A. Ghebi Jurnal Tugas Akhir

14
JURNAL TUGAS AKHIR STUDI KARAKTERISTIK PARAMETER KUAT GESER TANAH PASIR DENGAN BAHAN STABILISASI PORTLAND COMPOSITE CEMENT DAN POLYPROPYLENE FIBER Oleh: ANDI GHEBI WIM D 111 08 307 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

Transcript of A. Ghebi Jurnal Tugas Akhir

Page 1: A. Ghebi Jurnal Tugas Akhir

JURNAL TUGAS AKHIR

STUDI KARAKTERISTIK PARAMETER KUAT GESER TANAH PASIRDENGAN BAHAN STABILISASI PORTLAND COMPOSITE CEMENT

DAN POLYPROPYLENE FIBER

Oleh:

ANDI GHEBI WIMD 111 08 307

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2011

Page 2: A. Ghebi Jurnal Tugas Akhir

STUDI KARAKTERISTIK PARAMETER KUAT GESER TANAH PASIRDENGAN BAHAN STABILISASI PORTLAND COMPOSITE CEMENT

DAN POLYPROPYLENE FIBER

T. Harianto 1 , S. Hijraini2 and A. Ghebi 3

ABSTRACT: The trend of the sand stabilization using Portland Composite Cement (PCC) need to have some emphasis, despite having very high shear strength, but tend to behave in a brittle and has low tensile strength. The situation is less satisfactory because it expected to form high-powered ground but it still possess ductile behavior. To reduce that impact hence sand stabilization with PCC by variations in levels of 6%, 8%, and 10%, and polypropylene fiber of 0.2%, 0.4%, and 0.8% is carried out with cement sand through Direct Shear Test. The results indicate that the sand which stabilize by combination of PCC cement and glass fiber produce shear strength which has parameters are. higher cohesion and angle of internal shear compare to sample only using PCC or glass fiber. The highest value obtained from the sand with cement PCC 10% and 0.8% glass fiber with a value of cohesion (c) of 0.7520 kg/cm2, the internal shear angle of 43.11° hence produce the highest shear strength values of all the variations of the mixture that is, at 1.5889 kg/cm2 on the 28th day of curing.

Key words : Direct Shear Test, Polypropylene Fiber, Portland Composite Cement, Sand Stabilitation, Shear Strength.

PENDAHULUAN

Kondisi tanah disetiap tempat sangatlah berbeda karena tanah secara alamiah merupakan material yang rumit dan sangat bervariasi. Sebagai material konstruksi yang memegang peran penting sebagai dasar pondasi, sehingga mutlak diperlukan tanah yang memiliki kuat dukung tinggi dan penurunan yang sekecil mungkin. Oleh karena itu, diperlukan analisis kuat dukung tanah dan perancangan seksama agar tidak terjadi kegagalan struktur akibat runtuhnya tanah dasar pondasi dan berakibat rusaknya struktur bangunan diatasnya. Apabila tanah mengalami pembebanan akibat beban yang bekerja pada pondasi, maka akan mengakibatkan tegangan geser. Apabila tegangan geser mencapai harga batas maka massa tanah akan mengalami deformasi dan cenderung akan runtuh. Tegangan geser atau kuat geser tanah merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam meninjau kestabilan suatu tanah. Kuat geser ini terutama dipengaruhi dua parameter kuat geser tanah, yaitu kohesi dan sudut geser tanah. Kuat geser tanah ini penting dalam menganalisa kestabilan suatu lereng serta analisis daya dukung tanah dasar pondasi.

Apabila suatu tanah yang terdapat di lapangan bersifat sangat lepas atau sangat mudah tertekan dan apabila ia mempunyai indeks konsistensi yang tidak sesuai,

permeabilitasnya yang terlalu tinggi, atau sifat lain yang tidak sesuai untuk suatu proyek pembangunan, maka tanah tersebut harus distabilisasikan sehingga dapat memenuhi syarat-syarat teknis yang diperlukan. Stabilisasi tanah adalah suatu cara yang digunakan untuk mengubah atau memperbaiki sifat tanah dasar sehingga diharapkan tanah dasar tersebut mutunya dapat lebih baik dan dapat meningkatkan kemampuan daya dukung tanah dasar terhadap konstruksi yang akan dibangun diatasnya.

