91803285 TIPE Kepribadian

13
TIPE Eysenck menemukan dan mengelaborasikan tiga tipe – E,N,P- tanpa menyatakan secara eksplisit peluang untuk menemukan dimensi yang lain pada masa yang akan datang. Neurotitisme dan Psikotisme itu bukan sifat patologis, walaupun tentu individu yang mengalami gangguan akan memperoleh skor yang ekstrim. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar; ekstraversi lawannya introversi, neurotisisme lawannya stabilita, dan psikotisme lawannya fungsi superego. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang berada ditengah-tengah polarisasi, dan semakin mendekati titik ekstrim, jumlahnya semakin sedikit. 1. Ekstraversi Konsep Eysenck mengenai ekstraversi mempunyai sembilan sifat sebagaimana ditunjukkan oleh trait-trait dibawahnya, dan introversi adalah kebalikan dari trait ekstraversi, yakni: tidak sosial, pendiam, pasif, ragu, banyak fikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut.

Transcript of 91803285 TIPE Kepribadian

Page 1: 91803285 TIPE Kepribadian

TIPE

Eysenck menemukan dan mengelaborasikan tiga tipe – E,N,P- tanpa menyatakan

secara eksplisit peluang untuk menemukan dimensi yang lain pada masa yang

akan datang.

Neurotitisme dan Psikotisme itu bukan sifat patologis, walaupun tentu individu

yang mengalami gangguan akan memperoleh skor yang ekstrim. Tiga dimensi itu

adalah bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar;

ekstraversi lawannya introversi, neurotisisme lawannya stabilita, dan psikotisme

lawannya fungsi superego. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu

mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang berada ditengah-tengah

polarisasi, dan semakin mendekati titik ekstrim, jumlahnya semakin sedikit.

1. Ekstraversi

Konsep Eysenck mengenai ekstraversi mempunyai sembilan sifat sebagaimana

ditunjukkan oleh trait-trait dibawahnya, dan introversi adalah kebalikan dari trait

ekstraversi, yakni: tidak sosial, pendiam, pasif, ragu, banyak fikiran, sedih,

penurut, pesimis, penakut.

Eysenck yakin bahwa penyebab utama perbedaan antara ekstraversi dan introversi

adalah tingkat keterangsangan korteks (CAL = Cortical Arausal Level), kondisi

fisiologis yang sebagian besar bersifat keturunan. CAL adalah gambaran

bagaimana korteks mereaksi stimulasi indrawi. CAL tingkat rendah artinya

korteks tidak peka, reaksinya lemah. Sebaliknya CAL tinggi, korteks mudah

terangsang untuk bereaksi. Orang yang ekstravers CAL-nya rendah, sehingga dia

banyak membutuhkan rangsangan indrawi untuk mengaktifkan korteksnya.

Sebaliknya introvers CAL-nya tinggi, dia hanya membutuhkan rangsangan sedikit

Page 2: 91803285 TIPE Kepribadian

untuk mengaktifkan korteksnya. Jadilah orang yang introvers menarik diri,

menghindar dari riuh-rendah situasi disekelilingnya yang dapat membuatnya

kelebihan rangsangan.

Orang introvers memilih aktivitas yang miskin rangsangan sosial, seperti

membaca, olahraga soliter (main ski, atletik), organisasi persaudaraan eksklusif.

Sebaliknya orang ekstravers memilih berpartisipasi dalam kegiatan bersama, pesta

hura-hura, olahraga beregu (sepakbola, arung jeram), minum alkohol dan

mengisap mariyuana. Eysenck menghipotesakan ekstravers (dibanding introvers)

melakukan hubungan seksual lebih awal dan lebih sering, dengan lebih banyak

pasangan, dan dengan perilaku seksual yang lebih bervariasi. Ektravers yang

ketagihan alkohol dan narkotik cenderung mengkonsumsi dalam jumlah yang

lebih besar.

