97383 Subchan Yahya Feb 2

download 97383 Subchan Yahya Feb 2

If you can't read please download the document

description

the situation must be detected by people who want to know it very well

Transcript of 97383 Subchan Yahya Feb 2

  • i

    SKRIPSI

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMMPENGARUHI

    KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN JASA BANK

    SYARIAH

    (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Cabang Pembantu Lebak)

    Oleh : SUBCHAN YAHYA

    NIM :106081002349

    KONSENTRASI PERBANKAN

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 1430 H/2010 M

  • ii

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

    NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN JASA BANK SYARIAH

    (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Lebak)

    Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-

    syarat Memperoleh Gelar Sarjanan Ekonomi

    Oleh :

    Subchan Yahya

    NIM : 106081002349

    Dibawah Bimbingan

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 1432 H/2010 M

    Pembimbing I

    Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP : 196902032001121003

    Pembimbing II

    Ela Patriana, MM, AAAIJ NIP : 19690528 200801 2 010

  • iii

    Hari ini Tanggal 16 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan

    Ujian Komprehensif atas nama Subchan Yahya NIM : 106081002349 dengan

    judul skripsi ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH JASA BANK SYARIAH

    (STUDI KASUS BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU

    LEBAK). Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama masa ujian

    berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 16 Agustus 2010

    Tim Penguji Ujian Komprehensif

    Suhendra, S. Ag.,MM. Murdiyah Hayati, S.kom, MM Ketua Sekretaris

    Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli

  • iv

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi ini ditulis

    dengan sungguh-sunguh dan tidak ada bagian yang merupakan penjiblakan karya

    orang lain seperti yang dimaksud dalam buku pedoman penyusunan skripsi

    Fakultas Ekonomi dan Ilmu Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    Nama : Subchan Yahya

    Nomor Induk Mahasiswa : 106081002349

    Jurusan / Program Studi : Manajemen / Perbankan

    Tempat dan Tanggal Lahir : Rangkasbitung, 20 Maret 1988

    Dan apabila di kemudian hari terbukti bahwa peryataan ini tidak benar maka saya

    sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.

    Penulis

    ( Subchan Yahya )

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI

    1. Nama : Subchan Yahya 2. Tempat & Tgl. Lahir : Rangkasbitung, 20 Maret 1988 3. Alamat : Jl. Djohar atmaja no. 20 RT 03/01, Kec.

    Maja, Kab. Lebak, 42381 4. Telepon : 085692626165 5. Email : [email protected]

    II. PENDIDIKAN

    1. Taman Kanak-kanak Pelita Maja, Periode 1993-1994 2. Sekolah Dasar Negeri 3 Maja, Periode 1994 2000. 3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Rangkasbitung, Periode 2000 2003. 4. Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Rangkasbitung, periode 2003 2006. 5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Fakultas Ekonomi dan

    Ilmu Sosial, Jurusan Manajemen Perbankan 2006 2010 III. PENGALAMAN ORGANISASI

    1. Tahun 2006-2007 Anggota Departemen Seni dan Budaya BEMJ Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    2. Tahun 2007-2008 Anggota Departemen Litbang BEMF Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta

    IV. PENGALAMAN KERJA 1. Tahun : 2009 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis UIN Jakarta di Desa Girimekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung

    2. Tahun : 2010 Tim Pemantau Independen Ujian Nasional (TPI-UN) Kabupaten Tangerang SMA/Aliyah

    3. Tahun : 2010 Tim Pemantau Independen Ujian Nasional (TPI-UN) Kabupaten Tangerang SMP/MTs

    V. LATAR BELAKANG KELUARGA

    1. Ayah : H.Yahya Rusman 2. Tempat & Tgl. Lahir : Rangkasbitung, 4 April 1954 3. Alamat : Rangkasbitung, Banten 4. Telepon : 0252 204228 5. Ibu : Hj. Siti Fatimah 6. Tempat & Tgl. Lahir : Lebak, 5 Desember 1952 7. Alamat : Rangkasbitung, Banten 8. Anak Ke dari : Kesembilan dari Sembilan Bersaudara

  • vi

    ABSTRACT

    The purpose of this research is to analyze the factors which influence customer decision to use Islamic banks services. The data that is going to use is in this research is the primary data by giving the questionnaires to customers of Islamic Bank of sub-branch Lebak using 28 variable numbers of statement/construct to 100 respondents. In this establishing sample method, the writer uses metode of convenience sampling. Then the writer uses factor analysis as analysis instrument with SPSS version 17 program.

    This research results is the factors influence customer decision to use Islamic Banks services that is promotion factor which consist of promotion that is done by BSM well, there is promotion by personal selling,and another socialization (such as teacher, Ulema, etc.), in addition, perseptiom factor that consist of BSM variable based on Syaria principle, I know that riba is forbidden, BSM investment is good and rightfull (halal), BSM has variant products and those are interesting, BSM product quality is high and innovative, transaction in BSM is easier than others, conventional banks interest is high (increase), so that costomers use BSM service. Keywords: factor analysis, customer, Islamic bank

  • vii

    ABSTRAK

    Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dengan memberikan kuesioner kepada nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Lebak dengan sampel sebanyak 100 responden. Dalam metode penentuan sampel ini, penulis menggunakan metode convenience sampling. Untuk menganalisis penelitian, selanjutnya penulis menggunakan alat analisis yaitu analisis faktor dengan bantuan analisis program SPSS versi 17.

    Hasil penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah yaitu faktor promosi yang terdiri dari promosi yang dilakukan BSM sudah baik, terdapatnya promosi melalui personal selling, dan sosialisasi dari pihak lain (seperti guru, ulama,dll), serta faktor persepsi yang terdiri dari variabel BSM sesuai dengan prinsip syariah, saya mengetahui riba adalah haram, investasi di BSM baik dan halal, di BSM terdapat produk yang beragam dan menarik, kualitas produk BSM yang tinggi dan inovatif, transaksi di BSM lebih mudah, tingkat suku bunga di bank-bank konvensional tinggi (naik), sehingga menggunakan jasa BSM.

    Kata kunci: Analisis faktor, nasabah, bank syariah

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur, hanya ditujukan kehadirat Allah SWT, tempat

    dimana penulis mengabdi sebagai hamba serta menggantungkan segala doa dan

    harapan. Hanya karena rahmat, hidayah dan keridhaan Nyalah Penulis memiliki

    kemauan, kemampuan dan kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan

    skripsi yang berjudul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN JASA BANK SYARIAH

    (STUDI KASUS BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU LEBAK)

    sebagai tugas akhir yang merupakan syarat untuk meraih gelar kesarjanaan

    jenjang Strata 1 Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta shalawat dan salam Penulis

    sampaikan kepada Rasullalah Muhammad SAW, teladan terbaik bagi manusia di

    sepanjang zaman.

    Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya akan

    keterbatasan dan kekurangan yang ada. Serta Penulis menyadari betul bahwa

    penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya usaha, bantuan, dorongan,

    dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya Penulis

    menghanturkan terima kasih sedalam dalamnya kepada :

    1. Orang tuaku tercinta, Bapak H.Yahya Rusman dan Mama ku tercinta, Ibu Hj.

    Siti Fatimah, terima kasih pak, mah, untuk dukungan materi serta doa doa

  • ix

    mulia yang selalu dipanjatkan yang tiada hentinya kau berikan kepadaku. Tak

    lupa petuah-petuah bijak disaat ku lemah dan membuat ku tegar dalam

    menghadapi semua cobaan yang diberikan Allah SWT serta menjadi teladan

    bagi penulis untuk memamahi arti kesabaran dan kekhilasan, serta telah

    mendidik penulis untuk menjadi seorang laki-laki yang tangguh dan

    bijaksana.

    2. Kakakku Teh Ana, Teh Ani, A.reza, A.Ozi, Teh Dida, Teh Iyang, Teh Empi,

    dan A.Asep, terima kasih atas dukungannya hingga Penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    3. Keponakan ku yang lucu-lucu Dafa, Rifa, Zahra, Parhan, Ahdan, dan Bilal

    yang selalu memberikan ku kecerian.

    4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras mengembangkan

    FEIS.

    5. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pembimbing I, yang telah memberikan

    bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan yang luar biasa kepada penulis,

    serta menyempatkan waktunya untuk membaca dan mengkoreksi skripsi ini,

    sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Mudah-mudahan Allah

    SWT membalas segala kebaikannya dengan sebaik-baiknya balasan.

    6. Ibu Ela Patriana, MM, AAAIJ, selaku Pembimbing II, yang telah

    memberikan bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan yang luar biasa

    kepada penulis, serta menyempatkan waktunya untuk membaca dan

    mengkoreksi skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  • x

    Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala kebaikannya dengan sebaik-

    baiknya balasan.

    7. Kepada semua Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

    mendidik penulis selama dibangku perkuliahan , terima kasih atas ilmu,

    motivasi dan arahan yang telah diberikan dan terus memacu penulis untuk

    senantiasa mencintai ilmu.

    8. Bapak Agung selaku kepala cabang BSM KCP Lebak yang telah memberikan

    izin penulis untuk melakukan penelitian di BSM KCP Lebak, Pak Ayat yang

    banyak membantu penulis dalam proses penelitian, beserta seluruh karyawan

    dan nasabah BSM KCP Lebak yang ikut mendukung dan terlibat dalam

    penelitian penulis.

    9. Kepada sahabat sahabat Gayo FC tercinta, Reksa , Rudi, Bowo, Boay,

    Luthfi, Rosyad, Mbah, Kopong, Anto, Yanto, Wulan, Miaw, Hana, Sesy, dll.

    Semoga kebersamaan dan persahabatan kita akan tetap dan terus berlanjut.

