9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4....

26
5 Bab 2 Landasan Teori 2.1.Teori-teori Dasar Teori – teori pokok yang merupakan teori-teori landasan bagi teori-teori lainnya yang terdapat dalam skripsi ini, yaitu: 2.1.1. Pengertian Data Data merupakan sekumpulan nilai yang tersimpan dalam basis data dan memiliki nilai seperti: angka, deretan karakter, atau simbol mengenai fakta suatu objek. Secara tradisional data memiliki hirearki sebagai berikut: A. Elemen Data Satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna. Istilah lainnya adalah field, kolom item, atribut. B. Rekaman Gabungan dari sejumlah elemen data yang saling terkait (tuple atau baris). C. Berkas Himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama membentuk sebuah berkas. Berkas adalah kumpulan rekaman data yang berkaitan dengan suatu objek (tabel atau relasi). 2.1.2. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah sebuah sumber yang memungkinkan pengumpulan, pengaturan, pengontrolan, dan penyebaran informasi ke seluruh bagian organisasi.

Transcript of 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4....

Page 1: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

5  

Bab 2

Landasan Teori

2.1.Teori-teori Dasar

Teori – teori pokok yang merupakan teori-teori landasan bagi teori-teori lainnya yang

terdapat dalam skripsi ini, yaitu:

2.1.1. Pengertian Data

Data merupakan sekumpulan nilai yang tersimpan dalam basis data dan memiliki

nilai seperti: angka, deretan karakter, atau simbol mengenai fakta suatu objek.

Secara tradisional data memiliki hirearki sebagai berikut:

A. Elemen Data

Satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang

bermakna. Istilah lainnya adalah field, kolom item, atribut.

B. Rekaman

Gabungan dari sejumlah elemen data yang saling terkait (tuple atau baris).

C. Berkas

Himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama membentuk sebuah berkas. Berkas

adalah kumpulan rekaman data yang berkaitan dengan suatu objek (tabel atau

relasi).

2.1.2. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sebuah sumber yang memungkinkan pengumpulan,

pengaturan, pengontrolan, dan penyebaran informasi ke seluruh bagian organisasi.

Page 2: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

6  

2.1.3. Pengertian Database.

Menurut Connolly (2002, p. 14) basis data adalah sekumpulan data yang

terhubung satu sama lain secara logikal dan suatu deskripsi data yang dirancang untuk

memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.

Tujuan utama pengelolaan data dalam basis data adalah agar kita dapat

memperoleh data yang kita cari dengan mudah dan cepat. Pemanfaatan basis data

dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti berikut ini:

Kecepatan dan kemudahaan (speed)

Efisiensi ruang penyimpanan (space)

Keakuratan (accuracy)

Ketersediaan (availability)

Kelengkapan (completeness)

Keamanan (security)

Kebersamaan pemakaian (sharibility)

Dalam penggunaannya pun basis data memiliki beberapa keuntungan yaitu:

A. Mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia. Tugas mekanis lebih

baik dikerjakan oleh mesin.

B. Komputer dapat mengambil dan mengubah data lebih cepat daripada manusia.

C. Akurat dan informasi terbaru selalu tersedia setiap saat.

D. Menghemat ruangan karena tidak perlu menyediakan ruangan penyimpanan

kertas file yang sangat banyak.

Page 3: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

7  

2.1.4. Perkembangan Database.

Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus pada

proses yang dianggap bekerja secara sendiri – sendiri. Pendekatan tradisional melibat

data terpadu dengan proses aplikasi. Pandangan ini memotivasi organisasi – organisasi

untuk menuju ke pendekatan database. Hal – hal yang mendukung adalah:

A. Ketidakmampuan untuk mendapatkan jawaban secara cepat untuk pertanyaan

– pertanyaan sederhana.

