88470094 Child Bearing
-
Upload
sylvia-novi-permata -
Category
Documents
-
view
31 -
download
3
Transcript of 88470094 Child Bearing
KONSEP KELUARGA DALAM PERIODE CHILD BEARING
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGATAR
DAFTER ISI
LATAR BELAKANG
ISI MAKALAH:
A. Definsi
B. Ciri-ciri keluarga
C. Peranan keluarga
D. Fungsi keluarga
E. Hal-hal yang harus diterapkan pada anak oleh keluarga
F. Peran perawat terhadap keluarga child-bearing
G. Tujuan perawatan kesehatan keluarga
H. Peran perawat keluarga
I. Prinsip-prinsip kesehatan keluarga
J. Perkembangan keluarga child bearing
K. Peran orang tua terhadap Child- bearing
L. Komunikasi yang baik pada Child-Bearing
M. Tugas perkembangan child bearing
N. Masalah yang sering muncul pada keluarga child bearing
O. Perubahan Ibu dalam periode Child Bearing :
DAFTAR PUSTAKA
Latar Belakang
Periode childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh
keluarga. Orang tua dan saudara sekandung harus beradaptasi terhadap perubahan struktur
karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi maka sistem
dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan (May,
1994).
Pada periode transisi, ibu membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini
menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi
dengan peran yang baru. Stres dari berbagai sumber dapat berefek negatif pada fungsi dan
interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan fisik ibu dan bayi.
Memahami bagaimana ibu yang beradaptasi dengan perubahan fisiologik, konsep diri, fungsi
peran, dan fungsi interdependen untuk menjadi orang tua sangat penting bagi perawat, dimana
perawat dalam hal ini dituntut mampu membantu dan memfasilitasi proses adaptasi yang terjadi
agar ibu dapat beradaptasi dengan secara positif dengan peran barunya. Untuk itu diperlukan
kemampuan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan ibu dalam masa perinatal.
Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga :
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan
keluarga
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya
keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan
8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
KONSEP KELUARGA DALAM PERIODE
CHILD-BEARING
Tujuan Umum
Ingin berbagi pengetahuan dan kemampuan dalam berpikir kritis dalam memberikan tindakan
asuhan keperawatan pada ibu pada masa pariental
Tujuan Khusus
Dapat memahami konsep keluarga dalam periode child-bearing
Dapat memahami ciri-ciri keluarga
Dapat memahami peranan keluarga
Dapat mengetahui fungsi keluarga
Dapat memahami hal-hal yang harus diterapkan pada anak oleh keluarga
Dapat memahami peran perawat terhadap keluarga child-bearing
Dapat memahami tujuan perawatan kesehatan keluarga
Dapat memahami prinsip-prinsip kesehatan keluarga
Dapat memahami perkembangan keliarga child bearing
Dapat memahami peran orang tua terhadap Child- bearing
Dapat memahami komunikasi yang baik pada Child-Bearing
Dapat memahami tugas perkembangan child bearing
Dapat memahami Masalah yang sering muncul pada keluarga child bearing
Dapat memahami Perubahan Ibu dalam periode Child Bearing :
A. Definisi
Adapun pengertian keluarga adalah sekumpulan orang yang terikat dengan perkawinan,
kelahiran serta adopsi yang saling ketergantungan, dimana mempunyai tujuan yaitu untuk
menciptakan serta mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan setiap anggota
keluarga. Sedangkan pengertian dari Child-Bearing adalah merupakan waktu transisi fisik dan
psikologis bagi ibu dan seluruh anggota keluarga, dalam hal ini orang tua, saudara atau anggota
keluarga lainnya harus dapat beradaptasi terhadap perubahan stuktur karena adanya anggota
keluarga baru yaitu bayi, dengan kehadiran seorang bayi maka sistem dalam keluarga akan
berubah serta pola pikir keluarga harus dikembangkan.
Pada periode transisi ibu membutuhkan waktu yang sangat cepat sehingga kondisi itu
menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerluakan bantuan untuk beradaptasi
dengan peran yang baru. Stres dari berbagai sumber dapat berefek negatif pada fungsi dan
interaksi ibu dengan bayidan keluarga,yang berdampak padakesehatan fisik ibu dan anak.
