(9Mei)Hipertensi Dalam Kehamilan
-
Upload
fitrianisya -
Category
Documents
-
view
37 -
download
3
description
Transcript of (9Mei)Hipertensi Dalam Kehamilan
Hipertensi Dalam Kehamilan
Dr. Irwan Kreshnamurti, SpOG
Tujuan Umum
Memahami patofisiologi dan aspek klinik hipertensi dalam kehamilan sebagai suatu sindroma komplikasi kehamilan dan dapat mengaplikasikan pengelolaannya dengan benar sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan janin.
Tujuan Khusus1. Menyebutkan pembagian hipertensi dalam kehamilan2. Mendefinisikan masing-masing bagian hipertensi dalam kehamilan3. Menyebutkan pembagian teori patofisiologi preeklampsia-eklampsia4. Menjelaskan masing-masing teori patofisiologi preeklampsia-
eklampsia5. Mengidentifikasi dan menjelaskan perubahan-perubahan organ dan
sistem faal tubuh yang penting pada preeklampsia-eklampsia6. Menjelaskan pencegahan preeklampsia7. Mengidentifikasi gejala-gejala dan tanda-tanda klinik preeklampsia-
eklampsia8. Mengidentifikasi diagnosis preeklampsia-eklampsia
9. Melaksanakan pengelolaan klinik preeklampsia-eklampsia10. Melaksanakan pemberian obat pada perawatan preeklampsia-
eklampsia11. Memutuskan sikap terhadap kehamilan pada preeklampsia-
eklampsia12. Mendefinisikan sindroma HELLP13. Mengidentifikasi diagnosis sindroma HELLP14. Menjelaskan diagnosis sindroma HELLP15. Melaksanakan pengelolaan medikamentosa pada sindroma
HELLP16. Memutuskan sikap terhadap kehamilan pada sindroma HELLP17. Mendefinisikan hipertensi kronik dalam kehamilan18. Mengidentifikasi diagnosis hipertensi kronik dalam kehamilan
• Merupakan 5 – 15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin
Etiologi tidak jelasPerawatan persalinan oleh petugas non medikSistem rujukan yang belum sempurna
Klasifikasi
Report of the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Pressure in Pregnancy:1. Hipertensi kronik2. Preeklampsia – Eklampsia3. Hipertensi kronik dengan superimposed
preeklampsia4. Hipertensi gestasional
Hipertensi Kronik
Hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau pertama kali didiagnosis sebelum umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan
Hipertensi Kronik dengan Superimposed preeklampsia
Hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria
Preeklampsia
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria
EklampsiaPreeklampsia yang disertai kejang-kejang atau koma
Hipertensi Gestasional
Disebut juga transient hypertension adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tanpa proteinuria
Faktor Resiko
1. Primigravida, primipaternitas2. Hiperplasentosis mola hidatidosa, kehamilan
multipel, DM, hidrops fetalis, bayi besar3. Umur yang ekstrim4. Riwayat keluarga5. Penyakit – penyakit ginjal dan hipertensi
sebelum kehamilan6. Obesitas
Patofisiologi
Penyebab masih belum diketahui jelasTeori:1. Kelainan vaskularisasi plasenta2. Iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi
endotel3. Intoleransi imunologik antara ibu dan janin4. Adaptasi kardiovaskulatori genetik5. Defisiensi gizi6. Inflamasi
Kelainan Vaskularisasi Plasenta
Tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot a.spiralis & jaringan matriks disekitarnya Lumen a.spiralis tidak bisa distensi dan vasodilatasi Terjadi kegagalan “remodeling a.spiralis” aliran darah uteroplasenta menurun hipoksia & iskemia plasenta
Iskemia Plasenta, Radikal bebas, dan Disfungsi endotel
Plasenta iskemia & hipoksia Radikal bebas (Radikal hidroksil) merusak membran sel (mengandung asam lemak tidak jenuh) Peroksida lemak merusak nukleus, dan protein sel endotel
Intoleransi Imunologik antara ibu dan janin
Penurunan ekspresi HLA-G (human leukocyte antigen protein G) menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua kemungkinan terjadi Immune-Maladaption pada preeklampsia
Pada trimester kedua kehamilan kecenderungan preeklampsia, ternyata mempunyai proporsi Helper sel yang lebih rendah daripada normotensif
Adaptasi Kardiovaskular
Kehilangan daya refrakter terhadap vasokonstriktor Pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor daya refrakter pembuluh darah terhadap vasopresor hilang Hipertensi
Defisiensi Gizi
Penelitian:- Defisiensi gizi kenaikan insiden preeklampsia
& eklampsia
Inflamasi
Lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah Proses apoptosis pada preeklampsia peningkatan stres oksidatif produksi sel debris apoptosis & nekrotik trofoblas meningkat Beban reaksi inflamasi dalam darah ibu meningkat Mengaktivasi sel endotel, makrofag Gejala preeklampsia.
