Web viewKarena Ibu adalah janda, oleh sebab itu saya hendak wawancara/bertanya-tanya dengan Ibu....

21
CATATAN PROSES HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI Topik Wawancara : Wanita Rawan Sosial Ekonomi Nama Responden : Ibu “SF” Nama Pewawancara : Joko Setiawan Hari/ Tanggal : Rabu, 01 Desember 2010 Tujuan Wawancara : Mengetahui kondisi dan permasalahan yang dialami oleh klien. ISI WAWANCARA HAMBATAN DAN PERASAAN PEWAWANCARA KOMENTAR SUPERVISOR 1 2 3 JS : Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. SF : Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakaatuh. Mangga silahkan masuk. Mohon maaf jadinya lesehan di bawah. JS : Iya tidak apa-apa Bu, terima kasih. Praktikan merasa nyaman karena disambut ramah oleh klien 119

Transcript of Web viewKarena Ibu adalah janda, oleh sebab itu saya hendak wawancara/bertanya-tanya dengan Ibu....

CATATAN PROSES HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI

Topik Wawancara : Wanita Rawan Sosial Ekonomi

Nama Responden : Ibu “SF”

Nama Pewawancara : Joko Setiawan

Hari/ Tanggal : Rabu, 01 Desember 2010

Tujuan Wawancara : Mengetahui kondisi dan permasalahan yang dialami oleh

klien.

ISI WAWANCARA HAMBATAN DAN

PERASAAN

PEWAWANCARA

KOMENTAR

SUPERVISOR

1 2 3

JS : Assalamu’alaikum

warahmatullahi wabarakaatuh.

SF : Wa’alaikumsalam

warahmatullahi wabarakaatuh.

Mangga silahkan masuk. Mohon

maaf jadinya lesehan di bawah.

JS : Iya tidak apa-apa Bu, terima

kasih. Hhm,, Begini Bu, mohon

maaf sebelumnya. Saya

mahasiswa STKS Bandung

yang sedang mengadakan

praktikum di Desa Gandasoli

untuk mengidentifikasi atau

mendata Pemerlu Pelayanan

Praktikan merasa nyaman

karena disambut ramah

oleh klien

119

Kesejahteraan Sosial (PPKS).

Nah, salah satunya adalah

mengenai Wanita Rawan Sosial

Ekonomi (WRSE). Karena Ibu

adalah janda, oleh sebab itu saya

hendak wawancara/bertanya-

tanya dengan Ibu. Kira-kira

boleh Bu?

SF : Muhun-muhun. Boleh kok,

silahkan saja. Apa yang mau

ditanyakan?

JS : Terima kasih Bu. Sebelumnya,

nama lengkap Ibu teh saha?

Tanggal lahirnya?

SF : SF, tanggal lahirnya tanggal 3

bulan Juni 1976. Jadi sekarang

sudah 34 tahun.

JS : Langsung saja ya Bu. Ibu

menjadi janda berapa lama Bu?

Sejak kapan?

SF : Berapa lama ya, sejak tahun

2007, jadi sudah sekitar 3 tahun-

an lah.

JS : Ibu punya anak berapa Bu?

SF : Ada 2 orang, perempuan semua.

Klien dengan tersenyum

menanti pertanyaan dari

praktikan

Praktikan dengan santai

namun serius

mengutarakan pertanyaan

120

Satu namanya LA yang

sekarang kelas 6 SD dan

satunya AS yang baru masuk

sekolah TK pada tahun ini.

JS : Ibu kerja atau apa untuk

memenuhi kebutuhan hidup

sehari-harinya?

SF : Nteu’. Gak kerja mah, paling

dikasih sama orang tua saja.

Rumahnya juga dekat kok.

Kebetulan orang tua adalah

pensiunan PNS dari guru. Jadi

kebutuhan sehari-hari ya dikasih

dari orang tua.

JS : Kenapa tidak kerja Bu? Dulu

Ibu pernah mencoba kerja?

SF : Engga. Engga kerja ya karena

tidak ada lowongan pekerjaan.