B. Biaya pengembangan yang mahal.

C. Ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.

D. Rendahnya integritas / kepastian data.

E. Ketidaksesuaian model database dengan kenyataan.

DBMS dapat mengurangi kebutuhan pengembangan dan perawatan, menjadikan

orang-orang lebih produktif, dan mengurangi efisiensi mesin.

Perkembangan awal dari fasilitas database manajemen dimulai dengan

menggeneralisasikan kegiatan input – output sehari – hari. Pertama – tama menjadi

bagian dari user program dan kemudian berkembang menjadi bagian dari sistem operasi.

Salah satu landasan utama pengembangan adalah untuk meningkatkan fasilitas – fasilitas

dalam sistem operasi untuk membantu programmer aplikasi.

Landasan lainnya adalah untuk menyediakan fasilitas high – level language

secara langsung kepada pengguna non – programmer. Hal ini menciptakan dikotomi

dalam DBMS yang harus dihilangkan karena melanggar empat tujuan utama database

management dalam sebuah perusahaan, yaitu:

Page 4: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

8  

A. Pembagian resource data antara pemakai dan aplikasi

B. Memungkinkan data tersedia pada setiap fungsi dari DBMS.

C. Mempertahankan kemampuan berevolusi pada database dan DBMS untuk

merespon perubahan teknologi dan permintaan pemakai.

D. Memastikan integritas / kepastian database.

2.1.5. Daur Hidup Database

Daur hidup database terdiri atas beberapa tingkat yang masing – masing mengandung

beberapa kegiatan utama, yaitu:

A. Perencanaan basis data

Merancanakan bagaimana tingkatan – tingkatan siklus kehidupan basis data dapat

disadari secara efisien dan efektif.

B. Pendefinisian sistem

Menetapkan spesifikasi ruang lingkup, batasan-batasan penerapan basis data, cara

penggunaannya, dan area pengaplikasiannya.

C. Pengumpulan dan analisis kebutuhan

Mengumpulkan dan menganalisa persyaratan-persyaratan yang diberikan oleh

pemakai dan area-area aplikasi penerapan.

D. Perancangan basis data

Perancangan konseptual, perancagan logikal, dan perancangan fisik.

E. Pemilihan DBMS (optional)

Memilih DBMS yang sesuai untuk penerapan basis data.

F. Perancangan aplikasi.

Page 5: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

9  

Membuat rancangan halaman muka untuk pengguna dan program-program aplikasi

yang memakai dan memproses basis data.

G. Prototyping (optional)

Membangun sebuah contoh model kerja dari aplikasi basis data, yang dapat

digunakan perancang dan pengguna untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi

bagaimana sistem final akan terlihat dan bagaimana sistem tersebut akan berfungsi.

H. Implementasi

Menciptakan pengertian-pengertian basis data secara eksternal, konseptual, dan

internal, dan menciptakan program aplikasi.

I. Konversi data dan loading

Memindahkan data-data dari sistem yang lama ke sistem yang baru.

J. Testing

Melakukan pengujian terhadap aplikasi basis data untuk mengetahui kesalahan-

kesalahan yang ada dan mencocokkan dengan persyaratan yang diminta oleh pemakai.

K. Perawatan operasional

Aplikasi basis data telah secara pentuh diimplementasikan. Sistem ini terus dimonitor

dan dipertahankan. Bila perlu, persyaratan baru ditambahkan ke dalam aplikasi basis data

melalui tingkat - tingkat dari siklus hidup sebelumnya.

 

Page 6: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

10  

 

Gambar 2.1. Siklus Hidup Database

Page 7: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

11  

2.1.6. Keys

Primary key adalah suatu set minimal attribute yang mengidentifikasikan suatu

kejadian spesifik secara unik dan mewakili setiap kejadian dari suatu entity.

Foreign key adalah satu set attribute yang melengkapi satu relationship yang

menunjukkan ke induknya.

Candidate key adalah satu set minimal attribute yang mengidentifikasikan secara

unik suatu kejadian spesifik dari entity.

