A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam...

32
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging 1. Usaha Ternak Ayam Pedaging Usaha peternakan ayam pedaging atau ayam broiler pada awalnya merupakan usaha sampingan dari usaha peternakan ayam petelur. Seiring dengan berjalannya waktu, industri peternakan ayam broiler saat ini telah banyak berdiri. melalui aktivitas bisnisnya yaitu memproduksi ayam pedaging, yang meliputi budidaya ayam broiler (farming operation) dan industri pengolahan daging ayam, industri peternakan ayam broiler telah memberikan peranan yang nyata terhadap perkembangan sub sektor peternakan di Indonesia. Usaha peternakan ayam broiler saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari segi tingkat efisiennya. Banyak para pelaku usaha menekuni usaha peternakan ayam broiler, baik secara sistem mandiri maupun secara sistem plasma. Alasannya adalah selain jumlah permintaan daging ayam yang terus meningkat, perputaran modal yang sangat cepat merupakan daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha untuk menekuni usaha peternakan ayam broiler ini. Alasan lainnya adalah tersedianya faktor-faktor produksi dalam jumlah yang banyak (Hafsah, 2003: 187). Khusus untuk usaha peternakan ayam broiler dengan sistem plasma, faktor-faktor produksi seperti DOC, pakan, obat-obatan, vaksinasi, dan vitamin tidak harus dibayar langsung. Faktor-faktor produksi tersebut sudah bisa dipakai untuk diproduksi selama masa produksi yaitu selama 30-40 hari dan baru bisa dibayar setelah ayam broiler dipanen. Usaha peternakan ayam broiler dapat diusahakan dalam berbagai skala produksi, baik skala besar maupun skala kecil (Kadarsan, 2007). Saat ini telah banyak para pelaku. usaha ayam broiler yang menggabungkan beberapa unit usaha menjadi satu kesatuan unit usaha yang terintegrasi (integrated). Misalnya usaha pembibitan ayam bergabung dengan usaha pakan ternak, usaha beternak ayam broiler komersial, dan proses pemotongan ayam. Bahkan banyak

Transcript of A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam...

Page 1: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

1. Usaha Ternak Ayam Pedaging

Usaha peternakan ayam pedaging atau ayam broiler pada awalnya merupakan

usaha sampingan dari usaha peternakan ayam petelur. Seiring dengan berjalannya

waktu, industri peternakan ayam broiler saat ini telah banyak berdiri. melalui aktivitas

bisnisnya yaitu memproduksi ayam pedaging, yang meliputi budidaya ayam broiler

(farming operation) dan industri pengolahan daging ayam, industri peternakan ayam

broiler telah memberikan peranan yang nyata terhadap perkembangan sub sektor

peternakan di Indonesia. Usaha peternakan ayam broiler saat ini berkembang sangat

pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari segi tingkat efisiennya. Banyak para

pelaku usaha menekuni usaha peternakan ayam broiler, baik secara sistem mandiri

maupun secara sistem plasma. Alasannya adalah selain jumlah permintaan daging

ayam yang terus meningkat, perputaran modal yang sangat cepat merupakan daya

tarik tersendiri bagi para pelaku usaha untuk menekuni usaha peternakan ayam broiler

ini. Alasan lainnya adalah tersedianya faktor-faktor produksi dalam jumlah yang

banyak (Hafsah, 2003: 187).

Khusus untuk usaha peternakan ayam broiler dengan sistem plasma, faktor-faktor

produksi seperti DOC, pakan, obat-obatan, vaksinasi, dan vitamin tidak harus dibayar

langsung. Faktor-faktor produksi tersebut sudah bisa dipakai untuk diproduksi selama

masa produksi yaitu selama 30-40 hari dan baru bisa dibayar setelah ayam broiler

dipanen. Usaha peternakan ayam broiler dapat diusahakan dalam berbagai skala

produksi, baik skala besar maupun skala kecil (Kadarsan, 2007).

Saat ini telah banyak para pelaku. usaha ayam broiler yang menggabungkan

beberapa unit usaha menjadi satu kesatuan unit usaha yang terintegrasi (integrated).

Misalnya usaha pembibitan ayam bergabung dengan usaha pakan ternak, usaha

beternak ayam broiler komersial, dan proses pemotongan ayam. Bahkan banyak

Page 2: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

diantaranya yang menggabungkan usahanya dengan usaha pengolahan ayam,

sehingga ayam potong yang dijual tidak hanya dalam bentuk ayam hidup ataupun

dalam bentuk karkas tetapi bisa berupa produk hasil olahan seperti fillet atau nugget.

Produk hasil olahan ini diproduksi berdasarkan permintaan konsumen yang terus

berkembang (Rasyaf, 2003 :67).

Usaha peternakan dapat digolongkan menjadi beberapa bagian. Menurut Surat

Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN.330/6/96, usaha peternakan terbagi

menjadi tiga kategori, yaitu Peternak rakyat, Pengusaha Kecil Peternakan, dan

Pengusaha Peternakan. Peternak Rakyat adalah peternak yang mengusahakan

budidaya ayam dengan jumlah populasi maksimal 15.000 ekor per periode.

Pengusaha kecil peternakan adalah peternak yang membudidayakan ayam dengan

jumlah populasi maksimal 65.000 ekor per periode. Pengusaha peternakan adalah

peternak yang membudidayakan ayam dengan jumlah populasi melebihi 65.000 ekor

per periode (Rasyaf, 2003 : 207).

Subsektor peternakan yang merupakan bagian dari sektor pertanian, memiliki

peranan penting dalam menopang perekononiam regional maupun nasional.

Berdasarkan data statistik, PDB subsektor peternakan mulai bangkit kembali setelah

terpuruk akibat krisis ekonomi, dengan rata-rata pertumbuhan PDB antara tahun

2000-2006 sebesar 3,63 persen. Pada periode yang sama, angka tersebut berada di

atas laju pertumbuhan sektor pertanian yaitu 2,66 persen, subsektor tanaman pangan

2,05 persen, subsektor perkebunan 3,24 persen, dan subsektor kehutanan -0,07 persen

(Ilham 2006: 55).

Subsektor peternakan mampu tumbuh dengan cepat, karena didukung oleh

perkembangan industri peternakan terutama ayam ras dan sapi potong. Pelaku dua

komoditi tersebut berpotensi dijadikan salah satu sumber pertumbuhan baru dalam

sektor pertanian. Salah satu komoditas peternakan yang memiliki potensi yang cukup

tinggi di Indonesia adalah peternakan ayam ras pedaging (broiler), perkembangan

jumlah populasi ayam broiler mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan

Page 3: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

adanya peluang tersebut maka perlu ditingkatkan daya saing komoditi hasil ternak ini

(Ilham, 2006: 56).

2. Peternakan Ayam Pedaging

Peternakan adalah suatu usaha pembibitan atau budidaya peternakan dalam

bentuk perusahaan atau peternakan rakyat, yang dilakukan secara teratur dan terus

menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersil

atau sebagai usaha sampingan untuk menghasilkan ternak bibit/ternak potong, telur,

susu, serta menggemukkan suatu jenis ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan

dan memasarkan. Peternakan merupakan sektor yang memiliki peranan penting

dalam perekonomian nasional yaitu sebagai penyedia lapangan pekerjaan, sumber

devisa negara dan penyedia bahan pangan. Peranan penting peternakan menyebabkan

peternakan menjadi sektor yang diminati pengusaha untuk dijadikan bisnis sumber

penghasilan utama maupun sampingan. Usaha peternakan yang banyak diminati

adalah peternakan ayam broiler karena memiliki permintaan yang tinggi (Rasyaf,

1989 : 50).

Pengusaha peternakan ini bahkan memiliki kelebihan yaitu berhak mendapatkan

bimbingan dan pengawasan dari pemerintah. Hal tersebut ditegaskan dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan.

Peraturan Pemerintah tersebut menjelaskan bahwa Menteri yang bertanggung jawab

dalam bidang peternakan atau pejabat yang ditunjuk olehnya berkewajiban

melakukan bimbingan dan pengawasan atas pelaksanaan perusahaan-perusahaan

peternakan (Hafsah, 2003: 176).

Peternakan ayam pedaging di Indonesia dimulai sejak masa orde lama tahun

1960, berlanjut dari awal orde baru tahun 1970 sampai masa pelita II (1974-1979)

yang merupakan tahap pertumbuhan ekonomi nasional. Dunia perunggasan yang

semakin populer di kalangan masyarakat dengan skala usaha rumah tangga terus

berkembang di berbagai daerah, sementara itu usaha skala besar juga tumbuh dan

mampu menjalankan usahanya lebih efisien. Usaha skala besar inilah pemicu

persaingan pasar sehingga usaha ternak besar menguasai harga pasar dan skala kecil

Page 4: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

atau peternak rakyat menjual hasil ternaknya dengan harga di bawah biaya produksi,

peternak juga kesulitan memperoleh bibit ayam yang bermutu, akibatnya peternak

rakyat banyak yang gulung tikar (Murtidjo, 2006: 39).

