9.isuesosial

70
ISUE-ISUE SOSIAL DI MASYARAKAT BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN? BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN? BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN? BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN? BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN? BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN? BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN? BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN? WAWAN KRISMANTO, M.PD.

description

9.isuesosial

Transcript of 9.isuesosial

Page 1: 9.isuesosial

ISUE-ISUE SOSIAL

DI MASYARAKAT

BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?BAGAIMANA PERAN PENDIDIKAN?

WAWAN KRISMANTO, M.PD.

Page 2: 9.isuesosial

Pengantar

• banyak budaya masyarakat yang belum mencerminkan budaya masyarakat maju dan modern yang jika dibiarkan terus terjadi, justru akan mengancam keberlangsungan kehidupan masyarakat keberlangsungan kehidupan masyarakat itu sendiri

• Mulai dari budaya yang simple sampai yang kompleks bahkan akut

Page 3: 9.isuesosial

Budaya yang simple

• Budaya tidak disiplin

• Budaya hidup tidak sehat

• Budaya tidak peduli lingkungan

Page 4: 9.isuesosial

BUDAYA TIDAK DISIPLIN

Page 5: 9.isuesosial

BUDAYA TIDAK DISIPLIN

Page 6: 9.isuesosial

BUDAYA TIDAK DISIPLIN

Page 7: 9.isuesosial

BUDAYA HIDUP TIDAK SEHAT

Page 8: 9.isuesosial

BUDAYA TIDAK PEDULI LINGKUNGAN

Page 9: 9.isuesosial

Peran PENDIDIKAN

• Pendidikan menjadi sarana yang konkrit dan efektif untuk:

– Mulai menyadarkan/evaluasi bahwa perilaku sederhana bisa menjadi watak

bahkan budaya bangsa yang negatif dan bahkan budaya bangsa yang negatif dan

merugikan orang lain bahkan diri sendiri

– Membangun perilaku positif dan mendorong untuk membiasakannya sehingga menjadi

ciri khas budaya bangsa yang maju dan

modern

Page 10: 9.isuesosial

Budaya yang kompleks/akut

• Anti pluralis/Rasis

• Cinta budaya asing

• Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

PENDIDIKAN memegang peranan penting dan strategis PENDIDIKAN memegang peranan penting dan strategis

untuk mengikis dan mencegah budaya tersebut

berkembang lagi.

PENDIDIKAN menjadi sarana yang efektif untuk

membangun budaya baru yang positif.

Diantaranya melalui:

• Pendidikan Multikultur

• Pendidikan Karakter Bangsa

• Pendidikan Anti Korupsi

Page 11: 9.isuesosial

PENDIDIKAN

MULTIKULTUR

Page 12: 9.isuesosial

Anti pluralis/Rasis

• Kondisi masyarakat Indonesia yang sangat plural baik dari aspek suku, ras, agama serta status sosial

• Kondisi yang demikian memungkinkan terjadinya benturan antar budaya, antar terjadinya benturan antar budaya, antar ras, etnik, agama dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat

• kalau hal ini terus dibiarkan maka sangat memungkinkan untuk terciptanya disintegrasi bangsa.

Page 13: 9.isuesosial

Peran Pendidikan

• Pendidikan menjadi sarana yang konkrit dan efektif untuk:– mensosialisasikan keberagaman yang ada – menumbuhkan toleransi dan kerukunan atas keberagaman yang ada

– Mengajarkan kepekaan dalam menghadapi gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang berakar pada perbedaan

– mengembangkan keberagaman yang ada menjadi potensi

• Untuk itu dirasa penting dan mendesak untuk memberikan porsi pendidikan multikultural sebagai wacana baru dalam sistem pendidikan di Indonesia

Page 14: 9.isuesosial

Pendidikan Multikultur

• Multikulturalisme merupakan sebuah idiologi yang mengagungkan perbedaaan budaya, atau sebuah keyakinan yang mengakui dan mendorong terwujudnya pluralisme budaya sebagai corak kehidupan masyarakat.

• Multikulturalisme akan menjadi pengikat dan jembatan yang mengakomodasi perbedaan-jembatan yang mengakomodasi perbedaan-perbedaan termasuk perbedaan dalam masyarakat yang multikultural.

• Pendidikan multikultur adalah proses pendidikan yang mampu menanamkan,menumbuhkan dan memelihara sikap untuk menerima dan menghargai keberagaman yang ada di sekitarnya bahkan mengembangkan keberagaman yang ada menjadi potensi menuju kehidupan bersama yang lebih baik.

