repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view...

197
Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif Camat Di Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan merupakan gambaran secara umum dari judul penelitian yang dirumuskan dalam suatu metode yang sistematis. Bab ini akan menguraikan dan menjelaskan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka konseptual, dan metode penelitian. 1.1. Latar Belakang Runtuhnya rezim orde baru yang ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto dari kekuasaan pada tahun 1998 telah membawa berbagai perubahan mendasar bagi kehidupan politik di Indonesia. Amandemen UUD 1945 merupakan produk masa transisi pasca orde baru tersebut yang mempunyai implikasi amat luas bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di bidang politik. Selain itu pemberlakuan UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian diganti menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur Otonomi Daerah juga membawa implikasi mendasar dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Salah 1

Transcript of repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view...

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan merupakan gambaran secara umum dari judul

penelitian yang dirumuskan dalam suatu metode yang sistematis. Bab ini

akan menguraikan dan menjelaskan tentang latar belakang, permasalahan,

tujuan dan manfaat penelitian, kerangka konseptual, dan metode penelitian.

1.1.Latar Belakang

Runtuhnya rezim orde baru yang ditandai dengan turunnya Presiden

Soeharto dari kekuasaan pada tahun 1998 telah membawa berbagai

perubahan mendasar bagi kehidupan politik di Indonesia. Amandemen UUD

1945 merupakan produk masa transisi pasca orde baru tersebut yang

mempunyai implikasi amat luas bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,

khususnya di bidang politik. Selain itu pemberlakuan UU No. 22 Tahun 1999

yang kemudian diganti menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah yang mengatur Otonomi Daerah juga membawa

implikasi mendasar dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Salah satu

institusi yang mengalami dampak mendasar akibat pemberlakuan UU No. 32

Tahun 2004 itu adalah kecamatan. Dalam UU No. 32 Tahun 2004 tersebut

kecamatan tidak lagi merupakan suatu wilayah kekuasaan pemerintahan,

melainkan sebagai satuan wilayah kerja atau pelayanan. Status kecamatan

kini merupakan perangkat daerah kabupaten/kota yang setara dengan dinas

dan lembaga teknis daerah, bahkan setara dengan kelurahan. Hal ini

dinyatakan dengan jelas dalam Pasal 120 ayat (2) dari UU No. 32 Tahun

1

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

2004 tersebut, yakni : “Perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas

sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah,

kecamatan dan kelurahan”.1

Sejalan dengan itu, camat tidak lagi ditempatkan sebagai kepala

wilayah dan wakil pemerintah pusat seperti dalam UU No. 5 Tahun 1974,

melainkan sebagai perangkat daerah. Camat merupakan “perpanjangan

tangan” bupati. Seperti dikatakan Kertapradja (2007) bahwa:

“Camat tidak lagi berkedudukan sebagai kepala wilayah kecamatan dan sebagai alat pemerintah pusat dalam menjalankan tugas-tugas dekonsentrasi, namun telah beralih menjadi perangkat daerah dalam lingkungan wilayah kecamatan”.2

Dilihat dari sumbernya, kewenangan dapat dibedakan menjadi 2 (dua)

macam yaitu kewenangan atributif dan kewenangan delegatif. Kewenangan

atributif adalah kewenangan yang melekat dan diberikan kepada suatu

institusi atau pejabat berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan kewenagan delegatif adalah kewenagan yang berasal dari

pendelegasian kewenangan dari institusi atau pejabat yang lebih tinggi

tingkatannya.3

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, camat selain

menerima kewenangan yang bersifat delegatif juga memiliki kewenagan yang

bersifat atributif. Hal ini juga diperjelas dalam PP Nomor 19 Tahun 2008

dalam Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2). Dalam Pasal 126 UU No. 32 Tahun

1 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah.2 Rilus A Kinseng, Kelembagaan dan Tata Pemerintahan Kecamatan, Bogor, Hal. 2.3 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 22.

2

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

2004 ayat (3), atau dalam PP Nomor 19 Tahun 2008 pada Pasal 15 ayat (1),

tugas umum pemerintahan yang dimaksud yang juga merupakan kewenagan

atributif meliputi:4

a. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

b. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum;

c. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan;

d. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum;

e. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan;

f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

dan

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa

atau kelurahan.

Kemudian dalam Pasal 15 ayat (2) PP Nomor 19 Tahun 2008

dijelaskan bahwa :” Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) camat

melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh

bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang

meliputi aspek:

4 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008

3

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

a. Perizinan;

b. Rekomendasi;

c. Koordinasi;

d. Pembinaan;

e. Pengawasan;

f. Fasilitasi;

g. Penetapan;

h. Penyelenggaraan; dan

i. Kewenangan lain yang dilimpahkan.”

Sedangkan pada ayat (5) Pasal 15 PP Nomor 19 Tahun 2008 lebih

jauh menegaskan tentang ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan

tugas dan wewenang camat diatur dengan peraturan bupati/walikota.

Perubahan pada UU No. 32 Tahun 2004 yang memberikan kewenagan

kepada camat antara lain kewenagan atributif dan kewenagan delegatif

dipandang sebagai penyempurnaan atas UU No. 5 Tahun 1974 dan UU No.

22 Tahun 1999.5

Kecamatan Sumarorong merupakan salah satu kecamatan yang

sedikit telah mengalami pertumbuhan dan kemajuan dalam berbagai bidang

bila dibandingkan beberapa kecamatan yang terdapat di Kabupaten Mamasa.

Secara umum, masyarakat Sumarorong merupakan masyarakat yang

bercorak agraris, bidang pertanian merupakan ujung tombak sistem

5 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 35.

4

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

ketahanan pangan masyarakat meskipun di bidang lain seperti perkebunan,

peternakan, perikanan, kehutanan, dan sebagainya juga menjadi prioritas

dalam sistem kehidupan masyarakat Sumarorong. Dari segi Sumber Daya

Alam (SDA), Sumarorong dapat dianggap sebagai kecamatan yang potensial

dalam sistem otonomi daerah saat ini.

Camat sebagai ujung tombak pemerintah daerah secara jelas dalam

UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 126 ayat (3) menyatakan bahwa camat

menjalankan tugas umum pemerintahan yang dalam pembahasan di atas

disebut sebagai kewenangan atributif. Camat diharapkan mampu melihat

potensi wilayah yang dimiliki dan ikut bertanggungjawab dan bertugas dalam

hal kemajuan masyarakat dan lingkungan wilayah kerjanya. Persoalannya

adalah kewenangan yang dimiliki camat dalam menjalankan tugas umum

pemerintahan lebih banyak hanya sebatas mengkoordinasikan. Dari hasil

studi pendahuluan yang dilakukan di Kecamatan Sumarorong, pelaksanaan

tugas dan tanggungjawab camat lebih banyak mengarah pada suatu posisi

camat yang tidak startegis dalam pengambilan keputusan. Camat

menafsirkan bahwa posisinya yang hanya sebatas dikoordinasikan dan

mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan dalam wilayah kecamatan

menyebabkan pelaksanaan tugas yang tidak jelas. Sebagai cantoh:

pelaksanaan tugas dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, penegakan

peraturan perundang-undangan, ketentraman dan ketertiban umum,

pembinaan, dan pelayanan kepada masyarakat telah terbagi habis pada

semua UPTD, Instansi Vertikal, dan SKPD yang ada di daerah sehingga

5

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

posisi camat dalam menjalankan kewenangan oleh undang-undang pun tidak

terlalu rinci. Konsekuensinya adalah pelaksanaan kewenangan camat

sebagai pimpinan SKPD kecamatan tidak terlalu nampak dan dirasakan oleh

masyarakat.

Permasalahan pelaksanaan kewenangan atributif yang kini dimiliki

oleh camat menarik menjadi suatu fokus masalah penelitian untuk

mengetahui seberapa jauh camat berpengaruh terhadap penyelenggaraan

pemerintahan kecamatan. Dengan demikian judul “Studi Pelaksanaan

Kewenagan Camat Di Kecamatan Sumarorong (Studi Kasus Pelaksanaan

Kewenagan Atributif)” diharapkan memberikan gambaran yang real tentang

pelaksanaan kewenangan camat di era otonomi daerah.

1.2.Permasalahan

1.2.1. Identifikasi Masalah

Dalam penyelenggaraan pemerintahan kecamatan di era otonomi

daerah tentu tidak terlepas dari berbagai masalah. Adapun masalah-masalah

yang dapat diidentifikasi berdasarkan studi perndahuluan yang telah

dilakukan di Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa adalah sebagai

berikut:

a. Pemberlakuan UU Nomor 32 Tahun 2004, dan PP Nomor 19 Tahun

2008 menyebabkan seorang camat harus lebih proaktif dalam

menjalankan tugas umum pemerintahan. Meski demikian hal ini belum

sepenuhnya nampak pada Kecamatan Sumarorong;

6

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

b. Adanya persepsi dan penafsiran yang sempit terhadap posisi camat

berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 dan PP 19 Tahun 2008 dalam

menyelenggarakan pemerintahan kecamatan.

1.2.2. Pembatasan Masalah

Kajian mengenai Studi Pelaksanaan Kewenangan Camat di

Kecamatan Sumarorong ini merupakan suatu kajian yang sangat luas.

Mengingat berbagai keterbatasan, penelitian terlebih dahulu diprioritaskan

pada 2 (dua) aspek yaitu: pertama, pelaksanaan kewenangan Camat

Sumarorong tentang tugas umum pemerintahan. Kedua, faktor-faktor yang

berpengaruh dalam pelaksanaan kewenagan atributif camat. Kemudian

ruang lingkup masalah akan dibatasi pada masa periode Bupati Mamasa

Tahun 2008/2013.

1.2.3. Perumusan Masalah

Berangkat dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,

maka masalah penelitiannya dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana pelaksanaan kewenangan atributif Camat Sumarorong?

b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan kewenagan

atributif Camat Sumarorong?

1.3.Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini untuk merumuskan tata pemerintahan

kecamatan bidang kewenangan, sedangkan tujuannya antara lain:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan kewenangan atributif Camat

Sumarorong dalam penyelenggaraan pemerintahan kecamatan;

7

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

kewenangan atributif Camat Sumarorong.

1.4.Manfaat Penelitian

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi

Pemerintah Kabupaten Mamasa secara khusus Kecamatan Sumarorong

sebagai bahan pembuatan kebijakan mengenai pelaksanaan kewenangan

oleh Camat Sumarorong dalam penyelenggaraan pemerintahan kecamatan.

Sedangkan secara akademis, diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu

pemerintahan khususnya model/desain tata pemerintahan kecamatan di era

otonomi daerah secara khusus tentang kewenangan atributif camat.

1.5.Kerangka Konseptual

1.5.1. Konsep Kewenangan

Untuk melaksanakan fungsi pemerintahan, kekuasaan dan

kewenangan sangatlah penting. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), kata ”wewenang” memiliki arti :

a. Hak dan kekuasaan untuk bertindak; kewenangan;

b. Kekuasaan membuat keputusan, memerintah dan melimpahkan

tanggungjawab kepada orang lain;

c. Fungsi yang boleh dilaksanakan.

Sedangkan “kewenangan” memiliki arti:

a. Hak berwenang;

b. Hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk melakukan sesuatu;

Selain itu “kekuasaan” dalam KBBI memiliki arti:

8

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

a. Kuasa (untuk mengurus, memerintah, dan sebaginya)

b. Kemampuan, kesanggupan;

c. Daerah (tempat dsb) yang dikuasai;

d. Kemampuan orang atau golongan, untuk menguasai orang atau

golongan lain berdasarkan kewibawaan, wewenang, kharisma, atau

kekuasaan fisik;

e. Fungsi menciptakan dan memantapkan kedamaian, keadilan serta

mencegah dan menindak ketidakdamaian atau ketidakadilan.6

Sedangkan Soekanto (2003) menguraikan beda antara kekuasaan

dan wewenang bahwa:

“Setiap kemampuan untuk memengaruhi pihak lain dapat dinamakan kekuasaan, sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai dukungan atau mendapat pangkuan dari masyarakat”.7

Kewenangan atau wewenang adalah suatu istilah yang biasa

digunakan dalam lapangan hukum publik; namun sesunggunya terdapat

perbedaan diantara keduanya. Kewenangan adalah apa yang disebut

“kekuasaan formal”, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan yang diberikan

oleh undang-undang atau legislatif dari kekuasaan eksekutif atau administrtif.

Karenanya, merupakan kekuasaan dari segolongan orang tertentu atau

kekuasaan terhadap suatu bidang pemerintahan atau urusan pemerintahan

tertentu yang bulat. Sedangkan wewenang hanya mengenai suatu bagian

6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Pertama Edisi III, Jakarta: Balai Pustaka. Hal. 12727 Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Hal. 91-92

9

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

tertentu dari kewenangan. Wewenang (authority) adalah hak untuk memberi

perintah, dan kekuasaan untuk meminta dipatuhi.8

Berdasarkan sumbernya, kewenangan dapat dibedakan menjadi 2

(dua) macam yaitu kewenangan atributif dan kewenangan delegatif.

Kewenangan atributif adalah kewenangan yang melekat dan diberikan

kepada suatu institusi atau pejabat berdasarkan peraturan perundang-

undangan. Sedangkan kewenagan delegatif adalah kewenagan yang berasal

dari pendelegasian kewenangan dari institusi atau pejabat yang lebih tinggi

tingkatannya.9

1.5.3. Pelaksanaan dan Pelimpahan Kewenangan

Apabila bupati/walikota belum mendelegasikan sebagian kewenangan

pemerintahan kepada camat, apakah tidak mempunyai kewenangan apa-

apa? Mengenai hal ini ada dua pandangan. Pertama, mengatakan bahwa

camat praktis tidak lagi mampu menjalankan fungsi dengan baik, karena

camat tidak dapat mengambil keputusan-keputusan strategis yang berkaitan

kepentingan publik karena dapat menimbulkan implikasi hukum yang

melemahkan bagi camat. Kedua, di dalam pemerintahan tidak boleh ada

kekosongan kekuasaan, dengan demikian apabila belum ada ketentuan yang

baru, maka ketentuan lama masih dapat digunakan, yang terpenting

8 Ibid9 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 22.

10

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

pelayanan kepada masyarakat tidak terlantar (prinsip mengutamakan

kepentingan umum atau salus populi suprema lex).10

Merujuk pendapat Wasistiono (2005) bahwa:

“Tugas adalah pekerjaan yang berkaitan dengan status yang harus ditunaikan oleh seseorang. Sedangkan kewenangan adalah kekuasaan yang sah (legitimate power) atau kekuasaan yang terlembagakan (institusinalized power). Kekuasaan pada dasarnya adalah merupakan kemampuan yang membuat seseorang atau orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Dalam pengertian administtrasi, hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan bersama (organisai). Dengan demikian disimpulkan bahwa dalam kewenangan terdapat kekuasaan dan sebaliknya. Jadi kewenangan dan kekuasaan pada dasarnya merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan”.11

Menurut Ensiklopedia Administrasi, sebagaimana dikutip oleh

Wasistiono (2005), bahwa:

“Wewenang adalah hak seseorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan berhasil. Sedangkan yang disebut tanggung jawab adalah keharusan pada seseorang pejabat untuk melaksanakan secara selayaknya segala sesuatu yang telah dibebankan kepadanya. Kewajiban adalah tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Antara tugas, wewenang, tanggung jawab, dan kewajiban mempunyai kaitan sangat erat yang dapat dibedakan tetapi sulit untuk dipisahkan”.12

Terry (1960) menyatakan bahwa:

”Authority is the power or the right to act, to command, or to exact action by others”. Kewenangan berkaitan dengan kekuasaan atau hak untuk melakukan atau memerintah, atau mengambil tindakan melalui orang lain. Pada bagian lain Wasistiono (2005) mengemukakan bahwa pelimpahan kewenangan dari seorang eksekutif atau unit organisasi kepada yang lain adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Sedangkan menurut Terry (1960) bahwa: “Delegation means confreing authority from one exsecutive or organizasional unit to another in order

10 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 48.11 Ibid12 Ibid

11

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

to accomplish particular assignment”. Artinya pelimpahan kewenangan dapat berasal dari seseorang pejabat eksekutif atau satu unit organisasional. Selanjutnya Terry (1960:300) mengemukakan tentang adanya dua alasan penting mengenai perlunya pelimpahan kewenangan, yaitu: (1) Kemampuan seseorang menangani pekerjaan ada batasnya; (2) Perlu adanya pembagian tugas dan kaderisasi kepemimpinan”.13

Agar pelimpahan kewenangan dapat efektif, maka perlu

memperhatikan prinsip-prinsip sebagaimana dikemukakan oleh Donnel and

Weihrich (1980). Menurut pendapat mereka, terdapat 7 (tujuh) prinsip untuk

melakukan pelimpahan kewenangan, yaitu:

a. Principle of delegation by result expected

Bahwa pelimpahan didasarkan pada hasil yang dapat diperkirakan,

maksudnya adalah pelimpahan diberikan berdasarkan tujuan dan rencana

yang telah disiapkan sebelumnya.

b. Principle of functional definition

Pelimpahan berdasarkan prinsip defenisi fungsional. Berdasarkan

prinsip ini dimaksudkan bahwa pelimpahan kewenangan hendaknya

didasarkan pertimbangan-pertimbangan fungsional agar pekerjaan atau

tugas tertentu dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efesien.

c. Scalar Principle

Prinsip berurutan berdasarkan hierarki jabatan. Maksudnya adalah

bahwa kewenangan yang diberikan hendaknya dilimpahkan secara berurutan

dari jabatan tertinggi hingga jabatan dibawahnya.

d. Authority level principle

13 Ibid

12

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Prinsip jenjang kewenangan, dimana prinsip ini mengharapkan adanya

pelimpahan secara bertahap berdasarkan tingkat kewenangan yang dimiliki

pejabat atau satu unit organisasi tertentu.

e. Authority of unity of command

Yaitu prinsip kesatuan komando. Prinsip ini menekankan akan

pentingnya satu kesatuan komando dalam pelimpahan kewenangan.

f. Principle of absoluteness of responsibility

Mengharapkan pelimpahan kewenangan diimbangi dengan pemberian

tanggung jawab yang penuh kepada pihak yang diberi delegasi kewenangan,

sehingga pihak yang melimpahkan tidak seharusnya terlalu campur tangan

terhadap urusan yang sudah dilimpahkannya.

g. Principle of parity of authority of responsibility

Prinsip keseimbangan dan tanggung jawab, artinya bahwa

kewenangan yang dilimpahkan harus dibarengi tanggung jawab yang

seimbang.14

1.5.3. Kewenangan Camat

Menurut Pasal 126 ayat (3) dan PP Nomor 19 Tahun 2008 pada Pasal

15 ayat (1), camat melaksanakan tugas umum pemerintahan yang

merupakan kewenangan artibutif yang meliputi:

a. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

14 Sadu Wasistiono,dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 49-50

13

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

b. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum;

c. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan;

d. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum;

e. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan;

f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

dan

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa

atau kelurahan.15

Tugas camat dalam mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan

masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a PP

Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:

a. Mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam

perencanaan pembangunan lingkup kecamatan dalam forum

musyawarah perencanaan pembangunan di desa/kelurahan dan

kecamatan;

15 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008

14

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit

kerja baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja

dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan;

c. Melakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan

masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja

pemerintah maupun swasta;

d. Melakukan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat

sesuai dengan peraturan perundang -undangan; dan

e. Melaporkan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah

kerja kecamatan kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada

satuan kerja perangkat daerah yang membidangi urusan

pemberdayaan masyarakat.16

Tugas camat dalam mengoordinasikan upaya peyelenggaraan

ketenteraman dan ketertiban umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

ayat (1) huruf b PP Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:

a. Melakukan koordinasi dengan kepolisian Negara Republik Indonesia

dan/atau Tentara Nasional Indonesia mengenai program dan kegiatan

penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum di wilayah

kecamatan;

b. Melakukan koordinasi dengan pemuka agama yang berada di wilayah

kerja kecamatan untuk mewujudkan ketenteraman dan ketertiban

umum masyarakat di wilayah kecamatan; dan

16 Ibid

15

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

c. Melaporkan pelaksanaan pembinaan ketenteraman dan ketertiban

kepada bupati/ walikota.17

Tugas camat dalam mengoordinasikan penerapan dan penegakan

peraturan perundang - undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

ayat (1) huruf c PP Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:

a. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang

tugas dan fungsinya di bidang penerapan peraturan perundang-

undangan;

b. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang

tugas dan fungsinya di bidang penegakan peraturan perundang-

undangan dan/atau Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

c. Melaporkan pelaksanaan penerapan dan penegakan peraturan

perundang - undangan di wilayah kecamatan kepada bupati/walikota.18

Tugas camat dalam mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan

fasilitas pelayanan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)

huruf d PP Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:

a. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan/atau

instansi vertikal yang tugas dan fungsinya di bidang pemeliharaan

prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

b. Melakukan koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan

pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan

17 Ibid18 Ibid

16

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

c. Melaporkan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas

pelayanan umum di wilayah kecamatan kepada bupati/walikota.19

Tugas camat dalam mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan di tingkat kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

ayat (1) huruf e PP Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:

a. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan

instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

b. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan

kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

c. Melakukan evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di

tingkat kecamatan; dan

d. Melaporkan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan kepada bupati/walikota.20

Tugas camat dalam membina penyelenggaraan pemerintahan desa

dan/atau kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf f

PP Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:

a. Melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi

pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

b. Memberikan bimbingan, supervisi, fasilitasi, dan konsultasi

pelaksanaan administrasi desa dan/atau kelurahan;

19 Ibid20 Ibid

17

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

c. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kepala desa

dan/atau lurah;

d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat desa

dan/atau kelurahan;

e. Melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau

kelurahan di tingkat kecamatan; dan

f. Melaporkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan di tingkat

kecamatan kepada bupati/walikota.21

Tugas camat dalam melaksanakan pelayanan masyarakat yang

menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan

pemerintahan desa atau kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

aya t (1) huruf g PP Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:

a. Melakukan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di

kecamatan;

b. Melakukan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di

wilayahnya;

c. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

pelayanan kepada masyarakat di kecamatan;

d. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kepada

masyarakat di wilayah kecamatan;

21 Ibid

18

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

e. Melaporkan pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di

wilayah kecamatan kepada Bupati/Walikota.22

1.5.4. Faktor-Faktor Berpengaruh

Tugas umum pemerintahan sebagai kewenangan atributif camat

mencakup tiga jenis kewenangan yakni kewenangan melakukan koordinasi

yang meliputi lima bidang kewenangan, kewenangan melakukan pembinaan,

serta kewenangan pelayanan kepada masyarakat. Kewenangan koordinasi

dan pembinaan merupakan bentuk pelayanan secara tidak langsung (indirect

service), karena yang dilayani adalah entitas pemerintahan lainnya sebagai

pengguna (users), meskipun pengguna akhirnya (end users) tetap

masyarakat. Sedangkan kewenangan pemberian pelayanan kepada

masyarakat, pengguna maupun pengguna akhirnya sama yakni masyarakat

ini dapat dikategorikan sebagai pelayanan secara langsung (direct

services).23 Kecamatan sebagai organisasi pemerintahan diciptakan untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat, oleh karenanya diperlukan

sumber daya seperti keuangan yang cukup, personil yang berkemampuan,

logistik/sarana dan prasarana, lingkungan, dll.

Guna mencapai efektifitas organisasi pemerintahan, Forland

(1967:394) mengemukakan ada 4 (empat) faktor penentu, yaitu:

1. Kewenangan dan tanggungjawab yang jelas;

2. Pengawasan dan pengamatan yang saksama;

22 Ibid23 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 34-35.

19

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

CamatKewenagan atributifKewenangan Menggordinasikan, Membina, dan Pelayanan

Masyarakat

Pelaksanaan Kewenangan

Prinsip-Prinsip Kewenangan:Hasil

Defenisi fungsi Kejelasan hierarki jabatan terhadap kewenangan

Jenjang kewenanganKesatuan komando

Tanggungjawab yang penuh/jelasKeseimbangan kewenangan

Unit Kerja(Pemerintah/Swasta)

Faktor-Faktor yang berpengaruh:

Kejelasan kewenangan dan pengaturannyaKejelasan tanggungjawab

Kompetensi camat Pengawasan

Sarana dan prasaranaPembiayaan/anggaran

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

3. Fasilitas-fasilitas yang efektif;

4. Menggunakan kemampuan/kualitas pemimpin.24

Permasalahan dan kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian

ini dapat disederhanakan seperti berikut.

Gambar 1.1Kerangka Konseptual Penelitian

24 Siti Aisyah dan H.M. Aries Djaenuri, Koordinasi Pemerintahan Daerah, Hal. 78

20

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

1.6.Metode Penelitian

1.6.1. Lokasi Penelitian

Berdasakan judul penelitian, maka penelitian ini berlokasi di wilayah

Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat.

1.6.2. Tipe Penelitian

Tipe Penelitian adalah tipe penelitian deskriptif yaitu suatu tipe

penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran atau lukisan situasi

secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai objek yang diteliti di mana

hasil deskriptif dilanjutkan dengan penjelasan secara rinci dan mendetail

tentang situasi dan kondisi pelaksanaan kewenangan camat di Kecamatan

Sumarorong Kabupaten Mamasa.

1.6.3. Informan

Informan merupakan pihak yang dapat memberikan informasi tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan fokus penelitian.25 Informan yang akan

diwawancarai di dalam penelitian ini tidak hanya terbatas di kalangan pejabat

pemerintah kecamatan yang bertanggung jawab dalam kewenanagan camat,

tetapi juga kalangan di luar unsur Pemerintah Kecamatan.

