94868654 Makalah PBL Blok 6
-
Upload
bayu-kkilla -
Category
Documents
-
view
23 -
download
1
Transcript of 94868654 Makalah PBL Blok 6
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang komplek, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan , dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya . sistem tubuh yang
penting ini juga mengatur kebanyakkan aktivitas sistem- sistem tubuh yang lainnya. Karena
pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga
menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal
segala fenomena kesadaran, pikiran , ingatan, bahasa ,sensasi maupun sakit. Oleh karena itu,
dalam makalah ini saya akan membahas bagaimana peranan sistem saraf pada tubuh kita.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja susunan makroskopik saraf?
1.2.2 Apa saja susunan mikroskopik saraf?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis neurontransmiter dalam tubuh kita?
1.2.4 Begaimana proses mekanisme dan fungsi saraf?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui susunan makroskopik saraf
1.3.2 Untuk mengetahui susunan mikroskopik saraf
1.3.3 Untuk mengetahui jenis-jenis neurontransmitter
1.3.4 Untuk mengetahui proses mekanisme dan fungsi saraf
1.4 Manfaat
1.4.1 untuk menambah wawasan dan pengetahuan dari mahasiswa/i Universitas Kristen
Krida Wacana
1.4.2 untuk menambah referensi perpustakaan
1
BAB II
Isi
2.1 Makroskopik Saraf
A.SSP (Sistem Saraf Pusat)
1. Otak
Diselimuti oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput meninges terdiri dari
3 lapisan :
a. Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan bersifat
tidak kenyal. Lapisan ini melekat langsung dengan tulang tengkorak. Berfungsi untuk
melindungi jaringan-jaringan yang halus dari otak dan medula spinalis.
b. Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah dan terdiri dari lapisan
yang berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut dengan ruang
subaraknoid dan memiliki cairan yang disebut cairan serebrospinal. Lapisan ini
berfungsi untuk melindungi otak dan medulla spinalis dari guncangan.
c. Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan melekat
langsung pada otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah. Berfungsi untuk
melindungi otak secara langsung.(1)
Otak dibagi menjadi beberapa bagian :
a. Cerebrum
Merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak kita yaitu 7/8
dari otak.
Mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu otak besar belahan kiri yang berfungsi
mengatur kegaiatan organ tubuh bagian kanan. Kemudian otak besar belahan
kanan yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kiri.
Bagian kortex cerebrum berwarna kelabu yang banyak mengandung badan sel
saraf. Sedangkan bagian medulla berwarna putih yang bayak mengandung
dendrite dan neurit. Bagian kortex dibagi menjadi 3 area yaitu area sensorik yang
menerjemahkan impuls menjadi sensasi. Kedua adalah area motorik yang
berfungsi mengendalikan koordinasi kegiatan otot rangka. Ketiga adalah area
2
asosiasi yang berkaitasn dengan ingatan, memori, kecedasan, nalar/logika,
kemauan.
Mempunyai 4 macam lobus yaitu :
1 Lobus frontal berfungsi sebagai pusat penciuman, indera peraba.
2 Lobus temporal berungsi sebagai pusat pendengaran
3 Lobus oksipetal berfungsi sebagai pusat pengliihatan.
4 Lobus parietal berfungsi sebagai pusat ingatan, kecerdasan, memori,
kemauan, nalar, sikap.
b. Mesencephalon
Merupakan bagian otak yang terletak di depan cerebellum dan jembatan
varol.
Berfungsi sebagai pusat pengaturanan refleks mata, refleks penyempitan pupil
mata dan pendengaran.
c. Diencephalaon
o Merupakan bagia otak yang terletak dibagian atas dari batang otak dan di
depan mesencephalon.
o Terdiri dari talamus yang berfungsi untuk stasiun pemancar bagi impuls yang
sampai di otak dan medulla spinalis.
o Bagian yang kedua adalah hipotalamus yang berfungsi sebagai pusat
pengaturan suhu tubuh, selera makan dan keseimbangan cairan tubuh,
rasalapar, sexualitas, watak, emosi.
d. Cerebellum
Merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar. Berfungsi
sebagai pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan
tubuh serta posisi tubuh.
3
Terdapat 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan belahan
cerebellum bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli yang
berfungsi untuk menghantarkan impuls dari otot-otot belahan kiri dan kanan.
2. Medula
a. Medulla oblongata
Disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau batang otak.
