98-138-1-PB

9
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009 30 PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP TEMPAT WISATA KAMPUNG ADAT BENA DAN WOGO DENGAN PENGGUNAAN LAW OF COMPARATIVE JUDGEMENT Maria Yasintha Uge Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Nasional Malang email: [email protected] ABSTRAK Pemilihan lokasi wisata sebagai daerah tujuan wisata sangat dipengaruhi oleh preferensi wisatawan. Preferensi wisatawan merupakan gambaran-gambaran dari nilai-nilai terbaik yang dipertimbangkan wisatawan dalam menentukan sebuah pilihan berwisata. Preferensi wisatawan dianggap sebagai pandangan ideal atas keberadaan wisata dilihat dari prespektif dan tuntutan wisatawan. Studi ini bertujuan untuk melakukan perbandingan dua tempat wisata budaya kampung adat dari sisi preferensi wisatawan dengan menggunakan analisa the law of comparative judgement. Responden terdiri dari wisatawan domestik termasuk wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Berdasarkan hasil komparasi dari berbagai teori, maka faktor-faktor yang menjadi hipotesa untuk diteliti dalam studi ini adalah gambaran perjalanan wisata (jarak objek wisata, lama tinggal, biaya, resiko, dan tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan); keunggulan daerah tujuan wisata (jenis atraksi, kualitas layanan, lingkungan fisik, dan sikap masyarakat lokal); akomodasi wisata (keberadaan fasilitas wisata, jumlah, dan kisaran harga); serta aksesibilitas (jarak objek wisata, kondisi jalan, jenis angkutan, frekuensi, dan tarif angkutan). Terdapat tiga tahapan analisa dalam studi ini yaitu: pertama, deskriptif kualitatif; kedua, analisa the law of comparative judgement; dan ketiga, analisa lokasi wisata budaya kampung adat yang paling disukai berdasarkan preferensi wisatawan dengan menggunakan metode pembobotan.Hasil analisa menyimpulkan bahwa: metode the law of comparative judgement dapat digunakan dalam studi yang bersifat perbandingan, dengan responden utamanya yaitu wisatawan; karakter yang berbeda antara wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara menyebabkan adanya perbedaan pada penilaian kepentingan relatif preferensi setiap wisatawan; berdasarkan preferensi wisatawan, wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara lebih memilih Kampung Adat Bena sebagai lokasi wisata budaya kampung adat yang lebih disukai; serta terdapat dua faktor pembeda yang membedakan Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo, dimana terdiri dari daya tarik wisata (tourist heritage) yaitu ornamen rumah adat (Sa’o) dan kebudayaan tradisional (bahasa, mata pencaharian dan kerajinan tradisional), serta akomodasi wisata. Kata kunci : Preferensi Wisatawan, Wisata Budaya, Kampung Adat ABSTRACT Selection of a location for tourist destination is greasly determined by tourist preference. Tourist preference is determined by their mental picture about the best values they deem worth seeing in a visit. Thus the perspective and the demands of the tourists are ideal considerations to take into account. This research is intended to compare two costumary villages for tourist destination on the basis of tourist preference using the law of comparative judgement analysis. Respondents selected for sampling in this research are foreign and domestic tourists, including local tourists. Comparing various theories finds the factors that are put into a hypothesis for testing in this research. The factors are aspects related to tourist travel (distance from hotel to tourism object, staying time, expenditures at tourist resort, risk and degree of confidence of tourist in the travel burean); advantages of tourist destination (kinds of attraction, quality of service, physical environment, and the attitude of local people); tourist accommodation (evailability of tourist facilities, number of facilities, and price range); and accessibility (distance from hotel to tourism object, road condition, kinds of transportation, frequency of transportation and cost of transportation). This research involves three steps of analysis: firstly, descriptive qualitative; secondly, application of the law of comparative judgment; and thirdly, analysis of the customary village for cultural tourism most preferred by tourists using weighing method.The above analysis find that the law of comparative metodh with tourists as the main respondents can be applied in this research; differing characters between domestic and foreign tourists result in difference is rating of the importance of relative preference to each tourist; there is a difference in the importance of aspects and variables of tourist preference of domestic and foreign tourists; based on tourist preference, domestic and foreign tourists prefer Bena Customary Village; and there are two factors that distinguish Bena Customary Village from Wogo Customary Village, namely tourist attraction (cultural heritage of the local people, namely the ornament of traditional houses (Sa’o) and the traditional culture (language, livelihood and traditional handicraft), and tourist facilities Keywords: Cultural Tourism, Customary (traditional)Village

Transcript of 98-138-1-PB

Page 1: 98-138-1-PB

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009 30

PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP TEMPAT WISATA KAMPUNG ADAT

BENA DAN WOGO DENGAN PENGGUNAAN LAW OF COMPARATIVE

JUDGEMENT

Maria Yasintha Uge

Jurusan Teknik Planologi

Institut Teknologi Nasional Malang

email: [email protected]

ABSTRAK

Pemilihan lokasi wisata sebagai daerah tujuan wisata sangat dipengaruhi oleh preferensi wisatawan.

