siafif.comsiafif.com/kuliah/sukma/semester 8/seminar icuk/MODUL... · Web viewHaustoria terus...

21
LORANTHACEAE (BENALU) Loranthaceae atau biasa disebut benalu merupakan salah satu kelompok tumbuhan parasit yang termasuk dalam suku Loranthaceae. Tumbuhan parasit ini umumnya menyerang pepohonan atau pun tumbuhan perdu terutama pada bagian ranting dan cabang-cabangnya. Pohon atau pun perdu yang diserang benalu akan terganggu bahkan dapat mati apabila serangan tersebut dalam jumlah besar (Sunaryo et al., 2006). Kelompok tumbuhan parasit ini selain menyerang tumbuhan liar juga tanaman budidaya (Pitoyo, 1996). Gambar 15 : Dendropthoe petandra (L.) Miq. Sumber : Penelitian primer (Fatma sukmawati &Reni Dama, 2011) Loranthaceae merupakan tanaman setengah parasit yang batangnya berkayu, tumbuh pada dahan anggota- anggota Gymnospermae dan Cotyledoneaae yang berkayu, dengan daun-daun tuggal yang kaku seperti belulang, duduknya bersilang/berhadapan atau berkarang, tanpa

Transcript of siafif.comsiafif.com/kuliah/sukma/semester 8/seminar icuk/MODUL... · Web viewHaustoria terus...

LORANTHACEAE (BENALU)Loranthaceae atau biasa disebut benalu merupakan salah satu kelompok

tumbuhan parasit yang termasuk dalam suku Loranthaceae. Tumbuhan parasit ini

umumnya menyerang pepohonan atau pun tumbuhan perdu terutama pada bagian

ranting dan cabang-cabangnya. Pohon atau pun perdu yang diserang benalu akan

terganggu bahkan dapat mati apabila serangan tersebut dalam jumlah besar

(Sunaryo et al., 2006). Kelompok tumbuhan parasit ini selain menyerang

tumbuhan liar juga tanaman budidaya (Pitoyo, 1996).

Gambar 15 : Dendropthoe petandra (L.) Miq.

Sumber : Penelitian primer (Fatma sukmawati &Reni Dama, 2011)

Loranthaceae merupakan tanaman setengah parasit yang batangnya

berkayu, tumbuh pada dahan anggota-anggota Gymnospermae dan Cotyledoneaae

yang berkayu, dengan daun-daun tuggal yang kaku seperti belulang, duduknya

bersilang/berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu. Kadang-kadang tidak

terdapat daun-daun, dalam hal ituruas-ruas cabangnya berwarna hijau dan

berfungsi sebagai alat untuk asimilasi. Tumbuh-tumbuhan membentuk alat

penghisap yang beraneka rupa. Pada perkecambahan alat pelekatnya ada yang lalu

membentuk alat penghisap yang pipih dan meluas melekat pada kayu inangnya.

Ada pula yang dari alat pelekat itu tumbuh tumbuh streng-streng penghisap

seperti akar yang meluas pada permukaan gelam tumbuhan inangnya dan dari

streng-streng tersebut masuk ke dalam kayu alat penghisap yang disebut

penyelam, ada pula yang langsung dari cakram pelekatnya mengeluarkan

penyelam ke bagian kayu inangnya (Gembong, 1993:122).

A. KLASIFIKASI TUMBUHAN BENALU

Spesies benalu yang banyak terdapat dilapangan pada umumnya termasuk

dalam family loranthaceae. Di dalam ilmu botani, klasifikasi tumbuhan benalu

sebagai berikut:

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospremae

Kelas : Dicotyledonae

Famili : Loranthaceae

Genus antara lain: Amyema, Dendrophtoe, Elytranthe, Viscum, scurula,

Helixanthera, Macrosolen, Ginalloa.

Suku Loranthaceae terdiri atas 65 marga dan 950 jenis yang sebagian besar

tumbuh tersebar di kawasan tropis dan sebagian kecil lainnya tumbuh di kawasan

yang beriklim sedang. Jumlah jenis yang terbesar adalah di Jawa Barat yaitu 29

jenis. Sedangkan di Jawa Timur dan Jawa Tengah masing-masing 19 jenis dan 15

jenis tumbuhan benalu (Samiran, 2005).

