92936811 Makalah Pneumonia

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropa. Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru. Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum adalah streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus misalnya virus influensa. Pneumonia sebenarnya bukan peyakit baru. American Lung Association misalnya, menyebutkan hingga tahun 1936 pneumonia menjadi penyebab kematian nomor satu di Amerika. Penggunaan antibiotik, membuat penyakit ini bisa dikontrol beberapa tahun kemudian. Namun tahun 2000, kombinasi pneumonia dan influenza kembali merajalela dan menjadi penyebab kematian ketujuh di negara itu. Pneumonia menyebabkan infeksi paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. Gara gara inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita pneumonia bisa meninggal. Sebenarnya pneumonia bukanlah penyakit tunggal. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel. Mengingat tentang bahaya penyakit pneumonia maka perawat 1

Transcript of 92936811 Makalah Pneumonia

Page 1: 92936811 Makalah Pneumonia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka

kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju

seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropa. Di AS misalnya, terdapat dua juta

sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata

45.000 orang.Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga

setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah

mempertinggi angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas,

napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran

hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru.

Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang

sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi

paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang

untuk oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh

bakteri, virus atau mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri

yang umum adalah streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella

Sp, Pseudomonas sp,vIrus misalnya virus influensa.

Pneumonia sebenarnya bukan peyakit baru. American Lung Association

misalnya, menyebutkan hingga tahun 1936 pneumonia menjadi penyebab kematian

nomor satu di Amerika. Penggunaan antibiotik, membuat penyakit ini bisa dikontrol

beberapa tahun kemudian. Namun tahun 2000, kombinasi pneumonia dan influenza

kembali merajalela dan menjadi penyebab kematian ketujuh di negara itu.

Pneumonia menyebabkan infeksi paru meradang. Kantung-kantung udara

dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan

menyerap oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh

tidak bisa bekerja. Gara gara inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh,

penderita pneumonia bisa meninggal. Sebenarnya pneumonia bukanlah penyakit

tunggal. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi,

dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia

maupun partikel. Mengingat tentang bahaya penyakit pneumonia maka perawat

1

Page 2: 92936811 Makalah Pneumonia

2

harus tahu apa Pneumonia itu dan bagaimana cara merawat pasien dengan penyakit

Pneumonia.

1.2 Tujuan

1 Mengetahui definisi Pneumonia dan jenis – jenis Pneumonia

2 Mengetahui etiologi Pneumonia

3. Mengetahui patofisiologi Pneumonia

4. Mengetahui manifestasi klinis Pneumonia

5. Mengetahui pemeriksaan diagnostic Pneumonia

6. Mengetahui komplikasi dan prognosis Pneumonia

7. Dapat memberikan Asuhan Keperawatan terhadap pasien Pneumonia.

2

Page 3: 92936811 Makalah Pneumonia

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang biasanya

disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus-virus, atau jamur. Pneumonia adalah infeksi

yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang

disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen

menjadi kurang. Di dalam buku “Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA untuk

Penanggulangan Pneumonia pada Balita”, disebutkan bahwa pneumonia merupakan

salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang mengenai bagian

paru (jaringan alveoli) (Depkes RI, 2004:4)

Klasifikasi pneumonia antara lain:

1. Pneumonia Lobaris

Penyakit pneumonia dimana seluruh lobus ( biasanya 1 lobus ) terkena infeksi

scara difusi. Penyebabnya adalah streptococcus pneumonia. Lesinya yaitu bakteri

yang dihasilkannya menyebar merata ke seluruh lobus.

2. Bronchopneumonia

Pada Bronchopneumonia terdapat kelompok-kelompok infeksi pada seluruh

jaringan pulmo dengan “multiple focl infection” yang terdistibusi berdasarkan

tempat dimana gerombolan bakteri dan debrisnya tersangkut di bronchus. Penyebab

utamanya adalah obstruksi bronchus oleh mukus dan aspirasi isi lambung lalu

bakteri terperangkap disana kemudian memperbanyak diri dan terjadi infeksi pada

pulmo. Bronchopneumonia terbagi menjadi 2 subtipe,yakni:

a. Pneumonia aspirasi

Mekanisme infeksi terjadi saat partikel-partikel udara membawa bakteri masuk ke

paru-paru. Banyak terjadi pada pasien-pasien post operasi dan pasien-pasien dengan

kondisi yang lemah.

b. Pneumonia intertitialis

Reaksi inflamasi melibatkan dinding alveoli dengan eksudat yang relatif sedikit dan

sel-sel lekosit poli-morfo-nuklear dalam jumlah yang relatif sedikit. Pneumonia

intertitialis biasanya ada kaitannya dengan infeksi saluran pernapasan atas.

