repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 65999 › Appendix.pdf?... ·...
Transcript of repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 65999 › Appendix.pdf?... ·...
Partisipan 1
Tanggal: 28 Februari 2012
Waktu: 12.25 – 13.10 WIB
Tempat: ruangan karu RA2
T: Oy kak, coba kakak ceritakan bagaimana pengalaman kakak dalam melakukan
proses keperawatan?
J: Proses keperawatan.. dari pas kuliah D3 uda dipelajarinya itu. Proses
keperawatan ada lima: pengkajian, diagnosa, perencanaan ataun intervensi,
implementasi dan evaluasi. Pengkajian itu kan dilakukan tujuannya supaya tahu
kita apa yang menjadi masalah sama pasiennya lalu bisa la kita buat menjadi
diagnosa misanya nyeri atau gangguan mobilisasi. Kalau sudah tahu diagnosanya
bisa la kita buat rencana apa yang mau kita kerjakan sama pasien lalu di
implementasikan dan terakhir di evaluasi la. Begitu lah dek, terus berulang-ulang.
T: Trus kak, kalau pengalaman kakak dalam melakukan proses pengkajian sama
pasien yang baru masuk bagaimana? Coba cerita kakak!
J: Ooh.. Kalau pengkajian pasien baru, kan pada umumnya pasien dari IGD atau
ICU nya yang masuk kesini. Jadi disana pun sudah dikaji perawatnya dek. Tapi
disini pun wajibnya kita kaji lagi. Pertama kita tanya la namanya terus kita tanya
la apa keluhannya makanya datang ke rumah sakit. Kan bisa juga kita lihat dek,
misalnya nyeri la, bisa kita lihat wajahnya meringis. Dari situ aja da tahu kita dia
mengalami nyeri. Atau, kan bisa juga kita tanya sama keluarnya. Baru jangan lupa
ukur vital signnya. Kan bisa juga dilakukan dengan cara inspersi, perkusi, palpasi
dan auskultasi. Inspeksi berati kita lihat-lihat aja pasiennya misalnya kita lihat
kepalanya bersih, rambut bagus, hitam. Perkusi kan kita ketuk-ketuk misanya
Universitas Sumatera Utara
daerah dada pasiennya. Senang loh dek pasien kita gitukan. Terus, palpasi artinya
agak ditekan-tekan dikit, misalnya mau melihat oedem atau ngak pasiennya. Ya
ini ada la tekhniknya dek biar nyaman dirasa pasien, caranya senyum, sapa dan
sentuh. Jadi senang pasiennya terus mau dia kita periksa. Kalau auskultasi, ini
jarang kali dilakukan dek karna selain kurang paham mendengar suara paru
misalnya alatnya ga ada.
T: Kog bisa tidak ada kak?
J: Punya rumah sakit ada nya dan harusnya setiap perawat bawa sendiri tapi karna
tidak begitu diwajibkan jadi liat lah mana ada yang bawa mungkin harus ada dulu
punishment baru la.
T: Trus, ada lagi yang kakak lakukan dalam mengkajia pasien baru?
J: Kan ada RM 50, 50a, dan 50b kan dek. Uda pernah lihat?
T: Uda kak..
J: Ya kaya gitu la dek yang diisi, kan uda makin mudah sekarang tinggal check list
saja, kaji pasiennya tinggal pilih sesuai yang mana trus check list kan. Kalau dulu
pas masih nulis-nulis agak ribet, ditulis lagi apa Ds sama Do nya. Tapi ya itulah
dek, kalau mahasiswa yang ngambil kasusnya lengkap-lengkap lah di buat
pengkajiannya sama pasien kelolaannya, biasanya head to toe la dilakukan.
T: Kenapa begiu kak?
J: Kan uda bisanya itu lagian ada juganya pengkajian yang dari IGD terus dokter
pun mengkajinya, jadi dari situ pun bisanya kita lihat.
T: Ada lagi kak?
Universitas Sumatera Utara
J: Jangan lupa la mendokumentasikan. Apa lagi sekarang kan Adam Malik ini lagi
dilihat-lihat dari luar negeri. Ada tim JCI gitu, mau bertaraf internasional. Jadi
adek lihatnya kan, banyak kali yang harus ditulis kalau tidak bisa kena tegor nanti
dari atas. Semua harus lengkap dek, data pengkajiannya ada RM 50, 50a dan 50b
trus catatan terintegrasi. Gitu la dek..
T: Lalu kak, kalau pengalaman kakak mengkajia pasien yang sudah beberapa hari
dirawat? Coba ceritakan kak misanya sudah tiga hari dirawat di sini?
J: Kalau uda beberapa hari, kita tinggal tanyak aja apa keluhan utamanya? Sama
jagan lupa tiap hari kita ukur tanda-tanda vitalnya.
T: Hanya liat vital sign sama keluhan utamanya kak?
J: Ya paling melakukan yang seperti dicatat di catatan terintegrasi la, contohnya
beri ini atau minum obat , konsul ke dokter, atau mau cek darah dia.
T: Lalu bagaimana la perasaan kakak setelah melakukan pengkajian?
J: Perasaan gimana ini maksudnya dek?
T: Ya, setelah kakak melakukan pengkajian pada pasiennya apa yang kakak
rasakan?
J: Gimana la ya dibilang, senang la. Bisa kita tahu keluhan pasien kita, pasiennya
pun senang disini apalagi kalau di bisa cepat sembuh. Pasti bisa dia jadiny
mempromosikan sama orang-orang tentang pelayanan yang dia rasakan di RS
Adam Malik
T: Lalu apa la kak yang menjadi hambatan dalam melakukan pengkajian ini ?
Universitas Sumatera Utara
J: SDM nya la dek, Sumber Daya Manusianya. Kan ga semua mau melakukan
pengkajian mungkin harus ada dulu punishment mungkin. Trus kemampuannya
juga.. Gitu la dulu ya dek, nanti kalau masih ada lagi tanya la kakak ya..
T: Iya kak, makasi buat waktunya ya kak..
Universitas Sumatera Utara
Partisipan 2
Hari, tanggal: Rabu, 07 maret 2012
waktu: 15:38:02- 16:05:29 WIB (27:27)
Tempat : kursi di lantai 2 dekat PMI
T: Pengalaman melakukan proses keperawatan kakak gimana, kak?
J: Sebenarnya kalau pengkajian itu, paling malas itu. Pertama masuk itu emang
dikaji dari awal,ketika pasien masuk itu dilihat lah apanya, misalnya pengkajian
awal dia datang pake apa? Oksigenkah, NGT kah,trus dia peke rostulkah atau
pake brankas itu kan dinilai kemudian itulah dimasukkan kedalam format
pengkajian. Cuman kita ini kadang apalagi kalau da mulai sibuk, kadang sibuk
kali kadang ga sempat. Kalau disuruh mengkaji ..., paling cuma sekedar aja.
Sekarang kan sudah ada format pengkajian cek list jadi tinggal gampang aja, cek
list- ceklist aja. Kalau dulu kan engak, harus ditannyak isi titik-titik sekarang
tinggal ceklist-ceklist aja. Jadi agak gampang. Trus apa lagi? Diagnosa, apa ya?
Kesulitannya? Kayanya biasa aja, kalau uda pengkajian kan dapet tu daftar
masalahnya kan uda sistem ceklist. Ya udah tinggal ceklistin aja. Cuman memang
saat mendokumentasikannya ini memang kadang, kita kan banyak kegiatan
misalnya uda menginjeksi, mendokumentasikannya nanti uda selesai semua
kerjaan baru la kita mencatat-mencatat. Apalagi sekang kita di RM-14, tau kan?
T: Mungkin kah lupa kak?
J: Kalau lupa kadang itu kan pakai jam, kadang kita jamnya itu uda jam atas. Oh
iya tadi jam sekian ngerjai ini buat aja NB jam sekian. Misalnya injeksi, kadang
tiba-tiba demam, ekstra, uda dibuat aja jamnya ceklist.
