99789043-Neurofibroma

16
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN NEUROFIBROMA Disusun Oleh: Dwi Lismayanti P.17420110009 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2012

description

aa

Transcript of 99789043-Neurofibroma

Page 1: 99789043-Neurofibroma

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN NEUROFIBROMA

Disusun Oleh:

Dwi Lismayanti

P.17420110009

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2012

Page 2: 99789043-Neurofibroma

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN NEUROFIBROMA

A. Definisi

Neurofibromatosis (NF) atau disebut juga sindrom neurokutan (neuro = syaraf, kutan

= kulit) adalah suatu kelainan genetika pada system syaraf yang berpengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan jaringan syaraf. Kelainan ini bisa menjadi tumor dan

menyebabkan abnormalitas-abnormalitas terutama pada kulit dan tulang. Karena

kelainan ini bisa tumbuh menjadi tumor, maka NF dikategorikan sebagai tumor, yang

disebut Neurofibroma. Ada 2 tipe NF, yaitu NF1 yang lebih umum dan “ringan” dan

NF2 yang lebih jarang dan tingkatannya bisa dikatakan parah.

Neurofibromatosis (penyakit von Recklinghausen) adalah penyakit yang ditularkan

secara genetik, dimana neurofibroma muncul pada kulit dan bagian tubuh lainnya.

Neurofibroma adalah benjolan seperti daging yang lembut, yang berasal dari jaringan

saraf.

Neurofibroma merupakan pertumbuhan dari sel Schwann (penghasil selubung saraf

atau mielin) dan sel lainnya yang mengelilingi dan menyokong saraf-saraf tepi (saraf

perifer, saraf yang berada diluar otak dan medula spinalis) atau suatu kondisi dimana

ada tumor pertumbuhan di mana saja di sistem saraf perifer. Ini adalah kelainan

bawaan, dan dapat tumbuh di tulang, kulit, sistem saraf, dan kulit. Jenis yang paling

umum dari sel yang dipengaruhi adalah Schwann cell. Pertumbuhan ini biasanya

mulai muncul setelah masa pubertas dan bisa dirasakan dibawah kulit sebagai

benjolan kecil.

B. Penyebab

Penyebab neurofibroma sampai saat ini masih belum jelas. Pada sindrom kongenital

yang langka (Neurofibromatis von Recklinghausen) terdapat kenaikan insiden.

Penyebab kedua NF yang diketahui adalah karena adanya mutasi pada gen. Pada NF1,

gen yang bermutasi ada di kromosom 17, sedangkan pada NF2 di kromosom 22.

Penderita NF kebanyakan mendapatkan penyakit ini dari faktor keturunan (dari kedua

orangtuanya), namun sekitar 30% kasus ternyata penderita NF tidak memiliki orang

tua atau riwayat keluarga yang memiliki penyakit NF pula. Artinya penyakit ini

mereka dapatkan karena tubuh mereka mengalami mutasi gen secara individual dan

Page 3: 99789043-Neurofibroma

tidak selalu bawaan lahir. Tetapi tetap saja mereka yang menderita NF akibat mutasi

gen individual, bisa menurunkan penyakit ini pada keturunannya kelak.

Para ahli juga menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat memicu Sel

Schwann normal untuk mengubah bentuk mereka, dan faktor-faktor ini meliputi:

Sebuah operasi baru atau trauma yang mempengaruhi sistem saraf perifer

Diet yang kaya lemak, minyak, dan permen

Merokok dan konsumsi alkohol meningkat

Ada penyakit dan infeksi

Sebagai efek samping dari beberapa obat

Racun bahan kimia di lingkungan

Sebuah gaya hidup stres Gejala-gejala penyakit Tanda-tanda dan gejala dari

kondisi ini biasanya dicatat pada kulit. Orang mungkin merasa gatal sebuah,

terbakar, atau kesemutan sensasi. Ada juga pigmentations tidak biasa pada kulit,

yang akhirnya dapat berkembang menjadi makula. Orang juga dapat mencatat

bintik-bintik muncul di ketiak nya.

C. Tanda dan Gejala

Sekitar sepertiga penderita tidak mengeluhkan adanya gejala dan penyakit ini pertama

kali terdiagnosis ketika pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya benjolan dibawah

kulit, di dekat saraf. Pada sepertiga penderita lainnya penyakit ini terdiagnosis ketika

penderitanya berobat untuk masalah kosmetik. Tampak bintik-bintik kulit yang

berwarna coklat (bintik café-au lait) di dada, punggung, pinggul, sikut dan lutut.

