97813279 Arthritis Reumatoid

download 97813279 Arthritis Reumatoid

of 57

Transcript of 97813279 Arthritis Reumatoid

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangArthritis rheumatoid adalah tipe arthritis yang paling parah dan dapat menyebabkan cacat, kebanyakan menyerang perempuan hingga tiga sampai empat kali daripada laki-laki dan pada usia 35 hingga 50 tahun. Penyakit ini memiliki kecenderung merusak tulang rawan, menyebabkan erosi tulang, dan menimbulkan kerusakan sendi. Tangan, pergelangan tangan, dan kaki sering terkena. Timbul nyeri yang diperburuk oleh gerakan sinovitis, sebagian pasien memperlihatkan rasa lelah, anoreksia, lemah otot, penurunan berat badan dan gejala tulang otot yang samar.Beragam jaringan dan organ muskoletal dapat menyebabkan terbentuknya berbagai gangguan yang berkembang terutama dalam system itu sendiri atau ditempat lain. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal menempati urutan kedua 14,5% setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia >55 tahun (Household Survey on Health, Dept. Of Health, 1996). Dan berdasarkan survey WHO di Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme menempati urutan pertama (49%) dari pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo et. al, 1991).Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas tentang penyakit rheumatoid artritis dan dapat mengaplikasikan dalam memberikan asuhan kefarmasian.

I.2 EpidemologiPrevalensi AR hanya 0,1-0,3% dikelompok orang dewasa dan 1:100 ribu jiwa dikelompok anak-anak. Total, diperkirakan hanya terdapat 360 ribu pasien di Indonesia. Penyakit ini lebih sering menyerang perempuan dengan perbandingan 3:1 (female:male). Kejadian penyakit ini meningkat dengan bertambahnya umur pada usia 35 hingga 50 tahun. Rheumatoid arthritis diperkirakan memiliki prevalensi 1% sampai 2% dan tidak memiliki predilections rasial. Hal ini dapat terjadi pada semua usia, dengan meningkatnya prevalensi sampai dekade ketujuh kehidupan. Penyakit ini tiga kali lebih umum pada wanita. Pada orang berusia 15 sampai 45 tahun, wanita mendominasi dengan rasio 6:1; rasio jenis kelamin kurang lebih sama antara pasien dalam dekade pertama kehidupan dan pada mereka lebih dari 60 tahun. Data epidemiologi menunjukkan bahwa kecenderungan genetik dan paparan faktor lingkungan diketahui mungkin diperlukan untuk ekspresi dari penyakit. Molekul Mayor Histokompatibilitas Compleks (MHC), yang terletak pada limfosit T, tampaknya memiliki peran penting dalam sebagian besar pasien dengan rheumatoid arthritis. Molekul-molekul ini dapat dicirikan dengan menggunakan antigen limfosit manusia (HLA). Mayoritas pasien dengan rheumatoid arthritis memiliki HLA-DR4, HLA-DR1, atau keduanya antigen ditemukan di daerah MHC. Pasien dengan antigen HLA-DR4 adalah 3,5 kali lebih mungkin mengembangkan rheumatoid arthritis dibandingkan mereka yang memiliki antigen HLA-DR lainnya. Meskipun wilayah MHC adalah penting, itu bukan penentu tunggal, karena pasien dapat memiliki penyakit tanpa jenis HLA. Rheumatoid arthritis adalah enam kali lebih sering terjadi pada kembar dizigotik dan anak-anak tidak kembar dari orang tua dengan faktor rheumatoid positif - erosif rheumatoid arthritis bila dibandingkan dengan anak yang orang tuanya tidak memiliki penyakit. Jika salah satu dari sepasang kembar monozigot dipengaruhi, kembar lainnya memiliki risiko 30 kali lebih besar terkena penyakit.

BAB IITINJAUAN PENYAKIT

II. 1Anatomi & Fisiologi Tulang Dan SendiSistem muskoletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggungjawab terhadap pergerakan. Komponen utama system muskoletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligament, bursa dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.

a. TulangTulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel yaitu osteoblas, osteosit dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang denagn membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas mensekresikan esjumlah besar fosfatase alkali, yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan fosfat kedalam matriks tulang. Sebagian dari fosfatase alkali akan memasuki aliran darah dengan demikian maka kadar fosfatase alkali didalam darah dapat menjadi indicator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis kanker ke tulang.Osteosit adlah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel-sel ini menghasilkan enzim-enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam aliran darah.b. SendiSendi dalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament, tendon, fasia atau otot. Terdapat tiga tipe sendi yakni:1. Sendi fibrosa (sinartroidal), nerupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Sendi fibrosa tidak memiliki tulang rawan, dan tulang yang satu dengan tulang lainnya dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa.2. Sendi kartilaginosa (amfiartroidal) merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak. Sendi kartilaginosa adalah sendi yang ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh rawan hialin, disokong olah ligament dan hanya sedikit bergerak.3. Sendi sinovial (diartroidal), merupakan sendi yang dapat digerakkan dengan bebas. Sendi-sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi rawan hialin.c. Jaringan IkatJaringan yang ditemukan pada snedi dan daerah sekitarnya terutama adalah jaringan ikat yang tersusun dari sel-sel dan substansi dasar. Dua macam sel yang yang ditemukan pada jaringan ikat adalah sel-sel yang tetap atau tidak berkembangnya pada jaringan ikat seperti sel mas, sel plasma, limfosit, monosit dan leukosit polimorfonuklear. Sel-sel ini memiliki peranan penting pada reaksi-reaksi imunitas dan peradangan yang terlihat pada penyakit reumatik. Jenis sel yang kedua dalam jaringan ikat ini adalah sel-sel yang tetap berada dalam jaringan seperti fibroblast, kondrosit dan osteoblas. Sel-sel ini mensintesis berbagai macam serat dan proteoglikan substansi dasar dan membuat tiap jenis jarinagn ikat memiliki susunan sel tersendiri.

II.2Definisi Arthritis RheumatoidArthritis Rheumatoid (AR) merupakan penyakit autoimun, dimana pelapis sendi mengalami peradangan sebagai bagian dari aktivitas sistem imun tubuh. Juga merupakan suatu keadaan kronis dan biasanya merupakan kelainan inflamasi progresif dan etiologi yang belum diketahui yang dikarakterisasi dengan sendi simetrik poliartikular dan manifestasi sistemik. Arthritis rheumatoid adalah tipe arthritis yang paling parah dan dapat menyebabkan cacat, kebanyakan menyerang perempuan hingga tiga sampai empat kali daripada laki-laki.Artritis Rematoid merupakan suatu penyakit autoimun dimana persendian yang biasanya menyerang sendi tangan dan kaki. Secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. rematik jenis ini memang banyak hinggap pada wanita daripada pria, biasanya dirasakan pada awal usia 25-50 tahun dan selanjutnya.Gejala dan tanda dari AR dapat dilihat sebagai berikut; Nyeri sendi Pembengkakan sendi Nyeri sendi bila disentuh atau di tekan Tangan kemerahan Lemas Kekakuan padapagihari yang bertahan sekitar 30 menit Demam Berat badan turunArtritis reumatoid biasanya menyebabkan masalah dibeberapa sendi dalam waktu yang sama. Pada tahap awal biasanya mengenai sendi-sendi kecil seperti, pergelangan tangan, tangan, pergelangan kaki, dan kaki. Dalam perjalanan penyakitnya, selanjutnya akan mengenai sendi bahu, siku, lutut, panggul, rahang dan leher.II.3EtiologiPenyebab dari penyakit Artritis reumatoid tidak diketahui, patogenesis di perantarai oleh imunitas. Namun kemungkinan penyebab Artritis reumatoid adalah faktor genetik dan beberapa faktor lingkungan telah lama diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini. Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan Artritis reumatoid seropositif. Pengembangan HLA-DR4 memiliki resiko relatif 4:1 untuk menderita penyakit ini Kecenderungan wanita sering menderita penyakit Artritis reumatoid dan sering di jumpai pada wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan adanya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini. Walaupun demikian karena pemberian hormon estrogen eksternal tidak pernah menghasilkan perbaikan sebagaimana yang di harapkan. Sedangkan kini belum berhasil dipastikan bahwa faktor hormonal memang merupakan penyebab penyakit ini. Sejak tahun 1930, infeksi telah diduga penyebab Artritis reumatoid. Dugaan faktor infeksi sebagai penyebab Artritis reumatoid juga timbul karena umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran inflamasi yang mencolok.Penyebab rematik adalah sel-sel kekebalan tubuh, seperti limfosit, normalnya melindungi tubuh dari serangan asing. Akan tetapi dalam penyakit rematik, sel ini justru menyerang persendian dan jaringan yang sehat. Penyebab pastinya memang belum diketahui, tapi peneliti meyakini bahwa hal ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Seseorang kemungkinan memiliki kecenderungan genetik yang jika diserang bakteri atau virus tertentu, bisa mengalami rematik. Tapi hingga saat ini, peneliti belum menemukan infeksi khusus. Rematik dapat menyerang kulit, mata, paru-paru, jantung, darah atau saraf.Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkenanya artritisreumatoid adalah:JenisKelaminPerempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki.UmurArtritis reumatoid biasanya timbulantaraumur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dananak-anak (artritis reumatoid juvenil)