Peternakan merupakan suatu usaha sebagaimana layaknnya usaha lain yang

membutuhkan semua unsur bisnis yang biasa diterapkan di dunia bisnis, hanya di sini

alat produksinnya benda hidup akibatnnya faktor teknisnya perlu diperhatikan,

maklum saja nyawa di luar kekuasaan manusia. Suda waktunya bila suatu peternakan

aspek pengelolaan yang baik dan tidak hanya mengelola ayam secara teknis saja.

Dalam beberapa aspek pengelolaan peternakan ayam pedaging, terutama konsep

penting yang aplikatif ( Rasyaf, 2003 : 27 ).

Peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk

dikembangkan. Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena

sub sektor ini bisa memberikan nilai tambah (added value) bagi pertanian Indonesia.

Kontribusi sub sektor peternakan terhadap pertanian Indonesia ditentukan oleh

seberapa jauh kemampuan kita untuk mengembangkan usaha peternakan tersebut

agar mempunyai prospek yang baik di pasaran. Terkait dengan hal tersebut, maka sub

sektor peternakan yang ingin dibangun di masa depan adalah yang mampu

menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing di pasar dan mampu berkembang

secara berkelanjutan Peternakan ayam pedaging adalah salah satu andalan dalam sub

sektor peternakan di Indonesia (Rasyaf, 2003:190).

Peternakan ayam pedaging mempunyai prospek yang sangat baik untuk

dikembangkan, baik dalam skala peternakan besar maupun skala peternakan kecil

(peternakan rakyat). Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan

membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan

tersebut. Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara

dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan.

Rasyaf (2003 : 7) mengatakan bahwa standar produksi bagi ayam pedaging

bertumpu pada pertambahan berat badan ayam, konsumsi pakan dan konversi pakan.

Sebagai pegangan produksi atau sasaran produksi adalah mortalitas, konsumsi pakan

Page 5: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

dan pertambahan produksi dengan membandingkan atau memeriksa kenaikan dan

penurunan mana yang tajam dari semua kelompok ayam yang dibudidayakan.

Menurut Murtidjo ( 2006 : 78 ) ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain

ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki sifat atau hasil budidaya teknologi

yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas, pertumbuhan cepat sebagai

penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif muda, serta

menghasilkan kualitas daging berserat lunak.

Soekartawi (2007:99) menyatakan bahwa ayam broiler mempunyai pertumbuhan

yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik dan

banyak. Ayam broiler pertumbuhannya sangat fantastik sejak umur satu minggu

hingga lima minggu. Pada saat berumur tiga minggu ternak sudah menunjukkan

pertumbuhan bobot badan yang memuaskan, sehingga ayam broiler dapat dijual

sebelum umur delapan minggu.

Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip

manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.

Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan

hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan

hewan kecil seperti ayam, kelinci. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging

yang memiliki beberapa keunggulan diantaranya, laju perputaran modal yang cepat

dan waktu pemeliharaan yang singkat yaitu dalam lima minggu ayam broiler sudah

dapat dipanen dengan bobot 1,5 kg/ekor. Hal inilah yang mendorong banyak peternak

yang mengusahakan peternakan ayam broiler. (Rasyaf 2003 : 109).

Wahyuni ( 1999 : 32 ) menyatakan di Indonesia ayam broiler sudah dapat

dipasarkan pada usia lima sampai enam minggu dengan bobot hidup antara 1,3

sampai 1,6 kg per ekor. Namun demikian kebanyakan masyarakat di Indonesia lebih

banyak menyukai daging ayam broiler yang tidak begitu besar terutama untuk

konsumsi rumah makan dan pasar-pasar tradisional.

Rasyaf (2003 : 65) Ayam broiler adalah ayam pedaging yang dipelihara hingga 6

sampai 13 minggu dengan bobot hidup dapat mencapai 1,5 kg pada umur 6 minggu.

Page 6: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

Ayam broiler merupakan ternak yang paling efisien menghasilkan daging

dibandingkan ayam yang lain. Ayam ini mempunyai sifat antara lain ukuran badan

besar penuh daging yang berlemak, bergerak lambat serta pertumbuhan badannya

cepat dengan daging yang dihasilkan bertekstur halus, lembut dan empuk

pemeliharaan broiler terbagi dalam dua periode pemeliharaan akhir (Dinishe), periode

pemeliharaan awal ini dimulai dari umur satu sampai tiga minggu dan periode

pemeliharana akhir adalah setalah umur lebih dari 3 minggu.

Pakan dan Konversi Pakan Dalam pemeliharaan ayam broiler pakan merupakan unsur

yang sangat penting dan biaya pakan dapat mencapai 75 % dari biaya produksi.

kebutuhan energi dan protein dari ayam broiler terbagi menjadi 2 bagian yaitu masa

awal 0 – 4 minggu dan muda akhir 4 – 8 minggu. Selanjutnya dinyatakan bahwa

kebutuhan energi ayam broiler masa awal adalah sebesar 3000 kkal/kg sedangkan

pada masa akhir kebutuhan energinya adalah 2860 – 3410 kkal/kg.

Pakan yang disediakan untuk ayam broiler agar dapat memenuhi kebutuhan-

kebutuhan mutrisinya tidak harus berasal dari bahan-bahan yang mahal. Bahan-bahan

sisa pertanian ataupun industri dapat pula dipakai untuk penyusun ransum unggas.

jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain adalah kesehatan ternak bobot badan ternak, musim atau cuaca dan sistem

perkandangan. banyaknya ransum yang dikonsumsi ayam pedaging tergantung

beberapa faktor antara lain : berat ternak, jenis kelain, keaktivan badan sehari-hari

suhu di dalam dan sekitar kadang, kualitas ransum yang diberikan dan cara

pengolahannya diterapkan sehari hari.

Banyaknya konsumsi pakan dipengaruhi oleh kadar energi pakan yang

menentukan energi ransum. Energi dalam ransum sangat diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan ayam sesuai tahap keperluannya sehingga ransum harus diketahui energi

metaboliknya. bahwa ayam pedaging dapat menyesuaikan jumlah konsumsi pakannya

sampai batas tertentu untuk mendapatkan energi yang cukup bagi pertumbuhan tubuh

yang maksimum.

Page 7: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

Menurut Wahyuni (1999 : 56) broiler adalah ternak ayam yang paling ekonomis

bila dibandingkan dengan ternak lain. Keceptan produksi daging ayam broiler

mempunyai kelebihan .Dalam waktu relatif cepat dan singkat daging ayam bisa

segera di peroleh, dipasarkan atau di komsumsi paling lama usia potong 12 minggu.

ayam yang cepat pertumbuhanya ,ekonomis dalam pengolahan ,sehingga bisa

memberi kepuasan konsumen.

Ayam pedaging disebut juga ayam broiler, dalam pengertian “ayam pedaging”

menurut istilah itu yang dimaksud sebenarnya adalah ras yang dikembangkan untuk

usaha komersial massal, seperti Leghorn (“lehor“). Broiler merupakan jenis ras

unggulan hasil persilangan dari berbagai jenis ayam yang memiliki daya

produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam.

Ayam broiler populer di Indonesia sejak Tahun 1980-an, karena didukung oleh

pemerintah saat itu, yang mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia.

Pada saat itu daging ini relatif sulit keberadaannya. Para peternak ayam juga relatif

senang karena hanya dalam waktu yang relatif singkat (5-6 minggu) sudah bisa

dipanen, dan juga cukup menguntungkan. Saat ini peternakan Ayam ini banyak

dijumpai di seluruh wilayah Indonesia.

B. Faktor-Faktor Produksi Peternakan Ayam Broiler

Faktor-faktor produksi yang dibutuhkan dalam produksi ayam broiler adalah

DOC, ransum, obat-obatan, tenaga kerja dan kandang. Dengan menggunakan input

tetap dan input variabel. Input tetap diantaranya; kandang, tenaga kerja tetap dan

peralatan. Input variabel yang digunakan terdiri dari DOC, pakan, tenaga kerja tidak

tetap, obat-obatan, sekam, dan bahan bakar (minyak tanah).

Menurut Kadarsan (2007: 134) usaha peternakan ayam broiler mempunyai faktor

produksi yang digunakan diantaranya adalah bibit ayam, pakan, tenaga kerja, obat-

obatan, vaksin dan vitamin serta bahan penunjang seperti sekam, listrik dan bahan

bakar.