Bintik-bintik ini bisa ditemukan pada saat anak lahir atau baru timbul pada masa bayi.

Pada usia 10-15 tahun mulai muncul berbagai ukuran dan bentuk neurofibromatosis di

kulit. Jumlahnya bisa kurang dari 10 atau bisa mencapai ribuan. Bintik café-au lait

berukuran besar. Pada beberapa penderita, pertumbuhan ini menimbulkan masalah

dalam kerangka tubuh, seperti kelainan lengkung tulang belakang (kifoskoliosis),

kelainan bentuk tulang iga, pembesaran tulang panjang pada lengan dan tungkai serta

kelainan tulang tengkorak dan di sekitar mata. Sepertiga sisanya memiliki kelainan

neurologis. Neurofibromatosis bisa mengenai setiap saraf tubuh tetapi sering tumbuh

di akar saraf spinalis. Neurofibroma menekan saraf tepi sehingga mengganggu

fungsinya yang normal. Neurofibroma yang mengenai saraf-saraf di kepala bisa

Page 4: 99789043-Neurofibroma

menyebabkan kebutaan, pusing, tuli dan gangguan koordinasi.

Semakin banyak neurofibroma yang tumbuh, maka semakin kompleks kelainan saraf

yang ditimbulkannya. Jenis neurofibromatosis yang lebih jarang adalah

neurofibromatosis jenis 2, dimana terjadi pertumbuhan tumor di telingan bagian

dalam (neuroma akustik). Tumor ini bisa menyebabkan tuli dan kadang pusing pada

usia 20 tahun.

NF 1 disertai gejala seperi ini:

Dua atau lebih Neurofibroma pada atau di bawah kulit atau satu neurofibroma

plexiform (sekelompok besar tumor yang melibatkan beberapa saraf);

Neurofibroma adalah benjolan bawah kulit yang merupakan ciri khas dari

penyakit dan peningkatan jumlah dengan usia.

Freckling dari pangkal paha atau ketiak (arm pit).

Café au lait spot (pigmen, makula coklat muda terletak pada saraf, dengan tepi

halus tanda lahir).

Kelainan rangka, seperti displasia sphenoid atau penipisan korteks tulang

panjang tubuh (tulang yaitu kaki, berpotensi menghasilkan membungkuk kaki)

Lisch nodul (hamartomas iris), freckling di iris.

Tumor pada saraf optik, juga dikenal sebagai glioma optik.

Macrocephaly dalam 30-50% dari populasi anak

Epilepsi (kejang)

NF 2

Neuromas akustik bilateral (tumor dari saraf vestibulocochlear atau saraf kranial 8

(CN VIII) juga dikenal sebagai schwannoma) sering menyebabkan gangguan

pendengaran. Bahkan, ciri khas NF 2 adalah gangguan pendengaran akibat

neuromas akustik sekitar usia dua puluh. Tumor yang tumbuh dapat

menyebabkan:

Sakit kepala

Keseimbangan dan vertigo perifer

Karena schwannoma dan keterlibatan dari telinga bagian dalam

Page 5: 99789043-Neurofibroma

Wajah kelemahan / kelumpuhan akibat keterlibatan atau kompresi pada saraf

wajah (saraf kranial 7 atau cn vii)

Pasien dengan NF2 juga dapat mengembangkan tumor otak lainnya, serta

tumor tulang belakang.

Tuli dan tinnitus.

Opacity Juvenile lenticular posterior

D. Penatalaksanaan

Terapi yang dilakukan berdasarkan atas usia, saraf mana yang terkena, toleransi

terhadap prosedur, dan progresivitas penyakit. Saat ini operasi pengangkatan adalah

metode yang sering dilakukan untuk menangani neurofibroma apabila neurofibroma

tersebut tidak melibatkan saraf utama. Bila saraf utama terlibat, maka yang dapat

dilakukan adalah mengambil tumor dari saraf, meninggalkan saraf dalam keadaan

utuh di dalam, atau mendiamkan tumor tersebut apabila tidak menimbulkan gejala.