    10. Teman kelas Perbankan Adnan, makasih yah sudah menyempatkan waktunya

    mengajari penulis, mohon maaf kalau penulis banyak tanya, tidak lupa

    Fadhil, Itang, Uji, Eep, Amero, Ega, serta teman-teman semua yang penulis

    tidak sebutkan satu per satu, tanpa mengurangi rasa persaudaraan kita penulis

    mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya dan memohon maaf

    apabila selama ini penulis banyak kesalahan dan kekurangan. Semoga

    persahabatan kita tetap dijaga oleh Allah SWT.

    11. Terakhir kepada seseorang yang spesial yang telah banyak membantu penulis

    dalam membantu penulisan skripsi ini, terima kasih buat, doa, perhatian,

  • xi

    dukungan serta semangat yang tak pernah berhenti yang selalu kamu

    tularkan kepadaku selama iniUcapan terima kasih yang tulus untuk

    kamu Syifa Hanifa..

    Tiada kata kata yang lebih indah selain ucapan terima kasih, semoga

    Allah SWT memberikan balasan kebaikan atas segala bantuan yang diberikan

    kepada penulis.

    Akhir kata penulis berharap semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi

    kita semua.

    Penulis

    Subchan Yahya

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI. . i

    HALAMAN PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF. ii

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.. iii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .. iv

    ABSTRACT .... v

    ABSTRAK. ............................................ vi

    KATA PENGANTAR .................. vii

    DAFTAR ISI ............. xi

    DAFTAR TABEL... xiii

    DAFTAR GAMBAR. ..... xv

    BAB I PENDAHULUAN .. . 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

    B. Perumusan Masalah .................................................................. 8

    C. Tujuan Penelitian ......................... .. 8

    D. Manfaat Penelitian . .... 8

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 10

    A. Pengertian Perilaku Konsumen.. ................ 10

    B. Model Perilaku Konsumen ..... 10

    C. Faktor-faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Pembeli ..... 13

    D. Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ........................ 18

    E. Proses Pengambilan Keputusan... 23

    F. Perbankan Syariah..................................................................... 27

    1. Pengertian Bank Syariah ..................................................... 27

    2. Produk dan Jasa Bank Syariah.............................................. 28

    a. Produk Penghimpun Dana (Funding)....... ..................... 28

    b. Produk Penyaluran Dana (Landing)..... ......................... 30

    c. Produk Jasa Bank Syariah... .......................................... 32

  • xiii

    F. Penelitian Terdahulu ................................................................. 33

    G. Kerangka Pemikiran .................................................................. 35

    H. Hipotesis ................................................................................... 37

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 38

    A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 38

    B. Metode Penentuan Sampel ........................................................ 38

    C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 39

    D. Metode Analisis Data ............................................................... 41

    E. Operasional Variabel Penelitian.. .......................................... 46

    BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................ 50

    A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.. .......................... 50

    1. Sejarah Singkat Perusahaan. ............................................. 50

    2. Visi dan Misi.. ................................................................. 52

    B. Validitas dan Reliabilitas. ...................................................... 53

    1. Validitas ...................................................................... 53

    2. Reliabilitas. ..................................................................... 55

    C. Penemuan dan Pembahasan. .................................................. 56

    1. Analisis Deskriptif ........................................................... 56

    2. Hasil Analisis Faktor. ...................................................... 84

    BAB V KESIMPULAN dan IMPLIKASI.............................................. 133

    A. Kesimpulan ........................................................................... 133

    B. Implikasi ................................................................................ 134

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    No. Keterangan Halaman

    3.1 Skala Likert 40

    4.1 Uji Validitas.. 54

    4.2 Reliability Statistics.. 56

    4.3 Jenis Kelamin 57

    4.4 Usia 58

    4.5 Pendidikan 59

    4.6 Pekerjaan.. 60

    4.7 Pendapatan Per Bulan.. 61

    4.8 Produk yang Digunakan.. 62

    4.9 BSM Sesuai dengan Prinsip Syariah... 64

    4.10 Saya Mengetahui Riba Adalah Haram 65

    4.11 Investasi Bisnis di BSM Baik dan Halal 65

    4.12 di BSM Terdapat Produk yang Beragam dan Menarik.. 66

    4.13 Kualitas Produk BSM yang Tinggi dan Inovatif... 67

    4.14 Tingkat Bagi Hasil yang Tinggi. 68

    4.15 Fasilitas Pelayanan BSM yang Lengkap 68

    4.16 Banyaknya Jaringan ATM (baik ATM BSM Maupun ATM Bersama) 69

    4.17 Kenyamanan Interior Ruangan .. 70

    4.18 Lokasi BSM di Tempat yang Strategis. 71

    4.19 Lokasi BSM Berada di Tempat yang Aman/Tidak Rawan.. 71

    4.20 Lokasi BSM Mudah Dijangkau/Ditemukan. 72

    4.21 Gedung BSM Menarik, Nyaman, dan Menyenangkan 73

    4.22 Keramahan Setiap Karyawan BSM. 73

    4.23 Setiap Karyawan BSM Berpenampilan Bersih dan Rapi 74

    4.24 Adanya Kesabaran yang Tinggi Setiap Karyawan. 75

    4.25 Kemudahan Berkomunikasi Setiap Karyawan... 75

    4.26 Promosi yang Dilakukan BSM Sudah Baik 76

    4.27 Terdapatnya Promosi Melalui Personal Selling.. 77

  • xv

    4.28 Adanya Sosialisasi Dari Pihak Lain (Seperti Guru, Ulama, dll.. 77

    4.29 Nama BSM Sudah Terkenal dan Terpercaya. 78

    4.30 BSM Merupakan Bank Syariah Terbesar dan Anak Perusahaan Bank

    Mandiri.. 79

    4.31 Adanya Dorongan Dari Pihak Keluarga Untuk Menggunakan Jasa BSM

    79

    4.32 Adanya Informasi Dari Pihak Keluarga Tentang BSM.. 80

    4.33 Sistem Transaksi di BSM Sudah Terkomputerisasi 81

    4.34 Transaksi di BSM Lebih Mudah 81

    4.35 Tingkat Suku Bunga di Bank-bank Konvensional Tinggi (Naik), Sehingga

    Menggunakan Jasa BSM 82

    4.36 Tingkat Pengembalian Keuntungan di BSM Tinggi 83

    4.37 KMO and Bartletts Test 84

    4.38 Communalities 88

    4.39 Total Variance Explained.. 94.

    4.40 Component Matrix 97

    4.41 Rotated Component Matrix. 125.

    4.42 Component Transformation Matrix 132

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    No. Keterangan Halaman

    2.1 Model Perilaku Konsumen 12

    2.2 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan. 25

    2.3 Kerangka Pemikiran 36

    4.1 Jenis Kelamin.. 57

    4.2 Usia.. 58

    4.3 Pendidikan 60

    4.4 Pekerjaan.. 61

    4.5 Pendapatan 62

    4.6 Jenis Produk.. 63

    4.7 Scree Plot... 95

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Penelitian

    Saat ini bank menjadi salah satu kegiatan usaha yang memegang peranan

    penting dalam perekonomian di negara kita. Bank juga merupakan salah satu

    produk jasa yang digunakan oleh orang banyak atau masyarakat.

    Penghimpunan dana merupakan kegiatan pokok bank. Keberhasilan bank

    dalam melakukan penghimpunan atau mobilisasi dana ini sangat dipengaruhi

    oleh beberapa faktor, yang diantaranya adalah kepercayaan masyarakat pada

    suatu bank, di mana kepercayaan ini sangat dipengaruhi oleh kinerja bank

    yang bersangkutan, posisi keuangan, kemampuan, integritas, serta kredibilitas

    para manajemen bank. (Ahmad Rodoni, 2006:28). Untuk itu, nasabah pun

    lebih selektif dalam memilih bank.

    Setelah keluarnya undang-undang perbankan, yaitu UU No.7 Tahun 1992

    (diubah dengan UU No.10 Tahun 1998) tentang perbankan, bahwa perbankan

    di Indonesia terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu bank umum dan bank perkreditan

    rakyat. Kedua bank tersebut melaksanakan kegiatan secara konvensional atau

    syariah. Hal ini berarti bahwa Indonesia menganut sistem perbankan ganda

    (dual banking system). Semenjak itu, bank syariah mulai tumbuh pesat di

    Indonesia dalam bentuk bank umum syariah, unit usaha syariah (bank

    konvensional yang membuka cabang syariah), dan gerai syariah.

  • 2

    Perbankan dan institusi keuangan syariah terus mengalami

    perkembangan yang signifikan. Dalam lingkup global, diperkirakan industri

    ini tumbuh lebih dari 15 persen per tahun dengan jumlah institusi keuangan

    syariah lebih dari 300 tersebar di lebih 75 negara dengan perkiraan total asset

    500 miliar dolar atau sekitar Rp 4.600 triliun. Menurut Standard and Poor,

    potensi pasar keuangan syariah ditaksir mencapai 4 triliun dolar. Dengan kata

    lain, pasar yang sekarang sudah dicapai baru sekitar 10 persen. Artinya,

    industri ini akan masih menjanjikan perkembangan yang luar biasa di masa

    depan (A. Riawan Amin, 2009: 24).

    Menurut A. Riawan Amin dalam bukunya yang berjudul Menata

    Perbankan Syariah di Indonesia, bank syariah merupakan bagian dari

    perjuangan umat Islam. Perjuangan ini terus diikuti dengan dukungan regulasi

    dan kebijakan pemerintah berupa dual banking system dan malah saat ini

    mengeluarkan payung hukum yang mandiri berupa Undang-undang

    Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008 sehingga bank-bank syariah tumbuh

    subur di Indonesia baik dalam bentuk Bank Umum Syariah maupun cabang

    dan unit-unit syariah (A. Riawan Amin 2009:3).