Maraknya perbaikan tanah dengan menggunakan bahan kimia (chemical adhitive) seperti semen, kapur, abu terbang (fly ash) disebabkan oleh mudahnya material khususnya Portland Composite Cement (PCC) di pasaran dan pelaksanaannya dilapangan relatif lebih mudah. Namun, kuat geser yang sangat tinggi ini menunjukkan bahwa tanah yang distabilisasi dengan semen cenderung berperilaku getas (brittle) dan memiliki kuat tarik yang rendah. Keadaan ini kurang memuaskan bila digunakan sebagai bahan konstruksi yang lebih diinginkan berkekuatan tinggi tetapi berperilaku ductile. Untuk mengurangi dampak tersebut maka penambahan rangka/tulangan sejenis bahan fiber yaitu serat polypropylene untuk meningkatkan kekuatan tariknya dan agar bersifat lebih ductile.

Berpatokan pada latar belakang tersebut, maka di pandang perlu untuk melakukan studi

1

Page 3: A. Ghebi Jurnal Tugas Akhir

Jurnal Penelitian Teknik Sipil

guna mengkaji parameter kuat geser tanah pasir dengan bahan stabilisasi Portland Composite Cement (PCC) dengan tambahan serat fiber (Polypropylene Fiber).

METODOLOGI

1. Pengujian Indeks Propertis Tanaha) Pengujian Kadar Air (Water Content)b) Pengujian Berat Jenis (Specific Gravity)c) Pengujian Analisa Saringan (Shieve

Analysis)2. Pengujian Mekanis Tanah

a) Pengujian Kompaksi Proctor Standarb) Uji Geser Langsung (Direct Shear Test)

Pembuatan Benda Uji

Pembuatan benda uji dilakukan dengan pencampuran pasir dengan bahan stabilisasi semen PCC dan serat fiber. Untuk pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test) benda uji dibuat dengan menggunakan ring dengan diameter 6,4 cm dan tinggi 2 cm, sampel tanah pasir disesuaikan dengan berat isi kering maksimum dan kadar air optimum dari campuran pasir dan bahan stabilisasi yang digunakan melalui pengujian kompaksi proctor standar di laboratorium.1. Tahap pembuatan benda uji

Sampel pasir dioven selama 24 jam dengan suhu 110°C untuk mendapatkan kondisi pasir kering oven. Untuk membuat sampel dengan kepadatan yang didapatkan melalu uji kompaksi campuran dan masing-masing variasi campuran dihitung berdasarkan berat kering tanah pasir.2. Tahap pencampurana. Pasir kering yang sudah ditimbang beratnya

dicampur dengan bahan stabilisasi yaitu, semen PCC dan serat fiber sesuai dengan variasi yang ditentukan dan diaduk rata.

b. Setelah tercampur rata, air dimasukkan dan sampel kembali diaduk hingga tercampur rata.

c. Untuk sampel yang menggunakan serat fiber dicampur/diaduk dengan menggunakan mixer selama 3 – 5 menit. Untuk memastikan bahwa fiber telah bercampur dan menyebar merata.

d. Sampel yang sudah tercampur rata ini didiamkan selama kurang lebih 1 jam dalam tempat yang tertutup agar campurannya merata dan kadar air sampel terjaga.

3. Tahap pencetakan sampela. Campuran dengan berat yang telah

ditentukan berdasarkan hasil uji pemadatan dimasukkan setahap demi setahap dan dilakukan pemadatan secara berlapis di dalam ring dengan diameter 6.4 cm dan tinggi 2 cm.

b. Sedangkan proses pemeraman menggunakan kantong plastik kedap udara, dan suhu pemeraman 26o C (suhu ruang) selama 7 hari, 14 hari dan 28 hari.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pemeriksaan Karakteristik Fisik TanahPenelitian di laboratorium meliputi

penelitian sampel tanah pasir yang akan distabilisasi menggunakan semen, serat fiber, dan gabungan keduanya. Pada tanah pasir tersebut dilakukan uji awal untuk mendapatkan parameter-parameter sifat dasar tanah.