B. Ciri-ciri Keluarga
Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya
masing-masing.
C. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satukelompok dari
peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik
fisik, mental, sosial dan spiritual.
D. Fungsi keluarga
Dalam hal ini fungsi keluarga sangat penting dalam perkembangan anak, adapun fungsi keluarga
meliputi :
1) Faktor biologis
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2) Faktor psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
c. Memberikan identitas keluarga
3) Faktor sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma serta tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nalai budaya
4) Faktor ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk di masa yang akan dating.
E. Hal –hal Yang Diterapkan Oleh Keluarga Pada Anak
a) Moral
Moral merupakan nilai-nilai yang harus ditanamkan pada anak sejak dini, dimana moral timbul
dari hati tanpa ada paksaan dari luar, dan juga disertai pula dengan tanggung jawab atas tindakan
yang dilakukan. Oleh sebab itu keluarga sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak terutama
dalam memberikan pendidikan moral.
b) Akhlak
Dalam hal ini setiap orang tua harus dapat memberikan bimbingan tentang akhlak kepada
anaknya sejak dini, karena dengan akhlak anak tersebut dapat mengatur pola sikap dan tindakan
ataupun perbuatan tanpa mengharapkan imbalan.
c) Etika
Dalam hal ini etika wajib diberikan kepada anak oleh orang tuanya baik melalui bimbingan atau
arahan agar anak tersebut dapat bertingkah laku sesuai dengan etika.
F. Peran Perawat terhadap Child- Bearing
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai
tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :
Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan
masyarakat. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan
atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya. Dalam hal ini masalah-
masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota keluarga
mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap
berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya. Keluarga
merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.
G. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga
Tujuan umum : Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
Tujuan khusus :
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi
oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar
dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi
masalah kesehatan para anggotanya.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya
e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya
Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan. Untuk dapat mencapai tujuan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para,
anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) :
Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga.
Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu mudah.
Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga.
Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan,
yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
H. Peran Perawat Keluarga :
a. Pendidik
• Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
• Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri.
• Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
• Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai.
Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai
disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan
c. Pelaksana
• Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit
bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada
keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada
keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan
asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit
d. Pengawas kesehatan
• Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah
yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
• Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar
keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina
dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya
f. Kolaborasi
• Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim
kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal
g. Fasilitator
• Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus
mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan)
h. Penemu kasus
• Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
• Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun
lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
I. Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga :
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan
keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya
keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
J. Perkembangan keluarga child bearing :
Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan :
b. Persiapan menjadi orang tua
c. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan
keluarga
d. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
K. Peran Orang Tua Terhadap Child-Bearing
Dalam hal ini peran orang tua dapat dimulai selagi kehamilan membesar dan semakin kuat saat
bayi dilahirkan. Pada periode awal orang tua harus mengenali hubungan mereka dengan anak.
periode berikutnya orang tua dapat mencerminkan suatu waktu untuk bersama-sama membangun
kesatuan keluarga, periode waktu berkonsolidasi ini meliputi peran negosiasi (suami istri, ibu-
ayah,orang tua-anak,saudara-saudara) untuk menetapkan komitmen . perode yang berlangsung
akan membutuhkan waktu.