25 Abdullah;2003

21

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Adapun informan yang diyakini akan dapat memberikan data dan atau

informasi yang tepat dan akurat di dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Bupati/Sekertaris Daerah Kabupaten Mamasa;

b. Asisten Bupati Bidang Pemerintahan;

c. Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Mamasa;

d. Camat Sumarorong;

e. Instansi Vertikal yang ada di Kecamatan Sumarorong;

f. Lurah yang ada di wilayah Kecamatan Sumarorong;

g. Kepala Desa yang ada di wilayah Kecamatan Sumarorong;

h. Kepala Dinas Teknis Daerah/Unit Pelaksana Teknis Daerah yang ada

di Kecamatan Sumarorong;

i. Tokoh Masyarakat;

1.6.4. Sumber Data

Dari penelitian ini data yang diperoleh berdasarkan sumbernya dapat

diklasifikasikan menjadi dua sumber yaitu :

a. Data Primer, yaitu suatu obyek atau dokumken original-material materi

mentah dari pelaku yang disebut “first-hand information”. Data yang

dikumpulkan dari situasi aktual ketika peristiwa terjadi dinamakan data

primer.26 Data tersebut dapat diperoleh dari hasil wawancara

26 Dr. Ulber Silalahi, MA. 2010. Metode Penelitian Sosial. Penerbit: Refika Aditama, Bandung. Hal 289.

22

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

berdasarkan pedoman yang telah dibuat serta pengamatan secara

langsung terhadap informan;

b. Data sekunder, merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua

atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian

dilakukan. Sumber sekunder meliputi komentar, interpretasi, atau

pembahasan tentang materi original.27 Data berupa dokumen-

dokumen, catatan-catatan, laporan-laporan maupun arsip-arsip resmi,

yang dapat mendukung kelengkapan data primer.

Penggunaan data primer dan data sekunder secara bersama-sama

dimaksudkan agar saling melengkapi yang disesuaikan dengan keperluan

penelitian, selain itu hal ini dilakukan sekaligus untuk perbandingan data yang

diperoleh.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu :

a. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan

pengamatan langsung terhadap objek penelitian;

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti secara

langsung mengadakan tanya jawab dengan nara sumber. Wawancara

merupakan percakapan yang berlangsung secara sistematis dan

terorganisasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara

dengan sejumlah orang sebagai informan atau yang diwawancarai

untuk mendapatkan sejumlah informasi yang berhubungan dengan

27 Ibid. Hal. 291.

23

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

masalah yang diteliti. Hasil percakapan tersebut dicatat atau direkam

oleh pewawancara.28

c. Studi kepustakaan (library research), yaitu dengan membaca buku,

majalah, surat kabar, dokumen-dokumen, undang-undang dan media

informasi lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti;

d. Penelusuran data online, data yang dikumpulkan menggunakan teknik

ini seperti studi kepustakaan di atas. Namun yang akan membedakan

hanya media tempat pengambilan data atau informasi. Teknik ini

memanfaatkan data online, yakni menggunakan fasilitas internet.

1.6.5. Defenisi Operasional

Setelah berbagai uraian konsep tentang kegiatan penelitian

dipaparkan maka untuk mempermudah memahami tujuan penelitian, yang

dimaksud dengan pelaksanaan kewenagan atributif camat adalah

penyelenggaraan pemerintahan di Kecamatan Sumarorong berdasarkan UU

Nomor 32 Tahun 2004 tentang tugas umum pemerintahan, yaitu:

a. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

b. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum;

c. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan;

d. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum;

28 Ibid. Hal. 312.

24

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

e. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan;

f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau

kelurahan;dan

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa

atau kelurahan.

Dengan indikator:

1) Prinsip-prinsip kewenangan:

a) Hasil (efektif/efesien)

b) Defenisi fungsi (jelas dan terarah)

c) Kejelasan hierarki jabatan terhadap kewenangan

d) Jenjang kewenangan

e) Kesatuan komando

f) Tanggungjawab yang penuh/jelas

g) Keseimbangan kewenangan

2) Faktor-faktor yang berpengaruh:

a) Kejelasan kewenangan dan pengaturannya

b) Kejelasan tanggungjawab

c) Kompetensi camat

d) Pengawasan

e) Sarana dan prasarana

f) Pembiayaan/anggaran

25

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

1.6.6. Teknik Analisis Data

Di dalam penelitian ini, untuk menganalisis data yang telah

dikumpulkan dan diseleksi digunakan teknik analisis data deskriptif-kualitatif,

yaitu data-data yang telah dihimpun dan dikumpulkan baik primer maupun

sekunder selanjutnya disusun, dianalisis, diinterpretasikan untuk kemudian

dapat diambil kesimpulan sebagai jawaban atas masalah yang diteliti.

Pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan secara induktif yaitu

dari data dan fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian

dari fakta atau peristiwa yang khusus itu digeneralisasikan atau dianalisis

ketingkat abstraksi yang lebih tinggi.

26

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Konsep Pelaksanaan

Pelaksanaan sering disejajarkan dengan kata “actuating” dalam

prinsip-prinsip manajemen. Actuating atau tahap pelaksanaan merupakan

penerapan atau implementasi dari rencana yang telah ditetapkan dan

diorganisasikan. Actuating merupakan langkah-langkah pelaksanaan rencana

di dalam kondisi nyata yang melibatkan segenap anggota organisasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Terry dalam Skarna (1992:b2),bahwa:29

“Pelaksanaan adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan”.

29 G.R.Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, PT Bumi Aksa:Jakarta. Hal. 17

27

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Oleh karena itu, tercapainya tujuan bukan hanya tergantung pada

penggerakan dan pengawasan. Perencanaan dan pengorganisasian

hanyalah merupakan landasan yang kuat untuk adanya penggerak yang

terarah kepada sasaran yang dituju. Penggerakan tanpa perencanaan tidak

akan berjalan efektif dikarenakan dalam perencanaan itulah ditentukan

tujuan, biaya, standar, metode kerja, prosedur, dan program.(Sukarna, 1992).

Actuating menurut Terry (2008) disebut juga “gerakan aksi” mencakup

kegiatan yang dilakukan seorang manajer untuk mengawali dan melanjutkan

kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian

agar tujuan-tujuan tercapai. Actuating mencakup penetapan dan pemuasan

kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya, memberi penghargaan,

memimpin, mengembangkan dan memberi kompensasi kepada mereka.30

Menurut Kasmir (2007), Actuating atau menggerakkan adalah proses

untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam

menjalankan organisasi, para pemimpin atau manajer harus menggerakkan

bawahannya (para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah

ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk, dan

motivasi. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan berpedoman pada

rencana yang telah disusun.

2.2.Konsep Kewenangan

Kewenangan sering disejajarkan dengan istilah wewenang. Istilah

wewenang digunakan dalam bentuk kata benda dan sering disejajarkan

30 Ibid

28

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

dengan istilah “bevoegheid” dalam istilah hukum Belanda. Menurut Hadjon,

jika dicermati ada sedikit perbedaan antara istilah kewenangan dengan istilah

“bevoegheid”. Perbedaan tersebut terletak pada karakter hukumnya. Istilah

“bevoegheid” digunakan dalam konsep hukum publik maupun dalam hukum

privat. Dalam konsep hukum Indonesia istilah kewenangan atau wewenang

seharusnya digunakan dalam konsep hukum publik.31

Syafrudin (2000) berpendapat ada perbedaan antara pengertian

kewenangan dan wewenang. Perlu membedakan antara kewenangan

(authority, gezag) dengan wewenang (competence, bevoegheid).

Kewenangan adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang

berasal dari kekuasaan yang diberikan oleh undang-undang, sedangkan

wewenang hanya mengenai suatu “onderdeel” (bagian) tertentu saja dari

kewenangan. Di dalam kewenangan terdapat wewenang-wewenang

(rechtsbe voegdheden). Wewenang merupakan lingkup tindakan hukum

publik, lingkup wewenang pemerintahan, tidak hanya meliputi wewenang

membuat keputusan pemerintah (bestuur), tetapi meliputi wewenang dalam

rangka pelaksanaan tugas, dan memberikan wewenang serta distribusi

wewenang utamanya ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.32

31 Phillipus M. Hadjon, Op Cit, h. 2032 Ateng Syafrudin, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan Bertanggung Jawab, Jurnal Pro Justisia Edisi IV,( Bandung, Universitas Parahyangan, 2000), h. 22

29

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Secara yuridis, pengertian wewenang adalah kemampuan yang

diberikan oleh peraturan perundang-undangan untuk menimbulkan akibat-

akibat hukum.33

Pengertian wewenang menurut Stoud (2004) adalah:

“Bevoegheid wet kan worden omscrevenals het geheel van bestuurechttelijke bevoegdheden door publiekrechtelijke rechtssubjecten in het bestuurechttelijke rechtsverkeer”. (Wewenang dapat dijelaskan sebagai keseluruhan aturan-aturan yang berkenaan dengan perolehan dan penggunaan wewenang pemerintah oleh subjek hukum publik dalam hukum publik).34

Dari berbagai pengertian, kewenangan (authority) memiliki pengertian

yang berbeda dengan wewenang (competence). Kewenangan merupakan

kekuasaan formal yang berasal dari undang-undang. Terry (1960)

menyatakan bahwa:”authority is the power or the right to act, to command, or

to exact action by others”. Kewenangan berkaitan dengan kekuasaan atau

hak untuk melakukan atau memerintah, atau mengambil tindakan melalui

orang lain. Sedangkan wewenang adalah suatu spesifikasi dari kewenangan,

artinya barang siapa (subyek hukum) yang diberikan kewenangan oleh

undang-undang, maka ia berwenang untuk melakukan sesuatu yang tersebut

dalam kewenangan itu.

33 Indroharto, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, dalam Paulus Efendie Lotulung, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), h. 6534 Stout HD, de Betekenissen van de wet, dalam Irfan Fachruddin, Pengawasan Peradilan Administrasi terhadap Tindakan Pemerintah, Bandung: Alumni, 2004, hal.4

30

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Otoritas atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan sebutan

wewenang merupakan suatu pengertian yang kompleks. Berikut ini beberapa

definisi para ahli mengenai wewenang:35

Robert Bierstedt dalam bukunya Analysis of Social Power menyatakan: “wewenang adalah kekuasaan yang dilembagakan”

Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan dalam buku Power and Society menyatakan: “wewenang adalah kekuasaan formal”

Stepphen P. Robbins dalam bukunya Organisational Theory yang menyatakan bahwa: “wewenang adalah hak untuk bertindak atau untuk memerintahkan orang lain untuk bertindak ke arah pencapaian organisasi”.

Max Weber mengusulkan teori otoritas yang mencakup tiga jenis dalam esainya "Tiga jenis pemerintahan yang sah". Tiga jenis otoritas tersebut adalah:

Otoritas Tradisional

Otoritas tradisional disahkan oleh kesucian tradisi. Kemampuan dan hak untuk mengatur diwariskan melalui keturunan. Tidak mengubah waktu, tidak memfasilitasi perubahan sosial, cenderung tidak rasional dan tidak konsisten, dan melanggengkan status quo. Bahkan, Weber menyatakan: "Pembentukan undang-undang baru yang berlawanan norma-norma tradisional dianggap tidak mungkin pada prinsipnya." Otoritas tradisional biasanya diwujudkan dalam feodalisme atau patrimordialisme.

Otoritas Kharismatik

Otoritas karismatik ditemukan dalam diri seorang pemimpin dimana misi dan visinya menginspirasi orang lain. Hal ini didasarkan pada karakteristik yang dirasakan oleh seorang individu.36

35 Blau, PM. 1963. "Critical remarks on Weber's theory of authority". The American Political Science Review , 57 (2): 305-316. 36 Weber melihat seorang pemimpin yang kharismatik sebagai kepala dari gerakan sosial baru, dan satu menanamkan dengan ilahi atau kekuatan gaib, seperti nabi agama. Dalam hal ini, Weber tampaknya mendukung otoritas karismatik, dan menghabiskan banyak waktu membicarakannya. Dalam sebuah studi tentang karisma dan agama, Riesebrodt (1999) berpendapat bahwa Weber juga berpikir karisma bermain yang kuat - jika tidak terpisahkan - peran dalam sistem otoritas tradisional. Dengan demikian, Weber untuk mendukung otoritas karismatik sangat kuat, terutama dalam berfokus pada apa yang terjadi dengan kematian atau penurunan dari seorang pemimpin yang kharismatik.

31

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Otoritas Rasional-Legal

Legal-rasional, kekuasaannya dipegang oleh suatu keyakinan formalistik isi hukum atau hukum alam (rasionalitas). Ketaatan tidak diberikan kepada individu tertentu pemimpin - apakah tradisional atau karismatik - tetapi satu set prinsip-prinsip seragam.37

Menurut Ensiklopedia Administrasi, sebagaimana dikutip oleh

Wasistiono (2005), bahwa:

“Wewenang adalah hak seseorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan berhasil. Sedangkan yang disebut tanggung jawab adalah keharusan pada seseorang pejabat untuk melaksanakan secara selayaknya segala sesuatu yang telah dibebankan kepadanya. Kewajiban adalah tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Antara tugas, wewenang, tanggung jawab, dan kewajiban mempunyai kaitan sangat erat yang dapat dibedakan tetapi sulit untuk dipisahkan”.38

Merujuk pendapat Wasistiono (2005) bahwa:

“Tugas adalah pekerjaan yang berkaitan dengan status yang harus ditunaikan oleh seseorang. Sedangkan kewenangan adalah kekuasaan yang sah (legitimate power) atau kekuasaan yang terlembagakan (institusinalized power). Kekuasaan pada dasarnya adalah merupakan kemampuan yang membuat seseorang atau orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Dalam pengertian administtrasi, hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan bersama (organisai). Dengan demikian disimpulkan bahwa dalam kewenangan terdapat kekuasaan dan sebaliknya. Jadi kewenangan dan kekuasaan pada dasarnya merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan”.39

Otoritas karismatik adalah "dirutinkan" dalam berbagai cara menurut Weber: pesanan traditionalized, staf atau pengikut berubah menjadi hukum atau "estate-seperti" (tradisional) staf, atau arti karisma sendiri mungkin mengalami perubahan.37 Menurut Weber contoh terbaik-hukum otoritas rasional adalah birokrasi (politik atau ekonomi). Bentuk otoritas ini sering ditemukan di negara modern, kota pemerintah, swasta dan perusahaan publik, dan berbagai asosiasi sukarela. Bahkan, Weber menyatakan bahwa "perkembangan negara modern memang identik dengan pejabat dan modern seperti organisasi birokrasi, perkembangan kapitalisme modern identik dengan meningkatnya birokratisasi usaha ekonomi (Weber 1958, 3).38 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 48.39 Ibid

32

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Kewenangan yang dimiliki oleh organ (institusi) pemerintahan dalam

melakukan perbuatan nyata (riil), mengadakan pengaturan atau

mengeluarkan keputusan selalu dilandasi oleh kewenangan yang diperoleh

dari konstitusi secara atribusi, delegasi, maupun mandat. Suatu atribusi

menunjuk pada kewenangan yang asli atas dasar konstitusi (UUD). Pada

kewenangan delegasi, harus ditegaskan suatu pelimpahan wewenang

kepada organ pemerintahan yang lain. Pada mandat tidak terjadi pelimpahan

apapun dalam arti pemberian wewenang, akan tetapi, yang diberi mandat

bertindak atas nama pemberi mandat. Dalam pemberian mandat, pejabat

yang diberi mandat menunjuk pejabat lain untuk bertindak atas nama

mandator (pemberi mandat).

Dalam kaitan dengan konsep atribusi, delegasi, ataupun mandat,

Brouwer dan Schilder, mengatakan:40

“With atribution, power is granted to an administrative authority by an independent legislative body. The power is initial (originair), which is to say that is not derived from a previously existing power. The legislative body creates independent and previously non existent powers and assigns them to an authority”. (Atribusi merupakan kewenangan yang diberikan kepada suatu organ (institusi) pemerintahan atau lembaga Negara oleh suatu badan legislatif yang independen. Kewenangan ini adalah asli, yang tidak diambil dari kewenangan yang ada sebelumnya. Badan legislatif menciptakan kewenangan mandiri dan bukan perluasan kewenangan sebelumnya dan memberikan kepada organ yang berkompeten).

“Delegation is a transfer of an acquired atribution of power from one administrative authority to another, so that the delegate (the body that the acquired the power) can exercise power in its own name”.( Delegasi adalah kewenangan yang dialihkan dari kewenangan

40 J.G. Brouwer dan Schilder, A Survey of Dutch Administrative Law, (Nijmegen: Ars Aeguilibri, 1998),  hal. 16-17.

33

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

atribusi dari suatu organ (institusi) pemerintahan kepada organ lainnya sehingga delegator (organ yang telah memberi kewenangan) dapat menguji kewenangan tersebut atas namanya.)

“With mandate, there is not transfer, but the mandate giver (mandans) assigns power to the body (mandataris) to make decision or take action in its name”. (Sedangkan pada mandat, tidak terdapat suatu pemindahan kewenangan tetapi pemberi mandat (mandator) memberikan kewenangan kepada organ lain (mandataris) untuk membuat keputusan atau mengambil suatu tindakan atas namanya).

Ada perbedaan mendasar antara kewenangan atribusi dan delegasi.

Pada atribusi, kewenangan yang ada siap dilimpahkan, tetapi tidak demikian

pada delegasi. Berkaitan dengan asas legalitas, kewenangan tidak dapat

didelegasikan secara besar-besaran, tetapi hanya mungkin dibawah kondisi

bahwa peraturan hukum menentukan menganai kemungkinan delegasi

tersebut.

Delegasi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:41

1. Delegasi harus definitif, artinya delegasn tidak dapat lagi

menggunakan sendiri wewenang yang telah dilimpahkan itu;

2. Delegasi harus berdasarkan ketentuan perundang-undangan, artinya

delegasi hanya dimungkinkan jika ada ketentuan yang memungkinkan

untuk itu dalam peraturan perundang-undangan;

3. Delegasi tidak kepada bawahan, artinya dalam hierarki kepagawaian

tidak diperkenankan adanya delegasi;

41 Philipus M. Hadjon, Op Cit, h. 5

34

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

4. Kewajiban memberi keterangan (penjelasan), artinya delegans

berwenang untuk meminta penjelasan tentang pelaksanaan

wewenang tersebut;

5. Peraturan kebijakan (beleidsregel), artinya delegans memberikan

instruksi (petunjuk) tentang penggunaan wewenang tersebut.

Kewenangan harus dilandasi oleh ketentuan hukum yang ada

(konstitusi), sehingga kewenangan tersebut merupakan kewenangan yang

sah. Dengan demikian, pejabat (organ) dalam mengeluarkan keputusan

didukung oleh sumber kewenangan tersebut. Stroink menjelaskan bahwa

sumber kewenangan dapat diperoleh bagi pejabat atau organ (institusi)

pemerintahan dengan cara atribusi, delegasi dan mandat. Kewenangan

organ (institusi) pemerintah adalah suatu kewenangan yang dikuatkan oleh

hukum positif guna mengatur dan mempertahankannya. Tanpa kewenangan

tidak dapat dikeluarkan suatu keputusan yuridis yang benar.42

2.3.Kewenangan dalam Organisasi

Kewenangan adalah hak untuk mengambil keputusan, hak untuk

mengarahkan pekerjaan orang lain, dan hak untuk memberi perintah.43

Wewenang ini merupakan faktor yang sangat penting dalam

pengorganisasian karena para pimpinan harus mempunyai wewenang untuk

42 F.A.M. Stroink dalam Abdul Rasyid Thalib, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan Aplikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006), h. 21943 Basu Swastha DH., SE., M.B.A.,Azas-Azas Manajemen Modern, Liberty:Yogyakarta. Hal. 114-115.

35

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

menjalankan tugas yang diberikannya. Adapun sumber-sumber wewenang

dapat berasal dari:

1. Posisi atau urutan orang tersebut

Berdasarkan urutannya, seorang direktur memiliki wewenang lebih

banyak dari pada wakilnya. Dan seorang manajer masing-masing

mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan mereka sesuai dengan

posisinya dalam organisasi.

2. Atribut pribadi

Banyak orang yang dapat memiliki wewenang karena memiliki satu

atau beberapa sifat pribadi, seperti kecerdasan atau kharisma.

Dengan sifat-sifat pribadi mereka dan kuatnya kepribadian mereka,

mereka mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengarahkan

orang lain sesuai dengan posisi atau jabatan yang dipegang.

3. Keahlian dan pengetahuan.

Sumber wewenang yang lain adalah keahlian dan pengetahuan

seseorang di bidang tertentu yang menyebabkan orang lain tergantung

padanya. Dengan keahlian dan pengetahuan ini seseorang dapat berwenang

memberi perintah.

Menurut posisi atau urutannya, secara tradisional wewenang itu

mengalir dari atas ke bawah dengan bentuk seperti corong di mana

wewenang paling banyak berada di atas dan wewenang paling sedikit berada

di bawah.44

44 Ibid

36

Page 37: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Gambar 2.1Pendelegasian Wewenang

Setiap Jenjang yang lebih rendah mempunyai wewenang dan ruang lingkup kegiatan yang lebih sempit

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Beberapa ahli tidak setuju dengan pendapat tentang wewenang dari

atas ke bawah tersebut. Mereka mengatakan bahwa wewenang seseorang

itu akan tergantung apakah para bawahan mau menerima perintah yang

diberikannya. Chester Barnard adalah salah satu pencetus pertama tentang

pendekatan penerimaan (acceptance approach) terhadap wewenang. Ia

menyamakan wewenang dengan pemberian perintah. Ia juga mengatakan

bahwa beberapa perintrah dapat diterima dengan jelas, dan beberapa yang

lain tidak dapat diterima, sehingga hanya beberapa perintah berada di dalam

daerah penerimaan (Zone of acceptance). Jadi meskipun para bawahan

dapat acuh tak acuh terhadap beberapa perintah (perintah atau wewenang

yang harus dilaksanakan), menurut Barnard, perintah tersebut harus dapat

diterima oleh bawahan.45

45 Basu Swastha DH., SE., M.B.A.,Azas-Azas Manajemen Modern, Liberty:Yogyakarta. Hal. 116

37

Page 38: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Gambar 2.2TEORI PENERIMAAN WEWENANG MENURUT BARNARD

(Asseptance Theory Of Authority)

Dapat Diterima

Perintah yang dapat diterima untuk dijalankan

Daerah Penerimaan

Perintah yang tidak dapat diterima untuk tidak dijalankan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Dalam praktek, pendekatan “atas-bawah” dan pendekatan

“penerimaan” adalah saling melengkapi. Banyak dari wewenang dalam

organisasi (seperti yang didasarkan pada urutan atau posisi) secara jelas

mengalir dari atas ke bawah. Tetapi betul juga bahwa wewenang itu ada jika

bawahan mau menerima perintah berdasarkan wewenang tersebut.

Apabila dihayati sebenarnya wewenang ini dapat datang dari (1)

lembaga sosial, menurut teori wewenang formal, (2) unsur penerimaan oleh

bawahan, menurut teori penerimaan, dan (3) kemampuan seseorang atau

38

Page 39: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

kharisma seseorang. Di dalam kenyataannya wewenang mungkin datang dari

kombinasi ketiga unsur di atas.46

Tanggung jawab merupakan kewajiban bawahan yang telah diberi

tugas atasannya melaksanakan kegiatan-kegiatan. Hendaknya diketahui

bahwa wewenang dapat didelegasikan; tanggung jawab tercipta dengan

diterimanya tugas oleh bawahan. Bagaimanapun juga atasan tetap

bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Dengan demikian tanggung

jawab tidak dapat didelegasikan.47

Orang mempertanggungjawabkan tugas serta hasil pekerjaannya

dengan cara memberikan laporan, terutama pada atasan langsungnya.

Dengan demikian laporan juga merupakan kewajiban bawahan. Agar supaya

pelaporan tersebut berfungsi sebagaimana diharapkan, perlu diciptakan

sistem pelaporan yang baik sehingga data laporan yang masuk sesuai

dengan kebutuhan, artinya tidak terlalu banyak atau sedikit dan kualitasnya

baik sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau

menyelesaikan soal yang timbul. 48

Disamping itu menurut Follett (1980) mengatakan bahwa:

“Kewenangan dari pimpinan dapat hilang apabila ia (pimpinan) tidak mendapat persesuaian dengan para bawahannya”.49

46 Prof. Dr. Sukanto Reksohadiprodjo, M.Com, Dasar-Dasar Manajemen, BPFE:Yogyakarta. Hal. 41.47 Ibid48 Ibid49 Drs. Soewarno Handayanigrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, CV Haji Masangung: Jakarta. Hal. 67.

39

Page 40: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Oleh karena itu Follett (1980) menganjurkan bahwa suatu kerja sama

(team work) antara pimpinan dan bawahan adalah mutlak. Kepemimpinan

dan kewenangan bukan merupakan pengertian yang tunggal (single) tetapi

jamak (plural), karena menyangkut banyak orang yang bekerja dalam

organisasi itu. Kewenangan (authority) menurut Follett (1980) bukan

kedudukan (potition), bukan suatu hak yang legal (menurut hukum) dan juga

bukan sekedar mengepalai orang-orang atau pun mengeluarkan perintah.

