8_Perilkau Konsumen Dan Produsen (Revisi)
description
Transcript of 8_Perilkau Konsumen Dan Produsen (Revisi)
1
Pertemuan Kedua
2
PERILAKU KONSUMEN
3
Perilaku konsumenIndikator :1. Mendeskripsikan manfaat atau nilai suatu barang.
2. Menjelaskan beberapa teori nilai obyektif.
3. Mendeskripsikan teori perilaku konsumen (Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II) dalam tabel dan grafik.
4. Menjelaskan arti dan ciri-ciri Indifference Curve,
5. Mendeskripsikan Budget Line, pergeseran dan ber-rotasinya.
6. Mendeskripkan tercapainya Keseimbangan Konsumen melalui grafik.
7. Menjelaskan PCC dan turunannya.
8. Menjelaskan ICC dan turunannya.
4
Perilaku konsumen
Tujuan Pembelajaran Setelah Penyajian Materi Siswa diaharapkan
dapat :1. Mendeskripsikan manfaat atau nilai suatu
barang.2. Menjelaskan beberapa teori nilai obyektif.3. Mendeskripsikan teori perilaku konsumen
(Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II)
5
Nilai Tukar Obyektif
Nilai
Nilai Pakai Obyektif
Nilai Tukar
Nilai Tukar Subyektif
Nilai Pakai
Nilai Pakai Subyektif
Materi Pokok (1)
6
Materi Pokok (2)
Teori Nilai Obyektif1. Teori Nilai Biaya Produksi (Adham
Smith), 2. Teori Nilai Tenaga Kerja (David
Ricardo), 3. Teori Nilai Reproduksi (Carey), 4. Teori Nilai Pasar (Humme dan J. lock), 5. Teori Nilai Lebih (Karl Marx).
7
Materi Pokok (3)
Teori Nilai Subyektif1.Teori Kardinal
a. Hukum Gossen Ib. Hukum Gossen II
2.Teori Ordinala. Indifference Curveb. Budget Line
8
9
Kapan suatu barang/jasa mempunyai Nilai atau Manfaat ?Jawabnya adalah :Apabila barang/jasa tersebut dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Manfaat dan Nilai Suatu Barang
10
Jadi apakah yang dimaksud dengan Nilai atau Manfaat
suatu barang ?
Jawabnya adalah :Kemampuan suatu barang atau jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia.
11
Perbedaan Nilai dengan HargaSuatu Barang Mempunyai Nilai
sebab :
1.Dapat dipakai
2.Dapat ditukar Suatu Barang Mempunyai Harga
sebab :
1.Dapat memenuhi kebutuhan
2.Sifatnya Jarang
Dapat memenuhi kebutuhan
12
Penggolongan Nilai
Nilai Tukar Obyektif
Nilai
Nilai Pakai Obyektif
Nilai Tukar
Nilai Tukar Subyektif
Nilai Pakai
Nilai Pakai Subyektif
13
Nilai Pakai adalah kemampuan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Nilai Tukar adalah kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang lain.
14
Nilai Pakai Subyektif adalah kemampuan suatu barang untuk dapat memenuhi kebutuhan bagi seseorang.
Misalnya :
1.Kursi roda sangat berguna bagi orang lumpuh
2.Sarung tinju sangat berguna bagi petinju
15
Nilai Pakai Obyektif adalah kemampuan suatu barang untuk dapat memenuhi kebutuhan bagi manusia pada umumnya.
Contoh :
1.Beras bagi masyarakat Indonesia
2.Televisi dapat memenuhi kebutuhan bagi semua orang
16
Nilai Tukar Subyektif adalah kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang lain oleh seseorang.
Nilai Tukar Obyektif adalah kemampuan suatu barang untuk dapat ditukarkan dengan barang lain oleh manusia pada umumnya.