Beberapa parameter yang menentukan karakteristik tanah pasir antara lain analisis ukuran butiran dan Spesific Gravity (GS) dilihat dari Tabel 1. Berdasarkan parameter tersebut, tanah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok sehingga diperoleh kesamaan persepsi tentang jenis tanah dan sifat tanah.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan Karakteristik Tanah

Jenis Pemeriksaan

Hasil pemeriksaan

1. Kadar air tanah asli

2. Berat Jenis Spesifik

3. Gradasi butiran

4. Klasifikasi Tanah

7,298 %

2,657

Pasir = 99,37 %Lanau dan Lempung = 0,63 %USCS Pasir gradasi buruk, pasir berkerikil, sedikit atau tidak

2

Page 4: A. Ghebi Jurnal Tugas Akhir

mengandung butiran halusAASHTO A-3 tanah pasir halus, pasir bersih bergradasi buruk.

Hasil Pemeriksaan Karakteristik Mekanis Tanah

Hasil uji kompaksi proctor standar dari masing-masing variasi campuran memberikan nilai berat isi kering (ɣdry) dan kadar air optimum (WOpt) yang bervariasi pula. Kedua nilai tersebut akan digunakan sebagai acuan kepadatan dalam pembuatan benda uji. Variasi nilai hasil pemadatan untuk setiap campuran dapat dilihat dari Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Proctor Standar

Kadar Bahan ɣ dry Wopt

(%) (gr/cm3) (%)

Pasir polos 1.680 9.707Fiber 0.2% 1.696 8.055Fiber 0.4% 1.707 7.976Fiber 0.8% 1.721 7.045PCC 6% 1.657 11.198

PCC 6% + Fiber 0.2% 1.685 8.791PCC 6% + Fiber 0.4% 1.652 9.429PCC 6% + Fiber 0.8% 1.601 10.578

PCC 8% 1.647 12.027PCC 8% + Fiber 0.2% 1.689 7.984PCC 8% + Fiber 0.4% 1.647 11.125PCC 8% + Fiber 0.8% 1.620 12.487

PCC 10% 1.577 12.908PCC 10% + Fiber 0.2% 1.678 10.320PCC 10% + Fiber 0.4% 1.646 12.046PCC 10% + Fiber 0.8% 1.612 14.515

Karakteristik Hasil Uji Geser Langsung

Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan nilai parameter kuat geser tanah tanah yang telah dicampur dengan bahan stabilisasi semen PCC dan serat fiber. Komposisi campuran pengujian geser langsung (Direct Shear Test) dengan variasi stabilisasi semen dan serat fiber setelah mengalami masa pemeraman (curing time) terlihat pada Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5 untuk masing-masing waktu pemeraman.

Tabel 3. Rekapitulasi Uji Geser Langsung hari ke-7Kadar Bahan Kohesi ( c ) Sudut Geser (φ) Kuat Geser (τ)

(%) (kg/cm2) (°) (kg/cm2)

Pasir polos 0.0000 27.3277 0.4821Fiber 0.2% 0.0020 29.4882 0.5296Fiber 0.4% 0.0040 30.3276 0.5498Fiber 0.8% 0.0162 29.9097 0.5529PCC 6% 0.2426 30.3276 0.7884

PCC 6% + Fiber 0.2% 0.2790 32.7613 0.8794PCC 6% + Fiber 0.4% 0.3032 33.5444 0.9218PCC 6% + Fiber 0.8% 0.3679 31.1530 0.9319

PCC 8% 0.3396 32.7613 0.9400PCC 8% + Fiber 0.2% 0.3699 33.1546 0.9794PCC 8% + Fiber 0.4% 0.3881 35.4414 1.0522PCC 8% + Fiber 0.8% 0.4164 34.3135 1.0532

PCC 10% 0.3902 34.3135 1.0269PCC 10% + Fiber 0.2% 0.4245 36.5384 1.1159PCC 10% + Fiber 0.4% 0.4528 39.3175 1.2170PCC 10% + Fiber 0.8% 0.4933 38.6423 1.2392

Tabel 4. Rekapitulasi Uji Geser Langsung hari ke-14Kadar Bahan Kohesi ( c ) Sudut Geser (φ) Kuat Geser (τ)

(%) (kg/cm2) (°) (kg/cm2)

Pasir polos 0.0000 27.3277 0.4821Fiber 0.2% 0.0020 29.4882 0.5296Fiber 0.4% 0.0040 30.3276 0.5498Fiber 0.8% 0.0162 29.9097 0.5529PCC 6% 0.3032 32.7613 0.9036

