selo soemardjan dan Soelaeman Soemardi mengartikan kebudayaan

sebagai hasil cipta, karsa, dan rasa manusia. Definisi ini harus dimaknai secara utuh

sebagai satu kesatuan, sehingga kebudayaan ini sebagai hasil olah piker, olah rasa, olah

karsa, dan olah ragayang kemudian dijadikan indikator manusia yang berkarakter

Pendidikan adalah usaha cultural, karena itu sangat berkaitan dengan kebudayaan.

Pendidikan bertugas meneruskan nilai-nilai budaya sebagai hasil olah pikir, olah rasa,

olah karsa, serta olah raga tadi. Pendidikan berperan sebagi pengawal kebudayaan

sehingga dalam mendesain kurikulum pendidikan kita tidak boleh keluar dari akar

budaya dan lingkunagn sosial masyarakatnya.

Page 8: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

5

Pendidikan diarahkan pada realitas kebudayaan yang berakar pada nilai tradisi lama,

kini, dan yang akan datang. Peserta didik dapat kita kenalkan terhadap berbagai

kebudayaan nasional baik berupa ide, system social masyarakat Indonesia,

perilaku/moral yang baik sebagai kearifan dengan tidak menutup budaya asing yang

dapat diambil kearifan globalnya seperti etos kerja, penghargaan terhadap hasil  cipta/

karya, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain

Dari berbagai definisi diatas mengenai pendidikan dan budaya, keduanya

memiliki keterkaitan karena proses kebudayaan melalui pendidikan formal

(enkulturasi) adalah upaya membentuk perilaku dan sikap seseorang yang didasari

oleh ilmu pengetahuan, keterampilan sehingga setiap individu dapat memainkan

perannya masing-masing, sedangkan budaya merupakan suatu pandangan,

keyakinan baik nilai, moral yang terbentuk dari suatu proses berfikir yang

memerlukan pendidikan dalam proes pembentukannya .

B. Globalisasi dan Daya Saing Bangsa

Globalisasi adalah sebuah babakan baru dalam proses perkembangan bangsa

(Choirul Mahmud, 2011:108). Dimana globalisasi ini menuntut manusia untuk berfikir

maju sesuai dengan perkembangan jaman. Menurut A.W dalam Choirul Mahmud

(2011:109), dijelaskan bahwa dalam prakriknya, beberapa kecenderungan

perkembangan masyarakat pada era global adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat fungsional, yaitu masyarakat yang masing-masing warganya

dalam berhubungan sosial hanya terjadi karena adanya kegunaan atau fungsi

tertentu. Ini berarti hubungan antar manusia akan lebih diwarnai oleh motif-

motif kepentingan (fungsional), yang biasanya berkonotasi “fisik-materiil”. Hal-

hal yang berada di luar itu, dengan sendirinya kurang mendapatkan perhatian

yang sewajarnya.

2. Masyarakat teknologis, yaitu masyarakat yang semua urusan dan kegiatannya

harus dikerjakan menurut tekniknya masing-masing, yang cenderung sudah

baku. Pola kehidupan yang teknologi membawa konsekuensi nilai, yaitu makin

dominannya pertimbangan efisiensi, produktivitas dan sejenisnya yang pada

umumnya menggambarkan ciri-ciri materialistik.

Page 9: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

6

3. Masyarakat saintifik, yaitu masyarakat yang dalam menghargai manusia lebih

diwarnai oleh seberapa jauh hal itu bernilai rasional objektif, provable (dapat

dibuktikan secara empirik dan kaidah-kaisah ilmiah yang lain). Dalam

masyarakat semacam ini, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin lama akan

menunjukkan peran yang semakin penting.

4. Masyarakat terbuka, yaitu suatu masyarakat yang sepenuhnya berjalan dan

diatur oleh sistem. Dinamika kehidupan diatur oleh sistem, bukan diatur oleh

orang. Dan sistem ini tidak saja bersifat lokal, nasional, atau regional, tetapi

bersifat global.