17
Contoh :
1 gram Emas seharga Rp 200.000.- tetapi bagi Si A menjual emasnya diatas atau dibawah harga Rp 200.000.- misalnya Rp 225.000.- atau Rp 175.000.-
Harga Rp 200.000.- merupakan nilai tukar obyektif (harga pasar),
Harga Rp 225.000.- atau Rp 175.000.- merupakan nilai tukar subyektif.
18
Teori Nilai Obyektif
1. Teori Nilai Biaya Produksi (Adham Smith),
Bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung pada besar kecilnya biaya yang dikorbankan untuk memproduksi barang yang bersangkutan.
19
2. Teori Nilai Tenaga Kerja (David Ricardo),
Bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari banyaknya tenaga/jam kerja yang telah dikorbankan untuk memproduksi barang yang bersangkutan.
20
3. Teori Nilai Reproduksi (Carey),
Bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung pada besar kecilnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi kembali barang yang sama.
21
4. Teori Nilai Pasar (Humme dan J. lock),
Bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.
22
5. Teori Nilai Lebih (Karl Marx).
Teori disebut juga teori pemerasan, bahwa pengusaha memperoleh laba dengan jalan memeras buruh dengan upah yang rendah. Selisih antara harga jual dengan biaya produksi disebut nilai lebih.
23
24
Teori Nilai Subyektif
1.Teori Kardinala. Hukum Gossen Ib. Hukum Gossen II
2.Teori Ordinala. Indifference Curveb. Budget Line
25
1. Teori Kardinal (Kardinal Utility)
Menurut Teori Kardinal, bahwa kegunaan (utility) dapat dihitung secara nominal.
Perhatikan Tabel konsumsi durian berikut !
26
Jumlah Durian
(Q)
Nilai Guna Total (TU) Nilai Guna Marginal (MU)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
25
45
60
70
75
78
79
78
76
72
25
20
15
10
5
3
1
-1
-2
-4
Tabel Konsumsi Durian
27
70
60
50
40
30
20
10
02 4 6 8 10
Nilai
Guna
Total TU
Jumlah Durian
25
20
15
10
5
0 2 4 6 8 10
MU
Nilai
Guna
Marginal
Jumlah Durian
Kepuasan Maksimum tercapai pada saat konsumsi 7 durian.
28
a. Hukum Gossen I
Gejala diatas disebut Hukum Gossen I (The Law of Diminishing Marginal Utility). Yang berbunyi :
Jika pemenuhan akan suatu barang dilakukan secara terus-menerus maka rasa nikmatnya mula-mula sangat tinggi, namun makin lama kenikmatan tersebut makin berkurang sampai akhirnya mencapai titik jenuh.
Hukum Gossen I hanya membicarakan pemenuhan terhadap satu macam kebutuhan (Pemenuhan Kebutuhan secara Vertikal).
29
Kelemahan Hukum Gossen I
1. Bahwa Hukum Gossen I hanya mempersoalkan satu macam kebutuhan(pemenuhan kebutuhan secara vertikal), sementara kebutuhan manusia beraneka macam.
2. Bahwa Hukum Gossen I tidak berlaku bagi peminum minuman keras (pemabuk).
30
b. Hukum Gossen IIAtas kelemahan Hukum Gossen I, maka lahirlah Hukum Gossen II (Teori Kepusan Sama), yang berbunyi : bahwa “Seseorang selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang beraneka ragam sehingga setiap kebutuhan yang dipenuhi mempunyai intensitas yang sama”
Hukum Gossen II membicarakan pemenuhan terhadap beberapa macam kebutuhan (Pemenuhan Kebutuhan secara Horizontal).
31
Contoh :Jika Tuan Andi memiliki Uang sebesar Rp 300.000,00 dan setiap satuan kebutuhan dialokasikan dana Rp 20.000,00. Berapakah unit kebutuhan yang dapat dipenuhi ?
Jawabannya adalah 300.000,00 : 20.000,00 = 15 Unit
Makan 5 Unit, Pakaian 4 Unit, perumahan 3 unit, pendidikan 2 Unit, dan Kesehatan 1 Unit. Rekreasi dan lain-lain tidak dapat dipenuhi.