Terletak langsung setelah otak dan menghubungkana dengan medulla spinalis,
di depan cerebellum.
Susunan kortexmya terdiri dari neeurit dan dendrite dengan warna putih dan
bagian medulla terdiri dari bdan sel saraf dengan warna kelabu.
Berfungsi sebagai pusat pengaturan ritme respirasi, denyut jantung,
penyempitan dan pelebaran pembuluh darah, tekanan darah, gerak alat
pencernaan, menelan, batuk, bersin,sendawa.
b. Medulla spinalis
Disebut dengan sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-ruas
tulang belakang yaitu ruas tulang leher sampaia dengan tulang pinggang yang
kedua.
Berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantarkan impuls dari organ
ke otak dan dari otak ke organ tubuh.(1)
B. SST (Susunan Saraf Tepi/Perifer)
Merupakan system saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan system saraf
pusat.
1. Sistem saraf sadar/somatik
Merupakan system saraf yang kerjanya berlangsung secara sadar/diperintah oleh otak.
Bedakan menjadi dua yaitu :
a. Sistem saraf pada otak
Merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak dan dibedakan menjadi 12 pasang
saraf yaitu :
4
No Nama saraf Jenis saraf Menuju Fungsi
I OLFAKTORI Sensorik Pusat pembau Berkaitan dengan
penciuman
II OPTIK Sensorik Retina mata Berkaitan dengan
penglihatan
III OKULOMOTOR Motorik Otot bola mata
dan otot
kelopak mata
Menggerakan
bola mata (kiri
dan kanan)
Untuk akomodasi
dan kontraksi iris
IV TROKLEAR Motorik Oto bola mata Untuk memutar
bola mata
V TRIGEMINUS
a. OFTALMIK
b. MAKSILAR
c. MASNDIBULAR
Motorik
Kelopak mata
atsa, bola mata,
kelenjar
lakrimal
Mukosa
hidung, langit-
langit rongga
mulut, taring,
gigi atas, pipi
dan kelopak
mata bawah.
Lidah bagian
atas (bukan
pengecap), gigi
bawah dan
Membawa impuls
yang berkaitan
dengan sensai
rasa, nyeri, raba
dan suhu.
5
rahang bawah.
VI Abdusen Motorik Otot penggerak
bolamata
Pergerakan rektus
lateral
VII Facial Motorik Lidah bagian
oengecap
anterior
Mempengaruhi
pergerakan otot-
otot rahang,
wajah, kepala
serta ekskresi
kelenjar ludah
dan air mata.
No Nama saraf Jenis saraf Menuju Fungsi
VII
I
Vestibulo koklear Sensorik Koklea telinga,
vestibula dan kanal
semisirkularis
Berkaitana dengan
pendengaran dan
keseimbangan.
IX Glosofaring Motorik Lidah pengecap,
tonsil langit-langit
mulut, kulit telinga
Mempengaruhi
pergerakan otot
faring dan lidah.
X Vagus Motorik Faring, laring,
trakea, bronkus,
pulmo, lengkung
aorta
Mempengaruhi
pergerakan
menelan, stimulasi
kelenjar lambung,
usus, hati dan
pankreas.
6
XI Asesori spinal Motorik Otot
sternokleidomastoid
dan otot trapezius
Mengkoordinasi
gerakan bahu dan
leher.
XII Hipoglosus Motorik Otot lidah Berkaitan dengan
kegiatan menelan
dan berbicara.
b. Sistem saraf sumsum spinalis
Merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula spinali (sumsum tulang belakang)
yang berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi sepanjang medula spinalis.