Neurofibroma umumnya dapat ditangani dengan baik dan kondisi tersebut tidak

mudah kambuh kembali.

Penatalaksanaan lainnya adalah dengan kemoterapi. Menggunakan aktif anti-kanker

obat-obatan untuk mengurangi ukuran tumor, atau untuk benar-benar memberantas

itu. Namun demikian, itu menimbulkan banyak efek samping, seperti rambut rontok,

sembelit, pusing, depresi, dan rambut rontok.

Sebuah intervensi pengobatan umum dan ideal adalah terapi radiasi, dan pengobatan

CyberKnife untuk neurofibroma adalah contoh dari ini. Prosedur ini lebih aman untuk

digunakan karena tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak akan membunuh sel-sel

sehat lainnya dalam tubuh. Ini juga tidak menyebabkan banyak efek samping. Terapi

radiasi menggunakan sinar gamma frekuensi rendah untuk mengangkat tumor. Apa

yang baik tentang ini adalah bahwa radiasi hanya dipancarkan langsung ke lokasi

tumor, dan tidak akan merusak jaringan sekitarnya atau organ dalam yang lewat.

Treatment dengan plastic surgery hanya akan mengangkat tumornya saja, padahal

sebagaimana kita tahu NF adalah penyakit genetik yang artinya “kesalahan” berada

pada bagian kromosom (bagian koding manusia) bukan di bagian luar. Treatment

Page 6: 99789043-Neurofibroma

yang dapat dilakukan adalah terapi yg ditemukan oleh Dr weinberg yang disebut

sebagai Electro-desiccation.

Dalam Electro-desiccation, arus listrik digunakan untuk mengeringkan atau

mengeringkan dan membunuh jaringan neurofibroma. Treatment ini menggunakan

pisau jenis kauter dengan titik tipis dan menjalankan arus melalui neurofibroma

tersebut, memgeringkan dan membunuh fibroma. Teknik ini kurang invasif

dibandingkan dengan metode penghapusan tradisional bedah (dengan cara

konvensional ini biasanya neurofibroma akan muncul lagi dan lagi).

Prosedur Electro-desiccation biasanya dilakukan pada pasien rawat jalan atau dasar

berjalan. Hal ini sering dilakukan dalam satu atau dua jam. Bius lokal dapat

digunakan ketika menghapus cluster tumor dari area kecil dari tubuh, tetapi anestesi

umum diperlukan untuk penyerapan di daerah yang lebih besar dari kulit. Operasi

biasanya tanpa rasa sakit dan karena anestesi pasien baru umumnya pulang dalam satu

atau dua jam. Sangat sedikit pasien yang benar-benar membutuhkan obat analgesik

atau nyeri pasca operasi. Ini biasanya tidak sakit, tetapi mungkin gatal jadi kita akan

menggunakan obat untuk menanggulangi hal tersebut.

E. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio

ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan

keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan

kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri,

stimulasi simpatetik.

Tujuan :

- Klien dapat mengurangi rasa cemasnya

- Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.

- Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.

INTERVENSI RASIONAL

a. Tentukan pengalaman klien

sebelumnya terhadap penyakit yang

a. Data-data mengenai pengalaman klien

sebelumnya akan memberikan dasar

Page 7: 99789043-Neurofibroma

dideritanya.

b. Berikan informasi tentang

prognosis secara akurat.

c. Beri kesempatan pada klien untuk

mengekspresikan rasa marah, takut,

konfrontasi. Beri informasi dengan

emosi wajar dan ekspresi yang

sesuai.

d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan

efek samping. Bantu klien

mempersiapkan diri dalam

pengobatan.

e. Catat koping yang tidak efektif

seperti kurang interaksi sosial,

ketidak berdayaan dll.

f. Anjurkan untuk mengembangkan

interaksi dengan support system.

g. Berikan lingkungan yang tenang

dan nyaman.

h. Pertahankan kontak dengan klien,

bicara dan sentuhlah dengan wajar.

untuk penyuluhan dan menghindari

adanya duplikasi.

b. Pemberian informasi dapat membantu

klien dalam memahami proses

penyakitnya.

c. Dapat menurunkan kecemasan klien.

d. Membantu klien dalam memahami

kebutuhan untuk pengobatan dan efek

sampingnya.

e. Mengetahui dan menggali pola koping

klien serta mengatasinya/memberikan

solusi dalam upaya meningkatkan

kekuatan dalam mengatasi kecemasan.

f. Agar klien memperoleh dukungan dari

orang yang terdekat/keluarga.

g. Memberikan kesempatan pada klien

untuk berpikir/merenung/istirahat.

h. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan

keyakinan bahwa dia benar-benar

ditolong.

