9). BAB IV Pembahasan
-
Upload
jamri-sulaeman -
Category
Documents
-
view
36 -
download
0
Transcript of 9). BAB IV Pembahasan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian yang didapat
selama melakukan penelitian di Desa Kalumpang, Tumonga dan Karama
yang merupakan sampel penelitian di Kecamatan Kalumpang Kabupaten
Mamuju. Bab ini menguraikan tentang karakteristik responden, Implementasi
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM
MP) yang telah dituangkan kedalam beberapah indikator penilaian sesuai
dengan konsep teori yang dilampirkan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
Implementasi PNPM MP dalam pembangunan Sarana Prasarana Di
Kecamatan Kalumpang.
4.1 Karakteristik Responden
Sebagaimana dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa teknik
penarikan sample pada penelitian ini adalah purposive sampling, maka
pemilihan sampel responden telah dilakukan dengan jumlah keseluruhan
sebanyak 34 orang. Ke-34 orang tersebut mempunyai latar belakang yang
berbeda, baik dari segi umur, pendidikan, maupun pekerjaan.
4.1.1. Desa Responden
Karena sampel penelitian ini diambil dari masyarakat pada Tiga desa
di Kecamatan kalumpang, maka dirasa perlu untuk menjelaskan berapah
jumlah responden berdasarkan desa dimana mereka tinggal.
1
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Menurut Desa
n = 34
Desa Responden Frequency Percent
Kalumpang 10 29.4
Karama 11 32.4
Tumonga 13 38.2
Total 34 100.0
*Sumber Data ; Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Pada Tabel 4.1 diatas dapat digambarkan bahwa responden
terbanyak diambil pada desa Tumonga yaitu 13 orang atau 38.2 % itu
dikarenakan Desa Tumonga merupakan desa yang berada diantara desa
Kalumpang dan desa Karama, desa Karama adalah desa yang terletak paling
jauh dari desa yang menjadi sampel pada penelitiam ini dan diambil
responden sebanyak 11 orang atau 32.4 % dan yang terakhir desa
kalumpang sekaligus sebagai pusat kecamatan Kalumpang dengan
responden sebanyak 10 orang atau 29.4 %.
4.1.2. Usia Responden
Karakteristik responden menurut usia secara terperinci dapat dilihat
pada Tabel sebagai berikut :
2
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Menurut Umur
n: 34
Usia Frekuensi (f) Persentase (%)
20 – 29 Tahun30 – 39 Tahun40 – 49 Tahun50 – 59 Tahun
≥60 Tahun
712735
20,5835,3020,588,83
14,71
Jumlah 34 100
*Sumber Data ; Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa komposisi yang
mendominasi pada penelitian ini yaitu pada usia 30-39 tahun yaitu sebesar
35,30 %, selanjutnya responden pada usia 20-29 dan 40-49 tahun yaitu yang
masing-masing sebesar 20,58 %, usia 50-59 tahun adalah responden yang
jumlahnya paling sedikit yaitu 8.83 %, sedangkan pada usia ≥60 Tahun
adalah responden yang kebanyakan diambil dari para pemangku adat di
Kecamatan Kalumpang yaitu sebesar 14,71 %.
Usia 30-39 merupakan frekuensi yang paling banyak, di lokasi
penelitian, peneliti mendapatkan bahwa pada usia ini, keahlian, pengalaman
serta pengetahuan masyarakat desa terbilang sudah tinggi, dan sesuai
dengan metode pengambilan sampel Purposive Sampling yaitu pemilihan
sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai
sangkut-paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya
3
serta dianggap mampu memberikan informasi dan data-data yang akurat.
Sedangkan pada usia 20-29 tahun dalam hasil kuesioner dan observasi
peneliti hanya diperkenankan membantu dalam menyediakan dan mencari
bahan materil yang digunakan sebagai bahan pembuatan infrastruktur publik
dan pada usia 50-59 dan pada usia ≥60 merupakan masyarakat yang
kebanyakan dari mereka adalah para pemangku adat serta para toko-toko
masyarakat, mengingat dikecamatan Kalumpang masih banyak kegiatan atau
aktivitas yang dipengaruhi oleh adat istiadat seperti halnya penyelesaian
permasalahan keluarga, tindakan kriminal serta beberapah kegiatan yang
melibatkan masyarakat banyak, pendapat serta arahan dari para pemangku
adat/tokoh masyarakat masih sangat dibutuhkan.
4.1.3. Jenis Kelamin
Tabel 4.3Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
n = 34
No Jenis kelamin Frekuensi (f ) Persentase (%)
1.2.
Laki-lakiPerempuan
286
82,417,6
Jumlah 34 100
*Sumber Data ; Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Berdasarkan komposisi responden pada jenis kelamin, responden
pada laki-laki sebesar 82,6 % atau 28 orang, sedangkan pada perempuan
sebesar 17,4 % atau 6 orang.
4
Berdasarkan rasio diatas, jumlah responden laki-laki merupakan yang
paling banyak, hal ini didasari karena responden laki-laki merupakan yang
yang selalu bergelut dengan aktivitas keseharian dalam perencanaan. Dan
pelaksanaan kegiatan dilapangan karena lebih banyak berhubungan dengan
pekerjaan Fisik yang membutuhkan tenaga yang besar dan tentu saja
beberapah keahlian yang hanya dimiliki oleh para lelaki. Sedangkan
perempuan merupakan pekerja pasif dirumah namun sesuai dengan prinsip
dari pelaksanaan PNPM MD yaitu Kesetaraan dan keadilan gender. Dimana
dalam masyarakat baik laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan
dalam perannya di setiap tahapan program dan dalam menikmati manfaat
kegiatan pembangunan, kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran
kedudukan pada saat situasi konflik.
Dalam pelaksanaan PNPM MD kesetaraan dan keadilan gender
merupakan prioritas utama dalam setiap pelaksanaan kegiatan dimana dalam
pencarian gagasan serta perencanaan kegiatannya saran serta ide/gagasan
yang berasal dari perempuan dijadikan prioritas utama dalam setiap
pelaksanaan kegiatan mengingat para perempuanlah dan ibu rumah tangga
memegang peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat, sehingga
pada pelaksanaan kegiatanpun para perempuan juga ikut turun tangan
membantu kegiatan dengan menyediakan keperluan logistic atau makanan
bagi para Lelaki yang sedang bekerja.
5
4.1.4. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu hal yang utama dalam
pencapaian hasil penelitian ini, tingkat pendidikan pada responden sangat
berpengaruh pada kemampuan memberikan informasi terkait pelaksanaan
kegiatan PNPM MD di Kecamatan Kalumpang ini, hal ini didasarkan pada
asumsi bahwa pemerintah dan masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi
akan dapat melihat serta memahami persoalan yang dibutuhkan dalam
pembangunan di Kecamatannya.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
n = 34
Tingkat Pendidikan Frequency Percent
SD/Sederajat Tamat 6 17.6
SLTP/Sederajat Tamat 5 14.7
SLTA/Sederajat Tamat 15 44.1
Diploma Tamat 2 5.9
S1 Tamat 6 17.6
Total 34 100.0
*Sumber Data ; Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Pada tabel diatas 4.4 dapat dilihat adanya tingkat perbedaan
responden. Dari seluruh responden tingkat pendidikan SLTA/sederajat
mendominasi dengan 14 orang atau sebesar 44,1 %, SLTP/sederajat dengan
5 orang atau 14,7 %, Sarjana dengan 6 orang atau 17,6 %, SD dengan 6
orang atau 17,6 %. Dan diploma dengan 2 orang atau 5,9 %.
6
Dari penjelasan diatas dapat dilihat tingkat pendidikan masyarakat di
Kecamatan Kalumpang masih tergolong baik, adapun responden tamatan
SLTA, Diploma dan Sarjana yang paling banyak didominasi mereka yang
bekerja sebagai PNS walaupun ada juga sebagian kecil dari mereka yang
memilih untuk menjadi petani. Sedangkan tamatan SLTP dan SD adalah
mereka yang kebanyakan bekerja sebagai petani dan berkebun, dalam
penelitian ini, peneliti tidak mendapati responden yang tidak pernah
mengenyam pendidikan. Jadi bisa dikatakan tingkat pendidikan masyarakat
di Kecamatan Kalumpang masih tergolong baik.
Walaupun mutu pendidikan di Kecamatan Kalumpang tergolong
rendah atau masih jauh dari standar dikarenakan kurangnya bangunan
sekolah serta jumlah tenaga pengajar yang ada, yaitu hanya 2
SLTA/Sederajat, jumlah tenaga pengajar sebanyak 11 orang, 5
SLTP/Sederajat, jumlah tenaga pengajar sebanyak 15 orang, dan 27 SD/MI,
dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 37 orang, hal ini dapat diartikan
bahwa banyak masyarakat di Kecamatan Kalumpang sadar dan
menganggap penting akan pendidikan yang mereka enyam.
7
4.1.5. Pekerjaan
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan
n = 34
Jenis Pekerjaan Frequency Percent(%)
Petani 17 50.0
Pedagang/Wiraswasta/peg.Swasta
1 2.9
PNS/Honorer 8 23.5
Sopir/Tukang ojek 1 2.9
Siswa/Mahasiswa 1 2.9
Ibu Rumah Tangga 2 5.9
Pensiunan PNS/TNI/POLRI 3 8.8
Lain-lain 1 2.9
Total 34 100
*Sumber Data ; Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Berdasarkan tabel 4.5, pekerjaan yang paling banyak yang dikerjakan
oleh responden adalah pada bidang Pertanian dengan 17 orang atau 50 %,
PNS/Honorer dengan 8 orang atau 23,5 %, Pensiunan PNS/TNI/POLRI
dengan 3 orang atau 8,8 %, Ibu Rumah Tangga dengan 5,9 %. dan
Pedagang/Wiraswasta/Peg.Swasta, Sopir/Tukang ojek, Siswa/Mahasiswa,
Pendeta masing-masing dengan 1 orang atau 2,9 %.
Sesuai dengan teknik penarikan sampel dalam penelitian ini yang
dilakukan secara “Purposive Sampling” maka peneliti sengaja mempeta-
petakan responden agar dapat menentukan jawaban yang bisa diharapkan
8
dalam pengembangan penelitian ini dengan harapan bahwa responden akan
mampu memberikan informasi dan data-data yang akurat.
4.1.6. Penghasilan
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Menurut Penghasilan
*Sumber Data ; Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Karakteristik responden berdasarkan penghasilan per-bulan pada
tabel 4.6 menunjukkan penghasilan yang berbeda-beda satu sama lain.
Responden yang tidak memiliki penghasilan sebenyak 1 orang atau 2,9 %,
Kurang dari 1 Juta sebanyak 23 orang atau 67.6 %, yang berpenghasilan
Rp1.000.000-Rp2.500.000, sebanyak 9 orang atau 26.5 % dan yang
berpenghasilan Rp2.500.000-Rp5.000.000 sebanyak 1orang atau 2.9 %.
Dari hasil penghitungan diatas dapat disimpulkan bahwa penghasilan rata-
rata masyarakat kalumpang masing relatif rendah, dikarenakan pekerjaan
serta pendidikan yang mereka miliki masih tergolong rendah atau kurang.
9
n = 34
Penghasilan/Bulan Frequency Percent
Tidak memiliki penghasilan 1 2.9
< 1.000.000 23 67.6
1.000.000 - 2.500.000 9 26.5
2.500.000 – 5.000.000 1 2.9
Total 34 100.0
4.2. Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Pedesaan (PNPM MD) di Kecamatan Kalumpang
Pada bagian ini akan diuraikan secara lebih rinci bagaimana proses
implementasi/pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Pedesaan (PNPM MD) di Kecamatan Kalumpang, adapun yang
menjadi pokok bahasan pada bagian ini yaitu bagamana pelaksanaan PNPM
Mandiri secara umum di Kecamatan Kalumpang, bagaimana proses
sosialisasinya kepada masyarakat, perencanaan kegiatan yang meliputi
pengalian gagasan pada setiap dusun sampai pada tingkat desa, Musyawara
antar desa di tingkat Kecamatan, pelaksanaan kegiatan pembangunan
Sarana Prasarana, proses pemeliharaan terhadap Sarana Prasarana yang
sudah ada, sampai pada faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
pembangunan infrastruktur publik di Kecamatan Kalumpang.
4.2.1. Gambaran Umum Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MD) di Kecamatan
Kalumpang.
Di kabupaten Mamuju pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MD) dilaksanakan di empat
Kecamatan yaitu Kecamatan Tapalang, Kecamatan Tommo, Kecamatan
Karossa, serta Kecamatan Kalumpang sendiri yang telah menjadi objek
penelitian ini.
10
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
(PNPM MD) di Kabupaten Mamuju dimulai pada tahun 2007 yang pada saat
itu merupakan perubahan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK)
yang menjalani masa pengenalan atau fase Sosialisasi pada tahun 2002.