Preeklampsia
Merupakan penyulit kehamilan akut yang dapat terjadi ante, intra, dan postpartum. Dari gejala dibagi menjadi:1. Preeklampsia ringan2. Preeklampsia berat
Preeklampsia Ringan
Suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel
Diagnosis
- Timbul hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah kehamilan 20 minggu
- Sistolik/Diastolik ≥ 140/90 mmHg- Proteinuria: ≥ 300mg/24 jam atau ≥ 1+ dipstik- Edema: Lengan, muka dan perut, edema
generalisata
Perawatan Preeklampsia
Tujuan:Mencegah kejang, perdarahan intrakranial, gangguan fungsi organ vital, dan melahirkan bayi yang sehat
Kriteria rawat inap:1. Bila tidak ada perbaikan tekanan darah dan
proteinuria selama 2 minggu2. Adanya satu atau lebih gejala preeklampsia berat
Perawatan obstetrik:1. Kehamilan preterm: Persalinan ditunggu
sampai aterm2. Kehamilan aterm: Persalinan ditunggu
sampai terjadi onset persalinan atau induksi persalinan. Persalinan dapat dilakukan secara spontan; bila perlu memperpendek kala II
Preeklampsia Berat
Preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria 5 g/24 jam
Diagnosis
Bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut:1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥
110 mmHg.2. Proteinuria 5 g/24 jam3. Oliguria4. Kenaikan kadar kreatinin plasma5. Gangguan visus dan serebral6. Nyeri epigastrium7. Sindrom HELLP
a. Preeklampsia berat tanpa impending eclampsia
b. Preeklampsia berat dengan impending eclampsia
Disebut impending eclampsia apabila terdapat gejala subjektif seperti nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah,nyeri epigastrium dan kenaikan progresif tekanan darah
Penatalaksanaan
• Tirah baring• Pengelolaan cairan tubuh• Obat anti kejang: MgSO4 Magnesium sulfat,
Diasepam, Fenitoin• Obat anti hipertensi: Nifedipin 10 – 20 mg PO
diulangi setelah 30 menit, maksimum 120mg dalam 24 jam, Sodium nitroprusside: 0,25µg iv/kg/menit
Syarat pemberian MgSO4
• Harus tersedia antidotum bila terjadi intoksikasi yaitu kalsium glukonas 10% = 1 g (10 % dalam 10cc) diberikan iv 3 menit
• Refleks patella (+) kuat• Frekuensi pernapasan > 16 kali/menit, tidak
ada tanda distres nafas
Eklampsia
Merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia, yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma.
Perawatan Eklampsia
• Terapi suportif stabilisasi fungsi vital• Mengatasi dan mencegah kejang, mengatasi
hipoksemia dan asidemia, mengendalikan tekanan darah
Medikamentosa
• Tujuan utama : Mencegah dan menghentikan kejang, mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya hipertensi krisis, mencapai stabilisasi ibu seoptimal mungkin
• Obat anti kejang: Magnesium sulfat, tiopental, diazepam
• Pada penderita yang mengalami kejang, tujuan utama pertolongan ialah mencegah trauma akibat kejang – kejang tersebut.
