90133466 Pedoman Pemilihan Obat Anti Depresan Maya
-
Upload
mammy-nya-allya -
Category
Documents
-
view
77 -
download
0
Transcript of 90133466 Pedoman Pemilihan Obat Anti Depresan Maya
PEDOMAN PEMILIHAN OBAT ANTI DEPRESAN
I. Pendahuluan
Obat antidepresi adalah jenis obat yang mampu menghilangkan atau meringankan
ganggaun mood (murung, sedih, lesu). Menurut klasifikasi DSM IV TR (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder, 1994, Text Revision) yang dikeluarkan oleh Ikatan Ahli Psikiatri
Amerika, depresi terbagi menjadi tiga yakni gangguan distimia, depresi mayor (depresi klinis)
dan depresi yang tidak terklasifikasikan.
Distimia adalah suatu bentuk gangguan mood depresi yang ditandai dangan ketiadaan
kesenangan atau kenikmatan hidup yang berlangsung secara terus menerus paling sedikit 2
tahun. Gejala umumnya adalah menghindari kehidupan social, gangguan tidur, dan tidak
menikmati hidup
Depresi mayor adalah keadaan perasaan sedih, melankolis atau murung yang
berkelanjutan hingga mengganggu fungsi social dan kehidupan sehari-hari pasien.
Depresi juga merupakan gangguan jiwa yang paling umum di dunia dan menurut
taksiran terdapat 340 juta pederitanya. Prevalensinya antara wanita adalah rata-rata 25%, pria
10% dan remaja 5%
Oleh karenanya dibutuhkan anti depresan untuk mengurangi gejala-gejala yang seperti
diuraikan di atas.
1
II. Penggolongan Obat Anti Depresan
1. Trisiklik : amitriptilin, imipramine, clopramine, tianeptine, opipramol
2. Tetrasiklik : maprotiline, mianserin, amoxapine
3. SSRIs (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitors) : sertraline, paroxetine, fluvoxamine,
fluoxetine, citalopram
4. MAO-blockers : Moclobemide, fenelzin, tranylcypromin. Obat ini menghambat enzim
mono-amin-oksidase (MAO), yang menguraikan zat-zat monoamine setelah selesai
aktivitasnya. Enzim ini terdapat dalam dua bentuk MAO-A dan MAO-B. Kedua obat
diatas menghambat kedua bentuk secara irreversible dan hanya digunakan bila obat-
obat lain tidak ampuh lagi. Obat baru moclobemide menghambat terutama MAO-A
secara reversible, tetapi pada overdosis selektivitasnya hilang. Obat Parkinson seligilin
memblokir secara selektif MAO-B dan hanya bekerja antidepresi pada dosis tinggi
dengan risiko efek samping. Maka tidak digunakan lagi sebagai antidepresi.
5. Anti depresan atipikal : trazodone, mirtazapine
No Golongan Obat Nama generik Nama dagang Sediaan Dosis
Anjuran
1. Trisiklik Amitriptyline Amitriptyline
(indofarma)
Drag. 25 mg 75-150
mg/h
Tianeptine Stablon (Servier) Tab. 100 mg 25-50 mg/h
Clomipramine Anafranil (Novartis) Tab. 25 mg 75-150
mg/h
Imipramine Tovranil (Novartis) Tab. 25 mg 75-150
mg/h
2
Opipramol Insidon (Novartis) Tab. 50 mg 50-150
mg/h
2. Tetrasiklik Maprotiline Ludiomil (Novartis) Tab. 10 mg
Tab. 25 mg
Tab. 50 mg
Tab. 75 mg
75-150
mg/h
Mianserin Tolvon (Organon) Tab. 10 mg
Tab. 30 mg
30-60 mg/h
3. SSRI Sertraline Zoloft (pfizer) Tab. 50 mg 50-100
mg/h
Paroxetine Seroxat (Smith-Kline) Tab. 20 mg 20-40 mg/h
Fluvoxamine Luvox (Solvay
Pharma)
Tab. 50 mg 50-100
mg/h
fluoxetine Prozac (Elly Lilly)
Nopres(DexaMedica)
Andep (Medikon)
Antiprestin (Pharos)
Courage (Soho)
Kalxetin (Kalhe)
Cap. 20 mg
Cap. 20 mg
Cap. 20 mg
Cap.10-20 mg
Tab. 20 mg
Cap. 10 mg
Cap. 20 mg
20-40 mg/h
Citalopram Cipram (Lund Beck) Tab. 20 mg 20-60 mg/h
4. MAOI Moclobemide Aurorix (Roche) Tab. 150 mg 300-600
mg/h
5. Antidepresan
Atipikal
Trazodone Trazone (Kalbe) Tab. 50 mg
100 mg
100-200
mg/h
Mirtazapine Remeron (Organon) Tab. 30 mg 15-45 mg/h
3
