(9) BAB V

4
77 BAB V USULAN PRESKRIPSI Berdasarkan isu dan permasalahan beserta dengan skenario yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, maka perlu dilakukan sebuah perencanaan untuk mengatasi masalah yang ada saat ini maupun masalah yang disebabkan oleh kondisi saat ini. Dalam perencanaan, salah satu tahap menyelesaikan masalah adalah dengan merumuskan sebuah preskripsi sebagai acuan penanganan masalah. Perumusan preskripsi untuk meyelesaikan masalah memerlukan jangka waktu yang jelas agar pencapaian dapat sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Oleh karena perencanaan terkait dengan pemerintahan, rumusan preskripsi dibagi menjadi 3 kategori yaitu perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jangka pendek perencanaan berlaku sepanjang 5 tahun, kemudian jangka menengah berlaku sepanjang 15 tahun, dan jangka panjang berlaku sepanjang 20 tahun. Sedangkan untuk pelaksanaan program penyelesaian masalah di sebuah wilayah, antar satu aspek dengan aspek lain mungkin saja terkait. Sehingga penyelesaian masalah dalam satu aspek bisa saja diselesaikan dengan strategi dalam aspek lain. Satu aspek dengan yang lain bisa saling mendukung dengan berbagai programnya. Berikut adalah preskripsi yang diajukan untuk menyelesaikan masalah di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito. 5.1 Aksesibilitas Buruk Seperti yang telah diketahui, bahwa permasalahan aksesibilitas penduduk merupakan salah satu masalah utama yang menyebabkan perkembangan wilayah kedua kecamatan berjalan stagnan, baik secara spasial dan ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan persebaran ruang di kedua kecamatan ini sangat tidak merata, hanya berkembang di sepanjang jalan utama (kolektor). Pusat kegiatan ekonomi di kedua kecamatan hanya ada di Desa Pracimantoro yang mengakibatkan semua desa, baik di Kecamatan Pracimantoro atau Paranggupito sangat bergantung dengan Desa Pracimantoro. Oleh karena itu, perlu adanya strategi perbaikan aksesibilitas jalan di kedua kecamatan. Tujuannya adalah untuk menunjang pergerakan dan mobilitas penduduk di kedua kecamatan.

description

PRACIMANTORO

Transcript of (9) BAB V

  • 77

    BAB V

    USULAN PRESKRIPSI

    Berdasarkan isu dan permasalahan beserta dengan skenario yang telah dijelaskan dalam

    bab sebelumnya, maka perlu dilakukan sebuah perencanaan untuk mengatasi masalah yang ada

    saat ini maupun masalah yang disebabkan oleh kondisi saat ini. Dalam perencanaan, salah satu

    tahap menyelesaikan masalah adalah dengan merumuskan sebuah preskripsi sebagai acuan

    penanganan masalah.

    Perumusan preskripsi untuk meyelesaikan masalah memerlukan jangka waktu yang jelas

    agar pencapaian dapat sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Oleh karena perencanaan terkait

    dengan pemerintahan, rumusan preskripsi dibagi menjadi 3 kategori yaitu perencanaan jangka

    pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jangka pendek perencanaan berlaku sepanjang 5

    tahun, kemudian jangka menengah berlaku sepanjang 15 tahun, dan jangka panjang berlaku

    sepanjang 20 tahun.

    Sedangkan untuk pelaksanaan program penyelesaian masalah di sebuah wilayah, antar

    satu aspek dengan aspek lain mungkin saja terkait. Sehingga penyelesaian masalah dalam satu

    aspek bisa saja diselesaikan dengan strategi dalam aspek lain. Satu aspek dengan yang lain

    bisa saling mendukung dengan berbagai programnya. Berikut adalah preskripsi yang diajukan

    untuk menyelesaikan masalah di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito.

    5.1 Aksesibilitas Buruk

    Seperti yang telah diketahui, bahwa permasalahan aksesibilitas penduduk merupakan

    salah satu masalah utama yang menyebabkan perkembangan wilayah kedua kecamatan berjalan

    stagnan, baik secara spasial dan ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan persebaran ruang di kedua

    kecamatan ini sangat tidak merata, hanya berkembang di sepanjang jalan utama (kolektor).