2. Neurotisisme

Seperti ekstraversi-introversi, neurotisisme-stabiliti mempunyai komponen

hereditas yang kuat. Eysenck melaporkan beberapa penelitian yang menemukan

bukti dasar genetik dari trait neurotik, seperti gangguan kecemasan, histeria, dan

obsesif-kompulsif. Juga ada keseragaman antara orang kembar-identik lebih dari

kembar-fraternal dalam hal jumlah tingkahlaku antisosial dan asosial seperti

kejahatan orang dewasa, tingkahlaku menyimpang pada anak-anak,

homoseksualitas, dan alkoholisme.

Orang yang skor neurotiknya tinggi sering mempunyai kecenderungan reaksi

emosional yang berlebihan dan sulit kembali normal sesudah emosinya

meningkat. Namun neurotisisme itu bukan neurosis dalam pengertian yang umum.

Orang bisa saja mendapat skor neurotisisme yang tinggi tetapi tetap bebas dari

Page 3: 91803285 TIPE Kepribadian

simpton gangguan psikologis. Menurut Eysenck, skor neurotisisme mengikuti

model stres-diatesis (diathesis-stress model); yakni skor N yang tinggi lebih

rentan untuk terdorong mengembangkan gangguan neurotik dibanding skor N

yang rendah, ketika menghadapi situasi yang menekan.

Dasar biologis dari neurotisisme adalah kepekaan reaksi sistem syaraf otonom

(ANS=Automatic Nervous Reactivity). Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi,

pada kondisi lingkungan wajar sekalipun sudah merespon secara emosional

sehingga mudah mengembangkan gangguan neurotik. Neurotisisme dan

ekstraversi dapat digabung dalam bentuk hubungan CAL dan ANS, dan dalam

bentuk garis absis ordinat. Kedudukan setiap orang pada bidang dua dimensi itu

tergantung kepada tingkat ekstraversi dan neurotisismenya. Pada gambar 11, A

adalah orang introvert-neurotik (ekstrim introvers dan ekstrim neurotisisme) atau

orang yang memiliki CAL tinggi dan ANS tinggi. Orang itu cenderung memiliki

simpton-simpton kecemasan, depresi, fobia, dan obsesif-kompulsif, yang oleh

Eysenck disebut mengidap gangguan psikis tingkat pertama (disorders of the first

kind). B adalah orang ekstravers-neurotik atau orang yang memiliki CAL rendah

dan ANS tinggi. Orang itu cenderung psikopatik, kriminal dan delingkuen, atau

mengidap gangguan psikis tingkat kedua (disorders of the second kind). C adalah

orang normal yang introvers; tenang, berfikir mendalam, dapat dipercaya. D

adalah orang yang normal-ekstravers; riang, responsif, senamg bicara/bergaul.

Subyek Dimensi CAL ANS Simptom

(C) Introver-Stabilita Tinggi Rendah Normal introvers

(A) Introver-Neurotik Tinggi Tinggi Gangguan psikis tingkat pertama

(D) Ekstravers-Stabilitas Rendah Rendah Normal ekstravers

Page 4: 91803285 TIPE Kepribadian

(B) Ekstraver-Neurotik Rendah Tinggi Gangguan psikis tingkat kedua

Neurotisisme dan Extraversi-Introversi

Masalah lain yang diselidiki Eysenck adalah interaksi antara kedua dimensi tadi

dan apa pengaruhnya terhadap persoalan-persoalan psikologis. Dia menemukan,

misalnya, bahwa orang yang mengalami gangguan fobia dan obsesif-kompulsif

biasanya adalah orang introvert, sementara orang yang mengalami gangguan

keseimbagan mental (misalnya, paralisis histerikal) atau gangguan ingatan

(misalnya amnesia) biasanya adalah orang ekstravert.