32
Jumlah Makan Pakaian
Perumahan
Pendidikan
Kesehatan
Rekreasi
Lain-lain
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
8
7
6
5
4
3
2
1
0
7
6
5
4
3
2
1
0
6
5
4
3
2
1
0
5
4
3
2
1
0
4
3
2
1
0
Jumlah 55 45 36 28 21 15 10
Pemuasan Kebutuhan secara Vertikal dan Horisontal
33
Sekian dan Terima Kasih
34
Pertemuan Ketiga
35
2. Teori Ordinal (Ordinal Utility) Teori ini mengasumsikan bahwa
kegunaan tidak dapat dihitung, melainkan hanya dapat dibandingkan dan di-ranking berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu.
Untuk memahami teori ini, digunakan kurva indiferensi (indifference curve).
36
Indifference Curve adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.
Jadi suatu kurva indiferensi atau sekumpulan indiferensi (yang dinamakan peta indiferensi atau indifference map) dihadapi oleh hanya seorang konsumen.
37
Celana (Unit)
Baju (Unit)A
CIC
12
8B
5
0 3 7 10
Dengan mengkonsumsi kombinasi A, B, atau C, akan memberikan kepuasan yang sama.
Contoh Indifference Curve
38
Alternatif Kombinasi
Makanan (X) Pakaian (Y)
ABCD
20305070
80604030
Contoh LainPreferensi Konsumen Terhadap Kombinasi
Dua Barang
Berdasarkan Tabel diatas digambarkan sebuah Kurva Indiferen sbb :
Sumber : Mardiyatmo, Economics 1 hal. 38
39
Makanan (X)
Pakaian (Y)A
C
IC
80
60B
30
0 20 30 50
Kurva Indiferen ABCD merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi pilihan konsumen yang memberikan nilai kepuasan sama.
Contoh Indifference Curve (IC)
40
70
D
4040
Gabungan Makanan (X) Pakaian (Y)Tingkat
Penggantian Marginal/MRS
ABCDEF
15118421
23468
10
-4/1=43/1=34/2=22/2=1
1/2= 0,5
Contoh LainKombinasi Konsumsi Makanan dan Pakaian
Berdasarkan Tabel diatas digambarkan sebuah Kurva Indiferen (IC) sbb :
Sumber : Sutarno dkk, Economics 1 hal. 42
4141
Pakaian (unit)
Makanan (unit)A
C
IC
15
12
9
3
B
Indifference Curve (IC)
D
0 3 6 9 12 15
EF
Sutarno dkk, Economics 1, hal. 44
42Celana (Unit)
Baju (Unit)
Ciri-ciri Indifference Curve :1)Menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping).
0
IC
43
Celana (Unit)
Baju (Unit)A
CIC
12
9 B
6
0 4 5 9
Ciri-ciri Indifference Curve :2)Cembung ke titik origin (convex to origin).
5
11
3
1
1 2
D
44
Ciri-ciri Indifference Curve :3.Kurva yang berada di sebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Celana (Unit)
Baju (Unit)
IC1
IC2
7
6 8
BA
0
45
Ciri-ciri Indifference Curve :4)Kurva Indiferensi tidak saling berpotongan.
Celana (Unit)
Baju (Unit)
IC1
IC3
0
IC2
Makin ke kanan makin bagus
46
Budget Line
Setiap orang ingin mencapai kepuasan yang setinggi-tingginya, namun mereka dibatasi oleh anggaran yang dimiliki. Dalam kaitan dengan anggaran ini kita menggunakan analisis garis anggaran (Budget Line).
47
Garis Anggaran (Budget Line), Adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besarnya.