Universitas Sumatera Utara
T: Ooo..
J: Gitu, kalau sering lupanya ..
T: Kalau pasien yang baru datang kak, baru apa lagi yang dilakukan sama pasien
barunya?
J: Kalau pengkajian, ya itu la. Head to toe la kan, tapi secara umum paling yang
paling kita lihat itu dia datang pake apa, baru alat-alat yang dipake itu apa, NGT,
kateter, eee.., dengan apa, sesak apa ngak, .. Trus nanti masalah yang dalam-
dalamnya itu nanti kadang menyusul.
T: Menyusulnya maksudnya kak, nanti berapa lama? Kapan?
J: Ya nanti. Kadang, waktunya ga tentu bisa nantinya, besoknya, waktu da pagi itu
kan harus semua, kalau sore malam itu maklum la perawatnya pun cuma dua.
Jadi, kalau pagi itu kan udah 1 kamar pasien 8 orang ... jadi disaat itulah
melengkapi semua pengkajian, vital signnya dinaikkan semua grafiknya. Tepatnya
saat pagi itu kan visit paginya banyak ... yang kurang kurang itu. Biasanya kaya
gitu dek.
T: Apanya, ... kalau psikososialnya dikaji juga kah?
J: Kalau psikososial kan yang dikajia misalnya apanya itu? Kalau yang petama
kali datang yang kaya gitu kan diabaikan, berapa sekeluarga, trus
apalagi,pokoknya yang psikososial la. Hubungan keluarga, hubungan suami istri,
anaknya berapa gitu, terakhir itu. Paling menonjol alat-alat itu, kalau dia datang
head to toenya la kita lihat.
T: Kalau head to toenya apanya kak dilihat?
J: Ya itu lah, kepala, matanya gimana tapi ga mendalam dia kalau pertama datang.
Universitas Sumatera Utara
T: Masudnya kak ga mendalamnya pas pertama datang itu gimana?
J: Misalnya kalau mata, matanya gimana. Hidung, pake oksigen atau tidak, pake
nasal kanulkah, atau apa gitu..
T: Yang lain kak?
J: Kebawah biasanya, nornal..normal..normal.., itu aja. Kalau tidak CVV atau
ngak, itu lah tampilan yang kelihatan, observasi. Trus nanti kalau udah apa, baru
lah ditanyak penyakit terdahulu.
T: Setelah berapa hari kak itu di tanyak?
J: Biasanya sih..(sambil mikir-mikr jawaban dan senyum) kalau ... mengkaji itu
kita.. Kadaang-kadang nengok-nengok aja kita bisa tau. Apalagikan pasien kita
uda tiap hari kita liat, mulai dari UGD uda di tanyak. Di UGD itu bukan
perawatnya aja yang nanyak, dokter umum, dokter spesialis, belom lagi konsultan.
Masuk ruangan ditanyak lagi sama perawatnya, sama dokter jaga, siswa lagi. Apa
ngak .. Padahal dia bosan ... ia ga mau, banyak yang kayak gitu. Ditanyak-tanyak
aja pun, tindakannya tak ada.
T: Hahahahah,,
J: Di UGD tu ... sampe berapa jam cobak, kadang dia masuk jam 4 bisa disitu
sampe jam 7. Itu kalo di UGD..
T: Kalau di ruangan kak?
J: Tapi kalau di ruangan kebanyaan pengkajian justru telat.
T: Telatnya kak maksudnya?
J: Misalnya, masuknya sore atau malam. Lihat gini..gini..gini, lihat apa-apa yang
terpasang uda selesai. Besok pagi baru di lengkapi lagi.
Universitas Sumatera Utara
T: Perawat yang sama kak?
J: Ngak, perawat yang beda yamg lengkapi
T: Kalau ga lengkap kak?
J: Sebenernya kan, kadang ditegur juga tu
T: Kalau pasiennya uda beberapa hari kak? Misalnya tiga hari? Terksit pengkajian
ini kak..
J: Kalu itu sih jarang, sebenarnya kan harus dikaji dan harus dikaji ulang.
Misalnya nyeri, kog ga kurang-kurang nyerinya ini itu kan. Harusnya di kaji ulang
tapi ngak.
T: Kenapa itu kak?
J: Ya.. karna itu tadi mungkin karna kebanyakan pasienya, ga cocok .. tapi paling
... karena banyak kali kerjaan. Mana ngawani visite ,mana ngurus obat, mana
melakukan tindakan, belum lagi yang ngantar pemeriksaan. Paling ngak kalau
adek siswa bisa ada yang bantu .. bawa foto, kita kan ga habis banyak waktu.
Kadang mengkaji itu pas jam istirahat. Kita isiin semua, pendokumentasian aja
pas jam istirahat dibuat
T: Siapa la yang perlu ditanyak supaya dapat data pengkajian kak?
J: Yang di tanyak biasanya, pasti pertama pasien trus keluarga. Udah itu aja. Trus
liat la cacatan dokter pasti.
T: Kalau tentang mendokumentasikan pengkajian kak?
J: Itu perawat yang ngerjakan, itu la yang kakak bilang tadi kadang ga semua
didokumentasikan. Misalnya ada 10 item mau dikaji yang sempat itu paling tiga-
tiga tiap item, yang penting aja. Kadang kalau mau dilengkapi ya besoknya.
Universitas Sumatera Utara
T: Apa la yang paling penting buat di kaji kak?
J: Itu tadi dek, yang terlihat aja. Apa yang kita lihat, dia pake apa? Itu aja pertama,
inspeksi.
T: Yang lain lagi kak selain inspeksi?
J: Em... kadang keluhan
T: Oo.. keluhan pasiennya
J: Pasiennya kenapa ya ini? Kog ada pendarahan? Uda berapa hari? Keluhan
umumnya lah..
T: Pernah kakak mengkaji pasien baru?
J: Pasti la pernah..
T: Gimana la kakak mengkaji? Bagi-bagi rasa ini..
J: Kalau perasaanya, enak sih perasaannya.Cuma waktu kita sempit. Padahal enak
mengkaji itu, karna kita di situ kan nanyak-nyak.
T: Enaknya ini, enak gimana ini kak?
J: Sebenarnya bisa nambah pengalaman juga, oo ternyata kalau kaya gini bisa jadi
gini. Misalnya kita nanyak, babak sakit apa trus jadi gimana. Ha..itu kan jadi
nambah wawasan ama pengalaman kita sebenarnnya. Sebenarnya bisa nambah
pengalaman kita, cuma tahu la kau kadang malas kadang ga semua yang tahu.
Ngak semua perawat itu tahu mengkaji, bisa sih mengkaji dasar-dasarnya tapi
yang dalam-dalamnya ngak. Itulah hambatannya. Makanya kadang, ada kadang
pengkajian itu, ada gak terisi.
T: Iya kak..
Universitas Sumatera Utara
J: Uda liat kan format pengkajian yang baru, kan ada tiga lembar. Dulu cuma 1
lembar, ini baru perubahan makanya jadi 3 lembar. Ada kadang yang tidak terisi,
kadang mungkin ngak ngerti.
T: Gimana rupanya sosialisasinya kak?
J: Menuruk kakak si kurang, maunya disosialisasikan. Cemana cara ngisinya
yang baru.
T: Katanya kemarin udah kak?
J: Ntah la mungkin pas kakak jaga apa, soalnya tadi kakak ga denger cara buat
kurva list tadi. Kurva list yang vital sign. Itu kan nanti dinaikkan ke kurva list, ga
ikut juga kakak. Ntah pas kemana tadi. Tapi sih pada dasarnya tahu, tapi kalau
dalam-dalamnya ya kadang kan ga semua punya pendidikan. Mengkaji itu kan
sulit sebenarnya, kita harus paham.
T: Supaya semua bisa mengkaji, apalah solusinya?
J: Maunya kan, formatya itu gampang dibaca trus sistem ceklist, da gitu
pilihannya jangan terlalu banyak. Maunya khusus dia, kita kan di penyakit dalam
tapi kan dalam formatnya ada masalah anak, itu kan anak ga usah kita mengkaji.
