A a Laporan Sampul Dep

download A a Laporan Sampul Dep

of 72

Transcript of A a Laporan Sampul Dep

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI KLUDAN

Oleh Drs. Akhmad Solik Nip. 131516928 Kemitraan antara : Lembaga penelitian Universitas Malang Dengan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan

SEKOLAH DASAR NEGERI KLUDAN NO. 111Jalan Raya Kludan No. 48 Telp. (031) 8955192

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJONovember, 2006

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1. Judul Penelitian : Peningkatan Kemampuan Menghitung perkalian dengan Menggunakan Media Benda-benda Terdekat pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SDN Kludan : Drs. Akhmad Solik : Laki-laki : Pembina IVa / 131516928 : SDN Kludan : Jl. Raya Kludan, Tanggulangin : Griya Flamboyan RT 15 RW 5 Ds. Kepadangan Kec. Tulangan Kab. Sidoarjo : 3 bulan/ dari bulan September sampai bulan November. : Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah)

2. Identitas Peneliti a. Nama lengkap b. Jenis Kelamin c. Pangkat, Golongan, dan Nip. d. Asal Sekolah e. Alamat Kantor f. Alamat Rumah 3. Lama Penelitian 4. Biaya yang diperlukan a. Sumber darai Lemlit b.

Mengetahui Kepala Sekolah SDN Kludan

Peneliti

H. Sutomo, Ama Pd. Nip. 130417540 Menyetujui Ketua Lemlit UM Dr. Ibrahim Bafadal, M Pd. Nip. 131652225

Drs. Akhmad Solik Nip. 131516928

ABSTRAKAKHMAD SOLIK. 2006.Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian Dengan Media Benda-Benda Terdekat pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Negri Kludan. Laporan Penelitian. Kata-kata Kunci: perkalian, benda-benda terdekat, pembelajaran matematika SD Berdasarkan hasil ulangan harian pelajaran matematika tentang perkalian bersusun menunjukkan bahwa pembelajaran kurang berhasil. Pada hal menurut informasi guru tersebut dalam pembelajaran sehari-hari sudah dijelaskan secara lisan, sudah diberi contoh-contoh, dan bahkan sudah diberai soal-soal latihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, namun mereka tak memanfaatkan kesempatan tersebut. Rendahnya penguasaan kemampuan menghitung perkalian dalam pe,belajaran tersebut dikarenakan kurang tepatnya model pembelajaran dan media yang digunakannya. Sehingga siswa menjadi tidak aktif, mudah bosan, dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan menghitung perkalian diperlukan model pembelajaran dengan media yang tepat. Salah satunya adalah model pembelajaran dengan menggunakan media benda-benda terdekat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menghitung perkalian siswa kelas IV SD Negeri Kludan. Lokasi penelitian ini di SD Negeri Kludan Kec. Tanggulangin dengan Jumlah siswa 49 anak, 25 anak Siswa putri dan 24 anak siswa putra. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara,angket, hasil observasi tindakan, dan hasil evaluasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilakukan berdasar tahapan: (1) menyusun rencana kegiatan, (2) melaksanakan tindakan, (3) observasi, dan (4) analisis yang dilanjutkan dengan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut hasil observasi peneliti pada pra tindakan adalah dalam pembelajaran siswa kurang aktif, mudah jenuh, dan perhatin siswa pada penjelasan guru sangat kecil. Pada tindakan siklus-1 penguasaan materi sebelum pembelajaran diberikan 31%, setelah kegiatan berlangsung aktivitan siswa menunjukkan: siswa aktif 58%, siswa sedang 30% , dan siswa pasif 12%. Kerja sama siswa: siswa aktif 62%, siswa sedang 28%, dan siswa pasif 10%. Sedangkan hasil evaluasi rata-rata 68 dengan siswa tuntas 33 siswa dan belum tuntas 16 siswa. Hasi tindakan pada siklus-2 penguasan materi sebelun tindakan 48%. Setelah tindakan dilakukan aktivitas siswa: siswa aktif78%, siswa sedang 18% dan siswa pasif 4%. Kerja sama siswa: siswa aktif 84%, siswa sedang 14 %, dan siswa pasif 2%. Hasil evaluasi rata-rata 76 dengan siswa tuntas 46 siswa tuntas dan 3 siswa belum tuntas. Berdasar hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media benda-benda terdekat dapat meningkatkan kemampuan menghitung perkalian, meningkiatkan aktivitas siswa,dan meningkatkan kerja sama siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok. Pembelajaran menjadi menyengankan sehingga siswa tak mudah jenuh.

KATA PENGANTARPuji Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan laporan penelitian ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan yang telah mebiayai penelitian ini. 2. Bpk. Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M pd. selaku Ketua Lembaga Penelitian Universitas Malang yang telah memberikan bekal pengetahuan penelitian tindakan kelas. 3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo yang memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 4. Ibu Dra. Harti Kartini, M Pd. dan Ibu Dra. Umi Dayati, M Pd. selaku pendamping dalam penelitian ini. 5. Bpk. H. Sutomo, Ama Pd. Sebagai Kepala Sekolah SDN Kludan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 6. Ibu guru kelas IV SDN Kludan beserta teman sejawat yang telah membantu pelaksanaan tindakan dalam penelitian. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu kelancaran penelitian. Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca selalu penulis harapkan demi kesempurnaan laporan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi kita.

Sidoarjo, November 2006 Penulis

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN . i ii iii iv vi 1 2 3 4 4 5 6 8 16 16 17 17 18 18 19 20 20

ABSTRAK KATA PENGANTAR .. DAFTAR ISI . DAFTAR LAMPIRAN . BAB I. PENDAHULUAN 1.1 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah .. Tujuan Penelitian .. Manfaat Penelitian Batasan Istilah .. Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Peranan Media Pembelajaran .. Variasi Dalam Pembelajaran .. Pendekatan dan Jenis Penelitian Model Penelitian Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian .. Data dan Sumber Data Prosedur Pengumpulan Data .. Analisa Data Rancangan Penelitian .

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN

3.7.1 Siklus-1 3.7.1.1 Penyusunan Rencana Kegiatan .. .. 3.7.1.2 Pemberian Tindakan .. .

3.7.1.3 Melakukan Observasi

. 3.7.1.4 Refleksi 22 3.7.1 Siklus-2 3.7.2.1 Penyusunan Rencana Kegiatan . 3.7.2.2 Pemberian Tindakan . 3.7.2.3 Pelaksanaan Observasi .. 3.7.2.4 Analisis dan Refleksi BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Hasil Penelitian Siklus-1 4.1.1 Persiapan Tindakan 4.1.2 Pelaksanaan Tindakan 4.1.3 Observasi 4.1.4 Analisis dan Refleksi . 4.2 Paparan Hasil Penelitian Siklus-2 .. 4.2.1 Penyusuna Perencanaan Penelitian . 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan . 4.2.3 Observasi 4.2..4 Analisis dan Refleksi 4.3 5.1 5.2 Pembahasan .. Simpulan Saran-Saran BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

21

22 22 22 22 24 26 27 32 34 38 38 39 42 43 46 50 51 52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN ..

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1. Rencana pembelajaran siklus-1 2. Rencana pembelajaran siklus-2 3. Lembar obsevasi aktivitas siswa 4. lembar observasi kooperatif siswa 5. Lembar hasil evaluasi siklus-1 6. Evaluasi siklus II

Halaman61 63 65 65 66 67

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Secara umum matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit dan tidak disukai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan hasil angket siswa kelas IV SDN Kludan yang menyatakan bahwa 45 % siswa tidak menyukai pelajaran matematika dan merasa sulit untuk mengikutinya. Oleh karena itu hasil pembelajaran matematika tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan Mulyana (2001) dalam kata pengantarnya menyatakan bahwa nilai matematika berada pada posisi yang paling bawah, sehingga tidak heran kalau nilai matematika dipakai sebagai tolak ukur dari kecerdasan siswa. Kalau kita kaji lebih dalam hal tersebut bukan merupakan kesalahan siswa semata tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor guru itu sendiri sebagai pendidik .Kekurangan guru yang biasa dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar adalah mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, memberi hukuman tanpa melihat lataar belakang kesalahan, menunggu siswa berbuat salah, mengabaikan perbedaan siswa, merasa paling pandai, tidak adil, memaksa hak siswa, (Mulyasa, 2005:20). Namun menurut hasil pengamatan peneliti kesalahan yang biasa dilakukan guru dalam membelajarkan matematika di tempat peneliti hingga siswa cepat menjadi bosan adalah (1) Dalam membelajarkan matematika guru hanya berpedoman pada buku pegangan. (2) Penyampaian konsep sarat dengan hafalan-hafalan. (3) Kegiatan pembelajaran masih monoton. (4) Kurang memperhatikan keterampilan prasarat. Keterampilan prasarat memang sangat diperlukan dalam pembelajaran, hal tersebut seperti yang dikemukakan oeh Gagne (dalam Degeng:1997:4) bahwa setiap mata pelajaran mempunyai prasarat belajar (learning prerequisites). Dalam

hubungannya dengan pembelajaran matematika maka keterampilan prasarat yang harus dikuasai siswa umumnya adalah hitung dasar yang meliputi: penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian .Sebaik apapun konsep matematika yang

disampaikan oleh guru pada pembelajaran matematika namun bila siswa tidak

menguasai hitung dasar sebagai keterampilan prasaratnya maka hasil pembelajaran kurang memuaskan. Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas IV SDN Kludan tahun pelajaran 2005-2006 smester I tentang perkalian bersusun menunjukkan bahwa 20% siswa menguasai secara tuntas, 35% siswa agak menguasai,dan 45% kurang menguasai pada hal pada pembelajaran matematika sehari-hari guru sudah menjelaskan secara lisan, ditulis di papan tulis, memberi contoh, bahkan memberikan soal-soal latihan tentang perkalian bersusun, dan juga siswa sudah diberi kesempatan untuk bertanya ketika guru mengajar, namun sedikit sekali mereka yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru balik bertanya hanya beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar, itupun karena siswa tersebut memang pandai di kelasnya. Dan bila diberi tes perkalian rata-rata hasilnya rendah. Rendahnya penguasaan kemampuan hitung perkalian kemungkinan besar dikarenakan guru kurang tepat dalam memilih cara atau media dalam pembelajaraan. Siswa kelas IV cara berfikirnya masih pada benda konkrit, sementara guru tidak memperhatikan hal tersebut sehingga dimungkan siswa mengalami kesulitan. Berdasarkan masalah di atas peneliti akan berupaya meningkatkan kemampuan menghitung perkalai dengan media benda-benda sekitar yang dekat dengan siswa antara lain dengan jari tangan dan kartu bilangan. Dengan menggunakan media tersebut diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan hitung perkalian, lebih baktif, kreatif sehingga lebih banyak siswa yang mencapai ketuntasan dalan hafalan perkalian sampai bilangan 100, perkalian bersusun dan operasi perkalian

1.2 Perumusan Masalah Berdasar uraian di atas maka penelitian ini ditekankan pada peningkatan kemampuan menghitung perkalian dengan media benda-benda terdekat pada pelajaran matematikan sisqa kelas IV SDN Kludan. Dengan demikian dapat dirumuskan permasalahan sebagaai berikut: Bagaimana menggunakan media benda-benda terdekat dapat meningkatkan kemampuan menghitung siswa kelas IV SDN Kludan?