    Dalam Undang-Undang Syariah tersebut diatur jenis usaha, ketentuan

    pelaksanaan syariah, kelayakan usaha, penyaluran dana, dan larangan bagi

    bank syariah maupun UUS yang merupakan bagian dari Bank Umum

    Konvensional. Sementara itu, untuk memberikan keyakinan pada masyarakat

    yang masih meragukan operasional perbankan syariah selama ini, diatur pula

    kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah meliputi

  • 3

    kegiatan usaha yang mengandung unsur-unsur riba, maisyir, gharar, haram,

    dan zalim (Zubairi Hasan, 2009:5).

    Bank syariah memiliki perbedaan operasional yang cukup mendasar

    dengan bank konvensional dengan menjalankan fungsinya sebagai lembaga

    intermediasi. Konsep halal adalah konsep yang paling utama dalam investasi

    yang dilaksanakan perbankan syariah, yang menjadi pembeda utama antara

    kedua sistem bank tersebut. Hal ini disebabkan adanya sifat transedental dari

    setiap transaksi dalam setiap aktivitas muamalah dan hukum Islam (Gemala

    Dewi, 2007:98).

    Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia cukup pesat. Per Desember

    2008, tercatat ada lima bank syariah (Bank Muamalat Indonesia, Bank

    Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Syariah BRI, dan Bank

    Syariah Bukopin), 28 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 131 Bank Perkreditan

    Rakyat Syariah. Dari jumlah ini, terdapat 951 kantor jaringan, belum

    termasuk jaringan kantor, Office Channeling yang jumlahnya hampir

    mencapai 1.500. dari sisi asset, perkembangan perbankan syariah juga

    menggembirakan. Pada tahun 2002, jumlah total asset perbankan syariah baru

    sekitar Rp 4 Triliun. Namun per Desember 2008, asetnya sudah menjadi Rp

    49,5 Triliun atau dalam enam tahun mengalami penambahan sepuluh kali

    lipat. (A. Riawan Amin, 2009: 101).

    Perkembangan perbankan syariah ini tentunya juga harus didukung oleh

    sumber daya insani yang memadai, baik dari segi kualitas maupun

  • 4

    kuantitasnya. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian guna

    menjamin tercapainya sasaran pengembangan perbankan syariah, yang telah

    diidentifikasi, diantaranya adalah penyempurnaan peraturan dan perundang-

    undangan yang sesuai dengan karakteristik usaha perbankan syariah,

    pertumbuhan jaringan kantor yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

    yang semakin meningkat terhadap jasa perbankan syariah, meningkatkan

    pemahaman masyarakat terhadap perbankan syariah, tersedianya infrastruktur

    dan lembaga pendukung yang dapat mendorong perkembangan perbankan

    syariah yang sehat dan istiqamah (teguh) menjalankan prinsip syariah,

    meningkatkan efisiensi operasi, mutu pelayanan, dan daya saing perbankan

    syariah nasional, mendorong perkembangan pembiayaan bagi hasil dalam

    proporsi yang memadai dalam portofolio pembiayaan bank syariah, dan

    terciptanya bank syariah yang memiliki kompetensi, profesionalisme, dan

    dapat memenuhi standar yang ditetapkan secara internasional. (M. Luthfi

    Hamidi, 2003:11).

    Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Adnan Halim, dengan

    delapan faktor yang diduga kuat mempengaruhi keputusan nasabah dalam

    menggunakan jasa pelayanan Bank Muamalat cabang Bogor, diantaranya

    adalah faktor agama, faktor produk, faktor fasilitas, faktor lokasi/tempat,

    faktor sumber daya manusia (SDM), faktor promosi, faktor merek, faktor

    keluarga. Pada penelitian ini, diperoleh faktor dominan yang mempengaruhi

    keputusan nasabah dalam menggunakan jasa pelayanan bank adalah faktor

    lokasi. faktor tempat merupakan faktor yang memegang peranan penting

  • 5

    dalam menarik minat nasabah untuk menggunakan jasa pelayanan bank. Hal

    ini dapat diterima secara logis karena bank merupakan tempat untuk

    menabung dan berinvestasi, oleh karena itu tempat yang aman dan mudah

    ditemukan serta letaknya yang strategis merupakan daya tarik tersendiri bagi

    nasabah. (Adnan, 2009:120).

    Pada kesempatan ini, penulis ingin mengangkat delapan faktor tersebut

    dan menambahkannya dengan faktor teknologi serta faktor kondisi ekonomi.

    Penulis menduga kedua faktor tersebut juga memiliki pengaruh yang tinggi

    terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah. Sehingga

    semakin banyak faktor-faktor yang diangkat untuk meneliti keputusan

    nasabah dalam menggunakan jasa bank syariah, serta akan semakin terlihat

    faktor apa saja yang berpengaruh terhadap keputusan nasabah.

    Salah satu kekuatan yang paling dramatis dalam membentuk kehidupan

    manusia adalah teknologi. Teknologi telah menghasilkan keajaiban, seperti

    penisilin, bedah jantung terbuka, dan pil KB. Teknologi juga menimbulkan

    kengerian seperti bom hidrogen, gas syaraf dan senapan mesin mini.

    Teknologi juga menghasilkan berkat gabungan, seperti mobil dan video game

    (Kotler dan Keller, 2007:112).

    Dampak dari perubahan teknologi juga berdampak positif terhadap

    perkembangan dunia perbankan. Produk yang ditawarkan kepada nasabahnya

    menjadi lebih cepat dan efisien. Sebagai contoh untuk melakukan pengiriman

    uang (transfer) dapat dilakukan pada saat itu juga dengan sistem online

  • 6

    komputer, padahal sebelumnya untuk mengirim uang dari satu bank ke lokasi

    lainnya memerlukan waktu beberapa hari. Demikian juga dalam hal

    penagihan (inkaso), waktu yang dibutuhkan menjadi lebih cepat. Disisi lain

    untuk melakukan penarikan uang saat ini tidak perlu dilakukan ke bank, tetapi

    cukup dapat ditarik di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar

    di berbagai tempat. Di samping itu ATM juga memberikan kelebihan lain

    seperti informasi saldo serta melakukan berbagai pembayaran dalam waktu

    yang sangat cepat melalui pendebetan. (Kashmir, 2008:17). Semuanya

    tersebut terjadi karena adanya teknologi, untuk itu teknologi sangat

    diperlukan karena dapat mempengaruhi perilaku manusia, khususnya perilaku

    nasabah dalam memilih jasa bank syariah.

    Kondisi ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang

    produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan

    kecendrungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat bunga. Jadi

    jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi,

    pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya. (Bilson

    Simamora, 2008:10).

    Begitu juga menurut Drs. Gunawan Adisaputro MBA dalam bukunya

    yang berjudul Manajemen Pemasaran Analisis Untuk Perancangan Strategi

    Pemasaran, menuturkan bahwa kondisi ekonomi dan mata pencaharian

    berpengaruh terhadap konsumsi mereka. Misalnya seorang buruh yang

    terdidik akan memiliki konsumsi yang berbeda dengan pekerja kantoran

  • 7

    dalam hal pakaian, sepatu, makanan, alat transportasi yang dipilih dan

    keanggotaan suatu kelompok. (Gunawan Adisaputro, 2010:80).

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik mengadakan

    penelitian yang berjudul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

    MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH UNTUK

    MENGGUNAKAN JASA BANK SYARIAH (Studi Kasus pada PT.

    Bank Syariah Mandiri Tbk. Cabang Pembantu Lebak).

    Pada kesempatan ini, penulis melakukan penelitian di daerah

    Rangkasbitung, lebih tepatnya di PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Cabang

    Pembantu Lebak. Lokasi tersebut peneliti pilih karena BSM Cabang

    Pembantu Lebak merupakan bank syariah yang pertama berdiri di Lebak dan

    memiliki nasabah yang banyak serta transaksi yang beragam daripada bank

    syariah lainnya di Lebak.

    Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan bank milik pemerintah pertama

    Bank Susila Bakti (BSB), sebagai salah satu anak perusahaan di lingkup Bank

    Mandiri (ex BDN), yang kemudian dikonversikan menjadi bank syariah

    secara penuh. Dalam rangka melancarkan proses konversi menjadi bank

    syariah, BSM menjalin kerja sama dengan Tazkia Institute, terutama dengan

    pelatihan dan pendampingan konversi. Sebagai salah bank yang dimiliki

    oleh Bank Mandiri, BSM memiliki beberapa keunggulan komparatif

    dibanding pendahulunya, salah satunya ialah BSM memiliki asset ratusan

    triliun dan networking yang sangat luas. (M. Syafii Antonio, 2001:26).

  • 8

    B. Perumusan Masalah

    Permasalahan yang menjadi fokus untuk diteliti lebih lanjut pada faktor-

    faktor yang mempengaruhi nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah

    adalah sebagai berikut:

    Faktor-faktor apa yang akan terbentuk dari faktor agama, faktor produk,

    faktor fasilitas dan pelayanan, faktor lokasi/tempat, faktor promosi, faktor

    Sumber Daya Manusia (SDM), faktor merek, faktor keluarga, faktor

    teknologi, faktor kondisi ekonomi, dan faktor lainnya yang mempengaruhi

    keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah.

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian

    Dari latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari

    penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berperan penting

    dalam mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank

    syariah.

    Manfaat Penelitian

    a. Bagi PT. Bank Syariah Mandiri Tbk, Cabang Pembantu Lebak.