Kunci sederhana (simple key) adalah satu kunci yang dibentuk oleh satu attribute.

Kunci komposit (composite key) adalah kunci yang disusun berdasarkan lebih dari

satu attribute.

Kunci alternative (alternative key) adalah kunci kandidat yang tidak dipakai

sebagai kunci primer.

2.1.7. Normalisasi

Normalisasi menurut Connolly (2002., p376) adalah suatu teknik untuk

menghasilkan sekumpulan relations dengan property yang diinginkan.

Tujuan dilakukannya normalisasi:

1) Untuk mencegah kemungkinan terjadinya update anomalies (redundansi data)

Ada 3 macam update anomalies, yaitu:

a. Insertion Anomalies

Penambahan data pada suatu table akan mempengaruhi table lain yang

berasosiasi dengan table yang dirubah.

Page 8: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

12  

b. Deletion Anomalies

Anomali yang berakibat jika kita men-delete sebuah tupple pada satu table

maka akan mempengaruhi perubahan pada table yang berasosiasi dengannya.

c. Modification Anomalies

Jika kita ingin mengubah nilai suatu attributes dari sebuah tupple pada

satu table maka kita juga harus mengubah informasi tersebut yang ada di table

lain agar database tetap konsisten.

2) Untuk menentukan apakah relation itu sesuai atau berlawanan dengan kebutuhan

akan bentuk normal.

Sedangkan proses normalisasi menurut Connolly (2002, P377) adalah suatu

metode formal yang mengidentifikasikan relasi - relasi berdasarkan primary key /

candidate key dan functional dependencies diantara atribut - atribut.

Salah satu konsep utama yang berhubungan erat dengan normalisasi adalah

Functional Dependencies. Functional dependencies mendeskripsikan hubungan

antara attributes dalam sebuah relasi. Misalnya, jika A dan B adalah attributes

dari relasi R, maka B akan sangat bergantung secara fungsional pada A

(ditunjukkan A → B) jika tiap nilai dari A diasosiasikan dengan tepat 1 dari nilai

B (A dan Bdapat terdiri dari 1 atau lebih attributes).

Proses normalisasi:

1) First Normal Form (1NF) adalah suatu relation yang merupakan perpotongan

dari setiap baris dan kolom yang terdiri dari satu dan hanya satu nilai. Untuk

Page 9: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

13  

mentransformasi suatu unnormalized table ke dalam normal pertama

dilakukan dengan cara mengidentifikasikan dan menghilangkan repeating

group (grup yang berulang) yang terdapat dalam table.

2) Second Normal Form (2NF) adalah suatu relation dalam bentuk normal

pertama (1NF) dan setiap attribute non-primary-key sangat bergantung secara

fungsional (fully funcional dependency) terhadap primary key.

3) Third Normal Form (3NF) adalah suatu relation dalam bentuk normal

pertama (1NF) dan kedua (2NF) yang didalamnya tidak terdapat non-primary-

key attribute yang bergantung secara transitif (transitive dependent) terhadap

primary key.

Transitive dependencies terjadi bila kondisi A dimana A, B dan C merupakan

attribute dari suatu relation jika A→B dan B→C, maka C bergantung secara

transitif terhadap A melalui B (asalkan A tidak bergantung secara fungsional

terhadap B dan C).

2.1.8. Tahapan Perancangan Basis Data.

Menurut Connoly dan Begg (2002, P419), proses perancangan basis data dibagi

menjadi 3 tahap utama:

2.1.8.1.Perancangan Basis Data Konseptual.

Merupakan proses konstruksi suatu informasi yang digunakan dalam sebuah

organisasi. Tahap ini diawali dengan pembuatan data model konseptual organisasi yang

bebas mengimplementasikan rincian-rincian seperti sasaran dari manajemen sistem basis

data, program-program aplikasi, bahasa pemograman, platform perangkat keras,

Page 10: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

14  

persoalan kinerja, atau pertimbangan-pertimbangan fisik lainnya. Proses pembuatan

model informasi ini terlepas dari semua pertimbangan fisikal.