Page 15: 9.isuesosial

Pendidikan Multikultur

• Paradigma multikultural secara implisit juga menjadi salah satu concern dari Pasal 4 UU N0. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.

• Dalam pasal itu dijelaskan, bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis, tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.

• tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap – simpati– Respek & apresiasi– empati

terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda.

Page 16: 9.isuesosial

Pendidikan Multikultur

• Dalam implementasinya, paradigma pendidikan multikultural dituntut untuk berpegang pada prinsip-prinsip berikut ini:– Pendidikan multikultural harus menawarkan beragam kurikulum yang merepresentasikan pandangan dan perspektif banyak orang.

– Pendidikan multikultural harus didasarkan pada – Pendidikan multikultural harus didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada penafsiran tunggal terhadap kebenaran sejarah.

– Kurikulum dicapai sesuai dengan penekanan analisis komparatif dengan sudut pandang kebudayaan yang berbeda-beda.

– Pendidikan multikultural harus mendukung prinsip-prinisip pokok dalam memberantas pandangan klise tentang ras, budaya dan agama.

Page 17: 9.isuesosial

Pendidikan Multikultur

• pada tingkat sekolah Usia Dini dapat diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan misalnya dalamOut Bond Program,

• pada tingkat SD, SLTP maupun Sekolah menengah pendidikan multikultural ini dapat diintegrasikan dalam bahan ajar dapat diintegrasikan dalam bahan ajar seperti PPKn, Agama, Sosiologi dan Antropologi

• Di Perguruan Tinggi dapat dinitegrasikan dalam kurikulum yang berperspektif multikultural, misalnya melalui mata kuliah umum

Page 18: 9.isuesosial

Pendidikan Multikultur

• Beberapa aspek yang menjadi kunci dalam melaksanakan pendidikan multikultural dalam struktur sekolah contohnya adalah

– tidak adanya kebijakan yang menghambat toleransi, termasuk tidak adanya penghinaan terhadap ras, etnis dan jenis kelamin

– menumbuhkan kepekaan terhadap perbedaan – menumbuhkan kepekaan terhadap perbedaan budaya, di antaranya mencakup pakaian, musik dan makanan kesukaan

– memberikan kebebasan bagi anak dalam merayakan hari-hari besar umat beragama

– memperkokoh sikap anak agar merasa butuh terlibat dalam pengambilan keputusan secara demokratis.

Page 19: 9.isuesosial
Page 20: 9.isuesosial

Pudarnya watak/karakter kepribadian

• Globalisasi membuat informasi, produk-produk dan budaya asing menjadi “santapan” sehari-hari masyarakat

• Ketika masyarakat terlena dengan hal itu maka muncul permasalahan:1. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara1. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara

2. Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa

3. Melemahnya kemandirian bangsa

4. Disorientasi dalam implementasi nilai-nilai Pancasila

5. Ancaman disintegrasi bangsa

• Dengan kata lain masyarakat kini tidak lagi memiliki watak/karakter sebagai bangsa Indonesia

Page 21: 9.isuesosial

Peran Pendidikan

• Pendidikan menjadi sarana yang konkrit dan efektif untuk:– Memberikan pemahaman tentang globalisasi dan dampaknya

– Membangun benteng yang kuat pada setiap siswa untuk menghadapi efek negatif globalisasisiswa untuk menghadapi efek negatif globalisasi

– Menanamkan dan menumbuhkan cinta pada produk dan budaya sendiri sebagai potensi dan keunggulan

• Dengan kata lain pendidikan harus mampu menanamkan watak/karakter bangsa pada setiap siswa

Page 22: 9.isuesosial

PT

“…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya

budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-

bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup

anak-anak kita..” (Ki Hajar Dewantoro)

Pendidikan Komprehensif:Pendidikan Komprehensif:Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, InovatifIlmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif

Pendidikan

PAUD

/SD

SMP

SMA

Pendidikan

KARAKTER

Pendidikan

AKADEMIK

dsb

Page 23: 9.isuesosial

• Pendidikan nilai, pendidikan budipekerti, pendidikan moral, pendidikan watak

• bertujuan mengembangkankemampuan peserta didik untuk:

APA PENDIDIKAN KARAKTER?

kemampuan peserta didik untuk:–memberikan keputusan baik-buruk –memelihara apa yang baik–mewujudkan kebaikan itu dalamkehidupan sehari-hari dengan sepenuhhati.