Trus kalau ibu hamil, itu kan uda dikhususkan. Spesiifik la maunya, ya kita pun
tinggal enak. Misalnya, ada pengkajian khusus ginjal jadi dia tok ginjal. Ini format
pengkajian untuk pasien ginjal, ini format pengkajian untuk pasien DM, jadi
mentok dia. Gitu maunya.
T: Mengkaj ini yang ngerjakan kakak pegawai tau didelegasikan juga ama adek
siswa?
J: Kadang didelegasikan, atau kalau yang ga penting-penting.
Universitas Sumatera Utara
T: Apa itu yang ga penting-penting kak?
J: Ya kayak itu tadi la dek,kaya psikososial, tentang orang lain di sekitar dia. Itu
kadang gak kita kaji. Kadangkan kan adek siswa ga semua bisa, kalau tingkat 1
atau tingkat 2 belum la, tingkat 3 la minimal atau anak S1.
T:Jjadi yang penting dikaji pada pasien baru apa la itu kak?
J: Itu lah, head to toe, fisik lah..fisik lah.. fisik lah.. Fisik, head to toe lah dari
kepala sampe kaki. Trus apa yang menjadi keluhan utama itu lah.
Universitas Sumatera Utara
Partisipan 3
Tanggal : 20 Maret 2012
Waktu : 13.15- 13. 35(19.28 menit)
Tempat : ruangan karu RA4B
T: Kak, penelitianku judulnya kn, pelaksanaan proses pengkajian keperawatan di
ruang rawat inap RSUP Haji Adam Malik Medan :Studi Kualitatif,. Jadi
menggumpul datanya dengan wawancara bukan kuisioner. Boleh la kutanya-tanya
kakak ya..
J: Boleh, seadanya la kakak jawab paling..
T: Kalau kakak sendiri, gimana la pengalamanya melakukan proses keperawatan?
Bole la kakak ceritakan!
J: Proses keperawatan itu kan, pertama kita mengkaji di pengkajian itu dilakukan
secara anamnese bisa anamnese bisa wawancara kepada pasien. Data itu bisa
didapat melalui wawancara kepada pasien bisa juga kepada keluarga pasien atau
autoanamnese atau alloanamnese. Jadi, kan di sini kita melakukan pengkajian ada
formatnya. Ada form dari Adam Malik, itu la yang harus kita isi.
T: Autoanamnese itu maksudnya apa kak?
J: Autoanamnese itu pengkajian kepada pasiennya sendiri, kalau yang satu lagi itu
kita tanya keluarganya atau orang lain yang terdekat atau bersama pasien
contohnya. Atau datanya bisa juga dengan pemeriksaan penunjang itu maksudnya
hasil laboratorium, hasil lab, pemeriksaan fisik. Itukan merupakan suatu
pengkajian kepada pasien.Gitu!
Universitas Sumatera Utara
T: Kalau pemeriksaan fisik, apa aja kak? Apa yang dilakukan pada pemeriksaan
fisik?
J: Ya... dari head to toe la kita periksa dari pasien tersebut, dari head to toe la kita
liat bagaimana kelinan-kelainannya yang ada pada pasien tersebut.
T: Kalau pengalaman kakak selama ini? Head to toe apanya yang dikaji kak?
J:Oh... itu juga kan ada formnya. Ada formnya juga yang dari Adam Malik yang
disediakan. Jadi, kita lihat apa masalah-masalahnya. Ada mesti yang kita isi, ada
tabelnya yang mesti kita isi. Ada format pengkajiannya.
T: Jadi tinggal mengisi formatnya ya kak!
J: Kadang yang diluar format bisa juga dimasukkan kalau itu menjadi sumber
data. Ga semua di pengkajian itu juga ada di pasien itu, kan belum tentu semua
terpapar oleh pengkajian itu juga. Itu juga bisa kita masukkan dalam suatu
pengkajian, data tambahan.
T: Mengkaji selain dari format itu adakah kak?
J: Selain format tadi kan ada wawancara, tinggal nanya-nanya aja. Kalau
pengkajian fisik otomatis ada alatnya maksudnya ya nursing kit : tensi,
termometer, refleks hammer, pemeriksaan neurologis kan kita juga, timbangan,
pokoknya yang mendukung la.
T: Jadi kak, kapan la dilakukan pengkajian pasien?
J: Begitu pasien masuk langsung kita lakukan pengkajian.
T: Lalu kalau pasien ga sadar kak?
J: Itu juga kita lakukan pengkajian. Kan ga mesti data itu harus dari pasien, kan
bisa dari tadi kan uda saya bilang dari keluarga pasien juga bisa. Jadi kan
Universitas Sumatera Utara
pengkajian walaupun pasien ga sadar tetap dilakukan pengkajian. Tadikan
pemeriksaan fisisknya bisa dilakukan, pemeriksaan penunjangnya bisa dilakukan,
wawancara la sama keluarga.
T: Selain baru masuk, kapan lagi dilakukan pengkajian kakak?
J: Melakukan pengkajian itu apabila asuhan keperawatan kita lakukan. Contohnya
asuhan keperawatan itu contohnya evaluasi tidak berhasil, evaluasi yang kita
lakukan tidak berhasil. Berarti pengkajian yang kita lakukan mesti kita lakukan
kembali dan setiap hari sih harusnya kita lakukan pengkajian, apakah ada
percepatan perkembangan. Ada ga kemajuan dari asuhan keperawatan. Tiap hari
kita lakukan karena bisa aja kan hasil itu sudah berubah. Jadi kalau pengkajian itu
kita lakukan, otomatis mungkin pada awal dia masuk diagnosa keperawatan yang
kita angkat mungkin hanya tiga pada saat dia sudah masuk mungkin sudah
tambah.
T: Lalu kalau pasien yang sudah beberapa hari dirawat kak? Misalnya sudah 3
hari dirawat!
J: Contohnya begitu pasien masuk, kan. Kalau pasien-pasien yang di sini la ya
otomatis kan, kan kita kaji. Tadi saya bilang apa, pada umumnya kan pasien itu
masuk dengan penurunan kesadaran. Yang kita kaji otomatis yang kita kaji ya
tingkat kesadarannya. Jadi kita kaji tingkat kesadaran, malah bukan setip hari tapi
setiap shift sih harus dikaji. Ada ga peningkatan kesadarannya. Yang bermasalah
dikaji misalnya kalau ngak terjadi peningkatan kesadaran, apa yang salah dengan
rencana kita buat. Terus pemeriksaan penunjang apa lagi , perlu ga dilakukan
Universitas Sumatera Utara
scaning ulang . Dari hasil lab perlu ga terapi ditambahkan berkolaborasi dengan
dokter.
T: Kalau tentang spirituanya apanya kak dikaji? Gimana la kakak lakukan
pengkajian itu?
J: Dikaji, yang dikaji ya agamanya terus dia rajin ga beribadah, bagaimana dengan
spiritualnya?. Sehingga pada saat kita memberi motivasi pada pasien ya itu kan
merupakan suatu hal yang mendukung untuk memberikan apa ya? Kepercayaan
diri kepada pasien kepada Tuhan. Dia orang yang berserah kapada Tuhan otomatis
optimis terhadap sembuhnya itu kan lebih tinggi. Jadi, lebih gampang juga
bekerjasama. Tapi tetap dikaji karena itu merupakan hal yang uatama juga ya
kan. Apa yang boleh, apa yang ga boleh, dia beragama apa? Jadi nanti kita mudah
juga melakukan perawatan sesuai kaidah agamanya.
T: Kehidupan sosianya kak?
J: Perlu dikaji, apakah kehidupan sosialnya bersosial di masyarakat juga kita lihat
dengan banyaknya orang yang mengunjungi dia. Jadikan kadang, kalau orang
yang bersosial tinggi sekali tamunya banyak banget malah kita kewalahan gitu.