Memasuki tahun anggaran 2007 hingga tahun anggaran 2012 Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MD) telah
berkibrah selama 6 (Enam) Tahun di Kecamatan Kalumpang, Mengenai
keberadaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan
(PNPM MD) di Kabupaten Mamuju Khususnya di Kecamatan Kalumpang,
banyak pihak yang mendukung serta memberikan apresiasi serta harapan
yang besar. Keberadaanya diharapkan dapat memberikan sumbangsi pada
pembangunan daerah, Melalui hasil wawancara dengan Fasilitator
Kabupaten PNPM Mandiri Kabupaten Mamuju mengatakan:
“Sangat diharapkan program dari Pemerintah ini dapat membantu masyarakat yang ada di kecamatan Kalumpang ini, tentu saja dengan memberikan Pendampingan dimulai dari mengembangkan apa yang mereka miliki, tinggal bersama dengan mereka, serta belajar dengan mereka, agar apa yang menjadi peran masyarakat dalam pelaksanaan program ini dapat diakomodir, sehingga nantinya masyarakat memiliki rasa gotong royong, Kepedulian terhadap hasil program serta megutamakan asas mamfaat dalam melaksanakan program ini. (Sumber Informan : Bapak Mulyadi FasKab PNPM Mandiri Kab. Mamuju, 18 April 2012, Pukul 23.15 Wita)
Sedangkan dari hasil wawancara dengan Sekretaris Kecamatan Kalumpang
Kabupaten Mamuju mengatakan:
11
“Keberadaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di Kecamatan Kalumpang ini banyak membawa perubahan yang signifikan utamanya dalam peningkatan kualitas SDM masyarakat, Secara spesifik diharapkan terjadinya proses pembelajaran politik demokrasi bagi masyarakat. Masyarakat diharapkan mampu untuk menganalisis, mampu dalam menyatakan pendapat, berdiskusi, serta mengawasi dan mengontrol setiap kegiatan yang dilakukan” ditambah lagi sebanyak 99% masyarakat di Kecamatan Kalumpang merasa Senang akan kehadiran PNPM Mandiri di Kecamatan Kalumpang karena Program Pemerintah ini terbukti memsejahterahkan masyarakat. (Sumber informan: Bapak Herman Sekretaris Kecamatan Kalumpang, 18 April 2012, Pukul 09.25 Wita)
Dari apa yang diutarakan dari informan tersebut diatas, bisa dikatakan
bahwa keberadaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
(PNPM Mandiri) di Kecamatan Kalumpang mendapat sambutan dan
apresiasi yang besar dari pemerintah setempat baik dari pemerintah
Kecamatan maupun pemerintahan pada tingkat desa, Dan dari seluruh
masyarakat di Kecamatan Kalumpang Program-program yang dilaksanakan
oleh PNPM tersebut disambut dengan sangat baik oleh masyarakat yang
tentu saja berdampak pada partisipasi yang diberikan oleh masyarakat
terutama dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak pengelolah
PNPM Mandiri baik itu dari kecamatan maupun yang pada desa dimana
mereka tinggal, seperti yang dikutip melalui hasil wawancara dengan Ketua
Badan Kerjasama Antara Desa (BKAD) Kecamatan Kalumpang sebagai
berikut:
“Program PNPM Mandiri ini sangat membantu masyarakat miskin utamanya pada daerah yang sangat terpencil pada Kecamatan Kalumpang ini dimana dalam pelaksanaan penerangan listrik
12
PLTHM (Turbin) dan pembangunan sumber air bersih sudah sangat membantu masyarakat dan juga para ibu-ibu melalui dana SPP” (sumber Informan: Bapak Frederik S.Linggi Allo. 4 Mei 2012. Pukul 12.45 Wita.)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua BKAD yang merupakan
badan pada pemerintahan Kecamatan yang mengatur kerja sama antara
setiap desa di Kecamaan Kalumpang, masyarakat sangat menyambut
dengan baik akan kehadiran PNPM Mandiri ini karena sudah terbukti dapat
membantu dan menolong masyarakat yang berada di Kecamatan Kalumpang
karena dengan adanya penerangan berupah listrik taraf hidup masyarakat
sudah semakin maju karena sudah dapat mengakses informasi dari alat
elektronik baik itu dari Televisi, Komputer maupun dari Radio.
Adapun jumlah bantuan dana yang dialokasikan untuk pembiayaan
seluruh kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
(PNPM Mandiri) di Kecamatan Kalumpang dapat dilihat dari tabel berikut ini:
13
Tabel 4.7
Data Alokasi Biaya Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri)
di Kecamatan Kalumpang Tahun Anggaran 2007 S/D 2012
No
Alokasi
Dana Tahun
Anggaran
Jumlah Alokasi
(Rp)
Data Penyaluran Sesuai SPC
Sarana Prasarana Kesehatan SPP
Total Dana
(Rp)
Jmlh
Desa
Total Dana
(Rp)
Jmlh
Desa
Total Dana
(Rp)
Jmlh
Desa
Jmh
Klp
1 2007 1.000.000.000 950.000.000 7 50.000.000 1
2 2008 1.750.000.000 1.412.500.000 6 250.000.000 1 14
3 2009 2.000.000.000 1.694.000.000 8 206.000.000 5 12
4 2010 3.000.000.000 1.956.637.300 10 823.362.700 8 70.000.000 3 5
5 2011 3.000.000.000 2.457.276.400 11 452.197.200 2 90.526.400 4 6
6 2012 3.000.000.000 170.000.000 4 11
Jumlah 13.750.000.000 8.460.413.700 42 1.275.559.900 10 786.526.400 12 48
*Sumber Data : Kantor Unit Pengelola Kegiatan PNPM Mandiri Kecamatan Kalumpang, April 2012
69
Dari tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa selama pelaksanaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) Di
Kecamatan Kalumpang jumlah dana yang diberikan mencapai
13.750.000.000 yang dialokasikan untuk membiayai setiap kegiatan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di Kecamatan
Kalumpang, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Migro Hidro (PLTHM)/Turbin,
dan Pembangunan Sarana Air Bersih di Tiga Belas (13) Desa di Kecamatan
Kalumpang.
Pada penyaluran dana SPC Diatas dapat diperhatikan Alokasi Dana
dan jumlah desa pada setiap tahunnya memiliki perbedaan kecuali pada
Tahun anggaran 2010 sampai 2012 yang berjumlah Rp. 3.000.000.000 dan
dialokasikan pada 13 desa yang berada dikecamatan kalumpang, karena
pembagian dana tersebut sudah cukup untuk membiayai pembangunan pada
setiap desa yang ada di Kecamatan Kalumpang, namun pada tahun
anggaran 2007 jumlah dana yang disalurkan hanya sebesar
Rp.1.000.000.000 sehingga hanya bisa di alokasikan untuk membiayai
pembangunan pada 7 (Tujuh) desa yang memiliki prioritas rangking tertinggi,
pada tahun 2008 jumlah dana yang disalurkan sebesar Rp.1.412.500.000
dan dapat di nikmati oleh 6 (enam) desa saja, dan pada tahun 2009 jumlah
dana yang disalurkan sebesar Rp.2.000.000.000, dan dapat dialokasihkan
untuk membiayai pelaksanaan pembangunan pada 8 (Delapan) desa yang
berada di Kecamatan Kalumpang.
70
Berdasarkan jumlah alokasi dana yang diterimah oleh oleh pelaksana
kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM
Mandiri) di Kecamatan Kalupang baik itu oleh Unit Pengelola Kegiatan (TPK)
dan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) jumlah dana yang disalurkan setiap tahun
mengalami perkembangan dan akan terus berkembang sampai setiap desa
yang berada di Kecamatan Kalumpang mendapatkan bantuan dana, seperti
yang terjadi pada urung waktu 2010 sampai 2012 dimana alokasi dana sudah
dapat penyebar pada 13 desa yang berada di Kecamatan Kalumpang,
sehingga jumlah desa yang menerimah bantuan danapun yang sebelumnya
hanya 7 desa dapat berkembang menjadi 13 desa, itu berarti ada upaya
pemberdayaan terhadap setiap masyarakat yang berada pada desa-desa di
Kecamatan Kalumpang, sehingga masyarakatnya pun semakin antusias
dalam mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak PNPM
Mandiri, termaksud pada saat Musyawara dalam memperjuangkan usulan
program yang mereka ajukan agar dapat menjadi prioritas rangking yang
akan didanai melalui kegiatan PNPM Mandiri ini.
Adapun realisasi penyaluran dana pelaksaanaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) Tahun anggaran 2011 di
Kecamatan Kalumpang dapat dilihat pada table dibawah ini.
71
Tabel 4.8Realisasi Penggunaan/Penyaluran Dana Tahun Anggaran 2011 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Pedesaan (PNPM MP) Kecamatan Kalumpang
No Nama DesaSarana Prasarana SPP Kesehatan
Operasional TPK
(3%)
Operasional UPK
(2%)Total
Alokasi Realisasi Alokasi Realisasi Alokasi Realisasi Alokasi Realisasi Alokasi Realisasi Alokasi Realisasi
1 Kalumpang 243.619.900 243.619.900 26.000.000 26.000.000 8.514.400 8.514.400 5.676.300 5.676.300 283.810.600 283.810.600
2 Karataun 176.831.400 176.831.400 10.000.000 10.000.000 5.900.000 5.900.000 3.933.400 3.933.400 196.664.800 196.664.800
3 Siraun 244.497.100 244.497.100 7.720.100 7.720.100 5.147.300 5.147.300 257.364.500 257.364.500
4 Salu Makki 142.886.200 142.886.200 4.513.000 4.513.000 3.008.300 3.008.300 150.407.500 150.407.500
5 Kondo Bulo 162.416.900 162.416.900 40.000.000 40.000.000 6.392.300 6.392.300 4.261.500 4.261.500 213.170.700 213.170.700
6 Lasa 204.190.000 204.190.000 6.448.100 6.448.100 4.298.900 4.298.900 214.937.000 214.937.000
7 Makkaliki 218.286.300 218.286.300 6.893.200 6.893.200 4.595.500 4.595.500 229.775.000 229.775.000
8 Limbong 232.145.800 232.145.800 7.330.600 7.330.600 4.887.400 4.887.400 244.363.800 244.363.800
9 Karama 247.712.500 247.712.500 7.822.500 7.822.500 5.215.100 5.215.100 260.750.100 260.750.100
10 Sandapang 189.128.400 189.128.400 5.972.500 5.972.500 3.981.700 3.981.700 199.082.600 199.082.600
11 Polio 272.698.300 272.698.300 8.611.500 8.611.500 5.740.100 5.740.100 287.049.900 287.049.900
12 Batu Makada 10.000.000 10.000.000 188.987.700 188.987.700 6.283.900 6.283.900 4.189.200 4.189.200 209.460.800 209.460.800
13 Tumonga 240.599.500 240.599.500 7.597.900 7.597.900 5.065.300 5.065.300 253.262.700 253.262.700
Total 2.334.412.800 2.334.412.800 86.000.000 86.000.000 429.587.200 429.587.200 90.000.000 90.000.000 60.000.000 60.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000
Alokasi Dana. Rp. 3.000.000.000*Sumber Data : Laporan Unit Pengelola Kegiatan (UPK), PNPM MD Tahun Anggaran 2011
72
Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa untuk pusat pembiayaan
yang terbesar pada pembiayaan bidang sarana dan prasarana berupah
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTHM)/Turbin dan
Genset yaitu sebesar Rp. 2.334.412.800, kemudian Pembiayaan terbesar
kedua adalah bidang Kesehatan yaitu Pembangunan dan Pengairan sumber
air bersih bagi masyarakat sebesar Rp. 429.587.200. Untuk ditempat ketiga
pembiayaan dibidang SPP sebesar Rp. 86.000.000 dan untuk membiayai
pelaksanaan kegiatan yaitu para pelaku dan penanggung jawab kegiatan
yaitu biaya Oprasional UPK sebesar 2% dari seluruh biaya yang di
alokasihkan yaitu sebesar Rp. 60.000.000 dan biaya Oprasional UPK
sebesar 3% dari biaya yang di alokasihkan pada desa tempat pelaksanaan
kegiatan yaitu sebesar Rp. 90.000.000.
Pendanaan PNPM MD Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Nasional (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), Pendanaan tersebut dilakukan melalui proses pencairan dan
penyaluran dana. Dimana pada prinsipnya semua proses yang terkaid
dengan penyaluran dan pencairan dana PNPM MD di kecamatan kalumpang
dikelola dan diadministrasikan oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK),
sedangkan kegiatan Pengelolaan dan pengadministrasian di desa
dilaksanakan oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK).
73
Administrasi kegiatan dimaksud adalah administrasi kegiatan yang
dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, pengendalian
kegiatan serta administrasi dan pelaporan keuangan.
Biaya yang dialokasikan pada setiap kegiatan diatas merupakan hasil
dari penelitian serta survey yang dilakukan oleh Tim Verifikasi kegiatan yang
telah dibentuk pada tingkat kabupaten. Pencairan dana PNPM MD adalah
aliran dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) kecamatan yang
bersumber dari APBD melalui Kantor Kas Daerah setempat dan APBN
melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ke kecamatan,
adapun sumber dana BLM PNPM MD menurut Petunjuk Teknis Oprasional
(PTO) PNPM MD berasal dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN)
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
c. Swadaya Masyarakat
d. Partisipasi dunia usaha.