1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pernyataan peneliti yang telah dirumuskan , tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menghitung perkalian siswa kelas IV SDN Kludan, dengan menggunakan media benda-benda terdekat.

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas belajar Kerja sama , dan kemampuan menghitung perkalian. 2) Bagi guru sebagai peneliti untuk meningkatkan profesionalisme dan

mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian serupa lebih lanjut. 3) Bagi guru sejawat untuk memberikan motivasi serta referensi model-model pembelajaran yang positif. 4) Dengan adanya guru-guru mengadakan penelitian tindakan kelas berarti pembelajaran di kelas lebih berkualitas sehingga terjadi perubahan positif.

1.5 Batasan Istilah Adapun batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesanggupan atau Kecakapan untuk melakukan sesuatu, Kemisa (1997). 2) Menghitung perkalian adalah hitung perkalian dan Pembagian yang di ajarkan pada kelas IV SD yang meliputi: Menghafal perkalian dan pembagian sampai bilangan 100, hitung perkalian bersusun, dan operasi perkalian. 3) Media benda-benda terdekat adalah alat Bantu pembelajaran dengan menggunakan benda-benda terdekat seperti kartu bilangan dan jari tangan.

Bab II KAJIAN PUSTAKA2.1 Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran didevinisikan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa Degeng (1997:1). Bertolak dari devinisi tersebut pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegatan yang memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar. Pemberian fasilitas belajar bagi siswa memerlukan suatu strategi, yaitu strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran matematika adalah kegiaatan yang dipilih oleh pengajar (guru) dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan fasilitas belajara sehingga memperlanacar tujuan belajar matematika Hudoyo (dalam Harmini: 2003:9) Pendidikan matematika di sekolah dasar merupakan basis pendidikan dalam membentuk insan Indonesia seutuhnya, seperti diisyaratkan dalam kebijakankebijakan pemerintah dari tahun ketahun. Lulusan sekolah dasar diharap dapat membekali dirinyaa dengan kemampuan-kemampuan yang memungkinkan mereka mau dan mampu menata kehidupan yang lebih layak baik dalam proses pendidikan formal selanjutnya maupun dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Sasaran tersebut dapat terjangkau jika program pembelajaran di sekolah memenuhi basis pendidikan bermutu. Dalam Depdikbut (1993) disebutkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar berfungsi sebagai pengembang kemampuan berkomunikasi dengan

menggunakan bilangan - bilangan smbol-simabol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan mempermuda menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut pada jenjang sekolah dasar diutamakan agar siswa mengenal, memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktek kehidpupan seharai-hari. Sejalan dengan fungsi pembelajaran matematika di sekolah dasar disebutkan tujuan umum pendidikan matematika di sekolah dasar adalah belajar bernalar ,pembentukan sikap siswa, dan keterampilan dalam dalam menerapkan matematika. Jadi dalam setiap pembelajaran matematika di sekolah dasar guru tidak cukup hanya memahami konsep hafalan-hafalan, tetapi lebih dari itu guru harus lebih dapat membuat bagaimana nalar serta sikap siswa terbentuk.untuk itu guru wajib berupaya mengembangkan diri dalam profesinya.

2.2 Peranan Media Pembelajaran Pengertian media pendidikan menurut Aqip (2003:79) adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang memungkinklan siswa untuk memperoleh atau mencapai pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap. Penertian ini bukan merupakan satu-satunya pengertian yang paling tepat melainkan hanya merupakan salah satu jalan untuk mengambil consensus dari adanya bermacam-macam istilah dan batasan. Disamping itu pengertian ini perlu

dirumuskan dengan maksud terdapatnya suatu landasan berpijak yang menjadi titik berangkat guna pembahasan lebih lanjut. Media pendidikan mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi sosial, fungsi edukafif, fungsi ekonomi, fungsi politik, dan fungsi budaya, Hamalik (1980). Dalam hubungannya dengan fungsi edukatif beberapa ciri yaitu: 1) Media pendidikan identik artinya dengan alat peraga yang berarti alat yang bisa diraba, dilihat, didengar, dan diamati oleh panca indra.2) Tekanan utama terdapat pada benda atau hal yang dapat didengar atau di lihat.

media pendidikan mempunyai

3)

Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan murid.

4)

Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam kelas maupun di luar kelas.

5)

Media pendidikan mengandung aspekaspek sebagai alat dan teknik yang sangat erat hubungannya dengan metode mengajar. Media merupakan alat Bantu belajar dan mengajar. Alat ini hendaknya ada

ketika dibutuhkan ubntuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru yang menggunakannya. Agar kebutuhan yang beragam dari kurikulum dan siswa secara individu dapat terpenuhi, maka suatu variasi yang luas dan berjumlah besar memang diperlukan. Jika guru mengajar tanpa menggunakan atau dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan (media) untuk melaksanakan tugasnya maka hasilnya akan kurang memuaskan dan tak dapat dipertanggungjawabkan.

Media pendidikan mempunyai dampak yang berarti bagi siswadan citra diri mereka, jika media tersebut dipilih secara tepat dan ceramat dengan mempertimbangkan cirri-ciri media dan karakteristik siswa. Media pendidikan akan lebih efektif dan efisien penggunaannya jika guru sudah terlatih dan terbiasa menggunakannya. Mengingat betapa penting peran media pendidikan dalam kegiaatan belajar mengajar maka dalam setiap pembelajaran hendaknya menggunakan media

pendidikan. Media pendidikan yang baik hendaknya disesuaikan dengan karakter siswa dan juga dikenal oleh siswa. Media yang dikenal siswa adalah benda-benda terdekat atau di lingkungan sekitar siswa.

2.3.

Variasi Dalam Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan

berbagai aspek yang saling berkaitaan.Oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan diantaranya adalah keterampilan pembelajaran atau keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi professional yang cukup komplek, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan

menyeluruh. Thurney (dalam Mulyasa:2005:69) mengemukakan 8 keterampilan mengajar yang sangat menentukan dalam kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, keterampilan membuat penguatan, keterampilan

mengadakan variasi, keterampilan menelaskan, keterampilan membuka dan

menutup pelajaraan,

keterampilan mengajar kelompok kecil, keterampilan

mengelola kelas, dan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan siswa agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi maka guru haarus menguasai keterampilan variasi dalam pembelajaran. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiaatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajaraa siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam pembelajaran bnertujuan untuk: 1) 2) Meningkatkan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran. Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat siswa terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaraan. 3) 4) Memupuk perilaku positif siswa dalam pembelajaran. Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat dan kemampuannya. Variasi dalam pembelajaraan dapat di kelompokkan menjadi empat bagian, yaitu variasi dalam mengajar, variasi dalam menggunakan media dan sumber balajar, variasi dalam pola interaksi, dan (2005:79). Dalam penggunaan media dan sumber belajar dapat dilakukan sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat. Variasi alat dan bahan yang dapat di dengar. Variasi alat dan bahan yang dapat raba, Variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. variasi dalam kegiaran, Mulyasa

Dalam pembelajaran matematika khususnya tentang perkalian pada pokok bahasan menghafal perkalian sampai bilangan 100 biasanya disajikan dengan cara siswa menghafal perkalian sampai bilangan 100, kemudian kalau sudah hafal mereka melaporkannya dengan menyebutkan perkalian sampai bilangan 100 di depan kelas. Hal tersebut berdampak siswa mudah bosan dan jenuh begitu pula factor keberhasilannya relatif kecil, seandainya mereka berhasil hafal itupun mudah lupa kembali. Itu semua dapat terjadi kaarena guru kurang dapat menggunakan variasi dalam pembelajaran Sebenarnya banyak alternatifmedia yang dapat digunakan dalam pembelajaran perkalian, salah satunya adalah menggunakan media belajar yang ada di sekitar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut Puspita (2003:1) mengemukakan adanya Kalkulator Jari yaitu pola hitung perkalian dengan memnggunPakan jari. Pada dasarnya perkalian dengan menggunakan jari ini disajikan dalam tiga tahap yaitu perkalian dengan penjumlahan berulang atau kelipatan, perkalian dengan faktor 6 sampai dengan 10, dan perkalian dengan faktor bilanagan 11 dan seterusnya. 1) Perkalian Dengan Penjumlahan Berulang Perkalian ini pada umumnya digunakan pada tahap awal atau kelas rendah. Langkah-langkah: (1) Siswa dikenalkan dengan kesepuluh jari sampai 10. dengan menghitung 1

(2) Siswa melakukan hitungan meloncat-loncat mulai loncat dua sampai dengan loncat 10. (3) Penerapan pada perkalian Misal: 3x4 Artinya melakukan hitungan lompat empat sampai pada hitungan jari ke tiga 4 - 8 - 12. Jadi 3x4 = 12 2) Perkalian dengan Faktor 6 s/d 10 Perkalian ini dilakukan dengan urutan : (1) Menegakkan jari tangan dengan hitungan mulai dari 6. (2) Jari yang berdiri masing masing berniklai 10, sedangkan jari yang masih terlipat bernilai satuan masing-masing dikalikan. Misal: 6 x 8

No. 1.

Perkalian 6x8

Peragaan

Hasil _Jari yang berdiri 4, bernilai 40 _ Jari yang masih terlipat bernilai 8 2 dan 4

2.

7x9

_ Jadi 5 x 8 adalah 48 _ Jari yang berdiri 6, bernilai 60 _ Jari yang terlipat 1

dan 3, bernilai 3 _ Jadi 7 x 9 adalah 63 3)Perkalian denfan Faktor 11 Sampai dengan 100 Pada dasarnya perkalian denjgan faktor 11 s/d 100 ini mempunyai kesamaan dengan perkalian dengan faktor 6 s/d 10. Adapun perbedaanya pertama adalah pada perkalian dengan faktor 11 s/d 100 jari yang masih terlipat dikatan pasif artinya tak dihitung, dan yang berdiri dikatakan aktif, berarti pada perkalian factor ini yang dihitung hanya jari yang berdiri. Adapun ketentuannya adalah jarin yang berdiri masing-masing bernilai 10 ( sesuai faktor ) dan pada jari yang berdiri itu pula bernilai satuan masing-masing dikalikan . kemudian hasilnya dijumlahkan. Perbedaan yang ke dua adalah pada perkalian factor 11s/d 100 ini terdapat sistem simpanan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Faktor Perkalian 11 s/d 15 16 s/d 20 21 s/d 25 26 s/d 30 31 s/d 35 36 s/d 40 41 s/d 45 46 s/d 50 51 s/d 55 56 s/d 60 Simpanan 100 200 400 600 900 1200 1600 2000 2500 3000

11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

61 s/d 65 66 s/d 70 71 s/d 75 76 s/d 80 81 s/d 85 86 s/d 90 91 s/d 95 96 s/d 100

3600 4200 4900 5600 6400 7200 8100 9000

Penerapan pada perkalian pada faktor 11 sampai dengan 100

No. 1.

Perkalian 12 x 12

Peragaan

hasil 100+(4x10)+(2x2) 100 + 40 144 +4

2.

16 x 17

200+(3x10)+(6x7) 200+ 30 272 + 42

3.

22 x 24

400+(6x20)+(2x4) 400+ 120 +8 528

4.

37 x38

1200+(5x30)+(7x8) 1200+ 150 + 56 1406

5.