5. Transendentalisasi agama, yaitu masyarakat yang meletakkan agama semata-

mata sebagai masalah individu (personal/pribadi). Tuhan tidak lagi diberi

otoritas untuk mengatur dinamika alam dan kehidupan. Agama seolah

disisihkan dari dinamika sosial masyarakat.

6. Masyarakat serba nilai, yaitu berkembangnya nilai-nilai budaya masyarakat

yang timbul akibat modernisasi itu sendiri. Beberapa kecenderungan tersebut

antara lain ; sekulerisme, materialism, individualism, hedonism, dan sebagainya.

Dalam era globalisasi ini yang ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi, tentunya membawa dampak baik positif ataupun negatif terutama dalam bidang

pendidikan. sebagaimana yang dikemukakan Choirul Mahfud (2011), bahwa

“Industrialisasi membawa berbagai perubahan pada banyak aspek kehidupan manusia. Perubahan cara kerja, gaya hidup, tata ekonomi, dan kebijakan politik, pada akhirnya membawa pula dampak sosial yang sulit diperkirakan. Diantara berbagai kecenderungan sosial pada era ini, yang menonjol adalah berkembangnya orientasi yang berlebihan terhadap materi (fasilitas) berikut konsumerismenya. Bila tidak terkendali antara orientasi keduniaan (inner wordly) dan keakhiratan (other wordly). Banyak anggota masyarakat yang terperangkap kedalam arus matrealisme, hedonistic, atau sebaliknya, sufisme yang terlalu jauh………..Pada masyarakat yang disitu tingkat persaingan untuk dapat hidup layak sedemikian ketat, dan pembagian pendapatan tidak merata,…”

Dalam kutipan diatas, sudah jelas bahwa dalam era globalisasi ini dimana bukan

hanya ilmu pengetahuan dan teknologi saja yang berkembang, tetapi sudah menyentuh

berbagai aspek kehidupan yang menimbulkan hal-hal yang disebutkan diatas sehingga

akan muncul juga persaingan atau daya saing setiap bangsa untuk terus memajukan

negaranya dengan yang lain.

Page 10: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

7

Oleh karena itu perlu adanya suatu strategi yang dapat dijadikan sebagai landasan kita

untuk menghadapi era globalisasi dan daya saing bangsa seperti yang ditulis oleh Nils A

Shapiro seorang editor Gallery Magazine yang dikutip dalam Choirul Mahfud (2011:112),

sebagai berikut :

1. Perencanaan yang cermat (carefull planning)

Dalam kehidupan yang semakin kompetitif, perencanaan yang cermat merupakan

suatu keharusan dan keniscayaan. Dengan perencanaan,. Keberhasilan menjadi

lebih mudah teraih. Tanpa perencanaan hidup seperti berjalan tanpa arah. Sulit

dievaluasi apakah gagal atau berhasil, karena tidak ada standar yang dapat

dipergunakan sebagai tolok ukur. Dengan perencanaan yang ceramt, segala

sesuatunya dapat diperhitungkan sebelumnya, dan karena itu pula dapat dilakukan

antisipasi terhadap kemuungkinan-kemungkinan buruk yang bakal terjadi. Ketika

seseorang beranjak dewasa, semestinya perencanaan hidupnya sudah semakin

matang dan cermat.

2. Latihan dan pengalaman (training and experience)

Latihan dan pengalaman akan meningkatkan profesionalisme seseorang dalam

berbagai bidang kehidupan. Seseorang dikatakan professional di bidangnya

setidaknya harus memiliki keahlian, komitmen dan skill yang relevan dengan

bidang pekerjaannya. Pada umumnya, pekerja professional melewati tiga titian :

well educated, well trained and well paid. Dengan demikian hal yang baik,

disertai pelatihan dan pengalaman yang banyak, biasanya baru akan diikuti oleh

penghasilan yang memadai.