Adapun Besar Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Alokasi
BLM untuk setiap Kecamatan dilakukan dengan menggunakan dua cara,
yaitu Alokasi berdasarkan keberadaan desa tertinggal Kecamatan yang
mempunya desa tertinggal yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, dan
Alokasi berdasarkan ratio penduduk miskin dan jumlah penduduk di
Kecamatan maka alokasi BLM nya berdasarkan jumlah desa tertinggal yang
ada di kecamatan Kalumpang. Data Desa Tertinggal merujuk pada data yang
74
ditetapkan oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Alokasi BLM
Kecamatan Kalumpang yang mempunyai 13 desa tertinggal adalah sebesar
Rp.3.000.000.000. yaitu alokasi tahun anggaran 2010 sampai tahun
anggaran 2012, sedangkan pada tahun anggaran 2009 besar alokasi dana
sebesar Rp. 2.000.000.000 karena hanya disalurkan untuk 8 desa, pada
tahun anggaran 2008 alokasi dana BLM sebesar Rp. 1.750.000.000 dan
disalurkan untuk 7 desa, dan pada tahun anggaran 2007 alokasi dana BLM
sebesar Rp.1.000.000.000 dan disalurkan untuk membiayai program pada 7
desa yang mendapatkan prioritas bantuan.
Pelaksanaan penyaluran dana merupakan proses penyaluran dana
BLM dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) atau Kas
Daerah ke rekening kolektif BLM yang dikelola oleh UPK dan kemudian
disalurkan kepada TPK Pada setiap desa yang menerimah dana Alokasi
BLM, dengan Pembuatan surat perjanjian pemberian bantuan (SPPB),
Rencana Penggunaan Dana (RPD) dilampiri dengan dokumen-dokumen
perencanaan kegiatan (gambar desain, RAB, dan lampirannya) dan Laporan
Penggunaan Dana (LPD) sebelumnya, adapun distribusi dana BLM dilakukan
dengan pembagian 95% dana untuk Pelaksanaan pembangunan Fisik
kegiatan, Dana operasional UPK sebesar maksimal dua persen (2%) dari
dana bantuan PNPM Mandiri Perdesaan yang dialokasikan di Kecamatan
tersebut. Dana operasional TPK/ desa maksimal tiga persen (3%) dari dana
PNPM Mandiri Perdesaan yang dialokasikan sesuai hasil Musyawarah Antar
75
Desa Penetapan Kegiatan menurut Surat Penetapan Camat (SPC) untuk
desa yang bersangkutan.
Setiap kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Pedesaan (PNPM MD) di Kecamatan Kalumpang telah menjadi tanggung
jawab dan wewenang dari Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan
Kalumpang, yang bertugas mengkoordinasi dan memfasilitasi setiap
penyelenggaraan Administrasi bagi setiap Tim Pengelola Kegiatan (TPK)
yaitu Menandatangani surat-surat laporan, pencairan dari bank, pembukaan
rekening, pencairan dana ke desa. Serta mengelola kegiatan dan keuangan
PNPM MD di Kecamatan Kalumpang. Adapun Struktur organisasi UPK
kecamatan Kalumpang Dapat dilihat Pada Bagan di bawah ini:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan
Kalumpang Priode 2009 - 2012
*Sumber Data: Kantor Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan Kalumpang, April 2012 4.3 Perencanaan Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP)
76
KETUAMELLIUN. P, S.Pd
BENDAHARA
JHON
SEKRETARIS
OKTAV
Perencanaan kegiatan meliputi tahap persiapan dan sosialisasi awal,
serta perencanaan di Desa, di Kecamatan, dan di Kabupaten. Tahap
persiapan dan sosialisasi awal dimulai dari MAD Sosialisasi sampai dengan
Pelatihan KPMD/K. Perencanaan kegiatan di Desa, dimulai dengan tahap
penggalian gagasan sampai dengan Musdes Perencanaan atau dikenal
dengan istilah Menggagas Masa Depan Desa (MMDD). Perencanaan
kegiatan di Kecamatan dimulai dengan MAD prioritas usulan sampai dengan
MAD penetapan usulan. adapun tahapan-tahapan musyawarah dalam proses
perencanaan kegiatan ini adalah sebagai beriku:
a. Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi
MAD sosialisasi merupakan pertemuan antar desa untuk sosialisasi
awal tentang tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur maupun hal-hal lain yang
berkaitan dengan PNPM Mandiri Perdesaan seperti sosialisai cara
pengambilan keputusan di tingkat desa atau antar desa, utamanya
menyangkut pemilihan kegiatan, keputusan pendanaan, mekanisme
penyaluran dana BLM dan dana pendukung lainnya cara pemetaan RTM dan
kegunaannya, konsep BKAD, cara penanganan masalah, pemantauan,
pemeriksaan dan evaluasi, SosialisaiTersosialisasikannya rencana
pembentukan UPK dan Badan Pengawas UPK beserta tugas dan
kewenangannya, serta pola penyampaian informasi, perencanaan partisipatif
di desa dengan menggunakan pola MMDD sebagai panduan penyusunan
77
RPJMDes, serta rencana program/proyek kabupaten atau pihak lain yang
akan dilaksanakan di desa,
Agenda dalam MAD Sosialisasipun juga menentukan kesepakatan-
kesepakatan antar desa seperti Disepakatinya mekanisme musyawarah antar
desa termasuk terpilihnya ketua rapat, pokok-pokok kesepakatan dalam
penyelenggaraan musyawarah, dan penetapan anggota tim perumus. jadwal
kegiatan musyawarah desa sosialisasi dari tiap desa dan rencana
pelaksanaan musyawarah antar desa prioritas usulan, waktu penyusunan
detail desain dan RAB usulan kegiatan,
Didalam MAD Disampaikannya hasil evaluasi pelaksanaan PNPM
PPK atau Mandiri Perdesaan yang telah berjalan sebelumnya terutama
berkaitan dengan kegiatan pelestarian sarana prasarana yang telah
dibangun, serta pengelolaan kegiatan perguliran
b. Musyawarah Desa (Musdes) Sosialisasi
Musdes sosialisasi merupakan pertemuan masyarakat desa sebagai
ajang sosialisasi atau penyebarluasan informasi PNPM Mandiri Perdesaan di
desa, seperti Tersosialisasinya informasi pokok PNPM Mandiri Perdesaan,
keputusan yang dihasilkan dalam musyawarah antar desa sosialisasi,
Adanya pernyataan kesanggupan atau kesedian desa untuk mematuhi dan
melaksanakan ketentuan PNPM Mandiri Perdesaan, konsep dan kebijakan,
perencanaan kegiatan dengan pola Menggagas Masa Depan Desa (MMDD)
sebagai dasar penyusunan RPJMDes, pola pemantauan, pemeriksaan, dan
78
evaluasi, dipahaminya kebijakan tentang pemetaan RTM, pembentukan
BKAD, penanganan masalah, pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi, pola
penyampaian informasi,
Dimana dalam musdes sosialisasi juga dilaksanakan proses pemilihan
Pengurus TPK terdiri dari; Ketua, Sekretaris, dan Bendahara, ditetapkannya
BPD sebagai lembaga pengawas pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di
desa, dibentuk tim pemantau dari unsur masyarakat untuk melakukan
pemantauan pelaksanaan kegiatan, dan dipilih dan ditetapkannya KPMD
atau kader desa dan kader teknik yang akan memfasilitasi masyarakat dalam
menyelenggarakan proses PNPM Mandiri Perdesaan,
c. Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa
KPMD yang telah terpilih dalam musyawarah desa sosialisasi, akan
memandu serangkaian tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang
diawali dengan proses penggalian gagasan di tingkat dusun dan kelompok
masyarakat. Sebelum melakukan tugasnya, KPMD akan mendapat pelatihan.
Agar KPMD dapat paham akan latar belakang, tujuan, prinsip, kebijakan dan
tahapan atau mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan,pahami akan peran dan
tugasnya, Bertambahnya keterampilan melakukan teknik teknik fasilitasi
pertemuan masyarakat dalam tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan,
termasuk perencanaan secara partisipatif, Bertambahnya keterampilan
memberikan pendampingan dan pembimbingan kepada masyarakat agar
79
mampu mengelola PNPM Mandiri Perdesaan secara mandiri, dan
Bertambahnya kemampuan administrasi dan pelaporan yang diperlukan.
d. Musyawarah Penggalian Gagasan
Musyawarah penggalian gagasan adalan pertemuan kelompok-
kelompok/dusun untuk menemukan gagasan-gagasan sesuai kebutuhan
masyarakat terutama RTM. Gagasan-gagasan yang disampaikan oleh
masyarakat tidak sekedar gagasan kegiatan yang diajukan dalam rangka
mendapatkan dana PNPM Mandiri Perdesaan, tetapi berupa gagasan-
gagasan dalam kaitan langsung penanggulangan kemiskinan. Musyawarah
penggalian gagasan dilakukan dengan memanfaatkan pertemuan rutin
kelompok yang sudah ada (formal maupun informal). Bahan yang diperlukan
adalah peta sosial dusun, daftar rumah tangga miskin dan sangat miskin di
dusun berikut kriterianya, serta lembar diagram Venn kelembagaan.
e. Musyawarah Desa Khusus Perempuan (MKP)
MKP dihadiri oleh kaum perempuan dan dilakukan dalam rangka
membahas gagasan-gagasan dari kelompok-kelompok perempuan dan
menetapkan usulan kegiatan yang merupakan kebutuhan desa. Usulan yang
disampaikan perlu mempertimbangkan hasil penggalian gagasan yang telah
dilakukan sebelumnya. Usulan hasil musyawarah tersebut selanjutnya
dilaporkan ke musyawarah desa perencanaan untuk disahkan sebagai
bagian dari usulan desa, dimana gagasan yang berasal dari MKP inilah ang
menjadi prioritas usulan dalam Musdes Perencanaan nantinya.
80
f. Musdes Perencanaan
Musdes perencanaan merupakan pertemuan masyarakat di desa yang
bertujuan untuk membahas seluruh gagasan kegiatan, hasil dari proses
penggalian gagasan di kelompok-kelompok/dusun. Bahan-bahan yang harus
disiapkan adalah peta desa hasil penggabungan semua peta dusun, rekap
data RTM dusun, diagram Venn kelembagaan, rekap gagasan semua dusun,
rekap masalah semua dusun, dan usulan kelompok perempuan.
Hasil yang diharapkan dari Musdes Perencanaan adalah :
Terumuskannya visi desa yang dibuat berdasarkan proses sebelumnya yang
berasal dari penggalian gagasan dan MKP, Berdasarkan tabel penggalian
gagasan, memiliki dan menetapkan satu usulan kegiatan sarana prasarana
dasar atau kegiatan peningkatan kualitas hidup masyarakat (kesehatan atau
pendidikan) dan peningkatan kapasitas kelompok-kelompok usaha ekonomi
Terpilih dan ditetapkannya Tim Penulis Usulan, Tim Pemelihara. Terpilihnya
sekurang-kurangnya satu orang yang akan diusulkan menjadi calon pengurus
UPK dan calon pengamat pada musyawarah antar desa prioritas usulan,
Terpilihnya wakil-wakil desa yang akan hadir dalam musyawarah antar desa
prioritas usulan
Adapun anggapan respoden terhadap gagasan yang menjadi program
pembangunan desa dapat dilihat pada table dibawah:
81
Tabel 4.9
Menurut anda apakah gagasan-gagasan yang diajukan tersebut
memang gagasan yang dibutuhkan oleh masyarakat di Desa anda?
Responden Frequency (f) Percent(%)
Setujuh 17 50
sangat setujuh 17 50
Total 34 100
*Sumber Data : Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Dari hasil musyawarah penggalian gagasan diatas setiap usulan
gagasan yang diajukan mendapatkan perhatian dari pengelola kegiatan, baik
itu yang berasal dari setiap dusun, kelompok masyarakat maupun dari hasil
MKP, dimana gagasan-gagasan yang diajukan untuk dibiayai merupakan
gagasan/usulan yang dianggap penting dan dibutuhkan oleh masyarakat,
dimana semua masyarrakat merasa setujuh sebanyak 17 atau 50% dan
masyarakat yang sangat setujuh juga sebanyak 17 atau 50% akan usulan
kegiatan yang dilaksanakan karena merupakan kebutuhan utama bagi
masyarakat, sehingga apa yang menjadi kepentingan kelompok sasaran atau
target groups termuat dalam isi kebijakan.
82
g. Penulisan Usulan Desa
Penulisan usulan merupakan kegiatan untuk menguraikan secara
tertulis gagasan-gagasan kegiatan masyarakat yang sudah disetujui sebagai
usulan desa yang akan diajukan pada MAD. Proses ini dilakukan oleh TPU
yang telah dipilih dalam musyawarah desa perencanaan.
Sebelum melakukan penulisan, TPU akan mendapatkan pelatihan
atau penjelasan terlebih dahulu dari F-Kec/ FT-Kec. Hasil yang diharapkan
dari tim penulis usulan adalah tiga proposal kegiatan berdasarkan keputusan
Musdes Perencanaan yang akan diajukan ke MAD Prioritas Usulan, serta
dokumen-dokumen yang diperlukan untuk musrenbang reguler, termasuk
RPJMDes dan RKPDes.
Pengajuan usulan oleh desa harus disertai dengan desain sederhana,
yaitu berupa gambar dari usulan kegiatan secara umum dengan perkiraan
besaran pembiayaannya. Desa juga dapat mengajukan usulan dengan
dilengkapi desain detail dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
h. Verifikasi Usulan
Verifikasi usulan merupakan tahap kegiatan yang bertujuan untuk
memeriksa dan menilai kelayakan usulan kegiatan dari setiap desa untuk
didanai PNPM Mandiri Perdesaan. Verifikasi usulan kegiatan dilakukan oleh
Tim Verifikasi yang dibentuk di kecamatan dengan beranggotakan sekurang-
kurangnya 5 orang yang memiliki keahlian sesuai usulan kegiatan.