Langkah - langkahnya adalah sebagai berikut:

Langkah 1. Membangun model data konseptual lokal untuk setiap view

1.1 Mengidentifikasi tipe entity

1.2 Mengidentifikasi tipe relationship

1.3 Mengidentifikasi dan mengasosiasikan attributes dengan suatu entity atau tipe

relationship

1.4 Menentukan domain attribute

1.5 Menentukan attribute candidate key dan primary key

1.6 Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan yang lebih tinggi

1.7 Memerika model akan memungkinkan redudansi

1.8 Memvalidasikan model konseptual lokal dengan transaksi user

1.9 Membahas ulang model data konseptual lokal dengan user

2.1.8.2.Perancangan Basis Data Logikal.

Perancangan basis data logikal adalah proses konstruksi suatu informasi

yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan sebuah model yang

spesifik, tetapi bebas dari fakta-fakta DBMS dan pertimbangan-pertimbangan

fisik lainnya.

Fase perancangan basis data secara logikal memetakan model perancangan

konseptual pada sebuah model logikal, yang dipengaruhi oleh model data untuk

Page 11: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

15  

target basis data. Model data logikal adalah sumber informasi bagi fase

perancangan fisik, menyediakan perancangan fisik dengan wahana untuk

pembuatan penjualan yang sangat penting untuk sebuah perancangan basis data

yang efisien.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Langkah 2 Buat dan validasikan model data logikal lokal untuk setiap gambaran

2.1 Menghilangkan fitur-fitur yang tidak sesuai dengan model relasional

2.2 Membuat relations untuk model data logikal lokal

2.3 Memvalidasikan relations menggunakan normalisasi

2.4 Memvalidasikan relations pada transaksi-transaksi user

2.5 Mendefinisikan integrity constraints.

2. 6 Meninjau ulang model data logikal lokal dengan user

Langkah 3 Buat dan validasikan model data logikal global

3.1 Menggabungkan model-model data logikal lokal ke dalam model data global

3.2 Memvalidasikan model data logikal global

3.3 Memeriksa pertumbuhan masa depan

3.4 Meninjau ulang model data logikal global dengan user

2.1.8.3.Perancangan Basis Data Fisikal.

Perancangan basis data secara fisik merupakan proses pembuatan deskripsi dari

implementasi basis data pada media penyimpanan sekundier, fase ini menggambarkan

Page 12: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

16  

dasar relasi, berkas organisasi, dan indeks untuk mencapai akses data yang efisien, dan

beberapa batasan hubungan yang utuh dan tingkatan keamanan.

Fase perancangan basis data fisik memungkinkan perancang membuat keputusan-

keputusan berdasarkan terhadap bagaimana basis data diimplementasikan. Agar

perancangan fisikal ditoleransi pada sebuah manajemen sistem basis data yang spesifik.

Ada timbal balik antara perancangan logikal dan fisikal, karena keputusan-keputusan

diambil selama perancangan fisikal mengembangkan kinerja yang bisa mempengaruhi

model data logikal.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Langkah 4 Menerjemahkan model data logikal global ke DBMS

4.1 Merancang base relations

4.2 Merancang representasi devired data

4.3 Merancang enterprise constraints

Langkah 5 Merancang representasi fisikal

5.1 Menganalisa transaksi

5.2 Memilih organisasi file

5.3 Memilih indeks

5.4 Estimasi kebutuhan ruang disk

Langkah 6 Merancang user views

Langkah 7 Merancang mekanisme keamanan

Page 13: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

17  

2.1.9. DBMS

2.1.9.1 Pengertian DBMS

Menurut Connolly dan Begg(2002,p16),”Database Management system (DBMS)

is a software system that enables users to define, create, maintain, and control access to

the databaase”, yang arti nya sistem manajeman basis data adalah suatu sistem piranti

lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan,membuat,serta

mengendalikan akses terhadapa basis data.