    Penulis ingin memberikan sumbangan pikiran dari hasil penelitian

    mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan nasabah

    untuk menggunakan jasa bank syariah. Sehingga dapat membantu

  • 9

    menginformasikan keinginan dan kebutuhan nasabah, agar dapat dilakukan

    peningkatan kinerja khususnya dalam bidang pelayanan dan pemasaran.

    b. Bagi penulis.

    Sebagai media untuk menerapkan dan mengaplikasikan ilmu manajemen

    perbankan yang diperoleh selama kuliah serta dapat menambah

    pengalaman dibidang penelitian.

    c. Bagi masyarakat (nasabah bank syariah).

    Sebagai informasi tambahan dalam mempertimbangkan penggunaan jasa

    perbankan baik dalam menabung maupun dalam mengajukan pembiayaan

    pada PT. Bank Syariah Mandiri (BSM). Terutama Bank Syariah Mandiri

    (BSM) Cabang Pembantu Lebak.

    d. Perguruan Tinggi.

    Penelitian ini akan menambahkan keperpustakaan dibidang manajemen

    perbankan dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang berisikan suatu

    studi perbandingan yang bersifat karya ilmiah untuk menambah wawasan

    dan pengetahuan, khususnya tentang perbankan syariah.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Perilaku Konsumen

    Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam

    mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

    proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. (Nugroho J.

    Setiadi, 2003:3).

    Sedangkan menurut John C. Mowen dan Michael Minor Perilaku

    konsumen (consumen behavior) didefinisikan sebagai studi tentang unit

    pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan,

    konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. (John C.

    Mowen dan Michael Minor, 2002;6).

    Sementara itu, menurut Bilson Simamora perilaku konsumen adalah

    perilaku yang menyoroti perilaku individu dan rumah tangga. (Bilson

    simamora, 2008:2).

    B. Model Perilaku Konsumen

  • 11

    Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari.

    Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan pembelian konsumen

    secara sangat rinci untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang dibeli

    konsumen, di mana mereka membeli, bagaimana, dan berapa banyak mereka

    membeli, kapan mereka membeli dan mengapa mereka membeli. Pemasar

    dapat mempelajari pembelian konsumen yang sebenarnya untuk menemukan

    apa yang mereka beli, di mana, dan berapa banyak. (Kotler & Armstrong,

    2006:158).

    Setiap konsumen (nasabah) sudah tentu akan melakukan berbagai macam

    keputusan untuk mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa.

    Proses pengambilan keputusan menjadi suatu masalah yang kompleks dan

    pelik, karena menyangkut berbagai macam hal yang sangat kompleks yang

    mendasari pengambilan keputusan tersebut, untuk itu perlu adanya suatu

    analisa perilaku pelanggan.

    Dengan adanya suatu analisa perilaku pelanggan, manajer akan

    mengetahui dan akan mempunyai pandangan yang lebih luas tentang alasan

    konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, kemudian perusahaan

    dapat membuat, mengembangkan dan memperbarui produk dan jasa yang

    ditawarkan kepada pelanggan, menentukan harga, mempromosikan dan

    mendistribusikan produk atau jasa secara lebih baik.

    Menurut Kotler & Armstrong dalam bukunya yang berjudul prinsip-

    prinsip pemasaran, pertanyaan inti untuk pemasar adalah bagaimana

  • 12

    konsumen merespons berbagai usaha pemasar yang mungkin digunakan

    perusahaan. Titik awalnya adalah model perilaku pembelian berupa

    rangsangan-rangsangan yang diperlihatkan dalam gambar berikut ini.

    Pemasaran dan rangsangan lain Kotak hitam Pembeli ResponPembeli

    Pemasaran Rangsangan lain Karakteristik pembeli Pilihan produk

    Produk Ekonomi Proses keputusan Pilihan merek

    Harga Teknologi pembeli Pilihan penyalur

    Tempat Politik waktu pembelian

    Promosi Budaya Jumlah pembelian

    Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen Sumber Kotler & Armstrong, 2006: 158

    Gambar tersebut memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan lain

    memasuki kotak hitam konsumen dan menghasilkan respon tertentu.

    Pemasar harus menemukan apa yang ada di dalam kotak hitam pembeli.

    (Kotler & Armstrong, 2006: 159).

    Rangsangan-rangsangan terdiri dari 4P. Product (Produk), Price (harga),

    place (tempat), dan promotion (promosi). Rangsangan lain meliputi kekuatan

    dan faktor utama dalam lingkungan pembeli: ekonomi, teknologi, politik, dan

    budaya. Semua masukan ini memasuki kotak hitam pembeli, di mana

    masukan ini diubah menjadi sekumpulan respons pembeli yang dapat diubah

  • 13

    menjadi observasi, pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu

    pembelian, dan jumlah pembelian. (Kotler & Armstrong, 2006: 159).

    Pemasar ingin memahami bagaimana rangsangan itu diubah menjadi

    respons di dalam kotak hitam konsumen, yang mempunyai dua bagian.

    Pertama, karakteristik pembeli mempengaruhi bagaimana pembeli menerima

    dan bereaksi terhadap rangsangan itu. Kedua, proses keputusan pembeli itu

    sendiri mempengaruhi perilaku pembeli. Pertama kita melihat karakteristik

    pembeli ketika karakteristik itu mempengaruhi perilaku pembeli dan

    kemudian mendiskusikan proses keputusan pembeli. (Kotler & Armstrong,

    2006: 159).

    C. Faktor-Faktor Utama yang

    Mempengaruhi Perilaku Pembeli

    Keputusan nasabah dalam menggunakan jasa bank syariah dipengaruhi

    oleh beberapa faktor. Sejauh mana faktor-faktor utama dapat mempengaruhi

    perilaku nasabah, sehingga akan menjadi menarik untuk meneliti faktor-

    faktor tersebut, khususnya menjadi nasabah PT Bank Syariah Mandiri Tbk.

    Cabang Pembantu Lebak. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku

    pembeli menurut Kotler 1999: 224 Bilson Simamora, 2008: 6, dan adalah

    sebagai berikut:

    1. Faktor Kebudayaan

  • 14

    Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling

    dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang

    dimainkan oleh kultur, sub-kultur, dan kelas sosial pembeli.

    a. Kultur. Kultur adalah determinan yang paling fundamental dari

    keinginan dan perilaku konsumen. (Kotler, 1999:224).

    Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku

    seseorang. (Bilson Simamora, 2008:7).

    b. Sub kultur. Setiap kultur terdiri dari sub-sub kultur yang lebih

    kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang

    lebih spesifik. Sub kultur mencakup kebangsaan agama, kelompok, ras,

    dan daerah geografis. (Kotler, 1999:226).

    Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau kelompok

    orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan

    situasi hidup yang sama. (Bilson Simamora, 2008:7).

    c. Kelas sosial. Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif

    homogen dan tetap dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara

    hierarkis dan anggota-anggotanya memiliki tata nilai, minat, dan

    perilaku yang mirip. (Kotler, 1999:226).

    Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam

    suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan

    perilaku yang sama. (Bilson Simamora, 2008:7).

    2. Faktor Sosial

  • 15

    Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti

    kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. (Bilson

    Simamora, 2008:8)

    a. Kelompok. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak

    kelompok kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung dan di mana

    seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Ada

    yang disebut kelompok primer, di mana anggotanya berinteraksi secara

    tidak formal, seperti keluarga, teman, dan sebagainya. Ada pula yang

    disebut kelompok sekunder, yaitu seseorang berinteraksi secara formal

    tetapi tidak reguler. Contohnya adalah organisasi. (Bilson Simamora,

    2008:8).

    b. Keluarga. Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang

    paling berpengaruh. (Kotler, 1999:230).

    Keluarga dalam kehidupan pembeli ada dua, yang pertama adalah

    keluarga orientasi, adalah keluarga yang terdiri dari orang tua yang

    memberikan arah dalam hal tuntunan agama, politik, ekonomi, dan

    harga diri. Bahkan jika pembeli sudah tidak berhubungan lagi dengan

    orang tua, pengaruh terhadap perilaku pembeli tetap ada. Kedua adalah

    keluarga prokreasi, yaitu keluarga yang terdiri atas suami-istri dan anak

    pengaruh pembelian itu akan sangat terasa. (Bilson Simamora, 2008:8).

    c. Peran dan status. Posisi orang dalam setiap kelompok dapat

    didefinisikan dalam istilah peran dan status. (Kotler, 1999:231).

    3. Faktor Pribadi

  • 16

    Keputusan sesorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi,

    yaitu usia pembeli dan tahap daur-hidup pembeli, pekerjaan, keadaan

    ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pribadi pembeli.

    (Bilson Simamora, 2008:10).

    a. Usia dan tahap daur-hidup. Orang akan mengubah barang dan

    jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan

    selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk

    oleh tahap daur-hidup keluarga.

    b. Pekerjaan. Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa

    yang dibelinya.

    c. Keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi

    pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan

    dapat dengan saksama memperhatikan kecendrungan dalam pendapatan

    pribadi, tabungan, dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator

    tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk

    menetapkan posisi produknya. (Bilson Simamora, 2008:10).

    d. Gaya hidup. Orang-orang yang berasal dari sub kultur kelas

    sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup

    yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan

    orang yang bersangkutan. (Kotler, 1999:233).

    e. Kepribadian dan konsep pribadi. Setiap orang mempunyai

    kepribadian yang berbeda. Kepribadian merupakan karakteristik

    psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan

  • 17

    yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya. (Kotler,

    1999:235).

    Kepribadiian mengacu kepada karakteristik psikologis yang unik yang

    menimbulkan tanggapan yang relatif konstan terhadap lingkungannya

    sendiri. (Bilson Simamora, 2008:11).