41 x 43

1600+(4x40)+(1x3) 1600+ 160 + 3 1763

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasar pada latar belakang penelitian , maka pendekatan penelitian ini adalahPendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif mempunyai karakteristik sebagaimana dilakukan oleh Sugiano, (dalam Harmini:2004:21) antara lain (1) kondisi objek alamiah,(2) peneliti sebagai objek utama,(3) kaya akan data yang bersifat deskriptif keadaan, (4) analisis dilakukan secara induktif (dari contoh ke kesimpulan atau dari khusus ke umum) dan berlangsung sejak dimulai sampai pengumpulan data selesai, (5) pengumpulan data dilakukan secara simultan atau berkesinambungan, baik dalam hal metode, sumber, dan pengumpulan data. Pendekata kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang fenomena yang tampak selama pembelajaran berlangsung. Fenomena yang dimaksud adalah situasi kelas dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 3.2 Model Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action reseach) karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah di kelasdan dilakukan sesuai dengan langkah langkah pada penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kajian digunakan sebagai dasar untuk mengatasi masalah .Dalam proses

perencanaan yang telah disusun dilakukan observasi dan evaluasi dan hasilnya difahami sebagaai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahapan perencanaan. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan bersinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai, Wibawa (2004:4). Dalam penelitian ini guru bekerjasama dengan mitra kalaborasi yaitu guru kelas IV dan teman sejawat. Hal ini dimaksudkan agar konsentrasi guru dalam mengajar tidak terbelah oleh hal-hal lain. Dengan cara ini diharapkan akan didapatkan data yang seobjetif mungkin demi kefalidan data yang diperlukan. 3.3 Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Kludan Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Alasan pemilihan lokasi ini adalah peneliti mengajara di SD tersebut dan lokasi SD ini berada di tengah kota Kecamatan Tanggulangin. Penelitian ini dilaksanakan mulai September sampai bulan November tahun 2006 smester I, pada kelas IV SDN Kludan Tanggulangin dengan jumlah siswa 49 anak yang terdiri atas 24 siswa putra dan 25 siswa putrid. 3.4 Data dan Sumber Data Data yang diperoleh diambil dari hasil kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran matematika hitung perkalian dan pembagian pada siswa kelas IV SDN kludan. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) data dari angket siswa, pengamatan peneliti terhadap hasil pembelajaran matematika, dan dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV, (2) Dari hasil catatan perilaku siswa selama

pembelajaran berlangsung, (3) dari hasil belajar siswa melalui tes yang dilakukan selama proses pembelajaran perkalian dan pembagian. 3.5 Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang ingin diperoleh. Untuk mengetahui kemampuan menghitung perkalian dilakukan dengan tes hasil belajar dalam bentuk skor. Sedangkan data tentang sikap dan perilaku serta tanggapan siswa selama pembelajaran perkalian dilakukan melalui pengamatan pada subjek penelitian. Data mengenai pelaksanaan pembelajaran dalam kelas diperoleh melalui catatan lapangan dan wawancara. Oleh karena itu peneliti mempunyai tugas rangkap yaitu sambil mengajar guru juga mengumpulkan data. Maka untuk memperoleh data yang akurat, dalam mendapatkan data guru bekerja sama dengan guru kelas IV dan teman sejawat untuk melakukan pengamatan. Selanjutnya dari hasil pengamatan didiskusikan bersama. Hasil dari diskusi akan digunakan sebagai pedoman untuk menentukan refleksi dalam melakukan tindakan selanjutnya. Pemberian tindakan ini dilakukan berulang-ulang (siklus) agar dapat diambil kesimpulan yang sesuai dengan fokus penelitian.

3.6

Analisis Data Memperhatikan jenis data yang dikumpulkan, ada dua teknik yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan terhadap hasil tes sedangkan analisis kualitatif digunakan dalam

data kualitatif yang diperoleh dara

hasil pengamatan terhadap guru, siswa, atau hal-

ahal lain yang tampak selama penelitian ini. Demikian juga aktivitas dan kerja sama dengan kelompok dalam pembelajaran juga didasarkan pada indikator yang muncul. Kemudian dari hasil catatan lapangan yang dilengkapi dengan hasil observasi, wawancara dan dari hasil angket siswa dilakukan analisis bersama guru kelas IV dan teman sejawat, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Sedangkan kemampuan menghitung perkalian dianalisis berdasarkan rata-rata perolehan hasil evaluasi dengan rumus: M= fX N FX = jumlah nilai siswa N M = jumlah siswa = rata-rata (mean)

Pembelajaran hitung perkalian dianggap tuntas bila perolehan hasil evaluasi siswa rata-rata hasil hitungan > 70, dan siswa dianggap tuntas dalam penguasaan hitung perkalian bila memperoleh nilai baik yaitu 70. Keterangan : 90 - 100 = sangat baik 70 - 89 50 - 69 3.7 = baik = cukup 30 - 49 = kurang 0 - 29 = kurang sekali

Rancangan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua suklus kegiatan yaitu siklus-

1 dan siklus- 2, masing-masing siklus terdiri atas empat tahap dan dilakuan dalan satu

pertemuan. Hal ini dilakukan karena terbatasnya waktu yang tersedia. Tahapan kegiatan setiap siklus adalah: (1) menyusun rencana kegiatan,(2) melakukan tindakan, (3) melakukan observasi, dan (4) membuat analisis yang di lanjutkan dengan refleksi. Pada penelitian ini yang melaksanakan kegiatan mengajar adalah peneliti, sedangkan yang bertindak sebagai observer adalah guru kelas IV dibantu oleh teman sejawat.

3.7.1

Siklus 1

3.7.1.1 Penyusunan Rencana Kegiatan Pada tahap ini guru menysun rencana pembelajaran berdasar pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu menghafal perkalian sampai bilangan 100, dengan urutan: 1) 2) 3) 4) Menyiapkan peralatan pembelajaaran Menyusun silabus Menyusun rencana pembelajaran Menyusun instrumen yang terdiri atas: (1) lembar pengamatan aktivitan dan koopertif siswa. (2) Lembar pengamatan untuk guru (3) Soal evaluasi 5) Menentukan jadwal tindakan kelas

3.7.1.2 Pemberian Tindakan 1) 2) Sebagai penjajagan guru memberikan pertanyan kepada siswa.tentang perkalian Guru memberikan apersepsi tentang pentingnya kemampuan menghitung perkalian.

3)

Guru mengajak siswa untuk bermain lompat jari, mulai dari lompat dua-dua sampai dengan lompat sepuluh. Siswa yang sudah mampu memperagakan ke depan kelas

4)

Menerapkan permainan pada perkalian dengan mengulang kembali pertanyaan pada penjajagan, siswa yang dapat mengacungkan tangan kemudian

menyebutkan jawabab dengan pemaparan, kemudian dikuatkan dengan penjelasan singkat dari guru. 5) Siswa dibentuk dalam kelompok. Tiap kelompok menerima kartu bilangan, kemudian kartu-kartu terswbut dipasang-pasangkan hingga membentuk

perkalian dan ditulis pada lembar kerja untuk didelesaikan bersama. 6) Siswa melaporkan hasil kerja kelompok dengan menuliskan pada papan tulis. Sedang kelompok yang lain mengoreksi hasil kerja kelompok yang lain. 7) 8) Sebagai penguat guru memberikan pertanyaan secara lisan Evaluasi.

3.7.1.3 Melakukan Observasi Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung guru kelas IV sebagai observer beserta teman sejawat melakukan pengamatan dan mencatat kejadian kejadian selama pembelajaran berlangsung. Hasil catatan observasi bermanfaat untuk pengambila keputusan dalam kegiataan selanjutnya yaitu refleksi. 3.7.1.4 Refleksi Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti sebagai guru, hasil pengamatan guru kelas IV, dan pengamatan teman sejawat dikumpulkan dan dibahas bersama untuk mendapatkan kesamaan pandangan terhadap tindakan awal pada siklus

pertama.Hasil diskusi tersebut akan dijadikan bahan untuk menentukan langkah tindakan selanjutnya pada sikljus ke 2. 3.7.2 Siklus 2

3.7.2.1 Penyusunan rencana kegiatan Rencana kegiatan disusun berdasar hasil analisis dan reflesi selama siklus 1. Topik yang dibahas pada siklus 2 ini adalah perkalian bersusun

3.7.2.2 Pemberian Tindakan Tindakan II ini dilakukan berdasar masalah yang masih ada pada siklus 1. Tindakan lebih ditekankan pada aktifitas, kerja sama, dan kemampuan menghitung perkalian bersusun. 3.7.2.3 Pelaksanaan Observasi Pada saat guru mengajar guru kelas IV bersama teman sejawat melakukan pengamatan sebagaimana yang dilakukan pada siklus 1. 3.7.2.4 Analisis dan Refleksi Pada akhir tindakan II dilakukan analisis dan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Dan hasil dari analisis dan refleksi ini disusun kesimpulan dan saran dari seluruh kegiatan pada siklus 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANPada bab ini dasajikan data hasil penelitian. Data hasil penelitian yang dimaksut adalah data yang diperoleh dari kegiatan persiapan tindakan sampai pemberian tindakan selesai.

4.1 4.1.1

Paparan Hasil Penelitian Siklus-1 Persiapan Tindakan

Pada kegiatan ini diawali dengan paparan data pra tindakan. Paparan data ini diperoleh dari hasil observasi peneliti pada pembelajaran matematika yang disajikan oleh guru kelas IV pada tanggal 12 September 2006. Hal ini dilakukan oleh peneliti agar mengetahui lebih dekat karakteristik siwa kelas IV dan model pembelajaran matemataika pada kelas tersebut. Dalam penyajian tersebut materi pokok yang dibahas adalah melakukan penaksiran dan pembulatan dengan indicator membulatkan hasil operasi hitung dalam satuan, puluhan, dan ratusan. Penyajian diawali dengan guru memerintahkan siswa untuk membuka buku matematika pada halaman yang sesuai dengan pembahasan. Kemudian guru memberi contoh cara membulatkan hasil operasi hitung. Selanjutnya guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, setelah tidak ada yang bertanya guru memberikan soal pembulatan secara lisan; Dalam pembulatan puluha, 72 dibulatkan menjadi berapa anak-anak? tanya guru, Coba yang dapat angkat tangan ! Beberapa anak mengangkat tangan dan rata-rata jawaban mereka benar. Setelah dianggap dapat guru

memerintahkan siswa untuk menyelesaikan soal-soal pada halaman yang sudah ditentukan. Pada penyajian ini tampak siswa kurang semangat, beberapa anak kurang memeperhatikan penjelasan guru, bahkan ada yang sibuk bermain sendiri. Ketika diberi kesempatan untuk bertanya tidak ada yang bertanya. Begitu juga ketika menyelesaikan soal banyak siswa yang menggantungkan diri pada teman sebangku. Suasana tampak sunyi karena sudah diberi tahu oleh guru bahwa yang ramai akan berdiri di depan kelas. Setelah selesai hasil pekerjaan siswa dikoreksi oleh guru, siswa secara bergantian menuliskan jawabannya kedepan. Suasana mulai ramai, berkali-kali guru mengingatkan siswa agar tidak ramai. Dari hasil koreksi guru banyak pekerjaan siswa yang salah. Hal ini tidak sesuai dengan saat guru bertanya pada penjelasan tadi yang rata-rata siswa mampu menjawab. Guru mulai jengkel, penjelasan diulang kembali, siswa diam tak berani berbuat apa-apa. Suasana yang demikian dikarenakan guru melupakan keterampilan pra sarat tentang perkalian. Siswa dapat membulatkan 72 ke dalan bilangan puluhan yaitu 70, tetapi diantara mereka banyak yang mengalami kesulitan menentukan hasil perkalian dari 8 x 9. Setelah kegiatan pembelajaran selesai peneliti membagikan angket pada siswa, bersamaan dengan itu guru juga mengadakan wawancara dengan guru kelas IV. Dari hasil wawancara diketahui bahwa guru kelas IV mengeluh merasa sulit dalam menyajikan pembelajaran matematika tentang perkalian. Selama ini yang ia lakukan dalam materi perkalian tentang menghafal perkalian sampai bilangan 100 adalah: siswa disuruh menghafal perkalian sampai bilangan 100 yang sudah hafal maju satu persatu ke