III. Prinsip Dasar Pengobatan
Prinsip dasar pengobatan anti depresan yaitu jika menemukan gejala sasaran (target
syndrome) yaitu sindrom depresi. Beriku ini adalah butir-butir diagnostic sindrom depresi :
1. Selama paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari mengalaminya :
a. Rasa hati yang murung
b. Hilang minat dan rasa senang
c. Kurang tenaga hingga mudah lelah dan kendur kegiatan
2. Keadaan diatas disertai gejala-gejala :
a. Penurunan konsentrasi oikiran dan perhatian
b. Pengurangan rasa harga diri dan percaya diri
c. Pikiran perihal dosa dan diri tidak berguna lagi
d. Pandangan suram dan pesimistik terhadap masa depan
e. Gagasan atau tindakan mencederai diri/bunuh diri
f. Gangguan tidur
g. Pengurangan nafsu makan
3. Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala : penurunan
kemampuan bekerja hubungan social dan melakukan kegiatan rutin
IV. Tahap Pengobatan
Saat merencanakan intervensi pengobatan, penting untuk menekankan kepada
penderita bahwa ada beberapa fase pengobatan sesuai dengan perjalanan gangguan depresif :
4
Fase akut bertujuan untuk meredakan gejala
Fase kelanjutan untuk mencegah relaps
Fase pemeliharaan/rumatan untuk mencegah rekuren
V. Efek Farmakologi
1. Antidepresan klasik (Trisiklik dan Tetrasiklik)
Efek Farmakologi : Obat–obat ini menghambat resorpsi dari serotonin dan noradrenalin
dari sela sinaps di ujung-ujung saraf.
2. Antidepresan golongan ke-2 (SSRI dan obat antidepresi atipikal)
Efek Farmakologi : Obat-obat ini menghambat resorpsi dari serotonin.
3. MAO-blockers/MAOI
Efek Farmakologi :
Monoamin oksidase merupakan suatu sistem enzim kompleks yang terdistribusi luas
dalam tubuh, berperan dalam dekomposisi amin biogenik, seperti norepinefrin, epinefrin,
5
dopamine, serotonin. MAOI menghambat sistem enzim ini, sehingga menyebabkan peningkatan
konsentrasi amin endogen.
Ada dua tipe MAO yang telah teridentifikasi, yaitu MAO-A dan MAO-B. Kedua enzim ini
memiliki substrat yang berbeda serta perbedaan dalam sensitivitas terhadap inhibitor. MAO-A
cenderungan memiliki aktivitas deaminasi epinefrin, norepinefrin, dan serotonin, sedangkan
MAO-B memetabolisme benzilamin dan fenetilamin. Dopamin dan tiramin dimetabolisme oleh
kedua isoenzim. Pada jaringan syaraf, sistem enzim ini mengatur dekomposisi metabolik
katekolamin dan serotonin. MAOI hepatic menginaktivasi monoamin yang bersirkulasi atau yang
masuk melalui saluran cerna ke dalam sirkulasi portal (misalnya tiramin).
Semua MAOI nonselektif yang digunakan sebagai antidepresan merupakan inhibitor
ireversibel, sehingga dibutuhkan sampai 2 minggu untuk mengembalikan metabolisme amin
normal setelah penghentian obat. Hasil studi juga mengindikasikan bahwa terapi MAOI kronik
menyebabkan penurunan jumlah reseptor (down regulation) adrenergik dan serotoninergik.
VI. Efek Samping
1. Antidepresan klasik (trisiklik dan tetrasiklik)
Efek jantung ; dapat menimbulkan gangguan penerusan impuls jantung dengan
perubahan ECG, pada overdosis dapat terjadi aritmia berbahaya.
Efek anti kolinergik ; akibat blokade reseptor muskarin dengan menimbulkan
antara lain mulut kering, obstipasi, retensi urin, tachycardia, serta gangguan
potensi dan akomodasi, keringat berlebihan.
Sedasi
6
Hipotensi ortostatis dan pusing serta mudah jatuh merupakan akibat efek
antinoradrenalin, hal ini sering terjadi pada penderita lansia, mengakibatkan
gangguan fungsi seksual
Efek antiserotonin; akibat blokade reseptor 5HT postsinaptis dengan
bertambahnya nafsu makan dan berat badan.