    4. Faktor Psikologis

    Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi lagi oleh empat faktor psikologis

    utama, motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan pendirian.

    a. Motivasi

    Motivasi suatu motif (atau dorongan) adalah suatu kebutuhan yang

    cukup untuk mendorong seseorang untuk bertindak. (Kotler, 1999:238).

    Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah

    mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan

    seseorang untuk mengejar kepuasan. (Bilson Simamora, 2008:11).

    b. Persepsi.

    Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Dan

    tindakannya itu dipengaruhi oleh persepsi dia mengenai persepsi

    tertentu. (Kotler, 1999:241).

  • 18

    Persepsi diartikan sebagai proses di mana seseorang memilih,

    merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan

    suatu gambaran yang berarti mengenai dunia. (Bilson Simamora,

    2008:12).

    c. Proses belajar.

    Ketika orang-orang bertindak, mereka belajar, pengetahuan

    menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari

    pengalaman. (Kotler, 1999:242).

    Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang

    timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku manusia adalah hasil

    proses belajar. Secara teori, pembelajaran seseorang dihasilkan melalui

    dorongan, rangsangan, isyarat, tanggapan, dan penguatan. (Bilson

    Simamora, 2008:13).

    d. Kepercayaan dan sikap pendirian.

    Ketika orang-orang bertindak, mereka belajar, pengetahuan menjelaskan

    perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman.

    (Kotler, 1999:242).

    Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan mendapatkan

    kepercayaan dan sikap yang kemudian mempengaruhi perilaku

    pembeli. (Bilson Simamora, 2008:13).

    D. Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

  • 19

    Marketing Mix adalah strategi kombinasi yang dilakukan oleh berbagai

    perusahaan dalam bidang pemasaran. (Kashmir, 2008:119). Penggunaan bauran

    pemasaran (marketing mix) dalam dunia perbankan dilakukan dengan menggunakan

    konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan bank. Kotler dalam Kasmir, 2008:119.

    menyebutkan konsep bauran pemasaran terdiri dari empat P (4P), yaitu:

    1. Product (produk).

    2. Price (harga)

    3. Place (tempat/saluran distibusi)

    4. Promotion (promosi)

    Sedangkan Bomm dan Bitner masih dalam Kasmir, menambah dalam

    bisnis jasa, bauran pemasaran di samping 4P seperti yang dikemukakan di

    atas, ditambah dengan 3P, yaitu:

    1. People (orang)

    2. Physical evidence (bukti fisik)

    3. Process (proses)

    Berikut ini merupakan penjabaran bauran pemasaran dimulai dari strategi

    produk.

    a. Product (Produk). Produk adalah sesuatu yang memberikan manfaat baik

    dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin

    dimiliki konsumen.. (Kasmir, 2008:123). Produk memiliki ciri-ciri tersendiri

    untuk dapat dikatakan barang atau jasa. Dalam hal dunia perbankan di mana

  • 20

    produk yang dihasilkan berbentuk jasa, maka akan dijelaskan ciri-ciri produk

    yang berbentuk jasa tersebut. (Kasmir, 2008:123). Adapun ciri-ciri karakteristik

    jasa menurut kasmir adalah sebagai berikut:

    1) tidak berwujud, artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati sebelum

    jasa tersebut dibeli atau dikonsumsi.

    2) tidak terpisahkan, artinya antara si pembeli jasa dengan si penjual jasa

    saling berkaitan satu sama lainnya, tidak dapat dititipkan melalui orang

    lain. Misalnya, pemilik kartu kredit dengan hotel.

    3) beraneka ragam, artinya jasa dapat diperjualbelikan dalam bentuk atau

    wahana seperti tempat, waktu atau sifat.

    4) tidak tahan lama, artinya jasa tidak bisa disimpan begitu jasa dibeli

    maka akan segera dikonsumsi.

    b. Price (Harga). Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting

    dalam kegiatan pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk

    diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya suatu

    produk dan jasa perbankan. Harga bagi bank yang berdasarkan prinsip

    syariah adalah bagi hasil. (Kasmir, 2008:135).

    c. Place (tempat/saluran distibusi). Lokasi bank adalah tempat di mana

    diperjualbelikannya produk cabang bank dan pusat pengendalian

    perbankan. Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan salah satu

    kebijakan yang sangat penting. Dalam praktiknya ada beberapa macam

    lokasi kantor bank, yaitu lokasi kantor pusat, cabang utama, cabang

  • 21

    pembantu, kantor kas, dan lokasi mesin-mesin Anjungan Tunai Mandiri

    (ATM). Bank yang terletak dalam lokasi yang strategis sangat

    memudahkan nasabah dalam berurusan dengan bank. (Kasmir, 2008:145).

    d. Promotion (Promosi). Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang

    terakhir. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan

    ketiga kegiatan diatas, baik produk, harga, dan lokasi. Dalam kegiatan ini

    setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang

    dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Tanpa promosi jangan

    diharapkan nasabah dapat mengenal bank. Oleh karena itu, promosi merupakan

    sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya.

    (Kasmir, 2008:155).

    e. People (orang). Semua orang yang terlibat aktif dalam pelayanan dan

    memengaruhi persepsi pembeli, nama, pribadi pelanggan, dan pelanggan-

    pelanggan lain yang ada dalam lingkungan pelayanan. People meliputi

    kegiatan untuk karyawan, seperti kegiatan rekrutmen, pendidikan dan

    pelatihan, motivasi, balas jasa, dan kerja sama, serta pelanggan yang

    menjadi nasabah atau calon nasabah. (Kasmir, 2008:120).

    f. Physical evidence (bukti fisik). Terdiri dari adanya logo atau simbol

    perusahaan, moto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan, laporan,

    kartu nama, dan jaminan perusahaan. (Kasmir, 2008:120).

    g. Process (proses). Merupakan keterlibatan pelanggan dalam pelayanan jasa,

    proses aktivitas, standar pelayanan, kesederhanaan atau kompleksitas

    prosedur kerja yang ada di bank yang bersangkutan. (Kasmir, 2008:120).

  • 22

    Rangsangan (Stimulasi) Pemasaran Lainnya.

    Menurut Kotler, Selain Marketing Mix ada juga rangsangan-rangsangan

    pemasaran lain yang dapat merubah (mempengaruhi) keputusan konsumen

    (nasabah) untuk menggunakan produk dan jasa tertentu. Rangsangan

    pemasaran lainnya yang sangat berkaitan erat dengan jenis perusahaan. Oleh

    karena itu rangsangan pemasaran lain dapat dikelompokkan menjadi beberapa

    macam bentuk seperti:

    a. Merek

    Merek oleh beberapa konsumen (nasabah) dapat mempengaruhi dan

    memuaskan kebutuhan mereka akan penggunaan suatu produk dan jasa

    tertentu. Merek identik sekali dengan kualitas suatu produk dan jasa.

    Dalam industri perbankan merek biasanya dikaitkan dengan nama bank

    yang bersangkutan.

    b. Kualitas SDM

    Bagi beberapa perusahaan yang bergerak dibidang jasa, sudah barang tentu

    kualtas SDM merupakan salah satu hal yang harus dipenuhi. kriteria

    professional bagi pelaku manajemen bank setidaknya harus memenuhi

    pernyataan atara lain:

    1) Memiliki sifat positif, jujur, dan berdedikasi tinggi terhadap profesinya.

  • 23

    2) Memiliki pengetahuan yang mendalam sehingga mendukung dapat

    melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.

    3) Memiliki wawasan yang luas serta kearifan yang tinggi.

    c. Kondisi Ekonomi

    Kondisi perekonomian suatu Negara sudah tentu akan mempengaruhi

    keputusan konsumen (nasabah) dalam menggunakan suatu prodak dan

    jasa.

    d. Sosial dan Budaya

    Pengaruh sosial dan budaya (masyarakat) juga memiliki pengaruh yang

    cukup besar dalam menentukan produk dan jasa yang akan dipilih.

    e. Teknologi

    Kemajuan teknologi mempunyai dampak yang sangat luas bagi pemasaran

    perusahaan (bank) seperti sistem yang sudah terkomputerisasi yang on-line

    di seluruh kantor cabang dan kemudahan bertransaksi dengan

    menggunakan teknologi yang ada, tetntunya akan merangsang konsumen

    (nasabah) untuk melakukan pembelian produk dan jasa tersebut.

    E. Proses Pengambilan Keputusan

    Tahap-tahap dalam Proses Keputusan Pembelian

    Ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu

    pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan

  • 24

    pembelian, dan perilaku pembelian. Model ini menekankan bahwa proses

    pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian.

    Setiap konsumen tentu melewati kelima tahap ini untuk setiap pembelian yang

    mereka buat. Dalam pembelian yang lebih rutin, mereka membalik tahap-

    tahap tersebut (Bilson Simamora, 2008:15), sebagaimana yang terlihat dalam

    gambar berikut ini.

    Gambar 2.2. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan

    Sumber: Bilson Simamora, 2008:15

    1) Pengenalan Masalah

    Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau

    kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal

    atau eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar

    bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke arah produk yang

    diketahuinya akan memuaskan dorongan ini. (Bilson Simamora, 2008:16).

    2) Pencarian Informasi

    Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin, atau

    mungkin juga tidak, mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan

    konsumen itu kuat dan produk itu berada di dekatnya, mungkin konsumen

    Pengenalan Masalah

    Pencarian Informas

    Evaluasi Alternatif

    Keputusan Pembelia

    Perilaku Purna Pembelian

  • 25

    akan langsung membelinya. Jika tidak, kebutuhan konsumen ini hanya

    akan menjadi ingatan saja. Pencarian informasi terdiri dari dua jenis

    menurut tingkatannya. Yang pertama adalah perhatian yang meningkat,

    yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja.

    Kedua, pencarian informasi yang aktif yang dilakukan dengan mencari

    informasi dari segala sumber. (Bilson Simamora, 2008:16).