1. Data Definition Language (DDL)

Fasilitas ini memungkinkan user untuk mendefinisikan,menerangkan dan member

nama entitas - entitas, atribut, dan relationship yang di butuhkan untuk aplikasi, termasuk

batasan - batasan pada data untuk disimpan dalam basis data.

2. Data manipulation Languange (DML)

Fasilitas ini menyediakan operasi dasar manipulasi data terhadapa database,

diantaranya penyisipan data (insert), modifikasi data (update), pemanggilan data

(retrieve) dan penghapusan data (delete).

3. Akses control terhadap basis data, diantaranya:

a) Security system, mencegah user yang tidak memiliki wewenang untuk mengakses

database.

b) Integrity System, memelihara konsistensi data yang tersimpan.

c) Concurrency Control System, memberikan akses bersama pada database.

Page 14: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

18  

d) Recovery Control System, mengembalikan database ke kondisi konsisten

sebelumnya dari kerusakan piranti keras dan piranti lunak.

e) User-Accessible Catalog, berisi deskripsi dari data di dalam database.

Menurut Elmasri (2001,p5). ”Database Management System(DBMS) is a

collection of programthat enables users to create and maintain a database”, yang

artinya system manajeman basis data adalah suatu kumpulan program yang

mengijinkan pemakai untuk menciptakan dan memelihara sebuah basis data.

2.1.9.2. Fungsi Database Managament System (DBMS)

Menurut Connolly (2002, p48-p52), fungsi dari DBMS antara lain sebagai berikut:

a) Data Storage,Retrival dan update

DBMS harus melengkapi pengguna dengan kemampuan untuk

menyimpan, mengambil, dan mengubah data pada basis data.

b) A user-accessible catalog

DBMS harus di lengkapi dengan catalog yang menyimpan daskripsi data

dan dapat di akses oleh pengguna.

c) Transaction Support

DBMS harus di lengkapi dengan mekanisma yang memastikan seluruh

perubahan dengan transaksi.

d) Conccurency control services

DBMS harus dilengkapi dengan mekanisme untuk memastikan basis data

diubah dengan benar saat beberapa pengguna mengubahnya pada waktu yang

sama.

Page 15: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

19  

e) Recovery services

DBMS harus dilengkapi dengan mekanisme recovery sebagai antisipasi

jika terjadi kerusakan sewaktu - waktu.

f) Authorization services

DBMS harus dilengkapi dengan mekanisme yang memastikan hanya

pengguna yang berkepentingan saja yang boleh mengakses basis data.

g) Support for data communication

DBMS harus mampu berintegrasi dengan piranti lunak.

h) Intregrity services

DBMS harus bisa memastikan data yang ada di dalam basis data dan

perubahan data sesuai dengan aturan.

i) Services to promote data independence

DBMS harus memiliki fasilitas yang mendukung kebebasan program dari

stuktur basis data.

j) Utility services

DBMS harus memiliki sekumpulan layanan kegunaan lainnya.

2.1.9.3. Keuntungan dan kekurangan Database Management System (DBMS)

Keuntungan dari Database Management System (DBMS)

Berdasarkan Connoly (2002, p5-p29) adalah:

a) Control of redundancy

Pendekatan basisdata mengabungkan setipa file sehingga tidak terdapat

dupllikasi data.