Kewenangan (authority) adalah usaha mempengaruhi bawahan yang

merupakan suatu integrasi atas dasar konsensus secara suka rela. Apabila

diberikan pengertian dengan kenyataan-kenyataan yang ada dan diajak

berbicara bersama dalam suatu situasi yang baik, tidak perlu perintah selalu

diberikan, tetapi dengan memberikan suatu prosedur kerja yang baik adalah

lebih efektif dari pada selalu mengeluarkan perintah. Atas dasar teorinya ini

Follett tidak hanya meletakkan asas-asas hubungan antara manusia (human

relation) dalam administrasi/managemen, tetapi juga dinamika daripada

kelompok pekerjaan dan teknik daripada perburuhan yang modern.50

Barnard (1980) mengatakan bahwa:

“Kewenangan terletak pada persetujuan yang mempunyai daya kekuatan (potentiality of assent) yaitu yang tersebar luas berujud kesetiaan, kesadaran anggota tentang tujuan bersama dari pada organisasi itu”.51

Maksudnya ialah kesadaran dan kesetiaan melaksanakan tujuan dari

pada suatu program, sekalipun para pejabat yang terendah sekalipun,

50 Ibid51 Ibid

40

Page 41: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

mempunyai kewenangan yang nyata (actual power) untuk mengambil

keputusan yang terakhir dalam batas wewenangnya. Jadi jelaslah seperti

halnya Follett yang menyatakan bahwa kewenangan (authority) ada pada

pekerjaan dan berada pada pekerjaan itu. (Authority belongs to the job and

stands out the job).

Untuk melengkapi sebuah organisasi, unit-unit pegawai digabungkan

bersama melalui suatu wewenang yang menetapkan hubungan antara unit-

unit tersebut. Hubungan seperti itu perlu ditetapkan karena hanya apabila

hubungan tersebut dipahami benar-benar oleh tiap-tiap unit maka mereka

dapat berfungsi sebagai komponen.52

Seseorang diperlukan untuk mengarahkan kegiatan setiap unit menuju

sasaran-sasaran organisasi. Seseorang dapat dikatakan merupakan

kekuasaan untuk melakukan tindakan oleh orang lain atau mungkin juga

secara sederhana dikatakan untuk mengambil keputusan-keputusan dan

memaksakan pelaksanaannya. Walaupun demikian, hal tersebut tidak perlu

dicapai dengan paksaan dan kekerasan; lebih baik dilaksanakan melalui

pendekatan dan permintaan. Pimpinan yang efektif dituntut untuk berbuat

demikian. Disamping itu, setiap manajer harus memiliki keseimbangan antara

tanggungjawab dan wewenang; wewenang tanpa tanggung jawab tidak layak

untuk dijadikan pegangan; begitu pun tanggung jawab tanpa kewenangan

adalah omong kosong. Pada organisasi-organisasi resmi yang berjalan,

wewenang harus didelegasikan atau dibagi oleh seorang manajer atau

52 G.R.Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, PT Bumi Aksa:Jakarta. Hal. 100-101.

41

Page 42: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

kelompok kerja organisasi pada pihak-pihak lain untuk melaksanakan

kewajiban-kewajiban khusus. Pendelegasian wewenang adalah untuk

memutuskan perkara-perkara yang cenderung menjadi kewajibannya.

Walaupun demikian, manajer yang mendelegasikan wewenang tidak

menyerahkan secara permanen baik wewenang maupun tanggung jawabnya.

Hal-hal yang dilakukannya itu merupakan penyerahan hak untuk mengelola

tugas-tugas di dalam batas-batas yang telah ditentukan, namun wewenang

akhir tetap berada pada manajer yang memegang wewenang untuk

mengelola seluruh kegiatan dan memikul tanggung jawab terakhir.53

Pendelegasian wewenang merupakan suatu faktor yang vital di dalam

manajemen, karena: (a) menetapkan hubungan organisatoris formal di antara

anggota-anggota badan usaha; (b) memberikan kekuasaan manajerial, yakni

memeberi “senjata” kepada para manajer agar mereka mampu bertindak

apabila keadaannya “memaksa”; dan (c) mengembangkan bawahan dengan

cara memberi izin kepada mereka untuk mengambil keputusan dan

menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh dari program-program

latihan dan pertemuan-pertemuan.54

Pendelegasian merupakan alokasi atau pembebanan tugas,

wewenang dan permintaan akan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

Pendelegasian harus jelas kepada posisi tertentu, siapa orang yang akan

menempati posisi tersebut dan bagaimana pelaksanaannya. Tentu saja perlu

53 Ibid54 Ibid

42

Page 43: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

keluwesan tertentu agar supaya pelaksanaan tugas berjalan sebagaimana

mestinya. 55

Beberapa prinsip pendelegasian perlu dianut:56

a. Prinsip defenisi fungsi, yaitu bahwa isi setiap posisi atau kedudukan

haruslah dibatasi dengan jelas sedangkan hubungan wewenang perlu

digariskan semacam deskripsi jabatan;

b. Prinsip skalar, yaitu kebalikan akan adanya rantai hubungan

wewenang langsung atasan bawahan secara menyeluruh; bawahan

harus tahu siapa atasannya;

c. Prinsip tingkat wewenang, yang menyatakan bahwa wewenang

mengambil keputusan yang tidak dapat dilakukan pada suatu tingkat

hendaknya dilakukan oleh atasan;

d. Prinsip delegasi berdasarkan hasil yang diharapkan memberikan

kejelasan pada bawahan seberapa jauh dia harus bertindak;

e. Prinsip kemutlakan tanggungjawab, berarti bahwa tanggung jawab

bawahan pada atasannya itu mutlak; sebaliknya atasan tak dapat

menghindari tanggung jawab walaupun dia telah mendelegasikan

wewenangnya;

f. Prinsip paritas antara wewenang dan tanggung jawab, yang berarti

bahwa manajer di dalam menjalankan wewenangnya juga harus

bertanggung jawab sama terhadap hasil-hasilnya;

55 Prof. Dr. Sukanto Reksohadiprodjo, M.Com, Dasar-Dasar Manajemen, BPFE:Yogyakarta. Hal. 43.56 Ibid. Hal. 44.

43

Page 44: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

g. Prinsip kesatuan perintah, berarti bawahan harus melapor pada satu

atasan saja kecuali dalam hal-hal seperti wewenang bersama dipecah

antara atasan dan bawahan.

Hal serupa juga dijelaskan oleh Koontz, O’Donnell and Weihrich yang

dikutip oleh Wasistiono (2009), bahwa ada tujuh prinsip untuk

mendelegasikan kewenangan yaitu:57

a. Principle of delegation by result expected

Bahwa pelimpahan didasarkan pada hasil yang dapat diperkirakan,

maksudnya adalah pelimpahan diberikan berdasarkan tujuan dan

rencana yang telah disiapkan sebelumnya.

b. Principle of functional definition

Pelimpahan berdasrkan prinsip defenisi fungsional. Berdasarkan

prinsip ini dimaksudkan bahwa pelimpahan kewenangan hendaknya

didasarkan pertimbangan-pertimbangan fungsional agar pekerjaan

atau tugas tertentu dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan

efesien.

c. Scalar Principle

Prinsip jenjang kewenangan, dimana prinsip ini mengharapkan adanya

pelimpahan secara bertahap berdasarkan tingkat kewenangan yang

dimiliki pejabat atau satu unit organisasi tertentu.

d. Authority level principle

57 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 49-50.

44

Page 45: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Prinsip jenjang kewenangan, dimana prinsip ini mengharapkan adanya

pelimpahan secara bertahap berdasarkan tingkat kewenangan yang

dimiliki pejabat atau satu unit organisasi tertentu.

e. Authority of unity of command

Yaitu prinsip kesatuan komando. Prinsip ini menekankan akan

pentingnya satu kesatuan komando dalam pelimpahan kewenangan.

f. Principle of absoluteness of responsibility

Mengharapkan pelimpahan kewenangan diimbangi dengan pemberian

tanggung jawab yang penuh kepada pihak yang diberi delegasi

kewenangan, sehingga pihak yang melimpahkan tidak seharusnya

terlalu campur tangan terhadap urusan yang sudah dilimpahkannya.

g. Principle of parity of authority of responsibility

Prinsip keseimbangan dan tanggung jawab, artinya bahwa

kewenangan yang dilimpahkan harus dibarengi tanggung jawab yang

seimbang.

Untuk efektifnya delegasi, Koontz dan O’Donnell mengemukakan

berbagai syarat:58

a. Rencana dan kebijakannya harus jelas;

b. Tugas dan wewenang harus dibatasi sesuai dengan apa yang

diharapkan;

c. Orang yang diberi tugas dipilih secara seksama;

d. Komunikasi terbuka;

58 Ibid.

45

Page 46: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

e. Sistem pengawasan perlu diciptakan;

f. Sistem pituwas perlu juga diciptakan.

2.4.Kewenangan Camat

Menurut Pasal 126 ayat (3) UU Nomor 32 Tahun 2004 tenang

Otonomi Daerah dan Pasal 15 ayat (1) PP Nomor 19 Tahun 2008 tentang

Kecamatan disebutkan bahwa:59

“Camat meneyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang

meliputi:

a. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

b. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum;

c. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan;

d. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum;

e. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan;

f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

dan

59 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan.

46

Page 47: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa

atau kelurahan”.

Tugas umum pemerintahan yang dimaksud dalam Pasal 126 ayat (3)

UU No. 32 Tahun 2004 berbeda maknanya dengan urusan pemerintahan

umum sebagaimana dimaksud pada UU No. 5 Tahun 1974. Menurut Pasal 1

huruf (j) UU Nomor 5 Tahun 1974, yang dimaksud dengan urusan

pemerintahan umum adalah: “Urusan pemerintahan yang meliputi bidang-

bidang ketentraman dan ketertiban, politik, koordinasi, pengawasan dan

urusan pemerintahan lainnya yang tidak termasuk dalam tugas sesuatu

instansi dan tidak termasuk urusan rumah tangga daerah”. Urusan

pemerintahan umum ini diselenggarakan oleh setiap kepala wilayah pada

setiap tingkatan sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dalam rangka

melaksanakan asas dekonsentrasi.60

Tugas umum pemerintahan yang diselenggarakan oleh camat tidak

dimaksudkan sebagai pengganti urusan pemerintahan umum, karena camat

bukan lagi sebagai kepala wilayah. Selain itu, intinya juga berbeda. Tugas

umum pemerintahan sebagai kewenangan atributif mencakup tiga jenis

kewenangan yakni kewenangan melakukan koordinasi yang meliputi lima

bidang kegiatan, kewenangan melakukan pembinaan, serta kewenangan

melaksanakan pelayanan kepada masyarakat. Kewenangan koordinasi dan

60 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 34-35.

47

Page 48: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

pembinaan merupakan bentuk pelayanan secara tidak langsung (inderect

services), karena yang dilayani adalah entitas pemerintah lainnya sebagai

pengguna (users), meskipun pengguna akhirnya (end users) tetap

masyarakat. Sedangkan kewenangan pemberian pelayanan kepada

masyarakat, pengguna (users) maupun pengguna akhirnya (end users) sama

yakni masyarakat. Jenis pelayanan ini dapat dikategorikan sebagai

pelayanan secara langsung (direct services).61

Menurut Forland (1964):

“Koordinasi adalah suatu proses di mana pimpinan mengembangkan usaha kelompok secara teratur diantara bawahan dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama”.62

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi mengandung

unsur-unsur:

1. Sebagai suatu proses kegiatan menyatupadukan kegiatan unit-unit

organisasi;

2. Upaya menyatupadukan dapat mengangkat kegiatan, waktu maupun

biaya;

3. Kegiatan ini ditandai dengan tidak adanya kekacauan, kecekcokan,

kekembaran kerja dan kekosongan kerja;

4. Proses kegiatan ini diarahkan untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Leonard D. White:

61 Ibid.62 Siti Aisyah dan H.M. Aries Djaenuri, Koordinasi Pemerintahan Daerah, Modul 7. Hal. 73.

48

Page 49: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

“Coordination is the adjustment of the parts to each ohter, and of the movement and operation of parts in time so that each can make its maximum contribution to the product of the whole”63

Maksudnya koordinasi adalah penyesuaian diri dari masing-masing bagian, dan usaha menggerakkan serta mengoperasikan bagian-bagian pada waktu yang cocok, sehingga dengan demikian masing-masing bagian dapat memberikan sumbangan terbanyak pada keseluruhan hasil.

Dengan demikian koordinasi menurut Leonard D. White adalah

sebagai berikut:

1. Penyesuaian diri;

2. Pengoperasian;

3. Waktu yang cocok;

4. Sumbangan terbanyak;

5. Hasil

Menurut Henry Fayol:

“To coordinate means binding together, unifling, and harmonizing all activity and effort”64

Maksudnya mengkoordinasikan berarti mengikat bersama, menyatukan dan menyelaraskan semua kegiatan dan usaha.

Menurut George R. Terry:

“Coordination is the orderly synchronization of effort to private the paper amount, timing, and directing of execution resulting in harmonious and unified action to stated abjective”65

Maksudnya koordinasi adalah sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha untuk menciptakan pengaturan waktu yang terpimpin dalam hasil pelaksanaan yang harmonis dan bersatu untuk meghasilkan tujuan yang telah ditetapkan.

63 Syafiie, Inu Kencana. 2011. Etika Pemerintahan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Hal. 187-188.64 Ibid.65 Ibid.

49

Page 50: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Dengan demikian unsur-unsur koordinasi bagi George R. Terry adalah

sebagai berikut:

1. Usaha sinkronisasi yang teratur;

2. Pengaturan waktu yang terpimpin;

3. Harmonis;

4. Tujuan yang ditetapkan

Menurut James D. Mooney:

“Coordination, therefore, is the orderly arrangement of group effort, to provide unity of action in the pursuit of a common purpose”Koordinasi, karenanya, adalah susunan yang teratur dari usaha kelompok, untuk menciptakan kesatuan tindakan dalam mengejar tujuan bersama.

Jadi dengan begitu unsur-unsur koordinasi menurut James D. Mooney

adalah sebagai berikut:

1. Susunan yang teratur;

2. Usaha kelompok;

3. Kesatuan tindakan;

4. Tujuan bersama.

Melihat pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

unsur koordinasi meliputi:

1. Pengaturan;

2. Sinkronisasi;

3. Kepentingan bersama;

4. Tujuan bersama.

50

Page 51: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Secara umum pembinaan diartikan sebagai usaha untuk memberikan

pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Pembinaan

merupakan hal yang umum yang digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan, kecakapan di bidang pendidikan, sikap, ekonomi, sosial,

kemasyarakatan dan lainnya. Pembinaan menekankan pada pendekatan

praktis, pengembangan sikap, kemampuan dan kecakapan. Berkenaan

dengan hal tersebut sesuai dengan Poerwadarminta (1987:182) bahwa

“Pembinaan adalah yang dilakukan secara sadar, terencana, teratur dan

terarah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan subjek

dengan tindakan pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan”. Hal

serupa diungkapkan oleh A.Maqun Hardjana (1989:12) yaitu:

“Pembinaan adalah suatu proses pembelajaran dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimilikinya, yang bertujuan untuk membantu dan mengembangkan kecakapan dan pengetahuan yang sudah ada serta mendapatkan kecakapan dan pengetahuan untuk mencapai tujuan hidup, dan kerja yang sudah dijalani secara efektif dan efesien”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pembinaan terjadi

melalui proses melepaskan hal-hal yng bersifat menghambat, dan

mempelajari pengetahuan dengan kecakapan baru yang dapat meningkatkan

taraf hidup dan kerja lebih baik. Pembinaan tersebut menyangkut kegitan

perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan dan

pengawasan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan hasil yang maksimal.

Dalam defenisi tersebut, secara implisit mengandung suatu interpretasi

bahwa pembinaan adalah segala usaha dan kegiatan mengenai

perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan

51

Page 52: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

pengawasan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan dengan hasil yang

maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh Widjaja (1988):

“Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian, diawali dengan mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut yang disertai usaha-usaha perbaikan, penyempurnaan, dan mengembangkannya”.

Sedangkan pelayanan kepada masyarakat (Pelayanan Publik)

menurut Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

(Meneg PAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, memberikan pengertian

pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Vincent Gesperz, mengemukakan bahwa kualitas pelayanan meliputi

dimensi-dimensi berikut:66

1. Ketaatan waktu pelayanan, berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu

proses.

2. Akurasi pelayanan, berkaitan dengan keakuratan pelayanan dan

bebas dari kesalahan-kesalahan.

3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, berkaitan

dengan perilaku orang-orang yang berintegrasi langsung kepada

pelanggan eksternal.

66 Hanif Nurcholis,Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Penerbit PT. Grasindo, 2005, hlm 175.

52

Page 53: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

4. Tanggung jawab, berkaitan dengan penerimaan pesanan dan

penanganan keluhan pelanggan eksternal (masyarakat).

5. Kemudahan mendapatkan pelayanan, berkaitan dengan banyaknya

petugas yang melayani dan fasilitas pendukung.

6. Kenyamanan mendapatkan pelayanan, berkaitan dengan lokasi,

ruangan tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi dan

petunjuk panduan lainnya.

7. Atribut pendukung lainnya, seperti lingkungan, kebersihan, ruang

tunggu, fasilitas musik, AC dan lain-lain.

Menurut Pasal 126 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004 bahwa:

“Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnya

memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk

menangani sebagian urusan otonomi daerah”.

Selanjutnya pada Pasal 15 ayat (2) PP Nomor 19 Tahun 2008 tentang

Kecamatan ditambahkan rambu-rambu kewenangan yang perlu

didelegasikan oleh bupati atau walikota kepada camat untuk menangani

sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek:67

a. Perizinan;

b. Rekomendasi;

c. Koordinasi;

d. Pembinaan;

67 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan..

53

Page 54: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

e. Pengawasan;

f. Fasilitasi;

g. Penetapan;

h. Penyelenggaraan; dan

i. Kewenangan lain yang dilimpahkan.

Perubahan kedudukan kecamatan sebagai perangkat daerah,

berimplikasi terhadap kewenangan yang mendasari pelaksanaan tugas-

tugasnya memiliki kesamaan dengan perangkat daerah lainnya. Bahwa,

tugas-tugas yang dilaksanakan setiap perangkat daerah berdasarkan

kewenangan yang didelegasikan, namun untuk kecamatan tugasnya

cenderung lebih bersifat umum berkaitan dengan kewenangan atributif dan

menyangkut berbagai aspek dalam pemerintahan dan pembangunan. Hal ini

berbeda dengan perangkat daerah lainnya (dinas/lembaga teknis) yang lebih

bersifat spesifik. Oleh karenanya, untuk menghindari terjadinya overlapping

dalam penyelenggaraan tugas, maka sangat diperlukan kejelasan mengenai

kewenangan delegatif kecamatan.68

Pendelegasian kewenangan kecamatan, hendaknya memperhatikan

prinsip-prinsip obyektif yang memiliki keterkaitan langsung dengan aspek-

aspek yang mendukung keberadaan kecamatan tersebut, seperti:69

1. Kewenangan yang dilimpahkan ke kecamatan, hendaknya didasarkan

pada karakteristik dan potensi yang dimilikinya.

68 Zulpikar, Karakteristik Wilayah Sebagai Basis Pendelegasian Wewenang Kecamatan, PKPPA I LAN, Sumedang. Hal. 158.69 Ibid.

54

Page 55: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

2. Kelembagaan pemerintahan kecamatan, dibentuk untuk dapat

menjalankan fungsi, tugas dan kewenangan yang dimiliki kecamatan.

Oleh karena itu, struktur, jumlah, dan substansi kompetensinya juga

harus menyesuaikan dengan kewenangan dan karakteristik maupun

potensi wilayahnya.

3. Orientasi pelayanan kepada masyarakat, hendaknya menjadi fokus

atau arah dalam pelaksanaan kewenangan kecamatan. Baik dalam

perspektif sebagai katalisator yang menghubungkan proses pelayanan

masyarakat dengan urusan pemerintah kabupaten/kota, maupun

pelayanan yang bersifat final di tingkat kecamatan.

4. Dukungan fasilitas dan sumber daya yang memadai, hendaknya

diberikan kepada kecamatan secara proporsional sesuai dengan

kewenangan yang dilimpahkan kepadanya. Sebagai bentuk implikasi

dari adanya prisnip-prinsip seperti di atas, maka kewenangan

kecamatan tidak lagi bisa diseragamkan, baik jenisnya, besarannya,

maupun kapasitas kompetensinya. Begitu pula halnya dengan

kelembagaan dan dukungan sumber dayanya juga tidak dapat lagi

diseragamkan, karena hal ini akan sangat tergantung kepada

kapasitas dari kewenangan yang dilimpahkan kepadanya.

Fernanda (2004:1) menyatakan dalam makalahnya bahwa:

“Keberadaan kecamatan dan kelurahan sebagai perangkat daerah tidak mungkin lagi diseragamkan dalam hal urusan dan fungsi pemerintahan, kelembagaan, maupun sumber-sumber daya organisasinya. Dengan kata lain, setiap unit organisasi pemerintahan kecamatan maupun kelurahan harus dirancang berdasarkan sasaran

55

Page 56: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

kapasitas penyelenggaraan urusan pemerintahan yang sesuai dengan kondisi lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi masyarakat di dalam wilayah kerja masing-masing“.70

Sejalan dengan hal tersebut, terdapat dua pola dalam pendelegasian

kewenangan dari bupati/walikota kepada camat, yaitu: pola seragam, dan

pola beranekaragam. Lebih lanjut dijelaskannya, pola seragam yaitu

wewenang yang didelegasikan sama (seragam) untuk semua camat tanpa

mempertimbangkan karakteristik kecamatan. Pola ini cocok untuk kecamatan

yang memiliki karakteristik yang relatif homogen. Adapun pola

beranekaragam, yaitu pendelegasian wewenang yang berbeda untuk setiap

camat yang didasarkan atas karakteristik kecamatannya. Dalam pola

beranekaragam ini, kewenangan yang dapat didelegasikan bisa dibagi

menjadi dua macam, yakni kewenangan (atributif) generik dan kewenangan

kondisional.71

Kewenangan generik, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I

Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) Nomor 158 Tahun 2004

tentang Pedoman Organisasi Kecamatan yang merupakan pelaksanaan atas

amanat PP Nomor 8 Tahun 2003 pasal 12 ayat (5). Dalam lampiran tersebut,

memuat bidang urusan pemerintahan dan rincian kewenangannya yang

dapat didelegasikan kepada camat, yaitu:72

1. Bidang Pemerintahan meliputi 17 tugas;

70 Ibid. Hal. 159.71 Ibid. Hal. 159. kewenangan (atributif) generik yaitu kewenangan yang sama untuk semua kecamatan, sedangkan kewenangan kondisional yaitu kewenangan yang sesuai dengan karakteristik setiap kecamatan. 72 Lampiran Kepmendagri No. 158 Tahun 2004

56

Page 57: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

2. Bidang Ekonomi dan Pembangunan meliputi 8 tugas;

3. Bidang Pendidikan dan Kesehatan meliputi 8 tugas;

4. Bidang Sosial dan Kesejahteraan Rakyat meliputi 6 tugas;

5. Bidang Pertanahan meliputi 4 tugas.

Penetapan kewenangan di atas, tidak dimaksudkan sebagai

keharusan bagi bupati dan walikota dalam mendelegasikan wewenangnya,

namun dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan daerah.

Selanjutnya, di dalam pasal 2 ayat (2) Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 158 Tahun 2004, dikemukakan kedudukan tambahan bagi camat

yaitu sebagai koordinator pemerintahan di wilayah kerjanya. Kedudukan

tambahan tersebut menimbulkan konsekuensi logis adanya kewenangan

atributif lainnya yakni mengkoordinasikan kegiatan instansi pemerintah baik

instansi vertikal maupun dinas daerah yang ada di wilayah kecamatan.

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1.Gambaran Umum Kecamatan Sumarorong

Kecamatan Sumarorong merupakan salah satu kecamatan di

Kabupaten Mamasa yang berada pada ketinggian 700 meter di atas

permukaan air laut. Secara geografis, letak wilayah Kabupaten Mamasa

57

Page 58: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

berada pada koordinat antara 119°00’49”-199° 32’27” Bujur Timur, serta 2°

40’00” - 03°12’00” Lintang Selatan. Wilayah Kecamatan Sumarorong

merupakan zona agriklimatr A1 dengan curah hujan rata-rata sekitar 3.155

mm/tahun dan basah sebanyak 12 bulan.73

Gambar 3.1Peta Kecamatan Sumarorong

Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Tanduk Kalua

di sebelah Utara, Kecamatan Messawa di sebelah Selatan, Kabupaten

Polewali Mandar di sebelah Barat, serta Sulawesi Selatan di Sebelah Timur.

Luas wilayah Kecamatan Sumarorong 254 km2 yang terdiri dari 10

desa/kelurahan yaitu: Desa Sibanawa, Desa Batanguru, Desa Tadisi, Desa

Sasakan, Desa Batanguru Timur, Desa Salubalo, Desa Banea’, Desa Rante

Kamase, Kelurahan Sumarorong, dan Kelurahan Tabone.74

Desa terluas di Kecamatan Sumarorong adalah desa Batanguru Timur

dengan luas 39,83 km2 dan desa dengan wilayah terkecil adalah Kelurahan

73 Sumber: Statistik Kecamatan Sumarorong dan Bappeda Kabupaten Mamasa74 Ibid.

58

Page 59: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Sumarorong yang merupakan ibukota kecamatan dari Kecamatan

Sumarorong yakni 14,06 km2. 75

Jarak antara desa dengan pusat pemerintahan kabupaten cukup jauh

yaitu desa terdekat dapat ditempuh dengan jarak sekitar ± 36 km dan desa

terjauh dengan jarak ± 53 km.

