Web viewTekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah...
-
Upload
vuongnguyet -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Web viewTekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah...
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Profil tanah merupakan penampang tegak tanah yang memperlihatkan
berbagai lapisan tanah. Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari
sifat-sifat tanah secara cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan
genetis dan klasifikasi tanah. Sidik cepat beberapa sifat fisik, kimia dan
biologi tanah juga biasanya dilakukan dengan bersamaan dan merupakan
bagian pengamatan profil tanah. Evaluasi terhadap sifat-sifat tanah ini
kemudian dilanjutkan secara lebih rinci dengan menggunakan contoh tanah.
Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan dan
cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk
mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut
“contoh tanah satelit”. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan
digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut “contoh tanah
komposit”. Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat
biaya analisis bila dibandingkan dengan pengambilan secara individu
( Peterson dan calvin, 1986 ). Adalagi contoh tanah yang diambil dengan
pengambilan sampel (care) dan disebut dengan contoh tanah utuh, yang
biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh
karena strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah
yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah
terganggu.
Acara ini dimulai dengan pemilihan lokasi yang tepat dan mewakili
berbagai jenis tanah serta tata guna lahan yang ada. Kemudian dilakukan
penggalian dan pengamatan profil tanah yang dilanjutkan dengan pengambilan
contoh tanah.
B. TUJUANMahasiswa mampu mengamati secara langsung profil tanah di lapang.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI TANAH
a. Pendekatan Geologi (Akhir Abad XIX)
Tanah: adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang
telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga
membentuk regolit (lapisan partikel halus)..
b. Pendekatan Pedologi (Dokuchaev 1870)
Pendekatan Ilmu Tanah sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Murni. Kata Pedo
= gumpal tanah. Tanah: adalah bahan padat yang (mineral atau organik)
unconsolidated yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta
terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor bahan
induk, iklim, organisme, topografi, dan waktu.
c. Pendekatan Edaphologis (Jones dari Cornel University Inggris)
Kata Edaphos = bahan tanah subur. Tanah adalah media tumbuh tanaman.
B. PROFIL TANAH
Profil tanah adalah penampang tegak lurus/vertikal tanah yang menunjukkan
lapisan-lapisan tanah atau horizon. Horizon tanah adalah lapisan-lapisan yang
kurang lebih seragam di dalam profil, batas antar horizon yang bertetangga sejajar
atau hampir sejajar dengan permukaan tanah. Pengenalan awal horizon dapat
dilakukan secara visual dengan membedakan perubahan yang terjadi dari horizon
satu dengan yang lain.
C. SIFAT FISIK TANAH
a. WarnaWarna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen
penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Berdasarkan Munsell Soil Color Chart,yang berupa buku yang berupa diagram warna baku yang tersusun atas 3 variabel yaitu:
1. HueHue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
2. Value
2
Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan.
3. ChromaChroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma didefiniskan juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral (0) ke warna lainnya.
b. TeskturTekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu
dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk,
sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir
pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
1. Pasir : apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak
dapat dibentuk bola dan gulungan.
2. Pasir berlempung : apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali
melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur.
3. Lempung berpasir : apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan
dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.
4. Lempung : apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat,
dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan
dengan permukaan mengkilat.
5. Lempung berdebu : apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk
bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat.
6. Debu : apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola
teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat.
7. Lempung berliat : apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat
dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak
mudah hancur.
8. Lempung liat berpasir : apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak
kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat
dibentuk gulungan mudah hancur.
9. Lempung liat berdebu : apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat,
dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan
permukaan mengkilat.
10. Liat berpasir : apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat,
dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
3
11. Berdebu : apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat
dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.
12. Liat : apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola
dengan baik, dan mudah dibuat gulungan.
c. Struktur
Struktur tanah dikelompokkan dalam 6 bentuk yaitu :
1. Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan
porous, struktur ini terdapat pada horison A.
2. Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal
membuat dan gumpal bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan
sudut-sudut membulat untuk gumpal membulat dan bersudut tajam
untuk gumpal bersudut, dengan sumbu horisontal setara dengan
sumbu vertikal, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim
basah.
3. Prisma (prismatik), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih
besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur
ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
4. Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih
besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya membulot,
struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
5. Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih
kecil daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2
atau pada lapisan padas liat.
6. Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan
sangat porous, struktur ini terdapat pada horizon A.
d. Konsistensi
Konsistensi tanah adalah tingkat kerekatan antar partikel-partikel
tanah dalam keadaan tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor alam.