48
Budget Line (Cont.) Untuk menggambarkan garis anggaran, dimisalkan seorang konsumen menganggarkan uang sebanyak Rp 180.000 untuk membeli makanan dan pakaian. Harga makanan Rp 10.000 /unit, dan harga pakaian Rp 25.000 / unit, maka gabungan makanan dan pakaian yang dapat dibeli sbb:
Berdasarkan tabel di atas dibuat Kurva Budget Line seperti slide berikut :
Gabungan Makanan Pakaian
A 13 2
B 8 4
C 3 6
49
Kurva Budget Line (BL)
Makanan
Pakaian
BL
0 2 4 6 8
20
15
10
5
C
B
A
50
Contoh Garis Anggaran (BL)
Baju
Celana
BL
10730
58
12
C
B
A
Keterangan :Dengan mengkonsumsi kombinasi A, B, atau C dibutuhkan jumlah anggaran yang sama.
5151
Contoh Lain Garis Anggaran
Pakaian
Makanan
E
0
F
D
B=B/pM
A=A/pP
Keterangan :Semua Titik yang berada di garis anggaran Misalnya D merupakan pilihan konsumen karena memperoleh kepuasan maksimal. Pada titik ini semua pendapatan konsumen dihabiskan untuk membeli Pakaian dan Makanan.
Sumber : Mardiyatmo, Economics 1 hal. 38
52
Baju
Celana
BL1
0
Bila jumlah anggaran (pendapatan) bertambah sedangkan harga kedua barang tidak berubah, menyebabkan garis anggaran bergeser ke kanan sejajar, demikian pula sebaliknya.
BL2
53
Baju
Celana
BL2
0
Bila harga salah satu macam barang naik, maka garis anggaran ber-rotasi ke dalam artinya jumlah barang tersebut yang dikonsumsi berkurang (demikian juga sebaliknya).
BL1
Baju
Celana
BL1
0
BL2
BL ber-rotasi ke dalam (kiri) karena harga Celana naik.
BL ber-rotasi ke luar (kanan) karena harga Baju turun.
54
55
Keseimbangan Konsumen
56
Keseimbangan Konsumen
Keseimbangan Konsumen berarti dari jumlah anggaran tertentu dapat dicapai kepuasan yang maksimum.
Keseimbangan konsumen tercapai pada saat Budget Line (BL) bersinggungan dengan Indifference Curve (IC).
57
Baju
Celana
BL
11740
3
8
12
C
B
A
IC1
IC3
IC2
Catatan :1. Keseimbangan konsumen terjadi di titik B, dimana BL
bersinggungan dengan IC.2. 2. Selama IC masih memotong BL (IC.1) kepuasan
konsumen belum maksimal karena masih ada anggaran/pendapatan belum terpakai.
3. Sebenarnya konsumen ingin mencapai IC.3 tetapi tidak terjangkau oleh anggaran/pendapatannya.
Keseimbangan Konsumendi titik B
58
Baju
Celana
BL1
0
BL2
ICC (Income-Consumtion Curve) adalah kurva yang menghubungkan titik-titik keseimbangan konsumen karena terjadinya perubahan pendapatan konsumen.
B
A
ICC
IC2
IC1
C1 C2
B1B2
59
Baju
Celana
BL1
0
BL2
IC2
PCC
B
AIC1
B2B1
C1 C2
PCC (Price-Consumption Curve) adalah kurva yang menghubungkan titik-titik keseimbangan konsumen karena terjadinya perubahan harga salah satu macam barang.
60
Baju
Celana
BL1
0
BL2
B
A
ICC
IC2
IC1
C1 C2
B1B2
B
A
Kurva Engel
Kurva Engel diturunkan dari ICC
Celana
Pendapatan
C2C1
Y2
Y1
0
61
Catatan :1.Kurva Engel adalah kurva yang menunjukkan adanya korelasi berbagai tingkat pendapatan dengan jumlah barang yang dikonsumsi. 2.Untuk barang normal, Kurva Engel mempunyai korelasi positif, artinya jika pendapatan bertambah maka jumlah barang yang dikonsumsi akan naik.3.Sedangkan untuk barang inferior, Kurva Engel mempunyai korelasi negatif, artinya bila pendapatan bertambah maka konsumen akan mengurangi konsumsi barang tersebut.
