980-1913-1-PB.pdf

13
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU TAHUN 2013 Disusun oleh: Rita Rahim G1A109060 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI 2013

Transcript of 980-1913-1-PB.pdf

  • ARTIKEL ILMIAH

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN PERILAKU

    PENCEGAHAN PENYAKIT PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

    PUTRI AYU TAHUN 2013

    Disusun oleh:

    Rita Rahim

    G1A109060

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS JAMBI

    2013

  • Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit

    Pneumonia Di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2013

    Rita Rahim1, Yulinda Fetritura

    2,, Suroso

    3

    1 Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan

    2 Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi

    Latar Belakang : Infeksi Saluran

    Pernapasan Akut (ISPA) merupakaN

    masalah satu penyebab kematian tersering

    pada anak di Negara sedang berkembang.

    Hampir seluruh kematian karena ISPA pada

    balita disebabkan oleh infeksi saluran

    pernapasan bawah akut, paling sering

    adalah pneumonia. Pneumonia berbahaya

    karena dapat menyebabkan kematian akibat

    paru-paru tidak dapat menjalankan

    fungsinya untuk mendapatkan oksigen bagi

    tubuh. Sebagian besar pneumonia

    disebabkan oleh bakteri yang terjadi secara

    primer atau sekunder setelah infeksi virus.

    Anak dengan sistem pertahanan tubuh

    lemah seperti anak gizi buruk, terutama

    tidak mendapatkan ASI eksklusif dan

    kekurangan vitamin A memiliki risiko

    pneumonia tinggi. Risiko tinggi juga terjadi

    pada bayi berat lahir rendah atau prematur.

    Metode : Jenis penelitian ini merupakan

    penelitian kuantitatif yang bersifat analitik

    dengan rancangan penelitian yang

    digunakanya itu cross sectional. Jumlah

    sampel seluruhnya adalah 102 sampel. Uji

    yang digunakan univariat dan bivariate

    dengan program komputerisasi.

    Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan ibu

    yang memilki pengetahuan buruk (25,5%)

    dan pengetahuan baik (74,5%) sedangkan

    ibu balita yang memiliki sikap buruk

    (39,2%) dan yang memiliki sikapb aik

    (60,8%). Untuk ibu balita yang memiliki

    perilaku buruk (36,3%) dan ibu balita yang

    memiliki perilaku baik (63,7%). Hasil

    penelitian menunjukkan ada hubungan

    antara pengetahuan dansikap ibu balita

    dengan perilaku pencegahan penyakit

    pneumonia dengan p-value berturut-turut

    pengetahuan (p-value=0,017), sikap (p-

    value=0,000)

    Kesimpulan : Berdasarkan penelitian ini

    petugas kesehatan membuat POA

    (Planning Of Action) yang mencegah

    penyakit pneumonia baik yang dilakukan

    secara langsung maupun tidak langsung

    melalui media ataupun penyuluhan untuk

    meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu

    balita dalam perilaku pencegahanpenyakit

    pneumonia.

    Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku

    ibu balita dalam pencegahan penyakit

    pneumonia.