Konsistensi tanah dapat dibedakan antara lain :
A. Konsistensi basah
o tidak lekat
o agak lekat
o lekat sangat
4
o lekat
B. Konsistensi lembab
o Lepas-lepas
o Sangat gembur
o Gembur
o Teguh
o Sangat teguh
o Luar biasa teguh
C. Konsistensi kering
o Lepas-lepas
o Lunak
o Agak keras
o Keras
o Sangat keras
o Luar biasa keras
D. Ph tanah
pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0
hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus
jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan
pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai
pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7. Biasanya jika pH
tanah semakin tinggi maka unsur hara akan semakin sulit diserap tanaman,
demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah akar juga akan kesulitan menyerap
makanannya yang berada dalam tanah. Akar tanaman akan mudah menyerap
unsur hara atau pupuk yang kita berikan jika pH dalam tanah sedang-sedang saja
(cenderung netral). Jika pH larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen
(dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan
tersedia bagi tanaman pada Ph antara 6,0 hingga 7,0. Sebagai contoh kedelai
tumbuh dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah
tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman
termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan
pH dan ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup. Jika larutan
5
tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain
yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan
yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena
keracunan tersebut.
6
BAB III
PROSEDUR KERJA
A. WAKTU DAN TEMPATPraktikum mata kuliah Morfologi dan Klasifikasi Tanah dilakasanakan pada
tanggal 19 Desember 2012, dari pukul 09:00 – 14:00 WIB. Bertempat1. Halaman belakang kompleks Fakultas Pertanian Universitas Jenderal
Soedirman2. Desa Ganda Tapa, Sumbang.
B. ALAT DAN BAHANAdapun alat yang di pakai dalam praktikum ini adalah1. Bor tanah (auger/core) digunakan untuk mengebor tanah untuk mengetahui
sifat dan penyebaran tanah di lapangan2. Cangkul untuk menggali lubang penampang/profil tanah dengan membuat sisi
penampang tegak lurus ke bawah3. Loupe digunakan untuk melihat secara mikroskopis jenis-jenis mineral dalam
batuan, mengamati gejala selaput liat, ukuran dan jumlah pori tanah, dan bentukan khusus lainnya pada permukaan struktur tanah.
4. Botol semprot berisi aquadest,untuk mencampur tanah pada pengukuran pH.5. Abney level atau Clinometer untuk mengukur kemiringan lereng (dalam
persen atau derajat).6. Kompas geologi untuk menentukan arah dan mengukur kemiringan lereng
(dalam persen atau derajat).7. Altimeter untuk mengukur ketinggian tempat (elevasi) di atas permukaan laut.8. Meteran kain kecil,digunakan untuk mengukur kedalaman tanah pada tiap
horison9. Pisau lapang, digunakan untuk mengambil sampel tanah.10. Tas besar dan kecil.11. Botol film, digunakan sebagai media pencampuran tanah dengan aquadest saat
pengukuran pH.12. Bambu pembatas (pin), digunakan untuk membatasi tiap horizon tanah.
Bahan yang digunakan aquadest,sebagai bahan campuran saat pengkuran pH.
C. METODE PELAKSANAANa. Pengamatan Profil Tanah
1. Pengambilan contoh tanahPengambilan contoh tanah merupakan tahap menentukan tempat yang
akan dipilih untuk mewakili daerah tersebut untuk penelitian.
2. Memberikan batas horizon
7
Batas ini di ambil dengan didasaran pada perbedaan warna tanah yang tervisualisasi. Perbedaan tersebut kemudian di berikan batasan dengan menancapkan pin sebagai tandannya.
3. Mengukur profil tanahPengukuran dilakukan dari atas sampai kebawah dam dicatat hasilnya
tiap horison sehingga kita tau ketebalan tiap-tiap horizon tanah.4. Membedakan antara horizon tanah
Membedakan tiap horizon tanah tentu kita harus mengetahui terlebih
dahulu ciri-ciri tiap horizon tanah sehingga kita dapat menentukan
termasuk horizon apa pada lapisan tersebut. Kita dapat membedakan dari
warna dan tesktur tiap-tiap lapisan tanah.
b. Identifikasi Sifat Fisik Tanah1. Warna
Langkah-langkah :
Mengamati warna tanah di tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung sehingga kejelasan warna dapat dilihat
Menentukan warna tanah pada tiap-tiap horizon
Mengambil contoh tanah lembab (jika mungkin kering dan lembab)
Tanah yang digunakan tidak mengkilap (kecuali pada warna bidang
struktur). Untuk tujuan khusus, perlu ditambahkan warna tanah
setelah dihancurkan atau diremas
Memberikan jenis warna pada sampel tanah yang di ambil
berdasarkan Buku Munsell Soil Colour Chart.