31 pasang saraf medula spinalis yaitu :
Jumlah Medula spinalis
daerah
Menuju
8 pasang Servix Kulit kepala, leher dan otot tangan
12 pasang Punggung Organ-organ dalam
5 pasang Lumbal/pinggang Paha
5 pasang Sakral/kelangkang Otot betis, kaki dan jari kaki
1 pasang koksigeal Sekitar tulang ekor
7
Daftar gyrus pada otak:
Superior frontal gyrus , lat. gyrus frontalis superior
Middle frontal gyrus , lat. gyrus frontalis medius
Inferior frontal gyrus , lat. gyrus frontalis inferior with 3 parts: pars opercularis, pars
triangularis, and pars orbitalis
Superior temporal gyrus , lat. gyrus temporalis superior
Middle temporal gyrus, lat. gyrus temporalis medius
Inferior temporal gyrus, lat. gyrus temporalis inferior
Fusiform gyrus , lat. gyrus occipitotemporalis medius
Parahippocampal gyrus , lat. gyrus parahippocampalis
Transverse temporal gyrus
Precentral gyrus, lat. gyrus praecentralis
Postcentral gyrus , lat. gyrus postcentralis
8
Supramarginal gyrus, lat. gyrus supramarginalis
Angular gyrus , lat. gyrus angularis
Cingulate gyrus lat. gyrus cinguli
Fornicate gyrus
Daftar Sulcus pada otak:
Calcarine sulcus
Central sulcus
Central sulcus of insula
Cingulate sulcus
Circular sulcus of insula
Collateral sulcus
Fimbrodentate sulcus
Hippocampal sulcus
Inferior frontal sulcus
Inferior temporal sulcus
Intraparietal sulcus
Lateral sulcus
Lunate sulcus
Occipitotemporal sulcus
Olfactory sulcus
Paracentral sulcus
Parieto-occipital sulcus
Postcentral sulcus
Precentral sulcus
Rhinal sulcus
Subparietal sulcus
Sulcus of corpus callosum
Superior frontal sulcus
Superior temporal sulcus
Transverse occipital sulcus
9
Transverse temporal sulcus
2.2 Struktur Mikroskopik Saraf
a. Struktur saraf
1. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel
saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan
badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat
transportasi sintesis protein.
2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
3. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang
disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang
banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel sachwann yang akan
membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan
membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang
melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan
mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya
rangsangan.
4.Sitoplasma
cairan bening (seperti jelly) pada bagian dalam neuron dan terdiri dari beberapa organ,
antara lain mitochondria yang mengolah substansi makanan, seperti glukosa yang
akhirnya digunakan sebagai tenaga bagi sel
10
5.Soma sel (cell body)
bagian neuron yang mengandung nukleus (inti sel) dan dapat diibaratkan sebagai
mesin yang bertanggungjawab atas kehidupan sel
6.Axon Hillock
bagian berbentuk kerucut pada pertemuan axon dan soma sel Axon, benang neurit
sebagai penghantar impuls yang diselubungi myelin. Axon membawainformasi dari
soma sel ke terminal buttons
7.Myelin
lapisan berlemak yang menyelubungi akson Nodes of Ranvier, (baca: rahn vee yay)
bagian axon yang tidak diselubungi myelin Terminal Buttons, bagian akhirdari axon
yang berbentuk sebagai kancing yang berfungsi melepaskan neurotransmitter (dengan
substansi transmitter yang berupa substansi. (2)
b. Jenis saraf
a. Berdasarkan fungsinya
1. Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan
dari reseptor yaitu alat indera.
2. Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan
rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan
berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
11
3. Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel
saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak
dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf
sensorik dan sel saraf motorik.
b. Berdasarkan strukturnya
1. Neuron unipolar ,yaitu neuron yang memiliki satu buah axon yang bercabang.
2. Neuron bipolar , yaitu neuron yang memiliki satu axon dan satu dendrite.
3. Neuron multipolar,yaitu neuron yang memiliki satu axon dan sejumlah
dendrite.
4. Neuron Pseudounipolar , yaitu neuron yang memiliki 2 akson dimana aksonnya
akan membentuk huruf “T”
Sel Glia
Sel glia adalah sel pendukung yang utama dalam sistem saraf pusat. Sel glia atau
neuroglia (secara literal dapat diterjemahkan sebagai nerve-glue atau perekat saraf)
memang berfungsi melekatkan CNS menjadi satu bagian yangutuh. Tetapi fungsi
sebenarnya lebih dari itu, glia juga mengontrol persedian substansi kimia yang diperlukan
neuron untuk berkomunikasi dengan neuron lain, melindungi neuron yang satu dari
pengaruh neuron yang lain sehingga pesan yang disampaikan antara neuron yang satu
dengan yang lain tidak campuraduk, selain itu iajuga berfungsi memusnahkandan
melepaskan sel-sel sarafyang mati akibat kecelakaan atau karena proses penuaan.