Page 8: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

a. Kandang

Syarat kandang yang baik adalah kandang yang memenuhi standar yang telah

ditentukan. Syarat-syarat kandang yang harus dipenuhi adalah:

1. Kandang harus dibuat kuat agar dapat dipakai dalam waktu yang lama, dan

tidak mudah roboh karena angin yang kencang.

2. Dapat menahan air hujan dan teriknya matahari langsung masuk kandang,

tepi atap sebaiknya dibuat cukup lebar yaitu sekitar 1,25 meter dari dinding

kandang.

3. Dinding kandang tidak rapat tetapi harus terbuka, memiliki celah-celah yang

terbuka yang terbuat dari anyaman bambu, kawat ram atau jeruji-jeruji bambu

sehingga hewan pemangsa tidak dapat masuk melalui celah yang terbuka

tersebut.

4. Ruang ventilasi dapat ditambahkan dengan membuat sistem atap monitor dan

dapat menggunakan kipas angin yang berfungsi menyedot udara kotor dalam

kandang atau mengalirkan udara segar masuk ke dalam kandang.

5. Lantai kandang sebaiknya disemen agar memudahkan dalam pembersihan

kandang dan dibuat lebih tinggi dari tanah disekitarnya.

6. Ukuran/luas kandang tergantung dari jumlah ayam yang akan dipelihara.

Sebagai pedoman, kepadatan ayam dewasa per meter persegi adalah 10 ekor.

7. Selokan/parit sebaiknya dibuatkan disekeliling kandang. Hal ini penting agar

pembuangan air tidak menggenang.

8. Tata letak kandang hendaknya dibangun diatas tanah yang lebih tinggi dari

tanah sekitarnya agar udara dapat berputar dan bergerak bebas melintasi

kandang sehingga peredaran udara dapat berjalan dengan baik. Kandang tidak

terletak pada lokasi yang sibuk dan gaduh mengingat ayam mudah stres,

ukuran dan luas kandang disesuaikan dengan jumlah dan umur ayam.

9. Jarak antar kandang juga harus mendapat perhatian karena dapat

mempengaruhi sirkulasi udara, tingkat kelembaban, dan temperatur di dalam

Page 9: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

kandang, penularan terhadap penyakit dari satu kandang ke kandang lain, dan

efisiensi penggunaan tanah.

10. Ukuran luas kandang tergantung dari kepadatan jumlah populasi ternak yang

dipelihara. Luas yang cukup bagi ayam untuk ruang geraknya maka tidak

akan terjadi saling patuk dan stress kepadatan kandang untuk ayam dewasa

ekor per meter persegi. kepadatan kandang ayam untuk umur 1-3 hari adalah

60-70 ekor/m², pada umur 4-7 hari kepadatan kandang 40-50 ekor/m², umur 8-

14 hari kepadatan kandang 20-30 ekor/m² dan pada 15 hari sampai panen

kepadatan kandang 8-16 ekor/m².

b. Peralatan

Menurut Rasyaf (2005 : 18) Ayam yang dipelihara secara intensif dengan cara

dikandangkan secara terus menerus sepanjang hari, memerlukan peralatan-peralatan

teknis yang memadai, seperti tempat pakan dan minum, alat pemanas, thermometer,

dan peralatan lainnya maka untuk menunjang keberhasilan produksi:

1. Tempat Pakan dan Minum

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengawasan pekerjaan sehari-hari

adalah tata letak tempat pakan, keadaan tempat pakan dan isi pakan. Tempat pakan

ada yang diletakkan dalam satu baris atau diletakkan berselang seling dengan tempat

minum. Kebutuhan tempat pakan dan minum tergantung dari jumlah ayam yang

dipelihara dan umur ayam. Pemeliharaan awal dengan jumlah ayam 5000 ekor,

diperlukan tempat pakan sejumlah 74 buah dan tempat minum sebanyak 72 buah,

sedangkan pada pemeliharaan akhir dengan jumlah ayam 4500 ekor diperlukan

tempat pakan 74 buah dan tempat minum 72 buah.

2. Alat Pemanas.

Alat pemanas (brooder) berfungsi sebagai induk buatan yang memberi

kehangatan anak ayam (DOC). Alat ini digunakan untuk pemeliharaan masa awal

(starter) yang berlangsung selama 12 sampai 15 hari dimana anak ayam masih

memerlukan pemanasan dalam hidupnya. Alat pemanas ini dikenal dengan nama

”Gasolec” yang sudah beredar di toko-toko unggas. Sumber panas pada ”Gasolec”

Page 10: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

berasal dari gas, oleh karenanya penggunaannya harus dilengkapi dengan tabung gas.

Alat pemanas ini hendaknya diletakkan ditengah dengan ketinggian 1,3 sampai1,5

meter dari permukaan litter bahwa jika pemanas menggunakan semawar, maka

sebaiknya diletakkan pada ketinggian 50 sampai 75 cm diatas sekam.

Panas yang dihasilkan bisa diatur dengan cara mengubah posisi tempat minyak

tanah. Tempat minyak tanah diletakkan lebih tinggi dari semawar semakin tinggi

letak tempat minyak tanah, panas yang dihasilkan akan semakin besar, di tengah

tengah setiap lingkaran pelindung dipasang lampu 25 watt. pemakaian sumber panas

dan alat pemanas tidak menjadi masalah bagi ayam, yang penting bisa memberikan

kehangatan yang merata ke seluruh lingkaran digunakan pada masa starter 10-20 hari

atau selama 3 minggu. Pada minggu pertama pemanas dinyalakan selama 24 jam,

sedangkan minggu kedua dan ketiga hanya dinyalakan selama 12 jam pada malam

hari, namun demikian pemberian pemanas tergantung pada cuaca.

3. Thermometer

Thermometer berfungsi untuk mengontrol temperatur agar selalu optimal

sehingga kehidupan anak ayam tetap stabil dan pertumbuhan anak ayam tidak

terganggu. Penempatan thermometer seharusnya diletakkan ditempat yang strategis

agar memudahkan pekerja mengontrolnya tanpa mengganggu atau menimbulkan

stress pada anak ayam, penggunaan thermometer hanya untuk periode starter pada

ayam broiler antara umur satu sampai dua minggu memerlukan suhu lingkungan

mendekati 32ºC. Pada umur dua sampai tiga minggu suhu yang diperlukan antara

30ºC sampai 32ºC dan setelah umur tiga minggu menjadi 28ºC-30ºC. ayam broiler

pada umur satu sampai tiga hari memerlukan suhu lingkungan antara 32ºC-35ºC,

pada umur empat sampai tujuh hari memerlukan suhu 29ºC-34ºC, pada umur 8

sampai 14 hari memerlukan suhu

27ºC-31ºC, dan pada umur 15 hari sampai siap panen memerlukan suhu lingkungan

antara 25ºC-27ºC.

4. Peralatan Lain

Page 11: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

Peralatan lain yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari seperti drum air,

ember, garpu pembalik sekam, dan 12 gerobak pengangkut pakan. peralatan lainnya

yang perlu disediakan untuk mendukung kelancaran usaha ternak ayam broiler adalah

sekop, ember, selang, kawat atau tali, alat-alat kesehatan, ciduk dan lain-lain.

5. DOC (Day Old Chick)

Umumnya jenis-jenis ayam broiler yang telah dikenal dan banyak beredar di

Indonesia adalah jenis ayam ras unggul yang merupakan turunan terakhir hasil

perkawinan silang dari pejantan ras White cornish yang berasal dari Inggris dengan

induk betina ras Plymouth rock yang berasal dari Amerika. Hasil perkawinan silang

yang dikembangbiakan dari kedua ras tersebut menghasilkan DOC yang mempunyai

daya tumbuh dan produksi yang tinggi, terutama dalam hal kemampuannya

mengubah pakan menjadi daging dengan sangat cepat dan hemat. bahwa pedoman

untuk memilih DOC yaitu anak ayam harus berasal dari induk yang sehat agar tidak

membawa penyakit bawaan: ukuran atau bobot ayam yaitu sekitar 35 sampai 40

gram; anak ayam memiliki mata yang cerah dan bercahaya, aktif serta tampak tegar;

tidak memperlihatkan cacat fisik seperti kaki bengkok, mata buta atau kelainan fisik

lainnya yang mudah dilihat dan tidak ada lekatan tinja di duburnya.