depan, sedangkan yang belum hafal akan dihukum tidak boleh istirahat. Namun demikian mereka masih banyak yang belum hafal. Dari hasil angket yang disebar pada 40 siswa kelas IV menunnjukan bahwa 18 siswa tidak menyukai pelajaran matematika, artinya 45% dari siswa tidak menyukai pelajaran matematika, 13 siswa atau 32,5% dari siswa memilih biasa-biasa saja, dan 9 siswa atau 22,5% menyatakan menyukai matematika. Rata-rata mereka tidak menyukai matematika karena mereka sulit mengikutinya. Pada tanggal 16 September 2006 peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas IV dan teman sejawat untuk membicarakan persiapan pelaksanaan tindakan penelitian. Dari hasil diskusi disepakati, peneliti bertindak sebagai penyaji sedangkan guru kelas IV dan teman sejawat bertindak sebagai observer atau pengamat. Kegiatan dilanjutkan dengan menyiapkan peralatan, menyusun silabus, menyusun persiapan pembelajaran, menyusun instrumen, dan menentukan jadwal penelitian 4.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan pada 4 Oktober 2006, dengan bahasan menghafal perkalian dan pembagian sampai bilangan 100, dengan waktu 2 jam pelajaran ( 80) menit. Pada bagian ini penulis sebagai penyaji dibantu oleh guru kelas IV dan teman sejawat sebagai observer. Urutan penyajian sebaagai berikut: 1) Kegiatan Awal Kegiatan ini diawali dengan Penjajagan materi, guru memberikan beberapa pertanyaan tentang perkalian dan pembagian, dengan pertanyaan (1) Ada delapan prajurit bersenjatakan panah, berburu di hutan. Tiap-tiap prajurit membawa 4 qnak panah . Ketika istirahat anak panah-anak panah tersebut dikumpulkan menjadi satu. Nah berapa anak panah yang terkumpul? Pertanyaan tersebut diulang sekali lagi Setelah selesai

membacakan pertanyaan taersebut guru menyuruh siswa untuk menuliskan jawaban pada kertas yang telah dibagikan sambil angkat tangan tanpa mengucapkan jawaban yang telah ditulisnya. Setelah beberapa saat tampak 12 anak yangn mengangkat tangan. Guru berkeliling sambil mengamati jawaban siswa yang sudah mengangkat tangan, ternyata jawaban mereka berbeda-beda. Ada 9 jawaban diantara mereka yang tepat. Kemudian pertanyaan kedua dibacakan (2) Sepulang dari kantor Ibu membeli 2 kg jeruk, setelah dihitung berjumlah 18 buah. Jeruk-jeruk tersebut diberikan pada tiga anaknya dengan bagian yang sama. Nah berapa buah jeruk yang diterima masing-masing anak? Seperti pada soal pertama guru membaca ulang soal kedua. Jawaban ditulis pada kertas yang telah dibagikan kemudian angkat tangan. Sambil menunggu siswa menjawab guru berkeliling mengamati siswa. Tampak 10 siswa sudah mengangkat tangan, setelah diamati oleh guru ada 9 jawaban yang benar. Guru menunjuk salahsatu siswa yang mengangkat tangan untuk menjawab, ternyata jawabannya benar, namun ketika si disuruh memaparkannya beberapa dari mereka mengalami kesulitan. Kemudian guru

memberikan dua pertanyan lagi yaitu pertanyaan perkalian dan pembagian tanpa dibungkus dengan certia. Jawaban ditulis pada kertas kemudian mengangkat tangan, tampak 14 siswa mengangkat tangan. Setelah diamati benar. 2) Kegiatan Inti Kegiatan inti ini diawali dengan guru mengajak siswa untuk bermain lompat jari. Permainan ini diawali dengan guru mengenalkan kesepuluh jari dengan menghitung secara urut, selanjutnya jari dihitung dengan melompat dua-dua (kelipatan dua). Permainan tersebut dilakukan bersama dengan siswa. Untuk yang pertama guru kebanyakan jawaban mereka

mengulang permainan ini, setelah selesai guru menawarkan pada 2 siswa untuk memperagakan ke depan kelas. Tampak 14 siswa mengangkat tangan , sebagai hadiah siswa yang mengangkat tangan lebih dulu yang ke depan yaitu siswa dengan No. absen 27 dan 31. Setelah selesai dua siswa lagi ke depan yaitu siswa No. 21 dan 14, mereka memperagakan dengan baik. Karena permainan masih panjang maka permainan dilanjutkan dengan lompat tiga-tiga (kelipatan tiga). Selesai permainan guru menunjuk lagi dua siswa untuk memperagakan ke depan kelas, ternyata yang mengangkat tangan 17 siswa, mereka mengangkat tangan hampir bersamaan . Oleh karena itu kesempatan diberikan pada yang belum pernah memparaagakan ke depan. Akhirnya siswa dengan No.24 dan 40 yang memperagakan ke depan, disusul dengan temannya dengan No. 38 dan 15. Permainanpun dilanjutkan dengan lompat empat-empat dan selanjutnya limalima. Tampak siswa belomba-lomba untuk memperagakan ke depan , sedangkan yang sudah memperagakan ke depan menjadi pengamat barang kali terdapat peragaan temannya yang salah. Permainan dilanjutkan dengan lompat enam enam. Untuk kelipatan ini tidak sepuluh jari digunakan tetapi hanya berhenti pada jari kelima, sebab untuk permainan jari keenam dan seterusnya akan dibahas pada tindakan selanjutnya. Setelah permainan lompat jari selesai, guru membawa siswa untu menerapkannya dalam perkalian dan pembagian, dengan membacakan lagi pertanyaan penjajagan, domohon siswa menjawab dengan paparannya sekali. Siswa yang sudah siap mengangkat tangan, sudah 15 siswa yang mengangkat tangan, guru masih menanti yang lain barangkali masih ada yang ingin memnjawab, setelah cukup guru menunnjuk siswa No. 26 untuk menjawab. Siswa menjawab 32, betul anak-anak, ad 32 ? Tanya guru. Siswa menjawab serentak ,betul. Guru menunnjuk siswa No. 11 untuk menjelaskan dari mana

jawaban tersebut diperoleh. Siswa menjawab dari 8 x 4, setelah ditawarkan pada siswa yang lain, mereka membenarkan jawaban tersebut. Kemudian guru mengajak siswauntu mengulangi permainan lompat jari dengan kelipatan empat sampai pada jari kedelapan, ternyat hasilnya 32. Bersama siswa guru mengulangi lagi permainan lompat jari dengan kelipatan empat sampai jari kedelapan. Kemudian guru menguatkan menyuruh siswa memperagakan pertanyaan 7 x 3, sambil menanti jawaban guru mengamati siswa. Dalam waktu sekejap hampir seluruh siswa mengangkat tangan dengan jawaban yang sama yaitu 21. Guru melanjutkan dengan membacakan soal penjajagan kedua. Tiga belas siswa sudah mengangkat tangan, guru masih menanti barang kali masih ada yang lain, setelah itu guru menunnjuk siswa dengan No. 27 untuk menjawab. Jawaban siswa tesebut adalah 6 buah jeruk. Bagaimana dengan yang lain ? tanya guru, Betul Pak! jawab mereka. Kemudian guru menanyakan asal jawaban 6 buah pada siswa, Dari 18 : 3, Pak! jawab siswa No.31. Guru masih memberi kesempatan bagi yang lain untuk menjawab. Kemudian nguru menunjuk salah satu siswa untuk memperagakan permaianan lompat jari dengan kelipatan tiga sampai pada hasil 18, ternyata berhenti pada jari keenam. Bersama siswa guru mengulang kembali peragaan tersebut.Selanjutnya guru menyruh siswa untuk memperagakan pertanyaan pembagian 24 : 6, sambil menanti jawaban siswa guru berkeliling mengamati. Belum sampai guru berkaliling siswa sudah berebut untuk menjawabnya. Akhirnya secara aklamasi siswa menjawab dengan serempak bahwa hasilya adalah 4. Setelah permainan dirasa cukup kegiatan dilanjutkan lagi Siswa dibagi dalam delapan kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Kemudian guru membagikan kartu bilangan peda tiap-tiap kelompok. Tugas kelompok

adalah memasangkan kartu-kartu bilangan tersebut hingga membetuk perkalian satu angka x satu angka. Setelah tersusun, masing-masing kelompok menuliskan susunan perkalian tersebut pada lembaran kertas yang telah di bagikan, kemudian mendiskusikan bersama kelompoknya. Sambil berkeliling guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang tugas yang diselesaikan. Kelompok 7 bertanya tentang apakan tiap anggota kelompok menyelesaikan semuanya. Guru memperjelas kembali tentang tugas kelompok. Kembali guru berkeliling mengamati kegiatan kerja kelompok. Pada saat berkeliling guru menemukan kelompok 8 yang tampak kesulitan., sampai menit kedua mereka belum menuliskan sesuatu pada lembar kerjanya, rupanya antara anggota kelompok berbeda pendapat. Setelah diberi arahan oleh gurumereka baru mengerti. Setelah waktu yang ditentukan habis, tiap-tiap kelompok melaporkan hasil kerjanya ke depan kelas dengan jalan menuliskannya di papan tulis. Masing-masing kelompok salina mengoreksi hasil kerja kelompok yang lain. Siswa No. 31 mengangkat tangan setelah diberi izin maka ia ke depan menuju ke pekerjaan kelompok 2 pada perkalian 6 x 8 = 42, kemudian siswa tersebut membenahi dengan jalan menuliskan kembali di bawahnya , 6 x 8 = 48. guru bertanya pada siswa yang lain, Betul jawaban ini anak-anak? Siswa menjawab Betul. Tampak pada papan tulis 40 pasang perkalian yang sudah dibenahi, kemudian guru memerintahkan siswa untuk menuliskannya pada bukunya masingmasing. Selanjutnya guru membagikan kartu bilangan yang kedua yaitu kartu pembagian pada masing-masing kelompok. Tugas kelompok adalah memasangkannya hingga membentuk suatu pembagian kemudian menuliskan ke dalam lembarran yang telah dibagikan dan mendiskusikannya. Guru memberi kesempatan pada masing-masing

kelompok untuk bertanya tentang tugas. Karena tidak ada yang bertanya, kerja kelompok boleh dimulai, Pada kerja kelompok yang kedua ini siswa tampak lebih aktif, sepertinya mereka ingin mempercepat kerjanya. Tiba-tiba anggota kelompok 3 mengangkat tangan menanyakan bahwa pada kartu bilangagnya ada yang tidak dapat dipasangkan, setelah diperiksa oleh guru, guru menyarankan agar mengereksi pekerjaannya barangkali ada yang salah pasang. Kemudian mereka bekerja lagi dan akhirnya dapat menyelesaikan tugasnya. Setelah semua selesai maka mereka melaporkan hasil kerjanya ke depan kelas dengan menuliskan di papan tulis. Tiap-tiap kelompok mengoreksi hasil kerja kelompok yang lain di papan tulis, ternyata jawaban tidak ada yanag salah. Dengan demikian kegiatan inti pada tindakan ini sudah selasai..Sebelum kegiaatan dilanjutkan guru menguatkan perolehan pada anak-anak yang dapat menjawab pertanyaan ini, angkat tangan. Guru menuliskan pertanyaan pada papan tulis. Siswa berebut untuk menjawab pertanyaan tersebut, guru menunjuk siswa No. 7, ternyata jawaban Siswa tersebut benar. Begitu pula pertanyaan kedua juga dapat diselesaikan dengan tepat. Akhirnya kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan terakhir. 3) Kegiatan Akhir Kegatan terakhir dari tindakan ini adalah evaluasi. Guru membagikan lembar evaluasi yang tersiri dari 10 soal, 5 soal perkalian dan 5 soal pembagian. Guru berkeliling mengamati siswa. Setelah waktu yang ditentuka habis, siswa mengumpulkan pekerjaannya kadepan kelas. Sebelum ditutup guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya. Setelah itu masing-masing kelompok mengumpulkan kartu-kartu yang telah diterima ke depan kelas, dan pelajaranpun berakhir.

