95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

29
SITAT-SIFAT OPTIK MINERAL RFM, TEKSTUR UMUM DAN KHUSUS BATUAN BEKU, DAN GAMBAR SAYATAN BATUAN BEKU A. Macam-Macam Tekstur Batuan Beku 1. Tekstur Umum Batuan Beku Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu: 1) Kristalinitas Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu: Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan. Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal. Holohyalin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohyalin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan. 2) Granularitas Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

description

Teksutr khusus batuan beku ada disini

Transcript of 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

Page 1: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

SITAT-SIFAT OPTIK MINERAL RFM, TEKSTUR UMUM DAN KHUSUS BATUAN BEKU, DAN GAMBAR SAYATAN BATUAN BEKU

A.   Macam-Macam Tekstur Batuan Beku

1.      Tekstur Umum Batuan Beku

Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:

1)       Kristalinitas           Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya

batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:

         Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.

         Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.

         Holohyalin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohyalin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.

2)         GranularitasGranularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

a.       Fanerik/fanerokristalin          Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan

mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:          Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.          Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.          Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.          Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm. b.      Afanitik         Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga

diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan:

         Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.

         Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.

Page 2: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

         Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

3)      Bentuk Kristal

Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara

keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:

      Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.       Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.       Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:       Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.       Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.       Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.       Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

4)      Hubungan antar kristalHubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara

kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

   Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:

   Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.

   Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.

   Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.

   Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.

2.      Tekstur Khusus Batuan Beku

1. Batuan beku yang berbutir seragam, disebut bertekstur granular. Macamnya:

a.       Panidiomorphic granular/automorphic granular = mineral berbentuk euhedral =>sering disebut

bertekstur lamprophyric.

b.      Allotriomorphic granular/xenomorphic granular = mineral berbentuk anhedral => sering disebut

tekstur aplitic.

c.       Hypidiomorphic granular/hypautomorphic granular = mineral berbentuk subhedral => sering

disebut tekstur granitic.

Page 3: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

2.      Batuan yang mengandung kristal berukuran kasar yang tertanam dalam massadasar yang

berukuran lebih halus.

a.       Porphyritic/phyric= jika massadasar kristalin

b.      Vitrophyric = jika massadasar gelasan

c.       Felsophyric : jika massadasar berupa kuarsa dan feldspar yang saling tumbuh bersama atau

intergrowth.

d.      Orthophyric : jika massadasar berupa feldspar yang bentuknya gemuk, siku-siku.

e.       Cumulophyric : jika fenokris mengelompok/berkumpul.

   

                Porphyritic                                                              vitrophyric

3. Tekstur Khusus

a. Ophitic dan subophitic : merupakan tekstur yang khas pada kelompok gabro/ basalt,

terutama diabas. Merupakan intergrowth antara piroksen dan plagioklas.

-          Ophitic : Jika mineral plagioklas dilingkupi oleh mineral piroksen

-          Subophitic : Jika mineral piroksen dilingkupi oleh mineral plagioklas.

    

Page 4: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

Tekstur Ophitic                                   Diabas/DOLERITE

b.      Tekstur graphic : merupakan tekstur yang sering ada pada batuan beku yang kaya silika,

terutama granit, pegmatit, dimana mineral kuarsa tumbuh bersama dengan alkali feldspar.

   

Pegmatite                                                                    Graphyc Texture

c.       Trachytic (pilotaxitic): tekstur yang umum pada batuan vulkanik, berupa mikrolit yang

membentuk orientasi tertentu, karena dihasilkan oleh mekanisme aliran.

      Gambar :

kenampakan struktur trachytic pada batuan vulkanik

d.      Intergranular /intersertal : banyak dijumpai pada batuan lava dan hipabisal, khususnya basalt dan

diabas. Celah-celah sudut mineral feldspar ditempati oleh mineral ferromagnesian (olivin,

piroksen, bijih besi) atau gelas, mineral sekunder, serpentin, chlorit dll.

Page 5: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

Gambar : kenampakan struktur Intergranular /intersertal pada batuan lava dan hipabisal

e.       Amygdaloidal texture : sering dijumpai pada lava atau batuan intrusi dangkal. Berupa lubang-

lubang gas (vesicles), yang terisi mineral sekunder, seperti opal, chalsedon, chlorite, kalsit.

Gambar : kenampakan struktur Amygdaloidal pada batuan intrusi

f.       Granophyric / micrographic texture

merupakan tekstur intergrowth antara mineral kuarsa dengan feldspar, tetapi dengan ukuran yang

lebih halus.Terdapat pada batuan applite.