6. Pakan

Pakan atau ransum merupakan salah satu faktor utama dalam usaha ternak ayam

broiler, lebih-lebih terhadap laju pertumbuhan dan peningkatan bobot badan

yang sangat cepat. Ransum merupakan kumpulan bahan makanan yang layak

dimakan oleh ayam dan telah disusun mengikuti aturan tertentu. Aturan itu meliputi

nilai gizi bagi ayam dan nilai kandungan gizi dari bahan makanan yang digunakan.

ransum starter diberikan pada ayam berumur satu sampai tiga minggu. Umumnya

biaya untuk ransum menempati 60%-75% dari total biaya produksi.

Ayam broiler membutuhkan energi yang lebih tinggi (lebih dari 3000 kkal per kg

ransum). dalam hal ransum yang harus diberikan untuk anak ayam sampai umur

empat minggu, pakan harus mengandung protein sebanyak 21 sampai 24%, lemak

2,5%, serat kasar 4%, kalsium 1%, phospor 0,7 sampai 0,9%, energi (ME) 2800-3500

Page 12: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

kkal. Besarnya pakan yang digunakan mempengaruhi perhitungan konversi pakan

atau Feed Corvertion Ratio (FCR). Konversi pakan merupakan perbandingan antara

jumlah pakan yang dikonsumsi dengan pertumbuhan berat badan. Semakin tinggi

konversi pakan berarti semakin boros pakan yang digunakan. Standar konversi pakan

untuk ayam pedaging adalah 1,9 yang artinya untuk mendapatkan ayam denganbobot

hidup 1 kg diperlukan pakan sejumlah 1,9 kg.

7. Obat-obatan dan Vaksin

Obat-obatan dan vaksin yang dimaksud adalah obat-obatan yang digunakan untuk

pengobatan ternak yang terserang penyakit, vaksin digunakan untuk pencegahan

penyakit serta antibiotika dan vitamin dapat mendukung pertumbuhan ayam sehingga

dapat tumbuh secara optimal. penyakit yang menyerang ayam ada yang dapat diobati

dan ada yang tidak. Penyakit ayam yang tidak bisa diobati dapat ditangkal dengan

vaksin. Vaksin adalah mikroorganisme yang dilemahkan dan apabila diberikan

kepada hewan tidak akan menimbulkan penyakit, melainkan merangsang

pembentukan antibodi (zat kebal) yang sesuai dengan jenis vaksinnya. Tujuan vaksin

adalah membuat ayam mempunyai kekebalan yang tinggi terhadap satu penyakit

tertentu.

Wahyuni (2003: 45) nenyatakan bahwa keberhasilan suatu vaksinasi ditentukan

oleh beberapa faktor, yaitu faktor tatalaksana, faktor vaksin, dan faktor individu.

Faktor tatalaksana meliputi cara vaksinasi, waktu vaksinasi, keterampilan vaksinator

(orang yang memberikan vaksinasi), dan kondisi lingkungan. Faktor vaksin meliputi

kualitas vaksin, jenis vaksin, dan cara penyimpanan vaksin.

Sedangkan faktor individu adalah faktor kesehatan ayam, dimana dianjurkan

vaksinasi dilakukan pada saat ayam memiliki kondisi yang sehat. Pemberian vaksin

dapat dilakukan dengan lima cara, yaitu:

1. drink water (vaksinasi melalui air minum)

2. vaksinasi intraocular (tetes mata)

3. intranasal (tetes hidung) vaksinasi dengan injeksi

4. intramuscular (tusuk daging)

Page 13: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

5. injeksi subcutan (tusuk kulit)

6. wing web (vaksinasi tusuk sayap)

7. dan spray (vaksinasi dengan cara disemprot)

c. Pemeliharaan Pada Fase Awal Pertumbuhan (Fase Starter)

Fase pemeliharaan dibagi menjadi 2, yaitu fase starter atau fase awal, dan fase

finisher Rasyar, 2003 : 207

1. Fase pemeliharaan awal atau starter

Ini merupakan fase pemeliharaan mulai dari anak ayam usia 1 hari hingga tumbuh

dewasa atau berumur 4 minggu.

2. Fase Pemeliharaan akhir atau finisher

Ini merupakan fase atau periode terakhir dari pemeliharaan ayam broiler, yaitu

mulai umur di atas 4 minggu hingga ayam siap dipanen.

Perbedaan kedua fase tersebut memang bisa dilihat dari ukurannya. Namun, bagi

peternak, perbedaan dari kedua fase pemeliharaan tersebut lebih merujuk pada

perbedaan komposisi dan kualitas dari ransum yang diberikan, intensitas penanganan

terhadap serangan penyakit, jumlah pakan, dan perbedaan luas kandang. Untuk artikel

ini, akan saya bahas seluk-beluk pemeliharaan ayam pada fase starter, mulai dari

memilih bibit (DOC), persiapan sebelum mendatangkan DOC ke kandang hingga

pemeliharaan rutin.

5 Fase Starter Tersebut adalah :

1. Persiapan Mendatangkan DOC

2. Perawatan saat DOC Datang

3. Pemeliharaan DOC Seterusnya

4. Pemisahan Jantan dan Betina

5. Penanganan di Masa Kritis

Page 14: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

d. Pemeliharaan Starter

1. Persiapan kandang dan perlengkapannya

Sebelum anak ayam tiba maka kandang harus sudah siap. Persiapan kandang doc

untuk ayam broiler tidak berbeda dengan doc utuk ayam petelur. Begitu pula

perlengkapan kandangnya, sampai mencapai pertumbuhan bulu yang sempurna.

Penempatan tempat makan atau minum juga sama. Saat ini berbagai perlengkapan

kandang (tempat makan / minum) buatan pabrik, dari yang sederhana sampai yang

otomatis mulai banyak diperjualbelikan

2.Ransum starter (0-3 minggu)

Ransum yaitu campuran dari berbagai bahan pakanyang diberikan selama 24 jam.

Bahan pakan yang biasa digunakan untuk ransum ayam broiler yaitu jagung kuning,

dedak halus, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan, minyak kelapa, kulit

kerang, dan tepung tulang.

Penyusunan ansum ayam broiler, didasarkan pada kandungan energi dan protein.

Untuk ayam broiler, pada umur 0-3 minggu, ransum yang digunakan harus

mengandung protein 23% dan energi metabolis 3.200 kkal/kg (NRC/2984). Namun

menururt beberapa penelitian bisa juga digunakan ransum dengan protein 22% dan

energi metabolis 3000 kkal/kg sampai ayam tersebut dipanen. Kandungan lain yang

harus diperhatikan yaitu serat kasar 7%, lemak 8%, kalsium 1%, dan phosphor yang

tersedia sekitar 0,45%.

3. Pencegahan penyakit

Untuk menghasilkan ayam broiler yang sehat, selain memperhatikan kebersihan

lingkungan juga perlu melakukan vaksinasi maupun pemberian obat-obatan dan

vitamin. Vaksinasi dilakukan untuk mencegah penyakit unggas menular yang tidak

bisa diobati misalnya ND/tetelo, dan gumboro. Jenis vaksin ND ini banyak tersedia di

poultry shop dengan merk dagang dan cara penggunaan yang berbeda. Contoh vaksin

gumboro yaitu Medivac Gumboro-A, yang diberikan sekitar 12 hari. Pemberian jenis

vaksin yang berbeda tidak dilakukan pada waktu yang bersamaan karena

dikhawatirkan ayam tidak tahan.

Page 15: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

Dosis pemakaian dan petunjuk penggunaannya biasanya tercantum dalam

kemasan vaksin yang akan digunakan. Vaksinasi sebaiknya dilakukan pada sore hari

agar ayam lebih mudah ditangkap (bila vaksin melalui suntikan ). Di samping itu,

vaksin tidak akan terkena sinar matahari yang dapat mematikan vaksin. Jika vaksin

diberikan melalui air minum, maka ayam harus dipuasakan dulu sekitar 2-3 jam

sebelummya supaya air minum yang telah diberi larutan vaksin cepat habis, sehingga

vaksin tidak mati atau terbuang.

Program pencegahan penyakit atau penggunaan obat-obatan/ vitamin, untuk tiap

peternak berbeda-beda tergantung kepada jenis penyakit yang sering timbul di

peternakan tersebut. Serangan penyakit ini dapat meningkatkan angka kematian.

Angka kematian sekitar 5% dari mulai pemeliharaan DOC sampai dipasarkan, masih

dianggap cukup berhasil.

e. Pemeliharaan Grower/ Finisher

1. Kandang

a. sistem litter

Anak ayam yang bulunya telah tumbuh sempurna (selesai fase starter) biasanya

dipindahkan ke kandang finisher. Dalam pemeliharaan broiler biasanya kandang

untuk pemeliharaan finisher juga digunakan untuk brooder.