PCC 6% + Fiber 0.2% 0.3356 34.3135 0.9723PCC 6% + Fiber 0.4% 0.3760 36.5384 1.0674PCC 6% + Fiber 0.8% 0.4528 33.5444 1.0714

PCC 8% 0.4286 34.3135 1.0653PCC 8% + Fiber 0.2% 0.4650 36.5384 1.1563PCC 8% + Fiber 0.4% 0.4730 38.6423 1.2190PCC 8% + Fiber 0.8% 0.4973 37.9542 1.2250

PCC 10% 0.4690 35.8104 1.1422PCC 10% + Fiber 0.2% 0.5094 38.6423 1.2554PCC 10% + Fiber 0.4% 0.5216 40.6296 1.3221PCC 10% + Fiber 0.8% 0.5862 39.3175 1.3504

Tabel 5. Rekapitulasi Uji Geser Langsung hari ke-28Kadar Bahan Kohesi ( c ) Sudut Geser (φ) Kuat Geser (τ)

(%) (kg/cm2) (°) (kg/cm2)

Pasir polos 0.0000 27.3277 0.4821Fiber 0.2% 0.0020 29.4882 0.5296Fiber 0.4% 0.0040 30.3276 0.5498Fiber 0.8% 0.0162 29.9097 0.5529PCC 6% 0.3841 34.3135 1.0209

PCC 6% + Fiber 0.2% 0.4124 36.5384 1.1037PCC 6% + Fiber 0.4% 0.4569 38.6423 1.2028PCC 6% + Fiber 0.8% 0.5660 35.8104 1.2392

PCC 8% 0.5175 37.9542 1.2453PCC 8% + Fiber 0.2% 0.5741 39.3175 1.3382PCC 8% + Fiber 0.4% 0.5903 41.8921 1.4272PCC 8% + Fiber 0.8% 0.6307 40.6296 1.4312

PCC 10% 0.5943 39.9798 1.3767PCC 10% + Fiber 0.2% 0.6469 41.2670 1.4656PCC 10% + Fiber 0.4% 0.6792 43.1066 1.5525PCC 10% + Fiber 0.8% 0.7520 41.8921 1.5889

Perbandingan nilai kuat geser (τ), kohesi (c), dan sudut geser dalam (φ), pada pengujian geser langsung dengan bahan campuran semen PCC dapat dilihat pada Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3.

3

Page 5: A. Ghebi Jurnal Tugas Akhir

Jurnal Penelitian Teknik Sipil

Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Kadar PCC dengan Kuat Geser

Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Kadar PCC dengan Kohesi

Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Kadar PCC dengan Sudut Geser

Adanya peningkatan nilai kuat geser (τ), Kohesi (c), dan sudut geser dalam (φ) dengan adanya penambahan variasi semen PCC. Nilai kuat geser (τ) tertinggi pada kadar campuran semen PCC 10% dengan waktu pemeraman 28 hari yaitu, 1,3767 kg/cm2. Sementara untuk parameter kuat gesernya yaitu, kohesi (c) dan sudut geser dalam (φ) juga diperoleh dari campuran semen PCC 10% pada pemeraman 28 hari yaitu 0,6469 kg/cm2 dan 41,2670°. Peningkatan terjadi karena adanya reaksi kimia antara semen PCC dan pasir sehingga membentuk massa yang kuat dan keras.

Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman dengan Kuat Geser

Gambar 5. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman dengan Kohesi

Gambar 6. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman dengan Sudut Geser

Adanya peningkatan parameter kuat geser tanah dengan lamanya waktu pemeraman (curing time) , hal ini terlihat bahwa perubahan pada tiap-tiap persentase kadar semen dan lamanya waktu pemeraman (curing time) seperti Gambar 4, Gambar 5, dan Gambar 6 memberi nilai kuat geser (τ), kohesi (c), dan sudut geser dalam (φ) yang cenderung meningkat .