Kelainan darah; seperti agranulactose dan leucopenia, gangguan kulit
Gejala penarikan; pada penghentian terapi dengan mendadak dapat timbul
antara lain gangguan lambung-usus, agitasi, sukar tidur, serta nyeri kepala dan
otot.
2. Antidepresan golongan ke-2 (SSRI dan obat antidepresi atipikal)
Efek seretogenik; berupa mual ,muntah, malaise umum, nyeri kepala, gangguan
tidur dan nervositas, agitasi atau kegelisahan yang sementara, disfungsi seksual
dengan ejakulasi dan orgasme terlambat.
Sindroma serotonin; berupa antara lain kegelisahan, demam, dan menggigil,
konvulsi, dan kekakuan hebat, tremor, diare, gangguan koordinasi. Kebanyakan
terjadi pada penggunaan kombinasi obat-obat generasi ke-2 bersama obat-obat
klasik, MAO, litium atau triptofan, lazimnya dalam waktu beberapa jam sampai
2-3 minggu. Gejala ini dilawan dengan antagonis serotonin (metisergida,
propanolol).
Efek antikolinergik, antiadrenergik, dan efek jantung sangat kurang atau sama
sekali tidak ada.
7
3. MAO-blockers/MAOI
Kardiovaskular hipotensi ortostatik; pingsan; palpitasi; takhikardia.
SSP pusing; sakit kepala; hiperrefleksia; tremor; kejutan otot; mania;
hipomania; bingung; gangguan memori; gangguan tidur termasuk hipersomnia
dan insomnia; lemah, ngantuk, resah, overstimulasi termasuk peningkatan gejala
kecemasan, agitasi dan manic
Saluran cerna Konstipasi; gangguan salura cerna; mual; diare; nyeri abdomen.
Lain-lain Edema; mulut kering; peningkatan transaminase serum; kenaikan
bobot badan; gangguan seksual; anoreksia; penglihatan kabur; impotensi;
menggigil.
VII. Pedoman Pemilihan Obat
Pada dasarnya semua obat antidepresi mempunyai efek primer (efek klinis) yang sama pada
dosis yang ekivalen, perbedaan terutama pada efek sekunder (efek samping).
Nama obat Antikolinergik Sedasi Hipotensi ort. Ket
Amitriptyline
Imipramine
Clomipramine
Trazodone
Mirtazapine
Maprotiline
Mianserin
Amoxapine
Tianeptine
+++
+++
++
+
+
+
+
+
+/-
+++
++
++
+++
+++
++
++
+
+/-
+++
++
+
+
+
+
+
++
+/-
+++ = berat
++ = sedang
+ = ringan
+/-=tidak
ada/minimal
8
Mociobemide
Sertraline
Paroxetine
Fluvoxamine
Citalopram
+/-
+/-
+/-
+/-
+/-
+/-
+/-
+/-
+/-
+/-
+
+/-
+/-
+/-
+/-
Pemilihan jenis obat anti depresi tergantung pada toleransi pasien terhadap efek
samping dan penyusaian efek samping dan penyesuaian efek samping terhadap kondisi pasien
(usia, penyakit fisik tertentu, jenis depresi).
Misalnya :
Trisiklik (amitriptylin, Imipramine) efek samping sedative, otonomik, kardiologik
relative besar yang diberikan pada usia muda (young healthy) yang lebih besar toleransi
terhadap efek samping tersebut, dan bermanfaat untuk meredakan “efek agitasi”.
Tetrasiklik (maprotiline, Mianserin) dan Atipikal (Trazodon, Mirtazapini) efek samping
otonomik, kardiologik relatif kecil, efek sedasi lebih kuat dimana diberikan pada pasien
kurang tahan terhadap efek otonomik dan kardiologik (usia lanjut), dan sindrom depresi
dengan gejala anxietas dan insomnia yang menonjol.
SSRI (Fluoxetine, sertraline, dll) efek sedasi, otonomik, hipotensi sangat minimal
yang diberikan untuk pasien dengan “depression retarded“ pada usia dewasa dan usia
lanjut, atau yang dengan gangguan jantung, berat badan lebih, dan keadaan lain yang
menarik manfaat dari efek samping yang minimal tersebut.