Page 16: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

20  

b) Data consistency

Dengan menghilangkan redudansi,maka data akan tetap konsisten..

c) More information from the same amount of data

Dengan penggabungan seluruh data oprasional,maka perusahaan

dimungkinkan mendapat informasi tambahan.

d) Sharing of data

Pengguna yang memiliki akses pada basis data dapat menggunakan

seluruh data dari bagian sebuah perusahaan.

e) Improved data integrity

Validitas dan konsistensi dari data yang tersimpan merupakan ingritas dari

suatu data.

f) Improved security

Data yang tersiman diberi data hak akses bagi pengguna tertentu yang

dapat membuka dan membaca suatu file

g) Enforcement of standard

Database administrator mendefinisikan dan menambah standarisasi yang

di perlukan.

h) Economy scale

Mengabungkan seluruh oprasional data ke dalam sebuah basis data,dan

membuat seperangkat aplikasi yang bekerja untuk menakses data sehingga

memperkecil biaya.

i) Balance of conflicting requirement

Page 17: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

21  

Oleh karena basis data di bawah pengawasan database

administrator,maka database administrator akan membuat keputusan tentang

rancangan dan penggunaan oprasional dari basis data yang dapat menyediakan

solusi terbaik untuk kepentingan suatu perusahaan.

j) Increased productivity

Ada banyak DBMS yang menyediakan Fourth generation environment

yang terdiri dati tools yang menyederhanakan pengembangan aplikasi basis

data.Hal inilah yang dapat meningkatkan produktivitas programmer dan juga

mengurangi waktu pengembangan.

k) Improved maintenance throught data independence

DBMS memisahkan aplikasi dengan deskripsi data,sehingga aplikasi

tidak terpengaruhi oleh perubahan deskripsi data.

l) Increased concurrency

Dengan adanya system concurrency dalam basis data maka data yang

sama dapat digunakan secara bersamaan oleh beberapa user.

m) Improved backup and recovery services

DBMS memiliki recovery control system yang dapat mengembalikan

basis data ke status awal bila terjadi kegagalan atau software.

Kekurangan dari Database Management System (DBMS) berdasarkan

Connoly(2002, p29-p30) adalah:

a) Complexity

Page 18: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

22  

DBMS yang baik mempunyai fungsionalitas yang banyak,sehingga

DBMS merupakan piranti lunak yang sangat rumit.

b) Size

Kompleksitas DBMS menyebabkan piranti lunak tersebut

membutuhkan tempat penyimpanan dan memori ayng besar.

c) Cost of DBMS

Harga dari DBMS tinggi, tetapi tergantung juga pada

fungsionalitas yang tersedia

d) Cost of conversation

Biaya yang besar diperlukan untuk perpindahan dari sistem yang

lama ke sistem yang baru

e) Peformance

Karena DBMS dirancang untuk banyak aplikasi dalam sebuah

perusahaan, maka ada kemungkinan beberapa aplikasi tidak berjalan

secepat file based system.

f) Higher impact of a failure

Jika terjadi sesuatu kegagalan pada system,akan berpengaruh pada

komponen-komponen lainnya.

2.1.9.4 Komponen Database Management System(DBMS)

Komponen-komponen Database Management System (DBMS) berdasarkan

Connolly(2002, p18-p20) ,terdiri atas:

Page 19: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

23  

1. Hardware

DBMS dan aplikasi membutuhkan piranti keras (hardware) untuk tempat

bergerak (RUN).

2. Software

Terdiri dari piranti lunak DBMS, program - program aplikasi dan

operating system, termasuk piranti lunak jaringan jika DBMS digunakan lewat

jaringan.

3. Data

Komponen paling penting dalam DBMS, database harus mengandung data

operasional dan metadata (data tentang data).

4. Procedure

Instrusksi perturan yang mempengaruhi rencangan dan penggunaan dari

basis data.

5. People

Terdiri atas:

Data Administrator (DA), bertanggung jawab dalam pengaturan sumber data,

meliputi perancangan basis data, pengembangan dan pemeliharaan standar,

kebijakan dan prosedur, serta rancangan basis data konseptual / logical.