3

Page 4: 92936811 Makalah Pneumonia

4

Penyebabnya adalah virus ( influenza A dan B, respiratory syncytial virus, dan

rhino virus ) dan mycoplasma pneumonia.

2.2 Etiologi

Penyebab pneumonia bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi

dengan sumber utama: bakteri, virus, mikroplasma, jamur, dan senyawa kimia

maupun partikel.

a. Pneumonia oleh bakteri.

Heiskansen et.al (1997) menjelaskan bahwa “S. pneumoniae adalah jenis

bakteri penyebab pneumonia pada anak-anak di semua umur berdasarkan

komunitas penyakit pneumonia. Sedangkan M. pneumoniae dan Chlamydia

pneumoniae adalah penyebab utama pneumonia pada anak di atas umur 5

tahun.” Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi,

bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Seluruh jaringan

paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh

melalui aliran darah. Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja,

mulai dari bayi sampai usia lanjut. Pada pencandu alkohol, pasien pasca-operasi,

orang-orang dengan penyakit gangguan pernapasan, dan penurunan kekebalan

tubuh adalah golongan yang paling berisiko. Anak-anak juga termasuk kelompok

yang rentan terinnfeksi penyakit ini karena daya tahan tubuh yang masih lemah.

Penelitian lainnya menyebutkan bahwa S.pneumoniae diidentifikasikan

sebagai agen etiologi pada 34 dari 64 pasien (53%) dan pada 34 dari 43 pasien

(79%). S.pneumonia adalah pathogen teridentifikasi yang sering ditemukan pada

pasien di segala usia walaupun tidak ada hubungan antara usia dan kemungkinan

jenis darah positif terinfeksi (Wall., et al: 1986).

b. Pneumonia oleh virus

Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus.

Sebagian besar virus-virus ini menyerang saluran pernapasan bagian atas

(terutama pada anak). Namun, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan

dapat disembuhkan dalam waktu singkat. Bila infeksi terjadi bersamaan dengan

virus influensa, gangguan ini masuk ke dalam tingkatan berat dan kadang

menyebabkan kematian. Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak

walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan.

4

Page 5: 92936811 Makalah Pneumonia

5

c. Pneumonia oleh Mikoplasma

Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit

pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun

bakteri walaupun memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan

biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis

usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian

sangat rendah, bahkan pada orang yang tidak menjalani pengobatan.

Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda fisiknya bila dibandingkan

dengan pneumonia pada umumnya. Oleh karena itu, pneumonia yang diduga

disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering disebut Atypical

Pneumonia ‘pneumonia yang tidak tipikal’.

Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi saat perang dunia II.

d. Pneumonia jenis lainnya

Pneumonia lain yang jarang ditemukan, yakni disebabkan oleh masuknya

makanan, cairan, gas, debu maupun jamur. Pneumocystitis Carinii Pneumonia

(PCP) yang diduga disebabkan oleh jamur, adalah salah satu contoh dari

pneumonia jenis lainnya. PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit

pada pengidap HIV/AIDS. PCP dapat diobati pada banyak kasus. Namun, bisa

saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan kemudian. Rickettsia (golongan

antara virus dan bakteri yang menyebabkan demam Rocky Mountain, demam Q,

tipus, dan psittacosis) juga mengganggu fungsi paru.

2.3 Patofisiologi

Gejala dari infeksi pneumonia disebabkan invasi pada paru-paru oleh

mikroorganisme dan respon sistem imun terhadap infeksi.Meskipun lebih dari

seratus jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pneumonia, hanya

sedikit dari mereka yang bertanggung jawab pada sebagian besar kasus.Penyebab

paling sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab yang jarang

menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit.