Tapi kalau yang ngak bersosial sama sekali ga ada yang mengunjungi. Ada juga
malah keluarganya pun tidak mengunjungi, ditinggalkannya pulang dia.
T: Apa yang jadi hambatan kakak dalam melakukan proses pengkajian?
J: Hambatan dalam melakukan pengkajian, ya kayanya sih ngak ada. Ngak ada
yang jadi masalah kan kalau pengkajian itu maunya kita aja, kalau kita mau
mengkaji bisa mengkaji. Gitu!. Tapi kadang-kadangkan yang menjadi masalah
bila pasien mister X yang datang. Maksudnya pasien tak bertuan, jadi di bawa
Universitas Sumatera Utara
polisi kecelakaan disini. Itu kan jadi hambatan juga, ia ga sadar. Itu aja yang jadi
masalah, siapa mau ditanyak. Semua masalah juga, administrasinya yang
bermasalah tapi kalau pengkajiannya tadi kan ga ada jadi masalah. Selagi apa data
yang bisa kita temukan itulah kita tulis, kalau memang ga yang bisa ditulis ya kan.
Itu la tadi kan, kalau keluarganya ga ada pasiennya ga sadar gimana? Itu aja sih.
Karena pasien yang di sini sering sering terjadi yang gitu, pasiennya ga sadar
GCSnya 12, GCS 13. GCS 11 kan ga bisa ditanya, ga nyambung gitu. Yang
diantar polisi, kecelakaan ya udah. Namanya aja kagak tahu, nanti kalau dia da
sadar kita rawat, barulah kita tanya informasi, alamatnya, semua.
T: Kalau dari perawatnya apa yang jadi hambatan kak?
J: Kalau saya secara pribadikan Clinical Instructur jadi kan ga masalah. Tapi
kalau pelaksana kurasa kadang-kadang mereka karena tugasnya banyak banget
kan, jadi malas mengkaji. Karena metode penceklisan kita kan sebenarnya sudah
gampang. Ga mesti menulis perawatnya tinggal cek list aja. Karena sebetulnya
ada niat bisa sama itu aja.. orang tinggal cek list doank, lima menit sepuluh menit
juga bisa kog. Karena bukan kita disuruh menuliskan begitu banyak, tinggal cek
list-cek list doank. Gitu aja.
Universitas Sumatera Utara
Partisipan 4
Tanggal : 17 April 2012
Waktu : 19.00- 19.18 (17.10 menit)
Tempat : Meja perawat di ruang Onko
T: Kak, studiku fenomenologi jadi mau tahu banyak tentang pengalaman kakak
melakukan proses pengkajian keperawatan.
J: Di formatlah dek, emang ada formatnya. Langsung ke pasien ada, sekali-sekali
kakak mau nanya kalau memang ga ada kerjaan, dipanggil, duduk kakak. Tanyak-
tanyak gimana pengalaman sakit dia, mau. Tapi biasanya kakak lihat pengkajian.
Kan udah ada format pengkajian, ceklist-ceklist. Kan ada data yang dari IGD.
T: Apa kendalanya kak?
J: Waktukan banyak juga dek habis ke situ. Kalau langsung kitalah satu-satu:
misalnya adek, kakak mau data kamu pasien kakak 20 aja bikin. Kalau semua aja
dikaji langsung gimanalah kan. Jadi lihat dari sini (menunjukkan data dari IGD).
Disini kan ada status dia, riwayat penyakit dia juga. Misalnya tanggal lahir pun
kan sudah melihat ini juga kan ( sambil menunjuk berkas). Ini..ini.. ada MRnya,
ada alamatnya, ada tanggalnya udah dari sini. Terus dari poli kan udah ada
penyakitnya yang sebelumnya, kan dari situ. Memikirkan waktu tadinya, ga siap-
siaplah kalua satu-satu pasien. Kalau dulu kakak di THT masih mau, sambil
cerita-cerita mau. Kalau disini kerjanya terlalu banyak dek, apalagi untuk JCI ini
ga sempat lagi. Untuk ngisi ini aja kita kadang-kadang ga sempat di status pasien.
Apa kan ada status pulang yang kita isi. Mestinya ini kan kita tanyak, mana tadi
Universitas Sumatera Utara
lembaran yang hijau, ini ada status surat kontrol (menunjukkan formatnya). Ini..
Ini aja pun kadang kakak ngisinya ga tanyak-tanyak pasiennya. Kaya disini,
langsung udah. Boi be i bah.. (berbahasa batak). Walaupun itu salah. Ya kalau
pengkajian itu sebetulnya harus anamnese sama pasien. Taunya awak itu salah,
tapi awak kerjakan juga. Adek tanyalah dengan yang lain, tak sempat langsung
nanya pasien. Waktu tadi. Kalau pas kayak ee.. dibikin di Depkes 2:1, 1
perawatnya 2 pasiennya. Mungkin bisa kita kerjakan semua, itu bisa. Ini dek
tengok, jaga malam aja kami 2 pegawai pasien semua, cocok? Ngak kan. Untuk
melakukan semua itu aja da ga cocok, uda mati-mati di kita. Gimana mau
pengkajian lagi. Makanya banyak-banyaklah kalian mengisi pengkajian
(didelegasikan ke siswa). Itu pun, dia pun ga langsung kan? Uda kita delegasikan
pun ga langsung. Karna waktu tadinya itu. Kalo ada kayak kakak misalnya bilang
3 aja pasien mungkin bisalah. Kita keperawatn aja 3, dia pun mungkin bisa kita
mandikan tapi cuma 3 pasien. Itulah kalau untuk rumusnya Depkes.
T: Format itu diisi kapan kak?
J: Pas baru datang la, kalo format adek tanya. Itu kalo sempat pas datang tapi
yang diwajibkan pas datang. Datang dia, diselesaikan dulu tempat tidurnya, aman
dulu pasiennya. Mestinya kita yang kesana, bagusnya kita yang kesana. Tanyak
apa ya masalahnya tapi itupun ngak. Disini aja, pasien disana awak mengkajinya
disini. Bisa rupanya awak mengkaji disini? Tahu rupanya awak? Kan enggak.
Tapi kayak gitulah banyakan, rata-rata gitu la! Karna waktunya itu sebetulnya.
Buktinya kayak yang kakak bilang tadi bisalah, apalagi kalau 2 pasiennya. Ini
kami aja udah 3, udah kami tambah ini. Mestinya kami 2 dulu, ga sanggup kami.
Universitas Sumatera Utara
Malam pun kakak udah mintak tanbah, ga sanggupnya tadi. Kalian lihat aja JCI
yang semalam, ga sibuk di situ. Itu masi datang aja udah sibuk kami untuk
menyiapkan dia datang. Kelau kakak sih sebetulnya orangnya ga sih, apa adanya.
Jadi ada perubahan kedepannya. Jangan datang baru kita bereskan, datang tamu
kita bereskan. Ga datang tamu ga beres? Jangan gitulah. Nampaklah aslinya
gimana. Mandikan pasien katanya, kalau kak Misrah mintak kami mandikan.
Mana mungkinlah, matilah awak. Capek-capek diawaklah itu dekku.
T: Kalau setelah beberapa hari ada ga dikaji ulang pasiennya kak?
J: Ngak, kalau ditanyak jujurnya la ya “ngak”. Tapi kalau mau pulang ia. Itulah
sekalian kita ngasi penkes. Sekarang di sini, mengingatkan makan obat itu kan
udah penkes. Mengingatkan di kontrol ke p[oli udah penkes juga, itu aja memang.
Perawatan lukanya la paling “bersihkan tangan sebelum ini”, itu iya. Namun kalau
3 hari kemudian ngak. Ga sempat lagi itu dek, banyak yang kita , itu iya. Namun
kalau 3 hari kemudian ngak. Ga sempat lagi itu dek, banyak yang mau kita
siapkan. Masa pengkajian aja. Waktu yang untuk ngisikan ini aja kadang-kadang
dari datang sampe pulang pun ga diisi. Tapi tiba nanti awak jaga pagi, kakak
sering kedapatan. Tiba kakak jaga pagi mengisi semua pengkajian.