Tangan. Guru menuliskan pertanyaan pada papan tulis. Siswa berebut untuk menjawab pertsnyaan tersebut, guru menunjuk siswa No. 7, ternyata jawaban siswa tersebut benar. Begitu pula pertanyaan kedua juga dapat diselesaikan dengan tepat. Akhirnya kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan terakhir. 3) Kegiatan akhir Kegiatan terakhir dari tindakan ini adalah evaluasi. Guru membagikan lembar evaluasi yang terdiri dari 10 soal, 5 soal perkalian dan 5 soal pembagian. Guru berkeliling mengamati siswa. Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa mengumpulkan lembar jawaban ke depan kelas. Sebelum pelajaran ditutup, guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya. Setelah itu masing-masing kelompok mengumpulkan kartu-kartu yang yang digunakan dalam pembelajaran ke depan kelas, dan pelajaran berakhir.

4.1.3. Observasi Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung diadakan observasi oleh guru kelas Ivda teman sejawat. Adapun hasil opbservasi diuraikan di bawah ini: 1) Setiap siswa mengenakan No. dada, nomor tersebut adalan nomor urut abasen. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dan teman sejawat untuk melaksanakan proses pembelajaran. 2) Pada pertanyaan penjajagan pertamasiswa yang siap menjawab 12 siswa, ini terlihat dari jumlah mereka yang mengangkat tangan sebanyak 12 siswa, 9 siawa menjawab dengan benar dan 3 jawaban kurang benar. Pada pertanyaan kedua siswa siap menjawab 10 siswa dengan 8 jawaban benar dai 2 jawabab

kerang benar. Untuk pertanyaan ketiga dan keempat rata-rata siswa yang siap menjawab 17 siswa. 3) Pada saat permainan lompat jari dimulai siswa tampak bersemangat, tetapi ketika diberi kesempatan ke depan untuk memperagakan siswa tampak takut. Setelah guru mengulang kembali permainan tersebut baru tampak 14 siswa mengacungkan tangan, siap memperagakan ke depan. Untuk permainan selanjutnya siswa tampak lebih semangat mengikuti sampai pearmainan selesai. Namun ada 3 siswa yang kurang dapat mengikuti permainan yaitu siswa No. 1, 6, dan 44. 4) Makin tinggi kelipatan dalam permainan siswa makin banyak siswa yang tetinggal dalam permainan, ini menunjukkan bahwa siswa makin merasa sulit. 5) Ruang gerak guru kurang bebas hingga kelompok yang ada di belakang kurang mendapat kunjungan dari guru. 6) Karena begitu semangat mengikuti permainan, beberapa siswa tanpa disuruh oleh guru memperagakan permainan dihadapan teman padakelompoknya dari permulaan sampai selesai. 7) Saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa No. 7 sibuk melakukan kegiatan sendiri yaitu mencaaari sesuatu di dalam tasnya. 8) Kereja kelompok tampak aktif, siswa siswa terlibat dalam kegiatan kerja kelompok. Namun ditemukan beberapa siswa yang kurang aktif bahkan menurut observer siswa siswa tersebut hanya terkesan menonton teman bekerja. Siswa-siswa tersebut bernomor dada 2, 5, dan 9.

9)

Selesai permainan lompat jari dan penerapannya, guru memberikan soal penguat perkalian dan pembagian. Sekarang guru kesulitan menunjukn siswa untuk menjawab karena hampir seluruh siswa siap menjawab. 10) Pada kegiatan kerja kelompok yang kedua waktu yang diperlukan lebih singkat dari kerja kelompok yang pertama. 11) Ketika pelaporan hasil kerja kelompok, siswa nomor absen 27 sudah mampu mencaari dan membenahi hasil kerja kelompok lain. 12) Pada pengumpulan lembar evaluasi tampak siswa mengumpulkan dengan rapi dan tertib. 13) Selesai pelajaran beberapa siswa membantu mengumpulan dan mengemasi benda-benda atau peralatan pembelajaran sambila bertanya, Kapan Bapak mengajar di kelas IV lagi?

4.1.4

Analisis dan Refleksi Analisis dan refleksi tindakan pada siklus petrtama ini dapat diuraikan sebagai

Berikut: 1) Pemberian nomor dada sebagai nomor urut absen pada siswa dipergunakan Untuk mempermudah guru serta teman sejawat untuk melakukan kegiatan. 2) Pada pemberian soal penjajagan, siswa yang siap menjawab pertanyaan 12 Anak pada pertanyaan pertama, Pada pertanyaan kedua 10 anak , dan pada pertanyaan ketiga dan keempat rata-rata 17 anak. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan hitung perkalian dan pembagian masih rendah yaitu 27,5%. 3) Pada saat permainan berlangsung siswa mendapat pengalaman baru yaitu bela

jar matematika sambil bermain. Oleh karena itu mereka tampak bersemangat dalam mengikuti permainan. Adapun siswa dengan nomor absen 1,2,5,6,9, dan 44, kurang dapat mengikuti permainan. Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV diketahui bahwa siswa-siswa tersebut merupakan siswa yang terbelakang. Oleh karena itu ketika peneliti yang saat itu bertindak sebagai guru melakukan wawancara gengan mereka menganjurkan bahwa untuk mempermudah melakukan permainan tersebut maka kesepuluh jari itu diberi tulisan angka sesuai dengan kelipatan pada permainan, kemudian dibaca berulang-ulang. 4) Makin tinggi kelipatan pada permainan jari, makin tinggi pula tingkat kesulitannya. Hal ini merupakan suatu kelemahan dari pembelajaran ini. Untuk itu guru sudah mengantisipasi dengan hanya menggunakan lima jari ketika bermain lompat jari dengan kelipatan 6 sampai dengan 10. Untuk bilangan tersebut akan dilanjutkan pada tindakan siklus kedua. 5) Ruang kelas tempat peneliti melakukan pembelajaran berukuran 6 m x 7m, dengan kapasitas siswa yang berjumlah 49 siswa maka tampak siswa agak berjubel sehingga kuru kerang bebas bergerak. Oleh karena itu kelompok yang berada di belakang kurang medapat kunjungan. Namun itu menjadi catatan bagi peneliti untuk tindakan pda siklus selanjutnya. 6) Saat kegiatan berlangsung siswa nomor absen 7 tampak sibuk dengan kegiatan sendiri. Menurut guru kelas IV siswa ini memang selalu ingin diperhatikan. Bahkan biasanya siswa ini selalu keluar dari tempat duduk berjalan mondar-

mandir. Namun setelah diberi kesempatan untuk memperagakan permainan ke depan, ia mulai akti mengikuti kegiatan. 7) Ketika kerja kelompok berlangsung siswa tampak aktif, semua terlibat dalam kerja kelompok. Untuk siswa bernomor absen 2,5, dan 9, tampak kurang percaya diri. Dengan demikian untuk tindakan pada siklus selanjutnya hal seperti ini dapat diperkecil, bahkan dihilangkan. 8) Seusai permainan jari serta penerapannya pada perkalian dan pembagian terdapat kemajuan sikap dan kemampuan siswa dalam hitung perkalian dan pembagia, hingga guru kesulitan menunjuk siswa untuk menjawab pertanyan yang diajukan setelah permainan, karena siswa yang siap menjawab 32 anak yang berati ketuntasan aktivitas siswa 64 %. Namun hal ini perlu ditingkatkan pada tindakan selanjutnya. 9) Pada kegiatan kerja kelompok kedua yaitu menyusun kartu bilangan dalam pembagian, kemudian menuliskan pada lembar kerja dan menyelesaikan dengan berdiskusi waktu yang dibutuhkan lebuh singkat dari kegiataan kerja kelompok yang pertama. Hal ini menunjukkan bahwa kooperatif siswa setrta kemampuan hitung perkalian dan pembagian meningkat. 10) Ketelitin nsiswa tampak saat melaporkan hasik kerja kelompok, siswa mampu menanggapi hasil kerja kelompok yang kurang tepat. Namun itu baru beberapa siswa. Selanjutnya diharapkan ketelitian ini juga dikuasai oleh siswa siswa yang lain. 11) Terdapat peningkatan kedisiplinan, hain ini tampak ketika pengumpulan hasil evaluasi. Saat waktu dinyatakan habis siswa langsung mengumpulkan dengan

tertib. Hal ini berbeda dengan pengumpulan soal penjajagan pada awal pembelajaran. 12) Saat akhir pembelajaran siswa merasa senang. Mereka ingin pembelajaran matematika selanjutnya menggunakan model pembelajaran yang seperti ini. Hal ini diungkapkan pada akhjir pembelajaran siswa menanyakan kapan peneliti mengajar di kalas IV lagi. 13) Secara keseluruha hasil observasi guru kalas IV dan teman sejawat pada siklus pertama adalah (1) Dalam hal aktifitas, siswa aktif 58 %, siswa sedang 30 %, dan siswa pasif 12 %.(2) Dalan kerja sama (kooperatif), siswa aktif 62 %, siswa sedang 28%, dan siswa pasif 10 %,(3) Sedangkan dari hasil evaluasi penguasaan hitung perkalian dan pembagian sampai bilangan 100 rata-rata 68, dengan 33 siswa tuntas pembelajaran hitung perkalian dan 16 siswa belum tuntas. Melihat paparan data di atas, dengan nilai rata-rata hasil evaluasi tindakan siklus-1 adalah 68, maka ketuntasan belajar tentang hitung perkalian belum tercapai. Begitu pula tentang aktivitas pembelajaran dan kerja sama siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok masih perlu ditingkatkan. Dan masih tampak siswa yang tidak aktif serta siswa kurang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tindakan pembelajaran masih perlu diteruskan pada siklus selanjutnya. 4.2 Paparan Hasil Penelitian Siklus-2

Dari hasil analisis dan refleksi pada siklus-1 kondisi siswa yang perlu dipertahankan kedisiplinan siswa, rasa senang mengikutimpembelajaran matematika, dan semangat melakukan kerja kelompok. Masalah yang masih perlu dipacu adalah aktivitas dan

keberanian siswa, kooperatif siswa, dan kemampuan hitung perkalian dan pembagian siswa. Sedangkan masalah yang masih ada adalah siswa pasif dan siswa kurang dapat mengikuti kerja kelompok. Oleh karena itu pada tindakan siklus kedua ini lebih ditekankan pada meningkatkan aktifitas siswa, kerjakelompok atau kooperatif siswa, dan meningkatkan kemampuan hitung perkalian dan pembagian. Adapun urutan paparan hasil penelitan pada siklus-2 ini sama dengan siklus yang pertama yaitu: penysunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi.