Virus

Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak.Biasanya virus

masuk kedalamparu-paru bersamaan droplet udara yang terhirup melalui mulut

dan hidung.setelahmasuk virus menyerang jalan nafas dan alveoli. Invasi ini

5

Page 6: 92936811 Makalah Pneumonia

6

sering menunjukan kematiansel, sebagian virus langsung mematikan sel atau

melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut apoptosis.Ketika sistem imun

(DL leukosit meningkat) merespon terhadap infeksi virus,dapat terjadi kerusakan

paru.Sel darah putih,sebagian besar limfosit, akan mengaktivasi sejenis sitokin

yang membuat cairan masuk ke dalam alveoli.Kumpulan dari sel yang rusak dan

cairan dalam alveoli mempengaruhi pengangkutan oksigen ke dalam aliran darah

(terjadi pertukaran gas)

.Sebagai tambahan dari proses kerusakan paru,banyak virus merusak organ

lain dan kemudian menyebabkan fungsi organ lain terganggu.Virus juga dapat

membuat tubuh rentan terhadap infeksi bakteri, untuk alasan ini, pneumonia

karena bakteri sering merupakan komplikasi dari pneumonia yang disebabkan

oleh virus.Pneumonia virus biasanya disebabkan oleh virus seperti vitus

influensa,virus syccytial respiratory(RSV),adenovirus dan

metapneumovirus.Virus herpes simpleks jarang menyebabkan pneumonia

kecuali pada bayi baru lahir. Orang dengan masalah pada sistem imun juga

berresiko terhadap pneumonia yang disebabkan oleh cytomegalovirus(CMV).

Bakteri

Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada di

udara dihirup,tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah

ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh.Banyak bakteri hidup pada bagian

atas dari saluran pernapasan atas seperti hidung,mulut,dan sinus dan dapat

dengan mudah dihirup menuju alveoli.Setelah memasuki alveoli,bakteri mungkin

menginvasi ruangan diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga

penghubung.Invasi ini memacu sistem imun untuk mengirim neutrophil yang

adalah tipe dari pertahanan sel darah putih,menuju paru.Neutrophil menelan dan

membunuh organisme yang berlawanan dan mereka juga melepaskan

cytokin,menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun.Hal ini menyebabkan

demam,menggigil,dan mual umumnya pada pneumoni yang disebabkan bakteri

dan jamur.Neutrophil,bakteri,dan cairan dari sekeliling pembuluh darah mengisi

alveoli dan mengganggu transportasi oksigen.

Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi menuju aliran darah

menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal seperti septik syok dengan

6

Page 7: 92936811 Makalah Pneumonia

7

tekanan darah rendah dan kerusakan pada bagian-bagian tubuh seperti

otak,ginjal,dan jantung.Bakteri juga dapat berjalan menuju area antara paru-paru

dan dinding dada(cavitas pleura) menyebabkan komplikasi yang dinamakan

empyema.Penyebab paling umum dari pneumoni yang disebabkan bakteri adalah

Streptococcus pneumoniae,bakteri gram negatif dan bakteri atipikal.Penggunaan

istilah “Gram positif” dan “Gram negatif” merujuk pada warna bakteri(ungu atau

merah) ketika diwarnai menggunakan proses yang dinamakan pewarnaan

Gram.Istilah “atipikal” digunakan karena bakteri atipikal umumnya

mempengaruhi orang yang lebih sehat,menyebabkan pneumoni yang kurang

hebat dan berespon pada antibiotik yang berbeda dari bakteri yang lain.

Tipe dari bakteri gram positif yang menyebabkan pneumonia pada hidung

atau mulut dari banyak orang sehat. Streptococcus pneumoniae, sering

disebut”pneumococcus” adalah bakteri penyebab paling umum dari pneumoni

pada segala usia kecuali pada neonatus.Gram positif penting lain penyebab dari

pneumonia adalah Staphylococcus aureus.Bakteri Gram negatif penyebab

pneumonia lebih jarang daripada bakteri gram negatif.Beberapa dari bakteri

gram negatif yang menyebabkan pneumoni termasuk Haemophilus

influenzae,Klebsiella pneumoniae,Escherichia coli,Pseudomonas aeruginosa,dan

Moraxella catarrhalis.Bakteri ini sering hidup pada perut atau intestinal dan

mungkin memasuki paru-paru jika muntahan terhirup.Bakteri atipikal yang

menyebabkan pneumonia termasuk Chlamydophila pneumoniae,Mycoplasma

pneumoniae,dan Legionella pneumophila.