Preferensi wisatawan merupakan gambaran-gambaran dari nilai-nilai terbaik yang dipertimbangkan wisatawan

dalam menentukan sebuah pilihan berwisata. Preferensi wisatawan dianggap sebagai pandangan ideal atas

keberadaan wisata dilihat dari prespektif dan tuntutan wisatawan. Studi ini bertujuan untuk melakukan

perbandingan dua tempat wisata budaya kampung adat dari sisi preferensi wisatawan dengan menggunakan

analisa the law of comparative judgement. Responden terdiri dari wisatawan domestik termasuk wisatawan

lokal dan wisatawan mancanegara. Berdasarkan hasil komparasi dari berbagai teori, maka faktor-faktor yang

menjadi hipotesa untuk diteliti dalam studi ini adalah gambaran perjalanan wisata (jarak objek wisata, lama

tinggal, biaya, resiko, dan tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan); keunggulan daerah tujuan wisata

(jenis atraksi, kualitas layanan, lingkungan fisik, dan sikap masyarakat lokal); akomodasi wisata (keberadaan fasilitas wisata, jumlah, dan kisaran harga); serta aksesibilitas (jarak objek wisata, kondisi jalan, jenis

angkutan, frekuensi, dan tarif angkutan). Terdapat tiga tahapan analisa dalam studi ini yaitu: pertama,

deskriptif kualitatif; kedua, analisa the law of comparative judgement; dan ketiga, analisa lokasi wisata budaya

kampung adat yang paling disukai berdasarkan preferensi wisatawan dengan menggunakan metode

pembobotan.Hasil analisa menyimpulkan bahwa: metode the law of comparative judgement dapat digunakan

dalam studi yang bersifat perbandingan, dengan responden utamanya yaitu wisatawan; karakter yang berbeda

antara wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara menyebabkan adanya perbedaan pada penilaian

kepentingan relatif preferensi setiap wisatawan; berdasarkan preferensi wisatawan, wisatawan domestik dan

wisatawan mancanegara lebih memilih Kampung Adat Bena sebagai lokasi wisata budaya kampung adat yang

lebih disukai; serta terdapat dua faktor pembeda yang membedakan Kampung Adat Bena dan Kampung Adat

Wogo, dimana terdiri dari daya tarik wisata (tourist heritage) yaitu ornamen rumah adat (Sa’o) dan

kebudayaan tradisional (bahasa, mata pencaharian dan kerajinan tradisional), serta akomodasi wisata.

Kata kunci : Preferensi Wisatawan, Wisata Budaya, Kampung Adat

ABSTRACT

Selection of a location for tourist destination is greasly determined by tourist preference. Tourist

preference is determined by their mental picture about the best values they deem worth seeing in a visit. Thus the

perspective and the demands of the tourists are ideal considerations to take into account. This research is

intended to compare two costumary villages for tourist destination on the basis of tourist preference using the

law of comparative judgement analysis. Respondents selected for sampling in this research are foreign and

domestic tourists, including local tourists. Comparing various theories finds the factors that are put into a

hypothesis for testing in this research. The factors are aspects related to tourist travel (distance from hotel to

tourism object, staying time, expenditures at tourist resort, risk and degree of confidence of tourist in the travel

burean); advantages of tourist destination (kinds of attraction, quality of service, physical environment, and the attitude of local people); tourist accommodation (evailability of tourist facilities, number of facilities, and price

range); and accessibility (distance from hotel to tourism object, road condition, kinds of transportation,

frequency of transportation and cost of transportation). This research involves three steps of analysis: firstly,

descriptive qualitative; secondly, application of the law of comparative judgment; and thirdly, analysis of the

customary village for cultural tourism most preferred by tourists using weighing method.The above analysis find

that the law of comparative metodh with tourists as the main respondents can be applied in this research;

differing characters between domestic and foreign tourists result in difference is rating of the importance of

relative preference to each tourist; there is a difference in the importance of aspects and variables of tourist

preference of domestic and foreign tourists; based on tourist preference, domestic and foreign tourists prefer

Bena Customary Village; and there are two factors that distinguish Bena Customary Village from Wogo

Customary Village, namely tourist attraction (cultural heritage of the local people, namely the ornament of traditional houses (Sa’o) and the traditional culture (language, livelihood and traditional handicraft), and

tourist facilities

Keywords: Cultural Tourism, Customary (traditional)Village

Page 2: 98-138-1-PB

Maria Yasintha Uge

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009

31

PENDAHULUAN

Wisata budaya adalah jenis pariwisata

dimana motivasi orang-orang untuk melakukan perjalanan disebabkan karena daya tarik dari

seni budaya suatu daerah. Jadi jenis pariwisata

semacam ini ditandai oleh adanya rangkaian

motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset untuk

mempelajari adat istiadat, kelembagaan dan

cara hidup rakyat dan Negara lain. Untuk melakukan suatu perjalanan wisata

termasuk perjalanan wisata budaya, seorang

wisatawan mempunyai suatu preferensi untuk menentukan objek wisata mana yang akan

dikunjunginya. Preferensi wisatawan dapat

diartikan sebagai gambaran-gambaran dari

nilai-nilai terbaik yang dipertimbangkan wisatawan dalam menentukan sebuah pilihan

berwisata.

Di Kabupaten Ngada terdapat beberapa kampung adat, diantaranya Kampung Bena,

Kampung Wogo, Kampung Luba, Kampung

Nage, Kampung Watumanu, dan masih banyak

kampung adat yang dapat dijadikan sebagai daerah tujuan wisata budaya di Kabupaten

Ngada (Informasi Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Ngada tahun .2008 : Bena Traditional Village and Its Suroundings).