4.2.1

Penysunan Perencanaan Penelitian

Pada kegiatan ini guru melakukan pertemuan lagi dengan guru kelas IV dan teman sejawat untuk merencakan persiapan dalam pelaksanaan tindakan siklus kedua ini. Halhal yang perlu dipersiapkan meliputi: mempersiapkan peralatan, menyusun perencanaan pembelajaran, menyusun instrumen yang terdiri dari lembar pengamatan, lembar kerja, dan lembar evaluasi.

4.2.2

Pelaksanaan Tindakan

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2006. Dalam pembelajaran tindakan ini materi pokok yang dibahas adalah perkalian besusun dengan indikator melakukan perkalian dengan cara bersusun, waktu yang diperlukan 2 jam pelajaran (80 menit). Sama dengan tindakan pada siklus pertama, peneliti yang bertindak sebagai guru

dibantu oleh guru kelas IV dan teman sejawat sebagai observer. Adapun urutan penyajiannya sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal Sebagai apersepsi guru memberikan pertanyaan perkalian seperti pertanyaan pada pembahasan tindakan I. Pertanyaan ini terutama ditujukan pada siswa-siswa yang bermasalah yaitu siswa yang kurang dapat mengikuti kegiatan dan siswa yang kurang aktif. Ternyata mereka dapat menjawab pertanyaan tersebut walau dengan waktu agak panjang, kecuali siswa dengan No. 1. 2) Kegiatan Inti Guru mengajak siswa untuk bermain perkalian jari. Permainan tersebut diawali dengan guru memperagakan permainan perkalian kemudian siswa menirukan. Setelah itu siswa ke depan untuk memperagakan untuk memperagakan permainan tersebut. Ketika ditawarkan untuk memperagakan ke depan siswa berebut untuk memperagakannya, hampir seluruh siswa mengangkat tangan, bahkan siswa yang semula pada tindakan siklus I tidak aktif tampak juga mengangkat tangaan. Untuk lebih meningkatkan aktivitas siswa guru menunjuk siswa No.22, sedangkan yang memberi pertanyaan didipih siswa yang lemah yaitu siswa No. 44. Pertanyaan yang diajukan adalah 7 x 9. Siswa No. 22 memperagakan dengan tepat , siswa yang lain tepuk tangan. Begitulah peragaan berlanjut dengan penuh semangat. Namun karena keterbatasan waktu tidak seluruh siswa memperagakan ke depan. Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok, pembentukan kelompok ini sama dengan pada tindakan siklus I yaitu terdiri dari delapan kelompok. Dibentuk demikian memang untuk mempermudah pengelompokan yaitu dua bangku yang berdekatan

saling berhadapan, tiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Tiap siswa memperagakan permainan perkalian jari pada kelompoknya masing-masing, sampai semua memperagakan. Guru berkelililng mengamati kegiatan ini dan bersama anggota kelompok yang sudah berhasil memperagakan guru membantu siswa yang belum mampu. Setelah sumua sudah memperagakan guru mengajak siswa untuk menerapkan permainan perkalian pada perkalian berasusun. Pada kegiatan ini guru mengungkap kembali pertanyaan penjajagan dan memecahkan satu persatu. Setelah selesai guru memberikan satu pertanyaan penguat, siswa menyelesaikan pertanyaan tersebut, kemudian yang sudah selesai mengangkat tangan. Guru berkeliling mengamati siswa yang mengalami kesulitan pada tiap-tiap kelompok dan mengadakan pembenahan seperlunya. Guru membagikan kartu bilangan pada masing-masing kelompok. Tiap-tiap kelompok memasangkan kaertu-kartu bilangan tersebut hingga membentuk perkalian bersusun dengan ketentuan susunan satu angka dengan dua angka, satu angka dengan tiga angka, dan dua angka dengan dua angka. Hasil pasangan perkalian bersusun tersebut kemudian ditulis pada lembar kertas yang sudah dibagikan oleh guru dan diselesaiakan bersama pada kelompoknya masing-masing. Ketika siswa bekerja kelompok guru berkeliling mengamati kerja siswa pada tiap-tiap kelompok. Dalam bekerja caara yang dipakai tiap-tiap kelompok berbedabeda, ada yang tiap tiap pasang perkalian bersusun deselesaikan bersama, ada yang menggunakan pembagian tugas yaitu tiap siswa menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuan . kemudian hasil dari masing-masing dikumpulkan dan diteliti bersama.

Tugas selanjutnya adalah tiap-tiap kelompok melaporkan hasil kerja kelpmpoknya dengan menuliskan ke papan tilis. Kerena kegiatan masih banyak maka hasil kerja tidak dilaporkan secaraa keseluruhan tetapi diadakan pembagian. Kelompok I dan II melaporkan perkalian besusun satu angka dan dua angka, Kelompok III, IV, dan V menlaporkan perkalian satu angka dan tiga angka, dedang kelompok VI, VII, dan VIII menyelesaikan perkalian dua angka dan dua angka. Kemudian tiap-tiap kelompok saling mengoreksi pelaporan kelompok lain. Tampak beberapa siswa berhasil menemukan dan membenahi hasil kerja kelompok lain yang kurang tepat, siswa tersebut adalah siswa dengan No. absen 21,32,27,dan 40. Setelah pembenahan siswa menuliskan pada bukunya masing-masing. Setelah selesai guru memberi kesempatam pada siswa uantuk bertanya tentang perkalian bersusun. Karena tidak ada yang bertanya guru memberikan soal penguat. Siswa yang siap menjawab mengacungkan tangan. Karena terlalu banyak yang angkat tangan, guru menunjuk dua siswa menyelesaikan kedepan sedangkan yang lain mengoreksi jawaban temanya. Akhirnya mereka setuju dengan jawaban di papan tulis . 3) Kegiatan Akhir Kini tinggal kegiatan terakhir pada tindakan kedua ini yaitu evaluasi. Guru membagikan lembar evaluasi. Siswa menyelesaikan lembar evaluasi tersebut dengan tenang. Guru berkeliling mengamati kerja siswa. Setelah waktu yang disediakan habis siswa mengumpulkan lembar evaluasi tersebut. Sebelum pelajaran ditutup guru membagikan angket, setelah selesai barulah pembelajaran ditutup.

4.2.2

Observasi

Pada saat pelaksanaan tindakan pada siklus-2 ini berlangsung, guru kelas IV dan teman sejawat melaksanakan observasi. Hasil observasi dapat diuraikan di bawah ini: 1) Pada saat apersepsi guru memberikan pertanyaan pada siswa yang kurang Aktif pada saat pembelajaran pada tindakan siklus-1. Ternyata mereka dapat menjawab walau dengan waktu yang agak panjang. Kecuali siswa dengan No. absen 1 yang juga ikut menjawab namun jawabannya kurang tepat. 2) Ketika mengumpulkan soal penjajagan, mereka mengumpulkan dengan tertib. 3) Dalam melakukan permainan perkalian jari mereka melakukannya dengan penuh semangat, mereka berebut ketika disuruh memperagakan ke depan, bahkan diantara mereka ada 3 siswa yang pada tindakan siklus-1 tergolong kurang aktif, yaitu siswa No. 2,6, dan 9. 4) Dalam memperagakan permainan pada kelompok masing-masing, tiap-tiap kelompok berjalan dengan baik sesuai dengan cara mereka masing-masing. 5) Ketika soal penguat diberikan oleh guru, hampir seluruh siswa siap menjawab, sehingga guru menunjuk siswa secara acak yaitu siswa No. 7. 6) Dalam mengikuti permainan siswa No. 5, 44, dan 1 sering tertinggal, sehingga guru sempat membantu mereka 7) Ketika menyelesiakan tugas kelompok yaitu memasangkan kartu-kartu bilangan, kemudian kemudian menuliskan pada lembar kertas dan mendikusikannya dengan kelompok masing-masing, sudah tidak tampak lagi siswa yang pasif, semua terlibat dalam kerja kelompok

8)

Pada pelaporan bebrapa siswa telah berhasil menemukan dan membenahi hasil kerja kelompok lain yang kerang tepat. Siswa tersebut adalah No. 31, 21, 27, dan 32.

4.2.4 Analisis dan Refleksi Berdasar hasil observasi guru kelas IV dan teman sejawat pada tindakan siklus-2, maka analisis dan refleksi dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Berdasar pertanyaan yang diajukan oleh guru pada absevasi, siswa-siswa yang kurang aktif atau lambat, sudah dapat menjawab kecuali siswa No.1. Menurut gurukelas IV siswa tersebut mengalami gangguan Psikologis karena habis menjalani operasi pada kepala. Sepulang dari operasi daya ingatnya berkurang. 2) Saat mengumpulkan lembar soal penjajagan siswa mengumpulkan dengan rapi dan tertib, hal ini menunjukkan kedisiplinan siswa sudah dapat dijaga. 3) Semangat belajar dan aktifitas siswa makin tinggi, hingga saat memperagakan permainan perkalian jari semua berebut ke depan. 4) Saat mengerjakan tugas kelompok, masing-masing kelompok, tiap-tiap kelompok menyelesaikan dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa padatindakan siklus-2 ini kreatifitas siswa mulai tampak. 5) Keberanian dan ketelitian siswa semakin tinggi hal ini sesuai dengan hasil observasi yakni beberapa siswa dapat menunjukkan dan membenahi hasil kerja kelompok lain.