2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan

syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping

therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu

memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.

Tujuan :

Page 8: 99789043-Neurofibroma

- Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas

- Melaporkan nyeri yang dialaminya

- Mengikuti program pengobatan

- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang

mungkin

INTERVENSI RASIONAL

a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi,

durasi dan intensitas

b. Evaluasi therapi: pembedahan,

radiasi, khemotherapi, biotherapi,

ajarkan klien dan keluarga tentang

cara menghadapinya

c. Berikan pengalihan seperti reposisi

dan aktivitas menyenangkan seperti

mendengarkan musik atau nonton

TV

d. Menganjurkan tehnik penanganan

stress (tehnik relaksasi, visualisasi,

bimbingan), gembira, dan berikan

sentuhan therapeutik.

e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan

bila perlu.

f. Diskusikan penanganan nyeri

dengan dokter dan juga dengan

klien

g. Berikan analgetik sesuai indikasi

a. Memberikan informasi yang diperlukan

untuk merencanakan asuhan.

b. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan

sesuai atau tidak, atau malah

menyebabkan komplikasi.

c. Untuk meningkatkan kenyamanan

dengan mengalihkan perhatian klien dari

rasa nyeri.

d. Meningkatkan kontrol diri atas efek

samping dengan menurunkan stress dan

ansietas.

e. Untuk mengetahui efektifitas

penanganan nyeri, tingkat nyeri dan

sampai sejauhmana klien mampu

menahannya serta untuk mengetahui

kebutuhan klien akan obat-obatan anti

nyeri.

f. Agar terapi yang diberikan tepat sasaran.

g. Untuk mengatasi nyeri.

Page 9: 99789043-Neurofibroma

seperti morfin, methadone, narkotik

dll

3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik

yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan

(anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress,

fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake

tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20%

atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi,

abdominal cramping.

Tujuan :

- Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda

malnutrisi

- Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat

- Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya

INTERVENSI RASIONAL

a. Monitor intake makanan setiap

hari, apakah klien makan sesuai

dengan kebutuhannya.

b. Timbang dan ukur berat badan,

ukuran triceps serta amati

penurunan berat badan.

c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang

lambat dan pembesaran kelenjar

parotis.

d. Anjurkan klien untuk

mengkonsumsi makanan tinggi

kalori dengan intake cairan yang

adekuat. Anjurkan pula makanan

kecil untuk klien.

a. Memberikan informasi tentang status

gizi klien.

b. Memberikan informasi tentang

penambahan dan penurunan berat badan

klien.

c. Menunjukkan keadaan gizi klien sangat

buruk.

d. Kalori merupakan sumber energi.

Page 10: 99789043-Neurofibroma

e. Kontrol faktor lingkungan seperti

bau busuk atau bising. Hindarkan

makanan yang terlalu manis,

berlemak dan pedas.

f. Ciptakan suasana makan yang

menyenangkan misalnya makan

bersama teman atau keluarga.

g. Anjurkan tehnik relaksasi,

visualisasi, latihan moderate

sebelum makan.

h. Anjurkan komunikasi terbuka

tentang problem anoreksia yang

dialami klien.

Kolaboratif

i. Amati studi laboraturium seperti

total limposit, serum transferin dan

albumin

j. Berikan pengobatan sesuai indikasi

Phenotiazine, antidopaminergic,

corticosteroids, vitamins khususnya

A,D,E dan B6, antacida

k. Pasang pipa nasogastrik untuk

memberikan makanan secara

enteral, imbangi dengan infus.

e. Mencegah mual muntah, distensi

berlebihan, dispepsia yang menyebabkan

penurunan nafsu makan serta

mengurangi stimulus berbahaya yang

dapat meningkatkan ansietas.

f. Agar klien merasa seperti berada

dirumah sendiri.

g. Untuk menimbulkan perasaan ingin

makan/membangkitkan selera makan.

h. Agar dapat diatasi secara bersama-sama

(dengan ahli gizi, perawat dan klien).

i. Untuk mengetahui/menegakkan

terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat

perjalanan penyakit, pengobatan dan

perawatan terhadap klien.

j. Membantu menghilangkan gejala

penyakit, efek samping dan

meningkatkan status kesehatan klien.

k. Mempermudah intake makanan dan

minuman dengan hasil yang maksimal

dan tepat sesuai kebutuhan.

