90167303 Barang Milik Daerah
description
Transcript of 90167303 Barang Milik Daerah
PENGELOLAANPENGELOLAAN BARANG BARANG
MILIK DAERAHMILIK DAERAHAhdony Asfiansyah, S.E.,AkAhdony Asfiansyah, S.E.,Ak
Auditor pada BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur
Permasalahan Utama dalam Permasalahan Utama dalam Pengelolaan Aset DaerahPengelolaan Aset Daerah
1. Belum ada inventarisasi seluruh aset yang ada.
2. Inefisiensi dalam pemanfaatan aset.3. Landasan hukum yang belum terpadu dan
menyeluruh.4. Tersebarnya lokasi dan hak penguasaannya.5. Koordinasi yang lemah.6. Pengawasan yang lemah.7. Beragam kepentingan dan distorsi lainnya.8. Mudahnya terjadi penjarahan aset.
Keharusan Pengelolaan aset Keharusan Pengelolaan aset disebabkan sebagai berikut : disebabkan sebagai berikut : (Menurut Doli D Siregar)(Menurut Doli D Siregar)
1. Jumlah aset yang banyak.2. Jenis aset yang bervariasi.3. Letak aset tersebar secara geografis.4. Dokumen pendukung aset yang harus ter-record
secara sistematik.5. Kondisi legal yang beragam.6. Perbedaan penanganan masing-masing aset
(existing).7. Banyak ”idle asset” dan belum dimanfaatkan secara
optimal.8. Pengelolaan data yang masih manual.9. Proses pengambilan keputusan terhadap
pemanfaatan dan optimalisasi aset yang harus dilakukan secara tepat dan benar.
Dasar HukumDasar Hukum
• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara tentang Perbendaharaan Negara
• Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/DaerahNegara/Daerah
• Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS Peraturan TENTANG PERUBAHAN ATAS Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/DaerahPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
• PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
Definisi Barang Milik Definisi Barang Milik DaerahDaerah
Semua barang yang dibeli atau Semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya berasal dari perolehan lainnya yang sah.yang sah.
RUANG LINGKUP BARANG MILIK RUANG LINGKUP BARANG MILIK DAERAH ADALAH : DAERAH ADALAH : (PASAL 2 AYAT 2 PP 38 TAHUN 2008)(PASAL 2 AYAT 2 PP 38 TAHUN 2008)
1.1. barang yang diperoleh dari barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis ;hibah/sumbangan atau yang sejenis ;
2.2. barang yang diperoleh sebagai barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
3.3. barang yang diperoleh berdasarkan barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; atauketentuan undang-undang; atau
4.4. barang yang diperoleh berdasarkan barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.berkekuatan hukum tetap.
ASAS PENGELOLAAN BARANG MILIK ASAS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAHDAERAH
• asas kepastian nilaiasas kepastian nilai yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di bidang pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola barang dan Kepala Daerah sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing;
• asas kepastian hukumasas kepastian hukum yaitu pengelolaan barang milik daerah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan
• asas transparansiasas transparansi yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah harus transparan terhadap hak masyarakat dala memperoleh informasi yang benar
ASAS PENGELOLAAN BARANG MILIK ASAS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAHDAERAH• asas efisiensiasas efisiensi yaitu pengelolaan barang milik
daerah diarahkan agar barang milik daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal
• asas akuntabilitasasas akuntabilitas yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat
• asas fungsionalasas fungsional yaitu pengelolaan barang milik daerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah
PEJABAT PENGELOLA PEJABAT PENGELOLA BARANG MILIK DAERAHBARANG MILIK DAERAH
1.1. KEPALA DAERAH KEPALA DAERAH sebagai sebagai Pemegang Kekuasaan Pemegang Kekuasaan Pegelolaan Barang Milik DaerahPegelolaan Barang Milik Daerah
2.2. SEKRETARIS DAERAH SEKRETARIS DAERAH sebagai sebagai Pengelola BarangPengelola Barang
3.3. ASISTEN BIDANG ADMINISTRASI UMUM ASISTEN BIDANG ADMINISTRASI UMUM sebagaisebagai Koordinator Pembantu Pengelola BarangKoordinator Pembantu Pengelola Barang
4.4. KEPALA BPTB KEPALA BPTB sebagai sebagai Pembantu Pengelola Barang Pembantu Pengelola Barang dalam rangka pengelolaan Tanah dan Bangunandalam rangka pengelolaan Tanah dan Bangunan
5.5. KEPALA BAGIAN PERLENGKAPAN KEPALA BAGIAN PERLENGKAPAN sebagaisebagai Pembantu Pembantu Pengelola Barang dalam rangka pengelolaan selain Pengelola Barang dalam rangka pengelolaan selain Tanah dan BangunanTanah dan Bangunan
6.6. KEPALA SKPD KEPALA SKPD sebagaisebagai Pengguna BarangPengguna Barang
7.7. KEPALA UNIT KERJA KEPALA UNIT KERJA sebagaisebagai Kuasa Pengguna Kuasa Pengguna BarangBarang
PEJABAT PENGELOLAPEJABAT PENGELOLABARANG MILIK DAERAHBARANG MILIK DAERAH
Lanjutan ………Lanjutan ………
8.8. PENYIMPAN BARANG PENYIMPAN BARANG Pegawai/Pejabat Pegawai/Pejabat yang ditunjuk sebagai Penyimpan Barang yang ditunjuk sebagai Penyimpan Barang padapada Satuan Kerja Perangkat Daerah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)(SKPD)
9.9. PENGURUS BARANG PENGURUS BARANG Pegawai/Pejabat Pegawai/Pejabat yang ditunjuk sebagai Pengurus Barang, yang ditunjuk sebagai Pengurus Barang, pada :pada :a.a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD-SKPD)Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD-SKPD)
atau atau
b.b. Unit Kerja seperti :Unit Kerja seperti : Bagian pada Sekretariat Daerah,Bagian pada Sekretariat Daerah, Sekolah pada Dinas Pendidikan,Sekolah pada Dinas Pendidikan, Puskesmas/Pustu pada Dinas Kesehatan, Puskesmas/Pustu pada Dinas Kesehatan,
atauatau UPTD pada DinasUPTD pada Dinas
RUANG LINGKUP RUANG LINGKUP PENGELOLAAN PENGELOLAAN
BARANG MILIK DAERAHBARANG MILIK DAERAH
7. pengamanan dan pemeliharaan;
8. penilaian;9. penghapusan;10. pemindahtanganan
;11. pembinaan,
pengawasan dan pengendalian;
12. pembiayaan; dan13. tuntutan ganti rugi
1. perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
2. pengadaan;3. penerimaan,
penyimpanan dan penyaluran;
4. penggunaan;5. penatausahaan;6. pemanfaatan;
PERENCANAAN DAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARANPENGANGGARAN
KEPALA SKPD
MENYUSUN RENCANAKEBUTUHAN BARANG
DAN KEBUTUHANPEMELIHARAAN BARANG SKPD
RKB-SKPD
RKPB-SKPD
RKB-DAERAH
RKPB-DAERAH
KEPALA BAGIANPERLENGKAPANMENGHIMPUN DAN
MENYUSUN RENCANAKEBUTUHAN BARANG DAN PEMELIHARAAN
BARANG DAERAH
TIM ANGGARAN
R-APBD
PROSESPENGESAHAN
APBDSTANDAR
KEBUTUHANDAN
STANDARBARANG
STANDARKEBUTUHAN
DANSTANDARBARANG
PERENCANAAN DAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARANPENGANGGARAN
KEPALA SKPD
MENYUSUN DAFTAR KEBUTUHAN
BARANG DAN DAFTAR KEBUTUHAN
PEMELIHARAAN BARANG SKPD
DKB-SKPD
DKPB-SKPD
KEPALA BAGIANPERLENGKAPAN
MENGHIMPUN DANMENYUSUN KEBUTUHAN
BARANG DAN PEMELIHARAAN
BARANG DAERAH
APBD
DKB-DAERAH
DKPB-DAERAH
PENGADAAN BARANG DAN JASAPENGADAAN BARANG DAN JASAPEMELIHARAAN BARANG SERTA STATUS PEMELIHARAAN BARANG SERTA STATUS
PENGGGUNAANNYAPENGGGUNAANNYAKEPALA SKPD