T: (mengklarifikasi) Oo.. berarti pasien sore atau malam
J: (memotong pembicaraan) Bukan, pasien di pagi ga dikerjakan. Kalau TU
taunya dikasi sama kakak pasti kakak siapkan. Begitu nanti kakak pagi, minta
tolongnya nanti segini ( sambil mempraktekkan denkan tangan) bikin askep
kembali. Ya dari pada kakak pusing kakak bikin aja yang gampang-gampang :
“gangguan pola nafas”, “ ganggusn aktivitas”, udah selesai. Yang penting bisa
Universitas Sumatera Utara
dikembalikan ke MR. Kalau ga diisi ga bisa kembali, jadi mesti terisi. Kan dia ga
minta benarnya gimana, kalau pengkajian sama askep ini kan ga ada yang benar.
Belum tegak menurut kakak yang benarnya. Semua bilang yang ini benar, yang
ini benar, standarnya kan belum ada.
T: Maksudnya yang benar gimana ini kak?
J: Kalau untuk askep mana ada standarnya, belum tegak menurut kakak. Ini bagus
untuk ini, ga ada.
T: Pengkajian, kaya yang kakak bilang tadi belum ada yang standar?
J: Kalau pengkajian udah, pengkajian pas. Pengkajin kami udah. Kan kak Lela
pun rajin, kak Lela pengkajian itu mantap. Kembali kalo adek tanyak, ada kakak
kaji “ ngak”. Kalau ngisi yang lain-lain ga tapi semenjhak JCI itu kayaknya
pengkajian sudah diisi semua. Karna kalau ga diisi kak Impol pun marah. Itu
wajib kayanya udah diisi mereka semua. Kalau ngak, dulu pusinglah. Kalau udah
jaga pagi minta tolong . udalah kerjakan apa ynag bisa kita kerjakan. Yang paling
banyak kosong onkologi
T: Kalau yang pernah kakak lakukan pada pasien baru, apalah kakak kaji kak?
J: Yang kakak kaji? Em.. Riwayat penyakitnya kan, nah riwayat yang dialaminya,
uda berapa lama, akibat apa, kan ada dibikinya itu ( menunjukkan pada format
pengkajian). Ada makan apa? Kenapa kakak tanya itu kan bagus untuk kita,
paling engak bisa kita membilang “oh, itu jangan dimakan lagi”. Biasanya kakak
tanya cuma itu sih. Kenapa bisa terjadi dan kapan mulainya. Karna itukan bisa
jadi untuk kita sendiri, penyebabnya kita tau. Kalau anamnese kaya mulai dari
mana, itu sampe sini la (menujuk format), nengok dari sini ( menunjukkan data
Universitas Sumatera Utara
dari IGD). Tentang penyakitkan, biasanya sebenarnya baca di status poli tapikan
lebih enak sama dia. Kenapa dan mulainya kapan. Kadang-kadangkan kita ga
tahu, bisa aja kaya yang di sini kebiasaan cabut gigi diwaktu sakit jadi kalau bisa
kita ingatkan, kan ada untungnya sama kita. Bisa kita kasi sama orang lain. Kalau
ini, pola istirahatnya “enak ga dia istirahat malam ini. Pola makan berhubungan
juga sama kita melakukan asuhan keperawatan juga.
T: Kak, tadi ada kakak bilang tentang pola tidur dan pola makan, pola-pola apa aja
lagi yang dikaji?
J: Pola istirahat, pola eleminasi, pola kan Cuma itu. Terus aktivitaslah. Pola dua la
kakak rasa, iya? Tapi jarang kakak, kalau nanti ke miksikan harus kita lihat
pemasukan pengeluarannya kan. Agak ini juga, agak banyak mengapakan waktu
juga. Kalau kita ndak pasang kateter lebih susah ya kan. Paling yang kita tanyakan
berapa kali buang air kecilnya satu harinya? Terus berapa kali dia minumnya?
Kalau dia tidak pakai ini semua, jadi banyak kerjanya. Kitakan ngambil yang
simpel-simpelnya aja kakak kaji (tertawa kecil).
T: Cara mengkajimya itu gimana kak?
J: Wawancara, melalui bantuan yang ada itula (menunjuk status IGD), status
pulangnya kan ada, RM 8 pun ada.
Universitas Sumatera Utara
Tanggal: 23 April 2012
Waktu: 18.37- 18.53 (15.30 menit)
Tempat: kursi panjang di samping
ruang onkologi
T: Kak kalau dibilang proses pengkajian itu apa sih?
J: Mengkaji itu kan mendata pasien yang masuk. Mulai dia masuk trus gimana
sakit yang di deritanya, sudah berapa lama yang dideritanya, penyebabnya apa itu
lah. Mulai masuknya eh kapan mulai penyakitnya, kemana dia mau.. proses
perjalanan penyakitnya ajalah pengkajian. Proses perjalanan penyakitnyalah yang
ditanyak. Itulah yang setau kakak.
T: Kalau ada la pasien baru datang, apalah yang dilakukan kak?
J: Menanyak nama, ee.. nama pasiennya kita kan udah tahu. Mengkajianya
pertama kayak yang adek bilang tadilah, anamnese sama pasiennya. Data
subjektifkan bisa apa yang kita lihat saat dia kesakitan. Mendata pasiannya gitu
data pengkajiannya. Datanya yang kita dapat kan lamanya perjalanan penyakit
kan, kemana berobat sebelumnya kan kakak tanyak, biasanya. Itu aja kakak
tanyak. Kalau anamnesekan ga lama, selebihnya bisa kita lihat dari RM 10. RM
10 kan ada data awal pasien perjalanan penyakitnya, masalah yang dideritanya.
Kayak yang disitukan misalnya pasien kecelakaan jam sekian jam sekian dibawa
ke IGD. Itu kan uda bisa dilihat di RM 10. Jadi kakak nanyaknya cuma
kejadiannya lagi, paling kakak nanya ulang kembali. Tapi sebetulnya di RM 10
kan sudah ada pengkajian kita dapat. Terus kita tanyak ulang la, benar ga kayak
yang di RM 10. Kadang kan yang di RM 10 itu data-datang yang didapat dari
orang lain juga bukan pasiennya sendiri, tapi kan ada benarnya juga yang di RM
Universitas Sumatera Utara
10 itu. Cuma kita nambahkan sedikit aja itu. Makanya wajib kita isi RM 10
apalagi dari IGD. Jadi ga cape lagi, memang sekarangkan da gampang, nama
pasien, alamat pasien itu kan masih termasuk anamnese, itunya pulak. Kan mesti
adanya itu jelas tapi di status udah ada.
T: Terus apalah kak yang dikaji?
J: Ee.. data yang dikaji? Data yang dikaji keluhan dia tadi yang kakak bilang. Itu
aja sih kakak, keluhannya. Apa? Data subketifnya, apa yang dirasakannya la. Kan
dia yang tahu yang dirasakannnya kan kita lihat kan ada benjolan di daerah
payudara, kita bisa lihat, tapi yang dirasakannyakan sakitnya dia yang tahu. Segitu
aja Tami.
T: Kalau pasiennya sudah tiga hari kak?
J: Tiga hari, kalau dulu kakak di rindu A kami begitu pasien datang dikaji. Tiga
hari? Di observasi ulang maksud adek? Jarang sih. Jarang, jarang.
T: Apa hambatannya kak?
J: Uda ga sempat lagi dek, lihat aja. Banyak kali yang mesti kita kerjakan. Apalagi
untuk sisten JCI ini uda ga sempat lagi, nanyak itu kembali kita kan buang-buang
waktu aja. Walaupun itu penting menurut kek kelen mungkin penting lagi, kalua
di rumah sakit ini ga penting sebenarnya bukan ga penting cuma lantaran waktu.