Parameter kuat geser terlihat megalami peningkatan seiring dengan waktu pemeraman (curing time) 7, 14, dan 28 hari. Kuat geser (τ) maksimum berada pada kadar persentase semen PCC 10% pada pemeraman 28 hari yaitu, 1,3767 kg/cm2. Sementara untuk

4

Page 6: A. Ghebi Jurnal Tugas Akhir

parameter kuat gesernya yaitu, kohesi (c) dan sudut geser dalam (φ) juga diperoleh dari campuran semen PCC 10% pada pemeraman 28 hari yaitu 0,6469 kg/cm2 dan 41,2670°. Hal ini disebabkan adanya tahapan reaksi pengikatan antara campuran tanah semen sehingga nilai parameter kuat gesernya meningkat seiring dengan lamanya waktu pemeraman.

Pada Gambar 7. terlihat bahwa kenaikan nilai kuat geser untuk beberapa variasi campuran serat meningkat seiring dengan penambahan serat sampai kadar 0,4% sedangkan pada kadar serat 0,8% juga mengalami peningkatan sebesar 0,5529 kg/cm2, namun peningkatannya sangat sedikit jika dibandingkan dari variasi kadar fiber 0,4% sebesar 0,5498 kg/cm2.

Gambar 7. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan Kuat Geser

Jika kuat geser ini dipecah berdasarkan parameter-parameternya, maka akan tampak grafik perubahan nilai kohesi (c), dan sudut gesek dalam (φ) seperti gambar di bawah ini.

Gambar 8. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan Kohesi

Dari Gambar 8. dapat dilihat bahwa penambahan serat meningkatkan nilai kohesi pasir campuran. Peningkatan terbesar terjadi pada penambahan serat dengan kadar 0.8% yaitu sebesar 0.0162 kg/cm2. Terlihat bahwa

serat fiber berfungsi sebagai pengikat antar butiran tanah sehingga menyebabkan adanya gaya tarik menarik antara butiran tanah pasir yang semula tidak memiliki nilai kohesi.

Gambar 9. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan Sudut Geser

Dari Gambar 9. dapat dilihat bahwa akibat dari pencampuran serat fiber kedalam tanah pasir yang dicampur secara acak, menciptakan semacam elemen-elemen jaring dalam pasir. Elemen-elemen jaring yang terbentuk membentuk ikatan dengan butir-butir pasir sehingga dapat memperkuat tanah dalam menahan gaya geser sampai penambahan kadar serat sebesar 0.4% menghasilkan sudut geser dalam (φ) yaitu, 30,3276°. Sementara penambahan serat sampai kadar 0.8% justru menurunkan sudut gesernya sampai 29,9790°. Hal ini disebabkan karena penambahan serat fiber yang merupakan bahan fisis dengan permukaan licin dalam jumlah tertentu justru akan mengakibatkan menurunnya sudut geser internal pasir.

Sedangkan untuk pasir yang dicampur dengan semen PCC dan serat fiber memberikan variasi parameter kuat geser yang berbeda-beda untuk setiap kadar bahan stabilisasi. Berikut ini adalah nilai kuat geser dari masing-masing variasi pencampuran.

Gambar 10. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan Kuat Geser Pasir dengan campuran PCC 6%

5

Page 7: A. Ghebi Jurnal Tugas Akhir

Jurnal Penelitian Teknik Sipil

Gambar 11. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan Kuat Geser Pasir dengan campuran PCC 8%

Gambar 12. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan Kuat Geser Pasir dengan campuran PCC 10%

Dari gambar 10, Gambar 11, dan Gambar 12. terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai kuat geser pasir yang telah di campur dengan semen PCC dan serat fiber. Peningkatan terjadi seiring dengan penambahan semen PCC dan untuk masing-masing variasi semen PCC yang di campur dengan serat fiber dengan kadar yang berbeda juga menunjukkan peningkatan nilai kuat geser. Namun, peningkatan yang signifikan terlihat pada penambahan serat dengan kadar 0,2% dan 0,4%. Sedangkan pada penambahan serat 0,8% tidak terjadi peningkatan yang berarti pada nilai kuat gesernya di bandingkan penambahan serat 0,4% bahkan nilainya cenderung mendekati sama.

Parameter kuat geser yaitu, kohesi (c) juga menunjukkan perubahan setelah pasir dicampur dengan semen PCC dan fiber. Perubahan dapat ditunjukkan pada Gambar 13, Gambar 14, dan Gambar 15.