Database Administrator (DBA), bertanggung jawab untuk realiasasi fisikal dari

database, termasuk rencangan dan implementasi basis data fisikal, kendali

keamanan dan intgritas, pemeliharaan sistem oprasional dan menjamin kepuasan

penampilan aplikasi bagi pengguna.

Page 20: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

24  

Database designer, mengindentifikasi data, relasi antara data, dan batasan data

yang akan tersimpan dalam basis data.

Application Developer, Mengimplementasikan program-program aplikasi yang

menyediakan kebutuhan fungsional bagi user.

End-user , Client bagi basis data, yang telah dirancang dan diimplementasi untuk

melayani kebutuhan informasi mereka

2.1.10. Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Mulyadi (2001, p57), diagram aliran data adalah suatu model yang

menggambarkan aliran data dan proses untuk mengelola data dalam suatu sistem.

Alat ini digunakan dalam tahap analisis dan menggambarkan proses secara logik.

Komponen-komponen dalam DFD yaitu:

1)

Eksternal Entiti

2)

Konektor

Page 21: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

25  

3)

Proses

4)

Data store

2.1.11. Entity Relationship Diagram (ERD)

Diagram yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara entitas dalam suatu

sitem. Komponen-komponen dalam ERD yaitu:

1) Entity adalah objek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai,

sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat. Entity

disimbolkan dengan persegi panjang.

Contoh:

Page 22: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

26  

2) Relationship adalah asosiasi antara satu atau beberapa entitas. Relationship

disimbolkan garis

Contoh:

3) Cardinality merupakan hubungan antara entity satu dengan entity lainnya.

Jenis-jenis Cardinality yaitu:

a. One to One

Contoh: Hubungan antara Staff dan Branch, yang memiliki asosiasi manages

dimana tiap relationship menggambarkan hubungan antara satu Staff dan satu

branch.

Dari diagram di atas maka arti 1..1 adalah tiap cabang dikelola oleh seorang staff.

Sedangkan 0..1 adalah tiap staff mengelola 1 cabang atau tidak mengelola satu pun

cabang.

Page 23: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

27  

b. One to Many / Many to One

Contoh: Hubungan antara Staff dan PropertyForRent yang memiliki asosiasi

Oversees

Dari diagram di atas maka arti dari 0..1 adalah tiap PropertyForRent diawasi oleh

satu Staff atau sama sekali tidak diawasi oleh satu orang Staff pun. Sedangkan arti

dari 0..* adalah tiap Staff mengawasi paling sedikit nol dan dapat lebih dari satu

PropertyForRent

c. Many to Many

Contoh: hubungan antara Newspaper dan PropertyForRent yang memiliki asosiasi

Advertises

Dari diagram di atas maka arti 0…* adalah tiap PropertyForRent diiklankan dalam

paling sedikit 0 atau lebih dari satu Koran. Sedangkan arti dari 1..* adalah tiap

koran mengiklankan paling sedikit 1 atau lebih dari satu PropertyForRent.

2.1.12. State Transition Diagram (STD)

State Transition Diagram (STD) merupakan satu modeling tools yang

menggambarkan alur proses yang ada dari suatu sistem.

Ada 2 format yang berbeda dari STD yaitu Bubble Form dan Rectangular Form.

1) Bubble Form

Page 24: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

28  

Bubble Form dikenal juga sebagai Diagram Moore, Bubble Form terdiri

dari lingkungan atau bubble yang menyatakan suatu keadaan atau state. Jika

terjadi transisi dari suatu state a ke state b, maka dari lingkungan a ke lingkungan

b harus diberi anak panah. Di anak panah tersebut kita tuliskan kondisi atau aliran

data yang masuk yang menyebabkan terjadinya transisi tersebut juga dituliskan

aksi atau output responds.

2) Rectangular Form

Rectangular Form adalah STD yang menggambarkan proses dengan

menggunakan kotak yang menggambarkan state dengan garis vertical yang

menghubungkan 2 state bila terjadi transisi.