Page 6: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

SIFAT OPTIK MINERAL PEMBENTUK BATUAN BEKU

Page 7: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

Bowen’s Raction Series

Sifat optik beberapa mineral

1.      Olivine

Sifat Optik Yang Khas:

      Abu2 agak kehijauan-transparan

      Relief tinggi

      Bentuk poligonal/prismatik

      Pecahan tak beraturan, tanpa belahan

      WI orde II

      Pada bidang pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi serpentin

      Data Optik : Biaxial (+), a=1.63-1.65, b=1.65-1.67, g=1.67-1.69,

      bire=0.0400,2V(Calc)=88, 2V(Meas)=46-98. Dispersi relatif lemah.

 

Gambar 2.3.1 Mineral Olivin

2.      Clinopyroxene

Sifat Optik Yang Khas:

      Biru cyan

      colourless

      Relief sedang

      WI Orde 3

      Birefringence: 0.002-0.022

Page 8: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

      RI: 1.674-1.764

Gambar 2.3.2 Mineral Klinopiroksen

3.      Orthopiroxene

         Sifat optik sama dengan klinopiroksen ( augit, diopsid )

         Yang membedakan adalah gelapannya sejajar (klino=miring)

         TO sumbu 2 (-) hipersten (+) enstatit

         Sistem kristal: Orthorhombic

         Relief: sedang

         Warna: hijau muda / merah muda, colorless

         RI: 1.658-1.788

         Bire: 0.008-0.020

         WI Orde 2

Page 9: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

Gambar 2.3.3 Mineral Orthopiroksen

4.      Hornblende

Sifat Optik Yang Khas :

      Warna kehijauan/kecoklatan,

      relief tinggi,

      pleokroisme kuat (dikroik/trikroik),

      belahan 1 arah atau 2 arah 120o,

      bentuk prismatik (biasanya memanjang),

      gelapan miring 12-30o

Gambar 2.3.4 mineral hornblende

5.      Biotite

Sifat Optik Yang Khas :

Page 10: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

      Warna coklat, kemerahan, kehitaman

      Bentuk berlembar

      Pleokroisme kuat

      Gelapan sejajar

      Umumnya teralterasi dengan klorit dan mineral – mineral lempung

      Data Optik: Biaxial (-), a= 1.565-1.625, b= 1.605-1.675, g= 1.605-1.675,

bire= 0.0400-0.0500, 2V(Calc)= 0, 2V(Meas)= 0-25. Dispersion

r > v or r < v.

Gambar 2.3.5 Mineral Biotit 

6.      Muscovite

Sifat Optik Yang Khas :

      Warna colorless

      Biaxial negatif

      Warna colorless

      Bentuk berlembar

      Pleokroisme kuat

      Gelapan sejajar

      Bentuk dan sifat optik lain mirip biotit

Page 11: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

Gambar 2.3.6 mineral muskovit

7.      Quartz

Sifat Optik Yang Khas :

      Colorless, relief rendah

      Bentuk tak beraturan, dalam batuan umumnya anhedral

      Tidak punya belahan

      Gelapan bergelombang

      Warna interferensi abu2 orde1

      TO sumbu I (+)

      nw = 1.544

ne = 1.553

      Orientasi optik:  sumbu optik terletak pada sumbu c, perpanjangan kristal memotong ujung-

ujung sumbu yang berlengan pendek.

      Komposisi: kandungan dasarnya berupa SiO2, meskipun bekas kandungan mineral dari Ti,

Fe, Mn, Al, kemungkinan dapat ditemukan.

      Sifatnya tidak mudah terubah dan sangat stabil pada lingkungan yang mudah mengalami

pelapukan

 

Page 12: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

Gambar 2.3.7 mineral kuarsa

Genesa mineral yang bisa kita simpulkan dari pengamatan adalah ukurannya jika dilihat

dari ukuran mineral yang kita amati, mineral ini mempunyai ukuran yang kecil, ini berarti

menunjukan bahwa mineral ini paling akhir terbentuk oleh karena mineral ini tidak mempunyai

cukup ruang untuk terbentuk sesudah  mineral-mineral lain terbentuk. Dari bentuk mineral yang

anhedral dapat diketahui mineral ini terbentuk paling akhir karena bidang batas mineral

dipegaruhi oleh mineral lain sehingga bidang batasnya hampir tidak terlihat, kemudian

terdapatnya sedikit pecahan pada mineral ini menunjukan bahwa mineral ini terletak pada di

akhir oleh karena itu mineral ini mempunyai resistensi yang tinggi dan mineral ini terdapat pada

batuan beku asam hal ini dikarenakan mineral ini terbentuk di akhir (semakin keatas sifatnya

semakin basa dan semakin kebawah semakin asam).