12
c. Sinaps
Sinaps adalah titik temu antar satu neuron dengan neuron lainnya dimana diantara titik
temu itu ada celah yang disbut celah sinaps
Ciri-ciri sinaps:
1) Hanya mengantarkan impuls ke satu arah
2) Memperlambat perambatan impuls
3) Melanjutkan perambatan impuls dengan bantuan neurotransmitter
4) Dapat menambah kuat rangsang hingga mencapai nilai ambang perangsang
5) Sangat peka terhadap kelelahan, penurunan kemampuan hantaran impuls
6) Peka terhadap kekurangan kadar oksigen
7) Peka terhadap senyawa kimia atau obat-obatan. Pengaruhnya dapat
mengaktifkan atau menghambat
1. Transmisi sinaptik
Sinaps adalah sisi( penghubung (junction) yang tidak tempat berlangsungan
berdekatan) tempat berlangsungnya pemindahan impuls datri ujung akson suatu
neuron ke neuron lain atau ke otot dan kelenjar
a) Pada transmisi dari neuron ke neuron, hubungannya dapat berasal dari
akson suatu neuron ke dendrit, ke badan sel atau ke akson neuron kedua
b) Neuron presinaptik membawa impuls menjauhi sinaps. Neuron
postsinaptik membawa impuls menjauhi sinaps. Neuron tunggal dapat
menjadi postsinaptik pada dindrit atau badan selnya dan presinaptik pada
ujung aksonnya.
2. Sinaptik kimiawi
Impuls di teruskan melalui substansi kimiawi yakni neurotransmitter atau
neurmedulator
3. Sinaps listrik
Jika dua sel yang dapat tereksitasi berhubungan melalui aliran arus listrik
langsung pada suatu area dengan tahanan listrik rendah,maka sinaps disebut
sebagai sinaps listrik
13
a) Gap junction menghubungkan pasangan sel yang bermuatan listrik.
Sambungan ini dianggap memiliki tahanan listrik yang rendah,
b) Sinaps listrik tidak memiliki waktu tunda sinaptik, yang terdapat pada
sinaps zat kimia. Sinaps listrik ditemukan diotot polos, otot jantung dan
otak
c) Pada umumnya, sinaps listrik memungkinkan terjadinya transmisi 2 arah
bukannya satu arah seperti sinaps kimiawi. (3)
Berdasarkan bagian sel saraf yang berkontak, sinaps dapat berupa”
1) Akso –dendritik
2) Akso-somatik
3) Dendro-dendritik
4) Akso-aksonik
5) Akso dengan serat otot
d. Letak akhir saraf
Ada 3 kelompok ujung akhir saraf:
1) Yang berakhir pada otot skelet (motor end plate, muscle spindle)
2) Yang berakhir pada epitel (ujung akhir saraf bebas)
3) Yang berakhir pada jaringan ikat (badan vater pacinni, meissner)
2.3 Jenis-jenis nuerotransmiter
Neurotransmitter adalah agen kimiawi yang berperan dalam mentransmisi impuls
melalui sinaps. Neurotransmitter yang bersifat eksitasi adalah acetylcholine,
norepinephrine, dopamine, glutamate dan histamine. Sedangkan neurotransmitter yang
pada umummnya menginhibisi adalah gamma aminobutyric acid (GABA) pada jaringan
otak dan glycine pada medula spinalis. Serotonin menghambat dan mengontrol tidur,
lapar dan mempengaruhi kesadaran.
14
a) Asetilkolin (Ach) dilepas oleh neuron motorik yang berakhir di otot rangka
(sambungan neuromuskular). Ach juga dilepas oleh neuron parasimpatis dalam
SSO dan oleh neuron tertentu di otak.
1) Sebagian besar Ach disintesis dari kolin dan koenzim asetil A dalam
badan neuron motorik; kemudian ditranspor ke terminal akson dan di
simpan dalam vesikel sinaptik
2) Setelah dilepas: Ach dipecah oleh enzim asetilkolinestrease menjadi asetat
dan kolin. kolin kemudian ditarik terminal akson dan di siklusulangkan
3) Asetilkolinesterase, seperti esterin dan progstigmin, dipakai secara
terapeutik pada kasus miastenia gravis, penyakit yang ditandai dengan
melemahnya otot karena penurunan daya respon sel-sel otot rangka
terhadap Ach
b) Katekolamin meliputi norepinefrin (NE), epinefrin (E) dan dopamin (DA).
Katekolamin mengandung nukleus katekol dan merupakan derivat dari asam
amino tirosin.