23

Page 24: 9.isuesosial

Watak/Karakter Bangsa Indonesia

1. Tangguh;

2. Kompetitif;

3. Berakhlak mulia;

4. Bermoral;

5. Bertoleran; 5. Bertoleran;

6. Bergotong royong;

7. Berjiwa patriotik;

8. Berkembang dinamis;

9. Berorientasi Iptek yang semuanya dijiwai oleh IMTAQ kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila

Page 25: 9.isuesosial

1. Tangguh;

2. Kompetitif;

3. Berakhlak

mulia;

4. Bermoral;

5. Bertoleran;

6. Bergotong

royong;

7. Berjiwa

patriotik;

BANGSA

BERKARAKTER

BANGSA YANG

BERAKHLAK

MULIA,

BERMORAL,

BERTETIKA,

BERBUDAYA

DAN BERADAB

Pembangunan

Karakter Bangsa

R A N:

POLHUKAM,

KESRA,

PEREKONOMIAN

PERMASALAHAN

BANGSA DAN NEGARA

1. Disorientasi dalam

implementasi nilai-nilai

Pancasila;

2. Bergesernya nilai etika

dalam kehidupan

berbangsa dan

bernegara;

3. Memudarnya kesadaran

Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa

+

FITRAH MANUSIA DICIPTAKAN SEBAGAI MAKHLUK

SOSIAL YANG BERHARKAT DAN BERMARTABAT

patriotik;

8. Berkembang

dinamis;

9. Berorientasi

Iptek yang

semuanya

dijiwai oleh

IMTAQ kepada

Tuhan Yang

Maha Esa

berdasarkan

Pancasila

DAN BERADAB

BERDASARKAN

PANCASILA

PEREKONOMIAN3. Memudarnya kesadaran

terhadap nilai-nilai

budaya bangsa;

4. Ancaman disintegrasi

bangsa ;

5. Melemahnya

kemandirian bangsa

STRATEGI:1.Sosialisasi/

Penyadaran

2.Pendidikan

3.Pemberdayaan

4.Pembudayaan

5.Kerjasama

1. Pancasila

2. UUD 45

3. Bhinneka

Tunggal Ika

4. NKRI

KONSENSUS

NASIONALLINGKUNGAN

STRATEGIS

Global,

Regional,

Nasional

Page 26: 9.isuesosial

Mengembangkan karakter

bangsa agar mampu

mewujudkan nilai-nilai

luhur Pancasila

“Pendidikan karakter

sebagai pilar kebangkitan

FUNGSI:

Tujuan, Fungsi, Media Pendidikan Karakter

sebagai pilar kebangkitan

bangsa, raih prestasi

junjung tinggi budi pekerti”

(Hardiknas, 20 Mei 2011)

Keluarga; satuan pendidikan; masyarakat sipil; masyarakat politik;

pemerintah; dunia usaha; media massa

Page 27: 9.isuesosial

OLAH

HATI

OLAH

PIKIR

beriman dan bertakwa,

jujur, amanah, adil,

bertanggung jawab,

berempati, berani

mengambil resiko,

pantang menyerah, rela

berkorban, dan berjiwa

patriotik

ramah, saling

cerdas, kritis,

kreatif, inovatif,

ingin tahu, berpikir

terbuka, produktif,

berorientasi Ipteks,

dan reflektif

KONFIGURASI NILAI (SOSIAL-KULTURAL-PSIKOLOGIS)