62
Baju
Celana
BL1
0
BL2
IC2
PCC
B
AIC1
B1B2
C1 C2
Harga
Celana0 C1 C2
BAP1P2
D
Kurva Permintaan Individu diturunkan dari PCC
63
Kurva Permintaan Individu menjelaskan bahwa jika harga barang naik maka jumlah yang diminta akan turun dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah yang diminta naik (mempunyai korelasi negatif). Ingat hukum permintaan.
Kurva permintaan pasar diperoleh dengan menjumlahkan secara horizontal kurva-kurva permintaan individu untuk suatu barang tertentu.
64
Pertemuan Keempat
65
PERILAKU PRODUSEN
66
PERILAKU PRODUSENIndikator :1.Mendeskripsikan arti dan tujuan produksi.2.Mendeskripsikan fungsi produksi.3.Membedakan bidang usaha produksi dan tahapan produksi.4.Mendeskripsikan cara perluasan produksi.5.Menunjukkan berlakunya The Law of Diminishing Return dalam kegiatan produksi.6.Menjelaskan kurva Isoquant.7.Menjelaskan kurva Isocost.8.Menjelaskan kurva Keseimbangan Produsen.
67
Beberapa Konsep penting
1.Bidang usaha produksi2.Cara perluasan produksi3.The law of deminishing marginal return4.Isoquant5.Isocost6.Keseimbangan produsen
68
Arti dan Tujuan Produksi
Produksi adalah setiap kegiatan yang dapat menambah atau meningkatkan kegunaan suatu benda atau barang.
Tujuannya adalah :1. Mendapatkan laba.2. Mengganti barang yang aus.3. Meningkatkan kemakmuran
masyarakat.
69
Fungsi Produksi
Fungsi Produksi, diartikan sebagai hubungan antara Faktor Produksi sebagai input dengan output.Secara matematik dirumuskan :
Q = f (K,L,R,T)Q = Jumlah ProduksiK = Kapital / ModalL = Labour / Tenaga kerja R = Resources / Sumber Daya AlamT = Teknologi dan Kewirausahaan
70
Faktor Produksi Hasil Produksi
Input Proses Produksi Out Put
Tanah
Tenaga
Modal
Skill
71
Bidang dan Tingkatan Produksi
Bidang Usaha Produksi :1. Ekstraktif 2. Agraris3. Industri 4. Perdagangan5. Jasa
Tingkatan Produksi :1. Primer (Ekstraktif dan Agraris).2. Sekunder (Industri/kerajinan).3. Tertier (Perdagangan dan Jasa).
72
1. Ekstraktif = Mengambil apa yang sudah tersedia di alam ini.
2. Agraris = Mengolah alam/tanah untuk mendapatkan hasil.
3. Industri = Mengolah apa yang dihasilkan oleh Ekstraktif dan Agraris.
4. Perdagangan = Bidang usaha jual beli barang untuk mendapatkan untung.
5. Jasa = Bidang usaha yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.
73
Perluasan Produksi
Caranya :1.Ekstensifikasi, yaitu dengan menambah faktor produksi yang sudah ada.2.Intensifikasi, yaitu dengan tidak menambah faktor produksi yang sudah ada. 3.Diversifikasi, yaitu dengan cara menambah jenis produksi.4.Normalisasi, yaitu menambah keragaman dari satu jenis produksi.
74
5. Spesialisasi, yaitu dengan cara mengadakan pembagian kerja.
6. Mekanisasi, yaitu dengan penggunaan mesin-mesin.
7. Memberikan fasilitas dan kemudahan bagi usaha kecil dan menengah, deregulasi (penyederhanaan peraturan), debirokratisasi (penyederhanaan perizinan), mengadakan kursus-kursus dan latihan kerja.
75
1. Produksi dengan satu macam Faktor Produksi Variabel
The Law of Diminishing Returns (David Ricardo).