1) Katekolamin digolongkan sebagai monoamina karena memiliki satu gugus
tunggal amina
2) Ketiganya merupakan neurotransmiter dalam SSP; NE dan E juga
berfungsi sebagai hormon yang disekresi kelenjar adrenal
3) Katekolamin treinaktivasi stelah pelepasan karena:
Penyerapan ulang oleh terminal akson
Degradasi enzimatik oleh monoamina oksidase terjadi pada
ujung neuron presinaptik
Degradasi enzimatik oleh katekolamin-O-Metil transferase
terjadi pada neuron postsinaptik
c) Seratonin termassuk monoamina,tetapi tidak mengandung nukleus katekol.
Serotonin merupakan derivat dari asam amino triptofan yang ada dalam SSP dan
pada sel-sel tertentu dalam darah dan sistem pencernaan.
15
d) Beberapa asam amino, seperti glisin, asam glutamat, asam aspartat, dan asam
aminobutirat gamma, berfungsi sebagai transmitter
e) Sejumlah neuropeptida , berkisar dari dua sampai 40 asam amino dalam setiap
rantai panjang , telah diidentifikasi dalam organ tubuh. Senyawa seperti substansi
P, enkefalin, bradikinin, dan kolesistokinin berperan sebagai neurotransmitter asli
atau sebagai neuromodulator untuk mempengaruhi pelepasan, atau respons
terhadap, transmitter aktual. Semuanya memiliki efek non saraf dan saraf.(3)
2.4 Mekanisme dan fungsi saraf
a. Potensial Aksi
Komponen listrik dari transmisi saraf menangani transmisi impuls di sepanjang
neuron. Permeaabilitas membran sel neuron terhadap ion natrium dan kalium
bervariasi dan dipengaruhi oleh perubahan kimia serta listrik dalam neuron
tersebut . dalam keadaan istirahat, permeabilitas membran sel menciptakan kadar
kalsium intrasel yang tinggi dan kadar natrium intra sel yang rendah, bahkan pada
kadar natrium ekstra sel yang tinggi. Impuls listrik timbl oleh pemisahan muatan
akibat perbedaan kadar ion intrasel dan extrasel yang dibatasi membran sel.
a) Keadaan listrik pada membran istirahat (polarized). Extrasel lebih banyak
ion natrium, sebaliknya intrasel lebih banyk ion kalium. Membran dalam
keadaan relatif impermeable terhadap kedua ion.
b) Potensial membran istirahat berubah dengan adanya stimulus. Ion natrium
masuk ke intrasel secara cepat. Pembentukkan potensial aksi pada tempat
perangsangan. Jika stimulus cukup kuat, potensial aksi akan di alirkan
secara cepat ke sepanjang membran sel.
c) Potensial istirahat kembali terjadi.ion kalium keluar dari dalam sel dan
permeabilitas membran berubah kembali. Terjadi pemulihan keadaan
negatif di dalam sel dan positif di luar sel. Potensial aksi yang terjadi atau
impuls pada saat terjadi depolarisasi di alirkan ke ujung saraf dan
16
mencapai ujung akson (akson terminal). Saat potensial aksi mencapai
akson terminal akan dikeluarkanlah neurotransmitter, yang melintasi
sinaps dan dapat saja merangsang saraf berikutnya. Fase ini di sebut fasse
depolarisasi.(4,5)
b. Sistem saraf autonom dan somatik
Sistem saraf otonom
Jalur saraf otonom terdiri dari suatu rantai 2 neuron,dengan neurotransmitter
terakhir yang berbeda antara saraf simpatis dan parasimpatis.
Sistem saraf otonom terdiri dari system saraf simpatis dan parasimpatis.Serat-
serat saraf simpatis berasal dari daerah torakal dan lumbal korda spinalis.Sebagian
serat praganglion simpatis berukuran sangat pendek,bersinaps dengan badan sel
neuron pascaganglion didalam ganglion yangb terdapat di rantai ganglion
simpatis yang terletak di kedua sisi korda spinalis.Serat pascgangliion panjang
yang berasal dari rantai ganglion itu berakhir pada organ-oragn efektor.Sebagian
serat praganglion melewati rantai ganglion tanpa membentuk sinaps dan
kemudian berakhir di ganglion kolateral simpatis yang terletak sekitar separuh
jalan antara SSP dan organ-organ yang dipersarafi,dengan saraf pascaganglion
menjalani jarak sisanya.