    3) Evaluasi Alternatif

    Konsumen memroses informasi tentang pilihan merek untuk membuat

    keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa konsumen mempunyai

    kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya

    melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang

    berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya.

    Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan

    kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas,

    yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi

    menurut tingkat alternatif tiap ciri. Dan akhirnya konsumen akan tiba pada

    sikap ke arah alternatif merek melalui prosedur tertentu. (Bilson

    Simamora, 2008:16).

    4) Keputusan Pembelian

    Model Pilihan Konsumen yang Non-Kompensasi

    Dengan model non-kompensasi pada pilihan konsumen, pertimbangan

    atribut positif dan negatif tidak perlu disaring. Mengevaluasi atribut lebih

  • 26

    dalam membuat keputusan menjadi lebih mudah bagi seorang, tetapi juga

    meningkatkan orang untuk melakukan pilihan yang berbeda jika dia lebih

    leluasa menghadapi rincian yang lebih besar. Konsumen mungkin tidak

    ingin menghabiskan begitu banyak waktu dan energi untuk menilai merek.

    Mereka sering menempuh jalan pintas mental yang mencakup berbagai

    penyederhanaan warisan pilhan (choice-heuristics). (Kotler, 2007:240)

    Warisan pilihan tersebut menurut Kotler , antara lain:

    - Pada pengalaman konjungtif, konsumen menetapkan satu tingkat

    minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memilih

    alternatif pertama yang memenuhi standar minimum untuk semua

    atribut.

    - Pada pengalaman leksikografik, konsumen memilih merek terbaik

    berdasarkan atribut yang dirasakan paling penting.

    - Pada pengalaman eliminasi berdasarkan aspek, konsumen

    membandingkan merek pada sebuah atribut yang diseleksi dengan

    memerhatikan tingkat probabilitas di mana probabilitas memilih sebuah

    atribut itu secara positif berhubungan dengan arti pentingnya dan merek

    dieliminasi jika tidak memenuhi tingkat minimum yang dapat diterima.

    5) Perilaku Sesudah Pembelian

    Sesudah pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami

    beberapa tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. (Bilson Simamora,

    2008:19).

    - Kepuasan sesudah pembelian

  • 27

    Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka

    terima tentang produk. Jika kenyataan yang mereka dapat ternyata

    berbeda dengan yang diharapkan maka mereka merasa tidak puas. Bila

    produk tersebut memenuhi harapan, mereka akan merasa puas. (Bilson

    Simamora, 2008:19).

    - Tindakan sesudah pembelian

    Penjualan perusahaan berasal dari dua kelompok, yaitu pelanggan baru,

    dan pelanggan ulang. Mempertahankan pelanggan lama adalah lebih

    penting daripada menarik pelanggan baru. Oleh karena itu, perusahaan

    harus memperhatikan kepuasan pelanggan. Jika konsumen merasa puas,

    ia akan memperlihatkan kemungkinan untuk membeli lagi produk

    tersebut. Sedangkan konsumen yang tidak puas akan melakukan hal

    yang sebaliknya, bahkan menceritakan ketidakpuasannya kepada orang

    lain disekitarnya, yang membuat konsumen lain tidak menyukai produk

    tersebut. (Bilson Simamora, 2008:20).

    F. PERBANKAN SYARIAH

    1. Pengertian Bank Syariah

    Sebelum kepada pengertian bank syariah, terlebih dahulu kita lihat

    pengertian bank secara umum. Secara umum bank berasal dari bahasa

    Italia Banco yang artinya bangku. Menurut Undang-undang No.7 Tahun

    1992 tentang Perbankan diperbaharui dengan Undang-undang No.10

    Tahun 1998. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

    masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

  • 28

    masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya

    dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. (Ahmad

    Rodoni, 2005:21).

    Sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan

    usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas

    BUS dan BPRS (Pasal 1 angka 7 UU Perbankan Syariah), (Zubairi Hasan,

    2009:5). Pengertian bank syariah dalam Modul Perbankan Syariah oleh

    Arif Mufraini, adalah lembaga keungan yang tata cara beroperasinya

    dalam penghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dana,

    memberikan dan mengenakan imbalan didasarkan pada tata cara

    bermuamalat secara islami atau prinsip syariah, yakni mengacu kepada

    ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Hadist Atau dengan kata lain Bank

    syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan

    pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran dan

    peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip

    syariat Islam. Bank syariah dapat melaksanakan semua kegiatan yang

    biasa dilakukan oleh bank konvensional namun tidak boleh berdasarkan

    bunga. (Arif Mufraini, 2008:17).

    Menurut Ali Sakti (2007:288) Bank Islam (syariah) merupakan

    lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi

    melalui aktivitas investasi atau jual beli, serta memberikan pelayanan jasa

    simpanan bagi para nasabah.

  • 29

    2. Produk dan Jasa Bank Syariah

    a. Produk Penghimpunan Dana (Funding)

    1) Giro (wadiah)

    Giro (wadiah) merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak

    lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan

    dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. (SyafiI Antonio,

    2001:85). Sedikitnya ada dua jenis wadiah:

    - Wadiah yad dhamanah, yaitu wadiah di mana si penerima titipan

    dapat memanfaatkan barang titipan tersebut dengan seizin

    pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut

    secara utuh setiap saat si pemilik menghendakinya. (Sri

    Nurhayati, 2008:230).

    - Wadiah amanah, yaitu wadiah di mana utang/barang yang

    dititipkan hanya boleh disimpan dan tidak boleh didayagunakan.

    Si penerima titipan tidak bertanggung jawab atas kehilangan dan

    kerusakan yang terjadi pada barang titipan selama hal ini bukan

    akibat dari kelalaian atau kecerobohan penerima titipan dalam

    memelihara titipan tersebut. (Sri Nurhayati, 2008:230).

    2) Tabungan (mudharabah)

    Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua macam, yaitu:

    1) Mudharabah Mutlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul

    mal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak

  • 30

    dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.

    (SyafiI Antonio, 2001:97).

    2) Mudharabah Muqayyadah adalah kebalikan dari mudharabah

    muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,

    waktu, atau tempat usaha. (SyafiI Antonio, 2001:97).

    Pada prakteknya, bank syariah menerapkan dua akad dalam

    tabungan yaitu wadiah dan mudharabah. Tabungan yang

    menerapkan akad wadiah digunakan untuk tabungan yang dapat

    ditarik sewaktu-waktu. Pada prinsipnya tabungan ini menyerupai

    giro, hanya saja sistem penarikannya tidak menggunakan cek.

    Dalam hal tenggung jawab dan pembagian keuntungan atas

    penggunaan dana tabungan sama seperti giro. Sedangkan tabungan

    yang menerapkan akan mudharabah mengikuti prinsip-prinsip

    mudharabah antara lain:

    - Keuntungan dari dana yang diinvestasikan harus dibagi antara

    shasibul maal (penabung) dan mudharib (pihak bank).

    - Adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan

    pembagian keuntungan. Karena untuk melakukan investasi

    dengan memutar dana itu diperlukan waktu yang cukup.

    - Apabila bank mengalami kerugian, maka pemilik tabungan juga

    ikut menanggung resiko kerugian tersebut.

    b. Produk Penyaluran Dana (Landing)

    1) Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli, antara lain:

  • 31

    - Murabahah

    Murabahah bi tsaman ajil atau lebih dikenal dengan Murabahah.

    berasal dari kata ridhu (keuntungan) adalah transaksi jual beli

    dimana bank menyebut jumlah keuntungan. Bank bertindak

    sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual

    adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan.

    Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka

    waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli

    dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya

    akad. (Arif Mufraini, 2008: 41).

    - Salam

    Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjual-

    belikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara

    tangguh sedangkan pembayaran dilakukan tunai. Bank bertindak

    sebagai pembeli, sedangkan nasabah sebagai penjual. (Arif

    Mufraini, 2008: 43).

    - Istishna

    Produk istishna menyerupai produk salam, tapi dalam istishna

    pembayaran dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali

    (termin) pembayaran. Istishna dalam bank syariah umumnya

    diaplikasikan dalam pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

    Ketentuan umum istishna, antara lain: spesifikasi barang pesanan

    harus jelas, seperti jenis, macam, ukuran, mutu, dan jumlah.

  • 32

    Harga jual yang disepakati dicantumkan dalam akad istishna dan

    tidak boleh berubah selama berlakunya akad. Jika terjadi

    perubahan dari criteria pesanan dan terjadi perubahan harga

    setelah akad ditandatangani, maka seluruhnya biaya tambahan

    tetap ditanggung nasabah. (Arif Mufraini, 2008: 45).

    2) Pembiayaan dengan Prinsip Sewa, antara lai:

    - Ijarah

    Dalam konteks fikih klasik, ijarah adalah hak untuk pemanfaatan

    barang atau jasa dengan membayar imbalan tertentu akad

    pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam

    waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti

    pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. (Arif Mufraini, 2008:

    46).

    3) Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil, antar lain:

    - Pembiayaan Musyarakah yaitu kerjasama antara dua

    pihak atau lebih dalam hal modal dan keuntungan. (Arif Mufraini,

    2008: 50).

    - Pembiayaan mudharabah adalah bentuk kerja sama

    antara dua pihak atau lebih dimana pihak modal (shahibul maal)

    mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)

    dengan suatu perjanjian keuntungan. (Arif Mufraini, 2008:56).

    c. Produk Jasa Bank Syariah

    1) Hiwalah (Alih Utang-Piutang)

  • 33

    Hiwalah adalah transaksi mengalihkan utang-piiutang. Dalam

    praktik perbankan syariah fasilitas hiwalah lazimnya untuk

    melanjutkan supplier mendapatkan modal tunai agar dapat

    melanjutkan produksinya. Bank mendapatkan ganti biaya atas jasa

    pemindahan piutang. (Arif Mufraini, 2008:62).