B. BENALU DAN TANAMAN INANG

Tanaman inang benalu adalah tanaman yang dihinggapi oleh benalu untuk

hidup dan berkembang biak. Jenis tanaman inang terdiri dari kelompok tanaman

berkayu, berupa tumbuhan besar maupun perdu. Sebagian dari kelompok inang

tersebut adalah tanaman penghasil buah-buahan. Penelitian dilakukan di daerah

Surakarta dengan pengambilan sampel meliputi lima kecamatan, yaitu kecamatan Jebres

(kampus Universitas Sebelas Maret), kecamatan Banjarsari (Manahan), kecamatan

Laweyan (Pajang), dan kecamatan Pasar Kliwon (Keraton Kasunanan Surakarta).

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Surakarta

Dari hasil penelitian dilaporkan ditemukan 3 jenis tumbuhan benalu yang

tumbuh sebagai parasit pada family Anacardiaceae di daerah Surakarta (Table 1).

Tabel 1. Daftar jenis tumbuhan inang benalu dan jenis tumbuhan parasitnya di

Surakarta

No Nama jenis tumbuhan inang family

Anacardiaceae

Nama jenis benalu

1 Mangifera indica (mangga dengan

berbagai varietas budidaya)

Dendropthoe petandra

(L.) Miq.

Scurulla

atropurpurea(Bl.)Dans.

2 Mangifera odorata (mangga kuweni) Elytranthe albida (Bl)

3 Spondias dulcis (kedondong) Scurulla

atropurpurea(Bl.)Dans.

Dendropthoe petandra

(L.) Miq

Deskripsi Jenis Benalu

1. Scurulla atropurpurea (Bl.) Dans

Akar : tumbuh intensif, ramping, menjalar pada tanaman inang, warna kusam.

Batang : bentuk bulat, tegak, rapuh, warna kusam.

Cabang : bentuk bulat, jumlah banyak, ranting banyak dengan arah tidak teratur.

Daun : rapuh, warna keabu-abuan, berbulu halus, Daun boleh dikatakan

berhadapan, bertangkai, eliptis sampai bulat telur terbalik, kerapkali membulat

pada ujung, 5-9 x 2-4 cm.

Bunga : Bagian muda dan karangan bunga kuning sampai coklat berambut

semacam vilt. Karangan bunga kerapkali berbunga 4-6, yang sebagian terkumpul

didalam ketiak. Tangkai bunga pendek. Tabung kelopak bnetuk kerucut terbalik,

tinggi lk 3 mm; tepi kelopak pendek, bergigi 4 lemah. Mahkota waktu kuncup

dewasa; panjang 1,5-2 cm, tabung silindris, dengan ujung yang elipsoid

melengkung kebawah, merah. Taju setelah bunga semuanya membuka mengarah

ke satu sisi (ke atas); tabung mahkota yang berhadapan bercangap dalam. Bagian

benang sari yang bebas 2-3 mm. Kepala putik bentuk tombol.

Buah: bentuk kerucut terbalik sampai bentuk gada. Orange, panjang lk 8 mm.

Diatas bermacam jenis pohon; 1-1800 m.

Habitus: ditemukan pada pohon Mangifera indica dan Spondias dulcis

(a) (b)

(c) (d)

Gambar: Scurulla atropurpurea (Bl.) Dans; (a) bunga ;(b) daun; (c)buah &

bunga; (d) akar&batang

Sumber: Penelitian primer (Fatma sukmawati, 2011)

2. Dendrophthoe petandra (L.)Miq.

Akar: tumbuh intensif, menjalar pada inang, acap-kali tumpang tindih, dapat

tumbuh anakan, warna akar kecoklatan, pelekatan kuat.

Batang: agak tegak, pnjang, bulat, rapuh, berwarna kusam.

Cabang: banyak, panjang dan membentuk banyak ranting, ruas tua dan membesar.

Daun: daun tersebar atau sedikit berhadapan, menjorong, panjang 6-18 cm dan

lebar 1,5-8cm, pangkal menirus-membaji, ujung tumpul-runcing, panjang

tangkai daun 5-20mm.

Bunga: Perbungaan pada ruas-ruas, tandan dengan 6-12 bunga. Mahkota bunga 5

meruas, menyudut atau bersayap dibagian bawah dan menyempit

dibagian leher, warna hijau atau kuning-orange, panjang tabung bunga 6-

12mm. Kepala sari panjang 2-5 mm dan tumpul.

Buah: buni, seperti peluru, dalam tandan, sewaktu muda berwarna hijau, setelah

tua berwarna kuning.