Serat-serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah cranial dan sacral
(sebagian saraf kranialis mengandung seratparasimpatis).Serat-serat ini nerukuran
lebih panjang dibandingkan dengan serat praganglion simpatis karena serat-serat
17
itu tidak terputus sampai mencapai ganglion terminal yang terletak didalam atau
dekat organ efektor.Serat-serat pascaganglion yang sangat pendek berakhir di sel-
sel organ yang bersangkutan itu sendiri.
Serat-serat praganglion simpatis dan parasimpatis mengeluarkan neurotransmitter
yang sama,yaitu asetilkolin,tetapi ujung-ujung pascaganglion kedua system ini
mengeluarkan neurotransmitter yang berlainan (neurotransmitter yang
mempengaruhi organ efektor).Serat-serat pascaganglion parasimpatis
mengeluarkan aseilkolin.Dengan demikian,serat-serat itu bersama dengan semua
serat praganglion otonom disebut sebagai kolinergik.Sebaliknya,sebagian serat
pascaganglion simpatis disebut serat adrenergic karena mengeluarkan
noreadrenalin (norepinefrin).Baik asetilkolin maupun norepinefrin juga berfungsi
sebagai zat perantara kimiawi di bagian tubuh lainnaya.
Serat-serat otonom pascaganglion tidak berakhir pada sebuah tonjolan seperti
kepala sinaps (synaptic knob),namun cabang-cabang terminal dari serat otonom
mengandung banyak tonjolan (varicosities) yang secara simultan mengeluarkan
neurotransmitter ke daerah luas pada organ yang dipersarafi dan bukan ke sebuah
sel.Pelepasan neurotransmitter yang bersifat difus ini,disertai kenyataan bahwa di
otot polos atau jantung setiap perubahan aktivitas listrik akan disebarkan melalui
gap junction,memiliki arti bahwa keseluruhan organ biasanya dipengaruhi
aktivitas otonom bukan sel satu per satu.(4)
Sistem saraf otonom mengontrol aktivitas organ visceral involunter
Sistem saraf otonom mengatur aktivitas alat-alat dalam (visceral) yang dalam
keadaan normal di luar kesadaran dan control volunter,misalnya
sirkulasi,pencernaan,berkeringat dan ukuran pupil.Dengan demikian,system ini
dianggap sebagai cabang involunter divisi eferen,berbeda dengan cabang
volunteer somatic,yang mempersarafi otot rangka dan dapat dikontrol secara
volunteer.Namun,tidak seluruhnya benar bahwa individu tidak memiliki kontrol
trehadap aktivitas yang diatur oleh system otonom.Informasi aferen visceral
biasanya tidakmencapai tingkat kesadaran,sehingga individu tidak mungkin
secara sadar mengontrol keluaran eferen yang timbul.Namun,dengan teknik-
18
teknik biofeedback individu dapat diberi suatu sinyal sadar mengenai informasi
aferen visceral.misalnya dalam bentuk suara,cahaya,atau tampilan grafik pada
latar computer.
Sistem saraf simpatis dan parasimpatis bersama-sama mempersarafi
sebagian besar organ visceral
Sebagian besar organ visceral dipersarafi oleh serat saraf simpatis dan
parasimpatis.Sistem saraf simpatis dan parasimpatis menimbulkan efek yang
bertentangan pada organ tertentu.Stimulasi simpatis meningkatkan kecepatan
denyut jantung,sementara stimulasi parasimpatis menurunkannya.Stimulasi
simpatis memperlambat gerakan saluran pencernaan,sedangkan stimulasi
parasimpatis meningkatkan motilitas saluran pencernaan.Perhatikan bahwa satu
system tidak selalu bersifat eksitatorik dan yang lain inhibitorik.Kedua system
meningkatkan aktivitas beberapa organ dan menurunkan aktivitas organ-organ
yang lain.