L. Komunikasi Orangtua Terhadap Anak
Dalam hal ini ikatan diperkuat melalui penggunaan respons seksual atau kemampuan oleh kedua
pasangan dalam melakukan interaksi orangtua-anak.Respon sensual dan kemampuan yang
dipakai dalam komunikasi antara orangtua dan anak meliputi :
a. Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orangtua sebagai suatu sarana untuk
mengenali bayi yang baru lahir. Banyak ibu yang ingin meraih anaknya yang baru lahir dan tali
pusatnya dipotong, mereka mengangkat bayi ke dada, merangkulnya kedalam pelukan. Begitu
anak dekat dengan ibunya maka anak akan mulai proses ekspoli
b. Kontak Mata
c. Suara
d. Aroma
M. Tugas perkembangan child bearing :
a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,seksual& kegiatan )
b. Mempertahankan hub yang memuaskan dengan pasangan
c. Membagi peran & tanggung jawab
d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan& perkembangan anak
e. Konseling KB post partum 6 mgg
f. Menata ruang untuk anak
g. Biaya/ dana child bearing
h. Mengfasilitasi role learning anggota keluarga
N. Masalah yang sering muncul pada keluarga child bearing :
a. Keluarga seksual & sosial terganggu
b. Suami merasa diabaikan
c. Interupsi jadwal kontinu
d. Peningaktan perselisihan
O. Perubahan Ibu dalam periode Child Bearing :
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya rahim dan organ kewanitaan yang
umumnya diiringi dengan keluarnya darah nifas, berlangsung selama kurang lebih 6 pekan.
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh maupun emosi. Bagi
yang belum mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir akan perubahan yang terjadi, oleh
sebab itu penting bagi ibu memahami apa saja perubahan yang terjadi agar dapat menangani dan
mengenali tanda bahaya secara dini.
1. Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk merapatkan dinding rahim
sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu.
Berangsur angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil, sesaat setelah melahirkan
normalnya rahim teraba keras setinggi 2 jari dibawah pusar, 2 pekan setelah melahirkan rahim
sudah tak teraba, 6 pekan akan pulih seperti semula. Akan tetapi biasanya perut ibu masih
terlihat buncit dan muncul garis-garis putih atau coklat berkelok, hal ini dikarenakan peregangan
kulit perut yang berlebihan selama hamil, sehingga perlu waktu untuk memulihkannya, senam
nifas akan sangat membantu mengencangkan kembali otot perut.
2. Jalan lahir (servik,vulva dan vagina)
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan
bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan
penjahitan, namun insyaalloh akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung elastis tidak atau seberapa
sering melahirkan), walaupun tetap lebih kendur dibanding sebelum melahirkan. Jaga kebersihan
daerah kewanitaan agar tidak timbul infeksi (tanda infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih,
panas, merah dan terdapat nanah).
3. Darah nifas (Lochea)
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban, berikutnya
berupa darah dan lendir, setelah satu pekan darah berangsur-angsur berubah menjadi berwarna
kuning kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar cairan bening di akhir masa nifas. Darah nifas
yang berbau sangat amis atau busuk dapat menjadi salah satu petunjuk adanya infeksi dalam
rahim.
4. Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini menandakan dimulainya
proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI belum keluar) dapat
mencegah perdarahan dan merangsang produksi ASI. Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi
kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan anti body, dan
protein, sebagian ibu membuangnya karena dianggap kotor, sebaliknya justru ASI ini sangat
bagus untuk bayi.
5. Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir nyeri jahitan
juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses melahirkan.
Namun usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan khawatir, karena kandung
kencing yang terlalu penuh dapat menghambat kontraksi rahim yang berakibat terjadi
perdarahan.
6. Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya fungsi usus,
sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar). Terkadang muncul wasir atau
ambein pada ibu setelah melahirkan, ini kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat
bersalin juga karena sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah melahirkan. Dengan
memperbanyak asupan serat (buah-sayur) dan senam nifas insyaalloh akan mengurangi bahkan
menghilangkan keluhan ambein ini.
7. Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin (keeping darah) akan
berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah darah ke jantung
akan lebih tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.
8. Penurunan berat badan
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari bayi, ari-ari, air
ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh untuk
mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil. Rata-rata ibu kembali ke berat idealnya setelah 6
bulan, walaupun sebagian besar tetap akan lebih berat daripada sebelumnya.
9. Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam akan kembali
normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena dikhawatirkan sebagai salah satu tanda
infeksi atau tanda bahaya lain.