Biji: sebesar biji papaya, bentuk seperti peluru senapan angin, terdiri dari dua

bagian, yaitu lembaga berwarna hijau dan bagian yang lain berwarna putih,

diliputi oleh gelatin.

Habitus: ditemukan pada pohon Spondias dulcis dan Mangifera indica

(a) (b)

(c).

Gambar: Dendrophthoe petandra (L.)Miq; (a) akar hospes & batang; (b)

bunga&daun; (c) buah

3. Elytranthe albida (Bl)

Akar : tumbuh intensif, menjalar menghadap tanaman inang, warna kusam,

pelekat kuat.

Batang: bulat, menjulur, rapuh, warna kusam.

Cabang: menyebar, rusa-rusa panjang, tidak banyak.

Daun: membulat relative besar, kaku seperti kulit, rapuh, nervi daun berwarna

merah.

Bunga: besar, panjang, daun mahkotanya kuning dan bagian ujungnya kemerahan,

pada tandan, diketiak daun.

Buah: buni, seperti peluru, dalam tandan, sewaktu muda hijau, setelah tua kuning.

Biji : seperti peluru ramping, ada bagian yang berwarna putih, diliputi gelatin.

Habitus : ditemukan di pohon Mangifera odorata.

(a) (b)

Gambar: Elytranthe albida (Bl); (a) akar hospes; (b) buah & bunga

Sumber: Penelitian primer (Fatma Sukmawati, 2011)

N

o

Spesies

benalu

Morfologi Benalu

Akar Batang Daun Bunga Buah Habitus

1 Dendroptoe

petandra

Akar hospesBatang Akar hospes

Ditemukan di

hampir semua

lokasi di

Surakarta,

dengan

keadaan

lingkungan;

suhu: 30 C,

intensitas

cahaya 19,85

kxl,

kelembaban

80%

2 Scurulla

atropurpure

a (Bl.) Dans

Ditemukan di

daerah

kecamatan

lawean, pada

pohon

mangga dan

kedondong,

dengan

keadaan

lingkungan;

suhu: 30,5 C,

intensitas

cahaya 20,15

kxl,

kelembaban

C. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN BENALU

1. Organ Perkembangbiakan Benalu

Tumbuhan benalu dapat berkembangbiak secara generative dan

vegetative. Pada kebanyakan spesies benalu, cara berkembagbiaka yang utama

dengan genetatif, sedangkan bagi beberapa spesies benalu melalui cara generative

dan vegetative yang saling melengkapi. Organ perkembangbiakan vegetative

berupa haustoria sedangkan organ perkembangbiakan generatif berupa biji.

(a) (b)

Gambar : alat perkembangbiakan benalu; (a) vegetative, (b) generativeSumber: penelitian primer (Fatma Sukmawati dan Reni damayanti, 2011)

a. Organ perkembangbiakan generative

Biji benalu tersedia sepanjang tahun karena tumbuhan benalu umumnya tidak

mengenal musim untuk berbunga maupun berbuah. Tumbuhan benalu tiap tahun

mampu menghasilkan biji ratusan hingga ribuan jumlahnya, tergantung besar

kecilnya tumbuhan benalu tersebut.

Biji benalu tidak mengalami dormansi atau waktu istirahat untuk

berkecambah. Biji tersebut mudah tumbuh setelah menempel di ranting tanaman,

apalagi bila didukung oleh mikroklimat yang lembap. Biji benalu mudah

disebarluaskan melalui perantaraan air hujan serta lewat burung.

Biji dari Dendrophthoe mempunyai bentuk dan ukuran paling besar

dibanding biji Scurrula. Biji Scurrula berbentuk kecil dan memanjang, berukuran

lebih daripada Dendrophthoe. Selain disebarkan dengan perantaraan burung,

efektif dibantu air hujan maupun angin.

b. Organ perkembangbiakan vegetatif1) Tunas dari haustoria di luar batang

Haustoria adalah bagian tumbuhan benalu yang tumbuh menyerupai akar,

mengadakan penetrasi ke dalam jaringan tanaman sehingga berhubungan dengan

tanaman inang, serta berlaku sebagai saluran untuk aliran zat gizi. Bagian

haustoria yang masuk ke jaringan berfungsi sebagai organ pengisap cairan di

dalam tanaman.

Pijakan benalu tempat haustoria mengadakan penetrasi mengalami

pertumbuhan abnormal, membesar, dan membentuk tonjolan yang tidak beraturan

sebagai ciri khas dari Dendrophthoe. Dari bagian haustoria yang berada di luar

tanaman biasanya tumbuh tunas baru, yang acapkali tidak kalah subur

dibandingkan inangnya.