Riwayat KeluargaApabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis rematoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.Radikal bebasContohnya radikal superokside dan lipid peroksidase yang merangsang keluarnya prostaglandin sehingga timbul rasa nyeri, peradangan dan pembengkakan.Faktor genetik dan lingkunganTerdapat hubungan antara HLA-DW4 dengan AR seropositif yaitu penderita mempunyai resiko 4 kali lebih banyak terserang penyakit ini.

II.4PatofisiologiArthritis Rheumatoid merupakan akibat dari disregulasi komponen humoral yang dimediasi sel sistem imun. Kebanyakan pasien menghasilkan antibodi yang disebut faktor rheumatoid; pasien-pasien seropositif ini cenderung untuk lebih memiliki agressive sourse dibandingkan pasien yang seronegatif.Immunoglobulin dapat mengaktivasi sistem komplemen, yang melipatgandakan respon imun dengan meningkatkan kemotaksis, fagositosis, dan pelepasan limfokin oleh sel mononuklear yang kemudian disajikan kepada limfosit T. Antigen yang diproses dikenali oleh protein major hiscompatibility complex (MHC) pada permukaan limfosit, yang berakibat pada aktivasi sel T dan sel B.Tumor nekrosis faktor (TNF), interleukin-1 (IL-1), dan interleukin-6 (IL6) merupakan sitokin proinflamasi yang penting dalam inisiasi dan kelanjutan inflamasi.Sel T yang teraktivasi menghasilkan sitotoksin, yang secara langsung toksis terhadap jaringan, dan sitokin, yang menstimulasi aktivasi lebih lanjut proses inflamasi dan menarik sel-sel ke daerah inflamasi. Makrofag menstimulasi untuk melepaskan prostaglandin dan sitotoksin.Sel B yang teraktivasi menghasilkan sel plasma, yang membentuk antibodi dengan kombinasi dengan komplemen, mengakibatkan akumulasi polymorphonuclear leukocyte (PMN). PMN melepaskan sitotoksin, radikal bebas oksigen, dan radikal hidroksil yang mendukung kerusakan selular pada sinovium dan tulang.Substansi vasoaktif (histamin, kinin, prostaglandin) dilepaskan pada daerah inflamasi, meningkatkan aliran darah dan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini menyebabkan edema, rasa hangat, erythema, dan rasa sakit dan membuat granulosit lebih mudah untuk keluar dari pembuluh darah menuju daerah inflamasi.Inflamasi kronik pada jaringan lapisan sinovial kapsul sendi menghasilkan proliferasi jaringan (bentuk pannus). Pannus menyerang kartilago dan permukaan tulang, menghasilkan erosi tulang dan kartilago dan menyebabkan destruksi sendi. Hasil akhir mungkin kehilangan ruang sendi, kehilangan pergerakan sendi, fusi tulang (ankilosis), dislokasi sendi, penyusutan tendon dan kelainan bentuk yang kronik.