6) Secara keseluruhan dari hasil observasi guru kelas IV dan teman sejawat pada siklus-2 ini serta hasil angket dan wawancara adalah (1) aktifitas siswa; siswa aktif 78%, siswa sedang 18%, dan siswa pasif 4%. (2) kooperatif siswa; siswa aktif 84%, siswa sedang 14%, dan siswa pasif 2%.(3) Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata kemampuan hitung perkalian siswa 76%, dengan 46 siswa tuntas dalam pembelajaran hitung prrkalian dan 3 siswa belum tuntas Berdasarkan paparan data hasil analisis pada tindakan siklus-2 di atas menunjukkan bahwa aktivitas siwa dalam pembelajaran menunjukkan peningkatan. Begitu pula kerja sama siswa dalam menyelesaikan kerja kelompok juga mengalami peingkatan. Dan bila dibandingkan dengan target ketuntasan kemampuan hitung perkalian dengan rata-rata 70, maka pembelajaran hitung perkalian dengan menggunakan media benda-benda terdekat dikatakan selesai. Sedangkan untuk ketiga siswa yang belum mencapai ketuntasan dalam pembelajaran hitung perkalian ini menurut guru kelas IV memeng ada masalah pribadi. Siswa dengan No. absen 1 mengalami penurunan daya ingat karena habis mengalami kecelakaan. Dan siswa No. 6 dan 44 tergolong siswa yang lemah sekali. Menurut hasil diskusi peneliti dan guru kelas IV serta teman sejawat untuk menindak lanjuti kedua siswa tersebut butuh waktu yang panjang, oleh karena itu untuk selanjutnya akan ditangani sendiri oleh guru kelas IV. 4.3 Pembahasan Pada bagian ini akan disajikan pembahasan dari analisa data sebagai hasil dari observasi guru kelas IV dan teman sejawat pada siklus-1 dan siklus-2. Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan pada penelitian ini, maka pembahasan ini secara

urut dikemukakan sebagai berikut: (1) kemampuan hitung perkalian siswa kelas IV, (2) aktivitas siswa dalam pembelajaran, (3) kooperatif (kerja sama) siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan (4) hal-hal yang ditemukan selama tindakan siklus-1 dan siklus-2 1) Kemampuan hitung siswa kelas IV Berdasarkan analisa hasil observasi hasil tindakan siklus-1 dengan bahasan menghafal perkalian dan pembagian sampai dengan bilangan 100, pada pertanyaan penjajagan menunjukkan penguasaan materi sebelum tindakan

dilaksanakan 31% dan setelah tindakan dilaksanakan 68%. Pada tindakan siklus-2 dengan bahasan menghitung erkalian dengan cara bersusun, menunjukkan

sebelum tindakan dilaksanakan penguasaan materi siswa tentang perkalian bersusun menurut hasil pertanyaan penjajagan sebesar 48% sedangkan setelah tindakan berlangsung menunjukkan 76%. Dengan target kemampuan hitung perkalian 70 % maka hal ini menunjukkan bahwa pembahasan tentang perkalian dengan menggunakan media benda-benda terdekat dapat meningkatkan kemampuan hitung perkalian

2)

Aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dari hasi observasi peneliti pada pembelajarn matematika dengtan bahasan

membulatkan hasil operasi hitung dalam satuan, puluhan ,dan ratusan terdekat yang disampaikan oleh guru kelas IV, siswa tampak pasif, takut bertanya, dan

kurang percaya diri serta perhatian mereka kecil sekali. Juga pada awal tindakan siklus-1, tampak siswa takut menjawab dan memperagakan ke depan hingga guru mengulang kegiatan awal permainan siklus-1. Namun setelah setelah permainan selesai pada siklus pertama, aktivitas siswa meningkat, siswa menjadi semangat hal tersebut tampak ketika memperagakan permainan lompat jari mulai awal kelipatan dua dan seterusnya, siswa berebut untuk memperagakan ke depan. Begitu pula pertanyaan demi pertanyaan yang disampaikan oleh guru, ditanggapi secara aktif oleh siswa dengan hampir seluruh siswa siap menjawab pertanyaan tersebut. Menurut hasil observasi guru kelas IV dan teman sejawat, aktivitas siswa pada tindakan siklus-1 menunjukkan: siswa aktif 54 %, siswa sedang 32 %, dan siswa pasif 14%. Sedangkan pada tindakan siklus-2, siswa aktif78%, siswa

swdang 18 %, dan siswa pasif 4%. Dengan demikian berdasar hasil analisis data diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran hitung perkalian dengan media bendabenda terdekat dapat meningkatkan aktivitas belajar. 3) Kooperatif dalam menyelesaikan kerja kelompok Berdasar hasil observasi peneliti pada pembelajaran matematika yang disajikan oleh guru kelas IV, siswa tampak tidak semangat, terkesan takut, apa lagi ketika menyelesaikan tugas dari guru baik perorangan maupun kelompok, sebaian besar mereka menggantung pada teman, terutama teman sebangku. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi antar siswa dan kerja sapa dalam kelompok belum terbentuk. Dari hasil pengamatan guru kelas IV dan teman sejawat sat peneliti melaksanakan tindakan pada siklus-1 menunjukkan bahwa saat menyelesaikan utgas kelompok, siswa menyelesaika bersama, berpikir bersama, dan

memecahkan masalah bersama. Hal tersebut tampak sekali saat memasangkan kartu-kartu bilangan ke dalam bentuk perkalian dan pembagian, mereka terlibat dalam diskusi mencari pasangan yang mudah untuk diselesaikan. Begitu juga pada tindakan siklus-2 , mereka berkerja sama seolah suda tidak ada pembatas antara tang cepat belajar dan yang lambat belajar. Secara rinci hasil analisis dari observasi pada tindakan siklus-1 sebagai berikut: siswa aktif 62%, siswa sedadang 28%, dan siswa pasif 10%. Sedangkan pada tindakan siklus-2 siswa aktif 78%, siswa sedang 14% dan siswa pasif 2%. Berdasar analisis data hasil observasi tindakan siklus-1 dan siklus-2 serta hasil obsevasi peneliti pada pembelajaran yang disampaikan oleh guru kelas IV, keja sama pada kelompok dikatakan berhasil. Artinya, dengan menggunakan media benda-benda terdekat dalam

menyelesaikan tugas bersama pembelajara matematika tentang hitung perkalian dapat mempertingi kerjasama dan interaksi antar siswa. 4) Hal-hal yang ditemukan dalan observasi tindakan siklus-1 dan siklus-2 (1) Motivasi semangat belajar siswa semakin tinggi, tampak saat permaina yang Dilaksanakan pada tindakan siklus-1 dan siklus-2. siswa berebut untuk memperagakan permainan ke depan. (2) Kedisiplinan siswa dalam mengikuti aturan semakin tinggi. Hal ini dapat dili hat saat siswa mengumpulkan lembar jawaban pada pertanyaan penjajagan, siswa tampak tak teratur dan makan waktu yang panjang, tetapi saat mengumpulkan lembar jawaban evaluasi baik pada siklus-1 atau siklus-2 siswatampak tertib.

(3) Selesai tindakan siklus-1 siswa bertanya kapan peneliti akan mengajar lagi di kelas IV. Hal ini menunjukkan bahwa siswa senang akan pembelajaran yang dibawakan oleh peneliti. Hasil angket juga mendukung hal yang sama, ratarata siswa senang akan pembelajaran maatematika yang dibawakan oleh peneliti. (4) Kreativitas siswa juga tampak saat menyelesaikan kerja kelompok. masing masing kelompok menggunakan cara masing-masing untuk memecahkan

masalah. Ada yang menggunakan pembagian tugas dan ada yang menyelesiakan bersama soal demi soal.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1

Simpulan

Berdasar hasil analisis data dan pembahasan tentang pembelajaran hitung perkalian dengan dengan media benda-benda terdekat pada pelajaran matematika siswa kelas IV sekolah dasar dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pembelajaran hitung perkalian dengan menggunakan media benda-benda

terdekat dilaksanakan dengan urutan: (1) apersepsi yang dapat berupa pertanyaan untuk membawa siswa menuju mareri atau pertanyaan penjajagan materi,(2) permainan jari, yang dalam hal ini pada siklus pertama dengan permainan lompat jari dan siklus kedua dengan permainan perkalian jari. (3) penerapan permainan pada perkalian, (4) kerja kelompok, dan (5) evaluasi. 2) Pembelajaran menggunakan hitung media perkalian pada pelajaran matematika dengan aktivitas

benda-benda

terdekat

meningkatkan

pembelajaran, mempertinggi interaksi antar siswa dan keja sama kelompok, serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap perkalian dan pembagian sehingga kemampuan hitung siswa semakin tinggi. 3) Pembelajaran matematika dengan media benda-benda terdekat memacu keberanian siswa sehingga dengan sendirinya rasa minder dan takut bagi siswa tertentu akan hilang, memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaraan, sehingga pembelajaran semakin hidup, dan memberikan kebebasan pada siswa untuk berkreasi dalam menyelesaikan tugas kelompok.

5.2 Saran-Saran Sesuai dengan hasi penelitian maka sebagai tindak lanjut dan kesempurnaan maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1) Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya guru mempersiapkan gala sesuatunya seperti: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja, alat evaluasi, dan peralatan yang diperalukan. 2) Untuk meningkatkan kemampuan hitung perkalian, aktivitas, dan kreativitas dalam pembeljaran, hendaknya guru menggunakan model pembelajaran yang menarik dan menggunakan media yang sesuai, misalnya media benda-benda terdekat seperti kartu bilangan dan jari tangan. 3) Untuk penelitian selanjutnya hendaknya diadakan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan sehingga diperoleh hasil yan baik. se

DAFTAR PUSTAKA

Aqip, Zainal. 2003. Karya Tulis Ilmiah Bandung: Yrama Widya. AZ, Mulyana. 2001. Rahasia Matematika. Surabaya: Edutama Mulya. Degeng, Nyoman Sudana.1997. Strategi Pembelajaran. Malang: Ikip Malang. Depdikbud. 2004. Kurikulum Pendidikan Dasar, Garis-garis Program Pengajaran (GBPP). Jakarta: Depdikbud. Hamalik, Umar. 1982. Media Pendidikan. Bandung: Alumni. Harmini,Sri. 2004. Model Bermain Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah Di Kelas III SD. Hasil Penelitian, tidak diterbitkan : Universitas Malang. Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Remaja Rosda Karya. Puspita. 2004. Aneka Berhitung Cepat, tidak diterbitkan. Bandung: Dipakai untuk Kalangan Sendiri. Wibawa, Basuki. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.

Tabel 1 Hasil Observasi Aspek Aktivitas Aspek Aktivitas No. Na ma 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Putri Ima Halim A. M. Hanafi M.Lukman A. Bactiar A. Syaifudin Bagas A. Candra P. Eky B.P. Hebby N.C. Ika K.A. Yunita N. Lailatul M. Lucy C. M Ardy M. Fajar Miftahudin M. Alfian M. Amirul M. Anwar Mufaticalut Nazila Uci S.L. Ronaldo R. Rosita F. 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 3 0 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 Siklus-1 4 5 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 0 0 1 2 0 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 Siklus-2 3 4 5 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1

Jml. 4 5 8 7 5 5 7 7 5 8 6 7 8 8 9 8 8 7 8 7 10 7 6 6 8

1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2

2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2

Jml.

26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

R. Gunawan Suhaila W. Sofia N.A. Syafira S. Wahyu H. Winda W. Wahyu I. Umi A. Angga P. Rizka P. Rosela M. Yovie P. Wilfan D. Imelda D. Elsa U. Citra A. Rinda N> I Dewa Ny. Imron H. Dian A. Risa U. Dewi R. G. Jelita Finda G.

2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1

1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2

1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1

8 7 9 8 8 10 9 6 8 8 7 7 9 7 7 8 7 8 5 6 8 8 8 8

1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2

2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 ` `

Tabel 2

Hasil Obsevasi Aspek Kooperatif Aspek Kooperatif No. Na ma 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 `9 20 21 22 23 24 25 26 Putri Ima Halim A. M. Hanafi M. Lukman A. Bactiar A. Syaifud. Bagas A. Candra P. Eky B. Hebby N. Ika K. Yunita N. Lailatul M. Luci C. M. Ardy M. Fajar Miftahudin M. Alfan M. Amirul M. Anwar Mufaticalud Nazila Uci S. Ronaldo R. Rosita F. R. Gunawan 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 Siklus-1 3 4 5 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 0 1 1 1 0 1 2 0 2 0 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 0 2 1 Siklus-2 3 4 5 1 1 1 2 0 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2

Jml. 4 5 8 7 6 5 8 7 5 8 6 8 8 8 9 8 8 6 8 7 10 7 6 6 8 8

1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2

2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2

Jml.