  • PENDAHULUAN

    Tujuan pembangunan di bidang

    kesehatan adalah meningkatkan derajat

    kesehatan masyarakat, untuk itu dilakukan

    berbagai upaya pelayanan kesehatan

    masyarakat.1 Upaya pelayanan kesehatan

    ialah setiap kegiatan untuk memelihara dan

    meningkatkan kesehatan yang dilakukan

    oleh pemerintah dan/ atau

    masyarakat.Pemeliharaan kesehatan

    mencakup aspek kuratif dan aspek

    rehabilitative. Sedangkan peningkatan

    kesehatan mencakup aspek preventif dan

    promotif.2

    Anak-anak yang lahir di Indonesia

    saat ini dapat mengharapkan hidup hingga

    usia 68 tahun. Namun ada satu ukuran lain

    yang penting, yaitu jumlah anak-anak yang

    meninggal dunia.anak-anak, terutama bayi

    lebih rentan terhadap penyakit dan kondisi

    hidup yang tidak sehat. Itulah sebabnya

    tujuan keempat Millennium Development

    Goals (MDGs) adalah mengurangi jumlah

    kematian anak.ketika melihat pada angka

    kematian anak, biasanya merujuk pada anak

    di bawah usia lima tahun (balita).3

    Infeksi Saluran Pernapasan Akut

    (ISPA) merupakam salah satu penyebab

    kematian tersering pada anak di Negara

    sedang berkembang. Hampir seluruh

    kematian karena ISPA pada balita

    disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan

    bawah akut, paling sering adalah

    pneumonia.4Pneumonia berbahaya karena

    dapat menyebabkan kematian akibat paru-

    paru tidak dapat menjalankan fungsinya

    untuk mendapatkan oksigen bagi tubuh.5

    Lebih dari 50% kasus pneumonia

    berada di Asia Tenggara dan

    Afrika.Dilaporkan pula bahwa 3/4 kasus

    pneumonia pada balita diseluruh dunia

    berada di 15 negara. Indonesia merupakan

    salah satu diantara ke 15 negara tersebut

    dan menduduki tempat ke-6 dengan jumlah

    kasus sebanyak 6 juta.6,8

    Menurut Riskesdas 2007 pneumonia

    merupakan penyebab kematian kedua

    setelah diare dan selalu berada pada daftar

    10 penyakit terbesar setiap

    tahunnya.Persentase jumlah kematian balita

    akibat pneumonia di Indonesia adalah

    15,5% atau 30.470 balita (

    15,5%x196.579), atau rata-rata 83 orang

    balita meninggal dunia setiap hari akibat

    pneumonia. Angka ini sangat besar

    sehingga perlu menjadi perhatian bagi

    pengelola program ISPA agar upaya

    pengendalian penyakit pneumonia dapat

    dilaksanakan dengan optimal sehingga

    angka kematian ini dapat

    diturunkan.Pneumonia balita merupakan

    salah satu indikator keberhasilan program

  • pengendalian penyakit dan penyehatan

    lingkungan seperti tertuang dalam rencana

    strategi Kementrian Kesehatan tahun 2010-

    2014.Untuk itu perlu dilakukan upaya

    pencegahan pneumonia pada bayi dan balita

    dengan perbaikan gizi dan meningkatkan

    upaya manajemen tatalaksana pneumonia.8

    Sebagian besar pneumonia

    disebabkan oleh bakteri yang terjadi secara

    primer atau sekunder setelah infeksi

    virus.Anak yang sehat memiliki sistem

    pertahanan tubuh yang melindungi paru

    dari kuman sedangkan anak dengan sistem

    pertahanan tubuh lemah seperti anak gizi

    buruk, terutama tidak mendapatkan ASI

    eksklusif dan kekurangan vitamin A

    memiliki risiko pneumonia tinggi. Risiko

    tinggi juga terjadi pada bayi berat lahir

    rendah atau prematur.8

    Untuk mengurangi terjadinya

    penyakit pneumonia maka pencegahan

    perlu dilakukan. Pencegahan pneumonia

    selain dengan menghindarkan atau

    menggurangi faktor risiko dapat dilakukan

    dengan beberapa pendekatan, yaitu dengan

    pendekatan pendidikan kesehatan di

    komunitas, perbaikan gizi, pelatihan

    petugas kesehatan dalam hal memanfaatkan

    pedoman diagnosis dan pengobatan

    pneumonia, penggunaan antibiotik yang

    benar dan efektif, dan waktu untuk merujuk

    yang tepat dan segera bagi kasus yang

    pneumonia berat. Peningkatan gizi

    termasuk pemberian ASI eksklusif dan

    asupan zinc, peningkatan cakupan

    imunisasi, dan pengurangan polusi udara

    didalam ruangan dapat pula mengurangi

    faktor risiko. Selain itu mencuci tangan

    juga dapat mengurangi kejadian

    pneumonia.8

    Green (1980) mencoba menganalisis

    perilaku dari tingkat kesehatan. Kesehatan

    seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh

    2 faktor pokok yakni faktor perilaku

    (behaviour causes) dan faktor diluar

    perilaku (non behaviour causes).

    Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan

    atau terbentuk dari 3 faktor yaitu pertama

    faktor predisposisi (predisposing factors)

    yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,

    kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan

    sebagainya.Kedua faktor pendukung

    (enabling factors) yang terwujud dalam

    lingkungan fisik, tersedia atau tidak

    tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-

    sarana kesehatan, dan sebagainya. Ketiga

    faktor pendorong (renforcing factors) yang

    terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

    kesehatan atau petugas lain, yang merupak

    kelompok referensi dari perilaku

    masyarakat. Dan dapat disimpulkan bahwa

    perilaku seseorang atau masyarakat tentang

  • kesehatan ditentukan oleh pengetahuan,

    sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya

    dari orang atau masyarakat yang

    bersangkutan. Di samping itu ketersediaan

    fasilitas, sikap dan perilaku para petugas

    kesehatan terhadap kesehatan juga akan

    mendukung dan memperkuat terbentuknya

    perilaku.11

    Survey awal pada bulan November

    2012 di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu

    pada beberapa warga yang bertempat

    tinggal di wilayah kerja Puskesmas Putri

    Ayu menunjukkan masih rendahnya upaya

    pencegahan pada penyakit

    pneumonia.Mulai dari pemberian ASI

    eksklusif yang tidak diberikan, imunisasi

    yang tidak lengkap, kebiasaan merokok

    didalam rumah tanpa memperdulikan

    lingkungan disekitarnya, dan kebersihan

    lingkungan tempat tinggaal yang kurang

    diperhatikan.Dari beberapa upaya

    pencegahan tersebut dapat mengurangi

    terjadinya pneumonia pada balita.

    Berdasarkan uraian di atas maka

    penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    mengenai Hubunganpengetahuan dan

    sikap ibu balita dengan perilaku

    pencegahan penyakit pneumonia di wilayah

    kerja Puskesmas Putri Ayu tahun 2013.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Jenis penelitian ini merupakan

    penelitian kuantitatif yang bersifat analitik

    dengan rancangan penelitian yang

    digunakan yaitu cross sectional, dimana

    peneliti melakukan observasi atau

    pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

    (poin time approach), artinya subyek

    diobservasi satu kali dan pengukuran

    variabel independent dan dependent

    dilakukan pada saat pemeriksaan atau

    pengkajian data.22,23

    Penelitian dilaksanakan di 35

    posyanduyang terdapat di wilayah kerja

    Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Waktu

    penelitian dilakukan pada bulan April 2013

    - Mei 2013

    Populasi adalah keseluruhan subjek

    penelitian.22

    Populasi dalam penelitian ini

    adalah semua ibu balita di wilayah kerja

    Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun

    2012 sebanyak 3095 ibu balita.

    Sampel adalah sebagian atau wakil

    populasi yang diteliti.22

    Dalam penelitian

    ini peneliti mengambil sampel yaitu ibu-ibu

    yang memiliki balita yang berada di

    wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota

    Jambi. Subyek tersebut akan dijadikan

    sampel penelitian bila memenuhi kriteria

    inklusi dan dikeluarkan bila memenuhi

    kriteria eksklusi.

  • Cara pengambilan sampel dengan

    teknik proporsional random sampling

    berdasarkan kunjungan ke posyandu.

    Puskesmas Putri Ayu memiliki empat

    kelurahan yaitu kelurahan Legok, Solok

    Sipin, Sungai Putri, dan Murni. Dan

    memiliki 35 posyandu yang terdapat pada

    masing-masing kelurahan dengan total

    jumlah balita sebanyak 3095 balita.

    Instrumen yang akan digunakan

    berupa kuesioner, kemudian dilakukan uji

    validitas dan reliabilitas karena suatu

    kuesioner dikatakan valid jika kuesioner

    mampu untuk mengungkapkan suatu yang

    akan diukur oleh kuesioner tersebut.

    Sebelum instrumen penelitian

    digunakan, dilakukan uji validitas dan

    reliabilitas kuesioner kepada 20 orang

    responden yang tidak menjadi subjek

    penelitian. Responden yang di ujikan

    adalah ibu balita di wilayah kerja

    Puskesmas Simpang IV Sipin yang

    mempunyai karakteristik hampir sama

    dengan responden yang akan diteliti.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Puskesmas Putri Ayu terletak di

    kelurahan Legok Kecamatan Telanai Pura

    Kota Jambi dan merupakan puskesmas

    perawatan.Wilayah kerja puskesmas Putri

    Ayu mencakup empat kelurahan yaitu

    kelurahan Legok, kelurahan Solok Sipin,

    kelurahan Murni, kelurahan Sungai

    Putri.Luas wilayah kerja Puskesmas Putri

    Ayu 962 ha atau 61 Km, terdiri dari

    daerah dataran tinggi di sebelah Selatan dan

    dataran rendah di sebelah Utara. Wilayah

    kerja Pusekesmas Putri Ayu meliputi 4

    kelurahan yaitu kelurahan legok, murni,

    solok sipin dan sungai putri dan terbagi

    ataas 111 RT (rukun tetangga)