Dalam studi ini, kampung adat yang dipilih

untuk dijadikan sebagai lokasi studi terdiri dari kampung adat Bena dan kampung adat Wogo,

dimana kedua kampung adat tersebut

merupakan kampung adat tradisional tertua di

Kabupaten Ngada dan berpotensi sebagai daerah wisata budaya. Kedua kampung adat ini

terkenal karena keberadaan sejumlah bangunan

megalitik yang dimiliki dan tata kehidupan masyarakatnya yang masih mempertahankan

keaslian perkampungan tersebut. Kedua

kampung adat tersebut memiliki berbagai persamaan dan perbedaan. Persamaan dan

perbedaan yang dimiliki oleh kedua kampung

adat tersebut sangat mempengaruhi preferensi

atau pilihan daerah tujuan wisata dari seorang wisatawan.

Tujuan studi ini adalah Melakukan

perbandingan dua tempat wisata budaya kampung adat dari sisi preferensi wisatawan

dengan menggunakan metode The Law Of

Comparative Judgement. Adapun sasaran yang

ingin dicapai guna mendukung tujuan diatas adalah (1) Mengidentifikasi perbedaan antara

Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo

; (2) Mengetahui urutan tingkat kepentingan relatif penilaian preferensi wisatawan terhadap

Kampung Adat Bena dan Kampung Adat

Wogo; (3) Mengetahui lokasi kampung adat

yang lebih disukai berdasarkan preferensi wisatawan.

METODE STUDI

Lokasi Studi

Lokasi studi yang dipilih sesuai dengan tujuan studi terdiri dari dua kampung adat,

yaitu Kampung Adat Bena dan Kampung Adat

Wogo.

Gambar 1. Kampung Adat Bena Sumber: Dokumen Pribadi, 04 Maret 2009

Kampung Adat Bena terletak di Desa

Tiworiwu, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten

Ngada serta berjarak ± 19 km ke arah selatan Kota Bajawa.

Dilihat dari batasan administrasinya,

Kampung Adat Bena memiliki batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : Dusun Bata

Sebelah Timur : Dusun Tude

Sebelah Selatan : Desa Dariwali Sebelah Barat : Desa Watumanu

Kampung adat kedua yang dijadikan

sebagai pembanding yaitu Kampung Adat Wogo, yang terletak di Desa Ratogesa,

Kecamatan Golewa. Kampung Adat Wogo

berjarak ± 15 km dari Kota Bajawa dan dapat dicapai dengan menggunakan angkutan umum.

Gambar 2 Kampung Adat Wogo

Sumber: www.wisatanet.com direkam pada 7 April 2008

Batas administrasi Kampung Adat Wogo:

Sebelah Utara : Kampung Gizi

Sebelah Timur : Kampung Reko

Sebelah Selatan : Kelurahan Todabelu Sebelah Barat : Kampung Liba

Page 3: 98-138-1-PB

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009 32

Gambar berikut menjelaskan lokasi

Kampung Adat Bena dan Wogo:

Gambar 3. Peta Kampung Adat Bena

Gambar 4. Peta Kampung Adat Wogo

Variabel Studi

Variabel amatan dalam studi ini dapat dilihat

pada tabel 1 berikut:

Tabel 1 Variabel Amatan Kelompok Variabel Variabel

1. Motivasi perjalanan

wisata:

Intrinsic Motivation:

a) Kebutuhan Fisiologis

b) Kebutuhan Sosial

c) Kebutuhan Prestise

d) Aktualisasi diri

Extrinsic Motivation;

berupa Kebutuhan

psikologis.

2. Daya tarik wisata

budaya, meliputi:

kebudayaan warisan

Intrinsic motivation:

Sifat perjalanan

Alasan melakukan

perjalanan

Extrinsic motivation:

Sifat perjalanan

Alasan melakukan

perjalanan

Kebudayaan warisan (tourist

heritage):

a) Sejarah kampung adat

Kelompok Variabel Variabel

dan kebudayaan hidup b) Jenis peninggalan

c) Ornamen bangunan

Kebudayaan hidup (kebudayaan

tradisional),:

a) Adat kebiasaan

b) Kerajinan tradisional

c) arsitektur lokal

3. Karakter wisatawan,

meliputi: karakter

sosial, karakter

ekonomi dan karakter

perilaku.

4. Nilai terbaik yang

dipertimbangkan oleh

wisatawan, meliputi:

Gambaran perjalanan

wisata

Keunggulan daerah

tujuan wisata

5. Kebutuhan wisatawan

ketika berwisata,

meliputi: atraksi

wisata, akomodasi

wisata dan

aksesibilitas.

Karakter sosial, meliputi:

i. Asal wisatawan

ii. Jenis kelamin

iii. Umur

iv. Tingkat Pendidikan

v. Sistem berkunjung

vi. Lama berkunjung.

Karakter ekonomi, berupa

Tingkat pendapatan

Karakter perilaku, meliputi:

a) Alasan melakukan

perjalanan

b) Sikap, nilai yang dianut.