Pada garis vertikal tersebut harus dicantumkan aliran masukan data yang

mengakibatkan terjadinya transaksi dari state satu ke state lain dan aliran keluaran

data atau reaksi yang terjadi sebagai akibat dari aksi yang dilakukan.

Notasi yang digunakan dalam STD Rectangular Form yaitu:

1. State, disimbolkan dengan segi empat

State adalah kumpulan keadaan atau atau atribut yang mencirikan suatu

benda pada waktu tertentu atau kondisi tertentu. Misalnya menunggu pemakai

megisi password, menunggu instruksi berikutnya atau menunggu nada

panggilan.

2. Transition State, perubahan state disimbolkan dengan panah berarah.

Tiap panah diberi label dengan ekspresi aturan dimana label menunjukkan

kejadian yang menyebabkan transisi terjadi.

3. Condition

Condition adalah suatu kejadian pada lingkungan eksternal yang dapat

dideteksi oleh sistem. Misalnya sebuah sinyal interupsi. Hal ini akan

menyebabkan perubahan terhadap state dari state menunggu X ke state

menunggu Y atau memindahkan aktivitas X ke aktivitas Y.

Page 25: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

29  

4. Action

Action adalah sesuatu yang dilakukan oleh sistem bila terjadi perubahan

state atau merupakan reaksi terhadap kondisi aksi yang akan menghasilkan

keluaran dan message.

2.2. Teori – teori Pendukung

2.2.1. Pengertian Administrasi

Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelengaraan kebijakan untuk mencapai tujuan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, p9)

Administrasi didefinisikan sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Unsur-unsur yang mendukung administrasi ialah:

1. Dilakukan oleh dua orang atau lebih.

2. Memiliki tujuan.

3. Memiliki tugas yang hendak dilaksanakan.

4. Memiliki Peralatan dan perlengkapan

(Siagian, 1998, p3).

Dari teori-teori tentang administrasi yang telah diuraikan di atas dapat dikatan bahwa administrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk melakukan proses seperti pencatatan, pengaturan, pengalokasian kegiatan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan peralatan dan perlengkapan yang disediakan.

2.2.2. Pengertian Sistem Informasi Administrasi

Dari teori-teori yang telah diuraikan di atas tentang sistem, informasi, sistem informasi dan administrasi, maka dapat dikatakan bahwa sistem informasi administrasi adalah kumpulan dari komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berhubungan untuk melakukan proses pencatatan, pengaturan, pengalokasian suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sarana perlengkapan yang ada.

Page 26: 9. Bab 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00071-if bab 2.pdf7 2.1.4. Perkembangan Database. Pendekatan tradisional terhadap aplikasi perkembangan sistem terfokus

30  

2.2.3. Pengiriman Barang

Beberapa istilah yang berkaitan dan sering digunakan dalam kegiatan pengiriman barang:

1. Shipper adalah pelanggan ritel atau korporat yang memafaatkan jasa pengiriman barang

2. Consignee adalah penerima barang dari shipper melalui penyedia jasa layanan pengiriman barang.

3. Agent adalah pihak penyedia layanan pengiriman barang yang bertanggung jawab atas pengiriman barang setelah barang berangkat dari bandara atau pelabuhan untuk selanjutnya dikirimkan kepada consignee.

4. Notify adalah pihak yang bertanggung jawab kepada penerimaan barang.

5. Shipping / shipment adalah kegiatan pengiriman barang yang melibatkan shipper, penyedia jasa, consignee, dan armada pengangkutan mitra bisnis penyedia jasa pengiriman barang

6. Shipping Instruction (SI) adalah surat perintah pengiriman barang yang diberikan oleh shipper kepada pihak penyedia jasa pengiriman barang.

7. Invoice adalah surat tagihan jasa pengiriman barang yang dikeluarkan oleh pihak penyedia jasa pengiriman barang kepada client/agent.