    Tabel 1 jumlah penduduk di wilayah kerja

    Puskesmas Putri Ayu tahun 2012

    Kelurahan Jumlah penduduk

    Legok

    Murni

    Solok Sipin

    Sungai Putri

    14.528

    5.425

    10.300

    9.237

    Jumlah 39.490

    Tabel 2 tingkat pendidikan penduduk di

    wikyah kerja Puskesmas Putri Ayu 2012

    Tingkat pendidikan Jumla

    h

    Persentas

    e (%)

    Tamatan perguruan tinggi

    Tamatan SLTA/Sederajat

    Tamatan SLTP/ Sederajat

    Tamat SD

    Tidak tamat SD

    Belum sekolah

    Tidak sekolah

    Masih sekolah

    952

    2.998

    5.254

    5.309

    1.413

    4.003

    97

    3.116

    4.12

    12.96

    22.71

    22.94

    6.10

    17.29

    0.42

    13.46

  • Tabel 3 distribusi penduduk menurut mata

    pencaharian di wilayah kerja Puskesmas

    Putri Ayu 2012

    Mata pencaharian Jumlah Persentase

    (%)

    Buruh tani

    Nelayan/peternak

    Pengusaha

    Buruh bangunan

    Pedagang

    Pengangkut/ jasa

    Pertukangan/kerajinan

    PNS/ ABRI/ POLRI

    Lain-lain

    296

    488

    830

    1.249

    1.082

    970

    1.778

    1.995

    1.090

    3,03

    4,99

    8,52

    12,77

    11,06

    9,91

    18,18

    20,40

    11,14

    Jumlah 9.781 100

    Tabel 4 Distribusi Responden Menurut

    Pendidikan

    Pendidikan frekuensi (%)

    SD

    SMP

    SMA

    Perguruan Tinggi

    16

    21

    58

    7

    15,68

    20,58

    56,86

    6,86

    Jumlah 102 100

    Tabel 5 Distribusi responden menurut

    pekerjaan

    Pekerjaan frekuensi (%)

    IRT

    Swasta

    PNS

    86

    18

    0

    84,31

    15,69

    0

    Jumlah 102 100

    Tabel 6 Distribusi Responden berdasarkan

    pengetahuan

    Pengetahuan Frekuensi %

    Baik

    Buruk

    76

    26

    74,5

    25,5

    Jumlah 102 100

    Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan

    sikap

    Sikap Frekuensi %

    Baik

    Buruk

    62

    40

    60,8

    39,2

    Jumlah 102 100

    Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan

    Perilaku pencegahan penyakit Pneumonia

    Perilaku Frekuensi %

    Baik

    Buruk

    65

    37

    63,7

    36,3

    Jumlah 102 100

    Tabel 9 Hubungan pengetahuan ibu balita

    dalam perilaku pencegahan penyakit

    pneumonia diwilayah kerja Puskesmas

    Putri Ayu tahun 2013

    No pengetahua

    n

    Kriteria perilaku ibu jumlah p-

    valu

    e Buruk Baik

    jml % jml % jml %

    1 Buruk 15 57,7 11 42,3 26 100

    0,01

    7 2 Baik 22 28,9 54 71,1 76 100

    Total 37 36,3 65 63,7 102 100

    Tabel 10 Hubungan sikap ibu balita dalam

    perilaku pencegahan penyakit pneumonia

    diwilayah kerja Puskesmas Putri Ayu

    tahun 2013

    No. Sikap Kriteria perilaku ibu Jumlah p-

    value Buruk Baik

    jml % jml % jml %

    1 Buruk 24 60,0% 16 40,0 40 100

    0,000 2 Baik 13 21,0% 49 79,0 62 100

    Total 37 36,3% 65 63,7 102 100

    Dari hasil penenelitian telah

    diketahui bahwa sebagian besar ibu balita

    yaitu sebanyak 76 responden (74,5%)

    memiliki pengetahuan dengan kategori

  • baik,sedangkan ibu balita yaitu sebanyak 26

    responden (25,5%) memiliki pengetahuan

    dengan kategori buruk.

    Pengetahuan tentang penyakit

    pneumonia tidak hanya dilakukan secara

    klinis tetapi dapat juga dilakukan dengan

    memperhatikan lingkungan tempat tinggal.