    Pusat kegiatan ekonomi di kedua kecamatan hanya ada di Desa Pracimantoro yang

    mengakibatkan semua desa, baik di Kecamatan Pracimantoro atau Paranggupito sangat

    bergantung dengan Desa Pracimantoro.

    Oleh karena itu, perlu adanya strategi perbaikan aksesibilitas jalan di kedua kecamatan.

    Tujuannya adalah untuk menunjang pergerakan dan mobilitas penduduk di kedua kecamatan.

  • 78

    Strategi tersebut berupa strategi dalam jangka pendek, menengah dan panjang dari aspek

    keruangan.

    1. Jangka pendek

    a. Memperbaiki jalan talud di masing-masing desa yang telah rusak. Di Kecamatan

    Pracimantoro yakni di Desa Banaran, Jimbar, Gambirmanis, Petirsari, Lebak dan

    Wonodadi. Sedangkan untuk Kecamatan Paranggupito yakni di Desa Johunut,

    Gendayakan, Gambirharjo, Gunturharjo dan Gudangharjo.

    b. Memastikan bahwa jalan tersebut dapat dilalui oleh mobil pengangkutan baik jenis pick

    up sampai truk ukuran sedang dengan lancar. Selain itu, jalan sudah tidak ada yang

    berlubang lagi.

    2. Jangka menengah

    a. Memperbaiki semua jalan utama yang menghubungkan masing-masing desa menuju ke

    Pasar Pracimantoro di Kecamatan Pracimantoro dan Pasar Ketos di Kecamatan

    Paranggupito.

    b. Memberikan lampu penerangan jalan yang memadai di jalan utama ataupun kolektor

    yang menghubungkan kedua kecamatan.

    c. Memelihara kondisi jalan talud dan rabat di setiap desa di kedua kecamatan agar tetap

    dapat dilalui oleh mobil-mobil pengangkutan hasil panen.

    3. Jangka panjang

    a. Memastikan bahwa semua desa sudah saling terintegrasi baik antar desa maupun ke

    pusat ibukota kecamatan, terutama di Pasar Pracimantoro dan Ketos.

    b. Membuat seluruh jalan di masing-masing desa sudah memiliki penerangan yang baik dan

    tanda kelengkapan jalan.

    c. Jalan menuju ke pusat ibukota Kecamatan Paranggupito sampai tempat wisata pantai

    diperlebar setidaknya sama dengan lebar jalan di pusat ibukota Kecamatan

    Pracimantoro.

    5.2 Jumlah Lapangan Kerja yang Tersedia Tidak Seimbang dengan Jumlah

    Pencari Kerja

    Jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia di Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan

    Paranggupito tidak sesuai dengan jumlah penduduk yang mencari kerja. Hal tersebut berdampak

    pada banyaknya pengangguran sehingga banyak masyarakat yang memutuskan untuk bermigrasi

  • 79

    ke luar kecamatan bahkan ke luar kota. Oleh karena itu, terdapat beberapa solusi dari aspek

    sosial ekonomi yang terbagi menjadi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

    1. Jangka pendek

    Sektor pendidikan mengadakan program ekstrakurikuler sehingga siswa mempunyai

    keahlian yang dapat digunakan di masa depan kelak.

    2. Jangka menengah

    a. Pembaharuan metode pertanian dengan menggunakan teknologi. Dalam hal ini

    pemerintah selayaknya mendukung dengan memberikan subsidi terhadap alat-alat

    pertanian.

    b. Pemerintah harusnya bertanggung jawab atas sulitnya mencari lapangan pekerjaan

    dengan mengadakan kegiatan pemberian pelatihan kepada masyarakat yang

    membutuhkan lapangan pekerjaan. Tujuannya agar timbul ide dan semangat kerja yang

    tinggi sehingga masyarakat mampu membuat lapangan pekerjaan sendiri yang nantinya

    juga akan menyerap tenaga kerja sehingga masyarakat yang membutuhkan tenaga kerja

    bisa terbantu.

    c. Pemerintah bekerja sama dengan lembaga bantuan dan bank yang mampu memberikan

    kredit usaha kepada masyarakat. Kondisi tersebut akan mendorong masyarakat untuk

    berwirausaha sehingga menciptakan lapangan pekerjaan baru seperti industri rumah

    tangga atau industri kecil sehingga dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.