Kecamatan Sumarorong dipimpin oleh seorang camat yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui

sekretaris daerah secara administrasi. Secara adminitrasi Kecamatan

Sumarorong terdiri dari 8 desa dan 2 kelurahan, kedua kelurahan tersebut

adalah Kelurahan Sumarorong dan Kelurahan Tabone. Dari keseluruhan

75 Ibid.

59

12%

12%

6%

12%

15%6%

16%

7%

9%6%

Gambar 3.2Persentase Luas Wilayah Kecamatan

Sumarorong Tahun 2010

Sibanawa Batanguru Tabone Tadisi Sasakan

Sumarorong Batanguru Timur Salubalo Banea Rante Kamase

Page 60: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

desa dan kelurahan di Kecamatan Sumarorong terdiri dari 121 RT dan 44

dusun/lingkungan.76

Tabel 3.1Jumlah Dusun, RT, RW dan Blok Sensus Tahun 2010

Desa/ Kelurahan Dusun/ lingkungan RT RW Blok

SensusSibanawa 4 16 8 4Batanguru 4 - 6 4

Tabone 3 12 6 3Tadisi 5 20 10 4

Sasakan 5 - 10 5Sumarorong 4 14 7 5

Batanguru Timur 5 12 6 3Salubalo 5 21 10 3

Banea 5 10 8 3Rante Kamase 4 16 8 4

Jumlah 44 121 79 38

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kecamatan Sumarorong pada

Tahun 2010 berjumlah 54 orang yang terdiri dari 19 laki-laki dan 35

perempuan. Ada beberapa posisi strategis yang menempatkan pegawai

perempuan lebih dominan dibanding dengan pegawai laki-laki. Diantaranya

posisi sekretaris camat yang dipegang perempuan. Demikian juga di posisi

perawat dan penyuluh KB yang mayoritas adalah perempuan. Fenomena ini

mungkin juga dijumpai di kecamatan lain.77

Tabel 3.2Jumlah PNS di Lingkup Kecamatan Sumarorong Tahun 2010

Nama Instansi Laki-Laki Perempuan Jumlah

BKKBN - 1 1Kantor Camat 8 10 18KUA 2 1 3

76 Sumber : Sumarorong Dalam Angka, 201177 Sumber : Masing-Masing Instansi, Statistik Kecamatan Sumarorong.

60

Page 61: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Puskesmas 4 15 19Pustu - 3 3Statistik 1 - 1UPTD 4 5 9Jumlah 19 35 54

Penduduk Kecamatan Sumarorong Tahun 2010 sebanyak 11.473 jiwa

yang terdiri dari 5.757 jiwa laki-laki dan 5.716 jiwa perempuan yang tersebar

di 10 desa/kelurahan. Jumlah penduduk tertinggi berada pada Desa Rante

Kamase dengan jumlah 1.517 jiwa atau 13% dari jumlah penduduk yang ada

di Kecamatan Sumarorong. Sedangkan Desa Banea merupakan desa yang

memiliki jumlah penduduk terendah sebanyak 953 jiwa atau 8% dari total

jumlah penduduk di Kec. Sumarorong.78

Komposisi penduduk di Kec. Sumarorong di dominasi oleh penduduk

anak-anak yang beranjak ke remaja, hal ini di perlihatkan oleh batang

piramida untuk kelompok umur muda (0-4, 5-9, dan 10-14) yang lebih

panjang mencapai 35,41%. Hal ini mengindikasikan bahwa angka kelahiran

cukup tinggi. Sedangkan piramida untuk untuk kelompok umur tua (60 tahun

keatas) cukup pendek atau mencapai sekitar ± 3%.79

Gambar 3.3 Persentase Jumlah Penduduk di Kecamatan

Sumarorong Tahun 2010

78 Ibid79 Ibid.

61

9%9%

8%

12%

11%10%

10%

8%

8%

13%

Sibanawa Batanguru Tabone Tadisi Sasakan

Sumarorong Batanguru Timur Salubalo Banea Rante Kamase

Page 62: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Gambar 3.4Piramida Penduduk Kecamatan Sumarorong

Tahun 2010

Penduduk di Kecamatan Sumarorong sangat di dominasi Suku Toraja

dan Suku Mamasa. Sedangkan agama yang dianut oleh penduduk

Kecamatan Sumarorong yakni agama Islam, Kristen, Katolik dan Hindu.

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan

kemajuan suatu daerah. Oleh karena itu ketersediaan sarana dan prasarana

pendidikan yang berupa sumber daya manusia dan sarana fisik sangatlah

penting. Keberadaan sekolah merupakan hal penting bagi penduduk untuk

memperoleh pendidikan formal.

Di Kecamatan Sumarorong pada Tahun 2010 terdapat 16 Sekolah

Dasar, 4 SLTP, dan 2 SMA/K baik sekolah negeri ataupun sekolah swasta.

62

0 - 410 - 1420 - 2430 - 3440 - 4450 - 5460 - 6470 - 74

-800 -600 -400 -200 0 200 400 600 800

LP

Page 63: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Untuk pendidikan pra sekolah terdapat 2 TK yang dimana terletak di

Kelurahan Sumarorong dan di Desa Rante Kamase.80

Penduduk di Kecamatan Sumarorong tergolong masyarakat yang

sebagian besar telah mengerti pentingnya ilmu pendidikan. Hampir sebagian

besar masyarakatnya telah mengecap bangku pendidikan meskipun pada

akhirnya keterbatasan biaya dan jauhnya sekolah dari rumah mereka

menyebabkan sebagian besar dari mereka tak melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi.

Jumlah Tenaga Pendidik di Kecamatan Sumarorong untuk tingkat SD

berjumlah 59 orang dengan jumlah murid 1.921 orang, tingkat SMP 32 orang

dengan jumlah murid 753 orang dan untuk tingkat SMA tenaga pendidiknya

sebanyak 44 orang dengan jumlah murid 387 orang. Diketahui bahwa jumlah

guru yang berstatus pegawai negeri masih sangat kurang, karena jumlah

murid sangat tidak sebanding dengan jumlah gurunya, hal ini dapat

menyebabkan proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung secara

optimal.81

Tabel 3.3Jumlah Sekolah yang ada di KecamatanSumarorong

Tahun 2010

Desa/Kelurahan Jenjang PendidikanTK SD SMP SMA/K

Sibanawa - 1 - -Batanguru - 3 - -Tabone - 1 1 -Tadisi - 1 - -

80 UPTD Sumarorong, Sumarorong Dalam Angka 2011.81 Statistik Kecamatan Sumarorong, Sumarorong Dalam Angka 2011.

63

Page 64: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Sasakan - 1 - -Sumarorong 1 2 1 -Salubalo - 2 1 -Batanguru Timur - 2 - -Banea - 2 - -Rante Kamase 1 1 1 2

Jumlah 2 16 4 2

Gambar 3.5 Perbandingan Jumlah Murid dan Guru di Kecamatan Sumarorong

Tahun 2010

Kesehatan merupakan harta yang paling berharga bagi setiap

manusia, sehingga sarana dan tenaga kesehatan yang memadai merupakan

dambaan bagi seluruh masyarakat, akan tetapi selama ini banyak

masyarakat yang belum bisa menikmati fasilitas kesehatan yang baik karena

kata kesehatan identik dengan katan mahal. Dari fasilitas kesehatan yang

ada di Kecamatan Sumarorong masih dikatakan kurang memadai karena 10

desa/kelurahan yang ada belum terdapat rumah sakit, hanya terdapat satu

puskesmas, 8 pustu dan 9 posyandu. Untuk posyandu di setiap

64

SD SMP SMA/K0

500

1000

1500

2000

2500

GuruMurid

Page 65: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

desa/kelurahan memang ada, namun tidak semua mempunyai bangunan

fisik. Sedangkan tenaga kesehatan yang ada di Kecamatan Sumarorong

yaitu terdiri dari 5 perawat, 10 bidan dan 19 dukun bayi yang membantu

proses kelahiran yang tersebar diseluruh desa/kelurahan di Kecamatan

Sumarorong.82

Tabel 3.4Jumlah Sarana Kesehatan Kecamatan Sumarorong

Tahun 2010

Desa/ Kelurahan Puskesmas/Pustu Polindes Posyandu

Sibanawa 1 - 1Batanguru 1 - 1Tabone 1 - 1Tadisi 1 1 1Sasakan - - 1Sumarorong 1 - 1Batanguru Timur 1 - 1Salubalo 1 1 1Banea 1 - 1Rante Kamase 1 - 1

Jumlah 9 2 10

Sektor pertanian merupakan aspek penting dalam pembangunan

masyarakat di pedesaan, karena masyarakat pedesaan cenderung

menggantungkan hidupnya pada sektor ini. Seiring perkembangan zaman,

lahan pertanian semakin hari semakin terkikis oleh pembangunan yang

didominasi sektor lain seperti industri dan perumahan.

Di Kecamatan Sumarorong, untuk lahan pertanian saat ini di dominasi

oleh lahan Hutan Rakyat (43%). Hal ini di karenakan topografi Kecamatan

Sumarorong yang sebagiannya merupakan daerah dataran tinggi dan bukan

82 Ibid.

65

Page 66: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

pesisir. Sementara lahan sawah hanya sekitar 1%, lahan ladang 8%, lahan

perkebunan 20% dan lainnya berkisar sekitar 28%.83

Gambar 3.6Persentase Luas Lahan Kecamatan Sumarorong

Tahun 2010

Untuk sektor pertanian, ada beberapa komoditi yang diusahakan

masyarakat di Kecamatan Sumarorong. Meskipun sektor pertanian tidak

mendominasi di Kecamatan Sumarorong tetapi sebagian besar

masyarakatnya masih mengusahakan lahan pertanian mereka untuk

keperluan sehari-hari. Komoditi pertanian tersebut diantaranya padi sawah,

jagung, ubi kayu, kopi dan coklat.84

Tabel 3.5Luas Tanam, Produksi dan Rata-Rata Produksi

83 Statistik Kecamatan Sumarorong, Sumarorong Dalam Angka 2011.84 Ibid.

66

1%

8%

20%

43%

28%Sawah Ladang

Perkebunan Hutan Rakyat

Lainnya

Page 67: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Tanaman Pertanian Kec. Sumarorong Tahun 2010

Jenis TanamanLuas

tanam/ panen(Ha)

Produksi (Ton)Rata-rata Produksi (Ton/Ha)

Padi Sawah 664 4,5 0,3

Jagung 150 9,6 0,2

Ubi Kayu 250 26,5 0,2

Kopi 1048 2,6 0,1

Coklat 170 0,5 0,1

3.2.Visi dan Misi Kecamatan Sumarorong

Visi Kecamatan Sumarorong:

“Terwujudnya masyarakat Kecamatan Sumarorong yang tanggu,

sejahtera dan demokrasi bernafaskan ajaran agama dan nilai-nilai Budaya

Ada’ Tuo”.

Misi Kecamatan Sumarorong:

a. Mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas sejak dalam

kandungan;

b. Pengelolahan Sumber Daya Alam (SDA) secara profesional untuk

meningkatkan produktivitas dengan menerapkan teknologi rama

lingkungan;

c. Pemberdayaan masyarakatat dalam kelembagaan-kelembagaan

ekonomi secara profesional;

d. Melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, kehutanan, dan

peternakan serta perikanan secara profesional melalui internsifikasi,

ekstensifikasi dan konservasi serta reboisasi dan penghijauan;

67

Page 68: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

e. Pemberian pelayanan prima kepada seluruh lapisan masyarakat;

f. Penegakan supremasi hukum oleh HAM demi terciptanya demokrasi;

g. Meningkatkan kualitas pendidikan melalui tenaga pendidik, anak didik,

serta peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;

h. Menciptakan lingkungan yang sehat menuju masyarakat yang sehat

dan sejahtera;

i. Meningkatkan kerukunan dan toleransi umat beragama;

j. Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi

menuju kemandirian;

k. Membangun obyek-obyek wisata yang ada dengan mengutamakan

kriteria ekonomis dengan memperhatikan kelestarian lingkungan;

l. Melestarikan dan meningkatkan pembinaan kebudayaan daerah;

m. Miningkatkan upaya pemberdayaan perempuan dalam mewujudkan

kesetaraan dan keadilan gender;

n. Menerapkan prinsip “Mesakada Dipotuo Pantan Kada Dipomate”

dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.

3.3.Organisasi Kecamatan Sumarorong

Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah

kabupaten. Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten sebagai

pelaksana teknis kewilayaan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan

dipimpin oleh camat.85

85 Peraturan Bupati Mamasa Nomor 17 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Mamasa.

68

Page 69: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Sumber: Kecamatan Sumarorong Tahun 2012

CAMAT

SEKCAM

KASUBAG KEPEGAWAIA

N

KASUBAG PROG. DATA DAN EVALUASI

KASUBAG UMUM DAN KEUANGAN

JABATAN FUNGSIONA

L

KASI PEM. TRANRIB DAN PELAYANAN

UMUM

KASI EKO. DAN

PEMBANG

KASI PEMBERDAYAAN.

MASY. DESA

KASI KESEJAHTERAAN

SOSIAL

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Susunan organisasi kecamatan terdiri dari:86

a. Camat;

b. Sekretaris Camat membawahi:

1. Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan;

2. Kepala Sub Bagian Umum Kepegawaian;

3. Kepala Sub Bagian Umum Program, Data dan Evaluasi;

c. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa;

d. Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Umum;

e. Kepala Seksi Perekonomian dan Pembangunan;

f. Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial.

Organisasi Kecamatan Sumarorong di atur dalam Peraturan Daerah

Nomor 5 Tahun 2010, Peraturan Bupati Mamasa Nomor 17 Tahun 2010 yang

berpedoman pada PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah.

Gambar 3.7STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN

KECAMATAN SUAMRORONG(PP. NO : 41 TAHUN 2009)

86 Peraturan Bupati Mamasa Nomor 17 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Mamasa dan Peraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Mamasa.

69

Page 70: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

3.3.1. Camat

Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati

melalui sekretaris daerah. Camat mempunyai tugas pokok membantu bupati

dalam menyelenggarakan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan

pembinaan kehidupan kemasyarakatan dalam wilayah kecamatan. 87

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, camat mempunyai fungsi:88

1. Pelaksanaan pelimpahan sebagai wewenang pemerintah dari

kabupaten;

2. Pelayanan administrasi kecamatan.

87 Peraturan Bupati Mamasa Nomor 17 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Mamasa.88 Ibid.

70

Page 71: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Camat menyelenggrakan tugas umum pemerintahan yang meliputi:

1. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

2. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum;

3. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan;

4. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum;

5. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan;

6. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

dan

7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa

atau kelurahan.

Selain tugas di atas, camat melaksanakan kewenangan pemerintahan

yang dilimpahkan oleh bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi

daerah, yang meliputi:

a. Perizinan;

b. Rekomendasi;

c. Koordinasi;

d. Pembinaan;

e. Pengawasan;

71

Page 72: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

f. Fasilitasi;

g. Penetapan;

h. Penyelenggaraan; dan

i. Kewenangan lain yang dilimpahkan.

3.3.2. Sekretariat Kecamatan

Sekretariat kantor kecamatan di pimpin oleh seorang sekretaris yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada camat, serta mempunyai

tugas pokok memberikan pelayanan administratif bagi seluruh satuan kerja di

lingkungan kecamatan yang dipimpin oleh sekretaris camat serta

mengoordinasikan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan

pelaksanaan kegiatan ketatausahaan meliputi administrasi umum dan

keuangan, kepegawaian, surat-menyurat, penyusunan program kegiatan dan

laporan.89

Untuk melaksanakan tugas pokok, sekretariat mempunyai fungsi:90

1. Penyusunan kebijakan teknis dan pemberian dukungan atas

penyelenggaraan bidang administrasi umum, kepegawaian, program

dan pelaporan, serta keuangan;

2. Pembinaan pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program

dan kegiatan sub bagian;

3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

89 Ibid.90 Ibid.

72

Page 73: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Rincian tugas sekretaris kecamatan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan;

2. Pelaksanaan urusan kepegawaian kecamatan;

3. Pelaksanaan urusan keuangan;

4. Pelaksanaan urusan perlengkapan;

5. Pelaksanaan urusan umum dan rumah tangga;

6. Pelaksanaan koordinasi terhadap penyusunan perencanaan dan

program kerja kecamatan;

7. Melakukan pengawasan, pengendalian, dan evaluasi terhdap

penyelenggaraan tugas administrasi umum dan keuangan,

kepegawaian, serta program dan laporan;

8. Menyiapkan bahan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah kecamatan.

3.3.3. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Rincian tugas Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

sebagai berikut:91

a. Mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam

perencanaan pembangunan lingkup kecamatan dalam forum

musyawarah perencanaan pembangunan di desa/kelurahan;

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan dan evaluasi terhadap

keseluruhan unit kerja dan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan

desa di wilayah kerja kecamatan;

91 Ibid.

73

Page 74: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

c. Mengumpulkan data dalam rangka fasilitasi dan koordinasi

penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat di wilayah kecamatan;

d. Megumpulkan bahan dalam rangka pembinaan Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat (LPM) kelurahan di wilayah kecamatan;

e. Mengumpulkan bahan fasilitasi pengembangan sumber daya manusia

tenaga teknis pemberdayaan masyarakat kecamatan;

f. Melaksanakan penyiapan bahan penyelengaraan kegiatan gerakan

pemberdayaan dan kesejahteraan kelurahan (PKK);

g. Melaksanakan administrasi pemberian rekomendasi dan perizinan

yang bersesuaian dengan tugas pokok dan fungsinya;

h. Memberikan saran pada camat berdasarkan tugas pokok dan

fungsinya;

i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala berdasarkan

tugas pokok dan fungsinya;

j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3.3.4. Seksi Pemerintahan, Ketentraman, dan Ketertiban Umum

Rincian tugas Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman, Dan

Ketertiban Umum:92

a. Melakukan koordinasi dengan satua kerja perangkat daerah dan

instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

92 Ibid.

74

Page 75: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi

pemerintahan desa dan atau kelurahan, serta melakukan evaluasi

penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan di tingkat kecamatan;

c. Megumpulkan bahan dalam rangka fasilitasi pembinaan kerukunan

hidup antar umat beragama;

d. Menyelenggarakan fasilitasi pelaksanaan lomba/penilaian kelurahan;

e. Menyelenggarakan kegiatan administrasi kependudukan;

f. Melaksanakan pendataan dan inventarisasi aset daerah dan kekayaan

daerah lainnya yang ada di wilayah kecamatan;

g. Menyusun rencana bagi pelaksanaan koordinsai dengan Kepolisian

Negara Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Kesatuan

Polisi Pamong Praja, Perlindungan Masyarakat, Pemuka Agama, dan

Tokoh Masyarakat (Tokoh Adat) mengenai program dan kegiatan

penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah

kecamatan;

h. Mengumpulkan bahan dan menyusun rencana penegakan dan

pelaksanaan paraturan daerah, peraturan bupati dan peraturan

perundang-undangan lainnya serta peraturan adat setempat di wilayah

kecamatan;

i. Melaksanakan administrasi pemberian rekomendasi dan perizinan

yang bersesuaian dengan tugas pokok dan fungsinya;

j. Mamberikan saran pada camat berdasarkan tugas pokok dan

fungsinya;

75

Page 76: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

k. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala berdasarkan

tugas pokok dan fungsinya;

l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3.3.5. Seksi Perekonomian dan Pembangunan

Rincian tugas Kepala Seksi Perekonomian Dan Pembangunan

sebagai berikut:93

a. Mengumpulkan bahan dalam rangka fasilitasi dan koordinasi

penyelenggaraan dan pembangunan di wilayah kecamatan;

b. Mengumpulkan bahan bagi fasilitasi pengembangan perekonomian

kecamatan;

c. Menyusun rencana bagi pelaksanaan pungutan atas pajak dan

retribusi daerah di wilayah kecamatan;

d. Menyusun rencana pengembangan serta pemantauan kegiatan

perindustrian, perdagangan, perkoperasian, dan Usaha Kecil

Menengah (UKM);

e. Melaksanakan pengawasan penyaluran dan pengambilan kredit dalam

rangka menunjang keberhasilan program usaha perekonomian

masyarakat;

f. Menyusun rencana bagi pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi

penyelenggaraan pembangunan di wilayah kecamatan;

g. Menyusun rencana fasilitasi pengembangan pembangunan

kecamatan/kelurahan;

93 Ibid.

76

Page 77: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

h. Mengumpulkan bahan bagi kegiatan koordinasi, pembinaan dan

pengawasan serta pelaporan langkah-langkah penanggulangan

terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan;

i. Menyusun rencana pelaksanaan pencegahan perusakan Sumber

Daya Alam yang membahayakan lingkungan;

j. Menyusun rencana pengkoordinasian pembangunan swadaya

masyarakat;

k. Melakukan administrasi pemberian rekomendasi dan perizinan yang

bersesuaian dengan tugas pokok dan fungsinya;

l. Memberika saran pada camat berdasarkan tugas pokok dan

fungsinya;

m. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala berdasarkan

tugas pokok dan fungsinya;

n. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

3.3.6. Seksi Kesejahteraan Sosial

Rincian tugas kepala Seksi Kesejahteraan Sosial sebagai berikut:94

a. Menyelenggarakan fasilitasi kegiatan organisasi

sosial/kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat;

b. Melaksanakan pencegahan dan penanggulangan bencana alam di

lingkungan kecamatan;

c. Melaksanakan penanggulangan bencana sosial;

94 Ibid.

77

Page 78: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

d. Megumpulkan bahan dan data kegitan program pendidikan

masyarakat;

e. Melaksanakan pembinaan kesehatan masyarakat dan lingkungan;

f. Melaksanakan kegiatan pembinaan kegiatan program generasi muda,

keolaragaan, kebudayaan, kepramukaan, serta peran wanita;

g. Melakukan administrasi pemberian rekomendasi dan perizinan yang

bersesuaian dengan tugas pokok dan fungsinya;

h. Memberika saran pada camat berdasarkan tugas pokok dan

fungsinya;

i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala berdasarkan

tugas pokok dan fungsinya.

3.3.7. Tata Kerja dan Hubungan Kerja

Dalam melaksanakan tugasnya, camat, sekretaris kecamatan, lurah,

kepala sub bagian, sekretaris kelurahan, dan kepala seksi wajib menerapkan

prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-

masing maupun antara satuan organasisi di lingkungan pemerintah

kabupaten sesuai dengan tugas pokok masing-masing.95

Camat melakukan koordinasi dengan kecamatan di sekitarnya. Camat

megkoordinasikan unit kerja di wilayah kerja kecamatan dalam rangka

penyelenggraan kegiatan pemerintahan untuk meningkatkan kinerja

95 Peraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Mamasa.

78

Page 79: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

kecamatan. Camat melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat

daerah di lingkungan pemerintah kabupaten dalam rangka penyelenggraan

kegiatan pemerintahan di kecamatan.96

Hubungan kerja kecamatan dengan perangkat daerah kabupaten

bersifat koordinasi teknis fungsional dan teknis operasional. Hubungan kerja

kecamatan dengan instansi vertikal di wilayah kerjanya, bersifat koordinasi

teknis fungsional. Hubungan kerja kecamatan dengan swasta, lembaga

swadaya masyarakat, partai politik, dan organisasi kemasyarakatan lainnya

di wilayah kerja kecamatan bersifat koordinasi dan fasilitasi.97

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Kewenangan Camat

4.1.1. Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif Camat

Perubahan mendasar dalam penyelenggaraan pemerintahan

kecamatan sebagaimana diatur di dalam UU Nomor 22 Tahun 1999,

kemudian dilanjutkan pada UU Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan mencakup

mengenai kedudukan kecamatan menjadi perangkat daerah kabupaten/kota,

dan camat menjadi pelaksana sebagian urusan pemerintahan yang menjadi

wewenang bupati/walikota. Di dalam Pasal 120 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun

96 Ibid.97 Ibid.

79

Page 80: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

2004 dinyatakan bahwa “Perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas

sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah,

kecamatan, dan kelurahan”.98 Pasal tersebut menunjukkan adanya dua

perubahan penting yaitu:

1. Kecamatan bukan lagi wilayah administrasi pemerintahan dan

dipersepsikan merupakan wilayah kekuasaan camat. Dengan

paradigma baru, kecamatan merupakan suatu wilayah kerja atau areal

tempat camat bekerja.