Dia menjelaskan begini: orang neurotistik akut sangat peka terhadap hal-hal yang

menakutkan. Kalau orang ini introvert, mereka akan belajar menghindari situasi

yang menyebabkan kepanikan itu secepat mungkin, bahkan ada yang langsung

panik walaupun situasinya belum terlalu gawat –orang inilah yang mengidap

fobia. Sementara orang introvert lainnya akan mempelajari perilaku-perilaku yang

dapat menghilangkan kepanikan mereka, seperti memeriksa segala sesuatunya

berulang kali atau mencuci tangan berulang kali karena ingin memastikan tidak

ada kuman yang akan membuat mereka sakit.

Sebaliknya, orang neurotistik yang ekstravert akan mengabaikan dan cepat

melupakan hal-hal yang menakutkan mereka. Mereka memakai mekanisme

pertahanan klasik, seperti penolakan dan represi. Mereka dengan mudah akan

melupakan, misalnya akhir pekan yang buruk.

3. Psikotisme

Orang yang skor psikotisisme-nya tinggi memiliki trait agresif, dingin, egosentrik,

tak pribadi, impulsif, antisosial, tak empatik, keatif, keras hati. Sebaliknya orang

yang skor psikotisismenya rendah memiliki trait merawat/baik hati, hangat, penuh

Page 5: 91803285 TIPE Kepribadian

perhaitan, akrab, tenang, sangat sosial,empatik, kooperatif, dan sabar. Seperti pada

ekstraversi dan neurotisisme, psikotisisme mempunyai unsur genetik yang besar.

Secara keseluruhan tiga dimensi kepribadian itu 75% bersifat herediter, dan hanya

25% yang menjadi fungsi lingkungan. Seperti pada neurotisisme, psikotisisme

juga mengikuti model stres-diatesis (diathesis-stress model). Orang yang variabel

psikotismenya tinggi tidak harus psikotik, tetapi mereka mempunyai predisposisi

untuk mengidap stress dan mengembangkan gangguan psikotik. Pada masa orang

hanya mengalami stress yang rendah, skor P yang tinggi mungkin masih bisa

berfungsi normal, tetapi ketika mengalami stress yang berat, orang menjadi

psikotik yang ketika stress yang berat itu sudah lewat fungsi normal kepribadian

sulit untuk diraih kembali.

Psikotisme, dapat digabung bersama-sama dengan neurotisisme dan ekstraversi,

menjadi bentuk tiga dimensi. Tiga garis yang saling berpotongan ditengah-tengah

dan saling tegak lurus, menggambarkan hubungan antara ketiga dimensi itu.

Setiap individu dapat digambarkan dalam sebuah titik pada ruangan yang

diantarai oleh tiga garis dimensi itu.

Menurut Eysenck dan Gudjonsson, ada korelasi negatif antara androgen

(testoterone) dengan CAL. Androgen dihasilkan oleh kelenjar adrenal kelamin

laki-laki (testis) dan kelenjal adrenal perempuan (ovarium). Semakin tinggi

androgen anak, semakin rendah CAL. Akibatnya muncul sifat-sifat maskulinitas,

seperti tingkahlaku agresi. Secara hipotesis, hormon androgen menjadi mediator

hubungan antara CAL yang rendah dengan kriminalitas.

Page 6: 91803285 TIPE Kepribadian

Eysenck mengembangkan teori kepribadian ke dalam tiga dimensi kepribadian

yaitu:

a. Neurotisme (N)

Dimensi neurotisme berhubungan dengan stabilitas emosi seseorang. Neurotisme

merupakan dimensi kepribadian yang menunjukkan sifat cemas, depresi, self

esteem rendah, emosional dan irasional. Orang dengan nilai neurotisme yang

tinggi biasanya unstable biasanya labil, sering mengeluh, irasional, dan pencemas.

Sebaliknya, dengan nilai neurotisme yang rendah atau stable menunjukkan

kestabilan, reliabilitas, ketenangan dan rasionalitas (Schultz & Schultz, 1994).

Orang yang skor neurotiknya tinggi sering mempunyai kecenderungan reaksi

emosional yang berlebihan dan sulit kembali normal sesudah emosinya

meningkat. Namun neurotisisme itu bukan neurosis dalam pengertian yang umum.