II.5Diagnosis dan Mekanisme TestDiagnostik artritis reumatoid dapat menjadi suatu proses yang kompleks. Pada tahap dini mungkin hanya akan ditemukan sedikit atau tidak ada uji laboratorium yang positif; perubahan apda sendi dapat minor; dan gejala gejalanya dapat hanya bersifat sementara. Diagnosis tidak hanya bersandar pada satu karakteristik saja tetapi berdasarkan pada suatu evaluasi dari sekelompok tanda dan gejala. Kriteria diagnostik yang dipakai adalah sebagai berikut:1. Kekakuan pagi hari (lamanya paling tidak satu jam), Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam; dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu berkurang dari satu jam.2. Artritis pada tiga atau lebih sendi3. Artritis sendi-sendi jari-jari tangan4. Artritis yang simetris5. Nodul rheumatoid, adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa pasien artritis reumatoid. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan; walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.6. Faktor reumatoid dalam serum7. Perubahan-perubahan radiologik (erosi atau dekalsifikasi tulang)Diagnosis artritis reumatoid dikatakan positif apabikla sekurang-kurangnya empat dari tujuh kriteria ini terpenuhi. Empat kriteria yang disebutkan terdahulu harus sudah berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.Pemeriksaan penunjangTidak banyak berperan dalam diagnosis reumatoid, namun dapat menyokong bila terdapat keraguan atau untuk melihat prognosis gejala pasien.1. Pemeriksaan laboratoriuma. Cairan synovial1. Kuning sampai putih; derajat kekeruhan menggambarkan peningkatan jumlah sel darah putih; fibrin clot menggambarkan kronisitas.2. Mucin clot. Bekuan yang berat dan menurunnya viskositas menggambarkan penurunan kadar asam hyaluronat.3. Leukosit 5.000 50.000/mm3, menggambarkan adanya proses inflamasi, didominasi oleh sel neutrophil (65%).4. Glukosa: normal atau rendah.5. Rheumatoid factor positif, kadarnya lebih tinggi dari serum, berbanding terbalik dengna kadar komplemen cairan sinovium.6. Penurunan kadar komlemen menggambarkan pemakaiannya pada reaksi imunologis.7. Peningkatan kadare IgG dan kompleks imun.8. Phagocites neutrophils yang difagosit oleh kompleks immun.b. Darah tepi1. Leukosit: normal atau meningkat (1,2 liter/hari) jus grapefruit mengandung bahan utama naringin, yang memberi rasa kecut serta aroma khas. Naringin inilah yang diduga memblok "transporter" obat yang dinamakan OATP1A2 yang mengangkut bahan aktif obat dari usus kecil ke pembuluh darah. Pemblokiran transporter ini mengurangi absorpsi obat dan menetralisasi potensi manfaatnya. Antioksidan (resveratol) pada red wine dapat menginaktivasi CYP3A4 sehingga bisa meningkatkan kadar ciclosporin, namun red wine juga menurunkan solubilitas ciclosporin dengan cara membentuk ikatan ciclosporin-red wine pada saluran gastrointestinal sehingga berpotensi menurunkan bioavaibilitas ciclosporin. b. Interaksi obat golongan AINSAsam asetilsalisilat (aspirin) sebagai prototip nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) merupakan analgetika nonsteroid, non-narkotik. Kerja utama asam asetilsaIisilat dan kebanyakan obat antiradang nonsteroid lainnya sebagai penghambat enzim siklooksigenase yang mengakibatkan penghambatan sintesis senyawa endoperoksida siklik PGG2 dan PGH2. Kedua senyawa ini merupakan prazat semua senyawa prostaglandin, dengan demikian sintesis rostaglandin akan terhenti.Bukti klinis, mekanisme dan penangananSebuah studi pada 25 sukarelawan diberikan 650 mg aspirin dalam 5 preparasi aspirin yang berbeda menunjukkan bahwa makanan roughly halved pada tingkat serum salisilat ketika diukur pada 10 dan 20 menit selanjutnya, dibandingkan dengan ketika dosis yang sama diambil pada keadaan puasa. Hasil serupa ditemukan pada percobaan pada sukarelawan yang diberikan 1500 mg kalsium aspirin. Pada percobaan lain terhadap 8 sukarelawan yang diberikan aspirin effervescent, level serum salisilat mereka secara perlahan terhambat dengan adanya makanan pada 15 menit, namun hampir sama setelah 1 jam. Alasan yang mungkin untuk mengurangi absorpsi yakni aspirin diadsorbsi oleh makanan.Makanan juga menghambat pengosongan lambung.Maka jika diperlukan efek analgesik yang cepat, aspirin harus diberikan tanpa makanan, tapi jika aspirin dibutuhkan untuk jangka waktu lama, maka dengan adanya makanan dapat membantu untuk melindungi mukosa lambung.