2. Tekstur
Langkah-langkah :
Mengambil sampel tanah dari tiap-tiap horizon
Menekan contoh tanah tersebut dengan jari telujuk dan jempol
Kemudian merasakan tesktur tanah tersebut halus kasar atau butir jadi
kita dapat menentukan tesktur tanah tersebut ternasuk pasir, liat atau
debu
3. Struktur
Langkah-langkah :
Menyiapkan contoh tanah yang diamati
8
Menyiapkan materi jenis-jenis struktur tanah untuk memudahkan
dalam menentukan struktur tanah
Kita liat tanah tiap-tiap horizon tanah dan kemudian membedakan
bentuk-bentuk struktur tanah tersebut dengan bantuan lup.
4. Konsistensi
Langkah-langkah :
Mengambil contoh tanah dari tiap horizon tanah
Mengamati contoh tanah tersebut
Membasahi tanah tersebut agar mudah dibentuk
Membentuh tanah tersebut menjadi lilitan bulat panjang
Mengamati lagi konsisitensi atau kemampuan tanah tersebut untuk
dibentuk lilitan
c. Pengukuran Kadar pH (Derajat Keasaman) Tanah
Langkah-langkah :
1. Ambil sedikit sample tanah dan air aquades dengan perbandingan 1 : 2,
2. Masukkan dalam gelas reaksi.
3. Aduk-aduk hingga benar-benar homogen (merata)
4. Biarkan beberapa menit hingga campuran air dan tanah tadi memisah
(tanahnya mengendap)
5. Setelah airnya terlihat agak jernih masukkan ujung kertas lakmus atau pH
Indikator kedalam campuran tadi (sekitas 1 menit) tetapi jangan sampai
mengenai tanahnya.
6. Tunggu beberapa saat sampai kertas lakmus atau pH indikator berubah
warnanya.
7. Setelah warnanya stabil, cocokkan warna yang diperoleh oleh kertas
lakmus atau pH indikator tadi dengan bagan warna petunjuknya.
8. Kita akan segera tahu pH tanah kita berapa.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman
Kemiringan : 15o, 26%
Ketinggian : 110 m dpl
Vegetasi : asli,dengan dominasi ilalang rumput dan lampesan.
No
Parameter
Pengamata
n
Lapisan
1
Lapisan
2
Lapisan
3
Lapisan
4
Lapisan
5
1Kedalam
Lapisan0 – 9 cm
9 – 26
cm
26 – 49
cm
49 – 85
cm> 85 cm
2 Warna
7,5 YR 3/4
Dark
Brown
7,5 YR ¾
Dark
Brown
7,5 YR 3/4
Dark
Brown
7,5 YR 4/4
Dark
Brown
10 YR 4/6
Dark
Yellowish
Brown
3 Tekstur Liat Liat
berpasir
Liat
berpasirLiat
Lempung
berpasir
4 Struktur 1 F Cr 1 C ab 2 C ab 2 F ab 2 M ab
5 Konsistensi SO , F SO , L SO , T SS ,T S , ET
6 pH 5 (asam) 5 (asam) 5 (asam) 5 (asam) 5 (asam)
2. Desa Gandatapa, Sumbang
Kemiringan : 16o, 25%
Ketinggian : 550 m dpl
Vegetasi : singkong, rumput, jambu, nanas, albasia, pisang, vegetasi
campuran
10
NoParameter
Pengamatan
Lapisan
1
Lapisan
2
Lapisan
3
Lapisan
4
Lapisan
5
Lapisan
6
1Kedalam
Lapisan
0 – 23
cm
23 – 49
cm
49 – 69
cm
69 – 88
cm
88 -112
cm>112
2 Warna
7,5 YR 3/4
Dark
Brown
7,5 YR 4/4
Dark
Brown
10 YR 3/6
Dark
Yellowis
h Brown
10 YR 3/6
Dark
Yellowis
h Brown
7,5 YR 3/4
Dark
Brown
7,5 YR 4/6
Strong
Brown
3 TeksturPasir
berdebuDebu
Liat
berdebuDebu Debu
Liat
berdebu
4 Struktur 1 F Cr 1 F Cr 2 F sb 2 M sb 3 M ab 3 C sb
5 Konsistensi SO , F SO , F SO , L SS , L SS , T SS , T
6 pH Asam Asam Asam Asam Asam Asam
B. PEMBAHASAN
1. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman
Hasil praktikum yang diperoleh dapat terlihat bahwa batas antar horizon
terlihat membaur, hal itu juga dapat terlihat dari warna antar horison yang
cenderung sama. Pada tekstur untuk tiyap lapisan didominasi kandungan
liat,hal itu dapat dirasakan ketika dilakukan pengujian tekstur dengan cara di
remas-remas tanah terasa begitu lekat. Adanya rasa kasar di tengah lekatan
tersebut mengindikasikan bahwa tanah itu selain memilkik kandungan liat
juga mengandung pasir.