Bagunan kandang yang digunakan yaitu kandang yang kedua sisi dindingnya terbuka

sebagai ventilasi. Pemeliharaan ayam broiler biasanya menggunakan sistem litter.

Sistem litter yaitu kandang yang lantainya ditutup dengan bahan organik yang

partikelnya berukuran kecil. Sistem litter banyak dipakai karena pemeliharaannya

mudah dan murah. Sementara pemeliharaan dalam sistem cage biayanya lebih mahal

dan pemeliharaannya relatif lebih sulit. Bahan litter yang digunakan harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut.

a) Ringan.

b) Mempunyai partikel yang sedang.

c) Daya serap yang tinggi.

d) Cepat menjadi kering.

Page 16: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

e) Lunak.

f) Mempunyai nilai konduksi panas yang rendah.

g) Tidak menghisap air dari udara.

h) Murah dan mudah di dapat.

i) Dapat digunakan untuk pupuk.

Dalam keadaan terpaksa litter bekas yang pernah dipakai bisa digunakan lagi.

Namun, perlu diperhatikan bahwa litter tersebut harus kering dan bukan bekas

pemeliharaan ayam yang pernah terkena penyakit menular supaya tidak terjadi

penularan penyakit kepada ayam yang akan dipelihara.

Hal lain juga perlu di perhatikan yaitu populasi ayam dalam kandang sebaiknya

tidak terlalu padat. Jika terlalu padat maka akan mempengaruhi performa ayam,

misalnya sebagai berikut:

a. Konsumsi ransum menurun akibat beberapa hal misalnya. Temperatur

kandang meningkat, ransum banyak yang tumpah dan kesempatan makan

yang berkurang

b. Pertumbuhan menurun

c. Efisiensi penggunaan ransum menurun

d. Kematian bertambah

e. Kanibalisme bertambah

f. Banyak terjadi breast blister (bagian yang mengeras di bagian dada)

g. Pertumbuhan bulu berkurang

h. Banyak patah tulang pada saat processing (condemnation)

Kandang sistem litter dengan populasi terlalu padat biasanya sanagnt bau dan

kondisi litter basah. Bau ini timbul karena adanya gas amonia (NH3) yang dihasilkan

oleh mikroorganisme dalam proses pembusukan kotoran. Jika kadar amonia dalam

kandang sudah mencapai 50 ppm maka berat badan ayam yang dipelihara akan

berkuarang sekitar 8% pada umur 7 minggu. Kondisi litter yang basah bisa

menimbulkan berbagai macam penyakit (snot, penyakit cacing, dan sebagainya).

Page 17: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

Kadar amonia dalam kandang akan cepat, meningkat jika pH litter mencapai 8,

sedangkan jika pH < 7 maka amonia yang terbentuk akan lebih sedikit. Untuk

mengurangi bau dalam kandang ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Mengurangi kepadatan ayam dalam kandang. Kepadatan biasanya 10-12

ekor/m2, untuk dataran rendah biasanya 8-10 ekor/m

2.

b. Dengan mencampurkan superphosphat 1,09 kg/m2

pada litter atau dengan

menyemprotkan posphoric acid 1,9 liter/m2.

2. Perlengkapan Kandang

Pemeliharaan broiler umumnya menggunakan sistem litter, tetapi di daerah-daerah

tertentu menggunakan sistem slatt. Tempat makanan dan minuman merupakan

perlengkapan yang harus ada di dalam kandang. Bentuk tempat makan dan minum ini

agak sedikit berbeda bila di bandingkan dengan tempat makan atau minum anak

ayam.

Sebelum kita memberi makan dan minum, tedapat makanan dan minum harus

dalam keadaan bersi. Jika dalam tempat ada sisa-sisa makanan yang sudah

tengik/busuk maka akan menurunkan nafsu makan ayam dan menjadi sumber

penyakit.

Untuk menjaga agar ayam tetap sehat maka tempat makan/minum harus mudah di

bersihkan,tidak mudah tumpah, mudah di isi, dan ayam mudah makan/minum dari

tempat tersebut. Tempat di buat oleh pabrik dengan design sederhana sampai

otomatis. Bahan-bahan yang di gunakan sebagian besar di buat dari plastik sehingga

mudah di bersihkan.

Tempat makan/minum yang di gunakan petani ternak, umumnya berbentuk bulat

(hanging feeder/materrer) di gantung di langit-langit kandang dengan kawat/tali.

Dalam menyediakan tempat makan/minum harus disesuaikan dengan jumlah ayam

yang ada dan telah diperhitungkan setiap ekor ayam mempunyai kesempatan yang

sama dalam mengambil makan/minum. Jika tempat makan kurang, maka ayam akan

berebut mengambil makam/minum sehingga banyak tercecer bahkan tumpah.

Page 18: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

Untuk mengontrol cukupnya persediaan tempat makan dapat dilakukan dengan

melihat sesaat setelah ayam diberi makan, apakah semuanya bisa makan bersamaan

atau tidak. Jika ada sebagian ayam yang tidak mempunyai peluang makan pada saat

yang bersamaan, maka tempat makan perlu ditambah. Berbeda dengan tempat air

minum, karena ayam biasanya tidak minum bersamaan tetapi bergiliran.

Tempat makan/minum yang berbentuk trough sudah jarang digunakan dalam

kandang sistem litter karena ransum mudah tercemari oleh kotoran. Ransum yang

tercemari biasanya dibuang sehingga menjadi tidak efisien. Perusahaan besar

biasanya menggunakan tempat makan/minum otomatis.

3. Ransum Fase Finisher

Pada periode finisher (umur 3-6 minggu), kondisi pertumbuhan ayam broiler

mulai menurun. Untuk itu, protein dalam ransum diturunkan menjadi 20% (NRC,

1994), sedangkan energi ransum, yang digunakan 3000-3200 kkal/kg. Bahan-bahan

penyusun ransum untuk starter tidak berbeda dengan bahan penyusun ransum untuk

finisher. Bentuk fisik ransum yang biasa diberikan pada ayam broiler bisa berbentuk

pellet, mash, atau crumble. Ransum ayam broiler banyak dijual dengan merk dagang

yang berbeda-beda, tergantung pabrik yang mengeluarkan.

Penggantian ransum starter dengan ransum finisher sebaiknya tidak dilakukan

sekaligus, tetapi secara bertahap. Pada hari pertama mula-mula deberi ransum starter

75% di tambah ransum finisher 25%, pada hari berikutnya diberi ransum finisher

75% dan pada hari berikutnya baru diberikan ransum finisher seluruhnya. Jika

tahapan ini tidak dilakukan maka nafsu makan ayam menurun untuk beberapa hari

dan dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan.

Kadang-kadang para peternak tidak membeli ransum yang sudah jadi, tetapi

membeli konsentrat dan mencampurnya dengan bahan pakan yang mereka miliki

misalnya jagung. Konsentrat adalah campuran bahan pakan yang mengandung gizi

tinggi untuk dicampur dengan bahan pakan lain sehingga tercapai kebutuhan untuk

ternak yang akan diberi makan sesuai dengan tujuan produksinya.

4. Konsumsi Ransum

Page 19: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

Ayam mengkonsumsi ransum untuk memenuuhi kebutuhan energinya, sebelum

kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan terus makan. Jika ayam diberi ransum

dengan kandungan energi yang rendah maka ayam akan makanlebih banyak.

Sebaliknya, jika disediakan ransum dengan kandungan energi tinggi maka ayam akan

makan lebih sedikit, karena kebutuhan energinya cepat terpenuhi. Sumber energi

utama dalam ransum biasanya menggunakan jagung kuning.

Temperatur lingkungan berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Jika temperatur

lingkungan meningkat dari keadaan normal maka ayam akan lebih banyak minum

dan sedikit makan. Sebaliknya jika temperatur lingkungan menurun maka konsumsi

ransum meningkat. Temperatur lingkungan yang optimal untuk pemeliharaan broiler

yaitu sekitar 18-21˚ C.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi konsumsi ransum yaitu bentuk fisik

ransum. Bentuk fisik ransum yang biasa diberikan kepada ayam broiler adalah mash,

crumble, dan pellet. Bentuk pellet lebih banyak di makan karena unggas umunya

lebih menyukai ransum bentuk butiran.

5. Konsumsi Minum

Air minum harus selalu tersedia setiap saat untuk broiler dengan kualitas air

minum yang baik dan bebas dari Salmonella, E.Colli dan bakteria patogen lainnya.

Kekurangan persediaan air minum, baik dalam jumlah, penyebaran serta jumlah

tempat minum dan konsumsinya dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

Pada saat ayam datang, berikan larutan gula 1% paling lama 2 – 3 jam pertama serta

berikan antibiotik pada hari ke-1 hingga ke-3 disaat pagi hari (paling lama 5 – 6 jam)

dan berikan vitamin pada saat sore hari.