83
Sebelum menjalankan tugasnya TV akan mendapatkan pelatihan atau
penjelasan terlebih dulu dari FK/FT atau Fasilitator Kabupaten. TV harus
memberi umpan balik di desa sebelum menyusun rekomendasi kelayakan
usulan. Rekomendasi penilaian kelayakan usulan diperiksa oleh FK/FT,
terutama yang berkaitan dengan aspek teknis usulan kegiatan. Selanjutnya,
TV membuat rekomendasi hasil penilaian disertai dengan catatan hasil
pemeriksaan oleh FK/FT. Rekomendasi TV akan menjadi dasar pembahasan
dalam MAD Prioritas Usulan. Proses verifikasi dapat dilihat lebih lanjut dalam
penjelasan VI PTO.
i. MAD Prioritas Usulan
MAD prioritas usulan adalah pertemuan di kecamatan yang bertujuan
membahas dan menyusun peringkat usulan kegiatan. Penyusunan peringkat
didasarkan atas kriteria kelayakan sebagaimana yang digunakan oleh TV
dalam menilai usulan kegiatan. Penyusunan prioritas usulan-usulan SPP
dilakukan secara terpisah sebelum penyusunan prioritas usulan-usulan desa
lainnya. Pada pelaksanaan MAD Prioritas Usulan juga berlangsung proses
pemilihan pengurus UPK (Ketua, Sekretaris, Bendahara), beserta dengan
Disampaikan laporan pertanggungjawaban tahunan UPK (bila UPK sudah
terbentuk),
Disepakatinya sanksi-sanksi yang akan diterapkan selama
pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan tersebut, juga dibahas
dalam MAD Prioritas Usulan beserta Disampaikannya keputusan desa-desa
84
yang bersepakat untuk membentuk BKAD sekaligus deklarasi pembentukan
BKAD, disampaikannya usulan-usulan desa yang akan diajukan dan didanai
dari sumber lain (APBD, ADD, dan pihak ketiga lain) dan dirumuskannya
dokumen prioritas kegiatan pembangunan kecamatan (renstra kecamatan)
dari hasil dokumen RPJMdes yang telah dirumuskan pada Musdes
Perencanaan.
j. Musyawarah Antar Desa (MAD) Penetapan Usulan
MAD penetapan usulan merupakan musyawarah untuk mengambil
keputusan terhadap usulan yang akan didanai dan berapah jumlah dana
yang akan dibiayai melalui PNPM Mandiri Perdesaan. Keputusan pendanaan
harus mengacu pada peringkat usulan yang telah dibuat pada saat MAD
prioritas usulan. Jika pada saat MAD prioritas usulan, seluruh usulan telah
selesai dibuat berikut detail desain dan RABnya, maka keputusan penetapan
usulan yang akan dibiayai melalui PNPM Mandiri Perdesaan bisa langsung
diselenggarakan setelah agenda MAD prioritas usulan diselesaikan. Namun
jika belum selesai desain dan RABnya, maka MAD penetapan usulan
dilakukan pada waktu yang berbeda.
Pada pelaksanaan MAD Penetapan Usulan juga disepakati tentang
pemberlakuan sanksi lokal, jadwal pelaksanaan kegiatan setiap desa,
rancangan AD-ART BKAD menjadi ketetapan AD/ART BKAD. Penyusunan
AD-ART BKAD ini sendiri dilakukan setelah MAD prioritas usulan. Serta
prioritas kegiatan pembangunan kecamatan yang dapat diajukan sebagai
85
renstra kecamatan,sekaligus utusan kecamatan yang nantinya mewakili
masyarakat dalam Forum SKPD. Dan disampaikannya informasi tentang
status kontribusi pendanaan kabupaten,
Dokumen yang dihasilkan:
Berita acara hasil musyawarah
Daftar usulan yang didanai
RKTL pelaksanaan
Renstra kecamatan
AD-ART BKAD
Adapun para Peserta MAD baik itu dari pelaksanaan MAD Sosialisasi, MAD
Prioritas Usulan sampai MAD Penetapan Usulan terdiri dari:
a. Enam orang wakil per desa: Kepala desa, 2 orang wakil dari BPD/nama
lain yang sejenis (jika sudah ada), dan 3 orang tokoh masyarakat (minimal
3 dari keenam wakil tersebut adalah perempuan) dari semua desa di
kecamatan.
b. Secara umum unsur-unsur yang hadir dalam MAD adalah:
Camat dan staf terkait,
Wakil dari seluruh instansi sektoral kecamatan (ISK),
Kades di lingkungan kecamatan,
BPD atau sebutan lainnya,
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),
86
Wakil RTM dari setiap desa,
Wakil perempuan dari setiap desa,
Komite sekolah,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Organisasi Massa (ormas),
Tokoh masyarakat, tokoh agama,
Anggota masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir.
Hasil dari keputusan MAD penetapan usulan disahkan sesegera
mungkin oleh Camat atas nama Bupati menjadi Surat Penetapan Camat
(SPC) yang berisi tentang daftar alokasi bantuan PNPM Mandiri Perdesaan
di Kecamatan yang bersangkutan. SPC berikut lampirannya, mencantumkan
nama desa, jenis kegiatan termasuk jumlah alokasi dananya, dikirimkan oleh
PjOK kepada TK PNPM Mandiri Kabupaten dengan tembusan kepada
Bupati, FK/T dan Fasilitator Kabupaten.
k. Musdes Informasi Hasil MAD
Musdes ini merupakan musyawarah sosialisasi atau penyebarluasan
hasil penetapan alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan yang diputuskan
dalam MAD penetapan usulan. Musdes ini dilaksanakan baik di desa yang
mendapatkan dana maupun yang tidak.
Khusus bagi desa-desa yang mendapatkan dana PNPM Mandiri
Perdesaan, Dalam musdes dilaksanakan pemilihan dan penetapan susunan
lengkap TPK, yaitu ketua-ketua bidang sesuai dengan jenis kegiatan yang
87
didanai, Terbentuknya Tim Pemantau yang akan memantau pelaksanaan
PNPM Mandiri Perdesaan, disosialisasikannya jadwal pelaksanaan tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan, disosialisasikannya sanksi-sanksi yang
akan diberlakukan selama pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa
tersebut, disepakatinya rencana realisasi sumbangan termasuk kompensasi
lahan atau aset lain masyarakat, disepakatinya besarnya insentif bagi pekerja
(per HOK) dan tata cara pembayarannya,
Dalam musdes ini juga mendapatkan sosialisasi tentang pembentukan
BKAD beserta AD/ART yang telah ditetapkan pada MAD penetapan usulan,
mekanisme pengadaan bahan dan alat, Disampaikannya kemajuan
penanganan masalah dan rencana tindak lanjutnya (lokasi eks PPK).
4.4 Pelaksanaan Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MD)
Sarana Prasarana yang dibangun adalah infastruktur publik yang
dianggap sangat penting dan dibutuhkan oleh semua masyarakat yang ada
dikecamatan kalumpang, yaitu infrastruktur yang menjadi salah satu
kebutuhan utama manusia adapun infrastruktur yang dibangun dalam
pelaksanaan PNPM MD adalah sebagai berikut:
a. Pembangunan sumber pembangkit listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Migro Hidro (PLTMH)/Turbin
Pembangkit listrik tenaga migro hidro (PLTMH) atau yang lebih
sering kita dengar dengan istilah Turbin merupakan salah satu
88
sumber pembangkit listrik dengan kapasitas yang besar dan
dengan biaya yang tidak terlalu mahal namun dapat menjadi
sumber listrik bagi satu desa, dalam pemasangannya turbin
membutuhkan suplay dan saluran air yang banyak dan cukup
kencang untuk dapat memutar dynamo yang kemudian
ditranspormasikan menjadi tenaga listrik yang disambung
kerumah-rumah masyarakat, dan bagi beberapah desa-desa yang
berada di Kecamatan Kalumpang, drainase penyaluran air untuk
turbin juga menjadi sumber pengairan bagi lahan pertanian
masyarakat dimana pada pagi hingga sore hari aliran air dialihkan
kesawah dan ladang milik masyarakat dan pada malam hingga
pagi hari baru digunakan untuk memutar dynamo Turbin tersebut.
Pembangunan turbin di Kecamatan Kalumpang ditempatkan di
desa kalumpang yaitu dusun Sumua, Desa karama di dusun
Tambing-tambing dan dua dusun di desa Tumonga yaitu Dusun
Buttu dan Salukayu.
Generator Set (Genset)
Merupakan salah satu sumber penghasil listrik yang menggunakan
sumber bahan bakar minyak yakni Solar untuk dapat menghasilkan
listrik, sumber tenaga yang dihasilkan oleh suatu genset dapat pula
menerangi sebuah desa karena memiliki kapasitas listrik yang
89
besar namun membutuhkan biaya yang besar pula karena harga
bahan bakar solar yang mahal sehingga dalam pengoprasiannya
hanya dapat digunakan selama 6 jam yaitu mulai dari pukul 17.30
sampai dengan pukul 23.30, sehingga untuk membiayainya
dbutuhkan iuran perbulannya dari masyarakat yang telah
disepakati bersama. Dan di kecamatan kalumpang ini hanya desa
kalumpang saja yang mengunakan Genset sebagai sumber
penghasil listrik untuk menerangi 4 dusun yaitu Dusun Betoon ,
Bunene, Danggali dan Lolo Bau
b. Pembangunan Sarana Air Bersih
Pembangunan sumber air bersih oleh PNPM MD sudah dilaksanakan
disemua desa dikecamatan Kalumpang mengingat kebutuhan akan air
bersih merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat dalam bidang
kesehatan agar tidak ada lagi masyarakat yang minum, mandi dan
buang air pada sungai yang mengalir didekat rumah mereka karena
dapat menyebabkan masyarakat terserang berbagai macam penyakit,
pembangunan sumber air bersih dikecamatan kalumpang
dilaksanakan dengan terlebih dahulu mencari sumber air bersih yang
berasal dari gunung sekitar desa kemudian membangun Bak
penampungan air untuk menjadi pusat penyaluran air, setelah itu
dengan mengunakan pipa mengantarkan air tersebut masuk kedalam
90
desa dan menempatkan beberapah Bak penampungan pada
beberapah titik yang telah disepatih oleh masyarakat menjadi sumber
air bersih bagi semua masyarakat yang berada didesa Kalumpang,
Karama dan di desa Tumonga.
Dalam proses penyelenggaraan kegiatan TPK yang bertanggung
jawab untuk mengelolah dan memfasilitasi setiap pelaksanaan kegiatan di
desa dimana mereka berada dan dibawah ini akan dijelaskan secara lebih
detail proses pelaksanaan PNPM MD di Kecamatan Kalumpang:
Pelaksanaan pembangunan infrastruktur public melalui Proram
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MD) di Desa
Kalumpang, Karama dan Tumona ini mendapat respon yang baik dari
kalangan masyarakat begitupun juga dengan aparat pemerintah setempat.