Gambar 13. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan Kohesi Pasir dengan campuran PCC 6%

Gambar 14. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan Kohesi Pasir dengan campuran PCC 8%

Gambar 15. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan Kohesi Pasir dengan campuran PCC 10%

Terlihat bahwa kohesi dari campuran akan bertambah seiring dengan penambahan kadar serat untuk masing-masing varisi kadar semen. Peningkatan terbesar terlihat pada campuran pasir dengan semen PCC 10% dan serat fiber 0.8% yaitu sebesar 0.7520 kg/cm2

dengan waktu pemeraman 28 hari.Sudut geser internal pasir campuran semen

PCC dan fiber juga mengalami perubahan seperti yang ditunjukkan dari Gambar 16, Gambar 17, dan Gambar 18..

Gambar 16. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan Sudut Geser Pasir dengan campuran PCC 6%

6

Page 8: A. Ghebi Jurnal Tugas Akhir

Gambar 17. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan Sudut Geser Pasir dengan campuran PCC 8%

Gambar 18. Grafik Hubungan Antara Kadar Fiber dengan Sudut Geser Pasir dengan campuran PCC 10%

Sudut geser internal mengalami peningkatan sampai dengan penambahan serat fiber dengan kadar 0,4% untuk masing-masing variasi kadar semen PCC. Sementara pada penambahan serat 0,8% cenderung mengalami penurunan pada kadar semen PCC 6%, 8%, dan 10%.

Gambar 19, Gambar 20, dan Gambar 21 menunjukkan perubahan nilai kuat geser pasir yang telah di campur dengan semen PCC dan serat fiber terhadap waktu pemeraman (curing time). Nilai kuat geser menunjukkan peningkatan pada waktu pemeran 7 hari, 14 hari dan 28 hari.

Gambar 19. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman dengan Kuat Geser Pasir dengan campuran PCC 6%

Gambar 20. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman dengan Kuat Geser Pasir dengan campuran PCC 8%

Gambar 21. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman dengan Kuat Geser Pasir dengan campuran PCC 10%

Kuat geser campuran pasir mengalami peningkatan seiring dengan lamanya waktu pemeraman untuk variasi campuran semen PCC 6%, 8%, dan 10% serta masing-masing variasi kadar serat fibernya. Kuat geser maksimum didapatkan pada waktu pemeraman 28 hari untuk semua variasi campuran.

Nilai kohesi juga mengalami peningkatan seiring dengan waktu pemeraman seperti yang ditunjukkan Gambar 22, Gambar 23, dan Gambar 24.

Gambar 22. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman dengan Kohesi Pasir dengan campuran PCC 6%

7

Page 9: A. Ghebi Jurnal Tugas Akhir

Jurnal Penelitian Teknik Sipil

Gambar 23. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman dengan Kohesi Pasir dengan campuran PCC 8%

Gambar 24. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman dengan Kohesi Pasir dengan campuran PCC 10%

Nilai kohesi meningkat selama waktu curing bertambah. Peningkatan tertinggi tertinggi pada waktu pemeraman hari ke 28 untuk setiap variasi campuran.

Gambar 24, Gambar 25, dan Gambar 27 menunjukkan pengaruh waktu pemeraman sampel terhadap nilai sudut geser internal dari masing-masing variasi campuran.

Gambar 25. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman dengan Sudut Geser Pasir dengan campuran PCC 6%

Gambar 26. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman dengan Sudut Geser Pasir dengan campuran PCC 8%

Gambar 27. Grafik Hubungan Antara Waktu Pemeraman dengan Sudut Geser Pasir dengan campuran PCC 10%

Peningkatan sudut geser internal tertinggi juga di dapatkan dari waktu pemeraman selama 28 hari untuk variasi masing-masing campuran.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :1. Dari hasil pengujian geser langsung (Direct

Shear Test) menunjukkan terjadinya peningkatan nilai parameter kuat geser tanah pasir yang di stabilisasi dengan semen PCC, serat fiber, dan campuran keduanya. Nilai kuat geser tertinggi campuran terdapat pada pasir yang distabilisasi dengan campuran semen PCC dan serat fiber jika di bandingkan dengan campuran semen PCC atau serat fiber saja. Campuran semen PCC saja menghasilkan nilai kuat geser tertinggi pada kadar semen PCC 10% yaitu, sebesar 1,3767 kg/cm2 dan