Air harus selalu bersih dan segar dan dilakukan test secara teratur terhadap

kandungan zat kimia dan komposisi bakteriologi (6 bulan sekali). Untuk menjaga air

dalam kondisi normal, gunakan 3-5 ppm chlorine untuk mengurangi

masalah Salmonella, E.Colli dan bakteria patogen lainnya.

a. Ketinggian tempat air minum untuk broiler

Page 20: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

Tempat air minum harus selalu dicek ketinggiannya setiap hari. Pada umur 18

hari diatur ketinggiannya bibir tempat air minum sejajar dengan punggung ayam.

Kandang yang menggunakan nipple harus disesuaikan ketinggiannya secara sentral

menggunakan kerekan (handwind) sehingga ayam dapat minum dengan mengangkat

kepala 34◦-45◦ terhadap nipple.

b. Level air minum

Ketinggian air minum sebaiknya 0,6 cm di bawah tutup tempat minum sampai

dengan 7-10 hari dan harus ada air di dasar tempat minum dengan ketinggian 0,6 cm

sejak hari ke-10 dan selanjutnya. Pengeluaran air dari nipple minimal 80 ml per menit

dengan tekanan 30-40 cm water column.

c. Kualitas air minum

Kualitas air sangat penting karena ayam minum 2-2,5 kali dari jumlah pakan yang

dikonsumsinya. Lakukan analisa kualitas air minum dua kali setahun untuk

memastikan bahwa air minum tersebut masih layak dikonsumsi ditinjau dari

kandungan mineral, bahan organic dan bakteri.

6. Konversi Ransum

Efisiensi ransum yang diberikan kepada ayam bisa dilihat dari angka konversi

ransum. Konversi ransum didenifisikan sebagai banyaknya ransum yang dihabiskan

untuk menghasilkan setiap kilogram pertambahan bobot badan. Angka konversi

ransum yang rendah (kecil) berarti banyaknya ransum yang digunakan untuk

menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit, begitu pula sebaliknya.

Pada minggu pertama, angka konversu ransum ayam broiler ini rendah. Pada

minggu-minggu berikutnya akan meningkat sesuai dengan kecepatan

pertumbuhannya.

C. Pola Kemitraan

Menurut Wahyuni (2006 : 198), pola kemitraan adalah kerjasama usaha antara

usaha kecil dengan usaha menengah dan besar disertai pembinaan dan pengembangan

oleh usaha menengah dan besar atas dasar prinsip saling memerlukan, saling

Page 21: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

memperkuat dan saling menguntungkan. Disamping itu, kerjasama kemitraan antara

usaha kecil dengan usaha besar dan usaha menengah dapat mendorong upaya dalam

rangka pemerataan pembangunan.

Kemitraan merupakan kemitraan usaha pertanian berdasarkan azas persamaan

kedudukan, keselarasan dan peningkatan keterampilan kelompok mitraoleh

perusahaan mitra melalui perwujudan sinergi kemitraan yaitu hubungan yang saling

memerlukan, memperkuat dan menguntungkan. Saling memerlukan dalam mitra

memerlukan hasil produksi dan kelompok mitra memerlukan pasokan bahan baku

dan bimbingan dari perusahaan. Saling memperkuat artinya kelompok mitra maupun

perusahaan mitra sama-sama memperhatikan tanggung jawab moral dan etika bisnis.

Saling menguntungkan yaitu baik kelompok mitra dan perusahaan mitra memperoleh

peningkatan pendapatan, dan kesinambungan usaha Lebih lanjut dinyatakan dalam

Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 940/Kpts/OT. 210/1997 bahwa pola

kemitraan usaha peternakan terdiri dari tiga macam.

1. Pola Inti Plasma, adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan

perusahaan mitra yang didalamnya perusahaan bertindak sebagai inti dan

kelompok mitra sebagai plasma. Kelebihan pola ini adalah: a) kepastian sarana

produksi, b) pelayanan/bimbingan, dan c) menampung hasil. Kekurangan pola

ini adalah: a) inti plasma menyediakan operasional, dan b) kegagalan dalam

panen menjadi kerugian plasma.

2. Pola Sub Kontrak, adalah hubungan antara kelompok mitra dengan perusahaan

mitra yang didalamnya kelompok mitra memproduksi komponen yang

diperlukan perusahan mitra sebagai bagian dari produksinya

3. Pola Dagang Umum, adalah hubungan kemitraan antara kelompok dengan

perusahaan mitra yang didalamnya perusahaan mitra memasarkan hasil produksi

kelompok mitra, atau kelompok mitra memasok kebutuhan yang diperlukan oleh

perusahaan mitra.

Kemitraan biasanya didefinisikan sebagai hubungan sukarela dan bersifat kerja

sama antara beberapa pihak, baik pemerintah maupun swasta, yang semua orang

Page 22: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

didalamnya setuju untuk bekerja sama dlam meraih tujuan bersama dan menunaikan

kewajiban tertentu serta menanggung resiko, tanggung jawab, sumber daya,

kemampuan dan keuntungan secara bersama sama. Kunci utama terlaksananya

kemitraan adalah dengan menerapkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi seluruh

program-program dengan lembaga-lembaga terkait yang berpartisipasi dalam

kemitraan tersebut. Untuk membangun dan mempeluas akses pendidikan masyarakat

dan menjawab tantangan pengembangan kemitraan, perlu diterapkan koordinasi,

integrasi, dan singkronisasi seluruh program, baik secara internal maupun lintas

sektoral. Penggalangan kemitraan dan kerja sama yang baik dilakukan dengan seluruh

pemangku kepentingan (stakeholders), sehingga seluruh program sampai ke

masyarakat dan dapat dilaksanakan tanpa hambatan berarti (Wahyuni 1999: 78).

Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih

dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling

menguntungkan dan saling memberikan manfaat antara pihak yang bermitra. Pola

kemitraan di bidang peternakan, adalah salah satu jalan kerjasama antara peternak

kecil (plasma) dengan perusahaan swasta dan pemerintah sebagai inti (Hafsah 2003 :

67).

Kemitraan merupakan strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih

dalam jangka waktu tertentu, untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling

membutuhkan, menguntungkan dan memperkuat dengan memperhatikan tanggung

jawab moral dan etika bisnis yang merupakan landasan awal pelaksanaan kemitraan

mengacu pada pengertian tersebut, maka analisis kelembagaan kemitraan akan

ditinjau dari dasar etika bisnis yang terjalin antar kelembagaan yang meliputi: (1)

karakter (akhlak atau budi pekerti); (2) kepercayaan (saling menghargai); (3)

komunikasi yang terbuka; (4) adil (tidak memihak); dan (5) keseimbangan antara

insentif dan risiko (Wahyuni 1999: 26).

Suharti (2003 : 58) menyatakan bahwa model kemitraan yang dilakukan oleh inti

adalah melalui penyediaan sarana produksi peternakan, bimbingan teknis dan

manajemen, menampung serta memasar-kan hasil produksi. Peternak plasma

Page 23: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

menyediakan kandang, melakukan kegiatan budidaya dan hasil dari penjualan ayam

diserahkan kepada pihak inti dengan harga yang telah disesuaikan pada isi kontrak

perjanjian kerjasama. Kemitraan dimaksudkan sebagai upaya pengembangan usaha

yang dilandasi kerja sama antara perusahaan dan peternakan rakyat, dan pada

dasarnya merupakan kerja sama vertikal (vertical partnership). Kerja sama tersebut

mengandung pengertian bahwa kedua belah pihak harus memperoleh keuntungan dan

manfaat.

Definisi lain diungkapkan oleh Hafsah (2003 : 16) yang menyatakan bahwa

kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam

jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama, dengan prinsip saling

mambutuhkan dan saling membesarkan. Karena merupakan strategi bisnis maka

keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang

bermitra dalam menjalankan etika bisnis.

Definisi kemitraan menurut undang-undang dicantumkan dalam Undang Undang

No 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, dijelaskan bahwa kemitraan adalah kerjasama

usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar, disertai

pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan

memperlihatkan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling

menguntungkan. Jika digabungkan maka didapatkan definisi kemitraan adalah jalinan

kerjasama usaha yang merupakan strategi bisnis yang dilakukan antara dua pihak atau

lebih dengan prinsip saling menguntungkan. Dalam kerjasama tersebut tersirat

adanya satu pembinaan dan pengembangan. Hal ini dapat terlihat karena pada

dasarnya masing-masing pihak pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan, sehingga

akan saling melengkapi antara kedua belah pihak yang bekerjasama.