Dari hasil wawancara dengan Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
mengenai Pelaksanaan PNPM MD menyatakan bahwa :
“Program PNPM Mandiri ini berbeda dengan program-program pemerintah lainnya yang diberikan kepada masyarakat karena dirasakan kurang menyentuh bagi kalangan masyarakat itu sendiri. Kebanyakan dari program tersebut hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Bahkan terkesan masyarakat hanya tahu jadinya saja tanpa adanya bentuk partisipasi yang diberikan dalam kegiatan program tersebut. Namun melalui PNPM Mandiri ini masyarakat merasa mendapat ruang untuk ikut serta menjadi pelaku dalam setiap kegiatannya mulai dari proses perencanaan ,pelaksanaan, pemeliharaan sampai pada proses pengendaliannya sehingga masyarakat merasa peduli dan memiliki terhadap setiap sarana prasarana yang telah dibangunnya. (sumber informan : Melliun P, S.Pd (UPK Kecamatan Kalumpang, 18 April 2012)
91
Untuk pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Pedesaan (PNPM MD) yang dilaksanakan di Kecamatan Kalumpang
mulai dari tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun anggaran 2011, yang
dilaksanakan pada Desa Kalumpang, Desa Karama dan Desa Tumonga,
tidak mengalami begitu banyak masalah karena bagi dari segi persiapan dan
partisipasi masyarakat setiap proses kegiatan dilakukan secara bersama-
sama sehingga hasil yang di perolehpun dapat lebih maksimal, namun
kadang permasalahan yang muncul sering dalam proses pemilihan ketua
Unit Pengelola Kegiatan (TPK) dan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) yang sarat
akan tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Adapun hasil pelaksanaan pembangunan Sarana Prasarana Publik di
Desa Kalumpang, Desa Karama dan Desa Tumonga dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini:
92
Hasil pelaksanaan pemangunan Infrastruktur Publik PNPM MD Kecamatan Kalumpang Tabel 4.10
Pembangunan Infrastruktur Publik di Desa KalumpangNo Tahun Anggaran Lokasi Pembangunan Sarana Prasarana Ketua TPK Kondisi
1 2007 Dusun Lolo Bau PLTMH (Turbin) Asdar, S.Pd Tidak Aktif
2 2008 Dusun Bunene Sarana Air Bersih Matias Baik
3 2009Dusun Bunene, Lolo Bau,
Betoon & Gali
Saluran Air Matias Baik
4 2010 Dusun Danggali Genset Asdar, S.Pd Baik
5 2011 Dusun Sumua PLTMH (Turbin) Asdar, S.Pd Baik
*Sumber: Sekretariat UPK Kecamatan Kalumpang, April 2012
Tabel 4.11
Pembangunan Infrastruktur Publik di Desa Tumonga
No Tahun Anggaran Lokasi Pembangunan Sarana Prasarana Ketua TPK Kondisi
1 2007 Dusun Buttu & Salukayu PLTMH (Turbin) Tandi Y Baik
2 2008Tidak Menerima Anggaran
3 2009 Dusun Buttu Drainase PLTMH Tandi Y Baik
4 2010 Dusun Tarang & Sabamba Sarana Air Bersih Rustam S.Pd Baik
5 2011 Dusun Buttu Sarana Air Bersih Rustam S.Pd Baik
*Sumber: Sekretariat UPK Kecamatan Kalumpang, April 2012
93
Tabel 4.12
Pembangunan Infrastruktur Publik di Desa Karama
No Tahun Anggaran Lokasi Pembangunan Sarana Prasarana Ketua TPK Kondisi
1 2007 Dusun Buttu Langi Sarana Air Bersih Sudirman Kurang Baik
2 2008Tidak Menerima Anggaran
3 2009 Dusun Tambing-Tambing PLTMH (Turbin) Sudirman Baik
4 2010 Dusun Buttu Langi Sarana Air Bersih Sudirman Kurang Baik
5 2011 Dusun Tambing-Tambing Drainase PLTMH Jaya R. S.Ip Baik
*Sumber: Sekretariat UPK Kecamatan Kalumpang, April 2012
94
Tabel 4.13Rekapitulasi Biaya Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di Desa
Kalumpang, Karama dan Tumonga Kecamatan Kalumpang Tahun Anggaran 2007 S/D 2012
No Tahun Anggaran
Nama Desa Sarana Prasarana
Alokasi DanaJumlah
Pembangunan Fisik
SwadayaOprasional
(5%)1
2007
Kalumpang PLTMH(Turbin) 201.856.000 22.631.900 10.026.100 234.514.000
2 Tumonga PLTMH(Turbin) 188.656.100 18.481.800 9.880.600 217.018.500
3 Karama Sarana Air Bersih
4
2008
Kalumpang Sarana Air Bersih 156.431.850 39.626.700 9.412.100 205.470.650
5 Tumonga Tidak Menerima Anggaran
6 Karama Tidak Menerima Anggaran
7
2009
Kalumpang Saluran Air 164.423.600 60.403.500 9.643.650 234.470.750
8 Tumonga Drainase Turbin
9 Karama PLTMH(Turbin) 267.879.000 16.708.050 14.098.950 298.686.000
10
2010
Kalumpang Genset 185.213.800 27.481.500 10.800.300 223.495.600
11 Tumonga Sarana Air Bersih 132.739.400 42.560.100 8.824.450 184.123.950
12 Karama Sarana Air Bersih 128.839.700 47.254.500 8.547.600 184.641.800
13
2011
Kalumpang PLTMH(Turbin) 304.191.200 25.987.700 16.011.100 346.190.000
14 Tumonga Sarana Air Bersih 142.637.650 53.621.300 9.025.540 205.284.490
15 Karama Drainase Turbin 247.943.600 86.440.300 13.813.600 348.197.500
*Sumber: Laporan Akhir Pemb. Sarana Prasarana, Setiap TPK.
95
4.4.1 Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Pedesaan (PNPM MD) di Desa Kalumpang
Pelaksanaan kegiatan adalah tahap pelaksanaan seluruh rencana
yang telah disepakati dalam pertemuan MAD penetapan usulan dan musdes
informasi hasil MAD serta rapat-rapat persiapan pelaksanaan. Di Desa
Kalumpang setiap pelaksanaan kegiatan yang mereka laksanakan sudah
sesuai dengan apa yang terterah dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB)
yang telah mereka buat diamana pada Musyawara Antar Desa Penetapan
Usulan, apa yang telah menjadi usulan atau program yang ingin didanai pada
saat Musdes Pengalian gagasan selalu termuat dalam perangkingan
sehingga setiap Tahunnya selalu menerimah Alokasi Dana BLM, hal tersebut
tentu saja dipengaruhi status Desa Kalumpang yang merupakan pusat dari
Kecamatan Kalumang itu sendiri, dimana biaya yang digunakan untuk
membangun setiap sarana prasarana yang telah di perogramkan dari tahun
2007 s/d 2011 telah mencapai Rp.1.244.141.000.
Dalam praktek pelaksanaannya Desa Kalupang seringkali dijadikan
contoh atau panutan dalam setiap kegiatan PNPM MD itu dikarenakan
Sumber Daya Manusia (SDM) di Kecamatan Kalumpang, sudah lebih maju
dibanding dengan desa lainnya. Namun yang menjadi permasalahan
pelaksanaan PNPM MD di Desa Kalumpang Program pada Tahun 2007 yaitu
pembangunan PLTMH(Turbin) di Dusun Bunene sudah tidak berfungsi lagi
56
sejak tahun 2009, dikarenakan lokasi penempatan Mesin PLTMH(Turbin)
yang tidak strategis karena kekurangan Debit air yang dibutuhkan untuk
mengaktifkan mesin, dan kurangnya perhatian dan perawatan dari
masyarakat dikecamatan kalumpang, seperti yang dikutip dari hasil
wawancara dengan Camat Kalumpang:
“Jika masyarakat mampu membangun sebuah Turbin kenapa tidak mereka mampu untuk menjaga dan memelihara apa yang telah mereka buat tersebut, jangan hanya bisa membuat, menikmati lantas tidak memiliki perhatian terhadap apa yang telah mereka buat, oleh karena itu diperlukan partisipasi dari segenap masyarakat dalam pelaksanaan kegiatannya agar rasa memiliki terhadap hasil programlah yang tumbuh di dalam diri setiap masyarakat”. *(Sumber: Bapak Oktovianus.TP. SE, MM. 19 April 2012)
Karena hal tersebutlah sehingga pada tahun anggaran 2010 Desa
Kalumpang memprogramkan pembanguan Genset sebagai sumber
pembangkit listrik, yang di tempatkan pada Dusun Danggali, Adapun struktur
organisasi Tim Pengelola Kegiatan (TPK) di Desa Kalumpang yaitu:
Gambar 4.2
Struktur Organisasi TPK Desa Kalumpang Tahun Anggaran 2011
*Sumber: Kantor UPK Kecamatan Kalumpang, 18 April 2012
57
Ketua
Asdar.S.Pd
Sekretaris
Maraya. S.Pd
Bendahara
Kurni
4.4.2 Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Pedesaan (PNPM MD) di Desa Tumonga
Pelaksanaan kegiatan PNPM MD di Desa Tumonga telah berjalan
selama 5 tahun, yaitu tahun anggaran pertama di alokasi untuk membiayai
pembangunan PLTMH(Turbin), namu pada tahun anggaran 2008 Desa
Tumonga tidak mendapatkan alokasi dana BLM dkarenakan apa yang telah
menjadi usulan atau program pembangunan yang mereka ajukan tidak
termaksud didalam rangking prioritas usulan yan akan didanai oleh PNPM
dikarenakan kurangnya alokasi dana yang diberikan kepada kecamatan
kalumpang di mana hanya terdapat 7 Desa yang akan menerima BLM
tersebut.
Pada tahun anggaran 2009 Desa Tumonga mendapatkan alokasi
dana yang digunakan untuk membiayai pembuatan Drainase PLTMH(Turbin),
namun pada Tabel 4.15 di atas rekapitulasi anggaran tidak dapat
dicantumkan karena Laporan Pertanggug Jawaban TPK dan segalah berkas
yang berhubungan dengan pembangunan diatas telah hilang dikantor UPK
Kecamatan Kalumpang, adapun sarana prasarana yang dibangun pada
tahun anggaran 2010 dan 2011 adalah pembangunan sarana air bersih yang
ditempatkan pada Dusun Tararang dan Dusun Buttu.
Selama 4 tahun pembangunan sarana prasarana di Desa Tumonga
rekapitulasi anggaran yang telah digunakan mencapai kisaran
58
Rp.606.426.940, jumlah ini tidak ditambah dengan alokasi anggaran pada
tahun 2009 yang tidak diketahui jumlahnya, namun salah satu hal yang
menjadi masalah dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Desa
Tumonga adalah jarak antara Dusunnya yang saling berjauhan sehingga
pada saat Musdes Penggalian Gagasan terdapat perdebatan antara wakil
setiap dusun yang sama-sama ingin agar pelaksanaan Pembangunan oleh
PNPM MD ditempatkan di dusun mereka, oleh karena, pada setiap
kesempatannya diupayakan agar pembangunan sarana prasarana dilakukan
secara bergilir pada setiap dusunnya agar mamfaat akan program ini dapat
dirasakan oleh semua masyarakat di Desa Tumonga.
Di Desa Tumonga pergantian pengurus TPK telah dilaksanakan
sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 2007 dan 2009 dengan ketua TPK,
Tandi Y, sekretaris Rustam S.Pd dan bendahara Mega S.
Adapun struktur organisasi Tim Pengelola Kegiatan (TPK) di Desa
Tumonga pada Tahun anggaran 2010 - 2011 yaitu:
Gambar 4.3
Struktur Organisasi TPK Desa Tumonga Tahun Anggaran 2011
*Sumber: LPJ TPK Desa Tumonga, 26 April 2012
59
KetuaRustam S.Pd
SekretarisKurniawan
BendaharaMega S
4.4.3 Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Pedesaan (PNPM MD) di Desa Karama
Gambaran umum Pelaksanaan kegiatan PNPM MD di Desa Karama
hampir sama dengan dengan peaksanaan kegiatan pada Desa Tumonga
dimana pada tahun anggaran 2008 kedua desa tersebut tidak mendapatkan
aliran dana BLM dikarenakan apa yang telah menjadi usulan atau program
pembangunan yang mereka ajukan tidak termaksud didalam rangking
prioritas usulan yan akan didanai oleh PNPM dikarenakan kurangnya alokasi
dana yang diberikan kepada kecamatan kalumpang di mana hanya terdapat
7 Desa yang akan menerima BLM tersebut.
Adapun yang menjadi prioritas pembangunan di Desa Karama sama
dengan pembangunan pada desa Kalumpang dan Desa Tumonga yaitu
Sarana Air Bersih Pada Tahun anggaran 2007 dan tahun 2010, dan
Pembangunan PLTMH dan Drainasenya pada tahun anggaran 2009 dan
2011, sedangkan Rekapitulasi anggaran yang di gunakan selama
pembanguna sebesar Rp. 831.525.300, dimana Rekapitulasi dana tersebut
tidak termaksud tahun anggaran 2007 karena laporan pertanggung jawaban
TPK telah hilang sehingga berapah biaya yang digunakan tidak diketahui.
Namun yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan PNPM MD di
Desa Karama yaitu pada pelaksanaan pemilihan Tim Pengelola Kegiatan
(TPK) karena dianggap tidak demokrasi dimana pada saat pemilihan hanya
60
sebagian warga saja yang mengetahuinya, yaitu warga yang dianggap
sebagai kerabat atau rekan oleh kandidat yang menjadi calon TPK seperti
yang dikutip dari wawancara dengan Fasilitator Desa Karama:
Dalam proses pemilihan TPK sudah tidak sesuai lagi dengan aturan yang ada dalam PNPM, dimana masih sering terjadi kecurangan dalam pelaksanaannya dimana tidak ada sosialisasi kepada seluruh warga dan hanya sebagian kecil warga desa yang diberi tahukan atau diundang hal itu dilakukan oleh para pengambil kebijakan yang ada di desa, bahkan fungsi saya sebagai Fasilitator desapun seolah diabaikan. *(Sumber: Markis Marten Amma. 22 April 2012)
Sejalan dengan informasi yang diberikan oleh Fasilitator Desa Karama
hal serupah juga di dikatakan oleh Kepalah Desa Karama Priode 2002 s/d
2007 yaitu sebagai berikut:
Diwilayah Desa Karama sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 proses pemilihan TPK sudah tidak berdasarkan Musyawara tetapi ditunjuk langsung oleh Fasilitator Kecamatan, Kepalah Desa beserta dengan TPK sebelumnya, dan serah terimah hasil pelaksanaanpun tidak dilakukan terbuka terhadap masyarakat dan dilakukan hanya sebagian masyarakat saja. *(Sumber: Bapak Tandi Jali S.Pd. 21 April 2012)
Dari informasi yang telah diberikan oleh Fasilitator Desa dan Kepala
Desa Karama periode yang lalu, pelaksanaan kegiatan PNPM MD di Desa
Karama banyak mengalami penyimpangan yang diduga dilakukan oleh TPK
terpilih beserta dengan kepalah desa adapun beberapah penyimpangan
tersebut adalah adanya tindakan korupsi yang dilakukan oleh TPK dalam hal
pembelian bahan materiil dan penggunaan dana yang telah dialokasikan
61
dimana kualitas barang tersebut tidak sesuai dengan harga yang
dicantumkan pada LPJ Kegiatan, tidak adanya Demokrasi dalam pemilihan
TPK sebab tidak dihadiri oleh seluruh warga karena tidak adanya sosialisasi
pada warga, tidak adanya transparansi dalam pelaksanaan kegiatan
dikarenakan masyarakat hanya dipanggil untuk ikut bekerja, adanya dugaan
tindakan Nepotisme yang dilakukan oleh oknum pengambil kebijakan, dan
tidak adanya akuntabilitas terhadap masyarakat dan hasil kegiatan yang telah
dilakukan tersebut.