2. Camat adalah perangkat daerah kabupaten/kota dan bukan lagi

kepala wilayah administrasi pemerintahan, dengan demikian camat

bukan lagi penguasa tunggal yang berfungsi sebagai administrator

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, akan tetapi

merupakan pelaksana sebagian wewenang yang dilimpahkan oleh

bupati/walikota.99

Camat merupakan perpanjangan tangan bupati. Secara terinci,

kewenangan camat dijelaskan dalam Pasal 126 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun

2004 yang menyatakan bahwa: “Camat yang dalam pelaksanaan tugasnya

memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk

menangani sebagian urusan otonomi daerah”. Jadi, berdasarkan ayat (2) ini

seorang camat mendapat kewenangan yang dilimpahkan atau diberikan oleh

bupati atau walikota, untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.100

98 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah99 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 33.100 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah

80

Page 81: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Pada ayat (3) UU Nomor 32 Tahun 2004, dijelaskan bahwa “Camat

juga menyelenggarakan tugas umum pemerintah”. Tugas umum pemerintah

ini meliputi mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum; mengkoordinasikan penerapan dan penegakkan peraturan

perundang-undangan; mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan

fasilitas pelayanan umum; mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan

pemerintah di tingkat kecamatan; membina penyelenggaraan pemerintahan

desa dan/atau kelurahan.101

Perubahan posisi atau status camat dari kepala wilayah menjadi

perangkat daerah dengan fungsi utama “menangani sebagian urusan

otonomi daerah yang dilimpahkan serta “menyelenggarakan tugas umum

pemerintah” ini ternyata membawa implikasi yang sangat mendasar bagi

camat dan institusi kecamatan itu sendiri. Saat ini, para camat merasakan

bahwa secara formal (yuridis), kewenangan dan kekuasaan mereka sangat

berkurang. Selain itu, para camat juga merasa bahwa kewenangan dan

fungsi mereka sekarang menjadi kurang jelas. Hal ini sering menimbulkan

keraguan bagi para camat dalam menjalankan tugasnya.102

Lebih lanjut Camat Sumarorong mengatakan:

“...inilah yang perlu kita berikan pemahaman kepada masyarakat. Memang betul mereka berpendapat bahwa camat masih bertindak sebagai kepala wilayah dalam pengambilan keputusan padahal ada instansi atau katakanlah dinas yang lebih berwenang untuk mengambil

101 Ibid.102 Moh. Ilham A. Hamudy, Peran Camat di Era Otonomi Daerah, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi. Hal. 56.

81

Page 82: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

kebijakan. Sebenarnya kalau dilihat pada pemahaman mereka, masyarakat beranggapan bahwa camat adalah penguasa wilayah, segala sesuatu ada pada dia padahal kan hanya mengkoordinasikan. Artinya program kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang ada di desa dan kelurahan itu dikelolah oleh dinas yang mempunyai program, misalnya program dari kabupaten, provinsi, atau pusat. Mereka memprogram hanya lewat ke kantor kecamatan disini peranannya sebagai koordinasi dia tidak punya kegiatan langsung campur dalam hal program kegiatan yang dilaksanakan oleh dinas-dinas tertentu. Namun tentunya kita yang ada di kecamatan yang selalu dekat dengan masyarakat mereka menganggap misalnya ada kemauan masyarakat untuk kegiatan pelaksanaan kegiatan pembangunan yang belum memuaskan ya mereka beranggapan bahwa yang kurang kerja keras di dalamnya adalah camat”.103

Harapan masyarakat terhadap peran signifikan kecamatan dapat

dikatakan masih tinggi. Masyarakat masih mengharapkan peran kecamatan

seperti masa lalu, sebagaimana di atur dalam UU Nomor 5 Tahun 1974

tentang Pemerintahan Daerah. Hal ini dapat ditinjau dari kecenderungan

masyarakat yang masih menjadikan kecamatan sebagai tempat pengaduan

berbagai permasalahan sosial.

Unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) secara de facto

masih dianggap berperan besar dalam menanggapi dan mengatasi pelbagai

permasalahan sosial di masyarakat (Kurniawan, 2008). Hal ini diperkuat oleh

kajian Kinseng (2008) yang menyatakan bahwa tuntutan masyarakat

terhadap peran camat sebagai pemimpin kecamatan masih besar seperti

pada era penerapan UU Nomor 5 Tahun 1974. Camat dituntut untuk siap

melayani masyarakat sepenuhnya dan memahami segala macam persoalan

yang terjadi dalam masyarakat. Permasalahannya, bupati atau walikota yang

103 Demianus, S.Pd., M.Pd., Camat Sumarorong Tahun 2011-2013, periode Bupati Mamasa Tahun 2008-2013. Hasil wawancara tanggal 16-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Camat Sumarorong.

82

Page 83: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

selama ini sering mengharapkan peran kecamatan yang besar, justru tidak

mendelegasikan sebagian kewenangannya kepada camat. Hal ini sering

mengakibatkan keragu-raguan camat dalam menangani pelbagai persoalan

yang terjadi dalam masyarakat.104

Menurut Kepala Bagian Umum Pemerintah Daerah Kabupaten

Mamasa yang pada saat itu dimandatkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten

Mamasa dalam wawancara juga merupakan mantan Camat Tabulahan

bahwa:

“...sekarang ini yang lagi hangat adalah apakah kecamatan akan di hapus karena statusnya sebagai SKPD kemudian kan persoalannya rentang kendali akan semakin tinggi tapi kan sekarang lagi dirancang undang-undang desa jadi desa itu akan menjadi otonomi asli kemudian langsung dapat dana alokasi dari pusat tapi sampai sekarang kan masih tetap mengacu kepada UU 32 Tahun 2004 dan PP 19 Tahun 2008 artinya peran camat masih tetap ada tapi besar tidaknya peran camat itu dipengaruhi kalau ada kewenangan delegatif yang diberikan, nah sekarang yang terjadi di Mamasa tidak ada secara legal formal kewenangan delegatif tetapi sesunggunnya itu terjadi dalam artian persepsi yang dibangun. Seorang camat yang baru dilantik sudah mempersepsikan dirinya bahwa apapun yang terjadi di masyarakat itu tetap kewenangan saya. Sejak pertama kali terbentuk Mamasa saya sudah sampaikan bahwa harus ada kewenangan delegatif kepada camat supaya jelas tetapi selalu dibahasakan pimpinan bahwa camat adalah kepala wilayah. Itu yang tidak dipahami tetapi konsekuensi logisnya di kecamatan tidak terlalu banyak bukan berarti tidak ada tetapi tidak terlalu banyak dalam artian tanpa ada pendelegasian kewenangan delegatif seharusnya kan camat tidak bisa terlalu banyak berbuat walaupun ada kewenangan atributifnya tapi toh ternyata jalan-jalan saja”.105

104 Moh. Ilham A. Hamudy, Peran Camat di Era Otonomi Daerah, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi. Hal. 53.105 Ardiansyah, S.STP, Kabag Umum Pemda Kab. Mamasa, manatan Camat Tabulahan. Hasil Wawancara tanggal 11-04-2012 Pukul 08.30 Wita di ruangan Kabag. Umum Pemda Kab. Mamasa.

83

Page 84: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Hal ini menunjukkan bawah camat di Kabupaten Mamasa termasuk

Camat Sumarorong hanya menjalankan tugas-tugas umum pemerintahan,

rutinitas-rutinitas pemerintahan, serta jenis-jenis pelayanan yang tidak jelas.

Adanya persepsi yang masih terbangun baik di kalangan masyarakat

maupun para pejabat pemerintahan bahwa camat masih berkedudukan

sebagai kepala wilayah semakin mempertegas adanya kontradiksi harapan

masyarakat dengan harapan pemerintah berdasarkan aturan. Di satu sisi

Bupati Mamasa mengharapkan bahwa kecamatan adalah ujung tombak

pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan namun di sisi lain tidak

adanya pendelegasian wewenang yang lebih rinci menyebabkan camat

kadang ragu dan bingung dalam pelaksaan tugasnya. Berikut adalah

penjelasan Kepala Bagian Umum Pemerintah Daerah Mamasa:

“...sebenarnya, saya pisahkan pandangan bupati dari sisi konseptual kemudian dari sisi praktis. Dari sisi praktis itu sangat dipengaruhi pandangan politik. Sisi konseptualnya itu memang ingin menempatkan kecamatan sebagai pusat pelayanan terdekat tatapi Kepala Daerah sekarang dua selalu pandangannya dalam mengambil keputusan yaitu konsptual dengan praktis. Apalagi kalau mau dekat-dekat pemilukada, dominan sekali praktisnya. Tatapi kalau Pak Bupati Mamasa ini di luar sisi praktis selalu mengatakan bahwa camat adalah ujung tombak pelayanan pemerintahan tedepan kemudian Pak Bupati juga sering menekankan bahwa tidak ada kantor camat yang tertutup di jam kantor artinya secara tidak langsung dia sudah mendelegasikan kewenangan tetapi tidak punya legal standing dalam artian selain kewenangan atributif pelayanan-pelayanan ini katakanlah surat menyurat tetap dilakukan camat tanpa ada ketentuan formal yang mengatur, tanpa ada delegasi kewenangan. Kecuali misalnya ada yang komplain dengan tanda tangan camat tetapi kenyataannya orang bermasa bodoh yang penting tidak saling mengganggu kepentingan yang ada tetapi sekarang idealnya kan kita mengacu kepada aturan. Saya bisa estimasi bahwa katakanlah di Sulbar saja ini hampir semua kewenangan delegatif itu tidak dilakukan. Karena sebenarnya konsep Pak Sadu ketika kewenangan diberikan kepada kecamatan maka

84

Page 85: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

harus ada bantuan dari pemerintah daerah untuk melaksanakan kewenangan itu apalagi kewenangan teknis. Contoh misalnya IMB. Di kecamatan kan basiknya kan bukan orang teknik, saya misalnya berikan klasifikasi kewenangan menandatangani IMB yang skala ukurannya katakanlah ukuran 20mx30m maksimal di atas itu harus Pak Bupati. Kenyataannya ketika diberikan kewenangan untuk menilai layak tidaknya diberikan IMB bagi berukuran 600 m persegi ilmu apa yang mau dia pakai untuk menilai kalau tidak ada orang teknik atau kalau tidak ada UPTD PU disitu tapi kalau UPTD PU di buat maka akan banyak sekali UPTD PU dan SKPD makanya Pak Sadu mau semuanya dilebur ke kecamatan. Ketika ada IMB maka harus ada orang teknik di kasubag pemerintahan di kecamatan supaya kasubag pemerintahan sarjana teknik ini dikumpul semua kecamatan oleh PU memberikan bekal yang mana layak IMB yang mana tidak, spesifikasinya bagaimana. Tetapi kalau pun hari ini didelegasikan kewenangan nanti ngawur saja karena kewenangan yang didelegasikan itu seharusnya kewenangan yang teknis-teknis karena kewenangan yang umum sudah atributif”.106

Selain persoalan tersebut yang menyebabkan pendelegasian

sebagian kewenangan bupati ke camat tidak dilakukan, adanya pemahaman

yang tidak elaboratif serta sistem politik yang dibangun oleh Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 menyebabkan semuanya menjadi kompleks. Sistem

politik Kabupaten Mamasa yang kurang stabil serta penyelenggaraan

pemerintahan yang tidak stabil menjadi penyebab camat dalam pelaksanaan

tugasnya pun menjadi dilematis.

Lebih lanjut Kepala Bagian Umum Pemerintah Daerah Kabupaten

Mamasa menyebutkan bahwa:

“...kata kuncinya terjadi patologi pemerintahan ini karena disebabkan oleh memang mekanisme yang dibangun memunculkan celah-celah untuk seperti itu, yang sederhananya begini pemerintahan kita sangat didominasi oleh kepentingan politik. Kepentingan politik meninggalkan kepentingan administrasi, meninggalkan PP, meninggalkan undang-undang. Jelas sekali diatur dalam PP 19 Tahun 2008 kriteria camat

106 Ibid.

85

Page 86: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

harus berlatar belakang ilmu pemerintahan, harus mengikuti Diklat camat tapi karena kepentingan politik, yang ditempatkan sebagai camat adalah orang-orang yang tidak sesuai spesifikasi. Sistem yang diciptakan UU 32 Tahun 2004 tentang Pilkada Langsung memang memaksa orang seperti itu. UU 32 Tahun 2004 yang buka peluang, jadi praktis birokrasi ini 70% diisi kepentingan politik hanya 30 % kepentingan administrasi. Administrasi ini katakanlah aturan”.107

Selain itu, beliau lebih lanjut menegaskan bahwa:

“...memang sebagian penyebabnya adalah ketidakpahaman yang mana kewajiban mendelegasikan kewenangan berdasarkan perintah Undang-Undang kemudian sebagian juga disebabkan karena tidak paham. Jadi ada unsur kesengajaan juga. Ada juga penyebabnya tarik ulur kepentingan karena kewenangan yang ingin didelegasikan itu adalah rata-rata kewenangannya SKPD. Kan kaki tangannya ini bupati adalah SKPD, kantor-kantor, badan-badan, dinas-dinas, nah kewenangan itu yang mau didistribusikan sedangkan sebagian besar SKPD tidak mau mendistribusikan kewenangan itu”. 108

Perubahan organisasi kecamatan menjadi satuan kerja perangkat

daerah pun menyebabkan permasalahan di kecamatan menjadi lebih

kompleks. Jika diperhatikan secara menyeluruh hampir semua bidang-bidang

kewenangan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah itu telah terbagi

habis ke SKPD yang ada, kantor-kantor, dinas-dinas, serta badan-badan

yang ada di daerah. Hadirnya PP Nomor 19 Tahun 2008 yang lebih jauh

menjelaskan kecamatan sebagai SKPD tetap mengharapkan adanya

keinginan politik (Political Will) dari bupati dan DPRD untuk menjadikan

kecamatan sebagai ujung tombak pelayanan kepada masyarakat. Namun

dalam penjelasan Kepala Bagian Umum Pemda Mamasa di atas dapat

direduksi bahwa kecamatan yang ada di Kabupaten Mamasa termasuk

107 Ibid.108 Ibid.

86

Page 87: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Gambar 4.1Alur Pelimpahan Kewenangan

Didiskusikan Titik Temu

Konsep Kewenangan yang Akan Didelegasikan

Suku Dinas Teknis

Camat

Peraturan KDH

Rancangan Peraturan KDH

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Kecamatan Suamrorong secara umum masih berjalan namun tidak jelas

karena tidak adanya “legal standing” dalam hal ini aturan yang komprehensif

yang yang mengatur tingkatan-tingkatan yang lebih spesifik seberapa jauh

kewenangan camat dalam pelaksanaan tugasnya. Konsep kecamatan

mengharapkan adanya keluwesan dari SKPD yang lain untuk memberikan

sebagian kewenangan kepada kecamatan.

Sebagaimana yang diharapkan oleh Sadu Wasistiono bahwa dalam

rangka memberdayakan kecamatan hendaknya ditempuh mekanisme

pelimpahan kewenangan dari bupati/walikota kepada camat yang dapat

dilihat pada gambar berikut.109

109 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 57.

87

Page 88: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Dengan mekanisme yang di sarankan oleh Sadu Wasitiono tersebut

diharapkan mampu menjadikan kecamatan sebagai pusat pelayanan yang

lebih dekat dengan masyarakat namun hal tersebut tidak terlepas dari

kebijakan dan kemauan politik pemerintah daerah dalam hal ini DPRD

Kabupaten Mamasa dan Bupati Mamasa untuk menjadikan kecamatan

sebagai ujung tombak pelayanan kepada masyarakat. Kenyataannya hal

tersebut belum dalapt dilaksanakan dengan berbagai permasalahan

sebagaimana telah di paparkan Kepala Bagian Umum Pemda Mamasa

sebelumnya.

Dikaitkan dengan pendelegasian sebagian kewenangan pemerintahan

dari bupati/walikota kepada camat dibedakan adanya 2 (dua) pola yaitu:110

1. Pola seragam, yaitu mendelegasikan sebagaian kewenangan

pemeritahan dari bupati/waloikota kepada camat tanpa melihat

karakteristik wilayah dan penduduknya. Pola ini dapat digunakan untuk

kecamatan yang wilayah dan penduduknya relatif homogen.

2. Pola beranekaragam, yaitu mendelegasikan sebagian kewenangan

pemerintahan dari bupati/walikota kepada camat dengan

memperhatikan karakteristik wilayah dan penduduk masing-masing

kecamatan. Pola ini ada dua macam kewenangan yang dapat

110 Ibid.

88

Page 89: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

didelegasikan yaitu kewenangan generik, yakni kewenangan yang

sama untuk semua kecamatan, serta kewenangan kondisional yakni,

kewenangan yag sesuai dengan kondisi wilayah dan penduduknya.

Keadaan yang saling mengharapkan terhadap inisiatif pelimpahan

sebagian kewenangan dari Bupati Mamasa ke Camat Sumarorong rupanya

menjadi salah satu faktor penghambat dalam pemberian kewenangan yang

lebih teknis kepada camat. Di satu sisi camat mengharapkan adanya

pelimpahan kewenangan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Mamasa

dengan memperhatikan pola pendelegasian, di sisi yang lain adanya harapan

terhadap camat untuk melakukan suatu terobosan pemikiran pemerintahan

yang kemudian dianggap penting oleh Pemerintah Daerah Mamasa yang

ditindaklanjuti melalui pendelegasian sebagaian kewenangan pun diharapkan

dilakukan oleh Camat Sumarorong. Akibatnya, bertahan pada posisi masing-

masing juga menjadi salah satu penyebab terjadinya sistem

penyelenggaraan pemerintahan Kecamatan Sumarorong yang kurang efektif.

Berikut adalah pernyataan Asisten Bupati Bidang Pemerintahan

Kabupaten Mamasa:

“...disitulah sebetulnya dibutuhkan para camat untuk membuat inovasi-inovasi dalam rangka penerimaan delegasi kewenangan/kekuasaan dari bupati. Jadi, para camat harus proaktif sehingga diharapkan para camat sebagai koordinator pemerintahan arif dan kreatif bagaimana melihat situasi dan kondisi daerahnya masing-masing untuk memeberikan masukan kepada Pak Bupati, sehingga delegasi kekuasaan dari Bupati bisa diserahkan kepada camat. Karena bagaimana pun juga, Bupati bukan hanya satu kecamatan yang diurusi tetapi bagaimana kreatif para camat memberikan telaah staf kepada Bupati untuk diberikan mungkin sebagian kewenangan Bupati, seperti bagaimana menggarap galian-galian C untuk pendapatan daerah, jadi

89

Page 90: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

tergantunglah camatnya. Secara umum pola kewenangan yang dijalankan camat itu rata dan sama, tetapi setiap kecamatan punya karakteristik masing-masing keadaan. Dan tidak mungkin itu, misalnya Kecamatan Sumarorong sama dengan Kecamatan Pana misalnya. Ada beberapa yang saya katakan tadi harus butuh kreatif camat melihat betul-betul derahnya kira-kira hal apa saja yang harus dilakukan dalam rangka pembinaan pelayanan kepada masyarakat sehingga pendekatan-pendekatan kepemimpinan itu bukan bergantung dari kabupaten tetapi camat juga perlu menyampaikan informasi sehingga kewenangan bupati itu bisa diberikan lagi kepada camat, disamping yang saya katakan tadi bahwa tugas-tugas camat secara keseluruhan ada, tetapi ada mungkin tugas-tugas tambahan apabila camatnya itu punya kreatif”.111

Keadaan seperti ini seharusnya tidak terjadi mengingat kewenangan

secara penuh itu berada pada kepala daerah. Jika pemahaman terhadap PP

No. 19 Tahun 2008 benar dilakukan, seharusnya inisiatif pemberian

kewenangan itu berbentuk pola “dari atas ke bawah” dengan memperhatikan

unsur teori penerimaan kewenangan oleh Chester Barnard. Sehingga dalam

konsep yang disarankan oleh Sadu Wasistiono perlu adanya proses

identifikasi kembali kewenangan-kewenangan daerah yang berada pada

SKPD kemudian merumuskan dan mendistribusikan kewenangan

berdasarkan kebutuhan ke masing-masing kecamatan.

Camat dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh perangkat

kecamatan dan bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui sekretaris

daerah kabupaten/kota. Pertanggungjawaban camat kepada bupati/walikota

melalui sekretaris daerah adalah pertanggungjawaban administratif.

Pengertian melalui bukan berarti camat merupakan bawahan langsung

111 Ir. Edy Mulyono Paulillin, SE.,MH. Asisten Bupati Bidang Pemerintahan Kabupaten Mamasa. Hasil Wawancara tanggal 23-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Asisten Bupati Bidang Pemerintahan Pemda Kab. Mamasa.

90

Page 91: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

sekretaris daerah, karena secara struktural camat berada langsung di bawah

bupati/walikota.112

Camat berperan sebagai kepala wilayah (wilayah kerja, namun tidak

memiliki daerah dalam arti daerah kewenangan), karena melaksanakan tugas

umum pemerintahan di wilayah kecamatan, khususnya tugas-tugas atributif

dalam bidang koordinasi pemerintahan terhadap seluruh instansi pemerintah

di wilayah kecamatan, penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban,

penegakan peraturan perundang - undangan, pembinaan penyelenggaraan

pemerintahan desa dan/atau kelurahan, serta pelaksanaan tugas

pemerintahan lainnya yang belum dilaksanakan oleh pemerintahan

desa/kelurahan dan/atau instansi pemerintah lainnya di wilayah kecamatan.

Oleh karena itu, kedudukan camat berbeda dengan kepala instansi

pemerintahan lainnya di kecamatan, karena penyelenggaraan tugas instansi

pemerintahan lainnya di kecamatan harus berada dalam koordinasi camat.113

Camat sebagai perangkat daerah juga mempunyai kekhususan

dibandingkan dengan perangkat daerah lainnya dalam pelaksanaan tugas

pokok dan fungsinya untuk mendukung pelaksanaan asas desentralisasi.

Kekhususan tersebut yaitu adanya suatu kewajiban mengintegrasikan nilai-

nilai sosio kultural, menciptakan stabilitas dalam dinamika politik, ekonomi

dan budaya, mengupayakan terwujudnya ketenteraman dan ketertiban

wilayah sebagai perwujudan kesejahteraan rakyat serta masyarakat dalam

112 Pembahasan PP Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan.113 Ibid.

91

Page 92: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

kerangka membangun integritas kesatuan wilayah. Dalam hal ini, fungsi

utama camat selain mernberikan pelayanan kepada masyarakat, juga

melakukan tugas-tugas pembinaan wilayah.114

Menurut Pasal 126 ayat (3) dan PP Nomor 19 Tahun 2008 pada Pasal

15 ayat (1), camat melaksanakan tugas umum pemerintahan yang

merupakan kewenangan artibutif yang meliputi:115

a. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

b. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum;

c. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan;

d. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum;

e. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan;

f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

dan

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa

atau kelurahan.

114 Ibid.115 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008

92

Page 93: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Sebagai koordinator di wilayahnya kerjanya, Camat Sumarorong

dalam rangka menjalankan kewenangan atributifnya terkait

mengoordinasikan dan pembinaan, dari hasil penelitian ditemukan adanya

sistem koordinasi yang dibangun sangat efektif. Dalam pelaksanaan

tugasnya sebagai koordinator wilayah telah ditetapkan dalam kalender

pemerintahan Kecamatan Sumarorong bahwa setiap tanggal 17 bulan

berjalan diadakan rapat koordinasi kecamatan yang didahului dengan apel

bersama. Dalam pertemuan tersebut semua perangkat pemerintahan yang

ada di wilayah Kecamatan Sumarorong yang meliputi: semua kepala desa,

lurah, instansi vertikal, unit pelaksana teknis daerah, tokoh masyarakat, dan

sebagainya hadir dalam rangka evaluasi penyelenggaraan pemerintahan

yang berjalan. Rapat koordinasi yang dilaksanakan pada tanggal 17 April

2012 dibahas berbagai aspek permasalahan. Hasil penelitian dalam rapat

koordinasi meliputi permasalahan ketentraman ketertiban umum,

permasalahan pemerintahan, pendidikan, serta permasalahan-permasalahan

yang terjadi di desa.116

Gambar 4.2APEL BERSAMA DAN RAPAT KOORDINASI

116 Rapat Koordinasi Tanggal 17 April 2012 di Gedung Aula Kecamatan Sumarorong.

93

Page 94: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

KECAMATAN SUMARORORNG

Selain rapat koordinasi ini sebagai wadah mengoordinasikan

penyelenggaraan pemerintahan kecamatan juga menjadi wadah pembinaan,

pengawasan, dan evaluasi terhadap kepala-kepala desa yang terkait dengan

kewenangan camat terhadap desa, maupun perangkat pemerintahan lainnya.

Lebih lanjut Kepala Desa Rante Kamase mengatakan:

“...saya kira mengawasi karena kalau rapat koordinasi biasanya banyak pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan ke kepala desa yang hadir baik menyangkut hubungan tugas kepala desa di desa maupun hubungan desa dan kecamatan. Untuk perangkat desa, camat juga memberikan pembinaan karena di desa itu KAURnya ada tiga yaitu KAUR Pemerintahan, KAUR Pembangunan, dan KAUR Keuangan. Pemerintah kecamatan akan turun ke desa memberikan pembinaan hanya jika ada permintaan dari desa namun sebagian besar telah dikoordinasikan di rapat koordinasi kecamatan”.117

117 Tadius Toding, Kepala Desa Rante Kamase. Hasil wawancara tanggal 24-03-2012 Pukul 08.30 Wita di rumah Kepala Desa Rante Kamase.

94

Page 95: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Rapat koordinasi ini sebagai wadah dalam rangka

mensingkronisasikan segala bentuk permasalahan di desa dan kelurahan,

kesatuan persepsi dalam tindakan yang mempunyai akibat-akibat hukum,

serta menghindari adanya kegiatan-kegiatan pemerintahan yang keliru

karena kesalahpahaman atau kurangnya komunikasi. Selain itu, rapat

koordinasi ini merupakan inisiatif dari Camat Sumarorong untuk menciptakan

suasana yang harmnonis dalam kedisiplinan yang teratur di semua perangkat

pemerintahan yang ada di wilayah Kecamatan Sumarorong.

Tugas camat dalam mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan

masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf a PP

Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:118

a. Mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam

perencanaan pembangunan lingkup kecamatan dalam forum

musyawarah perencanaan pembangunan di desa/kelurahan dan

kecamatan;

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit

kerja baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja

dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan;

c. Melakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan

masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja

pemerintah maupun swasta;

118 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008 tentang kecamatan.