MAOI-Reversibel (Meclobemide) efek samping hipotensi ortostatik (relative sering)
dimana pasien lanjut mendadak bangun malam hari miksi sehingga resiko jatuh dan
trauma lebih besar
9
Mengingat profil efek sampingnya, untuk penggunanaan pada Sindrom Depresi Ringan
dan Sedang yang datang berobat jalan pada fasilitas pelayanan kesehatan umum,
pemilihan obat antidepresi sebaiknya mengikuti urutan (step care)
Step 1 = Golongan SSRI (Fluoxetine, sertraline, etc)
Step 2 = Golongan Trisiklik (Apitriptyline)
Step 3 : Golongan tetrasiklik (Maprotiline)
Golongan “atipikal” (Trazodone
Golongan MAOI Reversibel (Moclobemide)
Pilihan pertama dalam penggunaan anti depresi yaitu menggunakan golongan
SSRI yang efek sampingnya sangat minimal (meningkatkan kepatuhan minum obat, bisa
digunakan pada berbagai kondisi medic), spectrum anti depresi luas, dan gejala putus
obat sangat minimal, serta “lethal dose” yang tinggi (>6000 mg)sehingga relative aman.
Bila telah diberikan dengan dosis yang adekuat dalam jangka waktu yang cukup
(sekitar 3 bulan) tidak efektif, dapat beralih ke pilihihan kedua yaitu golongan Trisiklik,
yang spectrum efek anti depresinya juga luas tetapi efek sampingnya relative lebih
berat.
Bila pilihan kedua belum berhasil, dapat beralih kepilihan ketiga dengan
spectrum anti depresi yang lebih sempit dan juga efek sampingnya lebih ringan
dibandingkan Trisiklik dan yang teringan adalah golongan MAOI Reversibel.
Lithium karbonat dikenal sebagai anti mania, atau sebagai mood stabilizer
karena kerjanya terutama mencegah naik turunnya mood pada pasien dengan
gangguan bipolar (manic-depresif). Obat lain yang belakangan juga diketahui efektif
10
adalah kabamazepin, asam valproat dan anti psikosis atipikal olanzepin yang ternyata
juga efektif sebagai anti mania dan mood stabilizer.
Untuk efek anti mania kadar serum lithium 0,8-1,2 mEq/L (kadar terapeutik).
Sedangkan kadar toksik adalah > 1,5 mEq/L. Rentang kadar serum terapeutik dan toksik
sempit, sehingga membutuhkan monitoring kadar serum Lithium secara terus menerus
untuk deteksi dini intoksikasi. Dosis lithium sekitar 250-500 mg/h untuk mencapai kadar
serum lithium profilaksis.
Dalam pengaturan dosis anti depresi perlu mempertimbangkan :
Onset efek primer : sekitar 2-4 minggu
Onset efek sekunder : sekitar 12-14 jam
Waktu paruh : 12-48 jam (pemberian 1-2x/hari)
Kemudian ada 5 proses dalam pengaturan dosis :
1. Initialing Dosage (test dose) yaitu untuk mencapai dosis anjuran selama minggu
I, misalnya : Amitriptyline 25 mg/h = hari 1 dan 2
50 mg/h = hari 3 dan 4
100 mg/h = hari 5 dan 6
2. Titrating dosage (optimal dose) yaitu dimulai anjuran sampai mencapai dosis
efektif (dosis optimal), misalnya:
Amitryptiline 150 mg/h = 7 hari s/d 14 hari (minggu II)
Amitryptiline 200 mg/h (minggu III)
Amitryptiline 300 mg/h (minggu IV)
11
3. Stabilizing dosage (stabilization dose) yaitu dosis optimal yang dipertahankan
selama 2-3 bulan, misalnya :
Amitryptiline 300 mg/h adalah dosis optimal 2-3 bulan yang nantinya akan
diturunkan menjadi dosis pemeliharaan.
4. Maintaining dosage (maintenance dose) yaitu selama 3-6 bulan yang dosisnya ½
dari dosis optimal, misalnya:
Amitryptiline 300 mg/h Amitryptiline 150 mg/h selama 3-6 bulan.
5. Tapering dosage (tapering dosage) yaitu selama 1 bulan dan kebalikan dari
proses “initialing dosage”, misalnya :
Amitryptiline 150 mg/h Amitryptiline 100 mg/h
Amitryptiline 100 mg/h Amitryptiline 75 mg/h
Amitryptiline 75 mg/h Amitryptiline 50 mg/h
Amitryptiline 50 mh/h Amitryptiline 25 mg/h
Dengan demikian obat anti depresi dapat diberhentikan secara total. Kalau kemudian
Sindrome Depresi kabuh lagi , proses dimulai lagi dari awal dan seterusnya.
VIII. Kesimpulan
12
Obat anti depresan merupakan jenis obat yang digunakan pada orang yang mengalami
gangguan mood (depresi) yang menetap. Namun dalam pemberian obat ada beberapa poin
seperti apakah gangguan depresinya menetap atau tidak, efek samping obat, indikasi, usia, dan
lain-lain yang harus diperhatikan agar pemberian obat lebih tepat.
13