Menurut (Hafsah 2003:80) Kemitraan adalah Kerjasama usaha/kongsi/joint

venture baik dengan pelaku usaha secara pribadi maupun dengan Perusahaan dalam

maupun luar negeri. Kepentingan kemitraan tersebut adalah untuk saling mengisi dan

memberi peluang baik untuk kepentingan masyarakat miskin maupun mitra kongsi

kita. karena dalam kemitraan tersebut yang diwujudkannya adalah bagaimana

Page 24: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

menempatkan peluang pembuakaan unit-unit usaha baru untuk membangun

masyarakat miskin.

Suatu pola kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak antara

mitra (peternak) dan inti berdasar ikatan kerjasama. Jika anda sebagai peternak

mempunyai modal kerja namun masih mengalami kesulitan pengadaan sapronak

(DOC, Pakan, Obat, Vaksin dan Desinfektan) dan pemasaran hasil produksi maka

kami (inti) sanggup membantu anda dalam usaha budidaya ternak ayam (Hafsah

2003:43). Kemitraan memiliki Beberapa pilihan dalam menjalankan usaha tersebut.

1. harga kontrak/garansi, pemiliharaan ayam berdasarkan kontrak yang

ditawarka oleh perusahaan ini. Harga sapronak (DOC, Pakan) sudah tertera

dalam perjanjian kontrak. Peternak akan mempeoleh sisa hasil usaha dari

perhitungan penjualan ayam dikurangi biaya-biaya yang diberikan oelh pihak

inti.

2. maklun/upah kerja, peternak akan mendapatkan hasil usaha dari perhitungan

biaya upah kerja per ekor DOC, hasil lain dari insentif performa.

3. semi kemitraan, harga sapronak sudah disepakati, namun untuk harga jual

ayam pada saat panen disesuaikan dengan kondisi pasar.

Kemitraan merupakan strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih

dalam jangka waktu tertentu, untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling

membutuhkan, menguntungkan dan memperkuat dengan memperhatikan tanggung

jawab moral dan etika bisnis yang merupakan landasan awal pelaksanaan kemitraan.

(Hafsah 2003: 98).

Kartasamita (1996:87), kemitraan usaha mengandung pengertian adanya

hubungan kerjasam usaha antara badan usaha yang sinergis bersifat sukarela dan

dilandasi oleh prinsip saling membutuhkan, saling menghidupi, saling memperkuat

dan saling menguntungkan yang hasilnya bukanlah suatu zero sum game, tetapi

positive sum game atau win-win situation. Konsep kemitraan usaha jangan sampai

ada pihak yang diuntungkan di atas kerugian pihak lain yang merupakan mitra

usahanya. Keuntungan dan manfaat yang diperoleh dari kemitraannya harus

Page 25: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

dirasakan semua pihak yang bermitra. Pengertian kemitraan selain diterangkan oleh

para ahli, juga terdapat secara jelas dalam undang-undang No.9 tahun 1995 pasal 1

butir 8 tentang Usaha Kecil dijelaskan pengertian kemitraan.

Pengertian kemitraan dalam undang undang tersebut adalah suatu bentuk

kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha besar atau menengah disertai

pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan

memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling

menguntungkan. Dasar pemikiran dari kemitraan adalah bahwa setiap pelaku usaha

memiliki potensi, kemampuan, dan keistimewaan sendiri, walaupun berbeda ukuran,

jenis, sifat, dan tempat usahanya.

Kelebihan dan kekurangan dimiliki oleh setiap pelaku, sehingga timbulah

kebutuhan untuk bekerjasama dan bermitra. Keuntungan pengusaha besar bermitra

dengan pengusaha kecil seperti petani dapat meningkatkan efisiensi, sehingga hasil

yang dicapai dapat optimal. Dunia ekonomi saat ini telah memasuki era perdagangan

bebas, dimana pengusaha perlu melakukan efisiensi untuk meningkatkan hasil dan

melengkapi sumberdaya yang tidak dimiliki. Walaupun definisi di atas merunut pada

konsep usaha, namun sejatinya pola kemitraan dapat dilakukan dalam berbagai

bidang, termasuk bidang pendidikan. Kita dapat melihat bahwa konsep kemitraan

bertujuan mewujudkan kemampuan dan peranan semua elemen secara optimal dalam

mewujudkan program. Dalam hal ini, semua unsur diharapkan mampu menghadapi

berbagai hambatan dan kendala, baik yang bersifat eksternal maupun internal, dalam

berbagai bidang.

Menurut CV Cipta Usaha Sejahtera tujuan dan manfaat kemitraan ada dua yakni:

a. Bagi masyarakat: menambah dan meningkatkan pendapatan rakyat, memotivasi

tenaga kerja, mengurangi pengangguran, berpartisipasi

dalam penyediaan daging yang berkualitas baik dan harga

tgerjangkau.

b. Bagi pemerintah: mendukung program pemerintah dengan pemberdayaan

ekonomi pedesaan, membuka lapangan kerja baru,

Page 26: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

meningkatkan PAD melalui pajak dan meningkatkan iklim

investasi modal di daerah (Perusahaan CV Cipta Usaha

Sejahtera).

D. Pendapatan

Menurut Soekartawi (2007 : 58) menerangkan bahwa pendapatan adalah selisih

antara penerimaan total perusahaan dengan pengeluaran. Untuk menganalisis

pendapatan yang diperlukan dua keterangan pokok, yaitu keadaan pengeluaran dan

penerimaan dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan pada dasarnya mempunyai sifat

menambah atau menaikkan kekayaan pemilik perusahaan, termasuk dalam bentuk

tagihan. Pendapatan dapat terjadi pada setiap saat dan dapat pula terjadi pada waktu

tertentu atau secara berkala. Bentuk-bentuk pendapatan yang sering terjadi setiap saat

dapat berupa hasil penjualan barang dan jasa. Sedangkan bentuk-bentuk pendapatan

yang terjadi pada waktu tertentu dapat berupa pendapatan bunga, sewa dan lain-lain.

Keseluruhan bentuk-bentuk pendapatan yang disebutkan diatas dalam akuntansi

disebut pendapatan (revenue). suatu hal yang sangat diperhatikan, karena dalam

seluruh gerak langkah aktivitas perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba

semaksimal mungkin.

Pendapatan yang merupakan suatu unsur utama dari laporan keuangan

mempunyai berbagai kegunaan menurut kepentingannya. pendapatan umunnya

dianggap sebagai faktor penentu kebijaksanaan pembayaran atau penundaan

pembayaran deviden oleh manager utama pada perusahaan. Pendapatan berguna pula

sebagai suatu pedoman investasi dan pengambilan keputusan dimana pendapatan

dapat dianggap sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi atau

pengambilan keputusan. Pendapatan dapat juga dipakai sebagai alat produksi

terhadap pendapatan yang dapat dicapai pada masa yang akan datang. pendapatan

yang diperoleh pada tahun sebelumnya dapat menjadi dasar dengan membandingkan

kemungkinan pendapatan yang dapat dicapai pada tahun berikutnya. Pendapatan juga

berguna sebagai suatu ukuran efesiensi manajemen dalam rangka menjalankan

Page 27: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

kegiatan perusahaan. pendapatan merupakan ukuran kepemimpinan manajemen

dalam mengelola sumber penghasilan perusahaan.

Suharti (2003 : 132) menambahkan bahwa pendapatan adalah sejumlah uang

yang diperoleh setelah semua biaya variabel dan biaya tetap tertutupi. Hasil

pengurangan positif berarti untung, hasil pengurangan negatif berarti rugi.

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dari semua biaya, yang meliputi

pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Dalam analisis pendapatan peternak pola

kemitraan ayam pedaging ada dua pendapatan yaitu: Pendapatan kotor Perusahaan

inti-plasma (Gross Farm Income) Pendapatan bersih peternak plasma (Net Farm

Income). Pendapatan kotor yaitu nilai produksi komoditas perusahaan secara

keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi, sedangkan pendapatan bersih

merupakan penerimaan atau total dari semua keuntungan yang diperoleh selama

memproduksi ayam pedaging dan tanpa melakukan potongan – potongan apa pun

(Kadarsan 2008:98 ).

Soekartawi et al. (1997 : 17) menyatakan bahwa pendapatan kotor merupakan

hasil perolehan total sumberdaya yang digunakan dalam analisis pendapatan

sedangkan pendapatan bersih merupakan selisih antara pendapatan kotor dan

pengeluaran total pendapatan. Pendapatan ini adalah untuk memperlihatkan sejelas

mungkin berapa besar pendapatan dari penjualan hasil operasional dan pendapatan

lain-lain di perusahaan tersebut untuk menganalisis pendapatan diperlukan dua

keterangan pokok, yaitu keadaan pengeluaran dan penerimaan dalam jangka waktu

tertentu.