MEMBUAT LAPORANHASIL PENGADAANBARANG DAN JASA
PEMELIHARAANBARANG, BESERTA
USUL PENGGUNAAN
LAPORANPENGADAAN BARANG
LAPORANPEMELIHARAAN
BARANG
KEPALA BAGIANPERLENGKAPAN
MENGHIMPUN DANMEREKAP PENGADAAN
BARANG DAN JASA PEMELIHARAAN
BARANG DAERAH, DAN USUL PENGGUNAANNYA
KEPUTUSANWALIKOTA
TTGPENGADAAN
BARANG DAN STATUS
PENGGUNAANNYA
DKBDAERAH
DKPBDAERAH
KEPALADAERAH
KONSEPKEPUTUSAN WALIKOTA
LAPORANPENGADAAN BARANG
LAPORANPEMELIHARAAN
BARANG
ASISTEN BID.ADM. UMUM
PENGELOLABARANG
PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENYALURANPENYALURAN
PENYIMPANBARANG
PENGURUSBARANG
GUDANG
PENYEDIABARANG
RUANGAN
KARTU BARANGGUDANG
KEPALASKPD
KEPALA BAGIANPERLENGKAPAN
KARTU INVENTARIS
BARANG (KIB)
KARTUINVENTARIS
RUANGAN (KIR)
BPPatau
PEMERIKSABARANG
PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENYALURANPENYALURAN
KEPALASKPD
PENGURUSBARANG
PENYEDIABARANG
KEPALASKPD
KEPALA BADANPENGELOLAAN
TANAH DAN BANGUNAN
KARTU INVENTARIS
BARANG (KIB)
KEPALA BAGIANPERLENGKAPAN
KEPALADAERAH
PENGELOLABARANG
Tujuan Pemanfaatan AsetTujuan Pemanfaatan Aset
• Agar tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah khususnya biaya dikaitkan dengan segi pemeliharaan dan pengamanannya, terutama untuk mencegah kemungkinan adanya penyerobotan dari pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab.
• Jika barang daerah tersebut dimanfaatkan secara optimal akan dapat meningkatkan atau menciptakan sumber PAD.
• Pemanfaatan barang milik daerah yang optimal akan menambah peluang penyerapan tenaga kerja dan akan menciptakan sumber pendapatan masyarakat.
Prinsip Pemanfaatan AsetPrinsip Pemanfaatan Aset
•Tidak akan membebani anggaran belanja daerah khususnya untuk pemeliharaan,
•Menghindari penyerobotan oleh pihak lain
•Dengan harapan dapat menjadi sumber tambahan untu PAD.
Kebijakan Pemanfaatan Aset Kebijakan Pemanfaatan Aset Memiliki 2 fungsi :Memiliki 2 fungsi :
• FUNGSI PELAYANAN : fungsi direalisasikan melalui pengalihan status penggunaan barang milik daerah dialihkan penggunaannya dari satu SKPD ke SKPD lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
• FUNGSI BUDGETER : fungsi ini direalisasikan melalui pemanfaatan dalam bentuk sewa, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna yang dapat akan menjadi sumber tambahan PAD.
BENTUK PEMANFAATAN BENTUK PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAHBARANG MILIK DAERAH
PEMANFAATAN
PINJAM PAKAI SEWAKERJASAMA
PEMANFAATAN
BANGUNAN GUNA SERAHDAN
BANGUNANSERAH GUNA
SEWASEWAPenyerahan hak penggunaan/ pemakaian atas aset daerah kepada Pihak Ketiga dalam hubungan sewa menyewa dengan ketentuan Pihak Ketiga tersebut harus memberikan imbalan/sewa berupa uang sewa bulanan atau tahunan untuk masa jangka waktu tertentu, baik secara berkala maupun sekaligus, disamping itu Pemeritah Daerah dapat pula memungut restribusi sesuai dengan peraturan daerah
(Pasal 34 Permendagri No.17 Tahun 2007)
Hal-hal yang dijadikan Hal-hal yang dijadikan pertimbangan :pertimbangan :• Untuk tujuan mengoptimalkan daya guna dan
hasil guna barang daerah.• Untuk sementara waktu barang/aset tersebut
belum dimanfaatkan oleh SKPD yang bersangkutan/memiliki.
• Barang Daerah dapat disewakan kepada pihak lain/Pihak Ketiga sepanjang menguntungkan daerah.
• Jenis barang yang dapat disewakan ditetapkan oleh Kepala Daerah yang bersangkutan.
• Harga sewa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah berdasarkan hasil perhitungan Tim Penaksir.
• Hasil penyewaan merupakan penerimaan daerah dan seluruhnya disetor ke Kas Daerah.