Apabila satu macam faktor produksi ditambahkan terus menerus penggunaannya, sedangkan faktor produksi lain tetap, tambahan output yang dihasilkan mula-mula akan meningkat, namun kemudian akan terus menurun.
76
Tanah( ha )
Tenaga Kerja/L
( Orang )
Total Produk/TP( Kwintal )
Produk Rata-rata
(AP)
Marginal Produk/MP( Kwintal)
111111111
012345678
-1024395260636356
-1012131312
10,597
-10141513830-7
Contoh Hasil Produksi Padi Sebidang Tanah
∆TPMP = ------ ∆L
TPAP = ------ L
77
1
0
20
30
40
5
0
60
70
0 1 2 3 4 5 6 7 8
TP
MPTenaga Kerja
Jum
lah
Pro
duk
AP
Pada saat TP max, maka MP=0
78
Berdasarkan Tabel di atas, dapat disimpulkan :
1.Penggunaan Tenaga Kerja 1 – 3 orang Produksi Total meningkat secara tajam, mengakibatkan Produk Marginalnya terus meningkat.2.Penggunaan Tenaga Kerja 4 – 6 orang Produk Total meningkat secara lambat, mengakibatkan Produk Marginalnya terus menurun (berlakunya law of diminishing marginal returns).3. Penggunaan Tenaga Kerja 7 – 8 orang Produk Total tidak lagi bertambah bahkan menurun, sehingga Produk Marginalnya menjadi nol bahkan negatif .
79
TP2
TP1
Q2
Q1
Output
Tenaga Kerja0 L1
Pengaruh kemajuan teknologi terhadap output
80
2. Produksi dengan dua macam Faktor Produksi Variabel
IsoquantIsoquant adalah kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi/output yang sama.
81
Ciri-ciri Isoquant
1)Menurun dari kiri atas ke kanan bawah (bila satu macam faktor produksi dikurangi, faktor produksi lain harus ditambah agar hasil produksi tetap.2)Cembung ke titik origin (convex to arigin)3)Kurva yang berada di sebelah kanan atas menunjukkan tingkat output yang lebih banyak (Q2).4)Isoquant tidak saling berpotongan.
82
Modal
Tenaga Kerja A
CQ1
TK3
TK2B
TK1
0 M1 M2 M3
Q2
Dengan kombinasi A, B, atau C, sepanjang kurva Q1 adalah merupakan jumlah produksi yang sama atas penggunaan TK dan Modal tertentu.
Isoquant
83
Sebenarnya perusahaan ingin memproduksi Q2 namun sangat tergantung pada anggaran yang dimiliki. Dalam kaitan dengan anggaran ini kita menggunakan analisis Isocost.
IsocostIsocost adalah kurva yang menunjukkan
berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama.
Untuk dapat menggambarkan Isocost dibutuhkan informasi mengenai jumlah anggaran yang dimiliki perusahaan dan harga kedua macam faktor produksi (Mis : Upah untuk Tenaga Kerja dan Bunga untuk Modal).
84
Tenaga Kerja
Modal
IM3M2M10
TK3
TK2
TK1
C
B
AIsocost
Dengan menggunakan kombinasi TK1 dan M1, atau TK2 dan M2, ataupun TK3 dan M3 dibutuhkan jumlah biaya/anggaran yang sama
85
Tenaga Kerja
Modal
I.1
0
I.2
Isocost bergeser ke kanan sejajar karena anggaran/biaya meningkat
86
Tenaga Kerja
Modal
I.1
0
Isocost ber-rotasi ke luar (ke kanan) karena bunga modal turun
I.2
87
Tenaga Kerja
Modal
I.1
0
Isocost ber-rotasi ke dalam (ke kiri) karena upah tenaga kerja meningkat
I.2
88
Tenaga Kerja
Modal
I0
TK1 A
Keseimbangan Produsen terjadi ketika kurva Isocost bersinggungan dengan Isoquant.
M1
Q
89
Tenaga Kerja
Modal
I0
TK1 B
M1
QQ.1
Q.2
Q.3
A
C