Gambaran perjalanan,

meliputi:

a) Jarak

b) Lama tinggal di daerah

tujuan wisata

c) Biaya

d) Resiko

e) Tingkat kepercayaan

terhadap biro perjalanan

wisata

Keunggulan daerah tujuan

wisata, meliputi:

a) Jenis atraksi

b) Kualitas layanan

c) Lingkungan fisik

d) Perilaku/sikap masyarakat

lokal terhadap wisatawan

Atraksi wisata, meliputi:

a) Monumen sejarah,

budaya

b) Festival budaya

c) Seni, kerajinan dan

arsitektur lokal

d) Pola budaya

Akomodasi wisata, meliputi:

a) Jenis fasilitas

pendukung wisata

b) Jumlah fasilitas

c) Kisaran harga

Aksesibilitas (transportasi),

meliputi:

a) Jarak

b) Kondisi jalan

c) Jenis angkutan

d) Frekuensi angkutan

e) Tarif angkutan

METODE PENELITIAN

Metode studi yang digunakan adalah survey

primer, yaitu dengan melakukan pengamatan

langsung ke lokasi studi, melakukan wawancara langsung kepada ketua adat

masing-masing kampung adat, serta

melakukan pembagian quisioner kepada wisatawan dengan jumlah responden 38 orang

wisatawan domestik dan 47 orang wisatawan

mancanegara. Selain itu dilakukan pula survey

Page 4: 98-138-1-PB

Maria Yasintha Uge

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009

33

sekunder (penghimpunan data melalui

dinas/instansi terkait).

Dalam studi ini, metode analisa yang digunakan adalah analisa deskriptif kuantitatif

dan analisa deskriptif kualitatif. Adapun

analisa yang digunakan sebagai berikut : (1) Analisa Potensi Kampung Adat Bena dan

Kampung Adat Wogo. Outputnya untuk

mengetahui kegiatan wisata yang dapat

dilakukan di setiap kampung adat berkaitan dengan potensi (daya tarik) yang dimiliki oleh

masing-masing kampung adat ; (2) Analisa

Perbedaan kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo. Output dari analisa ini adalah

menentukan faktor-faktor pembeda yang

membedakan antara Kampung Adat Bena dan

Kampung Adat Wogo ; (3) Analisa The Law of Comparative Judgement. Analisa ini

merupakan sejenis metode pembobotan untuk

menggambarkan kepentingan relatif dari variabel-variabel yang akan diteliti. Analisa ini

menggunakan uji statistik yaitu distribusi

normal atau distribusi Z. Output dari metode ini yaitu mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi penilaian preferensi wisatawan

dan perbedaan penilaian preferensi wisatawan

antara wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara ; (4) Analisa Lokasi Wisata

Budaya Kampung Adat Yang Lebih Disukai

Berdasarkan Preferensi Wisatawan, dimana dilakukan dengan cara pembobotan dan

penilaian terhadap aspek dan variabel

preferensi wisatawan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakter Kampung Adat Bena

Daya tarik wisata budaya Kampung Adat

Bena terdiri dari tourist heritage (kebudayaan

warisan) dan kebudayaan tradisional. Dilihat dari kebudayaan warisan, suku pertama

Kampung Adat Bena yaitu Suku Bena, dengan

jenis peninggalan sejarah berupa budaya

megalith dalam ukuran sedang sampai besar.

Gambar 5. Budaya Megalith Berupa Menhir

dan Dolmen Sumber: Dokumen Pribadi, 04 Maret 2009

Setiap rumah adat (Sa’o) di Kampung

Bena ini memiliki ornament khusus yang

membedakan rumah adat yang satu dengan

yang lainnya.

Gambar 6. Rumah Adat (Sa’o) Sumber: Dokumen Pribadi, 04 Maret 2009

Untuk kebudayaan tradisional, upacara adat di Kampung Bena terdiri dari: upacara

kelahiran, upacara pernikahan, upacara

kematian, upacara pembangunan rumah adat dan upacara Reba. Mata pencaharian Penduduk

terdiri dari bertani dan menenun. Untuk bertani

biasanya dilakukan oleh kaum pria, dengan

menggunakan peralatan yang masih tradisional. Sedangkan untuk menenun,

biasanya dilakukan oleh kaum ibu dan anak

perempuan dengan menggunakan alat-alat yang masih tradisional.

Gambar 7. Kegiatan Menenun

Sumber: Dokumen Pribadi, 04 Maret 2009

Kegiatan menenun ini dilakukan di ruang teras rumah. Kerajinan tradisional di kawasan

wisata budaya Kampung Adat Bena terdiri

dari tenun ikat dan kerajinan tangan lainnya,

misalnya membuat tempat minum, kalung, hiasan, dengan bahan dasarnya yaitu

tempurung kelapa yang sudah tua. Untuk

tenun ikat biasanya dilakukan oleh kaum ibu atau anak perempuan.

Di Kampung Bena terdapat beberapa

fasilitas yang dapat menunjang kegiatan wisata, fasilitas tersebut terdiri dari pondok

payung, Gua Maria, pusat informasi, kios dan

MCK. Ditinjau dari aksesibilitas

(transportasi), Kampung Adat Bena berada cukup dekat dengan ibu kota Kabupaten,

sehingga banyak wisatawan yang datang

untuk berkunjung. Selain itu kampung adat Bena ini didukung oleh kondisi jalan yang

sedang-baik dengan perkerasan jalan aspal.

Motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Kampung Adat Bena didominasi oleh

intrinsic motivation (kebutuhan fisiologis:

kesehatan, kenyamanan, kegiatan olahraga,

bersantai).

Saka Pu’u

Rumah Adat Perempuan

Saka Lobo

Rumah Adat Laki-laki

Page 5: 98-138-1-PB

PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP TEMPAT WISATA KAMPUNG ADAT BENA DAN WOGO DENGAN PENGGUNAAN LAW OF COMPARATIVE JUDGEMENT

34 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009

Kampung Adat Wogo

Daya tarik wisata budaya Kampung Adat

Wogo terdiri dari tourist heritage (kebudayaan warisan) dan kebudayaan tradisional. Dilihat

dari kebudayaan warisan, suku pertama

Kampung Adat Wogo yaitu Suku Wogo ne’e Tiku, Suku Leko Thoe Nale Ngiso, dan Suku

Viko ne’e Majo; dengan jenis peninggalan

sejarah berupa budaya megalith dalam ukuran sedang sampai besar.

Setiap rumah adat (Sa’o) di Kampung

Wogo ini tidak memiliki ornament khusus

yang membedakan rumah adat yang satu dengan yang lainnya. Untuk kebudayaan

tradisional, upacara adat di Kampung Wogo

terdiri dari: upacara kelahiran, upacara pernikahan, upacara kematian, upacara

pembangunan rumah adat dan upacara Reba.

Masyarakat di kawasan wisata budaya Kampung Adat Wogo sudah memiliki mata

pencaharian yang beragam. Hal ini

disebabkan karena kehidupan masyarakat

Kampung Wogo yang sudah berbaur atau bercampur dengan masyarakat sekitar,

khususnya masyarakat di Kecamatan Golewa.

Mata pencaharian dominan masyarakat Kampung Wogo yaitu bertani (bercocok

tanam di ladang), guru, pegawai negeri serta

bergerak di bidang swasta.

Motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Kampung Adat Wogo didominasi oleh

intrinsic motivation (kebutuhan fisiologis:

kesehatan, kenyamanan, kegiatan olahraga,

bersantai).

Faktor-Faktor Pembeda Berdasarkan

Karakter dan Kegiatan Wisata yang Dapat

Terjadi Di Kampung Adat Bena dan Wogo

Dari beberapa perbedaan karakter dan

kegiatan wisata antara Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo dapat diketahui

faktor-faktor pembeda yang membedakan

Kampung Adat Bena dan Kampung Adat

Wogo. Faktor-faktor pembeda tersebut antara lain:

1. Daya tarik wisata:

Kebudayaan turunan (tourist heritage) yang berupa ornamen

rumah adat (Sa’o)

Kebudayaan tradisional, yang

terdiri dari: bahasa, mata pencaharian dan kerajinan

tradisional.

2. Akomodasi wisata yang berupa ketersediaan fasilitas penunjang

kegiatan wisata.

Ngadhu (Simbol Nenek

Moyang Laki-laki)

Rumah Penduduk

(Sa’o)

Gua Maria

Bhaga (Simbol Nenek

Moyang Perempuan)

Pusat Informasi Wisata

Kampung Bena

Gambar 4

Sketsa Kampung Adat

Wogo Tampak Atas

Rumah Penduduk

(Sa’o)

Ngadhu (Simbol

Nenek Moyang Lelaki

Bhaga (Simbol Nenek

Moyang Perempuan)

Watu Lengi

(Tempat Rapat Kampung)

Gambar 3. Sketsa Kampung adat Bena Gambar 4. Sketsa Kampung adat Wogo

Page 6: 98-138-1-PB

Maria Yasintha Uge

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009

35

Analisa The Law Of Comparative

Judgement

Analisa the law of comparative judgement

merupakan sejenis metode pembobotan untuk

menggambarkan kepentingan relatif dari variabel-variabel yang akan diteliti.

1. Penilaian Aspek Preferensi Wisatawan

Berdasarkan Analisa The Law Of Comparative Judgement

Perbedaan kepentingan relatif aspek-aspek

preferensi wisatawan antara wisatawan domestik dan wisatawan lokal dapat dilihat

pada Tabel 2.

2. Kesimpulan Analisa the Law Of

Comparative judgement Berdasarkan analisa the law of

comparative judgement, diketahui bahwa

terdapat perbedaan tingkat kepentingan relatif baik pada aspek-aspek preferensi wisatawan

maupun tingkat kepentingan pada variabel

preferensi wisatawan antara wisatawan

domestik dan wisatawan mancanegara. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2.Penilaian Aspek Preferensi

Wisatawan Berdasarkan Analisa The Law

Of Comparative Judgement Tingkat Kepentingan Relatif

Aspek-Aspek Preferensi Wisatawan

Wisatawan Domestik Wisatawan

Mancanegara

I. Keunggulan daerah tujuan wisata

II. Gambaran perjalanan wisata

III. Aksesibilitas (transportasi)

IV. Akomodasi wisata

I. Keunggulan daerah tujuan wisata

II. Gambaran perjalanan wisata

III. Akomodasi wisata IV. Aksesibilitas

(transportasi)

Lokasi wisata budaya kampung adat yang

lebih disukai berdasarkan preferensi

wisatawan

1. Pembobotan dan Penilaian (Skor)

Preferensi Wisatawan Pemberian bobot preferensi wisatawan

dalam analisa penentuan lokasi wisata yang

lebih disukai wisatawan ini didasarkan pada penilaian atau hasil perhitungan penilaian

preferensi wisatawan dalam analisa the law of

comparative judgement. Setelah mengetahui skor untuk setiap aspek preferensi wisatawan,

langkah selanjutnya yaitu mencari jumlah nilai

atau total nilai untuk setiap aspek.Jumlah atau

total nilai untuk setiap aspek preferensi wisatawan dapat dilihat pada Tabel 6.