PROSES PENYEWAANPROSES PENYEWAANUnit / Satuan Kerja
Kepala Daerah Melalui Kabiro perlengkapan
Dibentuk PanitiaApabila diperlukan
KeputusanKepala Daerah
SURAT PERJANJIAN
• Pokok-Pokok mengenai Penyewaan• Data Barang yang disewakan• Hak dan Kewajiban Kedua belah pihak• Jumlah dan Besarnya Sewa• Jangka Waktu• Sangsi• Ketentuan Lain
Pinjam Pakai.. (Definisi)Pinjam Pakai.. (Definisi)
Penyerahan penggunaan barang/aset milik daerah dari instansi/satuan unit kerja kepada instansi pemerintah lainnya yang ditetapkan peraturan perundang-undangan untuk jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan/sewa dan setelah jangka waktunya berakhir, barang/aset tersebut diserahkan kembali kepada instansi pemiliknya dalam keadaan baik.
RUANG LINGKUP RUANG LINGKUP PINJAM PAKAIPINJAM PAKAI
PEMERINTAH PUSAT DENGAN PEMERINTAH DAERAH / ANTAR
PEMERINTAH DAERAH
PALING LAMA 2 TAHUN DAN
DAPAT DIPERPANJANG
DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN KEPALA
DAERAH ATAS USULAN PENGELOLA BARANG
SURAT PERJANJIAN
PINJAM PAKAI
PIHAK-PIHAK YANG TERIKAT DALAM PERJANJIAN;
NAMA, JENIS, DAN LUAS/JUMLAH BARANG YANG DIPINJAMKAN;
JANGKA WAKTU PINJAM PAKAI;
TANGGUNG JAWAB PEMINJAM ATAS BIAYA OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN SELAMA JANGKA WAKTU PINJAM PAKAI;
PERSYARATAN LAIN YANG DIANGGAP PERLU.
Peminjaman dapat dilakukan Peminjaman dapat dilakukan apabila…..apabila…..• Barang/aset tersebut sementara waktu
belum dimanfaatkan oleh instansi/satuan unit kerja yang memiliki.
• Hanya boleh digunakan peminjam sesuai dengan peruntukannya.
• Tidak mengganggu kelancaran tugas pokok dan fungsi instansi/satuan unit kerja yang bersangkutan.
• Harus merupakan barang yang tidak habis dipakai.
• Peminjam wajib memelihara dengan baik barang/aset yang dipinjamnya termasuk menanggung biaya-biaya yang diperlukan selama peminjaman.
Peminjaman dapat dilakukan Peminjaman dapat dilakukan apabila….. (lanjutan)apabila….. (lanjutan)• Jangka waktu peminjaman maksimal
selama 2 (dua) tahun dan apabila diperlukan dapat diperpanjang kembali.
• Untuk keperluan tertentu jangka waktu ini dapat diberikan lebih dari dua tahun, khususnya tempat ibadah disesuaikan dengan peruntukan rencana kota.
• Khusus pinjam pakai tanah yang dipergunakan oleh instansi Pemerintah, jangka waktu peminjamannya ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah.
• Pengembalian barang/aset yang dipinjam pakaikan harus dalam keadaan baik.
KERJA SAMA PEMANFAATAN KERJA SAMA PEMANFAATAN (Definisi)(Definisi)
Perikatan antara Pemerintah Daerah dengan Pihak Ketiga dalam kerja sama pemanfaatan/pendayagunaan barang milik daerah oleh pihak lain atas tanah dan/atau bangunan atau atas barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan, dimana Pihak Ketiga menanamkan modal yang dimilikinya. Selanjutnya kedua pihak secara bersama-sama atau sendiri-sendiri ataupun bergantian mengelola manajemen dan proses operasinya untuk jangka waktu tertentu dan keuntungan dibagi sesuai dengan besarnya sharing masing-masing atau berdasarkan yang telah disepakati kedua belah pihak sebelumnya. Disamping itu Pihak Ketiga diharuskan membayar kontribusi tetap setiap tahunnya.
Bentuk-bentuk Kerja sama Bentuk-bentuk Kerja sama pemanfaatanpemanfaatan
• Kerja Sama PelayananKerja Sama Pelayanan Dimana mitra kerja swasta diberikan tanggung jawab dalam melaksanakan pelayanan jasa untuk suatu jenis pelayanan tertentu untuk suatu jangka waktu tertentu misalnya: perawatan jaringan, pencatatan meteran, penagihan rekening, pemungutan uang parkir kendaraan dan sebagainya.