OLAH

RASA/

KARSA

OLAH

RAGA

ramah, saling

menghargai, toleran,

peduli, suka menolong,

gotong royong,

nasionalis, kosmopolit ,

mengutamakan

kepentingan umum,

bangga menggunakan

bahasa dan produk

Indonesia, dinamis,

kerja keras, dan beretos

kerja

bersih dan sehat,

disiplin, sportif,

tangguh, andal,

berdaya tahan,

bersahabat,

kooperatif,

determinatif,

kompetitif, ceria,

dan gigih

Page 28: 9.isuesosial

Nilai-nilai NILAI DESKRIPSI

1. RELIGIUS

SIKAP DAN PERILAKU YANG PATUH DALAM

MELAKSANAKAN AJARAN AGAMA YANG DIANUTNYA,

TOLERAN TERHADAP PELAKSANAAN IBADAH AGAMA

LAIN, SERTA HIDUP RUKUN DENGAN PEMELUK AGAMA

LAIN

2. JUJUR

PERILAKU YANG DIDASARKAN PADA UPAYA MENJADIKAN

DIRINYA SEBAGAI ORANG YANG SELALU DAPAT

DIPERCAYA DALAM PERKATAAN, TINDAKAN, DAN2. JUJUR DIPERCAYA DALAM PERKATAAN, TINDAKAN, DAN

PEKERJAAN

3. TOLERANSI

SIKAP DAN TINDAKAN YANG MENGHARGAI PERBEDAAN

AGAMA, SUKU, ETNIS,PENDAPAT, SIKAP DAN TINDAKAN

ORANG LAIN YANG BERBEDA DARI DIRINYA

4. DISIPLIN

TINDAKAN YANG MENUNJUKKAN PERILAKU TERTIB DAN

PATUH PADA BERBAGAI KETENTUAN DAN PERATURAN

Page 29: 9.isuesosial

Lanjutan…

NILAI DESKRIPSI

5. KERJA KERAS

PERILAKU YANG MENUNJUKKAN UPAYA

SUNGGUH-SUNGGUH DALAM MENGATASI

BERBAGAI HABATAN BELAJAR DAN TUGAS SERTA

MENYELESAIKAN TUGAS DENGAN SEBAIK-BAIKNYA

6. KREATIF

BERPIKIR DAN MELAKUKAN SESUATU UNTUK

MENGHASILKAN CARA ATAU HASIL BARU DARI

APA YANG TELAH DIMILIKI

7. MANDIRI

SIKAP DAN PRILAKU YANG TIDAK MUDAH

TERGANTUNG PADA ORANG LAIN DALAM

MENYELESAIKAN TUGAS-TUGAS

8. DEMOKRATIS

CARA BERFIKIR, BERSIKAP DAN BERTINDAK YANG

MENILAI SAMA HAK DAN KEWAJIBAN DIRINYA

DAN ORANG LAIN

9. RASA INGIN

TAHU

SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU BERUPAYA

UNTUK MENGETAHUI LEBIH MENDALAM DAN

MELUAS DARI APA YANG DIPELAJARINYA,DILIHAT, DAN DIDENGAR

Page 30: 9.isuesosial

NILAI DESKRIPSI

10. SEMANGAT

KEBANGSAAN

CARA BERPIKIR, BERTINDAK, DAN WAWASAN

YANG MENEMPATKAN KEPENTINGAN BANGSA

DAN NEGARA DI ATAS KEPENTINGAN DIRI DAN

KELOMPOKNYA

11. CINTA TANAH

AIR

CARA BERFIKIR, BERSIKAP DAN BERBUAT YANG

MENUNJUKKAN KESETIAAN, KEPEDULIAN, DAN

PENGHARGAAN YANG TINGGI TERHADAP

Lanjutan…

AIRPENGHARGAAN YANG TINGGI TERHADAP

BAHASA, LINGKUNGAN FISIK, SOSIAL, BUDAYA,EKONOMI, DAN POLITIK BANGSANYA

12. MENGHARGAI

PRESTASI

SIKAP DAN TINDAKAN YANG MENDORONG

DIRINYA UNTUK MENGHASILKAN SESUATU YANG

BERGUNA BAGI MASYARAKAT, DAN MENGAKUI

DAN MENGHORMATI KEBERHASILAN ORANG

LAIN

13. BERSAHABAT/

KOMUNIKATIF

TINDAKAN YANG MEMPERLIHATKAN RASA

SENANG BERBICARA, BERGAUL, DAN BEKERJA

SAMA DENGAN ORANG LAIN

Page 31: 9.isuesosial

NILAI DESKRIPSI

14. CINTA

DAMAI

SIKAP, PERKATAAN DAN TINDAKAN YANG

MENYEBABKAN ORANG LAIN MERASA SENANG

DAN AMAN ATAS KEHADIRAN DIRINYA

15. GEMAR

MEMBACA

KEBIASAAN MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK

MEMBACA BERBAGAI BACAAN YANG MEMBERIKAN

KEBAJIKAN BAGI DIRINYA

16. PEDULI

SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU BERUPAYA

MENCEGAH KERUSAKAN PADA LINGKUNGAN ALAM