2. Preferensi Wisatawan

Berdasarkan analisa untuk menentukan wisata budaya kampung adat yang lebih

disukai, yang dilakukan dengan cara

pembobotan, diketahui bahwa: Wisatawan

domestik termasuk wisatawan lokal lebih memilih Kampung Adat Bena sebagai objek

wisata budaya kampung adat yang lebih

disukai. Dimana hal ini ditunjukan dengan total nilai sebesar 154.072, sedangkan

Kampung Adat Wogo sebesar 126.131.

Pemilihan lokasi wisata yang lebih disukai oleh wisatawan domestik antara Kampung

Adat Bena dengan Kampung Adat Wogo

cukup seimbang. Wisatawan mancanegara,

lebih memilih kampung adat bena sebagai objek wisata budaya kampung adat yang lebih

disukai, hal ini ditunjukan dengan total nilai

sebesar 193.680, sedangkan kampung adat Wogo sebesar 161.568.

Tabel 3. Penilaian Preferensi Wisatawan Menurut Wisatawan Domestik dan Wisatawan

Mancanegara Berdasarkan Analisa The Law Of Comparative Judgement

No

Wisatawan Domestik Wisatawan Mancanegara

Aspek

Preferensi Wisatawan

Tingkat

Kepentingan Relatif

Aspek

Preferensi

Wisatawan

Tingkat

Kepentingan Relatif

1 Keunggulan daerah tujuan wisata

I. Sikap masyarakat lokal II. Kualitas layanan

III. Lingkungan fisik IV. Jenis atraksi

Keunggulan daerah tujuan wisata

I. Sikap masyarakat lokal II. Kualitas layanan

III. Lingkungan fisik IV. Jenis atraksi

2 Gambaran perjalanan wisata

I. Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan

II. Biaya yang dikeluarkan III. Jarak objek wisata dengan

tempat tinggal IV. Resiko baik dan buruk

yang mungkin terjadi di DTW

V. Lama tinggal di DTW

Gambaran perjalanan wisata

I. Jarak objek wisata dengan tempat tinggal sementara (hotel)

II. Resiko baik dan buruk

yang mungkin terjadi di DTW

III. Lama tinggal di DTW IV. Tingkat kepercayaan

terhadap biro perjalanan V. Biaya

3 Aksesibilitas (transportasi)

I. Jarak objek wisata dengan tempat tinggal

Aksesibilitas (transportasi)

I. Jarak objek dengan tempat tinggal sementara

Page 7: 98-138-1-PB

PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP TEMPAT WISATA KAMPUNG ADAT BENA DAN WOGO DENGAN PENGGUNAAN LAW OF COMPARATIVE JUDGEMENT

36 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009

No

Wisatawan Domestik Wisatawan Mancanegara

Aspek

Preferensi Wisatawan

Tingkat

Kepentingan Relatif

Aspek

Preferensi

Wisatawan

Tingkat

Kepentingan Relatif

II. Tarif angkutan III. Kondisi jalan IV. Frekuensi angkutan V. Jenis angkutan

(hotel) II. Kondisi jalan

III. Frekuensi angkutan IV. Tarif angkutan V. Jenis angkutan

4 Akomodasi wisata I. Keberadaan fasilitas wisata

II. Kisaran harga per unit fasilitas wisata

III. Jumlah setiap unit fasilitas

Akomodasi wisata

I. Keberadaan fasilitas wisata

II. Kisaran harga per unit fasilitas wisata

III. Jumlah setiap unit fasilitas

Tabel 4. Penilaian Preferensi Wisatawan Domestik Antara Kampung Adat Bena dan Kampung

Adat Wogo

Preferensi Wisatawan Skor

(n = 38)

Aspek

Preferensi

Wisatawan

Bobot

I

Tingkat

Kepentingan Relatif

Bobot

II KA Bena KA Wogo

Keunggulan daerah tujuan wisata

30 I. Sikap masyarakat lokal II. Kualitas layanan

III. Lingkungan fisik IV. Jenis atraksi

35 26 20 19

38 10 38 38

38 10 26 30

Gambaran perjalanan wisata

26 I. Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan

II. Biaya yang dikeluarkan III. Jarak objek wisata dengan tempat

tinggal IV. Resiko baik dan buruk yang

mungkin terjadi di DTW V. Lama tinggal di DTW

24

22 21

18

15

6

2 14

18

10

6

-4 38

18

4 Aksesibilitas (transportasi)

23 I. Jarak objek dengan tempat tinggal II. Tarif angkutan

III. Kondisi jalan IV. Frekuensi angkutan

V. Jenis angkutan

23 22 21 19

15

14 8 26 -12

2

38 8 30 14

6 Akomodasi wisata

21 I. Keberadaan fasilitas wisata II. Kisaran harga per unit fasilitas

wisata VI. Jumlah setiap unit fasilitas

41 37

22

18 -8

18

-14 -19

-14

Tabel 5. Penilaian Preferensi Wisatawan Mancanegara Antara Kampung Adat Bena dan

Kampung Adat Wogo

Preferensi Wisatawan Skor

(n = 47)