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

Suhaila W. Sofia N Syafira S. Wahyu H. Winda W. Wahyu I. Umi S. Angga P. Rizka P. Rosela M. Yovie P. Wilfan D. Imelda D Elsa U. Citra A. Rinda N. I Dewa NY. Imron H. Dian A. Risa U. Devi R. G.Jelita Finda G.

2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1

2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2

1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1

2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2

9 8 8 10 10 6 8 9 7 9 8 7 8 7 8 8 8 5 7 9 8 8 8

2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2

2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1

2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2

Jml.

HASIL ANGKET SEBELUM TINDAKAN Lampiran 5

No. 1. 2.

3.

4.

Opsion Sengankah pembelajaran a. senang b. biasa-biasa saja matematika tentang hafalan perkalian? c. tidak senag Bagaimana cara Bapak/Ibu guru dalam a. menghafalkan b. mengerjakan LKS membelajarkan matemataika tentang hafalan c. melihat daftar perkalian? perkalain Pernakah Bapa/Ibu guru menggunakan a. sering b. jarang peragaa dalam membelajarkan maatematika c. tidak pernah tentang hafalan perkalian? Peraga apa yang digunakan oleh Bapak/Ibu a. Daftara perkalian guru dalam membelajarkan tentang hafalan perkalian? Pernakah kamu mengalami dkesilitan dalam a. pernah b. jarang mengikuti pembelajaran matematika tentang c. tidak pernah perkalian? matematika b. batang lidi dsb. c. Kartu bilangan

Pertanyaan kamu pada

Jumlah 10 17 22 18 12 19 15 8 26 36 2 11 32 7 10

5.

HASIL ANGKET SESUDAH TINDAKAN

Lampiran 6No. 1. Pertanyaan Opsion a. senang b. biasa-biasa Jumlah 38 11

Sengkah 2.

kamu

dalam

pembelajaran c. tidak senang

0 40 7 2 34 12 3 31 13 5 35 14 0

3. 4.

5.

matematika menggunakan peraga? Senangkah kamu dalam pembelajaran a. senang b. biasa-biasa matematika tentang perkalian menggunakan c. tidak senang peraga jari tangan? Dapatkah kamu menentukan hasil perkalian a. dapat b. ragu-ragu dengan menggunakan peraga jari tangaan? c. tidak dapat Apakah kamu dmengalami kesulitan dalam a. tidak b. kadang-kadang menghitung perkalian dengan c. ya. menggunakan djarai? Inginkah kamu mengembangkan hitung a. ingin b. biasa-biasa perkalian dengan menggunakan jari? c. tidak ingin

No. 1 2 3. 4. 5. 6. 7.

N a m a Putrid Ima Umayat Halim Adi Wibowo Moh. Hanafi Moh. Lukman Achmad Baktiar Achmad Syaifudin Bagas Ardika

Siklus 1 Sebelum Sesudah Tindakan Tindakan 0 20 0 50 25 0 0 25 20 60 70 40 40 70

Siklus-2 Sebelum Sesudah Tindakan Tindakan 0 10 25 75 25 50 0 50 70 80 70 70 60 80

8. 9. 10. .11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.

Candra Putri Eky Bayu Pribadi Hebby Nur Cahyo Ika Kusnia Anggraeani Yunita Nuruliana Lailataul Mufida Lucy Cahyo Muh. Ardiansyah Muh. Fajar Miftahudin Moh. Alfian Moh. Amirul Mukninin Moh. Anwar Anas Mufatichalut Diana Nazila Uci Septi Laila Ronaldo Resa Rosita Farida Rohmad Gunawan Suhaila Wafa! Sofia Nirmala Aji Syafira Sahna Wahyu Hidayat Winda wihmi Alisya Wahyu Imroni Umi Aslamiyah Angga Pratama Rizka Pradana Rosela Mulyaningraum Yovie Prasetyo Wilfan Damar Bagasta

25 0 25 0 50 25 25 50 25 25 0 50 25 75 25 25 50 50 75 25 25 50 25 100 75 0 25 50 25 25 25

60 50 70 50 70 70 70 70 80 70 60 60 60 100 70 60 90 50 70 50 100 70 60 70 100 50 90 80 70 60 70

25 25 50 25 50 50 75 75 50 50 25 25 25 100 25 25 75 75 75 100 75 50 75 100 100 25 50 75 75 25 75

70 70 80 70 70 70 70 100 90 70 70 70 70 100 70 70 80 90 80 90 100 80 80 100 100 70 90 90 70 100 80

39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49

Imelda Dewitya Elsa Udya Kurniasari Citra Adi Gita Rinda Nirilita I Dewa Nyoman Darma Imron Hafid Dian Anita kusumawati Risa Umaira Devi Ramadani Gea Jelita Firda Gea F . Jumlah Rata-rata

25 25 25 25 25 0 0 50 25 25 25

60 70 50 70 40 70 70 70 50 70 70

25 5025 50 75 50 25 50 75 25 75 50

70 70 70 70 70 60 70 80 70 80 70

1525 31

1340 68

2350 48

3730 76

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS-I

Mata Pelajaran Kelas Smesrter

: Matematika : IV :I Pemecahan masalah.

Keterampilan Dasar : Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung dalam

Materi Pokok Indikator Sumber belajar Pelaksanaan No

: Operasi hitung bilangan (perkalian /pembagian) : Menghafal perkalian dan pembagian sampai 100. : Buku pelajaran, jari tangan, kartu bilangan. : 4 Oktober 2006 Kegiatan pembelajaran Pengorganisasian Waktu/siswa

1. _ Kegiatan Awal _ Sebagai penjajagan guru memberikan pertanyaan sebagai berikut: Ada 8 prajurit bersenjatakan panah. Tiap-tiap prajurit Membawa 4 anak panah. Ketika istirahat panah-panah Tersebut dikumpulkan . Nah ada berapa anak panah Yang terkumpul? Siswa diminta menjawab dengan angkat tangan, tanpa Menyebutkan jawabannya. Kemudian guru Menghitung siswa yang siap menjawab dan yang Belum 2 _ Kegiatan Inti Guru mengajak siswa untuk bermain lompat jari dengan memperagakan di depan kelas . Peragan tersebut diawali dengan lompat dua-dua.Siswa menirukan peragaan guru. Setelah selesai beberapa siwa diminta memperagakan di depan kelas. Setelah cukup guru memberikan soal yang sama dengan Kegiatan 1. Siswa diminta menjawab pertanyaan tersebut dengan memaparkannya (guru mebantu menyempurnakan jawaban siswa) _ Siswa dibagi dalam 8 kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Guru membagikan kartu bilangan pada

klasikal

5 menit

klasikal

40 menit

kelompok

20 menit

masing-masing kelompok. Siswa memasangkan kartu kartu tersebut hingga tersusun perkalian. Bersama kelompok siswa menjawab susunan perkalian tersebut, kemudian mempresentasikan hasilnya ke depan kelas. 3. _ Kegiata Akhir menit Guru memberikan pertanyaan yang senada dengan kegiatan 1 sebagai penguat . guru membagikan lembar evaluasi klasikal 15

Evaluasi a. Penilaian Proses a) Mencatat siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru b) Mengamati dan mencatat keaktivan dan kerjasama kelompok. b. Penilaian Hasil Penilaian ini dilihat dari hasil evaluasi siswa. Kludan, 4 Kepala sekolah Oktober 2006

Guru kelas

H. Sutomo, Ama Pd. Lampiran 2

Drs. Akhmad Solik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 2

Mata pelajaran K e l a s / Smester

: Matematika : IV / I Pemecahan masalah.

Keterampilan Dasar : Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung dalam

Materi Pokok Indikator Sumber dan alat / belajar Waktu Pelaksanaan No. Kegiatan

: Opersi hitung perkalian : Melakukan perkalian dengan caraa bersusun : Buku pelajaran, jari tangan, kartu bilangan : 2 jam pelajaran (80 menit) : 9 Oktober 2006 Pengorganisasian Waktu / kelas

1.

Kegiatan Awal Guru memberikan pertanyaan sebagai tindak lanjut Siklus-1 Guru memberikan soal penjajagan materi tentang Perkalian berasusun.

10 menit/ klasikal

2.

Kegiatan inti Guru mengajak siswa untuk beramain perkalian jari dengan cara memperagakannya, kemudian dilakukan bersama siswa, dan akhirnya siswa bergatian mempe ragakan di depan kelas Siswa dibentuk dalam 8 kelompok, setiap kelompok teradiri dari 6 siswa. Siswa memperagakan peramai nan perakalian jari pada kelompok masing-masing. Guru membagikan kartu bilangan pada tiap-tiap kelompok. Tiap kelompok menyusun kartu bilangan tersebut hingga membentuk perkalian berasusun dengan ketentuan: (1) perkalian bersusun satu angka dua angka, (2) Perkalian satu angka degan tiga angka, dan (3) perkalian dua angka dan dua angka. Pembahasan hasil kerja siswa Siswa menulis hasil pembahasan pada bukunya

50 menit 15 menit / klasikal

20 menit/ kelompok

15 menit / klasikal

Masing-masing. 3. Kegiatan akhir guru memmbagikan lembar evaluasi 20 menit / klasikal

Kludan, 9 Oktober 2006 Kepala sekolah SDN Kludan Guru kelas

Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas SiswaNo. 1. 2. 3. 4. 5 Aspek Aktivitas 1 Mendengar penjelasan guru Merespon Pertanyaan guru Mengerjakan lembar kerja Bertanya pada teman Merespon Pertanyaan teman 2 3 Nomor Siswa 4 5 6 Jumlah 7 8

Jumlah

Lampiran 4. Lembar Observasi Kooperatif SiswaNo. 1. 2. 3. 4. 5. Aspek Kooperatif 1 2 Menghargai pendapat Ortang lain Memberi kesempatan Orang lain berbicara Mendebarkan dengan Aktif Kemampuan menyampaikan Informasi Kerja sama dalam Kelompok Jumlah Pengamat 3

Nomor Siswa4 5 6 7 8

Jumlah

______________

Lampiran 5. Lembar Evaluasi siklus -1 N a m a : . Selesaikan Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. 4 x 9 = .

2. 3 x 8 = 3. 6 x = 24. 4. x 4 = 28 5. 27 : 3 = . 6. 32 : 8 = . 7. .: 6 = 5 8. Udin membeli 5 bungkus permen. Tiap bungkus berisi 9 permen. Berapa jumlah permen yang dibeli Udin? 9. Pada sebuah gudang terdapat 7 becak. Tiap becak beroda 3. Berapa jumlah roda becak semuanya? 10.Ali membawa 40 kelereng. Kelereng-kelereng tersebut akan diberikan 8 temannya. Berepa kelereng yang diterima oleh tiap anak?

Lampiran 6. Lembar evalusi siklus- 2

N a m a : Selesaikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1.

38 7 2 . 6 x

2.

465 8 x . 2 .

3.

7 4 39x 6 6 . 2 . 2 + 2 . 8 .

4.

5 8 2 1 x . 8 +

5.

3 6 2 4 5 x 1 8 . 0 . 4 8 + 2 . . 0 8. 1 6 3 2 x

6.

7 8 2 9x

1 1. 1 1 . 8 7.

9 8 2 6 x

9. Udin membeli 6 bungkusn mainan. Tiap bungkus harganya 150 rupiah. Berapa rupiah Udin harus membayar? 10. Harjo mempunyai 24 kandang ayam. Tiap kandang berisi 35 ekor ayam. Berapa ekor jumlah seluruh ayan Pak Harjo?