95

Page 96: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

d. Melakukan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat

sesuai dengan peraturan perundang - undangan; dan

e. Melaporkan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah

kerja kecamatan kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada

satuan kerja perangkat daerah yang membidangi urusan

pemberdayaan masyarakat.

Pasal ini mengarahkan camat sebagai pimpinan dan koordinator di

wilayah kerjanya untuk memastikan secara umum program-program

pemerintah maupun swasta di bidang pemberdayaan masyarakat berjalan

secara efektif. Camat diberikan kewenangan untuk mendorong partisipasi

masyarakat, membina, mengawasi, serta mengevaluasi program-program

pemberdayaan masyarakat dalam rangka proses perencaan pembangunan

kecamatan.

Camat yang merupakan perpanjangan tangan bupati di wilayah

kecamatan diharapkan mampu mengakomodasi kepentingan-kepentingan

desa/kelurahan dalam rangka proses pembangunan melalui musyawarah

rencana pembangunan tingkat kecamatan. Pada Pasal 29 ayat (1) PP Nomor

19 Tahun 2008 dikemukakan bahwa: “Dalam rangka penyelenggraan

pemerintahan di kecamatan, disusun perencanaan pembangunan sebagai

kelanjutan dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa/Kelurahan”.

Selanjutnya ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) Pasal 29 PP Nomor 19 Tahun

96

Page 97: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

2008 disebutkan bahwa: “Perencanaan pembangunan kecamatan

merupakan bagian dari perencanaan pembangunan kabupaten/kota.

Perencanaan pembangunan kecamatan dilakukan melalui Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Kecamatan secara partisipatif. Mekanisme

penyusunan rencana pembangunan kecamatan berpedoman pada Peraturan

Menteri Dalam Negeri”.

Adanya kewenangan camat sebagaimana yang diamanahkan

Peraturan Pemerintah tersebut menuntut camat lebih proaktif dalam

menindaklanjuti pola pembangunan yang bersifat partisipatif dari “bawah ke

atas”. Pada tanggal 06 Maret 2012 dalam Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Kecamatan Sumarorong telah dibahas berbagai macam

usulan desa dan kelurahan terkait perencanaan pembangunan dan telah

ditetapkan skala prioritas usulan dalam musyawarah antar desa

perangkingan sebagai berikut.119

Tabel 4.1 Skala Prioritas Usulan Musrembang Kecamatan Sumarorong

Tahun 2012

No. Desa/Kelurahan Jenis Usulan Kegiatan1 Sumarorong Pembuatan Drainase (210 m)2 Rantekamase Pengerasan Jalan3 Sasakan Irigasi (550 m)

4 Salubalo Perintisan Jalan (3000 m) + 4 Unit Duiker

5 Tadisi Air Bersih (5140 m + Bak Induk 1 + Bak Dis 4 Unit)

119 Hasil Musrembang Tingkat Kecamatan Sumarorong Tahun 2012.

97

Page 98: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

6 Sibanawa Irigasi (706 m)7 Tabone RKB (Tiga Ruang)8 Banea Jembatan9 Batanguru Pembuatan MCK (16 Unit)10 Batanguru Timur Irigasi

Penetapan hasil tersebut tentu tidak terlepas dari peran camat sebagai

koordinator wilayah dalam memberikan dorongan, pembinaan, pengawasan,

serta evaluasi kinerja dari semua perangkat yang terkait untuk menciptakan

sistem yang partisipatif dalam pembangunan.

Selain hal tersebut di atas, dalam menjalankan kewenangan yang

berkaitan dengan mengoordinasikan pemberdayaan masyarakat, camat aktif

memberikan pembinaan wilayah dan berbagai himbanuan terkait

pemberdayaan masyarakat. Camat yang masih dipersepsikan oleh sebagian

masyarakat sebagai kepala wilayah bahkan sebagian dari kepala desa dan

lurah dianggap sosok yang mampu memberikan pemikiran-pemikiran yang

bersifat mempersatukan dan mampu memberikan solusi terhadap

perkembangan yang ada. Persepsi yang ada pun ikut memperkuat

kewenangannya dalam mengoordinasikan secara menyeluruh baik kepada

kepala-kepala desa maupun kepada masyarakat secara langsung. Berikut

adalah pernyataan Camat Sumarorong terkait upaya menggordinasikan

pemberdayaan masyarakat:

“...jadi upaya-upaya yang kami lakukan dan saya lakukan sebagai Camat Sumarorong dalam rangka memberdayakan masyarakat setelah saya menjabat sebagai camat, tentunya selalu melakukan koordinasi dengan para kepala desa melalui pertemuan-pertemuan

98

Page 99: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

atau rapat yang pada awal tahun kami sepakati bersama untuk mengadakan rapat koordinasi setiap tanggal 17 bulan berjalan. Kami mengadakan apel bersama dalam rangka mendisiplinkan termasuk aparat pegawai untuk cepat hadir dalam melaksanakan tugasnya. Juga dalam hal pemberdayaan masyarakat kami menyepakati atau menyampaikan kepada para kepala desa untuk selalu mengadakan kegiatan kebersihan setiap hari jumat dalam bentuk gotong royong mulai dari tingkat dusun sampai kecamatan. Kemudian untuk memelihara keindahan yang berkaitan dengan lingkungan, serta menghimbau kepada masyarakat untuk menanam buah-buahan karena saya melihat sangat berkaitan dengan peningkatan ekonomi masyarakat di waktu yang akan datang terutama dengan hadirnya lapangan terbang atau bandara di Sasakan pada Tahun 2011 untuk tahap pertama dan Tahun 2012 ini untuk pengerjaan pembangunan tahap ke dua. Jadi untuk mengantisipasi masyarakat dihimbau untuk berpartisipasi aktif untuk melakukan penanaman buah-buahan. Saya kira banyak kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dapat kami lakukan termasuk di dalamnya selalu menyampaikan atau melakukan koordinasi ke perangkat pemerintahan desa/kelurahan”.120

Hal ini sejalan dengan kedudukan camat sebagai koordinator wilayah

untuk mengoordinasikan ke semua instansi pemerintahan yang ada di

wilayah kerjanya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Kepala UPTD Pertanian

Kecamatan Sumarorong bahwa:

“...kita punya wewenang yang jelas ada koordinasi dengan camat. Camat telah melakukan mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan kecamatan dengan koordinasi ke desa dan kelurahan seperti pemberdayaan kelompok tani (GAPOKTAN), pemberdayaan kelompok masyarakat dalam PNPM Mandiri, peningkatan produksi pangan, pemberdayaan generasi muda melalui organisasi-organisasi pemuda”.121

Kehadiran camat dalam dimensi kehidupan masyarakat sebenarnya

masih sangat diharapkan oleh masyarakat. Perannya sebagai pemimpin

120 Demianus, S.Pd., M.Pd., Camat Sumarorong Tahun 2011-2013, periode Bupati Mamasa Tahun 2008-2013. Hasil wawancara tanggal 16-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Camat Sumarorong.121 Raba’ Ali. Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Sumarorong. Hasil wawancara tanggal 09-04-2012 Pukul 10.30 Wita di rumah Kepala UPTD Pertanian Kec. Sumarorong.

99

Page 100: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

wilayah masih sangat dibutuhkan. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan

Camat Sumarorong dalam membina masyarakat melalui sistem gotong

royong yang dibangun. Berikut adalah pernyataan Camat Sumarorong:

“...sistem gotong royong yang dilaksanakan meliputi 8 (delapan) desa dan 2 (dua) kelurahan di Kecamatan Sumarorong kita himbau untuk mengupayakan sifat kegotongroyongan dalam hal pemeliharaan kebersihan di desa-desa atau dusun dan lingkungan bukan hanya Kelurahan Sumarorong. Pada perayaan Hari Ulang Tahun Mamasa yang ke-10 yang lalu memang pemerintah Kabupaten Mamasa menghimbau dan menjadikan salah satu jenis kegiatan yang dilombakan dan kebetulan Kecamatan Sumarorong pada lomba kebersihan dari 17 Kecamatan di Kabupaten Mamasa kita besyukur karena Kecamatan Sumarorong mendapat juara yang pertama. Kami bersyukur namun sekaligus merupakan tanggungjawab yang lebih besar lagi untuk mempertahankan di masa-masa yang akan datang, mudah-mudahan masyarakat selalu ikut kerja sama supaya apa yang telah dicapai paling tidak bisa dipertahankan dan kalau perlu bisa kita tingkatkan”.122

Hal ini mengindikasikan bahwa kewenangan atributif tentang

menyelenggarakan tugas umum pemerintahan masih terhitung cukup efektif

meskipun sebenarnya tidak terlepas dari persepsi yang masih terbangun

dalam masyarakat bahwa camat masih berperan sebagai pelindung utama

dalam dimensi kehidupan masyarakat.

Tugas camat dalam mengoordinasikan upaya peyelenggaraan

ketenteraman dan ketertiban umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

ayat (1) huruf b PP Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:123

122 Demianus, S.Pd., M.Pd., Camat Sumarorong Tahun 2011-2013, periode Bupati Mamasa Tahun 2008-2013. Hasil wawancara tanggal 16-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Camat Sumarorong..123 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008 tentang kecamatan.

100

Page 101: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

a. Melakukan koordinasi dengan kepolisian Negara Republik Indonesia

dan/atau Tentara Nasional Indonesia mengenai program dan kegiatan

penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum di wilayah

kecamatan;

b. Melakukan koordinasi dengan pemuka agama yang berada di wilayah

kerja kecamatan untuk mewujudkan ketenteraman dan ketertiban

umum masyarakat di wilayah kecamatan; dan

c. Melaporkan pelaksanaan pembinaan ketenteraman dan ketertiban

kepada bupati/ walikota.

Tugas camat dalam mengoordinasikan penerapan dan penegakan

peraturan perundang - undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

ayat (1) huruf c PP Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:124

a. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang

tugas dan fungsinya di bidang penerapan peraturan perundang-

undangan;

b. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang

tugas dan fungsinya di bidang penegakan peraturan perundang-

undangan dan/atau Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

c. Melaporkan pelaksanaan penerapan dan penegakan peraturan

perundang - undangan di wilayah kecamatan kepada bupati/walikota.

Kedua point tersebut memberikan kewenangan kepada camat untuk

menciptakan suasana yang kondusif di lingkungan kecamatan. Keamanan

124 Ibid.

101

Page 102: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

dan sistem berpemerintahan berdasarkan aturan diharapkan tercipta melalui

peran camat sebagai koordinator wilayah. Koordinasi ke semua lini

pemerintahan yang terkait serta tokoh masyarakat dan pemuka agama

dihapkan dapat terjalin melalui peran camat untuk menciptakan ketentraman,

ketertiban umum, dan penegakan peraturan perundang-undangan.

Dalam pelaksanaannya metode koordinasi terhadap pihak berwenang

dan tokoh-tokoh masyarakat bukan satu-satunya jalan untuk menciptakan

keamanan di semua lini. Pembinaan masyarakat melalui pendekatan

persuasif yang berasaskan kekeluargaan pun dilakukan Camat Sumarorong

sebagai langkah yang efektif menciptakan suatu ketentraman. Sosialisasi ke

sekolah-sekolah dan semua lapisan masyarakat selalu dilakukan termasuk

penjagaan pada malam hari pun aktif di lakukan. Berikut adalah pernyataan

Camat Sumarorong:

“...dalam pencapaian ketentraman dan ketertiban umum tentunya kita selalu berkoordinasi dengan Polsek serta Koramil sebagai mitra kerja untuk selalu mengupayakan keadaan yang kondusif atau keamanan di daerah kita. Selain itu kami juga memprogramkan pelaksaan ronda malam untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan yang bisa terjadi di malam hari. Berikut seperti ketertiban berlalulintas kami selalu berkoordinasi dengan pihak kepolisian kemudian biasa juga menyampaikan ke masyarakat dan sekolah-sekolah supaya mereka mentaati rambu-rambu lalu lintas atau menggunakan jalan sesuai peraturan yang telah ditetapkan pemerintah dan yang paling penting disini adalah kita selalu melakukan pendekatan yang dinamis seperti pendekatan-pendekatan persuasif pada masyarakat, pendekatan secara kekeluargaan sehingga mereka merasa bahwa keamanan atau ketentraman itu merupakan sesuatu yang saat penting untuk kita pelihara bersama. Jadi bukan hanya dengan memberikan ketegasan tetapi juga memberi pemahaman-pemahaman melalui pendekatan secara kekeluargaan untuk menciptakan bersama ketentraman dan ketertiban di dalam masyarakat. Disamping itu kami juga selalu aktif berkoordinasi dengan pihak-pihak penganut agama untuk selalu saling

102

Page 103: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

menghargai, saling toleransi untuk melaksanakan kewajiban sebagai umat yang beragama”.125

Hal yang sama juga di tegaskan oleh Kapolsek Sumarorong terkait

koordinasi yang dilakukan dalam menciptakan ketentraman dan ketertiban

umum serta penegakan peraturan perundang-undangan:

“...kalau ketertiban umum sudah berjalan. Kami koordinasikan dari TRIPIKIA, Camat, Dandramil, Kapolsek. Memang sejak keberadaan saya disini kurang lebih satu tahun masalah koordinasi tentang masalah keamanan itu berjalan sesuai dengan harapan. Kalau soal ketertiban umum selama saya disini belum ada masalah yang sangat menonjol. Kalau kemudian koordinasi dengan TRIPIKA setiap saat kita bahas. Kemudian dari sisi pergantian camat lama dan baru saya melihat semuanya sama saja. Kalau untuk tingkat koordinasi itu setiap saat. Jadi sekecil apa pun permasalahan yang ada di kecamtan tetap kami duduk bersama untuk mengkoordinasikan dan semua pemerintahan tingkat bawah seperti kades, kepala UPTD, semua instansi terkait semua dihadirkan. Sejak saya disini untuk masalah ketertiban umum saya anggap semua masih biasa-biasa saja, belum ada saya katakan suatu tantangan yang berat ke depan, masih berjalan seperti kehidupan di desa beda kalau di kota. Kami dari kepolisian seperti ini memberikan pelayanan, mengatur lalu lintas kalau di hari-hari pasar, tetapi kalau hari-hari biasa yang seperti inilah keadaannya tidak ada yang terlalu serius. Saya lihat masih kondusif bahkan sangat kondusif daerah yang dikatakan aman. Salah satu bukti kemarin penilaian dari pemerintah daerah membuktikan bahwa daerah ini aman dengan diberikannya suatu penghargaan tingkat kabupaten yang didapatkan kecamatan ya salah satunya itu dari kebersihan dan dari sisi keamanan walaupun itu masih bisa kita benahi seorang camat juga sudah ada budaya jumat bersih antara pegawai, guru-guru, serta masyarakat yang ada melakukan program itu dengan bagus. Itulah langkah-langkah yang di ambil oleh pak camat di dukung oleh semua masyarakat.126

Keadaan ini tentu tidak terlepas dari karakteristik wilayah kecamatan

yang masih bercorak pedesaan. Masyarakat masih mengutamakan rasa

125 Demianus, S.Pd., M.Pd., Camat Sumarorong Tahun 2011-2013, periode Bupati Mamasa Tahun 2008-2013. Hasil wawancara tanggal 16-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Camat Sumarorong.126 Yuslim Y. Kapolsek Kecamatan Sumarorong. Hasil wawancara tanggal 21-03-2012 Pukul 09.00 Wita di Kantor Polsek Kec. Sumarorong.

103

Page 104: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

kekeluargaan, toleransi umat beragama masih sangat dijunjung tinggi serta

peran semua pihak yang terkait bahkan masyarakat yang sadar akan

pentingnya keamanan memyebabkan pencapaian tingkat keamanan,

ketertiban umum serta penegakan peraturan perundang-undangan dapat

berjalan secara optimal. Kemudian rapat koordinasi yang dilaksanakan setiap

bulan dianggap cukup efektif mengingat sebagai wadah evaluasi dan

sinkronisasi permasalahan yang terjadi serta pengambilan keputusan yang

tepat untuk beberapa permasalahan yang menjadi keluhan-keluhan

masyarakat di wilayah Kecamatan Sumarorong.

Tugas camat dalam mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan

fasilitas pelayanan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)

huruf d PP Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:127

a. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan/atau

instansi vertikal yang tugas dan fungsinya di bidang pemeliharaan

prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

b. Melakukan koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan

pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan

c. Melaporkan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas

pelayanan umum di wilayah kecamatan kepada bupati/walikota.

Point dalam pasal tersebut memberikan kewenangan kepada camat

untuk memastikan semua sarana dan prasarana pelayanan umum tetap

dalam kontrol pemerintah. Aspek pemeliharaan dan pengontrolan oleh camat 127 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008 tentang kecamatan.

104

Page 105: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

diharapkan ikut berperan di dalamnya sebagai koordinator yang ada di

wilayah. Hal ini sebagai antisipasi terhadap kerusakan dan terhambatnya

pelayanan kepada masyarakat. Maka dari itu camat, perangkat pemerintahan

yang lain, swasta, serta masyarakat diharapkan tetap ada koordinasi dan

sinkronisasi dalam penggunaan aset-aset daerah maupun negara untuk

kepentingan bersama.

Pelaksanaan kewenangan tersebut menuntut keaktifan dari camat

untuk mengawasi dan memelihara semua sarana dan prasarana pelayanan

umum di wilayah Kecamatan Sumarorong dengan mengoordinasikan secara

baik kepada perangkat pemerintahan, swasta dan masyarakat. Dari data

inventaris barang Kecamatan Sumarorong yang meliputi Kantor Camat, Balai

Pertemuan, Pasar, Panggung Olahraga, Rumah Jabatan, Gedung Kesenian,

Aula Kantor Kecamatan, dan sebagainya secara umum masih dalam

keadaan baik meskipun ada beberapa dalam keadaan kurang baik atau

rusak seperti komputer dan peta.128

Selain inventrasisasi, koordinasi, dan pengawasan dengan baik,

Camat Sumarorong memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap

semua fasilitas pemerintahan yang ada. Penggunaan, pemeliharaan, dan

pengawasan yang baik tentu menjadi prioritas utama dalam mencapai

keadaan yang optimal. Berikut adalah pernyataan Camat Sumarorong:

128 Laporan Inventaris Barang Kecamatan Sumarorong Tahun 2010.

105

Page 106: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

“...dalam rangka pemeliharaan fasilitas umum tentunya selalu dipelihara dengan jalan digunakan dengan bagus. Artinya sarana dan prasarana umum kita anggap sebagai milik kita kemudian menggunakan dengan sebaik-baiknya supaya tidak cepat rusak. Kemudian untuk pemeliharaan failitas umum tentunya kita selalu melakukan kontrol terhadap kerusakan serta perbaikan fasilitas-fasilitas yang sudah dianggap kurang baik. Kemudian fasilitas umum lainnya seperti pasar yang ada di kecamatan sumarorong, itu kita punya petugas khusus yang kita beri insentif untuk menjaga kebersihan sehingga terjamin kebersihannya”.129

Pendelegasian wewenang ke bawahan pun menjadi bagian metode

dari Camat Sumarorong dalam mencapai pemeliharaan fasilitas pelayanan

umum. Hal ini dilihat sebagai metode yang efektif melihat daftar inventaris

sarana dan prasarana Kecamatan Sumarorong secara umum dalam keadaan

baik.

Tugas camat dalam mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan di tingkat kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

ayat (1) huruf e PP Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:130

a. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan

instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

b. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan

kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

c. Melakukan evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di

tingkat kecamatan; dan

129 Demianus, S.Pd., M.Pd., Camat Sumarorong Tahun 2011-2013, periode Bupati Mamasa Tahun 2008-2013. Hasil wawancara tanggal 16-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Camat Sumarorong.130 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008 tentang kecamatan.

106

Page 107: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

d. Melaporkan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan kepada bupati/walikota.

Dalam pasal ini camat dihapapkan mampu mengetahui semua

bidangg-bidang pemerintahan yang terjadi di wilayah kerjanya. Camat adalah

koordinator yang wajib mengkoordinasikan dan dikoordinasikan oleh

perangkat pemerintahan yang ada di wilayahnya serta melakukan evaluasi

terhadap penyelenggaraan pemerintahan di tingkat kecamatan.

Pelaksanaan kewenangan ini tidak hanya dilakukan camat kepada

perangkat pemerintahan yang ada di kecamatan tetapi termasuk kepada

swasta. Rapat koordinasi setiap tanggal 17 bulan berjalan adalah tempat

efektif dan menjadi wujud dari pasal tersebut. Berikut pernyataan Camat

Sumarorong:

“...saya kira itu mutlak bahwa kegiatan pemerintahan dan selama ini dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemerintahan memang selalu kita koordinasikan bukan hanya kepada pemerintah di tingkat atas maupun katakanlah ke tingkat desa. Memang kita juga melibatkan atau mengkoordinasikan dengan pihak-pihak swasta seperti misalnya katanlah yang lalu-lalu ada beberapa pihak swasta yang cukup membantu kita di Kecamatan Sumarorong seperti misalnya pemborong Pasworan memang mereka secara sadar dan rela mau membantu kita termasuk dalam hal timbunan jalanan yang memang sedikit parah di Kecamatan Sumarorong dan tidak dipungut biaya itu berarti koordinasi kita dengan mereka bagus termasuk pihak swasta yang katakanlah PT atau CV yang kerja di bandara memang cukup memberikan bantuan yang bagus terutama memberikan bantuan dalam penimbunan jalan-jalan yang rusak di Kecamatan Suamrorong yang belum sempat dibiayai dari pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi bahkan dari pemerintah pusat. Walaupun tidak seberapa

107

Page 108: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

tetapi kita bersyukur bahwa kita bisa dibantu memalui koordinasi yang baik”.131

Hal tersebut menunjukkan bahwa camat masih memiliki peran penting

dalam wilayah kecamatan. Camat masih berpengaruh besar terhadap semua

instansi dan swasta tentu tidak terlepas dari persepsi yang dibangun

masyarakat Sumarorong bahwa camat masih dalam posisinya sebagai

kepala wilayah.

Tugas camat dalam membina penyelenggaraan pemerintahan desa

dan/atau kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf f

PP Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:132

a. Melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi

pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

b. Memberikan bimbingan, supervisi, fasilitasi, dan konsultasi

pelaksanaan administrasi desa dan/atau kelurahan;

c. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kepala desa

dan/atau lurah;

d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat desa

dan/atau kelurahan;

e. Melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau

kelurahan di tingkat kecamatan; dan

131 Demianus, S.Pd., M.Pd., Camat Sumarorong Tahun 2011-2013, periode Bupati Mamasa Tahun 2008-2013. Hasil wawancara tanggal 16-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Camat Sumarorong.132 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008 tentang kecamatan.

108

Page 109: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

f. Melaporkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan di tingkat

kecamatan kepada bupati/walikota.

Pasal ini menunjukkan adanya hierarki dari segi administrasi. Kepala

desa dan lurah bertanggungjawab langsung kepada bupati melalui camat.

Dalam hal ini camat hanya jalur pertanggungjawab dan bukan atasan

langusung. Namun dari segi kemampuan administrasi dan keterampilan

pemerintahan, camat masih dianggap lebih senior oleh karenanya dari segi

penertiban administrasi camat diharapkan mampu memberikan bimbingan

dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa dan

kelurahan. Pembinaan dan kelurahan terhadap desa/kelurahan berdasarkan

PP Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan PP Nomor 73 Tahun 2005

tantang Kelurahan hanya sebatas kewenangan fasilitasi.

Berikut adalah penyataan Camat Sumarorong:

“...sebenarnya memang kita sudah lakukan tertib administrasi di desa dan kelurahan seperti misalnya pelatihan di tingkat kabupaten kita memanggil dan mengutus dari aparat desa dan kelurahan supaya mengikuti pelatihan-pelatihan admisnistrasi termasuk juga di kecamatan kami biasa berkoordinasi bahkan pembinaan terkait dengan pelaksanaan tertib administrasi yang malah kami menghimbau termasuk yang paling berperan di desa adalah sekertaris desa supaya mengikuti kursus penggunaan komputer atau laptop karena ada beberapa sekertaris desa dan kelurahan yang belum bisa menggunkan sarana komputer. Nah pembinaan yang biasa kami lakukan tentunya berupa pengarahan atau pelatihan-pelatihan yang mungkin masih minim tapi kita upayakan kita tingkatkan”.133

133 Demianus, S.Pd., M.Pd., Camat Sumarorong Tahun 2011-2013, periode Bupati Mamasa Tahun 2008-2013. Hasil wawancara tanggal 16-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Camat Sumarorong.