Aspek

Preferensi Wisatawan

Bobot

I

Tingkat

Kepentingan Relatif

Bobot

II

KA

Bena

KA

Wogo

Keunggulan daerah tujuan wisata

32 I. Sikap masyarakat lokal II. Kualitas layanan

III. Lingkungan fisik IV. Jenis atraksi

33 25

22 20

47 29

37 33

47 25

33 29

Gambaran perjalanan wisata

25 I. Jarak objek wisata dengan tempat tinggal sementara (hotel)

II. Resiko baik dan buruk yang mungkin terjadi III. Lama tinggal di DTW IV. Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan V. Biaya yang dikeluarkan

23

21 20 19 17

5

17 7 9 13

17

17 3 9 5

Akomodasi wisata 23 I. Keberadaan fasilitas wisata II. Kisaran harga per unit fasilitas wisata

III. Jumlah setiap unit fasilitas

35 34 31

17 9 9

9 -5 -7

Aksesibilitas (transportasi)

20 I. Jarak objek wisata dengan tempat tinggal sementara (hotel)

II. Kondisi jalan III. Frekuensi angkutan IV. Tarif angkutan

V. Jenis angkutan

23

22 20 19

16

5

17 7 9

17

9

17 7 9

23

Page 8: 98-138-1-PB

Maria Yasintha Uge

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009 37

Tabel 6. Total Nilai Preferensi Wisatawan (Domestik dan Mancanegara)

Antara Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo Wisatawan Domestik

(n=38)

Wisatawan Mancanegara

(n=47)

Aspek

Preferensi

Wisatawan

Tingkat

Kepentingan

Relatif

KA

Bena

KA

Wogo

Tingkat

Kepentingan Relatif KA Bena

KA

Wogo

I. Keunggulan daerah tujuan wisata

I. Sikap masyarakat lokal

II. Kualitas layanan

III. Lingkungan fisik

IV. Jenis atraksi

39900

7800

22800

21660

39900

7800

15600

17100

I. Sikap masyarakat lokal

II. Kualitas layanan

III. Lingkungan fisik

IV. Jenis atraksi

49632

23200

26048

21120

49632

20000

23232

18560 II. Gambaran

perjalanan wisata

I. Tingkat

kepercayaan terhadap biro perjalanan

II. Biaya yang dikeluarkan

III. Jarak objek wisata dengan tempat tinggal

IV. Resiko baik dan buruk yang mungkin terjadi di DTW

V. Lama tinggal di DTW

3744

1144

7644

8424

3900

3744

-2288

20748

8424

1560

I. Jarak objek

wisata dengan tempat tinggal sementara (hotel)

II. Resiko baik dan buruk yang mungkin terjadi di DTW

III. Lama tinggal di DTW

IV. Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan

V. Biaya yang dikeluarkan

2875

8925

3500

4275

5525

9775

8925

1500

4275

2125

III. Aksesibilitas (transportasi)

I. Jarak objek dengan tempat tinggal

II. Tarif angkutan

III. Kondisi jalan IV. Frekuensi

angkutan

V. Jenis angkutan

7406

4048

12558 -5244

690

20102

4048

14490 6118

2070

I. Keberadaan fasilitas wisata

II. Kisaran harga per unit fasilitas wisata

III. Jumlah setiap unit fasilitas

13685

7038

6417

7245

-3910

-4991

IV. Akomodasi wisata

I. Keberadaan fasilitas wisata

II. Kisaran harga per unit fasilitas wisata

III. Jumlah setiap unit fasilitas

15498

-6216

8316

-12054

-14763

-6468

I. Jarak objek wisata dengan tempat tinggal sementara (hotel)

II. Kondisi jalan III. Frekuensi

angkutan IV. Tarif angkutan V. Jenis angkutan

2300

7480 2800

3420 5440

4140

7480 2800

3420 7360

Jumlah Nilai 154.072 126.131 193.680 161.568

KESIMPULAN

Pemilihan lokasi wisata untuk dijadikan

sebagai daerah tujuan wisata sangat dipengaruhi oleh preferensi wisatawan. Studi ini bertujuan

untuk melakukan perbandingan dua tempat

wisata budaya kampung adat dari sisi preferensi wisatawan dengan menggunakan analisa the law

of comparative judgement. Berdasarkan studi dan

analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa : 1. Terdapat dua faktor pembeda yang

membedakan Kampung Adat Bena dengan

Kampung Adat Wogo. Faktor-faktor

pembeda tersebut antara lain: a. Daya tarik wisata, yang terdiri dari:

kebudayaan turunan (tourist heritage)

yang berupa ornamen rumah adat (Sa’o) dan kebudayaan tradisional, yang terdiri

dari: bahasa, mata pencaharian dan

kerajinan tradisional.

b. Akomodasi wisata yang berupa ketersediaan fasilitas penunjang kegiatan

wisata.