Berdasarkan keterangan diatas tentu saja terdapat perbedaan
mendasar terhadap proses pelaksanaan kegiatan yang berada di Desa
Karama dengan pelaksanaan di Desa Kalumpang dan Desa Tumonga,
dimana penyimpangan-penyimpangan yang warga anggap dilakukan oleh
TPK dan perangkat desa dikarenakan kurangnya pengawasan yang
dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Tim Pemantau
yang telah dibentuk, karena pembentukannya dianggap sebagaipersyaratan
saja dan tidak disertai dengan fungsinya.
Menanggapi beberapa informasi serta keluhan yang disampaikan oleh
warga dan beberapah perangkat desa serta beberapah pelaku dalam
pelaksanaan kegiatan Kepala Desa Karama Priode 2008 – 2013
berkomentar:
62
Dalam pelaksanaan PNPM MD di Desa Karama termaksud dalam proses pemiihan para pengelola kegiatan seperti TPK dan Tim Pemelihara Kepala Desa mempunyai hak untuk memilih langsung siapa yang bisa menduduki posisi tersebut jika memang hal itu diperlukan, adapun beberapah kerusakan pada sarana prasarana yang telah dibangun itu dikarenakan kurangnya perhatian dari masyarakat untuk memeliharanya, bahkan kadangkala ada diantara masyarakat yang merusak pipa air yang telah dibangun tersebut. *(Sumber: Bapak Agus Limboro. 22 April 2012)
Dari pernyataan yang dikeluarkan oleh kepala desa diatas dapat
diperhatikan bahwa perangkat desa berpikir seolah-olah sebagai pemilik
program sehingga secara leluasa dapat memutuskan siapa yang dapat
menduduki posisi-posisi dalam PNPM MD di Desanya seperti TPK, dan Tim
Pemelihara tanpah memperhatikan prinsip-prinsip serta Petunjuk Teknis
Operasional (PTO) PNPM MD, hal diatas merupakan suatu penyewelengan
jabatan yang telah diberikan oleh masyarakat dimana dalam pelaksanaannya
seharusnya kepalah desa hanya bertugas memfasilitasi apa yang menjadi
kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan program ini.
Adapun kondisi dari sarana prasarana yang telah dibangun terutama
sarana air bersih sudah tidak mengalir lagi kebeberapa Dusun dikarama
seperti Dusun Tambing-tambing, Taman, Takari, dan pangalloan, karena
banyak diantara pipa dan bak penampungan air telah rusak dan tidak terawat
lagi sehingga untuk memenuhi keperluan masyarakat akan air bersih
masyarakatpun harus kembali lagi mengambil dari sumur atau sungai yang
mengalir didekat Desa mereka.
63
Dalam pelaksaaan kegiatan PNPM MD di Desa Karama yang menjadi
Tim pengelolah kegiatan (TPK)memang diadakan rapat yang bersifat tertutup
karena tidak disosialisaikan kepada seluruh masyarakat yang ada di Desa
tersebut, sehingga hanya dihadiri beberapah orang masyarakat saja, adapun
yang menjadi TPK pada tahun anggaran 2007 dan 2009 adalah Sudirman
sebagai ketua TPK, Jaya R, S.Ip, Sekretaris dan Levina bendahara Kegiatan
sedangkan struktur organisasi Tim Pengelola Kegiatan (TPK) di Desa
Karama pada Tahun anggaran 2010 - 2011 yaitu:
Bagan 4.4
Struktur Organisasi TPK Desa Tumonga Tahun Anggaran 2011
*Sumber: Laporan Akhir Kegiatan TPK Desa Tumonga, 25 April 2012
Para pengelola kegiatan seperti UPK, Fasilitator Teknik, Fasilitator desa, TPK
dan pengelola lainnya bersama dengan pemerintah setempat telah memfasilitasi
pelaksanaan dengan sangat baik dimana dalam pelaksanaannya setiap tahap demi
tahapnya diberikan sosialisasi tentang waktu pelaksanaanya serta jenis pekerjaan
yang akan dikerjakan, sehingga masyarakat mengetahui kapan mereka akan turut
serta dan apa yang akan mereka kerjakan, sehingga diharapkan apa yang telah
direncanakan dapat terealisasi secara maksimal, adapun tangapan responden tentang
64
KetuaJaya Ruben, S.Ip
SekretarisLuter
BendaharaEnos
sejauh mana letak suatu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan apa yang telah
diharapkan dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 4.14
Menurut anda, apakah pelaksanaan program pembangunan sarana
prasarana sesuai dengan apa yang direncanakan?
Responden Frequency (f) Percent (%)
tidak setujuh 6 17.6
Setujuh 21 61.8
sangat setujuh 7 20.6
Total 34 100.0
*Sumber Data : Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Dari table 4,12 diatas dapat terlihat bahwa pelaksanaan PNPM MD
dikecamatan kalumpang telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan
pada Musyawarah yang telah ditetapkan, dimana sebanyak 21 (61.8%)
responden setujuh bahwa pelaksanaan kegiatan PNPM MD sesuai dengan
apa yang telah diaksanakan, sebanyak 7 (20.6%) responden sangat setujuh
dan hanya 6 (17.6%) responden mengatakan tidak setujuh bahwa
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan.
1.5 Pemeliharaan Hasil Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MD)
65
Satu hal yang menjadi perhatian dalam kegiatan ini yaitu seberapah
besar peran masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan, meningat setiap
pelaksanaan kegiatan harus menjunjung tinggi asas DOUM yaitu Dari, Oleh
dan Untuk Masyarakat, sehingga dalam setiap pelaksanaan kegiatan
partisipasi dari masyarakat amat sangat diperlukan, begitu juga dalam proses
pemeliharaan untuk menjaga dan melestarikan hasil dari pelaksanaan
program ini agar mamfaat dari kegiatan ini dapat dirasakan lebih lama lagi.
Dalam setiap proses pemeliharaan kegiatan pasti membutuhkan biaya
dikarenakan setiap sarana prasarana yang dibangun, membutuhkan
perawatan, teknisi, operator dan ada yang mengunakan bahan bakar, oleh
karenanya setiap rumah tangga dikenakan biaya pemeliharaan yang
selanjutnya dipungut dan diatur oleh Tim Pemelihara yang telah dibentuk dan
dilatih paling lambat sebelum MAD Prioritas Usulan Untuk setiap jenis
prasarana tertentu, telah dibuat daftar penanggung jawab dan penetapan
iuran Untuk jenis kegiatan lain, yang ditetapkan kelompok pengelola dan
pemeliharaan bersama-sama dengan masyarakat pada saat Musyawara
tingkat Desa. Adapun besar iuran yang harus diberikan oleh setiap rumah
tangga yang berada di Desa Kalumpang, Desa Tumonga dan Desa Karama
dapat dilihat pada table dibawah ini,
Tabel 4.15
Biaya Pemeliharaan PNPM MD Perdesanya
No. Nama Desa Sarana Fasilitas Warga Iuran Warga /
66
Prasarana Bulan
1 Kalumpang
Genset
Hanya Lampu
Lampu Dan TV
Lampu, TV Dan Kulkas
Rp. 35.000
Rp. 105.000
Rp. 180.000
PLTMH (Turbin)
Hanya Lampu
Lampu Dan TV
Lampu, TV Dan Kulkas
Rp. 10.000
Rp. 40.000
Rp. 70.000
2 Tumonga PLTMH (Turbin)
Hanya Lampu
Lampu Dan TV
Lampu, TV Dan Kulkas
Rp. 10.000
Rp. 35.000
Rp. 80.000
3 Karama PLTMH (Turbin)
Hanya Lampu
Lampu Dan TV
Lampu, TV Dan Kulkas
Rp. 10.000
Rp. 30.000
Rp. 60.000
*Sumber data: Tim Pemelihara PNPM MD ditiap Desa. April 2012
Berdasarkan Tabel 4.15 diatas dapat tergambarkan bahwa dalam
memenuhi kebutuhan akan biaya pemeliharaan hasil kegiatan PNPM MD
setiap keplah keluarga yang ikut merasakan mamfaat dari hasil
pembangunan sarana prasarana diwajikan membayar iuran yang telah
disepakati melalui musyarawa desa yang sekaligus memilih warga yag akan
bertugas sebagai Tim Pemelihara yaitu pengelolah keuangan dan operator.
67
Biaya yang dikenakan diatas di sesuaikan dengan tingkat pemakaian
Energi tiap rumah tangga, sehingga semakin banyak fasilitas yang
digunakan semakin besar pula biaya yang dikeluarkan, sedangkan yang
menjadi perbedaan iuran tiap desanya selain berdasarkan jenis Pembangkit
listrik yang digunakan juga disesuaikan berdasarkan banyaknya masyarakat
yang mengunakan fasilitas elektronik yang berada didesa tersebut, sehingga
iuran masyarakat didesa Tumonga yang tergolong banyak memiliki fasilitas
elektronik seperti Lampuh, Televisi dan kulkas lebih tinggi dibanding dengan
iuran masyarakat didesa karama.
Berbeda dengan masyarakat didesa Kalumpang yang menggunakan
dua sumber penghasil listrik yang berbeda yaitu Genset yang digunakan
pada empat dusun dan PLTMH (Turbin) yang menerangi dusun sumua,
dimana iuran yang harus dibayar oleh warga didesa kalumpang yang
menggunakan genset cukup tinggi berbeda dengan masyarakat yang
menggunakan PLTMH (Turbin) dikarenakan iuran yang harus dibayar tidak
hanya disalurkan untuk membayar gaji operator dan biaya pemeliharaan
namun yang paling utama adalah biaya untuk membeli bahan bakar solar
yang digunakan sebagai sumber bahan bakar untuk mengaktifkan generator
tersebut.
68
Biaya yang ditanggung oleh masyarakat tersebut diharapkan sesuai dengan
apa yang mereka terimah, dimana ini merupakan gambaran masyarakat tentang iuran
pemeliharaan yang mereka biayai:
Tabel 4.16
Menurut anda apakah iuran pemeliharaan sarana prasarana yang telah
dibangun sesuai dengan apa yang telah anda dapatkan?
Responden Frequency Percent (%)
sangat tidak setujuh 1 2.9
Tidak setujuh 5 14.7
Setujuh 26 76.5
sangat setujuh 2 5.9
Total 34 100.0
*Sumber Data : Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Berdasarkan Tabel 4.16 diatas dapat diketahui bahwa biaya yang
dikeluarkan untuk membiayai perawatan sarana prasarana yang telah
dibangun tersebut telah sesuai dengan apa yang mereka terimah dengan 26
atau (76.5%) masyaraka mengatakan setujuh, 2 atau (5.9%) mengatakan
sangat setujuh, 5 atau (14.7%) tidak setujuh dan 1 atau (2.9%) mengatakan
tidak setuju, masyarakat yang mengatakan tidak setujuh merupakan
masyarakat yang memiliki banyak fasilitas/alat elektronik yang telah rusak
dan menuntut ganti rugi dikarenakan aliran listrik yang tidak stabil.
69
4.6 Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP)
4.6.1 Partisipasi dalam perencanaan
Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan kegiatan PNPM Mandiri
Pedesaan dapat di nilai dari kehadiran masyarakat dalam setiap proses musyawara
yang dilakukan oleh pelaku PNPM Mandiri Pedesaan di tingkat desa maupun pada
tingkat kecamatan. berikut tabel yang menggambarkan keterlibatan/keikutsertaan
masyarakat dalam setiap kegiatan Musyawarah-musyawarah pada tingkat Dusun dan
desa :
Tabel 4.17
Apakah anda ikut serta dalam setiap proses perencanaan pembangunan
Sarana Prasarana oleh pihak PNPM Mandiri?
Responden Frequency (f) Percent (%)
tidak pernah 7 20.6
Jarang 5 14.7
Sering 14 41.2
Selalu 8 23.5
Total 34 100.0
*Sumber Data : Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Berdasarkan tabel 4.17 tentang keterlibatan atau keikutsertaan
mayarakat dalam proses penggalian gagasan sebagai tahap awal program
perencanaan menunjukkan bahwa 14 atau (41,2%) responden menyatakan
mereka selalu ikut serta dan terlibat langsung dalam setiap proses
70
musyawara yang diadakan di desa mereka, 8 atau (23%) responden
mengatakan sering mengikuti proses musyawarah, 5 (14,7%) responden
mengatakan jarang ikut dalam musyawara tersebut sedangkan responden
yang tidak pernah sama sekali ikut sebanyak 7 (20.6%) responden.
Sejalan dengan hasil olahan data diatas, diperoleh keterangan dari
kepalah desa yang memberikan pernyataan tentang keaktifan masyarakat
untuk ikut dalam proses musyawarah yang diadakan:
Pelaksnaan PNPM Mandiri dikecamatan kalumpang ini telah banyak menyita perhatian dari masyarakat dimana masyarakat secara langsung dapat ikut serta merencanakan serta membangun desa mereka menurut apa yang mereka butuhkan, sehingga masyarakatpun merasa perlu untuk datang secara langsung menghadiri setiap rapat yang diadakan oleh pelakuk PNPM MD beserta dengan pemerintah setempat, sedangkan ketidak hadiran beberapah warga dalam proses musyawarah biasanya diakibatkan oleh pekerjaan sehari-hari warga sehingga sangat sulit untuk menghadiri kegiatan tersebut, karena ada diantara warga yang sering menginap disawah dan dikebun milik mereka,” (sumber Informan Kepalah Desa Kalumpang: Bapak Frans Barangan. 19 April 2012.)