109

Page 110: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Adanya inisiasi Camat Sumarorong dalam rangka fasilitasi aparat

desa/kelurahan untuk pembinaan pemerintahan desa/kelurahan juga

dikuatkan oleh para lurah dan kepala desa. Berikut adalah pernyataan dari

Lurah Sumarorong:

“...selama saya menjadi Lurah, perhatian Camat ke kelurahan itu bagus, rutin melakukan monitoring, melakukan pengawasan, termasuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang sifatnya dalam ruang lingkup kelurahan. camat juga melakukan pembinaan dan pengawasan kepada perangkat kelurahan. Pernah camat langsung datang di kantor melihat tingkat kedisiplinan staf-staf atau pegawai di kantor lurah melalui monitoring absennya dan juga mempertanyakan kepada saya bagaimana kinerja perangkat-perangkat, staf-staf yang saudara pimpin kemudian saya katakan selama ini cukup bagus”.134

Hal yang sama juga disebutkan oleh Kepala Desa Rantekamase

bahwa:

“...saya kira selama ini tentunya kami sebagai kepala desa sangat membutuhkan bimbingan dari atas. Kami merasa terbantu. Saya kira selama ini camat memberikan supervisi dan bimbingan karena setiap usulan-usulan desa yang di dahului dengan Musrembang desa kemudian dibawah ke kecamatan, dari kecamatan akan membimbing masuk ke kabupaten. untuk soal konsultasi saya kira selama ini kita semua diberikan nomor handphone kalau ada kebutuhan boleh bicara walaupun lewat HP saja. Bahkan instansi vertikal yang ada di kecamatan seperti Polsek, Koramil juga diberikan nomor HP sebagai media konsultasi dan koordinasi setiap saat”.135

Hal yang sama juga dirasakan oleh Kepala Desa Salubalo dan Lurah

Tabone bahwa selama ini Camat Sumarorong dalam melaksanakan

kewenangan cukup profesional. Selalu memberikan bimbingan dan

134 R. Rudyantho, SH. Lurah Kecamatan Sumarorong. Hasil wawancara tanggal 06-04-2012 Pukul 18.00 Wita di rungan Lurah Kec. Sumarorong.135 Tadius Toding, Kepala Desa Rante Kamase. Hasil wawancara tanggal 24-03-2012 Pukul 08.30 Wita di rumah Kepala Desa Rante Kamase.

110

Page 111: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

konsultasi terhadap kendala-kendala dan kekurangan-kekurangan dalam

tertib administrasi.

Tugas camat dalam melaksanakan pelayanan masyarakat yang

menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan

pemerintahan desa atau kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15

aya t (1) huruf g PP Nomor 19 Tahun 2008, meliputi:136

a. Melakukan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di

kecamatan;

b. Melakukan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di

wilayahnya;

c. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

pelayanan kepada masyarakat di kecamatan;

d. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kepada

masyarakat di wilayah kecamatan;

e. Melaporkan pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di

wilayah kecamatan kepada bupati/walikota.

Pasal ini menunjukkan kewenangan camat dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat, percepatan pencapaian standar pelayanan

minimal yaitu mudah, cepat, dan murah, serta pembinaan terkait pelayanan

pemerintah kepada masyarakat. Kewenangan ini seharusnya dibarengi

dengan kewenangan delegatif dari bupati tentang bidang-bidang pelayanan

dasar karena bersentuhan langsung dengan masyarakat. Hal ini agar supaya 136 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008 tentang kecamatan.

111

Page 112: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

kejelasan dalam pelaksanaan tugasnya bisa lebih terinci. Meskipun demikian

Camat Sumarorong telah melakukan beberapa upaya terkait upaya

pelayanan kepada masyarakat:

“...saya kira upaya-upaya dalam pencapaian standar pelayanan minimal di wilayah kecamatan sumarorong, kita melakukan seperti pembinaan dan juga di dalamnya pengawawsan terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat. Kalau untuk mencapai standar pelayanan minimal kita upayakan supaya kehadiran para personil atau pegawai kecamatan itu diupayakan supaya hadir lebih awal dari pada masyarakat yang membutuhkan pelayanan. Kemudian kita memberikan pelayanan yang cepat supaya masyarakat itu tidak merasa seperti ada beban menunggu lama. Hanya dalam pencapaian standar pelayanan minimal di wilayah Kecamatan Sumarorong perlu ada peningkatan seperi adanya sarana. Untuk mencapai pelayanan minimal maka anak-anak yang mengelolah itu harus diadakan dulu semacam pelatihan supaya mereka bisa melaksanakan tugas untuk melayani masyarakat”.137

Permasalahan besar yang dihadapi Kecamatan Sumarorong adalah

kurangnya jenis pelayanan yang di bebankan kepada kecamatan.

Ketidakjelasan kewenangan terkait jenis-jenis pelayanan yang seharusnya

dilakukan oleh kecamatan mengakibatkan pemberdayaan aparatur

kecamatan tidak terlalu menonjol. Dampaknya adalah persepsi masyarakat

terhadap kecamatan menjadi buruk karena banyaknya aparatur pemerintah

kecamatan yang santai, berkeliaran pada saat jam kantor, kurangnya

pengalaman langsung yang dirasakan terhadap aparat kecamatan

menimbulkan stigma yang kurang baik di kalangan masyarakat.

137 Demianus, S.Pd., M.Pd., Camat Sumarorong Tahun 2011-2013, periode Bupati Mamasa Tahun 2008-2013. Hasil wawancara tanggal 16-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Camat Sumarorong.

112

Page 113: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Sadu Wasistiono membagi kewenangan yang dijalankan oleh camat

menjadi tiga bagian. Kewenangan koordinasi dan pembinaan secara umum

melayani entitas pemerintahan, sedangkan kewenangan pelayanan kepada

masyarakat adalah kewenangan yang langsung bersentuhan dengan

masyarakat maupun entitas pemerintahan. Pelayanan langsung yang kurang,

menimbulkan persepsi masyarakat terhadap pelayanan kecamatan tidak

terlalu baik. Kewenangan ini akan nampak apabila bupati memberikan

kewenangan lebih lanjut seperti pemberian kewenangan perizinan,

penyelenggaraan, dan kewenangan delegatif lainnya dengan bidang-bidang

yang jelas.

Meskipun Kecamatan Sumarorong belum menerima pendelegasian

sebagian kewenangan dari Bupati Mamasa, namun Bupati Mamasa

menganggap peran camat selama ini telah berjalan dengan baik dan cukup

membantu pelaksanaan tugas pemerintahan. Kewenangan yang dimaksud

tentulah kewenangan atributif camat karena belum adanya kewenangan

delegatif tadi. Berikut pernyataan Bupati Mamasa:

“...untuk camat sumarorong, itu sudah melaksanakan apalagi dia camat baru dan itu saya yang angkat. Setiap undangan, setiap yang saya perintahkan itu dijalankan dengan baik, yang saya anggap sebagai sebuah kinerja yang bagus”.138

Jika diperhatikan lebih jauh, pembedayaan Camat Sumarorong untuk

menyelenggarakan sebagaian urusan pemerintah daerah nyaris tidak terlihat.

Kewenangan yang dijalankan pun hanya kewenangan rutinitas akibat

138 Drs. H. Ramlan Badawi, MH. Bupati Kabupaten Mamasa. Hasil wawancara tanggal 23-04-2012 Pukul 14.00 Wita di rungan Bupati Kab. Mamasa.

113

Page 114: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

persepsi yang dibanguan oleh masyarakat dan pemerintah daerah

Kabupaten Mamasa dalam hal ini Bupati Mamasa. Hal ini sejalan dengan

pendapat Sadu Wasistiono bahwa masih banyak bupati/walikota yang tidak

mendelegasikan kewenangannya kepada camat karena tidak tahu atau tidak

mau tahu. Akibatnya banyak camat yang tidak mengetahui secara tepat

mengenai apa yang menjadi kewenangannya. Mereka umumnya

menjalankan kewenangan tradisional yang sudah dijalankan turun temurun,

padahal peraturan perundang-undangannya sudah berubah. Posisi camat

menjadi serba tidak jelas.

Tabel 4.2Hasil Reduksi Data Pelaksanaan Kewenangan Atributif Camat139

No. Kewenangan Atributif Hasil Reduksi Data

1 Koordinasi

Kewenangan koordinasi secara umum dilaksanakan melalui agenda rapat koordinasi kecamatan setiap tanggal 17 bulan berjalan.

2 PembinaanPembinaan biasanya melalui rapat koordinasi. Belum ada sistem dan metode pembinaan yang jelas.

3 Pelayanan

Pelayanan yang dimaksud belum jelas. Pengaturan dan bidang pelayanan kepada masyarakat tidak rinci. Camat hanya melaksanakan pelayanan umum sebagai pimpinan dan koordinator wilayah kecamatan.

4.1.2. Analisis Prinsip-Prinsip Pelimpahan Kewenangan

Pada latar belakang penelitian telah dijelaskan secara singkat tentang

prinsip pelimpahan kewenangan dan apakah kewenangan atributif perlu atau

139 Hasil analisis data penelitian Tahun 2012

114

Page 115: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

relevan dengan posisi camat sekarang. Apakah kewenangan atributif masih

dibutuhkan? serta apakah kewenangan tersebut telah memenuhi prinsip

pelimpahan kewenagan?.

Agar pelimpahan kewenangan dapat efektif, maka perlu

memperhatikan prinsip-prinsip sebagaimana dikemukakan oleh Donnel and

Weihrich (1980:425-428). Menurut pendapat mereka, terdapat 7 (tujuh)

prinsip untuk melakukan pelimpahan kewenangan, yaitu:140

a. Principle of delegation by result expected

Bahwa pelimpahan didasarkan pada hasil yang dapat diperkirakan,

maksudnya adalah pelimpahan diberikan berdasarkan tujuan dan rencana

yang telah disiapkan sebelumnya. Perlu tidaknya sebuah kewenangan

dilimpahkan, akan tergantung pada hasil yang diperkirakan, apakah efektif

dan efesien bagi pencapaian tujuan organisasi ataukah tidak.

Dari pelaksanaan kewenangan camat yang telah dibahas sebelumnya

ditemukan bahwa secara penerimaan Camat Sumarorong berjalan meskipun

perlu tambahan kewenangan yang lebih rinci dan jelas. Namun kewenangan

ini sebenarnya telah diatur dalam PP Nomor 19 Tahun 2008 menyangkut

kewengan delegatif. Pemberian kewenangan atributif kepada camat pada UU

Nomor 32 Tahun 2004 sebagai koreksi terhadap UU Nomor 22 Tahun 1999

yang hanya memberikan kewenangan delegatif kepada camat. Dalam

pelaksanaannya, banyak bupati/walikota tidak melakukannya sehingga

140 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 48.

115

Page 116: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

pemberian kewenangan atributif camat saat ini untuk mengantisipasi jika

tidak adanya kewenangan delegatif itu diturunkan dari bupati maka camat

tetap mempunyai peran dalam wilayah kecamatan. Hasilnya adalah sampai

saat ini kepala desa dan lurah masih membutuhkan kewenangan itu dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dari segi kaderisasi

kepemimpinan dan efesiensi program-program pemerintahan yang ada di

kecamatan. Berikut adalah pernyataan Lurah Tabone:

“...masih perlu. Kita butuh menerima arahan dari Pak Camat karena lurah sering berganti sedangkan biasanya di isi oleh orang yang bukan dari pemerintahan. Kadang dari kehutanan, pertanian, sedangkan dia kan tidak mengerti dalam hal pemerintahan”.141

Disamping itu Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Sumarorong

mengutarakan kewenangan itu tetap dibutuhkan agar program-program

pembangunan dapat berkesinambungan dan terkoordinasi dengan baik.

b. Principle of functional definition

Pelimpahan berdasarkan prinsip defenisi fungsional. Berdasarkan

prinsip ini dimaksudkan bahwa pelimpahan kewenangan hendaknya

didasarkan pertimbangan-pertimbangan fungsional agar pekerjaan atau

tugas tertentu dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efesien. Prinsip ini

lebih menekankan pada ketepatan arah pelimpahan sesuai dengan fungsi

penerima limpahan. Tidak diharapkan adanya pelimpahan kewenangan

kepada unit atau organ yang secara fungsional tidak atau kurang terkait.

141 Mariaty. M. Lurah Tabone. Hasil wawancara tanggal 09-04-2012 Pukul 08.30 Wita di rumah Lurah Tabone Kec. Sumarorong.

116

Page 117: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Prinsip ini sejalan dengan fungsi camat dan konsep kecamatan yang

ada sekarang. Perubahan institusi kecamatan menjadi satuan kerja

perangkat daerah menjadikannya pimpinan dan koordinator di wilayah

kerjanya. Dengan demikian kewenangan mengkoordinasikan, membina, dan

melayani sesuai dengan fungsi camat searah dengan wilayah kerjanya yang

di dalamnya terdapat beberapa entitas pemerintahan. Camat berfungsi

memastikan entitas tersebut berjalan dengan optimal, terkoordinasi dengan

baik, serta sinkronisasi tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Lebih jauh Camat Sumarorong menegaskan bahwa:

“...sebenarnya kewenangan yang seperti sekarang itu sudah tepat tinggal ditingkatkan melalui pemberian kewenangan yang bisa mengatur lebih rinci apa kewenangan-kewenangan di pemerintahan kecamatan. Tetapi saya rasa ini sudah cukup namun sebenarnya di kecamatan harus memang ada yang menjadi tujuan suatu kecamatan katakanlah harus ada visi misinya tentang perencanaan ke depan sehingga itu lebih terarah. Tetapi saya kira kewenangan sekarang katakanlah sudah tepat”.142

c. Scalar Principle

Kewenangan yang diberikan hendaknya dilimpahkan secara berurutan

dari jabatan tertinggi hingga jabatan dibawahnya. Hal ini dimaksudkan agar

kewenangan-kewenangan pada setiap aras lebih jelas tingkat proporsi atau

substansinya.

Dalam pelaksanaan kewenangan Camat Sumarorong, sebagian besar

telah dijabarkan dalam Peraturan Bupati Mamasa Nomor 17 Tahun 2010

tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural

142 Demianus, S.Pd., M.Pd., Camat Sumarorong Tahun 2011-2013, periode Bupati Mamasa Tahun 2008-2013. Hasil wawancara tanggal 16-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Camat Sumarorong.

117

Page 118: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Mamasa. Peraturan ini menegaskan

rincian kewenangan masing-masing seksi dan sub bagian yang

memperlihatkan adanya jenjang kewenangan dalam pencapaian tujuan

organisasi kecamatan. Meskipun yang diatur hanya bersifat umum terkait

tugas umum pemerintahan yang dijalankan oleh camat; namun telah

menunjukkan adanya pembagian dan jenjang kewenangan dalam

pelaksanaan tugas.

d. Authority level principle

Prinsip jenjang kewenangan, dimana prinsip ini mengharapkan adanya

pelimpahan secara bertahap berdasarkan tingkat kewenangan yang dimiliki

pejabat atau satu unit organisasi tertentu. Prinsip ini erat kaitannya dengan

prinsip ke tiga dimana jenjang hierarki berimplikasi kepada tahapan-tahapan

pendelegasian wewenang, baik tahap dalam arti proses maupun tahapan

dalam arti struktur atau tingkatan organisasi.

Seperti telah dijelaskan pada point (c) bahwa jenjang kewenangan itu

dapat kita lihat pada Peraturan Bupati Mamasa Nomor 17 Tahun 2010.

Meskipun demikian dalam pelaksanaannya camat pun kadang melimpahkan

kewenangan kepada bawahan dalam kondisi tertentu. Pembinaan

administrasi desa dan kelurahan, pengawasan, supervisi, dan bimbingan

terkadang dilimpahkan camat untuk kondisi tertentu.

e. Authority of unity of command

Yaitu prinsip kesatuan komando. Prinsip ini menekankan akan

pentingnya satu kesatuan komando dalam pelimpahan kewenangan. Dengan

118

Page 119: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

adanya satu komando dapat dihindari kesimpangsiuran ataupun tumpang

tindih kegiatan dan tanggungjawab. Apa yang harus dilakukan dan kepada

siapa harus bertanggungjawab akan menjadi lebih jelas arahnya.

Prinsip ini telah banyak tercermin dari PP Nomor 19 Tahun 2008

tentang Kecamatan, Peraturan Bupati Mamasa No 17 Tahun 2010, dan

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010. Camat dalam menjalankan

tugasnya dibantu oleh perangkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada

bupati/walikota melalui sekretaris daerah kabupaten/kota.

Pertanggungjawaban camat kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah

adalah pertanggungjawaban administratif. Pengertian “melalui” bukan berarti

camat merupakan bawahan langsung sekretaris daerah, karena secara

struktural camat berada langsung di bawah bupati/walikota. Hubungan kerja

pun telah jelas dalam Peraturan Pemerintah tersebut. Hubungan kerja

kecamatan dengan perangkat daerah bersifat koordinasi teknis fungsional

dan koordinasi teknis operasional, hubungan kerja kecamatan dengan

instansi vertikal bersifat koordinasi teknis fungsional, serta hubungan kerja

kecamatan dengan swasta, LSM, partai politik, dan organisasi

kemasyarakatan lainnya bersifat koordinasi dan fasilitasi.

f. Principle of absoluteness of responsibility

Mengharapkan pelimpahan kewenangan diimbangi dengan pemberian

tanggung jawab yang penuh kepada pihak yang diberi delegasi kewenangan,

sehingga pihak yang melimpahkan tidak seharusnya terlalu campur tangan

terhadap urusan yang sudah dilimpahkannya. Oleh karena itu kepercayaan

119

Page 120: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

penuh dari pemberi limpahan kepada si penerima limpahan menjadi faktor

utama yang diperhatikan, sehingga penerima limpahan dapat mengambil

keputusan dan dapat mempertanggungjawabkan sepenuhnya kewenangan

yang dilimpahkan kepadanya.

Peraturan Bupati Mamasa Nomor 17 Tahun 2010 dan Peraturan

Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 memberikan

tanggungjawab penuh itu kepada camat tentang pelaksanaan kewenangan

atributif.

g. Principle of parity of authority of responsibility

Prinsip keseimbangan dan tanggung jawab, artinya bahwa

kewenangan yang dilimpahkan harus dibarengi tanggung jawab yang

seimbang. Dalam hal ini proporsi pertanggungjawban sesuai dengan

kewenangan yang diberikan.

PP Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan jelas mengatur bahwa

camat bentanggungjawab langsung ke bupati dan memberikan laporan

penyelenggaraan pemerintahan di tingkat kecamatan ke bupati.

120

Page 121: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Tabel 4.3Hasil Reduksi Data Prinsip-Prinsip Pelimpahan Wewenang Dalam

Pelaksanaan Kewenangan Camat Di Kecamatan Sumarorong143

No Prinsip Kewenangan Hasil Reduksi Data

1Principle of delegation by result

expected

Efektif; Kewenangan camat

masih dibutuhkan

2 Principle of functional definitionFungsional; Camat sebagai

pimpinan dan koordinator wilayah

3 Scalar Principle

Jenjang kewenangan jelas;

namun pelaksanaan kurang

efektif

4 Authority level principle Pelaksanaan kurang efekktif

5 Authority of unity of command Jelas; pelaksanaan efektif

6Principle of absoluteness of

responsibility

Jelas dalam Peratiran Bupati

Mamasa Nomor 17 Tahun 2010

dan Perda No. 5 Tahun 2010

7Principle of parity of authority of

responsibility

Jelas dan efektif dalam

pelaksanaannya.

4.2.Analisis Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Pelaksanaan

Kewenangan Atributif Camat

Camat dalam melaksanakan tugas, tanggungjawab, dan

kewenangannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi 143 Hasil analisis data penelitian 2012.

121

Page 122: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

kewenangan tersebut. Menurut Sadu Wasistino agar kewenangan yang

diberikan kepada camat berjalan secara efektif maka pemberian kewenangan

harus dibarengi dengan dukungan Sumber Daya Manusia (personil), logistik

(sarana dan prasarana), dan anggaran yang memadai.144

Lebih lanjut Forland mengemukakan agar organisasi dapat berjalan

dengan efektif maka perlu adanya kejelasan kewenangan dan

pengaturannya, kejelasan tanggungjawab, kompetensi, dan pengawasan.

Camat Sumarorong tentu tidak terlepas dari faktor-faktor tersebut dalam

menjalankan tugas dan kewenangannya. Berikut adalah pembahasan

berdasarkan hasil penelitian.

a. Kejelasan kewenangan dan pengaturannya

Pelaksanaan kewenangan camat tidak terlepas dari peraturan yang

mengaturnya. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, PP

Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan, Peraturan Bupati Mamasa Nomor

17 Tahun 2010 tantang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan

Struktural Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Mamasa, dan Peraturan

Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Mamasa adalah aturan-aturan

yang menjadi landasan Camat Sumarorong dalam menjalankan Tugasnya.

Meskipun demikian dalam pelaksanaannya tentu tidak terlepas dari

kekurangan. Pemahaman yang benar terhadap aturan serta unsur

144 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 59.

122

Page 123: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

kompetensi camat juga sangat berperan dalam hal ini. Menurut Lurah

Sumarorong bahwa:

“...kewenangan camat mungkin itu perlu tetapi jangan membatasi kewenangan yang ada di tingkat kelurahan karena walaupun bagaimana kewenangan di kelurahan itu interaksi langsung dengan masyarakat. Terkadang selama ini kan ada kewenangan yang seharusnya berada di tingkat kelurahan terkadang juga apakah dengan sengaja atau tidak, kadang diambil alih oleh kecamatan. Tetapi mudah-mudahan ke depan tidak terjadi seperti itu mungkin karena persoalan bukan juga karena tidak memahami tetapi bagaimana menerapkan TUPOKSI mungkin masih perlu pembenahan”.145

Persoalan yang dimaksud tersebut terkait dengan kewenangan

retribusi pasar. Dalam pembahasan pelaksanaan kewenangan camat, Camat

Sumarorong dalam rangka pemeliharaan fasilitas pelayanan publik maka

menempatkan beberapa personil dalam pengelolaan pasar. Persolannya

adalah kejelasan kewenangan itu kurang dalam artian pasar yang berada di

wilayah Kelurahan Sumarorong tetapi dalam pelaksanaannya personil

Kecamatan Sumarorong yang secara teknis mengelolah pasar tersebut.

Dalam Peraturan Bupati dan Perda pun tidak diperjelas. Jadi meskipun

kewenangan camat dan lurah secara umum sudah diatur namun masih perlu

peraturan yang lebih teknis terkait kewenangan camat dan lurah, termasuk

institusi mereka yakni kecamatan dan kelurahan.

b. Kejelasan Tanggun Jawab

Pasal 14 ayat (2) PP Nomor 19 Tahun 2008 mengatakan bahwa

“Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

145 R. Rudyantho, SH. Lurah Kecamatan Sumarorong. Hasil wawancara tanggal 06-04-2012 Pukul 18.00 Wita di rungan Lurah Kec. Sumarorong.

123

Page 124: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

bupati/walikota melalui sekertaris daerah”. Hal ini menunjukkan bahwa arus

pertanggungjawaban camat jelas. Melalui sekertaris daerah bukan berarti

camat adalah bawahan langsung sekretaris daerah karena yang menjadi

atasan langsung camat adalah bupati, sekertaris daerah sebagai elemen

pelaporan pertanggungjawaban secara administrasi saja. Dalam

pelaksanannya pemahaman terhadap hal ini telah berjalan berdasarkan

pasal yang di maksud pada PP 19 Tahun 2008.

c. Kompetensi

Pasal 24 dalam PP Nomor 19 Tahun 2008 menyebutkan bahwa:

“Camat diangkat oleh bupati/walikota atas usul sekretaris daerah

kabupaten/kota dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan

teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Kemudian Pasal 25 PP tersebut dikemukakan bahwa

pengetahuan teknis pemerintahan meliputi:

1) Menguasai bidang ilmu pemerintahan dibuktikan dengan ijazah

diploma/sarjana pemerintahan;dan

2) Pernah bertugas di desa, kelurahan, kecamatan paling singkat 2 (dua)

tahun.

Ketentuan di atas masih diperjelas lagi dengan Pasal 26 ayat (1) PP

tersebut yang berbunyi bahwa: “Pegawai negeri sipil yang akan diangkat

menjadi camat dan tidak memenuhi syarat, wajib mengikuti pendidikan teknis

pemerintahan yang dibuktikan dengan sertifikat”.146

146 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008 tentang kecamatan.

124

Page 125: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Terkait kompetensi camat ini, spesifikasi Camat Sumarorong nyaris

tidak memenuhi syarat dalam PP tersebut. Hal ini dipertegas oleh berbagai

informan penelitian termasuk Bupati Mamasa.

“...khusus Camat Sumarorong, karena beliau bukan dari latar belakang pendidikan pemerintahan, sebenarnya sudah melaksanakan tugas dengan baik tapi masih butuh pembinaan dari pihak atasan atau instansi terkait dan juga masih perlu memperbanyak pengalaman.”147

Hal yang sama juga ditegaskan oleh Anggota DPRD Kabupaten

Mamasa Ketua Komisi I bahwa:

“...saya kira banyak faktor yang berpengaruh tidak maksimalnya pemerintahan kecamatan, katanlah SDM, latar belakang pendidikan. Pak Camat sekarang kan dari latar belakang pendidikan guru sementara tiba-tiba menjadi camat. Idealnya kan seorang camat minimal dari STPDN atau paling tidak pernah berkiprah di pemerintahan, tapi ini dari kepala sekolah masuk ke dinas pendidikan, kemudian kembali lagi menjadi kepala sekolah, jadi katakanlah jam terbangnya di bidang pemerintahan masih kurang. Tata pemerintahan di Mamasa ini “the right man on the right place” belum tepat. Saya kira karena SDM yang ada di Mamasa sudah cukup. Tetapi itu sebenarnya imbas dari otonomi daerah yang melibatkan unsur politis. Katakanlah dari awal ada komitmen-komitmen politik antara mereka”. Sebagai contoh sekcam dan kasi pemerintahan dari latar belakang pertanian, itu kan pasti biar bagaimana pun ada pengaruhnya kan ketimbang orang yang backround pemerintahan”.148

Jika anggota DPRD berpendapat bahwa hal ini karena penempatan

yang tidak tepat sebagai imbas dari otonomi daerah dan kondisi politik, maka

lain halnya dengan Tokoh Masyarat dan Pemerintahan yang lebih mengarah

147 Drs. H. Ramlan Badawi, MH. Bupati Kabupaten Mamasa. Hasil wawancara tanggal 23-04-2012 Pukul 14.00 Wita di rungan Bupati Kab. Mamasa.148 Adrian Jayadi, Anggota DPRD Kabupaten Mamasa dan Tokoh Masyarakat Kecamatan. Sumarorong. Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Mamasa. Hasil wawancara tanggal 21-04-2012 Pukul 19.00 Wita di rumah Adrian Jayadi.