3. Bersedia belajar dari orang lain (willingness to learn from others)

Sumber belajar, menurut teori pendidikan, tidaklah terbatas pada guru dalam artii

pengajar formal di sekolah. Kita dapat pula belajar banyak dair buku. Dan buku

yang paling banyak memberikan pelajaran berharga sebenarnya adalah

pengalaman orang lain. Maka sangatlah rugi jika orang tidak mau belajar dari

pengalaman orang lain. Kehidupan orang lain dapat menjadi cermin yang baik

bagi siapapun yang bersedia berkaca. Ki Hajar Dewantara memberi nasihat kalau

orang mau maju, dapat melakukan 3N yaitu niteni, niroake, dan nambahi.

Maksudnya, kita perhatikan pengalaman orang lain, kita contih dan ikuti

keberhasilannya, baru kemudian kita tambahi, kita kembangkan lebih lanjut agar

lebih mempunyai nilai tambah.

Page 11: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

8

4. Bersedia bekerjasama selama dan sekeras diperlukan (commitment to working as

long and as hard as necessary)

5. Tabah menghadapi kekecewaan dan kemunduran (courage to overcome

disappointment and setbeacks)

6. Kemampuan bersikap jujur (ability to be honest)

C. Permasalahan dan Tantangan dalam Manajemen Pendidikan dan Kebudayaan

Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia merdeka telah

memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara umum kualitas sumberdaya

manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun dibandingkan dengan negara-negara ASEAN,

kita masih ketinggalan jauh. Oleh karena itu, upaya yang lebih aktif perlu ditingkatkan

agar bangsa kita tidak menjadi tamu terasing  di Negeri sendiri terutama karena terjajah

oleh budaya asing dan terpaksa menari diatas irama gendang irang lain. Upaya untuk

membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta

bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di sebabkan

dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar

dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah  masalah yang sifatnya berantai

sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang

sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap

pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara

lain sebagai berikut.

1. Rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity) disertai banyaknya peserta didik

yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identik dengan ciri-ciri kemiskinan.

2. Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam (IPA),

matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan materi tersebut

merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan iptek.

3. Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart

yang sudah ditentukan.

4. Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi

pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang

cenderung terus meningkat. Secara empiris kecenderungan meningkatnya

pengangguran tenaga terdidik disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang masih

Page 12: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

9

di dominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat mengutamakan

efisiensi (padat modal dan padat teknologi). Dengan demikian pertambahan

kebutuhan akan tenaga kerja jauh lebuh kecil dibandingkan pertambahan jumlah

lulusan lembaga pendidikan.

5. Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya

tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran pelajar dan

kenakalan remaja. Dalam hal ini pendidikan agama menjadi sangat penting menjadi

landasan akhlak dan moral serta budi pekerti yang luhur perlu diberikan kepada

peserta didik sejak dini. Dengan demikian, hal itu akan menjadi landasan yang kuat

bagi kekokohan moral dan etika setelah terjun ke masyarakat. Masalah-masalah diatas

erat kaitanya dengan kendala seperti keadaan geografis, demografis, serta sosio-

ekonomi besarnya jumlah penduduk yang tersebar diseluruh wilayah geografis

Indinesia cukup luas. Kemiskinan juga merupakan salah satu kendala yang memiliki

hubungan erat dengan masalah pendidikan. Rendahnya mutu kinerja sistem

pendidikan tidak hanya disebabkan oleh adanya kelemahan menejemen pendidikan

tingkat mikro lembaga pendidikan, tetapi karena juga menejemen pendidikan pada

tingkat makro seperti rendahnya efisiensi dan efektivitas pengolahan sistem

pendidikan. Sistem dan dan tata kehidupan masyarakat tidak kondusif yang turut

menentukan rendahnya mutu sistem pendidikan disekolah yang ada gilirannya

menyebabkan rendahnya mutu peserta didik dan lulusannya. Kebijaksanaan dan

progran yang ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas, harus di

rumuskan secara spesifik karena fenomena dan penyebab timbulnya masalah juga

berbeda-beda di seluruh wilayah Indonesia.