    2) Rahn (Gadai)

    Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai

    jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan

    tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang

    menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil seluruh atau

    sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn

    adalah semacam jaminan utang atau gadai. (SyafiI Antonio,

    2001:128).

    3) Qardh

    Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih

    atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa

    mengharapkan imbalan. (SyafiI Antonio, 2001:131).

    4) Wakalah (Perwakilan)

    Wakalah atau wikalah berarti penyerahan, pendelegasian, atau

    pemberian mandat. Akan tetapi, maksud wakalah ini adalah

  • 34

    pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal-

    hal yang diwakilkan. (SyafiI Antonio, 2001:131).

    5) Kafalah

    Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)

    kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau

    yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah yaitu mengalihkan

    tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada

    tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. (SyafiI Antonio,

    2001:123).

    G. Penelitian Terdahulu

    Sebagai pertimbangan dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian

    yang akan dilakukan oleh penulis, maka penelitian ini menggunakan acuan

    penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Samsudin, dengan judul ,

    Mengapa Nasabah Memilih menggunakan Jasa Bank Syariah? (Studi Kasus

    pada BSM Thamrin) tahun 2005, penelitian ini ingin mengetahui faktor

    dominan apa yang mempengaruhi nasabah menggunakan jasa Bank Syariah

    Mandiri, dari 150 nasabah yang diteliti, diperoleh hasil dengan analisis faktor

    yakni, faktor-faktor dominan atau yang paling mempengaruhi nasabah untuk

    menabung di BSM adalah faktor fasilitas dan pelayanan. Fakta ini

    menegaskan bahwa nasabah BSM lebih cenderung melihat faktor fasilitas dan

    pelayanan ketika hendak menggunakan jasa (menabung) di Bank Syariah

    Mandiri dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.

  • 35

    Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Harif Amali Rivai, SE., M.Si. dan

    kawan-kawan yang merupakan kerjasama antara Bank Indonesia dengan

    CBR Universitas Andalas yang sepenuhnya dibiayaai oleh Bank Indonesia

    pada tahun 2006 dengan judul Identifikasi faktor penentu keputusan

    konsumen dalam memilih jasa perbankan: Bank Konvensional VS Bank

    Syariah.

    Hasil dari penelitian ini adalah menemukan bahwa terdapat perbedaan

    persepsi terhadap keberadaan bank syariah dibanding dengan bank

    konvensional. Dari 124 responden nasabah bank konvensional,sebanyak

    51,4% menyatakan bahwa konsep bunga bertentangan dengan ajaran agama.

    Namun demikian mereka tetap memilih untuk tetap berhubungan dengan

    berbagai produk yang ditawarkan bank konvensional.

    Hanya 29,8% dari jumlah responden yang menyatakan dengan tegas

    bahwa konsep bunga tidak bertentangan dengan ajaran agama, sehingga dapat

    menjadikan ligitimasi bagi mereka untuk tetap berhubungan dengan berbagai

    produk bank konvensional. Sementara sisanya(18,5%) berpendapat bahwa

    mereka tidak tahu; apakah bunga bertentangan dengan agama.

    Hasil pengujian dengan cross-tab analysis mendukung bahwa tidak

    terdapat hubungan signifikan antara persepsi tentang bunga dengan keinginan

    untuk menjadi nasabah bank syariah. Dengan demikian dapat disimpulkan

    bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan berdasarkan niat

    nasabah bank konvensional untuk menjadi nasabah bank syariah.

    H. Kerangka Pemikiran

  • 36

    Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang

    tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran

    sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi

    dari serangkaian masalah yang ditetapkan.(Abdul Hamid :2007:26 ).

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat analisis faktor untuk

    mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam

    menggunakan jasa bank syariah. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor

    agama, produk, fasilitas dan pelayanan, lokasi atau tempat, SDM, promosi,

    merek, keluarga, teknologi, dan kondisi ekonomi.

    Secara skematis alur kerangka penelitian terdapat dalam Gambar.

    Kerangka penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Prinsip Syariah 11. Keamanan Lokasi 21. Nama BSM Sudah Terkenal 2. Pengetahuan Tentang Bunga 12. Kemudahan Transportasi dan Terpercaya 3. Investasi Pada Bisnis yang Baik dan 13. Gedung yang, menarik, nyaman, dan 22. BSM Merupakan Bank

    Halal Menyenangkan Syariiiah Terbesar

    4. Keragaman Produk 14. Keramahan 23. Dorongan dari Keluarga 5. Kualitas Produk 15. Penampilan 24. Informasi Dari Keluarga 6. Tingkat Bagi Hasil 16. Kesabaran 25. Sistem Terkomputerisasi 7. Fasilitas Pelayanan Lengkap 17. Komunikasi 26. Kemudahan Bertransaksi 8. Banyaknya Jaringan ATM 18. Pengiklanan 27. Turunnya Suku Bunga 9. Kenyamanan Interior 19. Personal Selling 28. Tingkat Pengembalian 10. Lokasi Strategis 20. Adanya Sosialisasi dari Pihak Lain Keuntungan yang Tinggi

  • 37

    Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

    I. Hipotesis

    Uji KMO and Bartletts

    Factoring

    Factor Rotation

    Faktor ke- Faktor ke- Faktor ke- Faktor ke-

    Analisis Faktor

  • 38

    Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

    masalah yang diajukan dan jawaban itu masih diuji secara empirik

    kebenaranya. Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat

    dugaan sementara bahwa faktor agama, faktor produk, faktor fasilitas dan

    pelayanan, faktor lokasi/tempat, faktor sumber daya manusia (SDM), faktor

    promosi, faktor merek, faktor keluarga, faktor teknologi, faktor kondisi

    ekonomi, adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh nasabah dalam

    menggunakan jasa Bank Syariah.

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di daerah Rangkasbitung, lebih tepatnya di PT.

    Bank Syariah Mandiri Tbk. Cabang Pembantu Lebak. Lokasi tersebut peneliti

    pilih karena BSM Cabang Pembantu Lebak merupakan bank syariah yang

  • 39

    pertama berdiri di Lebak dan memiliki nasabah yang banyak dan transaksi

    yang beragam daripada bank syariah lainnya di Lebak. Penulis akan meneliti

    dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah untuk

    menggunakan jasa bank syariah pada PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Cabang

    Pembantu Lebak.

    B. Metode Penentuan Sampel

    Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek

    penelitian sebagai wakil dari para anggota populasi. (Supardi, 2005: 103).

    Teknik sampling yang digunakan adalah teknik convenience sampling.

    Convenience sampling adalah istilah umum yang mencakup variasi luasnya

    prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampel

    yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur,

    dan bersifat kooperatif. (Abdul Hamid, 2007:30). Pemilihan lokasi tersebut

    didasarkan pada pertimbangan bahwa di lokasi PT. Bank Syariah Mandiri

    Tbk tersebut merupakan satu-satunya bank syariah yang berdiri di Lebak dan

    memiliki nasabah yang banyak dan transaksi yang beragam. Sampel diambil

    sebanyak 100 orang responden yang merupakan nasabah BSM yang

    menggunakan jasa perbankan pada BSM Cabang Pembantu Lebak, dengan

    menggunakan patokan rasio 10:1, yang berarti satu variabel seharusnya ada

    10 sampel. (Santoso, 2006:12).

    C. Metode Pengumpulan Data

  • 40

    Menurut pendapat Mc.Leod (1995) dalam Husein Umar, pengertian data

    dari sudut ilmu system informasi adalah suatu fakta dan angka secara relatif

    tidak berarti bagi pemakai.

    1. Jenis Data

    a. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik

    dari individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau hasil

    pengisian kuesioner.

    b. Data sekunder

    Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

    disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data

    primer disajikan antara lain dalam bentuk table-tabel atau diagram.

    (Husein Umar, 2002:82).

    2. Sumber Data

    Sumber data penelitian ini adalah perorangan. Perorangan yaitu

    nasabah-nasabah dari Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Lebak.

    3. Pengumpulan Data

    Angket atau kuisioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan

    memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden,

    dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan

  • 41

    tersebut. Dengan daftar pertanyaan bersifat tertutup yaitu yaitu dengan

    memberikan alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan. (Husein

    Umar, 2002:114). Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode

    penelitian deskripsi (descriptive research). Menurut Supardi penelitian

    jenis ini dilakukan pada taraf atau kadar kajian dan analisis semata-mata

    ingin mengungkapkan suatu gejala/pertanda dan keadan sebagaimana

    adanya.

    Kuisioner menggunakan skala Likert, menurut Kinnear (1998) dalam

    Husein Umar, skala ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap

    seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak

    senang, dan baik-tidak baik. (Husein Umar, 2005:89) dengan rumusan

    sebagai berikut:

    Tabel 3.1 Skala Likert

    Bobot Kategori

    5 Sangat Setuju

    4 Setuju

    3 Ragu-ragu

    2 Tidak Setuju

    1 Sangat Tidak Setuju

    Dengan menggunakan skala Likert 5 poin, caranya dengan

    menghadapkan responden pada sejumlah pettanyaan dan kemudian

  • 42

    diminta untuk memberikan jawaban atas tingkat pelaksanaan yang terdiri

    dari sangat setuju, setuju, agak tidak setuju, tidak setuju, sangat tidak

    setuju.

    D. Metode Analisis

    Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah bersifat eksplorasi yang

    gunanya untuk menjawab pertanyaan apa, sehingga dapat memperoleh

    jawaban atas pertanyaan tersebut akan memberikan pemahaman dan

    pengertian secara mendalam terhadap suatu objek.

    Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

    menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam pengukuran,

    sehingga bila alat ukur itu digunakan dalam pengukuran maka akan bisa

    menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai

    variabel yang diukur dengan instrument tersebut dapat dinyatakan dalam

    bentuk angka sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Cara

    yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan

    menggunakan skala Likert, yang telah dijelaskan diatas dalam

    pengumpulan data. Cara pengukurannya adalah dengan memberikan

    jawaban,skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

    persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

    1. Uji Validitas

    Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir

    dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan/pernyataan. Validitas,

  • 43

    menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang

    anda ingin diukur. Dapat dikatakan, mampu memperoleh data yang

    tepat dari variable yang hendak diteliti. Validitas suatu butir pertanyaan

    dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel Correlations, jika butir

    pertanyaan itu valid terdapat (*) pada PearsonCorrelation, tabel

    terlampir.

    2. Uji Realibilitas

    Realibilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukan

    konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

    Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk

    memberikan hasil pengukuran yang konsisten (Husein Umar,

    2005:135). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

    mendapatkan nilai Cronbach Alpha > dari 0,6 (I am Ghozali,

    2001:42) teknik yang digunakan adalah koefisien Cronbachs Alpha,

    dengan rumus:

    Dimana:

    = realibilitas instrument

    k = banyaknya butir pertanyaan

    r11 =

  • 44

    = varians total

    = jumlah varians butir

    3. Analisis Faktor

    Teknik analisis yang digunakan peneliti adalah analisis faktor.

    Tujuan dari analisis faktor adalah mendefinisikan struktur suatu data

    matrik dan menganalisis struktur yang saling berhubungan (korelasi)

    antar sejumlah besar variabel test score, test items, jawaban kuisioner)

    dengan cara mendefinisikan satu set kesamaan variabel atau dimensi.

    Jadi analisis faktor ingin menemukan suatu cara meringkas

    (summarize) informasi yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu

    set dimensi baru atau variate (factor) (Imam Ghozali, 2001:267). Model

    analisis faktor dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

    Xi = Aij + Ai2F2+AimFm+ViUi

    Dimana:

    Xi : Variabel standar yang ke-1

    Aij : Koefisien multiple regresi standar dari variabel ke-1 pada

    factor j

    F : Common factor

    Vi : Koefisien regresi berganda standar dari variael ke-1 pada

    faktor Unik-i

  • 45

    Ui : Faktor Unik variabel-i

    m : Banyaknya common factor

    Faktor unik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan common

    faktor. Common factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari

    variabel yang diteliti.

    Demgam persamaan:

    Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, + WikXk

    Dimana:

    Fi : Faktor ke-1 yang dicermati

    Wi : Bobot atau koefisien Core Factor

    Xk : Banyaknya variabel X pada factor ke-k

    Proses analisis faktor:

    Setelah sampel didapat dan diuji, langkah selanjutnya adalah

    melakukan proses analisis factor. Proses tersebut meliputi:

    1) Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.

    2) Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan

    metode Bartlett Test of Sphercity serta pengukuran MSA

    (MeBeberapa measure of Sampling Adequacy).

  • 46

    3) Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoring, atau

    menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah

    lolos pada uji variabel sebelumnya.

    4) Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang

    telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang

    masuk ke faktor tertentu.

    Beberapa metode rotasi:

    1) Orthogonal Rotation, yakni memutar sumbu 90. Proses rotasi

    dengan metode Orthogonal masih bias dibedakan menjadi

    Quartimax, Varimax, dan Equimax.

    2) Oblique Rotation, yakni memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak

    harus 90. Proses rotasi dengan menggunakan metode Oblique

    masih bias debedakan menjadi Oblimin, Promax, Orthoblique,

    dan lainnya.

    5) Interprestasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya

    member nama atas faktor yang terbentuk, yang dianggap mewakili

    variabel-variabel anggota faktor tersebut.

    6) Validasi atas faktor untuk mengetahui apakah faktor yang

    telah terbentuk telah valid, dapat dilakukan.

    7) Uji KMO dan Berthen Test, memiliki beberapa hal yaitu

    angka KMO (Kaiser-Meyer-otkin) haruslah berada di atas 0,5 dan

    signifikan harus berada di bawah 0,05 sedangkan pada uji MSA

    angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1 dengan criteria:

  • 47

    1) MSA = 1, Variabel dapat dprediksi tanpa kesalahan oleh

    variabel yang lain.

    2) MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bias dianalisis

    lebih lanjut.

    3) MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bias dianalisis

    lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.

    E. Operasional Variabel Penelitian

    Perumusan operasi variabel ini berdasarkan dari kerangka pemikiran

    yang telah diutarakan pada bab dua.

    No Variabel Sub Variabel Indikator Skala

    1. Bauran Pemasaran (X)

    1.1 Agama 1. Prinsip Syariah 2. Pengetahuan Tentang

    Bunga 3. Investasi Pada Bisnis

    yang baik dan Halal

    Ordinal

    1.2 Produk 1. Keragaman Produk 2. Kualitas Produk 3. Tingkat Bagi Hasil

    Ordinal

    1.3 Fasilitas 1. Fasilitas Pelayanan Lengkap

    2. Banyaknya Jaringan ATM

    3. Kenyamanan Interior

    Ordinal

    1.4 Lokasi atau Tempat

    1. Lokasi Strategis 2. Keamanan Lokasi 3. Kemudahan

    Transportasi 4. Gedung yang,

    menarik, nyaman, dan

    menyenangkan

    Ordinal

    1.5 Sumber Daya 1. Keramahan 2. Penampilan

    Ordinal

  • 48

    Manusia (SDM) 3. Kesabaran 4. Komunikasi

    1.6 Promosi 1. Pengiklanan 2. Personal Selling 3. Adanya Sosialisasi

    dari Pihak Lain

    Ordinal

    1.7 Merek 1. Nama BSM Sudah Terkenal dan Terpercaya

    2. BSM Merupakan Bank Syariah Terbesar

    dan Anak Perusahaan Bank Mandiri

    Ordinal

    1.8 Keluarga 1. Dorongan Dari Pihak Keluarga

    2. Informasi Dari Keluarga

    Ordinal

    1.9 Teknologi 1. Sistem Transaksi yang sudah Terkomputerisasi

    2. Kemudahan Bertransaksi Menggunakan Teknologi yang ada

    Ordinal

    1.10 Kondisi Ekonomi

    1. Turunnya (Rendahnya) Tingkat Suku Bunga di Bank-bank Konvensional

    2. Tingkat Pengembalian Keuntungan (Return) yang Tinggi di BSM.

    Ordinal

    Definisi Operasional Variabel di atas adalah sebagai berikut:

    1. Variabel Bebas (Independen Variabel)

  • 49

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang penulis

    angkat yang terdiri dari:

    a. Agama

    Perbankan syariah memang lebih banyak diminati oleh masyarakat

    Indonesia yang mayoritas beragama Islam, tetapi sejauh mana faktor

    agama mempengaruhi keputusan nasabah.

    b. Produk

    Produk yang ditawarkan oleh Bank Syariah Mandiri yang beragam,

    segingga menjadi ciri khas atau karakteristik tersendiri yang

    membedakan denga bank konvensional.

    c. Fasilitas

    Fasilitas yang dimilik oleh BSM seperti ruang ber-AC, tempat duduk

    yang nyaman, dan juga termasuk tempat parkir yang luas.

    d. Tempat atau Lokasi

    Tempat atau lokasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam

    memasarkan baik barang maupun jasa. Semakin mudah dijangkau

    semakin baik.

    e. SDM

    Pentingnya SDM sangat mempengaruhi bagaimana suatu jasa itu

    dikemas. Sehingga petugas bank merupakan pilar utamanya.

    f. Promosi

  • 50

    Bagaimana BSM melakukan promosi terhadap produk perbankannya

    sehungga dapat diketahui oleh masyarakat.

    g. Merek

    Kepercayaan masyarakat terhadap merek Bank Syariah Mandiri.

    h. Keluarga

    Seberapa besar pihak keluarga dapat mempengaruhi keputusan nasabah

    dalam menentukan pilihannya.

    i. Teknologi

    Sejauh mana pengaruh teknologi dalam mempengaruhi keputusan

    nasabah.

    j. Kondisi Ekonomi

    Seberapa besar pengaruh kondisi ekonomi terhadap keputusan nasabah

    dalam memilih bank syariah.

    2. Variabel Terikat (Dependen Variabel)

    Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan nasabah.

    Keputusan pnasabah adalah perasaan senang atau kecewa sseseorang yang

    muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap

    kineerja suatu produk dan jasa yang ditawarkan.

  • 51

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

    1. Sejarah Singkat Perusahaan

    Hadir dengan Cita-Cita Membangun Negeri

    Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan

    integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri

    (BSM) sejak awal pendiriannya.

    Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah

    sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana

    diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis

    multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan

    beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan

    masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri

    perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami

    krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan

    merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

    Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki

    oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

    Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi

    tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta

    mengundang investor asing.

  • 52

    Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)

    empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan

    Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero)

    pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga

    menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai

    pemilik mayoritas baru BSB.

    Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri

    melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan

    Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan

    perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon

    atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank

    umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

    Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

    pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

    melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi

    bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah

    segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan

    usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi

    berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri

    sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal

    8 September 1999.

    Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah

    dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.

  • 53

    1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat

    Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/

    1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

    Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah

    Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420

    H atau tanggal 1 November 1999.

    PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank

    yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

    melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan

    nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah

    Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk

    bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

    2. Visi dan Misi

    Visi

    Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.

    Misi

    Mewujudkan pertumbuhan dan keuntunga