Jamur

Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal ini mungkin

terjadi pada individu dengan masalah sistem imun yang disebabkan AIDS,obat-

obatan imunosupresif atau masalah kesehatan lain.patofisiologi dari pneumonia

yang disebabkan oleh jamur mirip dengan pneumonia yang disebabkan

bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur paling sering disebabkan oleh

Histoplasma capsulatum,Cryptococcus neoformans,Pneumocystis jiroveci dan

Coccidioides immitis.Histoplasmosis paling sering ditemukan pada lembah

sungai Missisipi,dan Coccidiomycosis paling sering ditemukan pada Amerika

Serikat bagian barat daya.

7

Page 8: 92936811 Makalah Pneumonia

8

Parasit

Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi paru-paru.Parasit ini

secara khas memasuki tubuh melalui kulit atau dengan ditelan.Setelah memasuki

tubuh,mereka berjalan menuju paru-paru,biasanya melalui darah.Terdapat seperti

pada pneumonia tipe lain ,kombinasi dari destruksi seluler dan respon imun yang

menyebabkan ganguan transportasi oksigen.Salah satu tipe dari sel darah

putih,eosinofil berespon dengan dahsyat terhadap infeksi parasit.Eosinofil pada

paru-paru dapat menyebabkan pneumonia eosinofilik yang menyebabkan

komplikasi yang mendasari pneumonia yang disebabkan parasit.Parasit paling

umum yang dapat menyebabkan pneumonia adalah Toxoplasma

gondii,Strongioides stercoralis dan Ascariasis.

2.4 Web of Cause (WOC)

8

Page 9: 92936811 Makalah Pneumonia

9

9

DROPLETS

Bakteri, Virus, Organisme mirip bakteri, jamur

Bakteri pathogen menginfeksi

saluran napas bagian bawah

Menuju parenkim paru

Inflamasi di alveoli

Pneumonia

B1Breathing

Penumpukan secret

pada

Pertukaran gas

terganggu

PO2

Gangguan pertukaran

gas

Sesak

Pola nafas tidak

B2 Blood

Kadar O2

menurun ke jantung

Menurunnya kontraksi jantung

CO Menurun

Penurunan curah

Inflamasi

Meningkatkan med

inflamasi

Histamin, P9

Hipertermia

B3 Brain

Suplai O2

menurun ke otak

Kesadaran menurun

Perubahan perfusi jaringan serebral

B4 Bowel

Suplai O2

menurun ke ginjal

Glomerolus filtrat pate menurun

Oliguria

B5 GI

Batuk Migrasi bakteri secara

hematogen ke

Kelelahan

Penurunan nafsu makan

Malnutrisi

Diare

B6 Bone

Suplai O2

menurun ke jaringan

Intoleransi aktivitas

Kelemahan

Page 10: 92936811 Makalah Pneumonia

10

2.5 Manifestasi Klinis

Menurut Wahab (2000: 884, dalam skripsi Annisa Rizkianti) menyebutkan

gambaran klinis pneumonia ditunjukkan dengan adanya pelebaran cuping hidung,

ronki, dan retraksi dinding dada atau sering disebut tarikan dinding dada bagian

bawah ke dalam (chest indrawing). Rizkianti menambahkan bahwa penyakit yang

sering terjadi pada anak-anak ini ditandai dengan ciri-ciri adanya demam, batuk

disertai nafas cepat (takipnea) atau nafas cepat.

Gejala dan tanda pneumonia tergantung kuman penyebab, usia, status

imunologis, dan beratnya penyakit. Gejala dan tanda dibedakan menjadi gejala

umum infeksi (non spesifik), gejala pulmonal, pleural, dan ekstrapulmonal. Gejala-

gejala tersebut meliputi:

1. demam

2. menggigil

3. sefalgia

4. gelisah

5. muntah, kembung, diare (terjadi pada pasien dengan gangguan

gastrointestinal)

6. wheezing (pneumonia mikoplasma)

7. otitis media, konjungtivitis, sinusitis (pneumonia oleh streptococcus

pneumonia atau Haemophillus influenza)

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

1. Sinar X Mengidentifikasikan distribusi strukstural (mis. Lobar, bronchial);

dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus);

infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan

infiltrate nodul (lebih sering virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar x

dada mungkin bersih.

2. GDA Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat

dan penyakit paru yang ada.

3. JDL leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada

infeksi virus, kondisi tekanan imun.

4. LED meningkat

10

Page 11: 92936811 Makalah Pneumonia

11

5. Fungsi paru hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat

dan komplain menurun.