Sistem pendidikan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan

masyarakat sebagai supra sistem. Pembanguana sistem pendidikan tidak mempunyai arti

apa-apa jika tidak singkron dengan pembanguanan nasional. Kaitan yang erat antara

bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai supra sistem

tersebut, dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian

rupa sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks.

Artinya suatu permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan

masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil

belajar suatu sekolah tidak dapat dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi

Page 13: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

10

masyarakat disekitarnya, dari mana murid-murid sekolah tersebut berasal, serta masih

banyak lagi faktor-faktor lainnya diluar sistem persekolahan yang berkaitan dengan mutu

hasil belajar tersebut.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan juga sangat

kompleks, menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak pihak.

Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air

kita dewasa ini, yaitui:

1) Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.

2) Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja

yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat.

Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah mutu,

relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.

1. Masalah Pemerataan Pendidikan

Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat

menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk

memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana

sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan

pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah

yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya

fasilita pendidikan yang tersedia.

2. Masalah mutu pendidikan

Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah

pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang

oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan,

kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu

pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.

3. Masalah Efisiensi Pendidikan

Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama

dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang

efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar

lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem

pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan

mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya

Page 14: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

11

yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat

sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan,

penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.

4. Masalah Relevansi Pendidikan

Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat

menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-

masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.

Alternatif solusinya:

1. Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan

Dengan Cara konvesional antara lain:

1)      Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau ruangan belajar.

2)      Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan

sore).

2. Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan

Dengan Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya

meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen.

Sebagai berikut:

a) Seleksi yanglebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan

PT.

b) Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.

c) Penyempurnaaan kurikulum

d) Pengembanagan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk

belajar

e) Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran

f) Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran

g) Kegiatan pengendalian mutu.

Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan diatas merupakan

masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung di dalam sistem

pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro

pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga harus diperhitungkan

dalam memecahkan masalah mikro pendidikan. Masalah-maslah makro yang merupakan

faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:

Page 15: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

12

1. Perkembangan iptek dan seni.

2. Laju pertumbuhan penduduk.

3. Aspirasi masyarakat.

4. Keterbelakang budaya dan sarana kehidupan.

Dengan melihat berbagai macam permasalahan yang muncul, ada berbagai tantangan

yang dihadapi dalam manajemen pendidikan dan kebudayaan antara lain :

1) Keanekaragaman budaya peserta didik

Dengan beranekaragamnya budaya peserta didik, tentunya merupakan suatu

tantangan yang besar bagi para pengelola pendidikan untuk dapat memenuhi

kebutuhan peserta didik dengan budaya yang berbeda dan tentunya dengan

kebutuhan yang berbeda pula.

2) Kebijakan politik

Seperti kita tahu bahwa politik akan berpengaruh terhadap kebijakan khususnya

dalam bidang pendidikan. Perubahan kebijakan dalam pendidikan tentunya akan

selalu ada, karenanya para pengelola pendidikan harus dapat menyesuaikan

dengan perubahan yang terjadi. Misalnya ketika ada pergantian menteri

pendidikan maka berganti pula kurikulum pendidikan. Maka, mau tidak mau

pengelola pendidikan harus menyesuaikan dengan perubahan tersebut.

3) Kualitas pendidik

Dengan peserta didik yang beranekaragam dengan berbagai karakter dan

kebutuhan, tentunya diperlukan seorang pendidik yang berkualitas. Hal ini

merupakan tantangan bagi pengelola pendidikan untuk terus menciptakan para

pendidik yang berkualitas.

4) Kondisi geografis Indonesia

Kondisi geografis Indonesia bermacam-macam, dari pegunungan sampai lautan.