Interaksi obat arthritis rheumatoid dengan obat tradisional:1. Ginkgo biloba-AINSTerdapat 21 laporan yang merupakan laporan kasus reaksi yang tidak diinginkan dari penggunaan ginkgo biloba.Sebagian besar merupakan reaksi gangguan pembekuan darah, perdarahan dan platelet.Hal ini sesuai dengan kemampuan ginkgo untuk menghambat faktor pengaktifan platelet. Menurut Ryu (2009) secara in vivo pemberian ginkgobiloba dengan cilostazol dapat meningkatkan efek dari antitrombosit tanpa peningkatan waktu pendarahan. Terdapat laporan kejadian stroke pada pasien yang mengkonsumsi klopidogrel, asetosal bersamasama dengan ginkgo.Oleh sebab itu, harus menjadi perhatian yang khusus bila ginkgo digunakan bersamaan dengan obat-obat yang berpengaruh terhadap agregasi platelet, seperti misalnya warfarin, asetosal, OAINS yang lain, tiklopidin dan klopidogrel2. Echinaceae -ImunosupresanBeberapa studi melaporkan bahwa Echinaceae sedikit/tidak signifikan dalam menghambat enzim CYP dan transpor protein, tergantung dari total kandungan alkamid dalam ekstraknya. Dilaporkan bahwa bioavailabilitas dari midazolam meningkat karena sedikit menghambat sistem eleminasi. Diperlukan pengawasan lebih pemberian Echinaceae jika diberikan dengan obat yang metabolismenya pada CYP3A atau CYPA2. Telah dilaporkan juga secara in vitro bahwa ekstrak etanol berpotensi menghambat CYP3A dan menginduksi CYP1A1, dan CYP2D1. Echinaceae berkhasiat sebagai immunostimulator sehingga perlu diawasi jika dikonsumsi bersamaan dengan obat immunosupressan, seperti pada pasien yang akan melakukan transplantasi organ. Pasien yang mengalami autoimun atau infeksi HIV sebaiknya menghindari penggunaan Echinaceae. Echinaceae juga dilaporkan memiliki efek hepatotoksik jika digunakan dalam waktu 8 minggu , sehingga dihindari penggunaannya bersamaan dengan obat-obat yang bersifat hepatotoksik seperti parasetamol, anabolik steroid, amiodaron, methotreksat dan ketokonazol.3. Tamarin-AspirinPenggunaan bersama tamarind an aspirin dapat menyebabkan peningkatan bioavailabilitas aspirin4. Ciclosporin + Alfalfa (Medicago sativa) and Black cohosh (Cimicifuga racemosa)Alfalfa dilaporkan menyebabkan worsening pada lupus dan immunostimulation. Immunostimulation mempunyai kontribusi terhadap acute rejection

BAB IIIPERAN DAN TANGGUNG JAWAB APOTEKER DALAM PHARMACEUTICAL CARE

a. Data SubyektifData subyektif merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan apa yang dirasakan pasien. Seperti rasa nyeri pada sendi, kekakuan, kelelahanb. Data ObyektifYang teramsuk dalam data obyektif adalah data berdasarkan pemeriksaan fisik, data laboratorium dan tes diagnosis. Pemeriksaan fisik seperti bentuk dari bagian sendi yang tersa sakit, adanya bengkak. Sedangakan data laboratorium meliputi nilai reumatid faktor, leukosit, Protein C-reaktif, Laju endap eritrosit, dan cairan synovialc. AssesmentPenyusunan Data Base Informasi dikumpulkan dan digunakan sebagai database yang spesifik untuk pasien tertentu untuk mencegah, mendeteksi, memecahkan masalah yang berkaitan dengan obat dan untuk membuat rekomendasi terapi obat. Database yang dikumpulkan: Demografi: nama, alamat, kelamin, tanggal lahir, pekerjaan, agama.Riwayat medis: Berat dan tinggi badan Masalah medis akut dan kronis Simtom Vital signs Alergi Sejarah medis terdahulu Hasil lab Terapi obat: Obat-obat yang di resepkan Obat-obat bebas Obat-obat yang digunakan sebelum di rawat Kepatuhan dengan terapi obat Alergi Asessmen pengertian tentang terapi obat Sosial: diet, olahraga, merokok/tidak, minum alkohol, atau pencandu obatMenentukan adanya masalah yang berkaitan dengan obat (DRP) Database pasien harus dinilai untuk melihat adanya masalah yang berkaitan dengan obat seperti Adanya obat-obat tanpa indikasi Adanya kondisi medis tetapi tidak ada obat yang diresepkan Pilihan obat tidak cocok untuk kondisi medis tertentu. Pilihan obat Arthritis reumatoid harus disesuaikan apakah tanpa komplikasi atau ada indikasi khusus Dosis, bentuk sediaan, jadwal minum obat, rute pemberian atau metoda pemberian kurang cocok. Duplikasi terapeutik dan polifarmasi. Pasien alergi dengan obat yang diresepkan. Harus dilihat apakah pasien dapat metoleransi reaksi efek samping atau obat harus diganti. Adanya interaksi: obat-obat, obat-penyakit, obat-nutrien, obat-tes laboratorium yang potensial dan aktual dan bermakna secara klinis. Pasien kurang mengerti terapi obat Pasien gagal mematuhi regimen obatd. PlanPenyusunan rencana pelayanan kefarmasian melibatkan identifikasi kebutuhan pasien yang berhubungan dengan obat, dan memecahkan masalah terapi obat melalui proses yang terorganisir dan diproritaskan berdasarkan kondisi medis pasien dari segi resiko dan keparahan. Rencana kefarmasian dapat berupa: 1. Menentukan tujuan dari terapi Untuk penyakit arthritis reumatoid tujuan dari terapi adalah a. Mencegah atau memperlambat komplikasi dari arthritis rheumatoid dengan membantu pasien mematuhi regimen obatnya b. Pasien mengerti pentingnya adherence dengan terapi obatnya 2. Mengidentifikasi kondisi medis yang memerlukan terapi obat 3. Memecahkan masalah terapi obat : tujuan, alternatif, dan intervensi 4. Mencegah masalah terapi obat Dalam rencana pelayanan kefarmasian, apoteker memberikan saran tentang pemilihan obat, penggantian atau obat alternatif, perubahan dosis, regimen obat (jadwal, rute, dan lama pemberian)Data Laboratoriuma. Tes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasien artritis reumatoid terutama bila masih aktif. Sisanya dapat dijumpai pada pasien lepra, tuberkulosis paru, sirosis hepatis, hepatitis infeksiosa, lues, endokarditis bakterialis, penyakit kolagen, dan sarkoidosis.b. Protein C-reaktif biasanya positif.c. Leukosit normal atau meningkat sedikit.d. Trombosit meningkat.e. pemeriksaan rasio sedimen eritrosit (ESR) cenderung meningkat.Nilai NormalArthritis Reumatoid