    Dan mengetahui faktor-faktor yang dapat

    menyebabkan penularan penyakit

    pneumonia kepada balita. Hasil penelitian

    masih ada ibu yang memiliki balita tidak

    mengetahui penularan penyakit pneumonia

    dari orang sekitar yang sedang

    batuk.Kemudian tempat tinggal yang tidak

    memenuhi syarat kesehatan dapat

    menyebabkan penyakit pneumonia pada

    balita.

    Pada hasil penelitian ini diperoleh

    bahwa sebanyak 62 responden(60,8%)

    memiliki sikap ibu balita terhadap perilaku

    pencegahan penyakit pneumonia yang

    baiksedangkan sebanyak 26 responden

    (39,2%) memiliki sikap ibu balita terhadap

    perilaku pencegahan penyakit pneumonia

    yang buruk. Hal ini menunjukkan bahwa

    sebagian besar responden telah memiliki

    sikap yang cukup baik terhadap perilaku

    pencegahan penyakit penumonia pada

    balita mereka.

    Sikap merupakan suatu penilaian

    sesorang terhadap rangsangan-rangsangan

    atau objek. Setelah seseorang mengetahui

    rangsangan atau objek tersebut maka proses

    akan berlanjut pada tahap menilai atau

    bersikap terhadap stimulus atau objek

    kesehatan. Apabila individu memiliki sikap

    yang baik terhadap suatu rangsangan atau

    objek kesehatan maka ia akan memiliki

    sikap yang menunjukkan atau

    memperlihatkan, menerima, mengakui,

    menyetujui serta melaksanakan norma-

    norma yang berlaku dimana individu

    tersebut berada. Sebaliknya bila ia memiliki

    sikap yang buruk terhadap suatu

    rangsangan atau objek kesehatan, maka ia

    akan memiliki sikap yang menunjukkan

    atau memperlihatkan penolakkan atau

    menjadi rentan untuk tidak menyetujui

    terhadap norma-norma yang berlaku

    dimana individu tersebut berada.26

    Hasil analisis perilaku ibu balita

    mengenai pencegahan penyakit pneumonia

    diperoleh sebanyak 37 orang (36,3%) yang

    memiliki perilaku buruk dalam pencegahan

    penyakit pneumonia.

    Perilaku dalam upaya pencegahan

    penyakit pneumonia yaitu upaya ibu balita

    dalam melakukan perilaku pencegahan agar

    anaknya tidak terjangkit penyakit

    pneumonia.Semua perilaku ibu balita

    tersebut adalah cerminan dari pengetahuan

    serta sikap dari ibu balita itu sendiri tentang

  • pencegahan penyakit pneumonia. Apabila

    tingkat pengetahuan dan sikap ibu balita

    baik mengenai pencegahan penyakit

    pneumonia maka perilaku dalam

    pencegahan penyakit pneumonia akan

    terlaksana dengan baik pula.

    Dalam hubungannya pengetahuan

    ibu balita dengan perilaku pencegahan

    penyakit pneumonia pada balita diketahui

    bahwa hasil analsis proporsi responden

    yang memiliki pengetahuan yang buruk

    dengan perilaku pencegahan penyakit

    pneumonia yang buruk sebanyak 15

    reponden (40,5%) dari 26 responden,

    sedangkan responden yang memiliki

    pengetahuan pengetahuan yang baik dengan

    perilaku pencegahan penyakit penumonia

    yang buruk sebanyak 22 responden (28,9%)

    dari 76 reaponden. Hasil analisis statistik

    dengan menggunakanchi-square

    menunjukkan p-value sebesar

    0,017,dimanap

  • pentingnya pencegahan pneumonia pada

    balita. Metode yang dapat dilakukan

    penyuluhan yang intensif melalui brosur

    oleh petugas kesehatan maupun kader pada

    saat melakukan kegiatan di posyandu

    dengan komunikatif dan kooperatif

    sehingga terjadi komunikasi dua arah antara

    petugas kesehatan dengan ibu balita

    sehingga diharapkan dapat meningkatkan

    sikap yang positif terhadap perilaku ibu

    balita dalam perilaku pencegahan

    pneumonia dapat menjadi lebih baik. Selain

    itu diharapkan adanya kerja sama antara

    petugas kesehatan dengan tokoh

    masyarakat, tokoh agama dalam

    meningkatkan sikap positif ibu balita

    dengan perilaku pencegahan pneumonia.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan data penelitian dan hasil

    penelitian serta pembahasan penelitian

    mengenai hubungan pengetahuan dan sikap

    ibu balita dengan perilaku pencegahan

    penyakit pneumonia di wilayah kerjka

    Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun

    2013 maka dapat dibuat beberapa

    kesimpulan sebagai berikut:

    1. Sebagian ibu balita (25,5%) memiliki

    pengetahuan yang buruk. Sedangkan

    ibu balita yang memiliki pengetahuan

    yang baik sebanyak (74,5%) tentang

    pencegahan penyakit

    pneumonia.Sebagian ibu balita (39,2%)

    memiliki sikap yang buruk. Sedangkan

    ibu balita yang memiliki sikap yang

    baik sebanyak (60,8%) tentang

    pencegahan penyakit

    pneumonia.Sebagian ibu balita (36,3%)

    memiliki perilaku yang buruk.

    Sedangkan ibu balita yang memiliki

    perilaku yang baik sebanyak (63,7%)

    tentang pencegahan penyakit

    pneumonia di wilayah kerja Puskesmas

    Putri Ayu tahun 2013

    2. Terdapat hubungan bermakna antara

    pengetahuan ibu balita tentang

    pencegahan penyakit pneumonia

    dengan perilaku pencegahan penyakit

    pneumonia di wilayah kerja Puskesmas

    Putri Ayu tahun 2013

    3. Terdapat hubungan bermakna antara

    sikap ibu balita tentang pencegahan

    penyakit pneumonia dengan perilaku

    pencegahan penyakit pneumonia di

    wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu

    tahun 2013

    4. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi

    Membuat kebijakan tentang perilaku

    pencegahan pneumonia misalnya

    melalui media seperti baleho, selebaran,

    spanduk dan lain-lain.

  • 5. Bagi Puskesmas Putri Ayu Diperlukan

    adanya kegiatan penyuluhan secara

    berkala tentang pencegahan penyakit

    pneumonia. Penyuluhan ini dapat

    dilakukan melaui sosialisasi pada saat

    diadakan posyandu atau pada saat

    kunjungan ke puskesmas.

    6. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini

    dapat di jadikan sebagai data dasar

    untuk melakukan penelitian tentang

    penyakit pneumonia lebih lanjut.

    Karena masih banyak hal yang belum

    diamati tentang perilaku pencegahan

    penyakit pneumonia terutama pada

    balita.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.

    Profil Dinas Kesehatan Provinsi

    Jambi tahun 2012. Jambi: DINKES;

    2012

    2. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan

    dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

    Cipta; 2007. Hal: 8

    3. Peter Salker. Millennium

    Development Goals. Cetakan kedua.

    Jakarta: BPS; 2008

    4. WHO. Penanganan ISPA pada Anak

    Balita di Rumah Sakit Kecil Negara

    Berkembang. Jakata : EGC; 2003.

    Hal 17-18

    5. Setiawati L, MS Makmuri, AS

    Retno. Pneumonia (online). 2010

    (diakses 18 september 2012)

    Diunduh dari: URL:

    http://www.pediatrik.com/isi03.php

    ?page

    6. WHO (World Health Organization).

    Pneumonia (online). 2011 (diakses

    20 september 2012). Diunduh dari:

    URL:

    http://www.who.int/mediacentre/fac

    tsheets/fs331/en/

    7. WHO (World Health Organization).

    Global action plan for prevention

    and control of pneumonia (online).

    2009 (diakses 18 september 2012).

    Diunduh

    dari:URL:http://whqlibdoc.who.int/

    hq/2009/who_fch_cah_nch_09.04_e

    ng.pdf

    8. Weber M, F Handy, M Said, CB

    Kartasasmita, Kusbiyantoro.