4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan

dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan

Page 11: 99789043-Neurofibroma

sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam

mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.

Tujuan :

- Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada ting-

katan siap.

- Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur

tersebut.

- Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengo-

batan.

- Bekerjasama dengan pemberi informasi.

INTERVENSI RASIONAL

a. Review pengertian klien dan

keluarga tentang diagnosa,

pengobatan dan akibatnya.

b. Tentukan persepsi klien tentang

kanker dan pengobatannya,

ceritakan pada klien tentang

pengalaman klien lain yang

menderita kanker.

c. Beri informasi yang akurat dan

faktual. Jawab pertanyaan secara

spesifik, hindarkan informasi yang

tidak diperlukan.

d. Berikan bimbingan kepada

klien/keluarga sebelum mengikuti

prosedur pengobatan, therapy yang

lama, komplikasi. Jujurlah pada

klien.

e. Anjurkan klien untuk memberikan

umpan balik verbal dan

mengkoreksi miskonsepsi tentang

penyakitnya.

a. Menghindari adanya duplikasi dan

pengulangan terhadap pengetahuan klien.

b. Memungkinkan dilakukan pembenaran

terhadap kesalahan persepsi dan konsepsi

serta kesalahan pengertian.

c. Membantu klien dalam memahami

proses penyakit.

d. Membantu klien dan keluarga dalam

membuat keputusan pengobatan.

e. Mengetahui sampai sejauhmana

pemahaman klien dan keluarga mengenai

penyakit klien.

Page 12: 99789043-Neurofibroma

f. Review klien /keluarga tentang

pentingnya status nutrisi yang

optimal.

g. Anjurkan klien untuk mengkaji

membran mukosa mulutnya secara

rutin, perhatikan adanya eritema,

ulcerasi.

h. Anjurkan klien memelihara

kebersihan kulit dan rambut.

f. Meningkatkan pengetahuan klien dan

keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.

g. Mengkaji perkembangan proses-proses

penyembuhan dan tanda-tanda infeksi

serta masalah dengan kesehatan mulut

yang dapat mempengaruhi intake

makanan dan minuman.

h. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.

5. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping

kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.

Tujuan :

- Membrana mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari inflamasi dan ulcerasi

- Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal.

- Klien mampu mendemontrasikan tehnik mempertahankan/menjaga kebersihan rongga

mulut.

INTERVENSI RASIONAL

a. Kaji kesehatan gigi dan mulut pada

saat pertemuan dengan klien dan

secara periodik.

b. Kaji rongga mulut setiap hari, amati

perubahan mukosa membran.

Amati tanda terbakar di mulut,

perubahan suara, rasa kecap,

kekentalan ludah.

c. Diskusikan dengan klien tentang

a. Mengkaji perkembangan proses

penyembuhan dan tanda-tanda infeksi

memberikan informasi penting untuk

mengembangkan rencana keperawatan.

b. Masalah dengan kesehatan mulut dapat

mempengaruhi pemasukan makanan dan

minuman.

c. Mencari alternatif lain mengenai

pemeliharaan mulut dan gigi.

Page 13: 99789043-Neurofibroma

metode pemeliharan oral hygine.

d. Intruksikan perubahan pola diet

misalnya hindari makanan panas,

pedas, asam, hindarkan makanan

yang keras.

e. Amati dan jelaskan pada klien

tentang tanda superinfeksi oral.

Kolaboratif

f. Konsultasi dengan dokter gigi

sebelum kemotherapi

g. Berikan obat sesuai indikasi,

analgetik, topikal lidocaine,

antimikrobial mouthwash

preparation.

h. Kultur lesi oral.

d. Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi

lanjut pada membran mukosa.

e. Agar klien mengetahui dan segera

memberitahu bila ada tanda-tanda

tersebut.

f. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan

gigi dan gusi.

g. Tindakan/terapi yang dapat

menghilangkan nyeri, menangani infeksi

dalam rongga mulut/infeksi sistemik.

h. Untuk mengetahui jenis kuman sehingga

dapat diberikan terapi antibiotik yang

tepat.