Soekartawi (2007 : 16) menambahkan bahwa pendapatan adalah sejumlah uang

yang diperoleh setelah semua biaya variabel dan biaya tetap tertutupi. Hasil

pengurangan positif berarti untung, hasil pengurangan negatif berarti rugi.

Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu produk atau jasa, setiap perusahaan

harus menetapkan hargannya secara tepat, sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen

dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainnya ditetapkan oleh

pembeli dan penjual melalui tawar-menawar atau ditetapkan oleh penjual melalui satu

Page 28: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

harga yang sama terhadap semua pembeli, penetapan harga dan persaingan harga

telah dinilai sebagai masalah utama yang dihadapi para konsumen terutama pada

ayam broiler yang harus menetapkan hargan secara tepat.

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya,

kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor,

pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang

yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan

indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut.

Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan,

dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk

menarik investor.

D. Penelitian Terdahulu

Suharti (2003), meneliti dengan judul “Analisis Pendapatan Dan Persepsi

Peternak Plasma Terhadap Pola Kemitraan Ayam Pedaging Di Povinsi Lampung”.

Analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan, analisis regresi dan analisis

korelasi. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pen-dapatan peternak plasma,

menganalisis pengaruh karakteristik peternak plasma terhadap persepsi tentang

kontrak perjanjian, dan menganalisis hubungan antara persepsi peternak plasma

tentang kontrak perjanjian dengan pendapatan peternak plasma Metode Penentuan

sampel peternak plasma dilakukan secara purposive sampling method. Responden di-

pilih berdasarkan data sekunder dari inti dan informasi dari peternak. Peternak plasma

yang di-pilih adalah peternak yang telah memelihara ayam pedaging selama 5 periode

berurutan selama satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan plasma

sebesar Rp. 1.590,54 per ekor/periode.

Sarwono (1992), meneliti dengan judul“ Analisis Pendapatan Usaha Peternakan

Ayam Buras (Studi Kasus di Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan)

Pengambilan sampel untuk penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

sampling). Penelitian menggunakan metode survei dengan melalui dua tahap yaitu

Page 29: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

tahap pra survei dan tahap survei. Tahap pra survei dilakukan untuk menentukan

lokasi penelitian dan peternak yang akan dijadikan responden. Tahap survei

dilaksanakan untuk me-ngumpulkan data melalui wawancara lansung dengan

responden Pendapatan yang diperoleh peternak ayam buras di Kecamatan Tegalombo

Kabupaten Pacitan sebesar Rp.1.383.358,10/tahun/peternak dari rata-rata penjualan

89 ekor, feses dan telur.

Menurut Siahaan (2008), meneliti dengan judul “Analisis Pendapatan Dan

Tingkat Kepuasan Peternak Plasma Terhadap Pelaksanaan Kemitraan Ayam Broiler

(Studi Kasus: Kemitraan PT X di Yogyakarta)” teknik sampling yang dilakukan

adalah metode sensus, yaitu menganalisis seluruh populasi (peternak plasma) yang

dimiliki untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.Kesimpulan PT X merupakan

perusahaan agribisnis peternakan yang bergerak dalam usaha budidaya ayam broiler

melalui pola kemitraan inti plasma. Skala usaha < 5.000ekor memperoleh nilai rasio

R/C sebesar 1,05. Skala usaha 5.000-7.000 ekor memperoleh nilai rasio R/C sebesar

1,082 dan skala usaha > 7.500 ekor memperoleh nilai rasio R/C sebesar 1,072.

Peternak dengan skala usaha 5.000– 7.000 lebih menguntungkan karena memiliki

nilai rasio R/C yang lebih tinggi.

Menurut Sherly (2009), meneliti dengan judul “Analisis Dampak Dan Strategi

Pengembangan Agropolitan Basis Jagung Terhadap Perekonomian Wilayah Serta

Analisis Pendapatan Masyarakat Petani Di Provinsi Gorontalo (Studi Kasus

Kabupaten Pohuwato)”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengembangan

agropolitan basis jagung ternyata meningkatkan perekonomian wilayah melalui

pergeseran struktur perekonomian wilayah. Rata-rata pendapatan usahatani di

kawasan agropolitan yaitu sebesar Rp. 10.080.016,- per ha/tahun lebih tinggi

dibandingkan dengan rata-rata pendapatan usahatani di kawasan non agropolitan

sebesar Rp. 5.506.966,- per ha/tahun. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan yang

signifikan antara pendapatan usahatani di kawasan agropolitan dengan kawasan non

agropolitan pada taraf nyata 95%. Tingkat partisipasi masyarakat di kawasan

agropolitan berada pada tingkat konsultasi. Berdasarkan hasil analisis, total skor

Page 30: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

untuk aspek komunikasi adalah 80,9 dan aspek pengetahuan masyarakat terhadap

forum pengambilan keputusan adalah 74,8 serta aspek kontrol terhadap kebijakan

adalah 78,6. Kondisi ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat di kawasan

agropolitan masih berada pada taraf sebagai pelaksana program, belum melibatkan

masyarakat dalam proses perencanaan. Berdasarkan hasil analisis Raled dan

penentuan bobot gabungan diperoleh bahwa dimensi PEL Kabupaten Pohuwato

adalah sebesar 57,19.

Menurut Deshinta (2006), meneliti dengan judul “Analisis Risiko Dalam Usaha

Ternak Ayam Broiler(Studi Kasus Usaha Peternakan X di Desa Tapos, Kecamatan

Tenjo, Kabupaten Bogor) Penelitian dilakukan pada usaha peternakan X di Desa

Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. dianalisis dengan menggunakan analisis

risiko dan analisis deskriptif. Analisis risiko digunakan untuk menganalisis tingkat

risiko yang dihadapi usaha peternakan X. Analisis risiko yang digunakan adalah

dengan menghitung expected return, ragam (variance), simpangan baku (standard

deviation), koefisien variasi (coefficient variation), dan batas bawah pendapatan.

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis manajemen risiko yang diterapkan

oleh usaha peternakan X. Berdasarkan hasil analisis risiko, risiko yang dihadapi usaha

peternakan X yaitu risiko harga, risiko produksi, dan risiko sosial sangat berpengaruh

terhadap pendapatan usaha peternakan X. Risiko-risiko tersebut menyebabkan

pendapatan usaha peternakan X berfluktuasi tajam. Bahkan pada periode ke-6 dan ke-

12 usaha peternakan X mengalami kerugian masing-masing sebesar Rp 3.326.570

dan Rp 21.213.029.

Page 31: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

E. Kerangka Pikir

Berdasarkan Latar belakang dan tinjauan pustaka maka dapat disusun suatu

kerangka pikir dalam penelitian seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Perusahaan Inti

CV. Cipta Usaha

Sejahtera

Peternak

Ayam

Pedaging

Biaya

TC = TFC + TVC

Penerimaan

TR = P.Q

Keuntungan

π =TR-TC

R / C ratio =TR/TC

Kemitraan

Page 32: A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging Usaha Ternak Ayam ...eprints.ung.ac.id/4005/5/2013-1-54201-614409056-bab2... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Usaha ternak Ayam Pedaging

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan bahwa Perusahaan Inti

Comanditer Vennoschape (CV) Cipta Usaha Sejahtera dengan peternak ayam

pedaging yakni Bapak Syahril Hipi bekerjasama dengan kemitraan yang dilakukan

adalah kesepakatan harga, sistem upah, penjualan ayam pedaging, pengadaan bibit

pakan dan obat-obatan, sistem pembagian keuntungan, pengembangan SDM peternak

melalui pelatihan, pengembangan ilmu dan teknik pengelolaan usaha ayam pedaging

dengan biaya, penerimaan, dan keuntungan dapat di hitung dengan rumus biaya TC =

TFC + TVC penerimaan TR = P.Q keuntungan π = TR-TC dan hasil R/C Ratio dapat

di rumuskan R/C ratio = TR/TC sehingga keuntungan yang diperoleh dapat

memberikan hasil yang maksimal terhadap perusahaan inti maupun peternak dan

layak untuk dikembangkan usaha ayam pedaging yang ada Di Desa Padengo

Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo.

F. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran

teoritis maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a. Pola kemitraan antara CV Cipta Usaha Sejahtera dengan peternak ayam

pedaging di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo

adalah Pola inti-plasma perusahaan sebagai inti dan peternak sebagai plasma.

b. Pendapatan peternak ayam pedaging pada pola kemitraan dapat memberikan

keuntungan pada peternak yang ada di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat

Kabupaten Gorontalo.