Pasien yang baru aja mesti kita kaji kaya kak Polo tadi langsung disini aja
diisinya, ibaratnya langsung diterawangnya aja. Dia duduk sini pasiennya disana,
dilihatnya aja sekilas dia datang dengan berjalan diisinya semua bisa. Karena
waktu la yang ga ada tadi sebenarnya. Kalau untuk mengkaji ulang ga ada, ga
sempat.
Universitas Sumatera Utara
T: Dari mana aja kita dapat data itu kak?
J: Kaya kakak bilang tadilah dek, dari pasien, dari keluarga pasien, dari status.
Deri keluarga pasien paling dia sudah kemanna lagi dia berobat, gimana waktu
kejadian itu seperti apa. Dari pasiennya pun seperti itu tadinya. Dari pasien, dari
keluarga pasien, dari status.
T: Lalu, apalah kak yang kakak rasakan setalah melakukan pengkajian?
J: Yang kita rasa, kita tahu penyakit dia itu apa sehingga kedepan untuk pasien
seperti itu kita langsung bilang “ buk, kalau bisa jangan begitu lagi”. Sebenarnya
kalau kita mengkaji itu karna waktu itu aja makanya malas.
T: Sebanarnya siapa yang melakukan pengkajian kak?
J: Siapa yang punya pasiennya, misalnya kakak dibagi di digestiv kalau ada
pasien baru di situ ya kakak la yang mengkaji. Untuk hal siapa lagi lebih
mengkajinya itu sama katim, dia kan berhat bagi-bagi kamar atau dia berhak
bilang sama kita itu ada pasien baru dek tolong kajikan. Tapi tetap kita dibawah
mereka, merekalah yang mengatur. Siapa ada pasien baru dikaji, kalau ada pasien
barulah wajib kita kaji.
T: Dengan apa kita mengakji kak?
J: Dengan formatlah, kalau kita ke pasien dulu kakak bawa kertas sama pulpen
kan kita udah tahu apa yang mau di tanya. Ngomong-ngomong la dulu, tanya
namanya ehh itu kan kaya yang kakak bilang tadi udah adanya itu tinggal lihat aja
kita terus kita lihat lah RM 10, di Adam Malik uda enaknya dek. Pertama ya
ngomong-ngomong la sudah lama sakitnya? Gimana kejadiannya? Nanti kita
tinggal nulis diluar ajalah. Sampeklah itu ke genogramnya.
Universitas Sumatera Utara
T: Untuk apa kak dilihat genogram?
J: Kalau dia penyakit gula, kan kalau di pengkijian kita mahasiswa kan ada gitu.
Itu kan ada hubungannya kalau dia penyakit gula atau penyakit jantung tapi kalau
cuma demamnya kurasa sih ngak. Ngak perlu pake itu, bisa dihilangkan. Kalau di
penyakit gula, hipertensi, jantung itu kan memang ada kena keturunan yang lain.
T: Setiap pasien baru genogramnya dikaji ya kak?
J: Ga semua la, kalau DM aja pasiennya
T: Di format itu kan kak, banyak kali. Jadi apa-apa yang dikaji kak?
J: Pupil pun itu dikaji dek. Pupilnya, skalanya, semenjak ada tim JCI itu
pengkajiannnya dari rumah sakit apa tu? Jawa sananya itu. Semua dikajinya
memang. Kalau skala nyeri bolehlah.
T: Kan banyak tu yang mereka suru kaji, yang biasanya kakak lakukan?
J: Semua dikaji jadinya dek, dari pupil-pupilnya pun dikaji, angka kesakitan itu
pun dikaji memang dibikin formatnya 0-1. Dan dicontohkannya pun kemaren itu,
ada kalo skala. Terus nutrisi, makannya gimana, ee yang makan apa dia bisa,
berapa banyak habisnya, itu kan memang dikaji juga. Kalau yang kakak liat yang
sistem JCI ini cuma dia BAB,ditulisnya normal atau gimana gitu dibikinnya
normal kalau memang normal. Cuma karena penyakit kita juga ngak yang aneh-
aneh rata-rata normalnya menurut kakak, ga adanya terganggu kali BABnya
disini. Walaupun dia pake colostomi, lancarnya.
T: Ada alat apa aja kak yang digunakan untuk mengkaijinya?
J: Setau kakak ngak ada ya, mengkaji..ngak ada mengkaji dengan alat. Alat paling
kaya pulpen sama ini ajanya, selebihnya ngak ada alat yang khusus kali ngak ada.
Universitas Sumatera Utara
T: Trus buat mengkaji pupil kaya yang kakak bilang tadi, gimana?
J: Ee.. gini ya ngisi itu kakak, dia kalo dia, itu ada angkanya juga itu satu sampai
berapa gitu. Di gambarkannya di situ dek, yang tertutup yang terbuka gitu.
Memang uda ada gambarnya jadi kita tinggal pilih pupil nomor berapa, enam
yang normal gitu. Uda dibentuk mereka masing-masing, uda ada semuanya jadi
tinggal melingkari aja kek gitu.
T: Tanpa alat berarti ya kak.
J: Ngak, ga ada. Karena uda punya format jadi ngak bawa apa-apa lagi. Kayak
kaka bilang skala tadi pun dengan ngomongnya, kalau anaknya dulu kakak tahu
kakak pelajari dengan warna. Kalau anakkan ada kita kasi warma merah, warna
apa.warna merah kita bikin la itu sedang atau apa. Nanti kita cubit la adeknya.
Sakit dek? Sakit. yang gambar mana sakitnya? Tinggal tunjuk la nanti, kalau
merah beratri rinagn kalau ringan kita buat petunjuknya. Gitu kalau anak setau
kakak. Tapi karna ga pernah kami ini juga anak, kakak kan belajar skalai itu dari
D3 kakaknya dulu. Kalau anak dengan warna la tunjukkan, kalau dewasa kan bisa
kita jelaskan kaya tadi kan. Angka ini disini, jadi ibu di nomor berapa? Sakit
sekali katanya, bisa dia menjelaskan. Gitu la dekku, ntar kalau ada lagi yang mau
ditanyak bilang la sama kakak ya.
T: Ok kak, makasi buat waktunya ya kak.
Universitas Sumatera Utara
Partisipan 5
Tanggal : 25 April 2012
Waktu : 15.44-16.14 (40 menit)
Tempat : Gudang belakang RB2A
T: Study penelitianku kan kak fenomenologi, judulnya pelaksanaan proses
pengkajian keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan. Jadi
mau nyanya-nanya bagaimana pengalaman kakak dalam melakukan proses
keperawatan la dulu..
J: Pengalaman pribadi?
T: Iya kak..
J: Apa la ya.. Menyenangkan, kalau saya ya.. Cuma saya herannya keperawatan
kita ini ga (diam sejenak), ujungnya ga selesai, iya kan? Maksudnya ga jelas
diagnosanya itu, iya kan? Evaluasi kan, terapi dilanjutkan. Sekarang proses
keperawatan yang dimana? Di ruang rawat inap?
T: Iya kak.
J: Ya, ia gitulah..
T: Pasti-pasti gimana kak?
J: Jelaslah! Misalnya : dia apa keluhannya hari ini? Diagnosanya ya diangkat dari
situ.
T: Proses keperawatan itu cuma tentang diagnosa dan evaluasi kaya yang uda
kaka ceritakan ya kak?
J: Iya lah,kalau saya fine-fine aja dek.
T: Kalau tentang proses pengkajian keperawatan kak? Gimana pengalaman kakak
dalam melakukan proses pengkajian keperawatn?
Universitas Sumatera Utara
J: Pengalaman saya, fokus pada penyakit aja. Kalau head to toenya lihat aja dari
IDnya.
T: Maksudnya kak?
J: Identitas Dirinya. Sekarang fokus pengkajian yang mana?
T: Kakak la, pengalaman kakak gimana? Kalau di ruang rawat inap yang namanya
proses pengkajian itu apa sih yang dikerjakan?
J: Ya mengkajia tentang pasien la..
T: Cuma itu aja kak?
J: Iya la..