Reumatid faktor< 60 IU/ml

Leukosit200/mm315.000-20.000/mm3

Protein C reaktif>0,7 mg/dl

Platelet130400 103/mm3>400

CCPPositif anti CCP

Laju Endapan EritrositPria: 020 mm/hrWanita: 030 mm/hrPria: >20 mm/jamWanita: >30 mm/jam

Cairan synovialJernih, kekuninganKekuningan atau kuning muda berkabut

KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)Beberapa topik penting untuk edukasi ke pasien tentang penanganan arthritis reumatoid: Pentingnya peran terapi nonfarmakologi dalam penyembuhan arthritis rheumatoid seperti istirahat, latihan fisik, penurunan berat badan Menghindari konsumsi bersamaan obat arthritis rheumatoid dengan obat lainnya dan beberapa makanan dan obat tardisional Jika penderita mengalami gangguaan pada saluran pencernaan seperti ulkus sebaiknya tidak mengkonsumsi obat AINS dalam jangka waktu lama. Atau jika memang harus dapat dikombinasikan dengan obat-obat ulkus Menyampaikan kapan obat-obatan tersebut dikonsumsi Untuk menjadi sehat dibutuhkan perhatian khusus dari tubuh, pikiran dan spiritual. Untuk menjadi sehat juga membutuhkan sikap mental yang positif Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya. (Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan) Sampaikan kepada keluarga penderita untuk memberikan masase yang lembut (meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri) Sampaikan pentingnya obat obatan lanjutan/ pemeriksaan laboratorium, mis: LED Menyampaikan untuk mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi Menyampaikan anjuran untuk penderita arthritis rheumatoid untuk: Makan sayuran (bayam, lobak, wortel, daun singkong, daun ubi jalar, seledri) Mengkonsumsi buah-buahan segar (tomat, kesemek, pepaya, mangga) Tiga hari berturut-turut minumlah susu dan telur ayam kampung setengah matang. Jangan mengkonsumsi makanan/minuman yang dingin. Mandi berendam dengan air hangat. Istirahat yang cukup. Jangan sampai kedingingan Sebaiknya menghindari makanan seperti: Minuman berarkohol, teh, kopi, coklat. Mentega, telur ayam negeri, rempah-rempah yang pedas. Kue-kue dari tepung dan gula putih. Sayur kangkung, melinjo (daun dan buah), rebung dan daging.

DAFTAR PUSTAKA

1. Price SA & Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, edisi 6. Penerbit Nuku Kedokteran. EGC

2. Dipiro JT. Pharmacotherapy; Phatophysiologic Approach. Mc Graw Hill. Medical Publishing Division, New York. 2005

3. Tatro DZ. A to Z druf facte. Facts and Comparisons. Available as cHTML file

4. Koda MA dkk. Applied therapeutics : the clinical use of drugs. Lippincott Williams & Wilkins. United States of America. Available as PDF file

5.