Selanjutnya dalam setiap proses perencanaan ini, masyarakat tidak hanya
dituntut kehadirannya dalam mengikuti musywarah akan tetapi dalam setiap proses
musyawarah, masyarakat dituntut untuk dapat aktif menyampaikan ide, usulan, serta
kebutuhan – kebutuhan mereka serta penentuan jenis kegiatan yang dibutuhkan.
Berikut tabel yang menggambarkan tanggapan responden mengenai keaktifan dalam
setiap musyawara perencanaan kegiatan yang diadakan.
71
Tabel 4.18
Bagaimana keaktifan anda dalam memberi usulan/ide atau gagasan
dalam musyawara perencanaan PNPM MD untuk pembangunan
infrastruktur desa?
Responden Frequency (f) Percent (%)
tidak aktif 7 20.6
kurang aktif 6 17.6
cukup aktif 18 52.9
sangat aktif 3 8.8
Total 34 100.0
*Sumber Data : Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa 18 (52,9%) responden
menjawab cukup aktif dalam menyampaikan ide atau usulan dalam setiap
musyawarah yang diadakan tersebut. Sedangkan yang sangat aktif dalam
menyampaikan ide atau usulan sebanyak 3 (8,8%) responden. Dan
sebanyak 6 (17,6%) responden menjawab kurang aktif dalam memberikan
usulan dan ide dalam penggalian gagasan tersebut dan yang sama sekali
tidak aktif sebanyak 7 (20.6%) responden.
Gambaran tentang keaktifan masyarakat dalam menyampaikan ide
atau gagasan mencerminkan bahwa masyarakat sudah mengerti dan
memahami bahwa setiap masalah atau kendala yang dihadapi, yang tahu
dan yang merasakannya adalah masyarakat itu sendiri oleh karenanya yang
72
membuat solusi dari permasalahan tersebut adalah harus dari kalangan
masyarakat itu sendiri (bottom up).
Terlepas dari keaktifan masyarakat tersebut diatas yang perlu
diperhatikan adalah masih ada sejumlah masyarakat yang hanya datang,
duduk, dengar, dan diam dalam proses penggalian gagasan. Hal tersebut
diakibatkan dari adanya budaya masyarakat kita yang masih takut, dan malu
untuk berbicara dimuka umum sehingga mereka terkesan hanya datang
untuk turut meramaikan dan menerima apapun keputusan yang diambil. Hal
inilah yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak untuk lebih
meningkatkan keaktifan masyarakat tersebut baik melalui peningkatan SDM
melalui pendidikan baik secara formal maupun non formal.
Namun jika digambarkan secara umum akan tingkat partisipsi
masyarakat dalam proses perencanaan PNPM MD yang dilaksanakan
melalui musyawarah-musyawarah pada tingkat desa maupun tingkat
kecamatan, seperti Musyawarah Antar Desa (MAD), dan Musyawara Desa
(Musdes), masyarakat dikecamatan kalumpang termaksud masyarakat yang
aktif dikarenakan prinsip-prinsipp dari PNPM MD yang memungkinkan
masyarakat untuk ikut serta dalam setiap kegiatannya, dikarenakan
masyarakat merupakan objek utama dalam pelaksanan kegiatan ini.
73
4.6.2 Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan.
Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan dapat dilihat dari
keterlibatan masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan utamanya dalam hal
pelaksanaan pembangunan fisik dibidang sarana dan prasarana melalui keterlibatan
masyarakat baik dari segi kesediaan masyarakat meluangkan waktu dan tenaga serta
kesediaan masyarakat dalam menyediakan bahan/materi yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan saran dan prasarana. Untuk lebih jelasnya keterlibatan
masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.19
apakah anda terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan infrastruktur publik melalui program PNPM MP?
Responden Frequency Percent(%)
tidak pernah 8 23.5
Jarang 8 23.5
Sering 15 44.1
Selalu 3 8.8
Total 34 100.0
*Sumber Data : Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa keterlibatan masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan dalam hal penyediaan waktu dan tenaga bahwa
3 (8,8) responden mengatakan selalu hadir dan terlibat langsung, sebanyak
15 (44,1) responden menjawab sering hadir, 8 (23.5%) responden
74
mengatakan jarang hadir dan yang sama sekali tidak pernah hadir adalah 8
(23.5%) responden.
Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa kehadiran masyarakat
tidak sepenuhnya mencapai 100% dimana hal ini dipengaruhi oleh tahapan
atau jadwal pelaksanaan kegiatan seringkali bertabrakan dengan pekerjaan
sehari-hari, ditambah lagi jarak dan keadaan jalan antara dusun yang
menyebabkan partisipasi antara dusun sangat kurang dalam setiap
pelaksanaan kegiatannya.
Sedangkan untuk tingkat partisipasi masyarakat dalam penyediaan
bahan/materi dapat digambarkan dalam tabel berikut ini
Tabel 4.20
apakah anda pernah memberikan bantuan berupah bahan/materi ataupun
tenaga yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan
infrastruktur publik melalui program PNPM Mandiri?
Responden Frequency Percent (%)
tidak pernah 3 8.8
Jarang 5 14.7
Sering 19 55.9
Selalu 7 20.6
Total 34 100.0
*Sumber Data : Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Berdasarkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa 7 (20,6%)
responden mengatakan selalu menyediakan bahan/materi apabila
75
diperlukan, sebanyak 19 (55,9%) responden mengatakan sering, dan 5
(14,7%) responden mengatakan jarang dalam menyediakan bahan/materi
dan sebanyak 3 (8,8%) responden mengatakan sama sekali tidak pernah
memberikan bahan/materi.
Dari hasil analisis diatas terdapat perkembangan terhadap partisipasi
masyarakat untuk memberikan bantuan berupah bahan/materi yang
diperlukan, lebih tinggi dibanding partisipasi untuk terlibat langsung dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur public, hal itu dikarenakan
beberapah diantara masyarakat yang tidak sempat mengikuti pelaksanaan
kegiatan secara langsung, memilih untuk berpartisipasi dengan cara
memberikan bahan/materil yang dapat digunakan untuk membangun sarana
prasarana yang dilaksanakan.
partisipasi yang diharapkan dalam kegiatan ini bukan partisipasi yang
bersifat memaksa masyarakat untuk turut langung berpartisipasi dalam
setiap kegiatan, partisipasi yang diharapkan adalah yang bersifat Swadaya
dan sukarela, agar yang nantinya masyarakatpun dapat merasa memiliki
terhadap setiap sarana prasarana yang telah dibangun, sehingga partisipasi
dengan memberikan bahan/materil yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan pembangunan sangat dimungkinkan dalam kegiatan ini.
76
4.6.3 Partisipasi dalam pemeliharaan
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan PNPM MD juga dilihat dari
seberapa aktifnya masyarakat dalam memelihara, menjaga, merawat dan
melestarikan apa yang telah mereka bangun. Dan oleh karena itu dari apa
yang telah berhasil dilaksanakan hendaknya mendapat perhatian yang lebih
dari masyarakat dengan cara perawatan dan pemeliharaannya secara
berkelanjutan (Continue).
Partisipasi yang dimaksud dalam kegiatan ini bukan hanya dalam hal
pekerjaan fisik dimana masyarakat ikut serta membenahi dan memperbaiki kerusakan
yang ada atau membantu dalam hal menjaga dan melestarikan hasil pembangunan
sarana prasarana tetapi juga aktif dalam membayar iuran biaya perawatan sarana
prasarana yang telah mereka terimah, dibawah ini merupakan gambaran tentang
keaktifan masyarakat dalam proses pemeliharaan.
Tabel 4.21
Apakah anda aktif dalam proses pemeliharaan Sarana Prasarana yang telah ada?
Responden Frequency Percent(%)
tidak aktif 1 2.9
kurang aktif 7 20.6
cukup aktif 17 50.0
sangat akti 9 26.5
Total 34 100.0
*Sumber Data : Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
77
Berdasarkan pada tabel 4.21 diatas menunjukkan bahwa 9 (26.5%)
mengatakan sangat aktif, 17 (50%) mengatakan cukup aktif, 7(20,6%)
mengatakan kuarang aktif, dan 1(2.9%) responden mengatakan tidak aktif
dalam proses pemeliharaan hasil kegiatan.
Dari hasil perolehan data diatas menggambarkan tingginya kesadaran
masyarakat dalam menjaga serta merawat hasil kegiatan utamanya hasil
pembangunan sarana dan prasarana, Hal tersebut disebabkan oleh karena
yang akan memanfaatkan prasarana tersebut adalah masyarakat itu sendiri.
Sejalan dengan hasil perolehan data diatas tentang tingginya tingkat
partisipasi masyarakat dalam proses pemeliharaan sarana prasarana,
didapat keterangan dari Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK)
Kecamatan Kalumpang yang mengatakan:
Kegiatan PNPM MD ini telah banyak membawah perubahan dalam masyarakat dengan meningkatkan kemampuan dan tingkat kehidupan masyarakat seperti dalam hal teknologi informasi, wawasan masyarakat, kesehatan, sosial dan ekonomi, sehingga tidak ada alas an lagi masyarakat untuk mendukung serta menjaga kegiatan ini agar tetap berjalan, termaksud memelihara dan melestarikan apa yang telah dihasilkan dari kegiatan ini. (Sumber informasi: Bapak Iswadi S. Paindan, S.Sos, April 2012)
Dalam hal wujud nyata besar perubahan yang telah diberikan oleh
hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah makin banyaknya masyarakat
dikecamatan kalumpang yang memiliki barang-barang elektronik seperti
televise, kulkas, kipas angin computer dan sebagainya.
78
4.7 Hambatan Dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan (PNPM MP)
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan dilapangan baik itu dalam proses
perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai pada proses pemeliharaan hasil
kegiatan tentu saja masih terdapat beberapa hambatan atau rintangan yang
harus dihadapi oleh masyarakat, baik itu hambatan yang bersifat teknis
ataupun nonteknis berikut ini akan dibahas hambatan apa saja yang dihadapi
masyarakat dalam melaksanakan pembangunan sarana prasarana
dikecamatan kalumpang yaitu sebagai berikut:
a. Hambatan dalam proses perencanaan
Dalam proses perencanaan kegiatan, yang sering menjadi hambatan
dalam perencanaan kegiatan adalah persiapan oleh para pelaku kegiatan,
dimana setiap elemen penting dalam kegiatan ini harus dapat
mempersiapkan apa saja yang menjadi materi atau persiapan dalam setiap
musyawara baik itu dari phak PNPM MP yaitu Fasilitator Kecamatan, PJOK,
UPK, TPK, Fasilitator Desa sampai pada para Kader PNPM Mandiri itu
sendiri, begitupun dari pemerintah kecamatan yang dalam hal ini harus dapat
menjadi fasilitator dari setiap kegiatannya sehingga apa yang menjadi materi
dalam setiap musyawara dan sosialisasi yang diadakan dapat diterimah oleh
masyarakat dengan baik.
b. Hambatan dalam Pelaksanaan
Selama proses pelaksanaan kegiatan, baik oleh pihak pengelola
kegiatan, fasilitator kegiatan, perangkat desa sampai masyarakatpun tidak
79
menghadapai hambatan yang begitu berarti, adapun hambatan yang sering
dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan sering berupah kondisi geografis
wilaya yang sulit untuk dijangkau, begitu juga dengan fasilitas dan pengadaan
alat bantu yang sulit untuk didapat jadi dalam pelaksanaan pembangunan
fasilitas masih bersifat manual atau teradisonal.
c. Hambatan dalam Pemeliharaan
Proses pemeliharaan fasiltas public juga merupakan proses lanjutan
yang tidak bisa disepelehkan karena suatu kegiatan tidak akan berguna jika
fasilitas yang telah dibangun tersebut tidak dapat dipelihara dan dirawat,
mengigat fasilitas PLTMH/Turbin serta sumber air bersih masyarakat
merupakan fasilitas yang membutuhkan perhatian serta perawatan yang lebih
dari masyarakat.
Adapun kendala yang sering dialami dalam proses pemeliharaan
adalah masih kurangnya perhatian masyarakat terhadapat sarana prasarana
yang telah dibangunnya terutama dalam proses perbaikan terhadapat sarana
prasarana yang mengalami kerusakan, hal tersebut dikarena tingkat
pemahaman masyarakat yang berpikir bahwa kewajiban mereka hanya
membayar retribusi pemeliharaan yang mereka terimah sehingga kadangkala
ada diantara masyarakat yang tidak tahu menahu apa bila ada diantara
fasilitas public yang mengalami kerusakan.
80
4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MD)
di Kecamatan Kalumpang
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi kegiatan adalah hal-
hal yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
pelaksanaan pembangunan sarana prasarana dalam program pemberdayaan
masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MD) baik itu berasal dari dalam
masyarakat (faktor internal) dapat berupa kesadaran/kemauan masyarakat,
tingkat pendidikan masyarakat, dan pendapatan atau penghasilan
masyarakat dan yang berasal dari luar (faktor eksternal) berupa
kepemimpinan/peran pemerintah daerah dalam mengarahkan masyarakat,
kesempatan bagi masyarakat untuk berdemokratisasi serta fasilitas atau
peralatan yang tersedia.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang Faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan PNPM MP dalam pembangunan sarana
prasarana di Kecamatan Kalumpang, berikut akan dibahas secara lebih jelas.