T: Itu aja kak? Kalau dibilang proses pengkajian cuma itu aja kak? Kalau pasien
baru datang kak, baru diterima untuk ke ruangan ini?
J: Apanyalah, keluhannya lah..
T: Hanya itu aja kak?
J: Iya, ya kebutuhan dia lah dek. Apa yang dia butuhkan. Apanya yang dikaji ya..
Misalnya : diagnosanya. Dari mana ya? (berfikir sejenak) Dari keluhan dulu ya?
Keluhan, terus dietnya yaudah itu aja lah. Udah itu aja lah, terus yang data
penunjangnya kalau dia misalnya operasi, ee..adakah jaringan yang di PA kan.
T: Cara mendapatkan data-data itu kak?
J: Kita lihatlah laporan-laporan, kita lihat follow-up dokter dari ruang rawat inap.
Kan ada laporannya.
T: Setelah itu kak?
J: Dari data penunjang, itu aja dekku. Apa lagi la dek? Data penunjang, kan nanti
kalau kita mengkaji misalnya: kak punya judul “Asuhan keperawatn pada Tuan I
Universitas Sumatera Utara
dengan gangguan post apendiktomi”. Apa la yang paling utama dikaji disitu?
Yang paling pertama sekali ya keluhan utama kan,. Sudah itu bisa aja keluhan
utama, alasan masuk rumah sakit biasa berupa nyeri. Habis itu kan paling penting
kau lihat kan, head to toenya. Head to toenya yang mana kalau Apendisitis?
Dimana? Abdomen. Cara pemeriksaan pasien itu ada berapa langkah? Empat kan!
Palpasi. Itu lah kau lihat. Yaudah itu aja sampai perkusi. Palpasi, Auskultasi,
Inspeksi, perkusi. Sekarang palpasi apa mau kau lihat? (diam)
T: Yang lainnya gimana kak?
J: Kalau nanti dia uda selesai operasi, hasil lab lah lihat. Ya kan udah kira-kira
darah rutin kurang. Yaudah, kitalah konfirmasi sama dokter, “Dok, itu hasil
labnya apa lo Dok, ga normal” dia bisa kasi aksi sama kita. “Oh iya kak, kita
tambahkan ini” misalnya di darah rutim, misalnya di elektrolit. Paling sering
kalau pasien habis operasi itu yang terganggu itu albumin, darah rutin. Ya itulah
dek, yang paling sering itu. Itu paling sering.. Uda beres itu dek, bereslah semua.
T: Hanya itu aja kak? Tentang personal hygiene?
J: Kaji la dek, maksudku itu perlu. Namanyalah kita keperawatan. Yang penting
dikaji itu ya head to toe tapi sebagai mahasiswa S-1 cuma dikaji. Tapi jangan
kecolongan pada judul kasus yang kita kelola. Misalnya kasusu kita tentang
abdomen, abdomenlah kaji. Sering gitu kecolongan. Abdomen, kalau
Apendiktomi, apa palpasinya? Nyeri tekan, iya kan? Kalau perkusinya apa?
Peristaltik. Kalau auskultasi apa? Peristaltik. Inspeksi apa? Adanya luka operasi
sekian sentimeter ya kan, gitu.. Itu paling sering kecolongan. Yang paling penting
Universitas Sumatera Utara
untuk kasus kita abdomen. Kalau untuk kasus kita ini cari aja apa yang mau
dikelola. Kalau mata, kasusmu mata, mata la habiskan empat langkah itu.
T: Jadi kalau diruangan ini gimana kak?hanya sesuai penyakit kaya yang kakak
jalaskan tadi atau gimana?
J: Ya semua la dikaji. Namanya mkita mahasiswa , ya pengkajian itu wajib. Itunya
rahasia keperawatan ini. Kalau sudah mampu kita menegakkan me..me..
melakukan pengkajian, uda selamat itu.
T: secara deteil ibu bisa ceritakan, apa aja itu yang dikaji?
J: Bio-psiko-sosio-spiritualnyalah.. (diam)
J:Kalau dari bio, apa yang kita lihat apa buk?
J: Bionya? Kalau bionya itu apalah? Apanyalah dibilang ya dek? Bio, ya tubuh la
ya kan dek? Kita kajilah mulai dari ujung kepala sampe ujung kaki, itulah..
T: Kalau psikonya kak?
J:kalau psikonya, misalnya dia mau operasi. Mungkin dia ketakutan, kita
jelaskanlah. Kita berikanlah penkes, kalau operasi bapak ini bla-bla-bla gitu.. kita
surulah berdoa, “pak, supaya tidak cemas menghaddapi operasinya”. Sosialnya,
bahwa dia tidak sendiri. Ada keluarga yang menemani, ada teman-teman satu
ruangan juga. Terus nanti teman satu apa datang berkunjung, gitu.. Itu kalau
spiritual ya kita ajarkanlah sesuai agamanya.
T: kalau tentang kultur bu?J: Ah, ngak ada itu. Ngak ada kami kaji-kaji itu.
T: Bu saya lihat disini ada format.
Universitas Sumatera Utara
J: Saat ini ya berdasarkan itu la dikaji, itu yang diminta oleh rumah sakit ya itulah
yang kita ambil, itulah yang kita buat. Sekarang standartnya kalian sekarang apa?
Kalau itu katanya menurut JCI, Joint Commition International.
T: jadi kalau ppasiennya itu uda lebih dari sehari, ntah 3 hari, masih dikaji kah?
J: Kau kan liat sendiri kan,dek. Tingkat kemalasan perawat mengisi format
pengkajian sangat tinggi. Gimana la ya.. sebenarnya itu la rahasia perawat. Maka
saya benci kalau liat teman kalo malas, ya kan dek. Itulah..itulah..itulah saya
malas. Bukan saya bilang apa, saya ga pernah berhitung-hitung kerja.
T: Jadi Bu, apa sebenarnya hambatan dalam melakukan proses pengkajian ini?
J: Sebenarnya kalau menurut saya, malasnya aja. Faktor malas, ya kan?
T: Ada lagi yang lain, Kak?
J: Kita karna jam 3, santai aja pun bisa. Ga usah 1 detik, 1 menit siap ya kan?.
Susah ya.. Kau da lihat sendiri semua pada “dek..dek..dek..” Tapi ga terima kalau
saya bilang ga ada kerjaan, padahal sekarang uda dimudahkan la semuanya. Itulah
perawat kita lebih banyak tidak mau maju.
T: Kakak, adakah data yang paling penting dan tidak penting dalam mengkaji?
J: Semua penting, semua penting. Karna itu pun menjadi acuan kita sama pasien,
semua penting.
T: Gimanalah yang Ibu rasakan setelah melakukan proses pengkajian pada
pasien?
J: Ya kita merasa data dia sudah lengkaplah, kita untuk lanjutkan asuhan
keperawatan. Untuk terapi kedepannya, ya tinggal pemantauan.
Universitas Sumatera Utara
T: Maksudnya data lengkap itu kalau seberapa data yang telah dapat kita kaji ,
Kak?
J: Ada identitas, ya kan? Ee.. Ada identitas, ada keluhan utama eh, alasan masuk
rumah sakit. Identitas termasuklah itu kan, ya termasuklah itu. Diagnosa kan, baru
masuklah keluhan utama baru alasan masuk rumah sakit baru masuk keluhan
utama. Baru masuk kita ke genogram, habis genogran apa lagi? Ee.. Apa namanya
itu, apa? Body image. Habis itu head to toe lah, head to toe mulai dari pola
makannya sampai ee.. sampai apa ya? Sampai..sampai diet di la. Baru setelah itu
kita munculkanlah diagnosa keperawatan, eh proses keperawatannya. Ya kalau dia
ngambil kasus kita ambil la apanya, ee.. pembahasannya baru kita buatlah
kesimpulannya.
T: kalau di genogram apa dilihat kak?
J: kalau dari genogran kita lihatlah riwayat tiga turunannya. Misalnya anaknya,
ibunya, kakeknya. Mamaknya itu dilahirkan dari siapa? Melihat riwayat ini
lah..riwayat berapa bersaudara, apakah ada meninggal atau orangtuanya
meninggal, itu aja.