6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh

sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif

Tujuan :

- Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi

- Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal

INTERVENSI RASIONAL

a. Cuci tangan sebelum melakukan

tindakan. Pengunjung juga

dianjurkan melakukan hal yang

sama.

b. Jaga personal hygine klien dengan

baik.

a. Mencegah terjadinya infeksi silang.

b. Menurunkan/mengurangi adanya

organisme hidup.

c. Peningkatan suhu merupakan tanda

terjadinya infeksi.

Page 14: 99789043-Neurofibroma

c. Monitor temperatur.

d. Kaji semua sistem untuk melihat

tanda-tanda infeksi.

e. Hindarkan/batasi prosedur invasif

dan jaga aseptik prosedur.

Kolaboratif

f. Monitor CBC, WBC, granulosit,

platelets.

g. Berikan antibiotik bila

diindikasikan.

d. Mencegah/mengurangi terjadinya

resiko infeksi.

e. Mencegah terjadinya infeksi.

f. Segera dapat diketahui apabila terjadi

infeksi.

g. Adanya indikasi yang jelas sehingga

antibiotik yang diberikan dapat

mengatasi organisme penyebab

infeksi.

7. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan

kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.

Tujuan :

- Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik

- Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan

INTERVENSI RASIONAL

a. Kaji integritas kulit untuk melihat

adanya efek samping therapi

kanker, amati penyembuhan luka.

b. Anjurkan klien untuk tidak

menggaruk bagian yang gatal.

c. Ubah posisi klien secara teratur.

d. Berikan advise pada klien untuk

menghindari pemakaian cream

kulit, minyak, bedak tanpa

rekomendasi dokter.

a. Memberikan informasi untuk

perencanaan asuhan dan

mengembangkan identifikasi awal

terhadap perubahan integritas kulit.

b. Menghindari perlukaan yang dapat

menimbulkan infeksi.

c. Menghindari penekanan yang terus

menerus pada suatu daerah tertentu.

d. Mencegah trauma berlanjut pada kulit

dan produk yang kontra indikatif

Page 15: 99789043-Neurofibroma

8. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan

sekunder terhadap pemberian sitostatika.

Tujuan :

Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi stabil

Kriteria hasil :

- Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya

- Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat.

- Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara konstruktif.

- Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.

INTERVENSI RASIONAL

a. Kontak dengan klien sering dan

perlakukan klien dengan hangat dan

sikap positif.

b. Berikan dorongan pada klien untuk

mengekpresikan perasaan dan

pikiran tentang kondisi, kemajuan,

prognose, sisem pendukung dan

pengobatan.

c. Berikan informasi yang dapat

dipercaya dan klarifikasi setiap

mispersepsi tentang penyakitnya.

a. Perasaan empatik dan perhatian untuk

siap membantu klien dalam mengatasi

permasalahan yang ada.

b. Perasaan yang diungkapakan pada orang

yang dipercaya akan membuat perasaan

lega dan tidak tekanan batin.

c. Informasi yang akurat memberikan

masukan dan instropeksi diri dalam

Page 16: 99789043-Neurofibroma

d. Bantu klien mengidentifikasi

potensial kesempatan untuk hidup

mandiri melewati hidup dengan

kanker, meliputi hubungan

interpersonal, peningkatan

pengetahuan, kekuatan pribadi dan

pengertian serta perkembangan

spiritual dan moral.

e. Kaji respon negatif terhadap

perubahan penampilan (menyangkal

perubahan, penurunan kemampuan

merawat diri, isolasi sosial,

penolakan untuk mendiskusikan

masa depan.

f. Bantu dalam penatalaksanaan

alopesia sesuai dengan kebutuhan.

g. Kolaborasi dengan tim kesehatan

lain yang terkait untuk tindakan

konseling secara profesional.

menerima dirinya.

d. Ektulisasi diri dibutuhkan bagi klien

dengan kaneker.

e. Respon klien yang negatfi diperlukan

bantuan baik fisik mapun psikis-moral

untuk memenuhi kebutuhan sejhri-sehari.

f. Dampak dari pada chemoterapi perlu

adanya penjelasan dan perawatan rambut.

g. Konseling kesehatan secara bersama

akan lebih lebih efektif.