Haustoria terus menjalar ke bagian tanaman yang lain, dan ada kalanya dapat

mencapai jarak satu sampai dua meter dari tumbuhan awalnya. Sejalan dengan

jauh dekatnya tempat haustoria yang mengadakan penetrasi ke tanaman inang,

akan menentukan jarak antar tunas-tunas baru maupun jarak antartunas baru

dengan benalu induknya. Dari satu pangkal benalu sering muncul lebih dari satu

akar dan arahnya pun tidak menentu. Kadangkala akar tersebut searah,

berlawanan, atau mengikuti arah percabangan ranting benalu yang berada di

dekatnya.

2) Tunas dari haustoria di dalam batang

Selain akar yang menjalar di luar tanaman seperti tersebut di atas, ada pula

haustoria yang menjalar di dalam tubuh tanaman. Haustoria semacam ini dimiliki

oleh genus Viscum, dan dimiliki pula oleh Dwarf mistletoe yang hidup di daerah

subtropis.

2. Penyebaran Biji Benalu

Penyebaran biji benalu perantara burung cabe. Peristiwa alami tersebut

sebenarnya merupakan kegiatan yang tidak sengaja. Berdasarkan penelitian

Docters Van Leeuwen (1954), burung cabe hanya memakan biji-bijian benalu,

sedangkan kulit bijinya tidak dimakan. Hal ini dimungkankan hanya berlaku pada

biji benalu yang kulitnya lunak seperti Dendrophthoe pentrandra dan Scurrula

sp. Hasil pengamatan Gregori G. Hambali terhadap kotoran burung cabe

menunjukan bahwa biji benalu, kulit buah benalu, serta biji-bijian lain juga ikut

dimakan.

3. Siklus Hidup Benalu

Siklus hidup benalu pada prinsipnya dapat diikuti dari skema berikut

Siklus hidup benalu 1 merupakan siklus utama perkembangbiakan generatif.

Siklus utama ini tergantung dari faktor buah yang dihasilkan oleh tumbuhan

benalu dan secara tidak langsung dipengaruhi oleh peranan burung cabe. Siklus

hidup 2 merupakan lanjutan siklus 1 dalam perkembangbiakan vegetatif. Siklus

tersebut tidak selalu terjadi pada setiap spesies benalu, karena sangat tergantung

pada sifat benalu serta pengaruh dari faktor-faktor luar terhadap kehidupan

benalu. Skema siklus hidup 3 merupakan lanjutan siklus 1 dalam perkembang

vegetatif yang khusus dimiliki oleh spesies benalu tertentu.

Benalu yang mempunyai siklus hidup dari skema 1 dilanjutkan dengan

skema 2 antara lain genus Dendrophthoe, scurulla dan Elytranthe. Cirinya bahwa

benalu anakan tumbuh memencar tidak jauh dari induknya. Siklus hidup benalu

dengan skema 1 yang dilanjutkan dengan skema 3 dimiliki oleh genus Viscum.

Anakan benalu muncul pada satu tempat yang tidak jauh dari induknya, terdiri

dari satu mata tunas atau lebih.

Siklus hidup benalu dari skema 1 yang dilanjutkan dengan skema 2 atau

skema 3 selalu terjadi pada satu cabang atau satu ranting tanaman. Sedangkan

dari siklus 2 atau siklus 3 yang dilanjutkan dengan siklus 1 dapat terjadi pada

inang, cabang, dan ranting yang berbeda.

4. Pertumbuhan Benalu

Pertumbuhan benalu tidak secepat tanaman yang hidup dan mengambil

makanan langsung dari tanah. Pertumbuhan benalu tersebut sangat dipengaruhi

oleh ketersediaan hara yang dapat dimanfaatkan oleh benalu dari tanaman yang

dihinggapi.

Tumbuhan benalu mengeluarkan haustoria, menjalar ke bagian lain tanaman

inang, mengadakan penetrasi ke jaringan, dan mengisap hara, garam mineral,

serta air dari tanaman inang. Benalu memiliki hijau daun sehingga dapat

berasimilasi membentuk karbohidrat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Oleh

karena itu, benalu termasuk dalam kategori tumbuhan hemiparasit.