Sistem saraf simpatis meningkatkan respons-respons yang mempersiapkan tubuh
untuk melakukan aktivitas fisik yang berat dalam menghadapi situasi penuh stress
atau darurat,misalnya ancaman fisik dari lingkungan luar.Respons semacam ini
biasanya disebut sebagai fight or flight response,karena system simpatis
mempersiapkan tubuh untuk melawan atau melarikan diri dari ancaman.Pikirkan
tentang sumber-sumber pada tubuh yang diperlukan pada keadaan seperti
ini.Jantung berdenyut lebih cepat dan lebiuh kuat,tekanan darah meningkat karena
konstriksi umum pembuluh darah.,saluran pernafasan terbuka lebar untuk
memungkinkan aliran udara maksimal,glikogen dan simpanan lemak dipecahkan
untuk menghasilkan bahan baker tambahan dalam darah,dan pembuluh-pembuluh
darah yang mendarahi otot-otot rangka berdilatasi.Semua respons ini ditujukan
untuk meningkatkan aliran darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke otot-otot
rangka sebagai antisipasi terhadap aktivitas fisik yang berat.Selanjutnya pu[il
berdilatasi dan mata menyesuaikan diri untuk melihat jauh,yang menungkinkan
individu membuat penilaian visual yang cepat mengenai situasi keseluruhan yang
mengancam.Terjadi peningkatan berkeringat sebagai antisipasi terhadap
19
peningkatan produksi panas yang berlebihan akibat aktivitas fisik.Karena aktivitas
pencernaan dan berkemih kurang penting dalam menghadapi ancaman,system
simpatis menghambat aktivitas-aktivitas ini.
Sistem parasimpatis,di pihak lain mendominasi pada situasi yang tenang dan
rileks.Pada keadaan-keadaan yang tidak mengancam,tubuh dapat memusatkan diri
pada aktivitas “rumah tangga umum”nya sendiri,misalnya pencernaan dan
pengosongan kandung kemih.Sistem parasimpatis mendorong fungsi-fungsi tubuh
seperti ini,sementara memperlambat aktivitas-aktivitas yang ditingkatkan oleh
system simpatis.Sebagai contoh,tatkala seseorang sedang dalam keadaan
tenang,jantung tidak perlu berdenyut dengan cepat dan kuat.
Inhibisi system saraf parasimpatis oleh kokain mungkin merupakan factor utama
dalam kematian mendadak yang disebabkan oleh kelebihan dosis kokain.Apabila
kokain menghambat rem parasimpatis yang bersifat protektif,system simpatis
dapat meningkatkan kecepatan denyut jantung tanpa kendali.Kematian mendadak
timbul jika denyut jantung menjadi terlalu cepat dan tidak teratur,sehingga daya
pompa jantung tidak adekuat.
Sistem saraf somatik
Sistem saraf somatik terdiri dari akson neuron motorik yang berasal dari korda
spinalis dan berakhir di otot rangka. Asetilkolin adalah neurontransmitter yang
dikeluarkan dari neuron motorik merangsang kontraksi otot. Neuron motorik
adalah jalur bersama terakhir yang digunakan (6)
c.Otot
Timbulnya kontraksi pada otot rangka mulai dengan potensial aksi dalam serabut-
serabut otot. Potensial aksi ini menimbulkan arus listrik yang menyebar ke bagian
dalam serabut, dimana menyebabkan dilepaskannya ion-ion kalsium dari
retikulum endoplasma. Selanjutnya ion kalsium menimbulkan peristiwa-peristiwa
kimia proses kontraksi.
Tahap kontraksi:
1. Pelepasan muatan neuron motorik
20
2. Pelepasan asetilkolin di end-plate motorik
3. Pengikatan asetilkolin ke reseptor asetilkolin nikotonik
4. Peningkatan konduktansi Na+ dan K+di membrane end-plate
5. Pembentukan potensial end-plate
6. Pembentukan potensial aksi di serabut-serabut otot
7. Penyebaran depolarisasi ke dalam di sepanjang tubulus T
8. Pelepasan Ca2+ dari sisterna terminalis reticulum sarkoplasma serta difusi
Ca2+ ke filamen tebal dan filamen tipis
9. Pengikatan Ca2+ ke troponin C, sehingga membuka tempat pengikatan
myosin dimolekul aktin
10. Pembentukan ikatan silang ( cross linkage) antara aktin dan myosin dan
pergeseran filamen tipis pada filamen tebal,sehingga menghasilkan
gerakan
Tahap relaksasi:
1. Ca2+ dipompa kembali kedalam retikulum sarkoplasmanya
2. Pelepasan Ca2+ dari troponin
Penghentian interaksi antara aktin dan myosin (7)
d.Pengaruh beban terhadap saraf dan otot skelet
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat
berupa beban fisik maupun mental. Seorang tenaga kerja mempunyai kemampuan
berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja . Ada beberapa macam definisi
beban kerja, yang pertama beban kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
tubuh manusia dan berat ringannya beban kerja sangat mempengaruhi konsumsi
energi, yang kedua beban kerja adalah beban yang diterima pekerja untuk
menyelesaikan pekerjaannya seperti mengangkat, mencangkul, berlari, memikul,
mendayung dan lain–lain yang ketiga beban kerja adalah beban fisik maupun non
fisik yang ditanggung oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaanya
Beberapa akibat dari beban kerja:
21
1. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang lemah, dapat
mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat
2. Akibat beban kerja fisik yang berat yang berhubungan dengan waktu kerja yang lebih
dari 8 jam, maka dapat menurunkan produktivitas kerja serta meningkatnya angka
kecelakaan kerja dan sakit
3. Akibat pembebanan kerja yang berlebihan, maka dapat mengakibatkan kelelahan kerja
Semakin meningkatnya beban kerja, maka konsumsi oksigen akan meningkat sampai
didapat kondisi maksimumnya. Beban kerja yang lebih tinggi yang tidak dapat
dilaksanakan dalam kondisi aerobik, disebabkan oleh kandungan oksigen yang tidak
mencukupi untuk suatu proses aerobik. Akibatnya adalah manifestasi rasa lelah yang
ditandai dengan meningkatnya kandungan asam laktat.