Berdasarkan deskripsi yaitu warna mineral colorless bentuk granular, belahan tidak ada,

terdapat pecahan, relief rendah dan pleokrisme monokroik

8.      Plagioclase

Sifat Optik Yang Khas :

      Colorless tapi agak keruh, relief rendah - sedang

      kembaran albit atau carlsbad-albit

      WI abu2 terang orde I

      TO sumbu 2 (-) dan (+)

      Terdapat

belahan, terdapat

pleokroisme monokroik

 

Page 13: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

Gambar 2.3.8 mineral plagioklas

Proses pembentukan mineral Plagioklas berdasarkan Bowen Reaction Series terletak

pada deret continuous. Deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan

feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan

peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar (Ca–Na-feldspar,

CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 9000C. Saat magma

mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh pembentukan natrium feldspar

(Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C feldspar dengan hampir 100% natrium

terbentuk. Kemudian terdapatnya pecahan pada mineral ini menunjukan bahwa mineral ini

terletak pada awal pembentukan karena pada awal pembentukan ini mineral belum mempunyai

resistensi yang tinggi sehingga mudah terbentuk pecahan dan mineral ini terdapat pada batuan

beku basa hal ini dikarenakan mineral ini terbentuk lebih dulu (semakin keatas sifatnya semakin

basa dan semakin kebawah semakin asam).

9.      Orthoclase

Sifat Optik Yang Khas :

      Pada sayatan 001 terlihat kembaran carlsbad

      WI abu2 terang orde I

      TO sumbu 2 (-)

      Colorles tapi agak keruh, relief rendah :  nalpha = 1.514 - 1.526, nbeta= 1.518 - 1.530, ngamma =

1.521 - 1.533

      Bentuk : Umumnya sebagai anhedral sampai euhedral pada batuan beku.

      Tidak terdapat pleokroisme

Page 14: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

Gambar 2.3.9 mineral orthoklas

10.  Sanidine

Sifat Optik Yang Khas :

      Warna colorless

      Bentuk tabular

      Relief rendah

      Gelapan miring 5o – 15o

      Tidak terdapat pleokroisme

      Umumnya teralterasi dengan mineral – mineral lempung dan sericite

Gambar 2.3.10 Mineral Sanidin

11.  Serpentine

Sifat Optik Yang Khas:

      Sistem kristal: Trigonal, Monoclinic, Orthorhombic

      Relief: Rendah

      Warna: hijau, kuning, merah kecoklatan

Page 15: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

      RI: 1.532-1.574

      Bire: 0.004-0.017

      WI orde 1

Gambar 2.3.11 Mineral Serpentin

12.  Calcite

Sifat optik yang khas:

      Relief : bervariasi rendah-sedang, colorless

      RI: 1.658-1.486

      Bire:  0.172

      WI Orde 4

Gambar 2.3.12 mineral kalsit

13.  Garnet

Sifat Optik Yang Khas:

      Sistem kristal: isometrik

      Relief: tinggi

Page 16: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

      Warna merah muda pucat

      RI: 1.800

      Bire:  isotropic

Gambar 2.3.13 Mineral Garnet

14.  Zicron

Sifat Optik Yang Khas:

      Sistem kristal: Tetragonal

      Relief: sedang

      colourless

      RI : 1.922-2.015

      Bire: 0.042-0.065

      WI Orde 3

Gambar 2.3.14 Mineral Zircon

15.              KUARSA

         Colorless, relief rendah

         Bentuk tak beraturan, dalam batuan umumnya anhedral

Page 17: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

         Tidak punya belahan

         Gelapan bergelombang

         Warna interferensi abu2 orde1

         TO sumbu I (+)

         nw = 1.54

         ne = 1.553

Orientasi optik:  sumbu optik terletak pada sumbu c, perpanjangan kristal memotong ujung-

ujung sumbu yang berlengan pendek. Komposisi: kandungan dasarnya berupa SiO2, meskipun

bekas kandungan mineral dari Ti, Fe, Mn, Al, kemungkinan dapat ditemukan. Sifatnya tidak

mudah terubah dan sangat stabil pada lingkungan yang mudah mengalami pelapukan

Gambar 1.1 Kenampakan Kuarsa Secara Optik

16.              ORTOKLAS

      Colorles tapi agak keruh, relief rendah

      Pada sayatan 001 terlihat kembaran carlsbad

      WI abu2 terang orde I

      TO sumbu 2 (-)

17.              PLAGIOKLAS

      Colorles tapi agak keruh, relief rendah-sedang

      kembaran albit atau carlsbad-albit

      WI abu2 terang orde I

      TO sumbu 2 (-) dan (+)