10. Perubahan emosi
Emosi yang berubah-ubah (mudah sedih, khawatir, tiba-tiba bahagia) disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain adanya perubahan hormon, keletihan ibu, kurangnya perhatian keluarga,
kurangnya pengetahuan akan cara merawat bayi serta konflik dalam rumah tangga. Perubahan ini
memiliki berbagai bentuk dan variasi dan akan berangsur-angsur normal sampai pada pekan ke
12 setelah melahirkan. Yang perlu diingat, masa nifas bukan berarti ibu terlepas sama sekali dari
nilai-nilai ibadah, dzikir adalah salah satu ibadah lisan dan hati yang cukup efektif untuk
membuat ibu merasa tenang, sabar dan tegar menjalani masa nifas ini. Perbanyaklah berdoa
kepada Alloh agar dimudahkan dan diberi pahala atas kesabaran serta jerih payah ibu dalam
merawat sang buah hati. Wallohul Musta’an
DAFTAR PUSTAKA
NURSING CLINICAL PREATICIAN HTTP://NSHARMAKO.
BLOGSPOT
Wignyosastro, H.2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius
Nifas dan Infeksinya.www.zonasehat.com online 2 feb 2009
Catatan Penting Masa Nifas. www.anakku.com. online 2 feb 2009
Sumber : http://zems88.blogspot.com/2010/07/konsep-keluarga-dalam-periode-child.html
KONSEP KESEHATAN KELUARGA DALAM CHILD-BEARING
1. Definis Keluarga
Duvall dan Logan ( 1986 )
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya.
Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
2. Struktur Keluarga
· Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
· Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
· Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
· Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
· Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.
4. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan,
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
b. Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya,
baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
5. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Periode childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga.
Orang tua dan saudara sekandung harus beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya
anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi maka sistem dalam keluarga
akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan (May, 1994).
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan
keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
Umumnya, bayi lahir akan dianggap sehat bila langsung menangis saat lahir. Seluruh tubuhnya
tampak kemerahan, tidak terlihat pucat atau biru. Selain itu, bayi memiliki gerakan yang aktif,
bisa menetek dengan kuat. Berat bayi sehat minimal 2,5 kg.
Bayi lahir akan melalui serentetan masa transisi, baik dalam pernafasan, metabolisme, nutrisi,
pembuangan bilirubin, sirkulasi darah, maupun keseimbangan gula darah. Karenanya, bayi juga
perlu serangkaian pemeriksaan umum, yang biasa disebut skor Apgar.
Pada tahap ini, akan diketahui fungsi otak dan sirkulasi darah saat lahir, efektivitas pernafasan
dan adaptasi sirkulasi darah sesudah bayi lahir. Biasanya bayi membutuhkan waktu 1-2 menit
untuk mencapai pola nafas yang efektif, dimana bayi sudah bisa bernafas dengan baik dan
kulitnya tampak merah muda.
. Ketika bayi lahir, berat, panjang badan, dan lingkar kepala akan berbeda-beda. Umumnya, bayi
lahir dengan berat 3 - 3,5 gram, panjang sekitar 50 cm, dan lingkar kepala 37 cm. Pada hari-hari
pertama kelahirannya, berat bayi akan mengalami penurunan. Namun, dalam waktu 4-5 hari
berat badannya akan kembali naik.
Pada bayi baru lahir, tumbuh rambut halus (lanugo) di sekujur tubuhnya, terutama pada bayi
prematur. Rambut ini akan hilang secara perlahan pada bulan-bulan pertama kehidupannya.
Begitupun pada rambut kepala, dalam waktu beberapa minggu akan rontok dan akan tumbuh
rambut yang permanen.
Kelopak mata bayi baru lahir tampak agak sembab. Bahkan pada konjungtiva (mata bagian
putih) juga tampak merah akibat perdarahan ringan. Kondisi ini akan membaik dengan
sendirinya.
Terkadang pada mata bayi baru lahir tampak berair. Hal ini disebabkan sebagian saluran air mata
pada bayi belum terbuka. Hal ini juga tidak perlu dirisaukan, karena saluran ini akan membuka
dengan sendirinya.
Sumber : http://semianispyware.blogspot.com/2011/05/konsep-kesehatan-keluarga-dalam-
child.html