8

Page 10: A. Ghebi Jurnal Tugas Akhir

untuk campuran serat fiber saja menghasilkan nilai kuat geser tertinggi pada kadar fiber 0,8% yaitu, sebesar 0,5529 kg/cm2. Jika dibandingkan dengan variasi gabungan semen PCC dan serat fiber didapatkan nilai tertinggi pasir dengan semen PCC 10% dan serat fiber 0,8% dengan nilai kohesi (c) sebesar 0,7520 kg/cm2, nilai sudut geser internal sebesar 43,11° sehingga menghasilkan nilai kuat geser tertinggi dari semua variasi campuran yaitu, sebesar 1,5889 kg/cm2.

2. Waktu pemeraman (curing time) pada pengujian geser langsung (Direct Shear Test) menyebabkan terjadinya peningkatan pada nilai kuat geser tanah pasir (τ) serta parameter yang dihasilkan yaitu, kohesi (c) dan sudut geser internal (φ). Nilai kohesi tertinggi didapatkan pada tanah pasir stabilisasi semen 10% dan fiber 0.8% dengan waktu pemeraman 28 hari yaitu sebesar 0,7520 kg/cm2. Nilai sudut geser internal tertinggi di dapatkan pada tanah pasir stabilisasi semen 10% dan fiber 0.4% yaitu sebesar 43,11°. Sementara nilai kuat geser tertinggi didapatkan pada tanah pasir stabilisasi semen 10% dan fiber 0.8% dengan waktu pemeraman 28 hari yaitu sebesar 1,5889 kg/cm2.

Saran1. Penelitian sebaiknya di lakukan dengan

komposisi kadar semen PCC dan serat Polypropylene yang berbeda agar diperoleh komposisi campuran yang menghasilkan nilai parameter kuat geser yang lebih besar.

2. Penelitian dapat menggunakan jenis pengujian lain untuk mendapatkan nilai parameter kuat geser tanah pasir yang telah di stabilisasi

DAFTAR PUSTAKA

Das, Braja M,.Endah, Noor. Dan Mochtar, Indrasurya B. 1988. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Goeteknik)-Jilid I,. Erlangga, Jakarta.

Das, Braja M,.Endah, Noor. Dan Mochtar, Indrasurya B. 1988. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Goeteknik)-Jilid II. Erlangga, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum. 2007. Perencanaan Stabilisasi Tanah dengan Bahan Serbuk Pengikat untuk Konstruksi Jalan, Bandung.

Hardyatmo, Hary Crhistiady. 2000. Mekanika Tanah 1 Edisi Kelima. UGM Press, Yogyakarta.

Harianto, Tri,.Hayashi, S,.Du, Y.J. Dan Suetsugu, D. 2008. Experimental Investigation on Strength and Mechanical Behavior of Compacted Soil-Fiber Mixtures, Journal of Geotechnical and Geoenvironmental Engineering, Saga University.

Idrus, Ilham. 2011. Pengujian Parameter Kuat Geser Tanah melalui Proses Stabilisasi Tanah Pasir Menggunakan Clean Set Cemen (CS-10). Jurnal Sains dan Teknologi, Makassar.

Purniasari, Intan. 2008. Pengaruh Stabilisasi Tanah Pasir dengan Menggunakan Aspal SC60-70 terhadap Kuat Geser Tanah, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Sarjono, Wiryawan P. Dan Wahjono Agt. 2008. Pengaruh Penambahan Serat Ijuk Pada Campuran Semen-Pasir dan Kemungkinan Aplikasinya. Universitas Atmajaya, Yogyakarta.

Sumartini, Waode. Dan Ikhsan, Muh. 2011. Studi Karakterpistik Mekanik Lapisan Penutup Akhir dengan Variasi Kadar Semen Pada Sanitary Landfill. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Wibisono, Gunawan,. Saleh, Rusdi. Dan Satibi, Syawal. 2006. Peningkatan Kekuatan Tanah yang diperkuat Serat Sintesis, Jurnal Sains dan Teknologi, Pekanbaru.

Widjadjakusma, Jack,. Nurindahsih. Dan Viktor. 2010. Peningkatan Kekuatan Tanah Lanau dengan Campuran Semen. Jurnal Sains dan Teknologi. Universitas Pelita Harapan, Jakarta

9