Orang bisa saja mendapat skor neurotisisme yang tinggi tetapi tetap bebas dari

simpton gangguan psikologis (Maman, 2009).

Dasar biologis dari neurotisisme adalah kepekaan reaksi sistem syaraf otonom

(ANS = Automatic Nervous Reactivity). Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi,

pada kondisi lingkungan wajar sekalipun sudah merespon secara emosional

sehingga mudah mengembangkan gangguan neurotik. Neurotisisme dan introvert-

extrovert dapat digabung dalam bentuk hubungan CAL dan ANS, dan dalam

bentuk garis absis ordinat. Kedudukan setiap orang pada bidang dua dimensi itu

tergantung kepada tingkat introvert-extrovert dan neurotisismenya.

Page 7: 91803285 TIPE Kepribadian

Tipe A adalah orang introvert-neurotik (ekstrim introvert dan ekstrim

neurotisisme) atau orang yang memiliki CAL tinggi dan ANS tinggi. Orang itu

cenderung memiliki simpton-simpton kecemasan, depresi, fobia, dan obsesif-

kompulsif, yang oleh Eysenck disebut mengidap gangguan psikis tingkat pertama

(disorders of the first kind). Tipe B adalah orang ekstrovert-neurotik atau orang

yang memiliki CAL rendah dan ANS tinggi. Orang itu cenderung psikopatik,

kriminal dan delingkuen, atau mengidap gangguan psikis tingkat kedua (disorders

of the second kind). Tipe C adalah orang normal yang introvert; tenang, berfikir

mendalam, dapat dipercaya. Tipe D adalah orang yang normal-extrovert; riang,

responsif, senang bicara/bergaul.

b. Psikotisme (P)

Dimensi psikotisme berhubungan dengan konsentrasi yang rendah, memori

rendah, tidak sensitif, kurang perhatian tehadap orang lain, ketiadaan perhatian

terhadap orang lain, kekejaman, tak mengindahkan untuk bahaya dan konvensi,

adanya keaslian dan/atau kreativitas, menyenangi berbagai hal yang tidak biasa,

dan memiliki pertimbangan yang ganjil (Schultz & Schultz, 1994).

c. Introvert-Extrovert (I-E)

Pengelompokan kepribadian introvert-extrovert didasarkan atas perbedaan

respon-respon, kebiasaan-kebiasaan, dan sifat-sifat yang biasa ditampilkan oleh

individu dalam melakukan relasi interpersonal (Schultz & Schultz, 1994).

Page 8: 91803285 TIPE Kepribadian

Eysenck yakin bahwa penyebab utama perbedaan antara extrovert dan introvert

adalah tingkat keterangsangan korteks (CAL = Cortical Arausal Level), kondisi

fisiologis yang sebagian besar bersifat keturunan. CAL adalah gambaran

bagaimana korteks mereaksi stimulasi indrawi. CAL tingkat rendah artinya

korteks tidak peka, reaksinya lemah. Sebaliknya CAL tinggi, korteks mudah

terangsang untuk bereaksi. Orang yang extrovert CAL-nya rendah, sehingga dia

banyak membutuhkan rangsangan indrawi untuk mengaktifkan korteksnya.

Sebaliknya introvert CAL-nya tinggi, dia hanya membutuhkan rangsangan sedikit

untuk mengaktifkan korteksnya. Jadilah orang yang introvert menarik diri,

menghindar dari riuh rendah situasi disekelilingnya yang dapat membuatnya

kelebihan rangsangan.

Orang introvert memilih aktivitas yang miskin rangsangan sosial, seperti

membaca, olahraga soliter (main ski, atletik), organisasi persaudaraan eksklusif.

Sebaliknya orang extrovert memilih berpartisipasi dalam kegiatan bersama, pesta

hura-hura, olahraga beregu (sepakbola, arung jeram), minum alkohol dan

mengisap mariyuana (Maman, 2009).