4. Akibat beratnya beban kerja, maka dapat menimbulkan cedera kerja. Hal itu karena
konsumsi energi sangat terbatas dalam mengatasi beratnya beban kerja, tetapi tubuh
berusaha mengatasi beratnya beban kerja sehingga menimbulkan cedera kerja.
5. Salah satu masalah di perkantoran adalah keluhan low back pain yang berhubungan
dengan beban kerja, terutama cara angkat mengangkat serta sikap kerja tidak
ergonomik. Low back pain adalah gejala yang umum dari berbagai penyakit yang
mengenai bagian bawah dari pinggul terutama tulang pada persendiannya
6. Pekerjaan fisik yang berat jika diperpanjang akan mengakibatkan perubahan fisiologis
dan dapat diukur. Misalnya saja, detak jantung, penggunaan oksigen dan ketegangan
otot
7. Beban kerja yang terlalu berat juga dapat menimbulkan stres psikologis
8. Beban kerja yang overload, misalnya saja target kerja yang melebihi kemampuan
pekerja yang bersangkutan akan mengakibatkan kelelahan dan berada dalam
ketegangan yang tinggi
9. Setiap beban kerja harus disesuaikan dengan kemampuan tubuh seseorang. Apabila
beban kerja lebih besar dari kemampuan tubuh maka akan terjadi rasa tidak nyaman
(paling awal), kelelahan (overstress), kecelakaan, cedera, rasa sakit, penyakit dan
produktivitas menurun (paling akhir). Sebaliknya, apabila beban kerja lebih kecil dari
kemampuan tubuh maka akan terjadi understress, kejenuhan, kebosanan, kelesuan,
kurang produktif dan sakit. (8)
22
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai
media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai pengendali
berbagai sistem organ.
Pengendalian fungsi berbagai sistem organ oleh sistem saraf berjalan relatif lebih
cepat dibandingkan dengan sistem humoral, karena komunikasi berjalan melalui proses
penghantar impuls listrik di sepanjang saraf.
Jadi, rasa sakit, kesemutan dan kerja otot itu sangat di pengaruhi oleh sistem saraf
kita.
23
Daftar Pustaka
1. Sistem saraf manusia. Edisi 26 Mei 2008. Diunduh dari www.freewebs.com/.../SISTEM%20 SARAF %20 MANUSIA ,%20materi%203.doc , 30 April 2010
2. Sistem saraf. Diunduh dari http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_faal/bab2_sistem_saraf.pdf, 29 april 2010
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2003.h.161-624. Guyton A. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC;2004.h.148-685. Luciano DS, Vander AJ. Human function and structure. Mc graw hill international book
Co; 2000.p.113-122 6. Sherwood lauralee.fisiologi manusia,dari sel ke system,ed 2.2001.EGC:Jakarta.bab 7.hal
197-201.7. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC;2008.h.72
8. Hubungan antara beban kerja dengan tingkat kelelahan kerja. Edisi 27 februari 2009.
Diunduh dari http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/p/index/assoc/HASH930f.dir/doc.pdf , 2
Mei 2010
24