Lanjutan…

16. PEDULI

LINGKUNGAN

MENCEGAH KERUSAKAN PADA LINGKUNGAN ALAM

DI SEKITARNYA, DAN MENGEMBANGKAN UPAYA-

UPAYA UNTUK MEMPERBAIKI KERUSAKAN ALAM

YANG SUDAH TERJADI

17. PEDULI

SOSIAL

SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU INGIN

MEMBERI BANTUAN BAGI ORANG LAIN DAN

MASYARAKAT YANG MEMBUTUHKAN

18. TANGGUNG

JAWAB

SIKAP DAN PERILAKU SESEORANG DALAM

MELAKSANAKAN TUGAS DAN KEWAJIBANNYA

TERHADAP DIRI SENDIRI, MASYARAKAT,

LINGKUNGAN (ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA),

NEGARA DAN TUHAN YME

Page 32: 9.isuesosial

INTERVENSI

R

E

V

I

T

PENGALAMAN PRAKTIS (HABITUASI)

T

A

L

I

S

A

S

I

Page 33: 9.isuesosial

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KTSP

1. Integrasi dalam

mata pelajaran

yang ada

Mengembangkan silabus dan RPP pada kompetensi

yang telah ada sesuai dengan nilai yang akan

diterapkan

2. Mata Pelajaran

dalam Mulok

� Ditetapkan oleh sekolah/daerah

� Kompetensi dikembangkan oleh sekolah/daerah

3. Kegiatan

Pengembangan Diri

� Pembudayaan & Pembiasaan�Pengkondisian

�Kegiatan rutin�Kegiatan rutin

�Kegiatan spontanitas

�Keteladanan

�Kegiatan terprogram

� Ekstrakurikuler

Pramuka; PMR; Kantin kejujuran

UKS; KIR; Olah raga, Seni; OSIS

� Bimbingan Konseling

Pemberian layanan bagi anak yang mengalami

masalah

Page 34: 9.isuesosial

INDIKATOR AWAL SEKOLAH BERKARAKTER

• BERSIH, RAPI DAN NYAMAN– Tersedia toilet yang selalu bersih dan tersedia air dan

fasilitasnya– Bak sampah tersedia di tempat-tempat yang semestinya– Tanaman di halaman terpelihara dan menimbulkan rasa sejuk– Halaman dan ruang kelas yang bersih dan rapih

• DISIPLIN• DISIPLIN– Pendidik, tenaga pendidik dan peserta didik datang tepat waktu

dan pembelajaran berlangsung dengan baik– Aturan yang sudah disetujui oleh warga sekolah harus

dilaksanakan dengan baik

• SOPAN– Guru dan tenaga kependidikan serta peserta didik saling

memberi salam jika bertemu– Berpakaian rapi dan sopan

Page 35: 9.isuesosial
Page 36: 9.isuesosial
Page 37: 9.isuesosial
Page 38: 9.isuesosial
Page 39: 9.isuesosial
Page 40: 9.isuesosial
Page 41: 9.isuesosial
Page 42: 9.isuesosial
Page 43: 9.isuesosial

PendidikanPendidikanAnti KorupsiAnti Korupsi

Page 44: 9.isuesosial

PengantarPengantar

•• Korupsi kini menjadi “penyakit negara” yang sulit Korupsi kini menjadi “penyakit negara” yang sulit

disembuhkandisembuhkan

•• Korupsi Korupsi sudah “mendarah daging”, sehingga sudah “mendarah daging”, sehingga

perilaku korupsi sudah menjadi hal yang perilaku korupsi sudah menjadi hal yang biasa biasa

bahkan menjadi budayabahkan menjadi budaya

•• Dengan demikian, semakin sulitnya membedakan Dengan demikian, semakin sulitnya membedakan •• Dengan demikian, semakin sulitnya membedakan Dengan demikian, semakin sulitnya membedakan

mana perilaku korupsi dan mana yang bukan mana perilaku korupsi dan mana yang bukan

korupsikorupsi

Page 45: 9.isuesosial

• Istilah korupsi berasal dari

bahasa latin “corrumpere”,

“corruptio” , “corruptus”