Page 18: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

18.              OLIVIN

      Abu2 agak kehijauan-transparan

      Relief tinggi

      Bentuk poligonal/prismatik

      Pecahan tak beraturan, tanpa belahan

      WI orde II

      Pada bidang pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi serpentin

 

Gambar 1.3 Kenampakan Olivin Secara Optik

                                                                                                          

5.         KLINO PIROKSEN (AUGIT, DIOPSID)

      Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik, sayatan//c belahan 1arah, sayatan tegak lurus c

belahan 2 arah 90o

      Gelapan miring, augit 45-54o diopsid 37-44o

      TO (+) sb2

19.              ORTOPIROKSEN (ENSTANTIN, HIPERSTEN)

      Sifat optik sama dengan klinopiroksen

      Yang membedakan adalah gelapannya sejajar (klino=miring)

      TO sumbu 2 (-) hipersten (+) enstatit

20.        Sanidine

            Sifat Optik Yang Khas :

         Warna colorless

Page 19: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

         Bentuk tabular

         Relief rendah

         Gelapan miring 5o – 15o

         Tidak terdapat pleokroisme

         Umumnya teralterasi dengan mineral – mineral lempung dan sericite

Gambar 1.5 Kenampakan Sanidine Secara Optik

21.        HORNBLENDE

      Warna kehijauan/kecoklatan,

      pleokroisme kuat (dikroik/trikroik),

      belahan 1 arah atau 2 arah 120o,

      bentuk prismatik (biasanya memanjang),

      gelapan miring 12-30o

Gambar 1.2 Kenampakan Hornblende Secara Optik

Mineral hornblende merupakan mineral pembentuk batuan beku yang berwarna

kehijauan/kecoklatan. Kenampakan warna tersebut dapat dilihat melalui mikroskop polarisasi.

Berdasarkan Proses pembentukan mineral pada Bowen Reaction Series mineral ini terletak pada

Page 20: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

deret discontinuous pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana

satu mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan

melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Mineral Hornblende (termasuk mineral

Amphibole) terbentuk setelah mineral Piroksen, sekitar 11000C, mineral yang mengandung

kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran suhu 9000C. Pada proses pembentukan

mineral Hornblende tekanan yang ada tidak terlalu besar, sedangkan mineral Hornblende

bentuknya lebih prismatic atau memanjang. Sehingga mineral ini sering ditemukan berukuran

lebih besar dibandingkan mineral lain yang ada disekitarnya. Hal menunjukan bahwa mineral ini

lebih dulu terbentuk oleh karena itu mineral ini mempunyai cukup ruang untuk terbentuk

sebelum mineral-mineral lain terbentuk (belum terdapat ubahan). Dari bentuk mineral yang

euhedral dapat diketahui (sejalan dengan ukuran) mineral ini terbentuk terlebih dahulu  karena

bidang batas mineral tidak dipegaruhi oleh mineral lain sehingga bidang batasnya terlihat tebal,

kemudian terdapatnya pecahan pada mineral ini menunjukan bahwa pada deret discontinuous

mineral ini terletak pada awal pembentukan karena pada awal pembentukan ini mineral belum

mempunyai resistensi yang tinggi sehingga mudah terbentuk pecahan dan mineral ini terdapat

pada batuan beku basa hal ini dikarenakan mineral ini terbentuk lebih dulu (semakin keatas

sifatnya semakin basa dan semakin kebawah semakin asam).

3.Sayatan Batuan Beku

a.       Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 66%. Contohnya Granit, Riolit. Dari

segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding yang

komposisinya asam.

800 × 506 - Abb.: Dünnschliff eines Peridotit-Gesteins.

Page 21: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

Granodiorit

300 × 221 - Kenampakan andesin pada sayatan tipis diorit (Anonim,

http://www.aliakbarvelayati33499.wordpress.com

b.      Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %. Contohnya Gabro, Basalt.

         1024 × 683 - Kenampakan bitownit pada sayatan tipis gabro (Anonim, 2007)

Page 22: 95154795 Petrografi Tekstur Khusus Bat Beku

c.       Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-66 %. Contohnya Andesit dan

Syenit.

                                                                          Andesit

d.      Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya Dunit dan

Peridotit.

DAFTAR PUSTAKA

Nurul, Siti Q, 2010. Laporan Praktikum Mineralogi Semester II. Semarang

http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/13/petrologi-batuan-beku/

http://3emjata.blogspot.com/2010/11/petrologi-batuan-beku.html

http://www.fisika-indonesia.co.cc/2010/09/batuan-beku.html

http://nurulgeologist.blogspot.com/2011/06/sitat-sifat-optik-mineral-rfm-tekstur.html