Perawatan Obstetrik
Persalinan diakhiri bila sudah mencapai stabilisasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu.
Monitoring tanda – tanda vital
Prognosis
Bila pasien tidak terlambat dalam pemberian pengobatan, maka gejala akan tampak jelas setelah kehamilannya diakhiri. Diuresis terjadi 12 jam kemudian, tekanan darah akan kembali normal.
Sindrom HELLP
Adalah Preeklampsia – eklampsia disertai hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar, dan trombositopenia
Diagnosis
- Gejala tidak khas- Ada gejala preeklampsia- Tanda hemolisis intravaskular- Kerusakan/disfungsi sel hepatosit hepar- Trombositopenia
Klasifikasi
Menurut Mississippi:- Klas 1: Kadar trombosit: ≤ 50.000/ml, LDH ≥600
IU/l, AST dan atau ALT ≥40 IU/l- Klas 2: Kadar trombosit > 50.000 ≤ 100.000/ml,
LDH ≥ 600 IU/ml, AST dan atau ALT ≥ 40 IU/l- Klas 3: Kadar trombosit > 100.000≤ 150.000/ml,
LDH ≥ 600 IU/l, AST dan atau ALT ≥40 IU/l
Diagnosis banding
• Trombotik angiopati• SLE• Penyakit ginjal primer• Hipovolemia berat• Sepsis
Medikamentosa
Mengikuti terapi preeklampsia - eklampsia dengan monitoring kadar trombosit setiap 12 jam.- Dexametasone rescue, pada antepartum diberikan dalam bentuk double strength dexametasone (double dose) 10mg iv setiap 12 jam. meningkatkan pematangan paru, mempercepat perbaikan gejala klinik dan laboratorik
Hipertensi Kronik
Hipertensi yang didapatkan sebelum timbulnya kehamilan
Etiologi
• Primer Idiopatik: 90%• Sekunder 10 %Berhubungan dengan penyakit ginjal, vaskular kolagen, endokrin, dan pembuluh darah.
Tabel. Klasifikasi tekanan darah orang dewasa (JNC7-2003)
Diagnosis
Bila didapatkan hipertensi yang telah timbul sebelum kehamilan, atau timbul hipertensi < 20 minggu kehamilan, ciri – ciri:1. Umur ibu relatif tua (diatas 35 tahun)2. Hipertensi3. Multipara4. Obesitas5. Dll
Pemeriksaan laboratorium
• ECG• Pemeriksaan mata• USG ginjal• Fungsi ginjal, fungsi hepar• Hb• Hematokrit• Trombosit
Pemeriksaan janin
• USG Janin, bila curiga IUGR, dilakukan NST dan profil biofisik
Pengelolaan pada kehamilan
Tujuan: Meminimalkan atau mencegah dampak buruk pada ibu ataupun janin akibat hipertensi atau obat anti hipertensi.Anti hipertensi diberikan:1. Sedini mungkin pada batas tekanan darah
dianggap hipertensi (≥ 140/90 mmHg)2. Bila terjadi disfungsi organ
Obat anti hipertensi
• α-Metildopa 500 mg 3x/hari, maksimal 3 gr/hari
• Calcium-channel-blockers Nifedipin dosis bervariasi antara 30 – 90 mg/hari
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
Tanda – tandanya:1. Adanya proteinuria2. Gejala neurologik3. Nyeri kepala hebat4. Kenaikan serum kreatinin5. Trombositopenia6. Kenaikan transaminase serum hepar
Persalinan Dengan Hipertensi Kronik
Bila tekanan darah terkendali perjalanan kehamilan normal aterm
Bila terdapat komplikasi terminasi dengan induksi
Secara umum persalinan diarahkan pervaginam