6. Elektrolit Na dan Cl mungkin rendah

7. Bilirubin meningkat

8. Aspirasi / biopsi jaringan paru

Alat diagnosa termasuk sinar-x dan pemeriksaan sputum. Perawatan tergantung

dari penyebab pneumonia; pneumonia disebabkan bakteri dirawat

dengan antibiotik. Pemeriksaan penunjang:

1. Rontgen dada;

2. Pembiakan dahak;

3. Hitung jenis darah;

4. Gas darah arteri.

2.7 Penatalaksanaan

1. Indikasi MRS :

a. Ada kesukaran nafas, toksis

b. Sianosis

c. Umur kurang 6 bulan

d. Ada penyulit, misalnya :muntah-muntah, dehidrasi, empiema

e. Diduga infeksi oleh Stafilokokus

f. Imunokompromais

g. Perawatan di rumah kurang baik

h. Tidak respon dengan pemberian antibiotika oral

2. Pemberian oksigenasi : dapat diberikan oksigen nasal atau masker, monitor

dengan pulse oxymetry. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasi

mekanik.

3. Mempertahankan suhu tubuh normal melalui pemberian kompres

4. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu cairan parenteral). Jumlah

cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.

5. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai diet enteral bertahap melalui selang

nasogastrik.

6. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal

7. Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang terjadi.

11

Page 12: 92936811 Makalah Pneumonia

12

8. Pemilihan antibiotik berdasarkan umur, keadaan umum penderita dan dugaan

penyebab Evaluasi pengobatan dilakukan setiap 48-72 jam. Bila tidak ada

perbaikan klinis dilakukan perubahan pemberian antibiotik sampai anak

dinyatakan sembuh. Lama pemberian antibiotik tergantung : kemajuan klinis

penderita, hasil laboratoris, foto toraks dan jenis kuman penyebab :

• Stafilokokus : perlu 6 minggu parenteral

• Haemophylus influenzae/Streptokokus pneumonia : cukup 10-14 hari

Pada keadaan imunokompromais (gizi buruk, penyakit jantung bawaan,

gangguan neuromuskular, keganasan, pengobatan kortikosteroid jangka

panjang, fibrosis kistik, infeksi HIV), pemberian antibiotik harus segera dimulai

saat tanda awal pneumonia didapatkan dengan pilihan antibiotik : sefalosporin

generasi 3.

Dapat dipertimbangkan juga pemberian :

- Kotrimoksasol pada Pneumonia Pneumokistik Karinii

- Anti viral (Aziclovir , ganciclovir) pada pneumonia karena CMV

- Anti jamur (amphotericin B, ketokenazol, flukonazol) pada pneumonia

karena jamur

- Imunoglobulin

a. Vaksin

Saat ini ada 2 jenis vaksin pneumokokus yaitu vaksin pneumococcal

conjugate (PCV13) dan vaksin polisakarida pneumokokus (PPSV). Berikut tahap

pemberian vaksin :

1. Bayi dan Anak di bawah Usia 2 Tahun

a. PCV13 secara rutin diberikan kepada bayi sebagai rangkaian 4 dosis,

satu dosis di setiap usia: 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 12 sampai 15

bulan. Anak-anak yang kehilangan tembakan mereka atau memulai seri

nanti masih harus mendapatkan vaksin.

b. Jumlah dosis yang dianjurkan dan interval antara dosis akan tergantung

pada usia anak saat vaksinasi dimulai.

2. Anak-anak usia 2 sampai 5 Tahun

12

Page 13: 92936811 Makalah Pneumonia

13

Sehat anak-anak 24 bulan sampai 4 tahun yang tidak divaksinasi atau

belum menyelesaikan seri PCV13 harus mendapatkan 1 dosis. Anak-anak 24 bulan

sampai 5 tahun dengan kondisi medis seperti berikut ini harus mendapatkan 1 atau 2

dosis PCV13 jika mereka belum menyelesaikan seri 4-dosis. Tanyakan pada

penyedia layanan kesehatan untuk rincian penyakit sel sabit, limpa limpa rusak atau

tidak,koklea implan, cairan cerebrospinal (CSF) kebocoran,HIV / AIDS atau

penyakit lain yang mempengaruhi sistem kekebalan (seperti diabetes, kanker, atau

penyakit hati), kronis jantung atau penyakit paru-paru, atau anak-anak yang

memakai obat yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti kemoterapi atau

steroid.