4.8.1 Faktor Internal
a. Faktor Kesadaran Masyarakat
Kesadaran masyarakat dalam setiap proses pelaksanaan kegiatan PNPM MP
dapat diartikan sebagai salah satu unsur penting keberhasilan kegiatan ini. Keikut
sertaan masyarakat dalam suatu kegiatan pembangunan sarana prasarana bukan
81
timbul begitu saja, tetapi karena adanya faktor yang mendorongnya untuk
berpartisipasi dalam setiap kegiatannya. Salah satu diantaranya adalah faktor
kesadaran masyarakat itu sendiri. Dengan kesadaran yang muncul, masyarakat
diharapkan mampu berperan aktif, dengan begitu tujuan dari kegiatan ini dapat
terwujud. Berikut disajikan beberapa alasan yang mendasar oleh responden, ikut
serta dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan.
Tabel 4.22
Siapah yang mendorong anda untuk ikut serta aktif dalam setiap
kegiatan PNPM MP di Desa anda?
Responden Frequency Percent(%)
kesadaran sendiri
pemerintah
27
5
79.5
14.7
Pengelola Kegiatan
Orang lain
1
1
2.9
2.9
Total 34 100.0
*Sumber Data : Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Dari tabel 4.12 diatas diperoleh indikasi gambaran bahwa masyarakat
di Kecamatan Kalumpang ikut serta aktif dalam setiap kegiatan PNPM MP
dikarenakan kesadaran sendiri yaitu sebanyak 27 (79.5%), oleh pemerintah 5
(14.7%), dan pengelolah Kegiatan bersama dengan orang lain masing-
masing 1 (2.9%).
Faktor kesadaran yang mendorong dalam kegiatan ini adalah karena
itu merupakan suatu kepedulian atau kesadaran untuk ikut berpartisipasi baik
82
itu secara langsung ataupun tidak langsung dalam kegiatan pembangunan,
Adapun alasan lain yang dikemukakan oleh responden adalah karena
adanya rasa solidaritas dan sifat kekeluargaan yang masih tinggi sesama
warga masyarakat dan ini digunakan untuk saling mengingatkan akan
pentingnya pembangunan dan dimana peran pemerintah desa dalam hal ini
yaitu selaku motivator dalam pembangunan yang senantiasa memberikan
motivasi kepada masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam pembagunan
sarana prasarana. Indikasi ini memperlihatkan bahwa keikut sertaan
masyarakat karena kesadaran akan pentingnya program ini bagi kehidupan
bermasyarakat relatif tinggi.
b. Faktor Tingkat Pendidikan Masyarakat
Peranan pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah penting
dimana pendidikan dapat mengembangkan kompetensi individu, kompetensi yang
lebih tinggi tersebut diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan
kemampuan warga masyarakat dan semakin banyaknya warga masyarakat yang
memiliki kemampuan akan meningkatkan kehidupan masyarakat secara keseluruhan,
berikut ini merupakan tanggapan masyarakat tentang pentingnya tingkat pendidikan
dalam pelaksanaan kegiatan PNPM MP:
83
Tabel 4.23
Apakah pengetahuan atau pendidikan seseorang berpengaruh terhadap
pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana prasarana?
Responden Frequency Percent (%)
sangat setujuh 17 50.0
Setujuh 9 26.5
Tidak setujuh 8 23.5
Total 34 100.0
*Sumber Data : Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Berdasarkan tabel 4.23 diatas responden yang sangat setujuh bahwa
tingkat pendidikan masyarak sebanyak 17 (50%), mengatakan setujuh
sebanyak 9 (26.5%) dan yang mengatakan tidak setujuh sebanyak 8 (23.5%).
Dan berdasarkan tabel 4.4 dimana dari seluruh responden tingkat
pendidikan SLTA/sederajat mendominasi dengan 14 orang atau sebesar 44,1
%, SLTP/sederajat dengan 5 orang atau 14,7 %, Sarjana dengan 6 orang
atau 17,6 %, SD dengan 6 orang atau 17,6 %. Dan diploma dengan 2 orang
atau 5,9 %
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa faktor tingkat pendidikan
masyarakat sangat berpengaruh terhadap pembangunan sarana prasarana,
dimana masyarakat merupakan pelaku utama dalam kegiatan ini sehingga
sumber daya manusia yang dimiliki dalam pelaksanaan kegiatan sangatlah
berpengaruh dalam kelancaran kegiatan ini.
84
c. Faktor Tingkat Pendapatan Masyarakat
Dalam penjelasan Tabel 4.6 menunjukkan. Responden yang tidak
memiliki penghasilan sebenyak 1 orang (2,9%), Kurang dari 1.000.000
sebanyak 23 orang (67.6%). yang berpenghasilan Rp1.000.000-
Rp2.500.000, sebanyak 9 orang (26.5%) dan yang berpenghasilan
Rp2.500.000-Rp5.000.000 sebanyak 1 orang (2.9%). Dari hasil
penghitungan diatas dapat disimpulkan bahwa penghasilan rata-rata
masyarakat kalumpang masing relatif rendah, dikarenakan pekerjaan serta
pendidikan yang mereka miliki masih tergolong rendah atau kurang.
Faktor tingkat pendapatan masyarakat merupakan sesuatu yang
urgen, dimana disini bisa dilihat tingkat kemampuan ekonomi masyarakat.
Indikator penulis dalam menganalisa pada tingkat pendapatan ini ialah
dengan membandingkan jawaban responden antara PNS yang mempunyai
penghasilan >Rp 1.000.000 dan petani yang mempunyai penghasilan
berkisar<Rp 1.000.000, Berikut kutipan wawancara dengan seorang warga
(Petani) tentang pengaruh tingkat pendapatan masyarakat terhadap
pelaksanaan PNPM MP di Kecamatan Kalumpang:
”Kami sebagai petani bisa dikatakan dalam hal pendapatan masih rendah, biaya hidup saja hanya bisa mengandalkan dari hasil pertanian (itupun jika ada), sehingga partisipasi kami dalam pembangunan lebih cenderung ke dalam bentuk tenaga dan ide/fikiran, bahkan kadang kala kami tidak mempunyai cukup waktu untuk berlama-lama bekerja/berpartisipasi dalam kegiatan karena hrus segera kesawah”. (Sumber: Bapak yeremia, april 2012)
85
Dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor tingkat
pendapatan masyarakat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan dan proses pemeliharaan hasil kegiatan. Dimana
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut diharapkan masyarakat dapat
memberikan swadaya baik secara materi ataupun bahan baku, begitu juga
dengan proses pemeliharaan dimana masyarakat harus membayar iuran
yang telah ditetapkan.
4.8.2 Faktor Eksternal
a. Peran serta Pemerintah Daerah
Peran serta pemerintah daerah dalam kegiatan ini merupakan sejauh
mana partisipasi serta fungsi dari pemerintah tingkat kecamatan dan
pemerintah tingkat desa dalam menjalankan tugas dan perannya dalam
kegiatan PNPM MP.
Pengarahan dan keterlibatan pemerintah daerah tingkat kecamatan dan desa
dalam proses pencapaian pembangunan sarana prasarana adalah merupakan salah
satu hal yang tidak bisa dipungkiri lagi dimana pemerintahan daerah merupakan
pemegang kendali utama pelaksanaan kegiatan yang bertugas untuk mewadahi dan
memfasilitasi setiap pelaksanaan kegiatan mulai dari pelaksanaan administrasi,
memfasilitasi setiap musyawara baik antar desa maupun desa serta sebagai sarana
informasi dan komunikasi masyarakat, bahkan kadang kala menjadi tempat
pengaduhan masyarakat jika dalam pelaksanaan kegiatan terjadi penyimpangan.
86
Dibawah ini merupakan gambaran tingkat partisipasi pemerintah daera dalam
pelaksanaan kegiatan PNPM MP.
Tabel 4.24
Apakah pemerintah kecamatan sudah cukup berperan dalam
pelaksanaan pembangunan sarana prasarana?
Responden Frequency Percent(%)
sangat tidak setujuh 1 2.9
tidak setujuh 5 14.7
Setujuh 25 73.5
sangat setujuh 3 8.8
Total 34 100.0
*Sumber Data : Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Berdasarkan tabel 4.24 diatas didapatkan gambaran sebanyak 1
(2.9%) responden mengatahkan sangat tidak setujuh, 5 (14.7%) tidak
setujuh, 25 (73.5%) setujuh dan 3 (8.8%) mengatahkan sangat setujuh. Dari
hasil analisis data diatas masyarakat dikecamatan kalumpang sudah
menganggap bahwa pemerintah kecamatan dan pemerintah desa sudah
cukup berperan aktif dalam mensukseskan kegiatan PNPM MP ini, hal
tersebut tudak lepas dari keinginan setiap aparatur kecamatan dan desa
untuk meningkatkan taraf hidup setiap masyarakat yang ada didalam wilaya
mereka.
b. Kondisi Geografis Wilayah
87
Seperti yang telah dijelaskan pada Bab III tentang kondisi geografis
kecamatan kalumpang yang terdiri atas pegunungan dan bukit, kondisi geografis
inilah yang tentunya dapat mendukung pelaksanaan kegiatan atau bahkan
menghambat pelaksanaan tersebut, dibawah ini merupakan pendapa responden
tentang pengaruh dari kondisi geografis kecamatan kalumpang terhadap pelaksanaan
PNPM MP.
Tabel 4.25
Menurut anda apakah kondisi geografis Kecamatan Kalumpang
mendukung pelaksanaan pembangunan sarana prasarana oleh PNPM
Mandiri Pedesaan?
Responden Frequency Percent (%)
tidak setujuh 5 14.7
Setujuh 17 50.0
sangat setujuh 12 35.3
Total 34 100.0
*Sumber Data : Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Berdasarkan tabel 4.25 diatas didapatkan gambaran sebanyak 5
(14.7%) responden mengatahkan sangat tidak setujuh, 17 (50.0%)
mengatakan setujuh, dan sebanyak 12 (35.3%) responden mengatakan
sangat setujuh.
Berdasarkan tabel diatas sebanyak 29 dari responden mengatakan
bahwa kondisi geografis kecamatan kalumpang sangat mendukung dalam
pelaksanaan program PNPM MP dengan kondisi wilayah itulah sehingga
88
banyak menghasilkan aliran sungai yang dapat membantu dan
mempermudah masyarakat dalam mencari sumber air bersih dan arus
sungainya dapat digunakan untuk menggairi saluran turbin. Walaupun ada
diantara masyarakat yang berpendapat bahwa kondisi geografis wilaya
menghambat pelaksanaan kegiatan dikarenakan medan yang sangat sulit
untuk dilalui dan sumber mata air yang sangat jauh dari pemukiman warga.
c. Faktor Fasilitas Atau Peralatan
Peran serta masyarakat dalam pelaksanaan Kegiatan pembangunan
sarana prasarana publik dipengaruhi oleh ketersedianya fasilitas atau
peralatan yang digunakan, fasilitas dalam hal ini dapat diartikan sebagai
tempat atau kendaraan yang digunakan yang dapat menunjang pelaksanaan
kegiatan seperti, kantor pengelolah kegiatan baik itu UPK dan TPK, begitu
juga dengan balai kecamatan atau balai desa tempat dilaksanakannya
musyawara perencanaan kegiatan.
Peralatan dalam hal ini merupakan segala jenis alat yang digunakan
untuk bekerja membangun sarana prasarana yang telah dilaksanakan
peralatan ini mencakupi peralatan pertukangan, perkebunan seperti parang,
cangkul, sekop, gerobak dan sebagainya.
Adapu pendapat masyarakat tentang fasilitas dan peralatan yang diunakan
dalam pelaksanaan kegiatan PNPM MP adalah sebagai berikut:
89
Tabel 4.26
Menurut anda apakah fasilitas dan peralatan yang digunakan dalam
pelaksanaan pembangunan sarana prasarana, sudah sudah cukup
memadai?
Responden Frequency Percent(%)
tidak setujuh 19 55.9
Setujuh 14 41.2
sangat setujuh 1 2.9
Total 34 100.0
*Sumber Data : Hasil Olahan SPSS Kuisioner, Mei 2012
Berdasarkan tabel 4.26 diatas didapatkan gambaran sebanyak 19
(55.9%) responden mengatahkan tidak setujuh, 14 (41.2%) mengatakan
setujuh, dan sebanyak 1 (2.9%) responden mengatakan sangat setujuh.
Berdasarkan keterangan diatas terdapat perbedaan dimana responden yang
tidak setujuh akan fasilitas dan peralatan yang memadai hal tersebut
dikarenakan peralatan yang digunakan dalam setiap pelaksanaan kegiatan
berasal dari peralatan sehari-hari warga yang digunakan dalam bertani dan
berkebun.
Sedangkan yang setujuh mengatakan peralan dan fasilitas yang
digunakan telah memadai berpendapat bahwa fasilitas dan peralatan yang
mereka gunakan merupakan salah satu bentuk swadaya mereka dalam
pelaksanan pembangunan sarana prasarana
90
Oleh karena itu, dari data diatas dapat dilihat faktor fasilitas atau
peralatan mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pencapaian
pembangunan sarana prasarana. Semakin lengkap fasilitas atau pelaralatan
yang tersedia akan membuat partisipasi masyarakat akan meningkat,
sebaliknya semakin tidak lengkap fasilitas/peralatan yang tersedian akan
membuat partisipasi masyarakat berkurang.
91