    Pneumonia balita. Dalam:

    Pangriwibowo S, A Tryadi, IS

    Indah, editor. Bulletin jendela

    epidemiologi. Jakarta: Kementrian

    Kesehatan RI;2010. 1-22

    9. WHO (World Health Organization).

    Pneumonia Progress Report

    (online). 2011 (diakses 17

    september 2012). Diunduh dari:

  • URL:

    http://worldpneumoniaday.org/wp-

    content/uploads/2011/11/IVAC-

    2011_PNEUMONIA_PROGRESS_

    REPORT.pdf

    10. Dinas Kesehatan Kota Jambi.

    Angka Pneumonia diwilayah Kota

    Jambi tahun 2012. Jambi: DINKES;

    2012

    11. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan

    dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka

    Cipta. 2007. Hal: 133-45

    12. Praptiningsih CY, DA Riana, E

    Samoedro, F Basalamah, H

    Rachmat, Kundarti. Rencana kerja

    jangka menengah nasional

    penanggulangan pneumonia balita

    tahun 2005-2009. Jakarta:

    Departemen Kesehatan RI. 2005; 4-

    25.

    13. Prober CG. Pneumonia. Dalam:

    Wahab AS, editor. Ilmu kesehatan

    anak Nelson. Vol.2 edisi ke-15.

    Jakarta: EGC; 1999. Hal:883-889

    14. Zain MS, Dwi WD, MS Anam.

    Pneumonia. Dalam: Dadiyanto DW,

    MH Muryawan, Anindita, editor.

    Buku Ajar Ilmu Kesehatan Aanak.

    Semarang: Badan Penerbit UNDIP;

    2011. Hal:172-75

    15. IDAI (Ikatan Dokter Anak

    Indonesia). IDAI pada peringatan

    world pneumonia day 2010 (online).

    2010 (diakses 17 september 2012) .

    Diunduh dari URL:

    http://www.idai.or.id/kegiatanidai/ar

    tikel.asp?q=201011151539

    16. Said M. Pneumonia. Dalam:

    Rahajoe NN, B Supriyatno, DB

    Setyanto, editor. Buku Ajar

    Respirologi Anak. Jakarta: Badan

    Penerbit IDAI; 2008. Hal:350-64.

    17. Supriyatno B. Infeksi Respiratorik

    Bawah Akut pada Anak.

    Jakarta.2006 (diakses 19 september

    2012). diunduh dari URL:

    http://www.idai.or.id/saripediatri/isi

    jurnal/pdffile/3-3-6.pdf.

    18. Direktorat Jendral Pengendalian

    Penyakit dan Penyehatan

    Lingkungan. Modul Tatalaksana

    Standar Pneumonia. Jakarta:

    Kementrian Kesehatan Republik

    Indonesia; 2010

    19. Direktorat Jendral PPM dan PL.

    Buku Bagan Manajemen Terpadu

    Balita Sehat. Departemen Kesehatan

    Republik Indonesia: 2004

    20. Campbell PW. Pneumonia. Dalam:

    Wahab AS, editor. Buku ajar

    pediatric Rudolph. Volume 3. Edisi

  • ke-20. Jakarta: EGC; 2006.

    Hal:1811-16

    21. Wawaluyo C. survei Epidemiologi

    Sederhana Bidang Perilaku

    kedokteran/kesehatan. Jakarta:

    FKUI; 1997.Hal 26-30

    22. Notoadmodjo, S. Metodologi

    Penelitian Kesehatan. Jakarta:

    Rineka Cipta. 2010. Hal 37-38

    23. Budiarto E. Metodologi Penelitian

    Kedokteran. Jakarta: EGC;2004.

    Hal 58-65

    24. Riyanto, Agus. Aplikasi Metodologi

    Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:

    Nuha Medika; 2011

    25. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara

    Pengambilan Sampel Dalam

    Penelitian Kedokteran dan

    Kesehatan. Edisi-3. Jakarta:

    Salemba Medika; 2010.

    26. Yuwono Tulus Aji. Faktor-faktor

    lingkunan yang berhubungan

    dengan kejadian pneumonia pada

    anak balita di wilayah kerja

    puskesmas kawunanten kabupaten

    cilacap. UNDIP. 2008

    27. Lestari S. 2009. Perilaku Ibu Dalam

    Pencegahan Kejadian Penyakit

    Pneumonia Pada Balita Di

    Kelurahan Lebung Gajah

    Kecamatan Sematang Borang

    Palembang Tahun 2009. Program

    Studi Kesehatan Masyarakat STIK

    Bina Husada Palembang:

    Palembang; 2009

    28. Galvez C A, Modeste N, Lee J W,

    Betancourt H, Wilkins R L.

    Peruvians mothers knowledge and

    recognition of pneumonia in

    children under 5 years of age. Rev

    Panam Salud Publica. 2002 ;11(2):

    99-108)