3. Anak-anak usia 6 sampai 18 Tahun

Dosis tunggal PCV13 dapat diberikan kepada anak-anak 6 sampai 18 tahun

dengan kondisi medis tertentu (misalnya, penyakit sel sabit, infeksi HIV, atau

kondisi immunocompromising lainnya, implan koklea, atau kebocoran cairan

serebrospinal), terlepas dari apakah mereka sebelumnya telah menerima vaksin

pneumokokus. Tanyakan pada penyedia layanan kesehatan untuk rincian. PCV

dapat diberikan pada waktu yang sama dengan vaksin lainnya.

2.8 Komplikasi

Komplikasi yang menyertai penyakit pneumonia , sebagai berikut:

1. efusi pleura;

2. empyema;

3. pneumothoraks;

4. piopneumotoraks;

5. pneumatosel;

6. abses paru;

7. sepsis;

8. gagal nafas;

9. ileus paralitik fungsional.

2.9 Prognosis

Faktor resiko pneumonia antara lain :

1. Faktor yang meningkatkan resiko berjangkitnya pneumonia

13

Page 14: 92936811 Makalah Pneumonia

14

a. Umur dibawah 2 bulan

b. Jenis kelamin laki-laki

c. Gizi kurang

d. Berat badan lahir rendah

e. Tidak mendapat ASI memadai

f. Polusi udara

g. Kepadatan tempat tinggal

h. Imunisasi yang tidak memadai

i. Defisiensi vitamin A

2. Faktor yang meningkatkan resiko kematian akibat pneumonia

a. Umur dibawah 2 bulan

b. Tingkat sosial ekonomi rendah

c. Gizi kurang

d. Berat badan lahir rendah

e. Tingkat pendidikan ibu rendah

f. Tingkat pelayanan kesehatan rendah

g. Imunisasi yang tidak memadai

h. Menderita penyakit kronis

2.10 Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

1.1 Identitas

Nama Klien, Umur, Suku/Bangsa, Agama, Pendidikan, Pekerjaan,

Alamat. Perlu diperhatikan pada anak-anak cenderung mengalami

infeksi virus dibanding dewasa, serta mycoplasma yang terjadi pada

anak relatif besar. Perlu diperhatikan juga tempat tinggal/lingkungan

dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar dengan keluhan utama sesak

nafas.

1.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau

batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah

menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam

(seizure).

14

Page 15: 92936811 Makalah Pneumonia

15

1.3 Riwayat Penyakit Dahulu

Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza

sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya

penyakit Pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital

bawaan dapat memperberat klinis penderita.

1.4 Observasi dan Pemeriksaan Fisik

a. Tanda Tanda Vital

b. B1 (Breathing)

1. Subyektif

Sesak nafas, dada tertekan, cengeng

2. Obyektif

Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif atau

non-produktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu

pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju

pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang

paru.

c. B2 (Blood)

1. Subyektif

Sakit kepala.

2. Obyektif

Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas

darah. menurun.

d. B3 (Brain)

1. Subyektif

Gelisah, penurunan kesadaran, kejang.

2. Obyektif

GCS menurun, refleks menurun atau normal, letargi.

e. B4 (Bladder)

1. Subyektif

-

2. Obyektif

Produksi urine menurun atau normal.

15

Page 16: 92936811 Makalah Pneumonia

16

1. Subyektif

Mual, kadang muntah.

2. Obyektif

Konsistensi feses normal atau diare.

f. B6 (Bone)

1. Subyektif

Lemah, cepat lelah.

2. Obyektif

Tonus otot menurun, nyeri otot atau normal, retraksi paru dan

penggunaan otot aksesoris pernafasan.

Kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi

sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan.

1.5 Pemeriksaan Penunjang

a. Hb : Menurun atau normal.

b. Analisa Gas Darah : Acidosis

respiratorik, penurunan kadar

oksigen darah, kadar karbon darah

meningkat atau normal.

c. Elektrolit : Natrium atau kalsium

menurun atau normal.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa

Keperawat

an

Tujuan Interverensi Rasional

1. Bersihan

jalan nafas

tidak

efektif.