125

Page 126: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

karena kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten pada

bidang pemerintahan. Menurut Yusuf Pangloli bahwa:

“Umumnya, para aparatur yang ada di kecamatan itu latar belakang pendidikan mereka bukan dari pemerintahan jadi memang belum tepat pada posisi itu. Karena kita ini daerah baru dan masih kekurangan personil dalam pemerintahan sehingga membuat tugas-tugas di kecamatan bahkan sampai ke kelurahan tidak begitu cepat dan tepat sesuai apa yang diinginkan Pak Bupati tetapi kalau ini dikembalikan kepada profesional pemerintahan kecamatan saya kira belum maksimal, kadang lambat dan tidak sesuai apa yang diinginkan”.149

Kurangnya personil yang sesuai dengan spesifikasi atauran tentang

seorang camat di Kabupaten Mamasa juga dipaparkan oleh Asisiten Bupati

Bidang Pemerintahan bahwa:

“Jadi kan begini, camat kan eselon IIIa, anak- anak kita dari latar belakangnya STPDN itu kan baru berapa yang memiliki golongan setingkat itu, ada beberapa alumni STPDN itu yang sudah kita tempatkan sebagai camat, namun karena 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Mamasa ini tentunya kita melihat terlebih dahulu ya yang bisalah dalam melaksanakan pemerintahan itu, tetapi sebetulnya seandainya SDM kita sudah memadai dan kita memang akui SDM yang ada di Kabupaten Mamasa masih kurang terutama dalam penempatan-penempatan itu memang sementara dalam pembenahan untuk betul-betul kita tempatkan baik SKPD tingkat Kabupaten maupun di Kecamatan itu yang memang profesional. Itu memang yang kita harapkan karena bagaimanapun juga tentu SDM itukan yang banyak menentukan keberhasilan dari tugas-tugas yang kita laksanakan. Saya kira program pemerintah daerah ke depan menempatkan seseorang dalam bidang tugasnya sesuai dengan profesinya”.150

Kekurangan ini oleh semua kalangan merupakan hal yang realistis.

Ada yang berpandangan bahwa hal tersebut terjadi karena sistem

149 Drs. Jusuf P Pangloli, MH. Tokoh Masyarakat dan Pemerintahan. Hasil wawancara tanggal 18-04-2012 Pukul 17.30 Wita di rumah Drs. Jusuf P Pangloli, MH.150 Ir. Edy Mulyono Paulillin, SE.,MH. Asisten Bupati Bidang Pemerintahan Kabupaten Mamasa. Hasil Wawancara tanggal 23-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Asisten Bupati Bidang Pemerintahan Pemda Kab. Mamasa.

126

Page 127: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

pemerintahan yang terbangun didominasi oleh kepentingan politik namun di

sisi lain juga banyak berpandangan bahwa hal tersebut wajar mengingat

Sumber Daya Manusia yang ada di Mamasa masih kurang pada level

tersebut.

Mengingat Camat Sumarorong yang berlatar pendidikan guru bukan

berarti sifat-sifat kepemimpinan dan gaya kepemimpinan dalam sebuah

organisasi juga tidak nampak. Di sisi lain ada juga kalangan yang melihat

kepemimpinan Camat Sumarorong mampu membawa organisasi kecamatan

dekat dengan masyarakat.

Dalam Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor

46A Tahun 2003 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi

Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil. Kompetensi jabatan struktural

meliputi kompetensi dasar dan kompetensi bidang. Kompetensi dasar mutlak

dimiliki oleh setiap pemegang jabatan meliputi 5 (lima) bidang sebagaimana

tersebut dalam Lampiran 1b Keputusan BKN Nomor 46A Tahun 2003,

mencakup:

1) Integritas;

2) Kepemimpinan;

3) Perencanaan dan pengorganisasian;

4) Kerjasama;

5) Fleksibilitas.

Hal tersebut setidaknya telah banyak memberi gambaran kepada

masyarakat dan kalangan pemerintahan di Kecamatan Sumarorong terkait

127

Page 128: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

eksistensi seorang Camat Sumarorong. Kepala Desa dan Lurah memandang

bahwa Camat Sumarorong meskipun tidak berlatar belakang pendidikan

pemerintahan tetapi setidaknya dalam memimpin organisasi kecamatan

mampu menjalin kerjasama yang baik kepada semua kalangan, perencanaan

dan pengorganisasian yang baik serta gaya kepemimpinan yang demokratis.

Berikut hal yang sama juga disebutkan oleh Kapolsek Sumarorong:

“...kalau saya melihat beliau sangat demokratis. Jadi dalam sisi jabatan beliau sebagai camat setiap permasalahan selalu dilemparkan kepada semua khalayak. Sangat-sangat demokratis beliau memimpin disini. Mungkin dengan perubahan sesuai kondisi sekarang membuat kepemimpinan camat membawa dia ke tengah-tengah masyarakat dan sangat demokratis. Kalau saya lihat integritas pak camat itu sangat membangun, membentuk bagaimana warna yang ada disini khususnya di kecamatan yang dia pimpin, selalu membaur, dan seperti yang saya katakan tadi beliau itu sangat demokratis karena setiap permasalahan yang ada dia lepas kepada yang berkaitan untuk mendapatkan suatu keputusan yang mungkin beliau sendiri sudah ada tetapi kurang enak kalau dengan satu suara saja untuk dia. Saya katakan tadi beliau sangat demokratis semua diberikan kesempatan untuk berpendapat masing-masing sehingga beliau bisa memutuskan dengan hasil pendapat orang banyak. Dari segi pengorganisasian beliau sangat eksis, beliau selalu mengkomunikasikan dengan pendapat dan saran-saran yang bagus dengan tujuan untuk membangun kecamatan ini”.151

Keadaan seperti itu sebagaimana yang diharapkan Bupati Mamasa.

Adanya sebagian pemahaman yang masih memposisikan camat sebagai

kepala wilayah dan unsur kepentingan politik tertu tidak terlepas dari

kewenangan Bupati Mamasa dalam menempatkan seorang camat

sebagaimana pernyataannya bahwa:

151 Yuslim Y. Kapolsek Kecamatan Sumarorong. Hasil wawancara tanggal 21-03-2012 Pukul 09.00 Wita di Kantor Polsek Kec. Sumarorong.

128

Page 129: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

“...yang diharapkan ialah bagaimana supaya setiap camat dapat menciptakan suasana di kecamatannya supaya tercipta suatu manajeman pemerintahan yang baik sehingga pelayanan kepada masyarakat itu tidak terbengkalai. Kedua, daerah itu, kecamatan itu bisa meningkat, maju, sama dengan daerah-daerah lain. Ketiga, saya harapkan supaya di wilayah itu tidak ada masalah, ada masalah tetapi mampu diredam. Jadi bagaimana memenage masalah supaya semua sektor pembangunan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Keempat, diharapkan bahwa, di kecamatan itu tercipta suatu partisipasi, kekerjasamaan, kekompakan, dari semua elemen masyarakat untuk mendukung tugas-tugas camat”.152

Lebih lanjut Asisten Bupati Bidang Pemerintahan menyetakan hal

yang sama bahwa:

“...saya kira begini, memang para camat sebetulnya sesuai undang-undang itu diharapkan disiplin ilmunya dari pemerintahan, agar faktor-faktor yang harus kita lakukan dalam berpemerintahan minimal mengetahui apa yang harus dilakukan. Namun demikian sebetulnya, yang kuncinya disini ialah bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Saya kira aturan yang digunakan camat sekarang itu luwes, bisa kita lakukan dan perbuat yang penting untuk kepentingan orang banyak. Untuk kepentingan baik desa maupun kelurahan terutama dalam kepentingan secara umum. Walaupun sebetulnya katakanlah terbatas kewenangan yang diberikan oleh Bupati tetapi menurut saya dalam situasi Kabupaten Mamasa ini tugas-tugas camat itukan banyak yang harus dikoordinasikan terutama dalam bagaimana keamanan situasi dan kondisi yang harus dilakukan di kecamatan masing-masing. Olehnya sekarang itukan kelihatan yang Bapak Bupati tempatkan sebagai camat adalah betul-betul orang-orang yang berasal dari kecamatan itu karena harapan Pak Bupati tentunya dia tahu persis bagaimana keadaan, bagaimana yang harus kita perbuat sehingga para masyarakat kita itu peningkatan ekonominya bisa meningkat”.153

Meskipun demikian hal ini tetap merupakan kekuarangan bagi

Kecamatan Sumarorong. Penempatan personil yang sesuai spesifikasi

camat tetap diharapkan dalam rangka penciptaan sistem pemerintahan yang

152 Drs. H. Ramlan Badawi, MH. Bupati Kabupaten Mamasa. Hasil wawancara tanggal 23-04-2012 Pukul 14.00 Wita di rungan Bupati Kab. Mamasa.153 Ir. Edy Mulyono Paulillin, SE.,MH. Asisten Bupati Bidang Pemerintahan Kabupaten Mamasa. Hasil Wawancara tanggal 23-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Asisten Bupati Bidang Pemerintahan Pemda Kab. Mamasa.

129

Page 130: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

profesional dan proporsional. Di satu sisi Camat Sumarorong mampu

memimpin dengan baik, namun di sisi yang lain mungkin ada hal yang tidak

dikuasai karena pengetahuan tentang pemerintahan yang kurang. Jika hal

tersebut sebagai imbas dari Pemilukada langsung tentu hal tersebut pun

tidak kita harapkan terjadi mengingat semuanya berada dalam aturan yang

jelas.

d. Pengawasan

Dalam organisasi kecamatan tentu pengawasan juga menjadi faktor

utama dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut. Bupati sebagai atasan

langsung camat tentu yang berwenang dalam pengawasan pelaksanaan

tugas kecamatan. Namun dalam pelaksanaannya, kewenangan atributif

camat hanya bersifat menjalankan tugas umum pemerintahan yang lebih di

dominasi koordinasi. Dengan demikian dari pernyataan Bupati Mamasa

sebelumnya dapat digambarkan bahwa pengawasan itu tetap ada, tetap

memastikan camat menjalankan tugasnya sesuai harapan bupati, serta

selalu menyampaikan laporan ke bupati setiap saat berdasarkan

kewenangan yang diatur dalam PP No. 19 Tahun 2008.

e. Sarana dan Prasarana

Pengaturan standar sarana dan prasarana kerja organisasi

pemerintahan, khusunya organisasi pemerintahan daerah telah di atur dalam

Peraturan Mmenteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi

130

Page 131: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah.154 Dalam ketentuan

umum Permendagri disebutkan bahwa yang dimaksud sarana kerja adalah

“Fasilitas yang secara langsung berfungsi sebagai penunjang proses

penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam mencapai sasaran yang

ditetapkan, antara lain: ruangan kantor, perlengkapan kerja dan kendaraan

dinas”. Sedangkan prasarana kerja adalah “Fasilitas yang secara tidak

langsung berfungsi menunjang terselenggaranya suatu proses kerja aparatur

dalam meningkatkan kinerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab,

seperti: gedung kantor, rumah jabatan, dan rumah instansi.

Dalam laporan inventaris barang dan aset Kecamatan Sumarorong

ditemukan semuanya dalam keadaan baik dan layak, semuanya boleh

dikatakan memenuhi syarat seperti: milik kekayaan, kendaraan, gedung,

tanah, ruangan, serta barang inventaris lainnya.155 Meskipun demikian dalam

beberapa hal masih ditemukan kekurangan seperti kurangnya perangkat

komputer, kendaraan yang sudah lama, serta perlunya beberapa tambahan

fasilitas ruangan. Hal ini sebagaima disebutkan oleh Camat Sumarorong

bahwa:

“...kalau terkait dengan sarana dan sebenarnya sarana di Kecamatan Sumarorong dalam hal pelaksanaan tugas sudah cukup memadai namun sarana di bidang lain seperti peralatan komputer dan kendaraan masih ada kekurangan karena yang kami dapatkan disini setelah kami masuk adalah kendaraan yang hampir katanlah ambruk, mungkin karena sudah cukup tua. Kalau sarana-sarana lainnya seperti peralatan komputer, sound system, kursi, meja sebenarnya masih

154 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 190.155 Laporan Inventaris Barang Kecamatan Sumarorong Tahun 2010.

131

Page 132: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

kurang, jadi kita program mudah-mudahan di masa yang akan datang bisa di tingkatkan”.156

Namun secara umum sarana dan prasarana sebenarnya cukup

memadai bagi camat dalam melaksanakan tugas atributifnya. Hal ini dilihat

dari kewenangan-kewenangan yang dijalankan lebih banyak hanya

mengkoordinasikan.

f. Anggaran

Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara bahwa setiap Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pejabat

pengguna anggaran/barang daerah termasuk camat sebagai salah satu

Kepala SKPD mempunyai tugas sebagai berikut:

1) Menyusun anggaran SKPD yang dipimpinnya;

2) Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

3) Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

4) Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

5) Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD

yang dipimpinnya;

6) Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung

jawab SKPD yang dipimpinnya;dan

7) Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang

dipimpinnya.157

156 Demianus, S.Pd., M.Pd., Camat Sumarorong Tahun 2011-2013, periode Bupati Mamasa Tahun 2008-2013. Hasil wawancara tanggal 16-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Camat Sumarorong.157 Sadu Wasistiono,Dkk, Perkembangan Organisasi Kecmatan dari Masa Ke Masa, Fokusmedia, Hal. 130-131.

132

Page 133: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

Kondisi obyektif perlakuan kecamatan khususnya anggaran

kecamatan belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi serta beban kerja kecamatan, tetapi masih menggunakan pendekatan

pragmatis dan praktis dalam menentukan kriteria dan besaran alokasi

anggaran sehingga cenderung di buat seragam. Dalam pelaksanaan

kewenangannya, anggaran yang diberikan ke kecamatan sekarang ini

sebenarnya masih minim.

Menurut pendapat Camat Sumarorong bahwa:

“...kalau kita liat dari anggaran yang ada di Kecamatan Sumarorong sebenarnya belum memadai karena seperi yang saya rasakan selama ini baru sekarang katakanlah pertengahan april, sampai maret kemarin ada lima kegiatan besar yang harus dibiayai oleh camat dalam hal pelaksanaan-pelaksanaan tugas yang memang cukup memakai dana yang agak besar seperti kegiatan Musrembang yang menghadirkan masyarakat yang begitu banyak, peringatan hari ulang tahun kabupaten yakni masyarakat di bawah ke kabupaten dengan cukup banyak, termasuk kegiatan-kegiatan kesenian dan olahraga di kabupaten. Jadi biaya transport dan biaya konsumsi di dalam serta kostum, itu sebenarnya kegiatan yang cukup memberatkan bagi kami dengan minimnya dana yang diberikan termasuk yang baru-baru kami laksanakan yaitu MTQ di tingkat kelurahan di Aralle. Kami dari sumarorong turut berpartisipasi, turut hadir. Juga dalam hal reses-reses atau rapat-rapat di tingkat desa juga termasuk kegiatan yang dilaksanakan di kabupaten dan provinsi perlu ditunjang dengan anggaran yang mencukupi. Ada beberapa kecamatan di Mamasa yang biaya operasional kecamatan hanya setara dengan dana ADD di tingkat desa, dulu masih ada sekitar 300 juta tapi sekarang ada yang tidak sampai 100 juta. Sekarang di sumarorong masih agak bagus sudah sekitar 160 juta”.158

Hal tersebut menunjukkan bahwa anggaran yang diberikan ke

Kecamatan Sumarorong khususnya camat dalam menjalankan kewenangan

158 Demianus, S.Pd., M.Pd., Camat Sumarorong Tahun 2011-2013, periode Bupati Mamasa Tahun 2008-2013. Hasil wawancara tanggal 16-04-2012 Pukul 09.00 Wita di ruangan Camat Sumarorong.

133

Page 134: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

atributifnya masih kurang memadai. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa

keseriusan menempatkan kecamatan sebagai ujung tombak pelayanan

masyarakat belum tercermin. Jika kewenangan delegatif belum diturunkan

dan berasumsi bahwa anggaran yang diberikan telah mampu menutupi tugas

operasional kecamatan, dari pernyataan Camat Sumarorong belum

tergambarkan. Meskipun demikian tanggung jawab camat dalam

melaksanakan kewenangan atributifnya dapat dikatan berjalan walaupun

beberapa ada yang berpendapat belum maksimal melihat dana yang kurang

memadai serta pencairannya yang berbelit-belit. Hal ini sebagaimana

disebutkan oleh Lurah Sumarorong bahwa:

“...kalau persoalan anggaran saya merasa layak dana itu karena saya juga sudah tahu jumlahnya berapa cuman persoalannya itu dicairkan tidak sekaligus, itu dicairkan berdasarkan keinginan pemerintah kabupaten dalam hal ini leading sektor terkait yaitu dinas pengelola keuangan andaikan dana itu direalisasikan hanya dalam dua tahap kemungkinan optimalisasi kinerja camat pasti sangat efektif”.159

Selain anggaran yang masih dianggap kurang memadai, juga sistem

pencairan yang bertahap mengakibatkan penyelenggaraan pemerintahan

kecamatan kurang optimal. Hal ini semakin memperjelas keseriusan

pemerintah daerah dalam memberdayakan institusi kecamatan diluar

kewenangan yang terbatas tidak tergambarkan. Jika kewenangan baik

atributif maupun delegatif telah diberikan kepada camat, Sadu Wasistiono

mengharapkan adanya dukungan-dukungan lain sebagaimana faktor-faktor

159 R. Rudyantho, SH. Lurah Kecamatan Sumarorong. Hasil wawancara tanggal 06-04-2012 Pukul 18.00 Wita di rungan Lurah Kec. Sumarorong.

134

Page 135: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

yang telah kita bahas sebelumnya termasuk anggaran yang memadai.

Namun melihat anggaran yang dimiliki Kabupaten Mamasa baik DAU

maupun DAK yang minim, kebijakan pemerintah daerah terutama bupati

untuk kecamatan saat ini mungkin adalah yang terbaik dengan angka

sebagaimana yang disebutkan oleh Camat Sumarorong.

Tabel 4.4Hasil Reduksi Data Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pelaksanaan Kewenangan Atributif Camat160

No. Faktor-Faktor Hasil Reduksi Data

1Kejelasan Kewenangan dan Pengaturannya

Kewengan telah diatur, namun pemahaman dan batasan dalam pelaksanaannya kadang tidak jelas.

2Kejalasan Tanggung Jawab

Tanggung jawab jelas dalam PP No. 19 Thn 2008 maupun dalam Perbup dan Perda Kab. Mamasa.

3 KompetensiKurang efektif, tidak memenuhi prasyarat peraturan pemerintah (kurang proporsional).

4 Pengawasan

Berbentuk laporan-laporan lisan ke bupati dalam rapat/pertemuan. Model pengawasan jelas dalam PP No. 19 Thn 2008.

5 Sarana dan Prasarana

Cukup memadai, meskipun beberapa perlu dibenahi seperti perangkat komputer, dan kebutuhan pelayanan lainnya. Namun kurangnya dan ketidakjelasan bidang kewenangan kecamatan menyebabkan semuanya dalam keadaan taraf normal.

6 Anggaran Belum memadai, hanya untuk biaya operasional. Meskipun demikian biaya pelaksanaan kewenangan atributif camat

160 Hasil analisi data penelitian Tahun 2012.

135

Page 136: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

masih dianggap kurang.BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Keberadaan institusi Kecamatan Sumarorong sampai saat ini tidak

terlepas dari perubahan peraturan yang mengaturnya. UU Nomor 5 Tahun

1974 yang memposisikan camat sebagai kepala wilayah, kemudian UU

Nomor 22 Tahun 1999 yang menjadikan kecamatan sebagai perangkat

daerah dengan kewenangan delegatif, serta UU Nomor 32 Tahun 2004 yang

memberikan koreksi terhadap UU Nomor 22 Tahun 1999 dengan tambahan

kewenangan atributif kepada camat merupakan perjalanan panjang

kecamatan dalam menemukan format yang ideal dalam penyelenggaraan

pemerintahan Indonesia.

Harapan masyarakat terhadap peran camat masih begitu tinggi.

Persepsi yang dibangun oleh masyarakat bahkan bupati pun masih

memposisikan camat pada perannya sebagai kepala wilayah. Hal ini sejalan

dengan kewenangan atributif yang dimiliki camat dalam menjalankan tugas

umum pemerintahan walaupun substansinya jauh berbeda dengan

kewenangan kepala wilayah sebagaimana dalam UU Nomor 5 Tahun 1974.

Keberadaannya sebagai pimpinan dan koordinator di wilayah kerjanya paling

tidak memberikan kekuatan dalam mengatur kecamatan,

mengsinkronisasikan segala bentuk kegiatan pemerintahan dalam wilayah

kecamatan serta memberikan pembinaan wilayah untuk menciptakan situasi

yang kondusif.

136

Page 137: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

5.1. Simpulan

Pada penelitian terhadap pelaksanaan kewenangan atributif camat di

Kecamatan Sumarorong dengan berbagai hasil analisis data di lapangan

dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kewenangan atributif Camat Sumarorong secara umum

berjalan secara efektif. Pertama, kewenangan mengoordinasikan yang

meliputi 5 (lima) aktivitas sebagian besar tergambar dalam agenda

rapat koordinasi setiap tanggal 17 bulan berjalan; namun kewenangan

mengkoordinasikan pada beberapa hal masih lemah mengingat

persepsi yang terbangun masih memposisikan camat sebagai kepala

wilayah. Kedua, kewenangan pembinaan pemerintahan ke desa dan

kelurahan pada umumnya berjalan seperti kegiatan bimbingan,

supervisi, fasilitasi, dan evaluasi; namun kewenangan ini belum

memiliki metode dan sistem yang jelas karena pembinaan biasanya

hanya dilakukan pada rapat koordinasi. Ketiga, kewenangan

pelayanan masyarakat pada umumnya tidak jelas dalam

pelaksanaannya, bidang-bidang pelayanan yang dimaksud belum

jelas. Hal ini disebabkan tidak adanya kejelasan kewenangan yang

rinci secara delegatif dari bupati.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kewenangan atributif

camat antara lain pengawasan, sarana dan prasarana, serta kejelasan

pertanggungjawaban dalam pelaksanaannya menunjukkan tidak ada

137

Page 138: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

permasalahan yang serius meskipun perlu perbaikan pada beberapa

bidang pengawasan serta sarana dan prasarana; namun pada bidang

lain ada beberapa catatan berdasarkan pelaksanaan lapangan.

Pertama, kejelasan kewenangan dan pengaturannya kurang

pemahaman oleh camat serta batasan yang tidak jelas. Kedua, proses

pengangkatan camat yang kurang prosedural tanpa pertimbangan

kompetensi yang ideal, tidak berdasarkan prasyarat peraturan

perundang-undangan, serta cenderung bernuansa politis. Ketiga,

anggaran yang kurang memadai menyebabkan ruang gerak

kecamatan menjadi sempit serta realisasi program yang kurang

dirasakan oleh masyarakat.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut untuk perbaikan Kecamatan

Sumarorong di masa yang akan datang dengan memperhatikan kondisi

obyektif yang ada, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kewenangan atributif camat yang meliputi

mengoordinasikan dengan metode rapat koordinasi kecamatan

seharusnya dipertahankan. Disamping itu camat harus memahami dan

memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kedudukan

kecamatan serta camat berdasarkan PP No. 19 Tahun 2008.

Kewenangan atributif camat yang meliputi pembinaan seharusnya

menemukan format pelaksanaan yang ideal agar memiliki kejelasan

metode pembinaan secara sistematis dan kongkrit dalam

138

Page 139: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2010... · Web view repository.unhas.ac.idPeraturan Daerah Kabupaten Mamasa Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pembentukan

Analisis Pelaksanaan Kewenangan Atributif CamatDi Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

pelaksanaannya. Kewenangan atributif camat yang meliputi pelayanan

masyarakat harusnya memiliki kejelasan yang rinci mengingat camat

bukan lagi kepala wilayah tetapi pimpinan SKPD kecamatan. Camat

harus segera mendapat kewenangan yang rinci dari bupati mengenai

pelayanan masyarakat yang dimaksud. Camat Sumarorong harus

memahami arah kebijakan PP No. 19 Tahun 2008. Perlu pemahaman

yang dalam terhadap posisi camat sekarang melihat fenomena yang

masih terbangun pada posisi camat sebagai kepala wilayah.

b. Untuk faktor-faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan kewenangan

atributif camat, saat ini Camat Sumarorong tidak sesuai spesifikasi

camat berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2008 maka Bupati Mamasa

dalam hal ini secepatnya memberikan pembinaan kepada camat

sebagaimana yang diatur dalam PP Nomor 19 Tahun 2008 Pasal 26

ayat (1). Jika proses penyelenggaraan Kecamatan Sumarorong

berjalan hanya berdasarkan kemampuan kepemimpinan dan

pengalaman sebagai guru dalam memimpin organisasi Kecamatan

Sumarorong, Kekhawatirannya adalah pelaksanaan tugas camat tidak

berjalan efektif mengingat keberadaan kecamatan yang menggunakan

berbagai pendekatan interdisiplin ilmu dalam pengambilan suatu

kebijakan. Untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan

kecamatan maka bupati seharusnya memberikan dukungan anggaran

serta aparat yang berkompeten sehingga terjadi kesejajaran dengan

kewenangan dan tanggungjawab yang dijalankan.

139