Dulu pernah nyoba kerja di luar

negeri jadi TKW di Arab Saudi

tapi hanya 3 bulan saja

kemudian tidak kerasan dan

balik ke sini.

JS : Owh,, begitu ya. Hampir lupa

Bu, Ibu pendidikan terakhirnya

Praktikan merasa klien

sepertinya tidak ada beban

ketika mengutarakan

bahwa dirinya tidak

bekerja

Klien sambil mengingat-

ingat masa lalunya

Klien jadi tertawa

121

apa ya?

SF : Lulus SMA di Tanjung Siang.

JS : Ibu punya keahlian atau

keterampilan lain Bu?

SF : Engga ada. Paling masak aja di

rumah. Waktu dulu sempat juga

sich ngajar di SMPI Jurusan

Ilmu Fiqh, tapi cuman beberapa

bulan saja.

JS : Owh,, Kalau untuk program

bantuan dari pemerintah, yang

sudah Ibu dapatkan apa saja Bu?

SF : BLT pernah dapat, tapi

sekarang sudah tidak ada lagi.

Yang ada sampai sekarang ya

PKH. Dari mulai tahun 2008

hingga sekarang tahun 2010 ini.

Makanya kebutuhan sekolah

anak-anak juga terbantu dari

program bantuan tersebut.

Selain itu, saya juga memiliki

Jamkesmas.

JS : Kalau untuk harapan ke depan

bagaimana Bu? Kan bantuan

pemerintah juga tidak akan

Klien kelihatannya bangga

dengan pernah ngajar di

SMP Islam

Klien bersemangat ketika

menceritakan tentang

bantuan yang telah

diterimanya dari

pemerintah

122

selamanya ada?

SF: Ya, kepengennya sich kerja,

supaya tidak ngerepotin Bapak

sama Ibu terus. Tapi masih

bingung mau kerja apa, kalau

misalkan ada yang nawarin

kerja mah mau kerja.

JS : Iya, mudah-mudahan ya Bu.

Sepertinya sementara cukup itu

dulu Bu. Kami mau pamit.

Terima kasih banyak atas waktu

yang telah diluangkan kepada

saya. Assalamu’alaikum

SF : Iya, sama-sama.

Wa’alaikumsalam

Klien terlihat agak

menyesali dirinya karena

hingga saat ini tidak

berkerja untuk menghidupi

diri dan anak-anaknya.

Klien mengembangkan

senyuman

Praktikan berpamitan

kepada klien

Gandasoli, 01 Desember 2010

Yang Diwawancarai Pewawancara

Ibu “SF” Joko Setiawan

123

CATATAN RINGKAS HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI

Inisial nama responden : Ibu “SF”

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 34 Tahun

Pendidikan : SMA

Status perkawinan : Janda

Agama : Islam

Alamat tempat tinggal : Kp. Cisundey RT 19/RW 06 Desa Gandasoli

Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

Wawancara dengan Wanita Rawan Sosial Ekonomi

Ibu “SF” berusia 34 tahun dan saat ini memiliki 2 orang anak, “LA” kelas 6

SD dan “AS” baru duduk di bangku TK. Ibu “SF” menjadi janda sejak akhir tahun

2007 dan sampai saat ini pemenuhan kebutuhan hidup sehari-harinya berasal dari

orang tua Ibu “SF” karena Ibu “SF” sendiri hingga saat ini tidak bekerja sama sekali.

Ibu “SF” menempuh pendidikan terakhir di bangku SMA. Semenjak ditinggal

suaminya, Ibu “SF” pernah mencoba menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab

Saudi, namun tidak betah setelah tinggal di sana selama 3 bulan. Selain itu, Ibu “SF”

dulu juga sempat mengajar di SMP Islam di Kecamatan Tanjungsiang Jurusan Ilmu

Fiqh.

Bantuan program dari pemerintah yang pernah diterima Ibu “SF” antara lain

Bantuan Langsung Tunai (BLT), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), dan

124

Program Keluarga Harapan (PKH) yang diterimanya sejak tahun 2008 hingga tahun

2010 ini. Ibu “SF” saat ini berkeinginan untuk bisa bekerja agar bisa memenuhi

kebutuhan keluarganya sendiri, namun hingga saat ini belum menemukan

kesempatan atau tawaran kerja yang layak untuknya.