Hal ini merupakan tantangan bagi manajemen pendidikan, dimana dengan kondisi

geografis yang berbeda-beda namun tetap harus dapat menciptakan kualitas

pendidikan yang merata di setiap daerah.

5) Perkembangan pesat IT

Pada era sekarang perkembangan IT sangatlah cepat, sehingga para pengelola

pendidikan harus dapat mengimbangi perkembangan tersebut. Karena IT ini

merupakan hal yang dibutuhkan untuk menunjang pendidikan yang berkualitas

apalagi jika melihat dengan kondisi geografis Indonesia, IT ini dapat

Page 16: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

13

dimanfaatkan untuk membuat jarak antar wilayah bukan menjadi halangan.

Koordinasi dari pusat ke daerah pun bisa lebih cepat dilakukan dengan IT ini.

Karena itu manajemen pendidikan harus selalu mengikuti perkembangan IT.

6) Manajemen Pendidikan yang masih bersifat semi desentralisasi

Seperti yang dikemukakan oleh Deden Sholehuddin dalam situs

(http://dedensoleh.wordpress.com/2010/02/04/system-pendidikan-berbasis-multi-

cultural-bagus-diterapkan-di-indonesia/) bahwa :

Salah satu yang dirasakan kurang diterapkan di Indonesia adalah dari sistem semi desentralisasi. Dari segi manajemen sekolah di Indonesia menganut konsep MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), akan tetapi dari evaluasi di Indonesia masih sentralistik dengan masih diberlakukannya Ujian Nasional.

Dengan melihat pernyataan tersebut, Ujian nasional ini dianggap masih belum tepat

karena menyamaratakan kualitas pendidikan padahal pelayanan pendidikan antara di

perkotaan dengan pedesaan sangatlah berbeda. Hal ini merupakan tantangan bagi

manajemen pendidikan dimana harus mewujudkan desentralisasi pendidikan yang benar-

benar total.

Page 17: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

BAB III

PENUTUP

A. KesimpulanPendidikan dan kebudayaan memiliki saling keterkaitan yang begitu signifikan apabila

kita kaji lebih mendalam. Seperti yang disebutkan bahwa keduanya memiliki keterkaitan

karena proses kebudayaan melalui pendidikan formal (enkulturasi) adalah upaya

membentuk perilaku dan sikap seseorang yang didasari oleh ilmu pengetahuan,

keterampilan sehingga setiap individu dapat memainkan perannya masing-masing,

sedangkan budaya merupakan suatu pandangan, keyakinan baik nilai, moral yang

terbentuk dari suatu proses berfikir yang memerlukan pendidikan dalam proes

pembentukannya.

Pada abad 21 ini, keterkaitan diantara pendidikan dan kebudayaan semakin

berkembang. Sehingga dampak yang berpengaruh terhadap definisi keduanya memiliki

pengaruh yang signifikan, mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin canggih. Globalisasi sebuah babakan baru dalam proses perkembangan bangsa

dan globalisasi ini menuntut manusia untuk berfikir maju sesuai dengan perkembangan

jaman, sedangkan kerap kali kita menemukan bahwa kebudayaan yang beragam seperti di

Indonesia ini sebagian yang masih memiliki kepercayaan yang kental jarang untuk bisa

menerima perkembangan zaman seperti ini dan cenderung menolak. Sehingga, perlu

kiranya kita mempelajari strategi dalam menghadapi globalisasi dan daya saing dalam

pendidikan, diantaranya :

1. Perencanaan yang cermat (carefull planning)

2. Latihan dan pengalaman (training and experience)

3. Bersedia belajar dari orang lain (willingness to learn from others)

4. Bersedia bekerjasama selama dan sekeras diperlukan (commitment to working as

long and as hard as necessary)

5. Kemampuan bersikap jujur (ability to be honest)

Selain itu, strategi dalam menghadapi berkembangnya globalisasi dan daya saing

bangsa maka hal tersebut tidak terlepas dari munculnya permasalahan yang kerap terjadi,

seperti :

14

Page 18: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

15

1. Rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity)

2. Rendahnya mutu akademik

3. Rendahnya efisiensi internal

4. Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi

pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang

cenderung terus meningkat.

5. Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan

lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran

pelajar dan kenakalan remaja.

Dengan melihat berbagai macam permasalahan yang muncul, ada berbagai tantangan

yang dihadapi dalam manajemen pendidikan dan kebudayaan antara lain :

1) Keanekaragaman budaya peserta didik

2) Kebijakan politik

3) Kualitas pendidik

4) Kondisi geografis Indonesia

5) Perkembangan pesat IT

6) Manajemen Pendidikan yang masih bersifat semi desentralisasi

B. SaranSetelah pemaparan diatas mengenai konsep pendidikan dan kebudayaan yang

melahirkan pendidikan multicultural, maka pendidikan multicultural terutama di Indonesia

sangat penting keberadaannya. Dimana pendidikan multicultural berfungsi sebagai sarana

alternative pemecahan konflik, kemudian dengan adanya pelajaran pendidikan yang

berbasis pada multicultural, maka siswa diharapkan mampu untuk tidak tercerabut atau

menghilangkan akar budanya, dan pendidikan multicultural sangat relevan dengan kondisi

alam yang serba demokrasi seperti saat era globalisasi ini. Oleh karena itu, saran dari

kami yaitu bagaimana apabila pendidikan multikultural ini dapat diwujudkan dalam ranah

kurikulum nasional, dimana pada akhirnya dapat menciptakan tatanan masyarakat

Indonesia yang multicultural, serta upaya-upaya lain untuk mewujudkannya.

Page 19: A. Globalisasi Dan Daya Saing Bangsa Untuk Menghadapi Permasalahan Dan Tantangan Dalam Manajemen Pendidikan Dan Kebudayaan

DAFTAR PUSTAKA

Mahfud, Choirul. (2011). Pendidikan Multikultural. Pustaka Belajar : Yogyakarta.

Sholehuddin, Deden. (2010). System Pendidikan Berbasis Multi Cultural Bagus Diterapkan Di Indonesia. [Online] Tersedia : http://dedensoleh.wordpress.com/2010/02/04/system-pendidikan-berbasis-multi-cultural-bagus-diterapkan-di-indonesia/ (5 September 2013)

Turgarini, dewi. (2011). Realitas pendidikan dan kebudayaan. Tersedia [Online] :

http://fpips.upi.edu/berita-345-.html .(4 September 2013)

_____.(2012). Pendidikan dan Kebudayaan. [Online]. Tersedia:http://pendidikandankebudayaan.wordpress.com (06 September 2013)

_____.(2012). Isu-isu Masalah Kebudayaan. [Online]. Tersedia: http://phierda.wordpress.com/2012/10/30/isu-isu-masalah-kebudayaan-dalam-pembelajaran-ips-sd-2/ (06 September 2013)

_____.(2012). Problematika Pendidikan Indonesia. [Online]. Tersedia: http://abraham4544.wordpress.com/umum/problematika-pendidikan-di-indonesia/ (06 September 2013)

_____.(2009). Masalah Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://moshimoshi.netne.net/materi/ilmu_pendidikan/bab_7.htm (06 September 2013)

_____.(2012). Pengertian Pendidikan budaya dan Karakter Bangsa. [online]. Tersedia di : http://binham.wordpress.com/2012/04/06/pengertian-pendidikan-budaya-dan-karakter-bangsa/ .(5 September 2013)

_____.(2012). Hubungan Antara Pendidikan dan Kebudayaan.[online]. Tersedia di : http://www.perkuliahan.com/hubungan-antara-pendidikan-dan-kebudayaan/ .(5 September 2013)

16