Jalan nafas bersih dan efektif

dalam waktu 10 menit

Kriteria Hasil :

a. Suara nafas normal

(vesikuler)

b. RR normal

1. Berikan

Nebulizer

2. Lakuka

n fisioterapi

dada : claping,

vibrasi,

1. Batuk adalah

mekanisme

pembersihan jalan

nafas alami,

membantu silia

untuk

16

Page 17: 92936811 Makalah Pneumonia

17

c. Secara verbal tidak ada

keluhan sesak

d. Dipsnea (-)

e. Sianosis (-)

f. Batuk (-)

postural

drainase

3. Ajari

pasien batuk

efektif dan

nafas dalam.

4. Melaku

kan suction

atas indikasi

5. Mengev

aluasi

jumlah/kedala

man

pernafasan dan

pergerakan

dada

mempertahankan

jalan nafas paten.

2. Fisioterapi dada

dan nebulizer

memudahkan

pengenceran dan

pmbuangan sekret.

3. Nafas dalam akan

memfalisitasi

pengembangan

maksimum paru –

paru / saluran udara

kecil.

4. Menstimulasi batuk

atau pembersihan

saluran nafas secara

mekanis

5. Melakukan

evaluasi awal untuk

melihat kemajuan

dari hasil

interverensi yang

telah dilakukan.

2. Gangguan

pertukaran

gas

Memaksimalkan pertukaran gas

(kebutuhan O2)

Kriteria Hasil :

a. Keluhan dipsnea

berkurang

b. Denyut nadi normal dan

irama reguler

c. Kesadaran penuh

1. Observasi

warna kulit,

membrane

mukosa dan

kuku, catat

adanya sianosis

perifer (kuku)

atau sianosis

1. Sianosis kuku

menunjukkan faso

konstriksi atau

respon tubuh

terhadap demam

atau menggigil.

Namun sianosis

daun telinga,

17

Page 18: 92936811 Makalah Pneumonia

18

d. Hasil analisis gas darah

normal

PO2 : 80-100

PCO2 : 34-45

SO2 : 85-100%

pH : 7,35-7,45

sentral

(sirkumoral).

2. Memonitor

denyut / irama

jantung dan

suhu

3. Mempertahank

an bedrest

4. Meninggikan

posisi kepala

5. Kolaborasi

pemeriksaan

BGA

membrane mukosa,

dan kulit sekitar

mulut (membrane

hangat)

menunjukkan

hipoksemia

sistemik.

2. Takikardi biasanya

timbul sebagai hasil

dari demam/

dehidrasi

3. Mencegah

kelelahan dan

mengurangi

konsumsi oksien

4. Meningkatkan

inspirasi maksimal,

mempermudah

mengeluarkan

secret

5. Mengetahui nilai

Blood Gas Arteri

pasien untuk

menguatkan

diagnose

keperawatan.

3. Pola nafas

tidak

efektif

Anak dapat menunjukkan pola

nafas yang efektif.

Kriteria Hasil :

1. RR dalam batas normal,

suara nafas bersih.

1. Observasi : RR dan

suara nafas.

2. Berikan oksigen.

3. Berikan antibiotik

1. Memantau RR dan suara

nafas agar kembali normal.

Anak diharapkan mampu

bernafas dengan normal.

2. Pemberian oksigen

18

Page 19: 92936811 Makalah Pneumonia

19

2. Tidak ditemukan :

batuk, PCH, Retraksi,

Sianosis.

3. Jumlah sel darah putih

normal.

4. Rontgen dada bersih.

Saturasi oksigen 85 % -

100 %.

dan antipiretik sesuai

advis.

bertujuan untuk

menghilangkan sianosis

dan memenuhi kebutuhan

O2.

3. meningkatkan imunitas

tubuh pasien.

4 Resiko

perubahan

nutrisi,

kurang dari

kebutuhan

tubuh.

Nutrisi dapat seimbang selama

perawatan

Kriteria Hasil :

Secara umum, kriteria hasil

yang ingin dicapai ialah:

1 . Berat badan

2 anak normal atau

meningkat.

3 hemoglobin dan

albumin normal.

4 Tidak lemah,

lesu, maupun

pucat.

5 Porsi makan

habis.

Kadar albumin normal:3,4-4,8

Kadar hemoglobin normal:

a.bayi baru lahir: 17-22gr/dl

b. umur 1 minggu: 15-20 gr/dl

c. umur 1 bulan: 11-15gr/dl

d. anak: 11-13 gr/dl

1. Timban

g berat badan

dan berikan

makan sedikit

dan sering

termasuk

biskuit atau

makanan yang

menarik pasien.