Page 9: 98-138-1-PB

PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP TEMPAT WISATA KAMPUNG ADAT BENA DAN WOGO DENGAN PENGGUNAAN LAW OF COMPARATIVE JUDGEMENT

38 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009

2. Terdapat perbedaan pada urutan tingkat

kepentingan relatif penilaian preferensi

wisatawan terhadap Kampung Adat Bena dan Kampung Adat Wogo. Perbedaan tersebut

sebagai berikut: (a). Karakter yang berbeda

antara wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara menyebabkan adanya

perbedaan pada penilaian atau kepentingan

relatif preferensi setiap wisatawan.

(b).Terdapat perbedaan penilaian tingkat kepentingan aspek preferensi wisatawan

antara wisatawan domestik dan wisatawan

mancanegara. Perbedaan penilaian tingkat kepentingan aspek preferensi wisatawan

tersebut sebagai berikut: (i).Urutan tingkat

kepentingan aspek preferensi wisatawan

untuk wisatawan domestik dari yang terpenting, antara lain: Keunggulan daerah

tujuan wisata – Gambaran perjalanan wisata

– Aksesibilitas (transportasi) – Akomodasi wisata. (ii) Urutan tingkat kepentingan aspek

preferensi wisatawan untuk wisatawan

mancanegara dari yang terpenting, antara lain: Keunggulan daerah tujuan wisata –

Gambaran perjalanan wisata – Akomodasi

wisata - Aksesibilitas (transportasi). (c).

Terdapat perbedaan penilaian tingkat kepentingan pada variabel-variabel preferensi

wisatawan antara wisatawan domestik dan

wisatawan mancanegara. Perbedaaan tingkat kepentingan variabel preferensi wisatawan

tersebut terlihat pada gambaran perjalanan

wisata dan aksesibilitas (transportasi), sebagai berikut: (i) Aspek gambaran

perjalanan wisata: Untuk aspek gambaran

perjalanan wisata, terdapat perbedaan

penilaian tingkat kepentingan variabel preferensi wisata antara wisatawan domestik

dan wisatawan mancanegara, dimana

perbedaannya sebagai berikut: Urutan tingkat kepentingan aspek gambaran perjalanan

wisata berdasarkan preferensi wisatawan

domestik dari yang terpenting adalah:

Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan – Biaya yang dikeluarkan – Jarak objek

wisata dengan tempat tinggal – Resiko yang

terjadi di DTW – Lama tinggal di tempat wisata.Urutan tingkat kepentingan aspek

gambaran perjalanan wisata berdasarkan

preferensi wisatawan mancanegara dari yang terpenting adalah:Jarak objek wisata dengan

tempat tinggal sementara (hotel) – Resiko

yang terjadi di DTW – Lama tinggal di

tempat wisata – Tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan – Biaya yang

dikeluarkan. (ii).Aspek aksesibilitas: Untuk

aspek aksesibilitas, terdapat perbedaan

penilaian tingkat kepentingan variabel

preferensi wisata antara wisatawan domestik

dan wisatawan mancanegara, dimana perbedaannya sebagai berikut: Urutan tingkat

kepentingan aspek aksesibilitas berdasarkan

preferensi wisatawan domestik dari yang terpenting adalah: Jarak objek wisata dengan

tempat tinggal – Tarif angkutan – Kondisi

Jalan – Frekuensi angkutan – Jenis angkutan. Serta Urutan tingkat kepentingan aspek

aksesibilitas berdasarkan preferensi wisatawan mancanegara dari yang terpenting

adalah: Tarif angkutan – Frekuensi angkutan

– Jarak objek wisata dengan tempat tinggal

sementara (hotel) – Kondisi jalan, serta Jenis angkutan; (d).Terdapat persamaan tingkat

kepentingan relatif penilaian variabel

preferensi wisatawan antara wisatawan

domestik dan mancanegara. Persamaannya terletak pada tingkat kepentingan relatif

terhadap variabel keunggulan daerah tujuan

wisata dan variabel akomodasi wisata, dengan urutan tingkat kepentingan relatif

sebagai berikut: (i) Aspek keunggulan daerah

tujuan wisata: Urutan tingkat kepentingan

relatif variabel preferensi wisatawan adalah: Sikap masyarakat lokal – Kualitas layanan –

Lingkungan fisik – Jenis atraksi. (ii)Aspek

akomodasi wisata: Urutan tingkat kepentingan relatif variabel preferensi

wisatawan adalah: Keberadaan fasilitas

wisata – Kisaran harga per unit fasilitas

wisata – Jumlah setiap unit fasilitas. Berdasarkan preferensi wisatawan,

wisatawan domestik dan wisatawan

mancanegara lebih memilih Kampung Adat Bena sebagai lokasi wisata budaya kampung

adat yang lebih disukai.

DAFTAR PUSTAKA

Suharso, W. Tunjung. 2009. Perencanaan Objek

Wisata Dan Kawasan Pariwisata Dalam

Konteks Penataan Ruang. Malang: PPSUB.

Sedarmayanti, Hj, Dr. M.Pd dan Hidayat Syarifudin, Drs. 2002. Metode Studi.

Bandung; Mandar Maju.

Informasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ngada. 2008. Bena Traditional

Village and Its Suroundings.