Konsistensi pada keadaan tanah basah untuk horison 1, 2, dan 3 adalah
non Sticky atau di notasikan So,hal itu mengartikan bahwa tanah tersebut tak
lekat dalam keadaan basah. Dan pada horison 4 Slightly Sticky atau
dinotasikan SS yang mengartikan bahwa tanah pada horison 4 dalam keadaan
basah adalah agak lekat. Horison ke 5 dalam keadaan basah adalah Sticky
dinotasikan S,yang mengartikan bahwa tanah tersebut lekat.
Konsistensi pada keadaan lembab terlihat pada horison 1 konsistensi
dinotasikan F yang berart Friable jika diberi perlakuan keras baru akan
hancur tanahnya. Horison 2 dinotasikan L yang berart Loose lepas-lepas.
11
Horison 3 dinotasikan T yang berart Firm(teguh) tahan remasaan. Horison 4
dinotasikan sam dengan horison 3. Dan horison 5 dinotasikan ET yang berart
Extremely Firm luar biasa tahan.
pH untuk 5 horison tanah sama,yaitu memilki pH asam. Hal itu sesuai
dengan keadaan wilayah, wilayah tersebut merupakan daerah dengan tingkat
curah hujan yang tinggi sehingga terjadi pencuciankation basa yang
menyebabkan tanah di wilayah tersebut bersifat asam.
2. Desa Gandatapa, Sumbang
Hasil praktikum terlihat bahwa tanah terbagi atas 6 horison,batas antar
tiyap horison terlihat membaur. Perbedaan warna antar horison cenderung
tidak begitu mencolok. Tekstur pada 5 lapisan di dominasi dengan tektur
debu,hal itu dapat dirasakan saat pengujian tanah terasa licin. Rasa kasar yang
ada di tengah licinmya tanah yang mendominasi,mengindikasikan bahwa
tanah tersebut memilki kandungan pasir,dan rasa lekat ditengah licinnya
tekstur tanah mengindikasikan bahwa tanah tersebut mengandung liat.
Konsistensi pada keadaan tanah basah untuk horison 1, 2, dan 3 adalah
non Sticky atau di notasikan So,hal itu mengartikan bahwa tanah tersebut tak
lekat dalam keadaan basah. Dan pada horison 4,5 dan 6 Slightly Sticky atau
dinotasikan SS yang mengartikan bahwa tanah pada horison tersebut dalam
keadaan basah adalah agak lekat.
Konsistensi pada keadaan lembab terlihat pada horison 1 dan 2
konsistensi dinotasikan F yang berart Friable jika diberi perlakuan keras baru
akan hancur tanahnya. Horison 3 dan 4 dinotasikan L yang berart Loose
lepas-lepas. Horison 5 dan 6 dinotasikan T yang berart Firm(teguh) tahan
remasaan.
pH untuk 6 horison tanah sama,yaitu memilki pH asam. Hal itu sesuai
dengan keadaan wilayah, wilayah tersebut merupakan daerah dengan tingkat
curah hujan yang tinggi sehingga terjadi pencuciankation basa yang
menyebabkan tanah di wilayah tersebut bersifat asam.
12
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hal hal yang harus diperhatikan dlam pengamatan tanah yang ada di lapang
1. Batas tiap horison
2. Warna
3. Tekstur
4. Struktur
5. Konsistensi
6. pH
Tekstur di lapang dapat diamati dengan indicator bahwa
1. tekstur liat jika tanah di remas terasa lekat
2. tekstur debu jika tanah di remas terasa licin
3. tekstur pasir jika tanah di remas terasa kasar
Tiap wilayah memilki warna,tekstur,struktur,konsentrasi dan pH yang berbeda,hal
itu di pengaruhi oleh
1. Bahan Induk
2. Iklim
3. Organisme /Vegetasi
4. Topografi / Relief
5. waktu
B. SARAN
Praktikan harus benar-benar aktif dalam praktikum,mengingat pentingnnya
praktikum ini yang kaitannya dengan jurusan Ilmu Tanah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H. O., N, C Brady, 1982. Ilmu Tanah. Penerbit Bharata Karya
Aksara :Jakarta.
Foth., 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Foth., 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Hardjowigeno. S., 1987. Ilmu Tanah. Penerbit Madyatama Sarana : Yogyakarta.
Pairunan, Anna, K., Nanere, J, L., Arifin., Solo, S, R. Samosir, Romoaldus
Tangkaisari, J. R Lalapia Mace, Bachrul Ibrahim., Hariadji Asnadi., 1985.
14
LAMPIRAN
15