Gandasoli, 01 Desember 2010

Pewawancara

Joko Setiawan

125

HASIL WAWANCARA PPKS

1. Inisial nama responden : Ibu “SF”

2. Jenis kelamin : Perempuan

3. Umur : 34 tahun

4. Status perkawinan : Janda

5. Pendidikan : SMA

6. Agama : Islam

7. Alamat tempat tinggal : Kp. Cisundey RT 19/RW 06 Desa Gandasoli

Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

8. Masalah yang dialami : Wanita rawan sosial ekonomi dengan kondisi

sehari-hari tidak bekerja dan memiliki

tanggungan 2 orang anak usia sekolah SD dan

TK

9. Pelayanan yang sudah diperoleh :

Adanya program bantuan dari pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai

(BLT), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), dan Program Keluarga

Harapan (PKH) yang diterimanya sejak tahun 2008 hingga tahun 2010 ini

10. Reaksi keluarga terhadap masalah yang dialami PPKS :

Kondisi terberat dirasakan oleh orang tua Ibu “SF” karena harus menanggung

beban hidup Ibu “SF” dan juga 2 orang anaknya. Hal ini membuat hubungan

Ibu “SF” dan orang tuanya terkadang terjadi konflik internal. Kakak-kakak

dari Ibu “SF” pun tidak bisa membantu banyak meskipun rumahnya juga

saling berdekatan.

11. Dukungan sosial ( keluarga, lingkungan, tokoh masyarakat, aparat desa )

yang diperoleh PPKS :

a. Dukungan sosial dari keluarga

Keluarga (terutama orang tua) membantu pemenuhan kebutuhan hidup

sehari-hari Ibu “SF” dan kedua orang anaknya. Terkadang kakak-kakak

dari Ibu “SF” juga membantu ketika sedang mendapatkan rizki lebih.

b. Dukungan sosial dari lingkungan

Orang-orang di lingkungan sekitar Ibu “SF” sudah mengetahui keadaan

Ibu “SF” dan juga memberikan dukungan lebih agar Ibu “SF” bisa

126

bekerja dan memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa

menggantungkan kepada kedua orang tuanya.

c. Dukungan sosial dari aparat desa

Ibu “SF” sudah mendapatkan perhatian dengan diikutsertakannya ketika

datang program bantuan dari pemerintah.

12. Hambatan yang dialami PPKS dalam mengatasi permasalahan

Ibu “SF” merasa dirinya tidak bisa melakukan apa-apa selain menjadi

seorang ibu rumah tangga dan memasak. Ditambah lagi umurnya yang sudah

di atas 34 tahun dan berjenis kelamin perempuan dirasanya tidak banyak

yang bisa dilakukan untuk dapat menghasilkan pendapatan bagi keluarga.

13. Potensi yang dimiliki PPKS (fisik, psikologis, intelektual dan sosial)

a. Fisik

Kondisi fisik Ibu “SF” cukup baik, masih muda dan terlihat sehat wal

afiat. Secara tampilan luar, Ibu “SF” juga bisa dibilang cantik untuk

klasifikasi perempuan janda di desa.

b. Emosi/psikologis

Emosi/psikologis Ibu “SF” saat ini cukup stabil, namun terkadang ia juga

merasa stress karena terus-terusan menganggur dan mengandalkan orang

tua saja.

c. Intelektual

Intelektual Ibu “SF” cukup bagus, karena ia adalah lulusan SMA. Dan

waktu di sekolah dahulunya Ibu “SF” juga orang yang berprestasi.

d. Sosial

Ibu “SF” tidak ada masalah ketika bersosialisasi dengan warga

tetangganya. Dan juga jarang terjadi konflik dengan warga sekitarnya.

14. Pemahaman PPKS tentang pelayanan sosial

Ibu “SF” merasa pelayanan sosial itu hanya terbatas pada pemberian bantuan

uang kepada keluarganya. BLT dan PKH adalah contoh program yang

berbentuk uang untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup dan biaya

operasional sekolah anak-anaknya.