• Kemudian diadopsi oleh

beberapa bangsa di dunia

KorupsiKorupsiKorupsiKorupsi secarasecarasecarasecara EtimologiEtimologiEtimologiEtimologiKorupsiKorupsiKorupsiKorupsi secarasecarasecarasecara EtimologiEtimologiEtimologiEtimologi

beberapa bangsa di dunia

• Beberapa bangsa di dunia

memiliki istilah tersendiri

mengenai korupsi

Page 46: 9.isuesosial

EtimologiEtimologiEtimologiEtimologi…(cont’d)…(cont’d)…(cont’d)…(cont’d)EtimologiEtimologiEtimologiEtimologi…(cont’d)…(cont’d)…(cont’d)…(cont’d)

Bahasa Inggris Bahasa Perancis Bahasa Belanda

Corruption,

CorruptCorruption Corruptie,

Korruptie

Jahat, rusak,

curangRusak

Istilah “korupsi” yang dipakai di Indonesia

merupakan turunan dari bahasa Belanda

Page 47: 9.isuesosial

• Korup = busuk, palsu, suap (kamus

besar bahasa Indonesia, 1991)

• Korup = suka menerima uang sogok,

menyelewengkan uang/barang milik

perusahaan atau negara, menerima

uang dengan menggunakan jabatan

BeberapaBeberapaBeberapaBeberapa terminologiterminologiterminologiterminologi korupsikorupsikorupsikorupsiBeberapaBeberapaBeberapaBeberapa terminologiterminologiterminologiterminologi korupsikorupsikorupsikorupsi

uang dengan menggunakan jabatan

untuk kepentingan pribadi (kamus

hukum, 2002)

• Korup = kebejatan, ketidakjujuran, tidak

bermoral, penyimpangan dari kesucian

(the lexicon webster dictionary, 1978)

Page 48: 9.isuesosial

o Syed Husein Alatas:Tindakan yang meliputi penyuapan (bribery), pemerasan (extortion) dan nepotisme.

o Transparency International:Penyalahgunaan kekuasaan (a

Terminologi … (cont’d)Terminologi … (cont’d)Terminologi … (cont’d)Terminologi … (cont’d)

Penyalahgunaan kekuasaan (amisuse of power), kekuasaan yang dipercayakan (a power that is entrusted), dan keuntungan pribadi (a private benefit) baik sebagai pribadi, anggota keluarga, maupun kerabat dekat lainnya.

Page 49: 9.isuesosial

3 3 3 3 tingkatantingkatantingkatantingkatan KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI3 3 3 3 tingkatantingkatantingkatantingkatan KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI

Material benefit(Mendapatkan keuntunganmaterial yang bukan haknya

melalui kekuasaan)

Abuse of power(Penyalahgunaan kekuasaan)

Betrayal of trust(Pengkhianatan kepercayaan)

Page 50: 9.isuesosial

Pengkhianatan terhadap kepercayaan

(betrayal of trust)• Pengkhianatan merupakan bentuk korupsi paling sederhana

• Semua orang yang berkhianat atau mengkhianati kepercayaan atau amanat yang diterimanya adalah koruptor.

• Amanat dapat berupa apapun, baik materi maupun non materi (ex: pesan, aspirasi rakyat)

• Anggota DPR yang tidak menyampaikan aspirasi rakyat/menggunakan aspirasi untuk kepentingan pribadi merupakan bentuk korupsi

Page 51: 9.isuesosial

Diskusi

Apakah jika seseorang melakukan perselingkuhan, dia juga sudah

melakukan korupsi, dan pantas disebut koruptor?

Page 52: 9.isuesosial

Penyalahgunaan kekuasaan

(abuse of power)

• Abuse of power merupakan korupsi tingkat menengah

• Merupakan segala bentuk penyimpangan yang dilakukan

melalui struktur kekuasaan, baik pada tingkat negara

maupun lembaga-lembaga struktural lainnya, termasuk

lembaga pendidikan, tanpa mendapatkan keuntungan lembaga pendidikan, tanpa mendapatkan keuntungan

materi.

Page 53: 9.isuesosial

Penyalahgunaan kekuasan untuk mendapatkan

keuntungan material (material benefit)

• Penyimpangan kekuasaan untuk

mendapatkan keuntungan material baik bagi

dirinya sendiri maupun orang lain.

• Korupsi pada level ini merupakan tingkat

paling membahayakan karena melibatkan KORUPSI KORUPSI PALING paling membahayakan karena melibatkan

kekuasaan dan keuntungan material.