T: Itu untuk apa kak?
J: Ga ada sih sebenarnya, untuk apanya ya? Yang penting mengetahui data
keluarganya aja nya dek.
T: Tentang pendokumentasian proses pengkajian kak? Apa dilakukan?
J: Tapi uda terlampir disitu.
T: Maksud dokumentasi terlampir , Kak?
J: Kan uda ada pendokumentasian di fomatnya.
Universitas Sumatera Utara
T: Oo.. Lalu kapan dilakukan penchecklistannya kak?
J: Ya saat kita merawat dia itu la tenggok. Setelah itu kita melakukan apalah. Saya
tanyalah dulu adek, kapan la? Kalau saya setelah melakukan ganti perbanlah.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan tidak keberatan untuk
menjadi partisipan dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program
Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara atas
nama Rutami dengan judul “Pelaksanaan Proses Pengkajian Keperawatan di
Ruang Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan : Studi Fenomenologi”.
Sebelumnya saya telah mendapatkan penjelasan tentang manfaat dan
tujuan penelitian. Saya mengetahui bahwa saya akan diwawancarai dan
diobservasi oleh peneliti. Wawancaranya akan dilakukan selama 30-40 menit
selama 2-4 kali pertemuan.
Saya mengetahui bahwa saya dipilih menjadi partisipan dalam penelitian
ini karena sesuai dengan kriteria yang peneliti butuhkan yaitu perawat pelaksana
yang memiliki pendidikan terakhir S1 dan telah bekerja di RSUP HAM Medan
lebih dari dua tahun.
Saya telah diberitahukan bahwa hasil wawancara maupun observasi
peneliti akan dijaga kerahasiaannya serta jaminan tidak akan ada pengaruh negatif
bagi diri saya selama proses penelitian. Peneliti juga menjamin kerahasiaan
identitas saya dan data-data yang didapat dari saya hanya digunakan untuk
perkembangan ilmu keperawatan.
Saya mengetahi bahwa hasil dari penelitian ini akan diberikan kepeda saya
bila saya memintanya. Dan saya dapat menghubungi Rutami pada nomor
Universitas Sumatera Utara
085762949561. Saya telah mengerti dan bersedia menjadi partisipan dalam
penelitian ini.
Tanda Tangan Partisipan :
Tanggal :
No. Partisipan : (diisi oleh peneliti)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3
KUISIONER DATA DEMOGRAFI
Kode :
Tanggal :
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan proses pengkajian
keperawatan di ruang rawat ianp di Rumah Sakit H.Adam Malik Medan.
Petunjuk Umum :
1. Isilah semua pertanyaan dengan jujur.
2. Berikan tanda checklist ( √ ) dalam kotak yang tersedia untuk jawaban yang
tepat menurut Anda dan hanya memilih satu jawaban.
3. Bila ada hal yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti.
Kuesioner Data Demografi
1. Umur :……..Tahun
2. Jenis kelamin:
Laki-laki Perempuan
3. Agama :
Islam Hindu Kristen Katolik
KristenProtestan Budha Lain-lain, sebutkan….
4. Suku :
Karo Jawa Batak Toba Lain-lain, sebutkan…….
5. Lama Bekerja :..........Tahun
6. Status Perkawinan:
Menikah Pernah menikah Belum menikah
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
Panduan Wawancara
1. Coba ceritakan pengalaman Anda dalam melaksanakan proses keperawatan!
2. Menurut Anda bagaimana pengalaman Saudara dalam melakukan pengkajian
pada pasien yang baru masuk?
3. Menurut Anda bagaimana pengalaman Saudara dalam melakukan pengkajian
pada pasien yang dirawat pada hari kedua?
4. Coba ceritakan, bagaimana perasaan Anda setelah melakukan pengkajian pada
pasien tersebut!
5. Apa hambatan Anda dalam melakukan pengkajian?
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5
Kode :
Tanggal :
Waktu :
Lembar Observasi
1. Perawat mengkaji
a. Pola persepsi kesehatan- manajemen kesehatan
Persepsi pola kesehatan dan kesejahteraan individu
Persepsi individu tentang status kesehatannya
Pengelolaan kesehatan klien selama ini
Kepatuhan terhadap resep medis atau perawat
b. Pola nutrisi – metabolisme
Berapa kali klien makan sehari
Jenis dan jumlah konsumsi makanan dan cairan
Penggunaan suplemen
Preferensi makanan tertentu
c. Pola eliminasi
Frekuansi BAB dan BAK
Penggunaan pencahar
Cara dan kualitasserta kuantitas eliminasi
Perangkat untuk mengontrol ekskresi
Universitas Sumatera Utara
d. Pola aktivitas – latihan
Kegiatan sehari-hari yang dilakukan
Waktu luang
Rekreasi
Jenis, jumlah dan kualitas olahraga
Faktor yang mengganggu aktifitas
e. Pola kognitif – persepsi
Kelengkapan indra
Kompensasi atau prostesi dalam penggunaan panca indra
Persepsi rasa sakit dan pengelolaannya
Kemampuan fungsional kognitif ( bahasa, memori, penilaian, dan pengambilan
keputusan)
f. Pola tidur – istirahat
Periode tidur dan istirahat
Kualitas kuantitas tidur dan istirahat
Gangguan tidur
Penggunaan alat bantu tidur, misal obat tidur.
g. Pola persepsi diri dan konsep diri
Sikap klien tentang diri
Citra tubuh dan pola umum emosional
h. Pola peran – hubungan
Peran utama klien dan tanggung jawab
Universitas Sumatera Utara
Gangguan dalam keluarga atau hubungan sosia
i. Pola seksualitas dan reproduksi
Pola kepuasan dan ketidakpuasan dengan seksualitas
Pola reproduksi
Gangguan dalam seksualitas
Masalah pada alat reproduksi
j. Pola koping – toleransi stress
Cara penanganan stress
Kemempuan mengelola tekanan
k. pola nilai dan kepercayaan
Spiritual
Apa yang dianggap penting dalam hidup klien?
Konflik dalam nilai dan keyakinan
Harapan terkait dengan kesehatan
1. Validasi data
2. Pencatatan dan pendokumentasian informasi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rutami
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 01 April 1990
Agama : Kristen Protestan
Alamat Rumah : Dusun IV Desa Penggalangan, Kec.Sei Bamban, Sergai
Riwayat Pendidikan :1. TK Swasta R.A KARTINI Tebing Tinggi (1995-
1996)
2. SD Swasta R.A KARTINI Tebing Tinggi (1996-
2002)
3. SLTP Negeri 8 Tebing Tinggi (2002-2005)
4. SMA Negeri 1 Tebing Tinggi (2005-2008)
5. Fakultas Keperawatan USU (2008)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11
Jadwal Penelitian
No Kegiatan September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Mengajukan judul
2. Menetapkan judul penelitan
3.
Menyelesaikan proposal penelitian
4. Mengajukan sidang proposal
5. Sidang proposal
6. Revisi proposal
7. Mengajukan izin penelitian
8. Pengumpulan data
9. Analisa data
10. Penyusunan skripsi
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12
Taksasi Dana Penelitian
1. PROPOSAL
− Biaya rental dan print proposal Rp 20.000
− Biaya internet Rp 50.000
− Fotocopy perbanyak proposal Rp 20.000
− Fotocopy sumber tinjauan kepustakaan Rp 60.000
− Biaya sidang proposal Rp 80.000
2. PENGUMPULAN DATA
− Transportasi Rp 250.000
− Fotocopy lembar observasi, data demografi, dan inform concern Rp 20.000
− Biaya penelitian Rp 300.000
3. ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN
− Biaya rental dan print Rp 150.000
− Penjilidan Rp. 100.000
− Fotocopy laporan penelitian Rp. 40.000
− CD Rp. 10.000
− Sidang Skripsi Rp. 250.000 +
Total Rp 1.350.000
Universitas Sumatera Utara