15. Harapan PPKS dan keluarga terhadap permasalahannya :

Ibu “SF” dan juga keluarga berharap bahwa program bantuan pemerintah

nantinya lebih bersifat pemberian keterampilan diri, sehingga orang yang

dibantu tersebut dapat mandiri untuk memenuhi kebutuhan pribadi.

127

16. Upaya yang dilakukan PPKS untuk mencapai harapan :

Ibu “SF” maupun keluarga sudah mencoba untuk mengkomunikasikannya

kepada pihak aparat desa, namun ternyata pihak desa juga sedang menunggu

dan berusaha mengusahakan untuk mengakses sistem sumber dari pusat agar

dapat turun program bantuan yang sifatnya pemberdayaan untuk Wanita

Rawan Sosial Ekonomi (WRSE).

128

HASIL OBSERVASI PPKS

Wanita Rawan Sosial Ekonomi

1. Lingkungan rumah tempat tinggal

Rumah Ibu “SF” bertempat di Kampung Cisundey RT 19/RW 06 Desa

Gandasoli. Letaknya tidak jauh dari jalan utama, jalan kaki kurang dari 3 menit

saja. Terdapat pula masjid yang tidak jauh dan posisi rumahnya berdekatan

dengan rumah orang tua serta kakak-kakak dari Ibu “SF”.

2. Fasilitas, sarana dan prasarana lingkungan fisik (kamar tidur, MCK, dll)

Rumah Ibu “SF” memiliki 2 kamar tidur yang tidak terlalu luas, kamar mandi

dan WC terletak di luar rumah. Rumah berbentuk model panggung yang terbuat

dari papan kayu dengan alas lantai sudah terbuat dari semen yang dihaluskan

(mester), dengan penerangan lampu listrik dan jendela kaca.

3. Jarak tempat tinggal dengan sarana pelayanan umum

Jarak rumah Ibu “SF” dengan kantor balai desa sekitar 7 kilometer, dengan bidan

desa sekitar 5 kilometer, sekolahan SD sekitar 2 kilometer.

4. Interaksi PPKS dengan anggota keluarga

Ibu “SF” memiliki hubungan baik dengan keluarga, terutama dengan orang

tuanya yang selama ini memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-

hari. Sedangkan hubungan dengan kakak-kakaknya berjalan biasa saja namun

tidak pernah/jarang terjadi konflik.

5. Relasi sosial PPKS dengan lingkungan sekitar

Ibu “SF” memiliki hubungan yang baik dengan para tetangganya, dan malah

aktif di kegiatan pengajian ibu-ibu di sana.

6. Ekspresi PPKS terhadap praktikan

Ibu “SF” merasa senang ada yang memperhatikan keadaannya saat ini, meskipun

praktikan tidak memberikan bantuan secara langsung, tapi paling tidak Ibu “SF”

merasa ada yang peduli dengan keadaannya saat ini.

7. Aktivitas PPKS dalam kehidupan sehari-hari (penggunaan waktu luang, makan

dan tidur dal lain-lain)

Ibu “SF” mengawali hari dengan memasak untuk mempersiapkan sarapan kedua

anaknya. Kemudian mempersiapkan segala keperluan dan kebutuhan anaknya

129

yang masih duduk di bangku TK, setelah itu mengantarkannya ke TK.

Dilanjutkan dengan mengurus rumah dan beristirahat hingga malam hari.

8. Aktivitas keluarga PPKS dalam kehidupan sehari-hari

Kedua anaknya sekolah setiap hari selain hari libur, dan di sore hari bermain di

sekitar rumah. Sedangkan orang tua Ibu “SF” adalah pensiunan PNS guru yang

saat ini lebih sering mengurus ladang.

9. Permasalahan yang ada di wilayah praktikum (rincian data PPKS/ PSKS yang

ada di Desa Tanjungwangi)

Masalah paling banyak adalah keluarga fakir miskin dengan jumlah mencapai

263 KK, dilanjutkan keluarga berumah tidak layak huni sebanyak 63 KK hingga

wanita rawan sosial ekonomi berjumlah 26 orang. Masih minimnya sistem

sumber yang termanfaatkan dan bantuan dari pemerintah yang cukup kurang

merata menjadi salah satu masalah utama di Desa Gandasoli ini.

130

HASIL WAWANCARA

POTENSI DAN SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL (PSKS)

Responden : Pengurus/Anggota Institusi/Organisasi Sosial

1. Karakteristik Institusi

a). Nama Institusi/Organisasi Lokal : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

(LPM) yang berada di bawah kelembagaan desa karena SK nya adalah

berasal dari SK Kepala Desa Gandasoli

b). Alamat : Kampung Kiarapandak RT 07/RW 03 Desa Gandasoli

c). Kecamatan : Tanjungsiang

d). Kabupaten : Subang

2. Jumlah Pengurus : 7 orang

3. Jenis Kegiatan yang dilakukan :

a. Pengajuan program-program pembangunan di desa.

b. Pelaksanaan program-program pembangunan desa yang telah di setujui

oleh pihak desa.

c. Pertanggungjawaban proyek pembangunan kepada masyarakat desa

seperti pengerasan jalan raya, pembuatan saluran irigasi, pembangunan

paar sekolah, dan pembuatan Tanggul Penahan Tanah (TPT) untuk

menanggulangi kemungkinan adanya longsor.

4. Sarana dan prasarana yang dimiliki : Ruangan kantor yang berada di

lingkungan kantor Desa Gandasoli, Meja dan kursi, Whiteboard

5. Faktor pendukung kegiatan :

a. Faktor Internal : Pengurus dari LPM

b. Faktor Eksternal : Masyarakat desa dan pengurus Desa Gandasoli

6. Kerjasama dengan institusi lain : Dalam melaksanakan tugasnya LPM selalu

berkoordinasi/bekerjasama dengan para Ketua RT/RW, Badan

Permusyawaratan Daerah (BPD), Kaur Desa, Kadus, dan juga para tokoh

masyarakat yang ada. Artinya pihak LPM bekerjasama dengan aparat Desa

Gandasoli.

7. Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan : Kadang sering terjadi konflik

diantara warga karena adanya kabar-kabar yang tidak mengenakkan.

131

8. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan : Melakukan pendekatan

secara intensif, dan juga selalu mengupayakan penjelasan sedetil mungkin

tentang manfaat kegiatan kepada masyarakat luas.

132

HASIL OBSERVASI

POTENSI DAN SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL (PSKS)

1. Tempat diadakannya rapat : LPM mengadakan rapat setiap ada kegiatan dengan

mengumpulkan pengurus dan mengundang para tokoh-tokoh di ruangan kantor

yang terletak di area Kantor Desa Gandasoli.

2. Fasilitas, sarana dan prasarana :

a. Ruangan kantor tersendiri.

b. Meja dan kursi

c. Whiteboard

d. Alat Tulis Kantor (ATK)

e. Pengurus sebagai perencana dan pelaksana kegiatan.

3. Interaksi PSKS dengan masyarakat sekitar : Pada umumnya tokoh-tokoh

pengurus LPM adalah orang-orang yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat

dan juga memiliki track record yang baik di mata para warga masyarakat Desa

Gandasoli.

4. Relasi sosial PSKS terhadap institusi lain : LPM memiliki hubungan yang cukup

baik dengan Dewan Permusyawaratan Desa (DPD), Aparat Desa Gandasoli,

PKK, dan juga seluruh elemen masyarakat Desa Gandasoli.

5. Kegiatan PSKS :

a. Pengajuan program-program pembangunan di desa.

b. Pelaksanaan program-program pembangunan desa yang telah di setujui oleh

pihak desa.

c. Pertanggungjawaban proyek pembangunan kepada masyarakat desa seperti

pengerasan jalan raya, pembuatan saluran irigasi, pembangunan paar sekolah,

dan pembuatan Tanggul Penahan Tanah (TPT) untuk menanggulangi

kemungkinan adanya longsor.

133