2. Health

Education

pemenuhan

nutrisi sesuai

kebutuhan

kalori..

3. Kolabor

asi : penambah

nafsu makan.

1. Meningkatkan

intake meskipun

nafsu makan

menurun agar berat

badan pasien

kembali normal.

2. Memberikan

pengetahuan akan

kesehatan anak

supaya orang tua

dapat berperan

dengan baik dalam

merawat anak.

3. Penambah nafsu

makan diberikan

untuk meningkatkan

nafsu makan agar

kebutuhan nutrisi

terpenuhi.

19

Page 20: 92936811 Makalah Pneumonia

20

e.laki dewasa: 14-18 gr/dl

f. wanita dewasa: 12-16 gr/dl

g. laki tua: 12,4-14,9 gr/dl

h. wanita tua: 11,7-13,8 grr/dl

Kriteria secara khusus ialah:

a. Menunjukkan

peningkatan nafsu

makan.

b. Mempertahankan/menin

gkatkan berat badan,

lingkar lengan atas

normal

c. Tidak adanya anoreksi

5. Hipertermi

a

Suhu tubuh anak kembali

normal dengan kriteria hasil:

1. Suhu tubuh normal

yakni 36°-37°C

1. Berikan

kompres air

dengan suhu

ruangan (air

biasa).

2. Berikan

parasetamol

1. Kompres dengan

air suhu ruangan

berguna untuk

menurunkan suhu

tubuh. Pemberian

kompres hangat

berpotensi

terjadinya

evaporasi

berlebihan.

Sedangakan

pemberian kompres

dingin

menimbulkan

terhambatnya

evaporasi karena

terjadi

20

Page 21: 92936811 Makalah Pneumonia

21

vasokonstriksi.

2. Bantuan obat

parasetamol dapat

menurunkan suhu

tubuh.

21

Page 22: 92936811 Makalah Pneumonia

22

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-

paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan

proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala

penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara

mendadak.

Gejala yang lain pada Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas

dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran

hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru

3.2 Saran

Dengan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat menambah dan

mengembangkan referensi tentang penyakit pneumonia dalam melakukan study

di fakultas keperawatan serta bagi perawat diharaapkan juga menangani dan

menanggulangi penyakit pneumonia pada kliennya.

22

Page 23: 92936811 Makalah Pneumonia

23

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Pengertian Pneumonia. http://sobatbaru.blogspot.com/2008/12/pengertian-pneumonia.html.Diakses tanggal 7 Juni 2011.

Asih, Retno., S, Landia., MS, Makmuri. 2006. Naskah Lengkap Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak XXXVI Kapita Selekta Ilmu Kesehatan Anak VI: Pneumonia. Diakses tanggal 7 Juni 2011 dari www.Pediatrik.com SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair Web Site : http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-lvzc283.html .

. 2006. Pneumonia. Diakses tanggal 7 Juni 2011 dari www.Pediatrik.com SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair Web Site: http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-lvzc283.htm l.

Centers for Disease Control and Prevention. 2010. Pneumococcal Disease In Short. http://www.cdc.gov/vaccines/vpd-vac/pneumo/in-short-both.html. Diakses tanggal 7 Juni 2011.

Kosma, Heiskansen., Tarja., Korppi., Matti., Jokinen., Camilla., et al. 1998. Etiology of childhood pneumonia: serologic results of a prospective, population-based study. Diakses tanggal 7 Juni 2011, dari The Pediatric Infectious Disease Journal Web site: http://journals.lww.com/pidj/Abstract/1998/11000/Etiology_of_childhood_pneumonia__serologic_results.4.aspx.

Nurmawaty, Eka. 2009. Pneumonia. http://ekanurmawaty.blogspot.com/2009/08/pneumonia.html. Diakses tanggal 7 Juni 2011.

Somantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Supriyadi, Agung. 2009. Pneumonia. http://recyclearea.wordpress.com/2009/09/08/pneumonia/. Diakses tanggal 7 Juni 2011.

Wall, R. A., P. T. Corrah., D. C. W. Mabey., & B. M. Greenwood. 1986. The etiology of lobar pneumonia in the Gambia. Diakses tanggal 7 Juni 2011, dari Pubmed Central Web site: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2490896/?page=3.

23