Beberapa hal yang mempengaruhi pertumbuhan benalu sebagai berikut:

a. Spesies benalu

Perilaku tumbuhan benalu berbeda-beda, ada yang tumbuhnya kuat, ada

yang membentuk percabangan banyak, ada yang membentuk habitus kecil, dan

Iain-lain. Spesies benalu yang pertumbuhannya kuat antara lain Dendrophthoe.

Benalu yang percabangannya ramping dan jumlahnya banyak, seperti pada

Scurrula. Benalu yang berhabitus kecil antara lain Viscum.

Perilaku perakarannya pun bermacam-macam. Pada spesies Viscum, tidak

membentuk haustoria di luar tanaman inang sedangkan pada Dendrophthoe ,

Scurula dan Elytranthe membentuk haustoria intensif di luar batang tanaman

inang. Selain itu juga menunjukkan ciri bahwa jaringan tanaman tempat

berpijaknya benalu mengalami pertumbuhan.

Abnormal yang dikenal dengan istilah hipertrofi. Pertumbuhan semacam itu

juga terjadi pada tempat-tempat haustoria menetrasi tanaman. Apabila benalu

hidup lama di tanaman inang, maka akan terbentuk tonjolan tak beraturan dan

kadang-kadang berupa bangunan yang mempunyai nilai artistik.

b. Jenis tanaman inang

Walaupun benalu dapat hidup menumpang pada tanaman berkayu golongan

dikotil, tetapi tidak semua tanaman tersebut terserang benalu. Ada kelompok

tanaman yang seolah-olah disukai benalu dan ada kelompok tanaman yang tidak

disukai oleh benalu. Fada tanaman berdaun lebar atau yang berkulit lunak, benalu

cenderung tumbuh lebih subur. Apabila jenis tanaman inang adalah benalu

spesies lain maka pertumbuhan benalu tersebut biasanya tidak sesubur benalu

inangnya. Inang family Anacardiaceae yang ditempeli benalu di daerah Surakarta

hanya pada pohon mangga dan kedondong.

c. Letak atau posisi benalu

Benalu sering tumbuh di batang, cabang atau di ranting tanaman. Adapun

letak benalu bermacam-macam, ada yang di bagian tengah,atas atau samping

tanaman. Letak benalu tersebut cenderung mempengaruhi arah pertumbuhan

benalu. Benalu yang berada di bagian tengah pohon biasanya cenderung tumbuh

ke arah bawah sehingga ranting-ranting benalu kelihatan terkulai. Benalu yang

berada di bagian atas. akan cenderung tumbuh ke atas, ke arah sinar, dan

membentuk cabang serta ranting yang kuat Sedangkan benalu yang tumbuh di

bagian samping tanaman, tumbuh ke samping, ke atas maupun ke arah bawah

dengan ranting yang kuat. Ciri lain dari pertumbuhan benalu yang menempel di

dekat batang, cenderung lebih kuat dan subur daripada yang tumbuh di ujung

cabang atau ranting.

d. Iklim

lklim makro maupun mikro, selain mempengaruhi perkecambahan biji

benalu, juga mempengaruhi pertumbuhan benalu. Di daerah yang mempunyai

musim hujan dan musim kemarau jelas, memberikan pengaruh yang nyata

terhadap pertumbuhan benalu. Di musim penghujan, tanaman inang dan

tumbuhan benalu sama-sama tumbuh subur. Sedangkan di musim kemarau,

beberapa tanaman inang terpengaruh oleh suhu udara dan kebutuhan air sehingga

benalu pun bereaksi untuk mengatasi keadaan tersebut. Pada waktu tanaman

inang gugur daunnya, benalu pun akan mengikuti cara tersebut sehingga

penguapan air terbatas. Pengaruh musim kemarau panjang sering menyebabkan

benalu yang tumbuh di bagian ujung tanaman mati meranggas, sedangkan benalu

yang tumbuh di dekat batang lebih kuat mengatasi situasi yang tidak

menguntungkan tersebut. Pada daerah-daerah yang bulan keringnya sedikit, serta

di daerah yang lembap pertumbuhan benalu lebih baik daripada di daerah kering.

Suhu udara Masimum Kota Surakarta adalah 32,5 derajad Celsius, sedang

suhu udara minimum adalah 21,9 derajad Celsius. Rata-rata tekanan udara adalah

1010,9 MBS dengan kelembaban udara 75%. Kecepatan angin 4 Knot dengan

arah angin 240 derajad. Solo beriklim tropis, sedang musim penghujan dan

kemarau bergantian sepanjang 6 bulan tiap tahunnya