    3. Jangka panjang

    Pemerintah memilki peran besar untuk mempromosikan potensi wilayah kepada investor

    baik dalam maupun luar negeri. Tujuannya adalah untuk mengembangkan wilayah dengan

    membuka lapangan pekerjaan dari sektor pertanian, pariwisata dan industri yang

    tentunya akan banyak menyerap tenaga kerja untuk bekerja di sektor tersebut.

    5.3 Kualitas SDM Rendah

    Upaya untuk meningkatkan kualitas SDM memerlukan peran dari berbagai pihak, baik

    dari pihak pemerintah, warga negara, dunia pendidikan dan pihak-pihak lain. Pemerintah sangat

    berperan dalam peningkatan SDM karena pemerintah mempunyai kebijakan yang dapat

    meningkatkan SDM. Warga negara berperan dalam mendukung dan berpartisipasi dalam

    peningkatan SDM. Sedangkan dunia pendidikan berperan memfasilitasi dan mendukung

    peningkatan SDM.

  • 80

    Program-program tersebut bisa direalisasikan melalui berbagai cara, baik strategi

    jangka pendek, menengah dan panjang.

    1. Jangka pendek

    Berupa program peningkatan SDM dengan mengadakan kerjasama antara pemerintah,

    pihak swasta, perguruan tinggi dan masyarakat. Salah satu contoh yang dapat dilakukan

    yaitu memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat. Bertujuan agar masyarakat

    mampu untuk mengolah sumber daya alam yang berada di daerahnya. Program ini dapat

    dilakukan secara kerja sama dengan pihak swasta yang dapat membantu pembiayaan

    program kerja tersebut.

    2. Jangka menengah

    Strategi dalam jangka menengah yang dapat dilakukan adalah meningkatkan SDM

    melalui IPTEK. Dengan adanya IPTEK, maka akan menimbulkan berbagai dampak yang dapat

    meningkatkan SDM masyarakat. Dengan adanya teknologi, masyarakat dapat dengan mudah

    mengakses informasi yang berada di daerah lain dengan mudah dan cepat. Akan tetapi

    penggunaan teknologi juga perlu memerlukan pengawasan dari pihak pemerintah agar tidak

    menemui hal-hal yang tidak diinginkan.

    3. Jangka panjang

    Untuk strategi jangka panjang dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam

    minat membaca. Karena sebenarnya untuk meningkatkan kualitas SDM tidak memerlukan

    biaya yang mahal apabila masyarakatnya sadar dan mau melakukannya. Meningkatkan

    kualitas SDM tidak perlu pendidikan tinggi dan dapat dilakukan dengan meningkatkan minat

    baca. Apabila masyarakat mempunyai minat baca yang tinggi, maka pengetahuan mereka

    akan bertambah. Semakin banyak yang dibaca, maka semakin banyak pula pengetahuan

    yang didapat, sehingga pola pikir masyarakat akan lebih maju.

    Selain hal tersebut, tentunya pemerintah tidak mungkin bisa meningkatkan SDM

    tanpa melalui pendidikan dan begitu juga dengan pihak swasta. Selain itu, tanpa adanya

    partisipasi dari warga negara, peningkatan SDM pun sulit untuk dilakukan karena apabila

    pemerintah mempunyai program namun warganegaranya tidak mau untuk melaksanakannya,

    maka sama saja tidak dapat merubah kualitas SDM. Dengan demikian, kerjasama antar

    pemerintah, dunia pendidikan, pihak swasta dan warganegara sangat penting untuk

    meningkatkan kualitas SDM masyarakat Indonesia.