Bentuk-bentuk Kerja sama Bentuk-bentuk Kerja sama pemanfaatanpemanfaatan•Kerja Sama PengelolaanKerja Sama Pengelolaan
Merupakan bentuk kerjasama dimana kepada mitra kerja diberikan wewenang dalam pengelolaan suatu aset/BMD secara keseluruhan atau sebagianMisalnya: pengelolaan sampah (mulai dari pengumpulan, pengangkutan, pengolahan akhir)
Bentuk-bentuk Kerja sama Bentuk-bentuk Kerja sama pemanfaatanpemanfaatan•Kerja Sama ProduksiKerja Sama Produksi
Merupakan bentuk kerjasama dimana kepada mitra kerja diberikan wewenang untuk memproduksi sesuatu produk yang disetujui bersama berdasarkan jumlah dan kwalitas tertentu dengan menggunakan aset/BMD yang ada sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak, misalnya: kerjasama industri aset daerah (seperti industri genteng dan bata press, dan sebagainya.);
Bentuk-bentuk Kerja sama Bentuk-bentuk Kerja sama pemanfaatanpemanfaatan•Kerja Sama Bagi KeuntunganKerja Sama Bagi Keuntungan
Merupakan bentuk kerjasama dimana kepada mitra diberikan wewenang untuk mengelola, mengusahakan, meningkatkan (up grade) suatu usaha/ perusahaan/ industri/ pusat perbengkelan yang merupakan aset daerah sesuai dengan perjanjiansebelumnya dimana keuntungan dibagi berdasarkan perjanjian yang sudah dinegosiasi sebelumnya.
Bangun, Guna, Serah dan Bangun, Guna, Serah dan Bangun, Serah, GunaBangun, Serah, Guna
• Bangun Guna Serah (BGS) adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian digunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah serta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
Bangun, Guna, Serah dan Bangun, Guna, Serah dan Bangun, Serah, GunaBangun, Serah, Guna•Bangun Serah Guna
adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah kemudian Pemerintah Daerah menyerahkan kembali untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.
Dasar Pertimbangan BGS dan Dasar Pertimbangan BGS dan BSGBSG1. Barang milik daerah belum
dimanfaatkan;
2. Mengoptimalisasikan barang milik daerah;
3. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas;
4. Menambah/meningkatkan Pendapatan Daerah; dan
5. Menunjang program pembangunan dan kemasyarakatan Pemerintah Daerah.
Ketentuan umumKetentuan umum
• Kerjasama pemanfaatan dilaksanakan dengan ketentuan tidak cukup/ tdak tersedianya dana dalam APBD untuk memenuhi biaya operasional/pemeliharaan/perbaikan yang diperlkan terhadap barang milik daerah tersebut.
• Mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan mengikut sertakan sekurang-kurangnya 5 (lima) peserta/ peminat, apabila setelah 2 kali berturut-turut diumumkan, peminatnya kurang dari 5, dapat dilakukan proses pemilihan langsung atau penunjukan langsung melalui negosiasi baik teknis maupun harga.
• Mitra kerjasama pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap kerekening Kas Umum Daerah setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan.
Ketentuan umum (lanjutan)Ketentuan umum (lanjutan)
• Besarnya pembayaran kontrbusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan ditetapkan dari hasil penghitungan Tim yang dibentuk oleh Kepala Daerah.
• Selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerjasama pemanfaatan dilarang menjaminkan atau menggadaikan barang milik daerah yang menjadi obyek kerjasama pemanfaatan.
• Jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama 30 (limapuluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang.(PP. No.6 Tahun 2006 Pasal 29 ayat 1) dan 30 (tiga puluh) tahun sejak dimulai masa pengoperasian (Permendagri No.17 Tahun 2007)
Ketentuan umum tersebut Ketentuan umum tersebut tidak berlaku untuk :tidak berlaku untuk :(Pasal 26 ayat (3) PP 38/2008)(Pasal 26 ayat (3) PP 38/2008)
a.a.infrastruktur transportasi meliputi pelabuhan infrastruktur transportasi meliputi pelabuhan laut, sungai atau danau, bandar udara, laut, sungai atau danau, bandar udara, jaringan rel dan stasiun kereta api;jaringan rel dan stasiun kereta api;
b.b.infrastruktur jalan meliputi jalan tol dan infrastruktur jalan meliputi jalan tol dan jembatan tol;jembatan tol;
c.c.infrastruktur sumber daya air meliputi saluran infrastruktur sumber daya air meliputi saluran pembawa air baku dan waduk/bendungan;pembawa air baku dan waduk/bendungan;
d.d.infrastruktur air minum meliputi bangunan infrastruktur air minum meliputi bangunan pengambilan air baku, jaringan transmisi, pengambilan air baku, jaringan transmisi, jaringan distribusi, dan instalasi pengolahan jaringan distribusi, dan instalasi pengolahan air minum;air minum;
Ketentuan umum tersebut Ketentuan umum tersebut tidak berlaku untuk :tidak berlaku untuk :(Pasal 26 ayat (3) PP 38/2008)(Pasal 26 ayat (3) PP 38/2008)
e.e. infrastruktur air limbah meliputi instalasi pengolah infrastruktur air limbah meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan pengumpul dan jaringan air limbah, jaringan pengumpul dan jaringan utama, dan sarana persampahan yang meliputi utama, dan sarana persampahan yang meliputi pengangkut dan tempat pembuangan;pengangkut dan tempat pembuangan;
f.f. infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan telekomunikasi;telekomunikasi;
g.g. infrastruktur ketenagalistrikan meliputi infrastruktur ketenagalistrikan meliputi pembangkit, transmisi,atau distribusi tenaga listrik; pembangkit, transmisi,atau distribusi tenaga listrik; atauatau
h.h. infrastruktur minyak dan gas bumi meliputi infrastruktur minyak dan gas bumi meliputi pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, transmisi, dan distribusi minyak dan gas bumitransmisi, dan distribusi minyak dan gas bumi
Jangka waktu kerjasama Jangka waktu kerjasama pemanfaatan barang milik pemanfaatan barang milik negara/daerah untuk penyediaan negara/daerah untuk penyediaan infrastruktur sebagaimana infrastruktur sebagaimana dimaksud diatas paling lama 50 dimaksud diatas paling lama 50 (lima puluh) tahun sejak (lima puluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani.perjanjian ditandatangani.
Pasal 26 ayat (4) PP 38/2008Pasal 26 ayat (4) PP 38/2008
Skema Optimalisasi AsetSkema Optimalisasi Aset
Data dari Aset•Data Teknis•Data Lingkungan•Data Legal•Data Ekonomis•Data Sosial
Potensi Aset•Potensi Teknis•Potensi Lingkungan•Potensi Legal•Potensi Ekonomis•Potensi Sosial
Analisa Potensi/kemampuan•marketability•Profitability•Technical viability•Dukungan lingkungan•Landasan Legal
Identifikasi
PROGRAM OPTIMALISASIPEMANFAATAN BARANG/
ASET DAERAH
PEMINDAHTANGANANPEMINDAHTANGANAN
Pengalihan kepemilikan Pengalihan kepemilikan barang milik daerah kepada barang milik daerah kepada pihak lain sebagai tindak pihak lain sebagai tindak lanjut dari penghapusan aset lanjut dari penghapusan aset dengan cara dijual, dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan, dipertukarkan, dihibahkan, atau dipesertakan sebagai atau dipesertakan sebagai modal pemerintah.modal pemerintah.
Bentuk-bentuk Bentuk-bentuk pemindahtangananpemindahtanganan
• PenjualanPenjualan Pengalihan Kepemilikan barang milik Pengalihan Kepemilikan barang milik daerah kepada pihak lain dengan daerah kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uangmenerima penggantian dalam bentuk uang
• HibahHibahPengalihan Kepemilikan barang Milik Pengalihan Kepemilikan barang Milik daerah kepada pemerintah pusat, daerah kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah lainnya atau kepada pemerintah daerah lainnya atau kepada pihak lain tanpa melalui penggantianpihak lain tanpa melalui penggantian
Bentuk-bentuk Bentuk-bentuk pemindahtangananpemindahtanganan
• Tukar menukarTukar menukar Pengalihan Kepemilikan barang milik daerah yang Pengalihan Kepemilikan barang milik daerah yang dilakukan antara pemerintah daerah dengan dilakukan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat atau antar pemerintah daerah, pemerintah pusat atau antar pemerintah daerah, atau antara BUMN/D atau badan hukum lainnya atau antara BUMN/D atau badan hukum lainnya atau dengan pihak swasta atau pihak lainnya atau dengan pihak swasta atau pihak lainnya dengan menerima penggantian dalam bentuk dengan menerima penggantian dalam bentuk barang, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang.barang, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang.
• Penyertaan Modal PemerintahPenyertaan Modal PemerintahPengalihan Kepemilikan barang milik daerah yang Pengalihan Kepemilikan barang milik daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan daerah yang dipisahkan dalam menjadi kekayaan daerah yang dipisahkan dalam bentuk saham atau penyertaan modalbentuk saham atau penyertaan modal