• Ini merupakan bentuk korupsi yang paling

banyak terjadi di indonesia

KORUPSI

TINGKAT TINGGI

KORUPSI PALING

KEJAM & SADIS

Page 54: 9.isuesosial

Unsur-unsur yang dapat menentukan

sesuatu dapat dianggap sebagai korupsi

1. Secara melawan hukum

2. Memperkaya diri sendiri/orang lain

3. Merugikan keuangan/ perekonomian negara

Page 55: 9.isuesosial

Apa saja yang termasuk

kategori korupsi?

• Merugikan keuangan negara

• Suap-menyuap

• Penggelapan dalam jabatan

• Pemerasan• Pemerasan

• Perbuatan curang

• Benturan kepentingan dalam pengadaan

• Gratifikasi

• Penyimpangan terhadap norma/aturan

Page 56: 9.isuesosial

Korupsi dalam dunia Pendidikan

• Investment corruption.

– Artinya, Institusi/kepala sekolah ‘berinvestasi’ ke dinas. Tanpa diminta pun dia rutin

memberikan uang,”

• Extortion.• Extortion.

– Dalam hal ini dinas yang secara aktif meminta dana dari kepala sekolah.

Page 57: 9.isuesosial
Page 58: 9.isuesosial
Page 59: 9.isuesosial
Page 60: 9.isuesosial
Page 61: 9.isuesosial
Page 62: 9.isuesosial
Page 63: 9.isuesosial
Page 64: 9.isuesosial

Peran PENDIDIKAN

• Secara umum pendidikan dapat dipandang sebagai upaya preventif bagi berkembangnya sikap dan prilaku korup

• Secara khusus, melalui pendidikan:

– Membangun sikap/mental antikorupsi– Membangun sikap/mental antikorupsi– Mendorong pembiasaan sikap/mental antikorupsi menjadi budaya sehari-hari

Page 65: 9.isuesosial

NILAINILAI--NILAI NILAI ANTIANTI--KORUPSIKORUPSI

KEJUJURAN

1

Page 66: 9.isuesosial

NILAINILAI--NILAI NILAI ANTIANTI--KORUPSIKORUPSI

KEJUJURAN

1

KEPEDULIAN

2

KEMANDIRIAN

3

4 5 6

JUPE JUPE MANDI MANDI TARJA TARJA KEBEDILKEBEDIL

KEDISIPLINAN

4TANGGUNG

JAWAB

5

KERJA KERAS

6

KESEDERHANAAN

7

KEBERANIAN

8

KEADILAN

9

Page 67: 9.isuesosial

CARA MENGAJARKAN

ANTI KORUPSI?

Jika melihat pada beban

kurikulum yang sudah padat,

pendidikan antikorupsi jangan

Diajarkan melalui:

Kurikulum Tersembunyi (Hidden

Curriculum) dan Pendekatan Integratif

pendidikan antikorupsi jangan

dijadikan satu mata pelajaran

khusus, tetapi diiintegrasikan

pada mata pelajaran PKn,

pendidikan agama, muatan lokal,

kegiatan pengembangan diri,

ataupun mata pelajaran lain yang

relevan.

Page 68: 9.isuesosial

RUANG LINGKUP

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

Pendidikan antikorupsi bukan hanya berkutat

mengajarkan siswa pengetahuan tentang seluk-beluk

korupsi.

Yang paling penting adalah penguatan sikap dan

mentalitas antikorupsi karena jika kita perhatikan korupsi

paling banyak justru dilakukan oleh kalangan terdidik. paling banyak justru dilakukan oleh kalangan terdidik.

Page 69: 9.isuesosial

MENGAJARKAN PENDIDIKAN

ANTIKORUPSI KEPADA SISWA

Mulai dari hal yang sederhana:

• Tidak menyontek pada

waktu ulangan;

• Tidak menyalahgunakan

uang SPPuang SPP

• Tidak bolos sekolah;

• Tidak menipu ketika jajan di

kantin;

• Belajar hidup sederhana.

Page 70: 9.isuesosial

SELAMATSELAMATSELAMATSELAMAT DATANGDATANGDATANGDATANG

GENERASIGENERASIGENERASIGENERASI MUDAMUDAMUDAMUDA

ANTIANTIANTIANTI----KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI

INDONESIA INDONESIA INDONESIA INDONESIA AKANAKANAKANAKAN

LEBIHLEBIHLEBIHLEBIH BAIKBAIKBAIKBAIK JIKAJIKAJIKAJIKA

TANPATANPATANPATANPA KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSITANPATANPATANPATANPA KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI