881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang...

14
881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... (Mat Fahrur) DINAMIKA KUALITAS AIR DAN HUBUNGAN KELIMPAHAN PLANKTON DENGAN KUALITAS AIR DI TAMBAK KECAMATAN BONTOA, KABUPATEN MAROS Mat Fahrur, Makmur, dan Rachmansyah Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129 Maros 90512, Sulawesi Selatan E-mail: [email protected] ABSTRAK Indonesia yang dikenal sebagai negara tropis memiliki dua musim yaitu kemarau dan hujan. Musim hujan terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan kadar garam, begitu pula sebaliknya pada musim kemarau dengan kelimpahan cahaya matahari menyebabkan terjadi penguapan dan kekeringan sehingga kadar garam menjadi tinggi, hal tersebut menyebabkan hewan renik seperti plankton mengalami dinamika kelimpahannya. Kelimpahan plankton musim hujan terdapat 29 genus fitoplankton. Pada keseluruhan titik pengambilan sampel, jumlah genus tertinggi adalah oscillatoria sp. dengan jumlah total 1853 ind,/L, sedangkan kelimpahan zooplankton terdapat 10 genus. Fitoplankton yang teridentifikasi pada musim kemarau jumlahnya sama pada musim hujan yaitu 29 genus, yang membedakan adalah beberapa genus tidak terdapat pada musim kemarau. Dari sekian genus yang teridentifikasi kelimpahan tertinggi terdapat pada genus Chlorella sp. dengan total kelimpahan 1.442.099 ind/L, kelimpahan zooplankton pada musim kemarau terdapat 14 genus. Pada musim hujan nilai indek keragaman dari seluruh titik pengambilan sampel berkisar antara 0,501-2,009 (1,341 ±0,369). Sedangkan pada musim kemarau nilai indeks keragaman antara 0-1,842 (0,756±0,517). Indek keseragaman pada musim hujan berkisar antara 0,375-1,082 (0,780±0,169). Sedangkan pada musim kemarau keseragaman antar spesies antara 0-1 (0,563±0,320). Nilai indeks dominansi berkisar antara 0,181-0,744 (0,352 ±2,095), sedangkan pada musim kemarau telah didapatkan nilai indeks dominansi dengan kisaran antara 0,069-1 (0,550±3,791). Apabila melihat keeratan antar parameter kualitas air maka parameter suhu dengan oksigen terlarut dan pH dengan suhu memiliki hubungan sangat erat. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas secara statistik memperlihatkan Oksigen terlarut dengan suhu,dan pH sebesar 0,000. Sementara hubungan salinitas air dengan kelimpahan plankton pada musim kemarau cukup kuat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai index korelasi pearson > 0,05 yaitu sebesar 0,013. Dengan demikian secara statistik dapat dikatakan bahwa kelimpahan plankton berkorelasi dengan parameter salinitas dan kurang berkorelasi dengan parameter suhu, oksigen terlarut, pH, NO 3 , NH 3 , NO 2 , PO 4 . KATA KUNCI: musim hujan, musim kemarau, fitoplankton, zooplankton, kualitas air PENDAHULUAN Kabupaten Maros tepatnya di Kecamatan Bontoa, merupakan salah satu sentra budididaya ikan air payau yang dicanangkan sebagai daerah Mina Politan. Program Mina Politan merupakan industrialiasasi perikanan yang diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dari hulu sampai hilir dengan tujuan dapat mendongkrak produksi perikanan semaksimal mungkin. Produksi perikanan budidaya diharapkan meningkat dari 353 persen, yakni dari 4,78 juta ton pada tahun 2009 menjadi 16,89 juta ton pada tahun 2014 (Grahadryarini, 2011). Namun target produksi tersebut masih terkendala beberapa permasalahan seperti daya dukung lahan, kualitas lingkungan, teknologi yang diterapkan. Daya dukung perairan didefinisikan sebagai tingkat produksi maksimal yang dapat dihasilkan dari suatu perairan secara berlanjut (Beveridge dalam Pirzan, 2006). Cara budidaya yang melampaui batas daya dukung perairan dapat menyebabkan penurunan kualitas perairan, hal ini disebabkan oleh input beberapa bahan seperti pakan, pupuk baik yang disebabkan oleh kegiatan pertambakan maupun pertanian, limbah rumah tangga, industri. Selain itu musim menambah daftar peliknya budidaya ramah lingkungan yang berkelanjutan. Pada musim kemarau terjadi kelimpahan cahaya matahari yang menyebabkan terjadinya kekeringan, panas matahari meningkatkan suhu air sehingga terjadi penguapan massa air dan mengalami kemunduran baik kualitas maupun kuantitasnya. Selain

Transcript of 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang...

Page 1: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... (Mat Fahrur)

DINAMIKA KUALITAS AIR DAN HUBUNGAN KELIMPAHAN PLANKTON DENGANKUALITAS AIR DI TAMBAK KECAMATAN BONTOA, KABUPATEN MAROS

Mat Fahrur, Makmur, dan RachmansyahBalai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau

Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129 Maros 90512, Sulawesi Selatan E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Indonesia yang dikenal sebagai negara tropis memiliki dua musim yaitu kemarau dan hujan. Musim hujanterjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunankadar garam, begitu pula sebaliknya pada musim kemarau dengan kelimpahan cahaya matahari menyebabkanterjadi penguapan dan kekeringan sehingga kadar garam menjadi tinggi, hal tersebut menyebabkan hewanrenik seperti plankton mengalami dinamika kelimpahannya. Kelimpahan plankton musim hujan terdapat29 genus fitoplankton. Pada keseluruhan titik pengambilan sampel, jumlah genus tertinggi adalah oscillatoriasp. dengan jumlah total 1853 ind,/L, sedangkan kelimpahan zooplankton terdapat 10 genus. Fitoplanktonyang teridentifikasi pada musim kemarau jumlahnya sama pada musim hujan yaitu 29 genus, yangmembedakan adalah beberapa genus tidak terdapat pada musim kemarau. Dari sekian genus yangteridentifikasi kelimpahan tertinggi terdapat pada genus Chlorella sp. dengan total kelimpahan 1.442.099ind/L, kelimpahan zooplankton pada musim kemarau terdapat 14 genus. Pada musim hujan nilai indekkeragaman dari seluruh titik pengambilan sampel berkisar antara 0,501-2,009 (1,341 ±0,369). Sedangkanpada musim kemarau nilai indeks keragaman antara 0-1,842 (0,756±0,517). Indek keseragaman padamusim hujan berkisar antara 0,375-1,082 (0,780±0,169). Sedangkan pada musim kemarau keseragamanantar spesies antara 0-1 (0,563±0,320). Nilai indeks dominansi berkisar antara 0,181-0,744 (0,352 ±2,095),sedangkan pada musim kemarau telah didapatkan nilai indeks dominansi dengan kisaran antara 0,069-1(0,550±3,791). Apabila melihat keeratan antar parameter kualitas air maka parameter suhu dengan oksigenterlarut dan pH dengan suhu memiliki hubungan sangat erat. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitassecara statistik memperlihatkan Oksigen terlarut dengan suhu,dan pH sebesar 0,000. Sementara hubungansalinitas air dengan kelimpahan plankton pada musim kemarau cukup kuat. Hal ini ditunjukkan dengan nilaiindex korelasi pearson > 0,05 yaitu sebesar 0,013. Dengan demikian secara statistik dapat dikatakan bahwakelimpahan plankton berkorelasi dengan parameter salinitas dan kurang berkorelasi dengan parametersuhu, oksigen terlarut, pH, NO3, NH3, NO2, PO4.

KATA KUNCI: musim hujan, musim kemarau, fitoplankton, zooplankton, kualitas air

PENDAHULUAN

Kabupaten Maros tepatnya di Kecamatan Bontoa, merupakan salah satu sentra budididaya ikanair payau yang dicanangkan sebagai daerah Mina Politan. Program Mina Politan merupakanindustrialiasasi perikanan yang diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dari hulusampai hilir dengan tujuan dapat mendongkrak produksi perikanan semaksimal mungkin. Produksiperikanan budidaya diharapkan meningkat dari 353 persen, yakni dari 4,78 juta ton pada tahun2009 menjadi 16,89 juta ton pada tahun 2014 (Grahadryarini, 2011). Namun target produksi tersebutmasih terkendala beberapa permasalahan seperti daya dukung lahan, kualitas lingkungan, teknologiyang diterapkan.

Daya dukung perairan didefinisikan sebagai tingkat produksi maksimal yang dapat dihasilkandari suatu perairan secara berlanjut (Beveridge dalam Pirzan, 2006). Cara budidaya yang melampauibatas daya dukung perairan dapat menyebabkan penurunan kualitas perairan, hal ini disebabkanoleh input beberapa bahan seperti pakan, pupuk baik yang disebabkan oleh kegiatan pertambakanmaupun pertanian, limbah rumah tangga, industri. Selain itu musim menambah daftar peliknyabudidaya ramah lingkungan yang berkelanjutan. Pada musim kemarau terjadi kelimpahan cahayamatahari yang menyebabkan terjadinya kekeringan, panas matahari meningkatkan suhu air sehinggaterjadi penguapan massa air dan mengalami kemunduran baik kualitas maupun kuantitasnya. Selain

Page 2: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

Prosiding Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2012 882

itu, pada musim kemarau juga terjadi pasang konda yang menyebabkan massa air mengalami pasangsurut yang staknan sehingga pertambakan yang jauh dari sungai atau sumber air tidak dapat melakukanpergantian air.

Sedangkan pada musim hujan terjadi kelimpahan air hujan yang menyebabkan massa air menjadimelimpah dan meyebabkan kadar garam menurun hingga menjadi tawar, hal ini juga menyebabkanikan harus beradapatasi dan dapat mengganggu pertumbuhannya bahkan dapat menyebabkankematian. Fenomena ini terjadi didaerah estuaria yang sangat identik dengan kualitas air yang berubah-ubah. Selain ikan yang harus beradaptasi dengan lingkungannya ada hewan renik yang tidak kasatmata mengalami hal serupa seperti plankton.

Beberapa komponen penting yang sangat berhubungan erat dengan budidaya air payau (tambak)adalah air yang digunakan sebagai media pemeliharaan baik dilihat secara kualitas, kuantitas maupundari segi kandungan biosfernya seperti plankton. Kualitas air yang dibutuhkan oleh biota yangdipelihara harus sesuai dengan yang diinginkan. Kualitas air baik fisika maupuan kimia harus terukurdan dipantau secara berkala untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kematianmassal yang menyebabkan kerugian.

Dalam budidaya ikan di tambak tradisional, pakan alami mutlak ada keberadaannya. Fitoplanktonmaupun zooplankton merupakan makanan ikan, pada masa perkembangannya larva ikanmembutuhkan pakan yang sesuai dengan bukaan mulut dan yang paling penting sesuai dengankebutuhan nutrisi untuk tubuhnya. Beberapa jenis plankton bahkan sengaja ditumbuhkan untukmemenuhi kebutuhan nutrisi hewan yang dipelihara. Pakan alami (plankton) di tambak selalu dijagakeberadaannya dengan memenuhi kebutuhan nutriennya. Sifat plankton yang sangat tergantungoleh kondisi lingkungan baik nutrien yang dibutuhkan seperti N dan P dalam pertumbuhannya sertacahaya matahari yang sangat penting dalam proses fotosintesis menyebabkan plankton mengalamidinamika dalam pertumbuhannya. Karena tambak dibangun didaerah estuaria yang sangat terpengaruholeh musim tertutama musim hujan dan musim kemarau menjadikan daerah tersebut labil danmudah terpengaruh oleh limpasan dari darat terutama masukan air hujan. Sehingga perlu dilakukansuatu penelitian untuk mengetahui kualitas air (fisika, kimia) dan plankton, pada kedua musimsehingga dapat diketahui peranan yang dominan dari parameter kualitas air yang mempengaruhikeberadaan komunitas plankton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas airdan plankton pada musim kemarau dan musim hujan.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan (Gambar1). Sampling plankton dilakukan dengan cara menyaring air sebanyak 100 L menggunakan planktonetberdiameter 25 µm dan diawetkan menggunakan larutan lugol 1 mL/100 mL.

Penghitungan plankton yang meliputi kelimpahan dilakukan menggunakan alat bantu SedwickRafter Counter (SRC) (APHA, 1989) yang dilihat menggunakan alat bantu mikroskop. Keragaman,dominansi, dan keseragaman jenis dihitung menurut APHA tahun (1989).

Kelimpahan jenis plankton dihitung berdasarkan persamaan menurut APHA (1989) sebagai berikut:

N = Oi/Op x Vr/Vo x 1/Vs x n/p

dimana:N = jumlah individu per literOi = luas gelas penutup preparat (mm2)Op = luas satu lapangan pandang (mm2)Vr = volume air tersaring (ml)Vo = volume air yang diamati (ml)Vs = volume air yang disaring (L)n = jumlah plankton pada seluruh lapangan pandangp = jumlah lapangan pandang yang teramati

Indeks Shannon-Wiener digunakan untuk menghitung indeks keanekaragaman (diversity index)jenis, indeks keseragaman, dan indeks dominansi dihitung menurut Odum (1998) dengan rumussebagai berikut :

Page 3: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

883 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... (Mat Fahrur)

Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener :

Indeks keseragaman :

Indeks dominansi :

dimana :H’ = indeks keanekaragaman Shannon-WienerE = indeks keseragamanD = indeks dominansi simpsonni = jumlah individu genus ke-iN = jumlah total individu seluruh generaH

max= Indeks keanekaragaman maksimum(= ln S, dimana S = Jumlah jenis)

Sementara kualitas air insitu seperti oksigen terlarut diukur menggunakan DO Meter 650 MDS,pH diukur menggunakan pH meter, suhu diukur menggunakan termometer, Salinitas diukurmenggunakan refraktometer,. Sedangkan kualitas air eksitu seperti NO2-N Dengan Sulfanilamid (SNI19-6964.1-2003), NO3-N Dengan Reduksi Kadmium (SNI 19-6964.7-2003), NH3-N Dengan BiruIndofenol (SNI 19-6964.3-2003), dan PO4 menggunakan metode asam askorbat (SNI 06-6989.31-2005), dianalisa di laboratorium Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros.

NniLn

Nni - H'

s

1 i

maksHH' E

2s

1 i Nni D

Gambar 1. Titik pengambilan contoh air dan plankton di tambak KecamatanBontoa, Kabupaten Maros

Page 4: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

Prosiding Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2012 884

HASIL DAN BAHASAN

Komposisi Kelimapahan Plankton Pada Musim Hujan dan Musim Kemarau

Pankton musim hujan

Hasil penghitungan pada semua titik pengambilan sampel pada musim hujan terdapat 29 genusfitoplankton. Pada keseluruhan titik pengambilan sampel, jumlah genus tertinggi adalah oscillatoriasp. dengan jumlah total 1853 ind,/L, kemudian berturut-turut navicula sp. (1432 ind/L), eutreptia sp.(144 ind/L). Dari 29 genus fitoplankton yang teridentifikasi, ketiga genus tersebut merata hampirdisemua titik sampling. Namun terdapat lima genus dengan kelimpahan terendah yaitu actinastrussp., asterionella sp., bidulphia sp., chetomopha sp., fragillaria sp., dan rhizoclonium sp. dengan kepadatanmasing-masing 9 ind/L. Kepadatan tertinggi dari genus oscillatoria sp. 36% dari total kelimpahan, halini disebabkan oleh genus oscillatoria sp. merupakan fitoplankton yang mampu hidup dan berkembangpada berbagai kondisi perairan baik pada air tawar maupun air dengan kadar garam cukup tinggi.Hal ini ditegaskan oleh Gunasari et al, (2011) yang menyatakan bahwa terdapat genus oscillatoria sp.mampu beradaptasi terhadap besarnya beban pencemaran. Sedangkan Athirah, (2010) mengatakanapabila ditemukan jenis oscillatoria sp. dan nitzchia sp. maka dapat menunjukkan bahwa air tersebutdalam keadaan tercemar. Lebih lanjut Isnansetyo dan kurniastuty dalam Elfinurfajri (2009) menyatakanalga hujau-biru dari famili Oscillatiriae di ketahui dapat menimbulkan sindrom hemocytis enteristispada crustasea dan ikan. Sementara Elfinurfajri (2009) menambahkan, kehadiran genus Oscillatoriasebenarnya tidak diharpkan tumbuh dalam tambak karena dapat menghasilkan racun yang berbahayabagi udang.

Kelimpahan fitoplankton tertinggi terdapat pada stasiun 31 dengan kepadatan 782 ind/L dengankomposisi tertinggi dari genus navicula sp. (655 ind/L), oscillatoria sp. (82 ind/L), nitzschia sp. (36 ind/L), dan rizoclonium sp. (9 ind/L) dan terendah terdapat pada stasiun 18 dengan hanya satu genusyaitu eutreptia sp. (9 ind/L). Pada titik sampling 31 merupakan tambak produktif yang memilikikualitas air cukup baik dan mendukung pertumbuhannya dibandingkan dengan titik sampling yanglain.

Sedangkan kelimpahan zooplankton pada semua titik pengambilan sampel terdapat 10 genus.Dari semua genus yang paling tinggi kelimpahannya adalah dari genus Branchionus sp. dengan totalkelimpahan 1.193 ind/L, disusul oleh genus Copepoda sp. sebesar 1.053 ind/L dan Nauplii copepodasp. sebesar 735 ind/L. Sedangkan terendah terdapat pada genus Mikrocetella sp. dengan kelimpahansebanyak 10 ind/L. Kelimpahan tertinggi dari genus Branchionus sp. diduga tersedianya pakan alamiyang cukup yang cukup.

Brancionus plicatilis merupakan spesies yang paling banyak dimanfaatkan sebagai pakan alamidan dikultur secara massal (Isnanstyo dan Kurniastuty, 1995). Sebagai makanan larva ikan sepertiikan bandeng, ikan kerapu, ikan kakap, larva krustase dan ikan laut pada umumnya. Di perairan,mampu hidup pada kisaran salinitas 98 ppt atau bersifat eurihaline, namun salinitas optimum berkisar10-35 ppt. Kisaran pH yang optimum untuk pertumbuhan adalah 7,5-8,0 namun mampu hidup padapH 5-10. Sedangkan suhu yang optimum untuk pertumbuhan adalah 22oC-30OC, namun mampuhidup pada suhu 15oC, tetapi tidak dapat bereproduksi. Karena sifatnya penyaring tidak selektifmaka makanannya adalah partikel yang ukurannya tidak melebihi 20 mikron seperti Chlorella,Dunaleilla, Tetraselmis, Monochrysis, Nannoclhoropsis, tepung sp.irulina (Isnanstyo dan Kurniastuty,1995).

Plankton musim kemarau

Fitoplankton yang teridentifikasi pada musim kemarau hampir sama dengan musim hujan yaitu29 genus, namun yang membedakan adalah beberapa genus tidak terdapat pada musim kemarau.Dari sekian genus yang teridentifikasi kelimpahan tertinggi terdapat pada genus Chlorella sp. dengantotal kelimpahan 1.442.099 ind/L, kemudian disusul oleh genus Prorocentrum sp. sebesar 451.448ind/L dan Thallacionema sp. sebesar 30.716 ind/L, Copepoda dengan kepdatan 906 ind/L dan NaupliiCopepoda dengan kepadatan 916 ind/L hampir memiliki kepadatan yang sama.

Page 5: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

885 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... (Mat Fahrur)

Chlorella sp. memiliki warna hijau karena memiliki klorofil yang dominan dan masuk jenisfitoplankton Chlorophyceae, dalam hidupnya mampu hidup pada salinitas 0-35ppt namun tumbuhoptimum pada salinitas 10-20 dan alga ini mampu hidup pada suhu 40oC dan tumbuh oktimal padasuhu 25-30oC (Isnansetyo & Kurniastuti, 1995). Kondisi perairan yang mendukung pertumbuhantersebut yang menyebabkan genus ini mampu tumbuh dengan baik pada musim kemarau. Selainsuhu dan salinitas intensitas sinar matahari juga merupakan pendukung dalam pertumbuhannyaterutama dalam proses fotosintesis. Hal ini dapat dilihat pada musim hujan, keberadaannya tidakdidapatkan, sehingga diduga genus tersebut akan tumbuh baik pada intensitas cahaya yang tinggi.

Kelimpahan zooplankton pada musim kemarau terdapat 14 genus, lebih besar dibandingkanmusim hujan yang hanya 10 genus. Dari total sample yang memiliki kepadatan tertinggi adalahBrancionus sp. dengan total kepadatan 3,597 ind/L disusul Nauplii copepoda sp. dengan kelimpahan916 dan copepoda sp. dengan kelimpahan 906. Sementara yang paling rendah ada tiga genus yaituApocyclops sp., Balanus sp., Polychaeta sp. dengan kelimpahan masing-masing 10 ind/L.

Plankton musim kemarau dan hujan

Kualitas lingkungan perairan dapat dilihat dari beberapa genus yang mampu bertahan danberadaptasi dengan baik pada dinamika kualitas air. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan planktonpada kedua musim. Hasil identifikasi kelimpahan musim hujan dengan musim kemarau memilikibeberapa perbedaan diantaranya ada beberapa genus yang terdapat pada musim hujan dan begitupula sebaliknya ada beberapa genus yang tidak terdapat pada musim kemarau. Beberapa genusyang ada pada musim hujan namun tidak terdapat dimusim kemarau adalah Actinastrus sp., Asterionellasp., Ceratium sp., Chaetomorpha sp., Colurella sp., Closteridium sp., Cryptomonas sp., Fragillari sp.,Gymnodinium sp., Rhizoclonium sp., Strauroneis sp., Tetrastrum sp., Lecane dan Scemackeria sp.. Didugagenus tersebut tidak mampu hidup pada salinitas tinggi sehingga mengalami kematian. Pada musimkemarau salinitas dapat mencapai 35 ppt, sementara genus yang terdapat pada musim kemaraunamun tidak terdapat pada musim hujan seperti Cerataulina sp., Chlorella sp., Favella sp., Lauderia sp.,Lecane sp., Lyngbia sp., Melosira sp., Protoperidinium sp., Surirella sp., Sp.irulina sp., Apocyclops sp.,Balanus sp., Cletocamptus sp., Larva molusca sp., Niiitrocra sp., Oithona sp.. Begitu pula dengan genusyang hanya mampu hidup pada musim kemarau, genus tersebut diduga tidak mampu bertahanhidup pada musim hujan yang mengalami penurunan salinitas secara drastis hingga mencapaisalinitas 0. Genus tersebut tidak dapat digunakan sebagai indikator kualitas lingkungan.

Genus yang mampu hidup pada kedua musim adalah Bidulphia sp., Chaetoceros sp., Coscinodiskussp., Cyclotella sp., Eutretia sp., Gleotrichia sp., Gyrosigma sp., Navicula sp., Nitchia sp., Oscillatoria sp.,Plagiotropis sp., Pleurosigma sp., Prorocentrum sp., Skeletonema sp., Scenedesmus sp., Thallasionema sp.,Ulothrix sp., Acartia sp., Branchionus sp., Copepoda sp., Microsetella sp., Nauplii copepoda sp., Polychaetasp., Temora sp. dan Tortanus sp.. Plankton yang mampu hidup pada kedua musim merupakan indikatoryang baik, karena pada musim hujan maupun musim kemarau kadang terjadi degradasi kualitas airyang sangat buruk sehingga ikan pun dapat mengalami kematian. Namun genus yang memilikikelimpahan terbesar pada kedua musim menjadi sumber protein dan pakan alami yang baik sepertiOscillatoria sp., Prorocentrum sp., Chaetoceros sp., Coscinodiscus sp. Nitchia sp., dan Navicula sp.. Jenis-jenis plankton yang dapat dijadikan sebagai indikator perairan, untuk perairan yang tidak tercemar:Amphithrix janthina, Choconeis placentula, Oscillatoria agardhii, Oscillatoria amphibia, danPhormidium papyra-cium, dan perairan tercemar ringan: Desmidium sp., Pinnularia baraunii, danStigeoclonium lubricum (Demak, 2009). Bismark dan Sawitri (2009) menyatakan sub-ordoBacillariophyceae yang ditemukan di perairan mangrove seperti Nitchia sp., Synedra sp., Naviculasp., dan Diatom Sp. merupakan jenis yang umumnya ditemukan diperairan air tawar.

Kelas plankton

Apabila dikelaskan maka terdapat 5 kelas fitoplankton. Dari ke-5 kelas dalam fitoplankton inidapat dilakukan sebagai salah satu cara untuk melihat karakteristik perairan sesuai dengan tingkatkehidupan plankton yang ada. Kelas Bacillariophyceae merupakan terbesar dengan 14 genus, Kelastersebut biasanya mampu hidup pada kisaran salinitas yang tinggi dan mampu beradaptasi. MenurutSachlan (1980 dalam Syafara, 1996) menyatakan bahwa kelas Bacillariophyceae bersifat kosmopolit

Page 6: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

Prosiding Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2012 886

dan cepat berkembang baik. Selanjutnya Newel & Newel, (1977 dalam Syafara, 1996) mengatakanbahwa kelas Bacillariophyceae tersebar secara luas dilautan. Sedangkan Bismak dan Sawitri, (2010)mengemukakan bahwa Bacillariophyceae merupakan jenis yang umumnya ditemukan di perairan airtawar. Apabila melihat pada kedua musim yaitu hujan maupun kemarau kelas Bacillariophyceae sama-sama memiliki genus yang terbanyak. Hal ini membuktikan bahwa kelas tersebut benar-benar mampubertahan hidup pada kondisi perairan yang berdinamika. Sehingga kelas Bacillariophyceae dapatdigunakan sebagai salah satu cara untuk mendeteksi kualitas perairan. Kelas Clhoropyceae terdapat 5genus, dari kelima genus tersebut Tetrastrum sp. memiliki kepadatan tertinggi yaitu 18 ind/L.

Sementara dari kelas zooplankton terdapat 3 kelas yaitu Crustacea (6 genus), Rotatoriae (2 genus)dan Polychaeta (1 genus). Crustacea sebagai genus terbesar zooplankton terdapat genus copepodayang mendominasi dengan kepadatan 1.053 ind/L, kemudian genus Nauplii copepoda dengankelpadatan 753 ind/L. Sedangkan hasil identifikasi zooplankton terdapat 10 genus, kepadatan tertinggiterdapat pada genus Branchionus sp. (1193 ind/L), kemudian copepoda sp. (1093 ind/L) dan naupliicopepoda sp. (735 ind/L), dapat dilihat pada Gambar.1.

Kondisi perairan yang berfluktuasi dan tidak menentu menambah kontribusi keberadaan plank-ton. Perubahan tersebut seperti musim, pada musim hujan jenis tertentu yang tahan terhadap salinitasrendah begitu juga pada musim kemarau ada musim tertentu yang tahan terhadap salinitas tinggi.Fluktuasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, salinitas, pH, konsentrasi nutrien,cahaya, cuaca, penyakit, pemangsaaan ikan dan zooplankton, kompetisi antarspesies dan toksinalgae (Boyd, 1990 dalam Pirzan, 2008). Selain itu, juga ditegaskan oleh Hutapea (1990) yangmenyatakan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan perairan, dan dapat memanfaatkanunsur hara yang terkandung di perairan secara optimal serta memiliki kemampuan untuk berkembangbiak dengan cepat. Anabaenopsis circularis tumbuh optimal pada kisaran salinitas 26,0o/00 - 27o/oo,pada rasio N/P 35:1 terlihat mempunyai potensi untuk mendominasi

Indeks Biologi

Indeks keragaman

Indeks biologi digunakan untuk menilai dan mengukur komunitas plankton pada suatu perairandengan melihat indeks keragaman (H’), indeks keseragaman (E), dan indeks dominansi (D). Indekskeanekaragaman menggambarkan kekayaan jenis plankton yang terdapat di suatu perairan. Indekkeseragaman menggambarkan tingkat keseimbangan komposisi jenis, dan indeks dominansimerupakan gambaran ada atau tidaknya suatu jenis atau kelompok plankton yang mendominasi(Odum, 1971). Semakin tinggi nilai keragaman suatu daerah perairan maka perairan tersebut memilikikeragaman yang stabil.

Pada musim hujan nilai indek keragaman dari seluruh titik pengambilan sampel berkisar antara0,501-2,009 dengan rata-rata 1,341 ±0,369. menurut kriteria Shanon-Winner, (1996) jika nilai indeksH’<1, maka diduga komunitas biota kondisi tidak stabil. Jika nilai indeks H’ antara 1-3, maka dapatdiartikan komunitas biota sedang dan jika nilai indeks H’>3, maka komunitas biota perairan dalamkondisi stabil. Karena nilai indeks H’<1 maka komunitas pada seluruh tambak pada musim hujandalam kondisi tidak stabil. Sedangkan pada musim kemarau nilai indeks keragaman antara 0-1,842dengan rata-rata 0,756±0,517, hal ini menunjukkan bahawa indeks keragaman pada musim kemaraujuga tidak stabil karena indeks masih di bawah H’<1. Namun indeks keragaman pada musim kemaraulebih baik dibandingkan dengan musim hujan, hal ini dapat dilihat pada nilai indeks rata-rata padakedua musim, pada musim kemarau menunjukkan nilai lebih tinggi.

Indeks keseragaman

Menurut Shanon-Winner mengatakan (1996), jika nilai indeks kesergaman (E = 0), maka strukturkeseragaman antar spesies rendah dan apabila nilai indeks Keseragaman (E = 1), berarti keseragamanspesies relatif seragam. Dari data yang diolah menunjukkan nilai Indek keseragaman pada musimhujan berkisar antara 0,375-1,082 dengan rata-rata 0,780±0,169, hal ini menunjukkan bahwapenyebaran biota antar genus rendah atau keragaman individu yang dimiliki masing-masing spesiesjauh berbeda karena nilai E < 1, hal ini menunjukkan struktur keseragaman antar spesies rendah.

Page 7: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

887 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... (Mat Fahrur)

Kelas No Genus Kelimpahan (ind/L)1 Asterionella sp. 92 Bidulphia sp. 93 Chaetocheros sp. 494 Coscinodiscus sp. 485 Cyclotella sp. 296 Fragillaria sp. 97 Gyrosigma sp. 298 Navicula sp. 1.4329 Nitzchia sp. 749

10 Plagiotrhopys sp. 1411 Pleurosigma sp. 14212 Skeletonema sp. 4713 Strauroneis sp. 7314 Thallasionema sp. 101 Actinastrum sp. 92 Caetomorpha sp. 93 Scenedesmus sp. 104 Tetrastrum sp. 185 Ulothrix sp. 101 Closteridium sp. 882 Prorocentrum sp. 303 Ceratium sp. 844 Gymnodinium sp. 19

Cryptophyceae 1 Criptomonas sp. 981 Eutreptia sp. 1442 Gleotrichia sp. 583 Oscillatiroa sp. 1.8531 Acartia sp. 1742 Copepoda sp. 1.0533 Nauplii copepoda sp. 7534 Temora sp. 975 Tortanus sp. 486 Schmackeria sp. 191 Branchionus sp. 11932 Lecane sp. 155

Polichaeta 1 Pholychaeta sp. 174

Bacillariaophyceae

Chlorophyceae

Cromonadea

Cyanophyceae

Zooplankton Musim Hujan

Crustacea

Rotatoriae

Fitoplankton Musim Hujan

Tabel 1. Kelas fitoplankton dan zooplankton pada musim hujan

Sedangkan pada musim kemarau keseragaman antar spesies antara 0-1 dengan rata-rata 0,563±0,320,apabila dilihat dari nilai tersebut maka pada musim kemarau penyebaran antar spesies masih jauhberbeda karena nilai E=0, namun pada stasiun 6 memiliki nilai indeks keseragamn E=1.

Indeks Dominansi

Musim hujan

Setelah dianalisis telah didapatkan nilai indeks dominansi berkisar antara 0,181-0,744 dengannilai rata-rata 0,352 ±2,095 (Tabel 3). Berdasarkan Odum (1996) menyatakan jika nilai indeks D = 0

Page 8: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

Prosiding Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2012 888

Tabel 2. Kelas fitoplankton dan zooplankton pada musim kemarau

Kelas No Genus Kelimpahan (ind/L)

1 Bidulphia sp. 192 Cerataulina sp. 103 Chaetocheros sp. 1.2964 Coscinodiscus sp. 2.0055 Cyclotella sp. 206 Eucampia sp. 107 Gyrosigma sp. 868 Lauderia sp. 289 Melosira sp. 20

10 Navicula sp. 1.97911 Nitzchia sp. 3.75612 Plagiotrhopys sp. 2013 Pleurosigma sp. 1.41514 Skeletonema sp. 2715 Surirella sp. 1916 Thallasionema sp. 30.7161 Desmidium sp. 102 Clhorella sp. 1.442.0993 Scenedesmus sp. 94 Ulothrix sp. 571 Prorocentrum sp. 451.4482 Protoperidinium sp. 201 Eutreptia sp. 582 Gleotrichia sp. 1663 Lyngbia sp. 194 Oscillatiroa sp. 1125385 Sp.irulina sp. 101 Acartia sp. 402 Apocyclops sp. 103 Balanus sp. 104 Copepoda sp. 9065 Cletocamptus sp. 106 Microsetella sp. 297 Nauplii copepoda sp. 9168 Nitrocra sp. 839 Oithona sp. 49

10 Temora sp. 6811 Tortanus sp. 561 Branchionus sp. 35972 Lecane sp. 20

Polichaeta 1 Pholychaeta sp. 10Ciliata 1 Favella sp. 10Molusca 1 Larva molusca sp. 30

Bacillariaophyceae

Chlorophyceae

Cromonadea

Cyanophyceae

Zooplankton Musim Kemarau

Crustacea

Rotatoriae

Fitoplankton Musim Kemarau

Page 9: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

889 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... (Mat Fahrur)

berarti tidak ada jenis tertentu yang mendominasi atau kondisi perairan stabil, jika nilai indeks D =1, maka ada jenis tertentu yang mendominasi yang dapat menyebabkan jenis lain dalam tekanandan struktur komunitas tidak stabil. Apabila mengacu pada indeks tersebut maka nilai kisaran tidakditemukan genus yang mendominasi pada daerah tertentu atau kondisi perairan stabil.

Musim kemarau

Sedangkan pada musim kemarau telah didapatkan nilai indeks dominansi dengan kisaran antara0,069-1 dengan nilai rata-rata 0,550±3,791 (Tabel 4). Berdasarkan Odum (1996) menyatakan jikanilai indeks D = 0 berarti tidak ada jenis tertentu yang mendominasi atau kondisi perairan stabil,jika nilai indeks D = 1, maka ada jenis tertentu yang mendominasi yang dapat menyebabkan jenislain dalam tekanan dan struktur komunitas tidak stabil. Apabila mengacu pada indeks tersebut makanilai kisaran tidak ditemukan genus yang mendominasi pada daerah tertentu atau kondisi perairanstabil.

Kualitas Air pada Musim Hujan dan Musim Kemarau

Kualitas air sangat penting untuk diketahui sebelum melakukan suatu kegiatan budidayaakuakultur, karena air merupakan tempat hidup hewan maupun tumbuhan air. Sebagai tempat hidup,air harus sesuai dengan kualitas yang diinginkan oleh organisme yang dipelihara. Keperuntukan airuntuk perikanan tentu saja harus dapat mendukung kehidupan ikan dalam pertumbuhannya maupunhewan renik seperti plankton yang sangat dibutuhkan oleh ikan sebagai makanan. Namun kualitasair sangat dipengaruhi oleh musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada musim hujan datayang telah dianalisa dapat dilihat pada Tabel 5, sedangkan hasil analisa musim kemarau dapat dilihatpada Tabel 6.

Suhu

Dinamika suhu air di perairan mengalami pasang surut dan sangat di pengaruhi oleh musim.Sebagai daerah tropis Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Padamusim hujan suhu dapat turun sangat drastis karena pengaruh dari hujan yang berkepanjangan danpencahayaan matahari sangat minim. Suhu yang terukur pada musim hujan selama penelitian berkisarantara 20,87-36,89oC dengan rata-rata 32,96±2,89. Sementara pada musim kemarau berbandingterbalik dengan musim hujan, yaitu pencahayaan matahari pada musim kemarau sangat melimpah

Tabel 3. Jumlah individu, genus, dan indeks biologi plankton musim hujan padatambak Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan

Peubah Minimum Maksimum Rata-rata Standar deviasiIndividu (ind/L) 10 9333 350,321 1296,945Genus (ind/L) 9 8477 615,061 1539,831Keragaman 0,501 2,009 1,341 0,369Keseragaman 0,375 1,082 0,78 0,169Dominasi 0,181 0,744 0,352 2,095

Tabel 4. Jumlah individu, genus, dan indeks biologi plankton musim kemarau padatambak Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan

Peubah Minimum Maksimum Rata-rata Standar deviasiIndividu (ind/L) 10 9333 350,321 1296,945Genus (ind/L) 9 8477 615,061 1539,831Keragaman 0 1,842 0,756 0,517Keseragaman 0 1 0,563 0,32Dominasi 0,069 1 0,55 3,791

Page 10: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

Prosiding Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2012 890

dan sangat mempengaruhi suhu air, selama penelitian suhu yang terukur berkisar antara 29,86-36,37oC dengan rata-rata 32,79±1,526. Suhu air dipermukaan dipengaruhi oleh kondisi meteriologiseperti: curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin, dan intensitascahaya matahari (Nonjti, 2007). Suhu maksimum terdapat pada stasiun 26, apabila dilihat darikelimpahan plankton ternyata memiliki kelimpahan yang cukup tinggi dan beragam, terdapat 11genus dengan kepadatan tertinggi dari genus Prorocentrum (63,552 ind/L) dari kelas Cromonadeae.Nybakken (1992), menyatakan bahwa suhu yang baik untuk kehidupan plankton secara umum berkisarantara 20-30oC. Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yangdisukai bagi pertumbuhannya seprti algae dari filum Chlorophyta dan diatom akan tumbuh baik padakisaran suhu berturut-turut 30-35oC dan suhu 20-30oC. Filum Cyanophyta lebih toleran terhadapkisaran suhu yang lebih tinggi dibandingan dengan Chlorophyta dan diatom (Haslam dalam Effendi,2003).

Salinitas

Salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapat diperairan (Boyd, 1988). Perairan payaubiasanya berkonsentrasi antara 0,5- 30 ppt (Effendi, 2003). Namun perairan pesisir sangat dipengaruhioleh masukan air tawar dari sungai terutama pada musim hujan. Plankton juga mempunyai kisaranpertumbuhan optimum. Salinitas yang terukur pada musim hujan berkisar 0,48-31,65 ppt denganrata-rata 10,44 (7,94±). Kisaran salinitas tersebut masih berada pada kisaran yang disarankan. Padakisaran salinitas terendah beberapa plankton yang didapatkan seperti Closteridium sp., Eutreptia sp.,Nitczhia sp., Oscillatoria sp., Pleurosigma sp., dan Polychaeta sp., dengan kepadatan rata-rata 24,16(17,01±). Sedangkan pada musim kemarau salinitas berkisar antara 16,71-63,74 ppt dengan rata-rata 36,77 (10,083±). Pada salinitas tertinggi didapatkan plankton seperti Chaetoceros sp., Coscinodiscussp., Eutreptia sp., Gyrosigma sp., Lauderia sp., Lyngbia sp., Nitczhia sp., Oscillatoria sp., Pleurisigma sp.,

Tabel 5. Nilai rata-rata, minimum, maksimum, dan simpangan baku kualitas air tambak padamusim hujan di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan

Peubah Minimum Maksimum Rata-rata Standar deviasi

Suhu (oC) 20,87 36,89 32,96 ±2,89Oksigen terlarut (mg/L) 2,32 9,96 6,37 ±1,91Salinitas (ppt) 0,48 31,65 10,44 ±7,94pH 7,16 9,8 8,09 ±0,64NO2 (mg/L) 0,0067 0,3107 0,0321 ±0,0507NO3 (mg/L) 0,0037 3,795 0,129 ±0,162NH3 (mg/L) 0,003 1,3236 0,1904 ±0,2277

PO4 (mg/L) 0,0153 0,4461 0,0846 ±0,0980

Tabel 6. Nilai rata-rata, minimum, maksimum, dan simpangan baku kualitas air tambak padamusim kemarau di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan

Peubah Minimum Maksimum Rata-rata Standar deviasi

Suhu (oC) 29,86 36,37 32,79 ±1,526Oksigen terlarut (mg/L) 3,89 12,75 6,33 ±1,866Salinitas (ppt) 16,71 63,74 36,77 ±10,083pH 4,91 8,55 7,32 ±0,795NO2 (mg/L) 0,0016 0,3206 0,0508 ±0,062NO3 (mg/L) 0,0177 3,9808 0,3431 ±0,6545NH3 (mg/L) 0,0225 4,7649 0,6082 ±0,8051

PO4 (mg/L) 0,0363 2,4787 0,5795 ±0,4787

Page 11: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

891 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... (Mat Fahrur)

Prorocentrum sp., dan Surirella sp.. Hal ini membuktikan bahwa plankton mampu tumbuh pada salinitastinggi, namun pada tambak dengan salinitas tersebut ada beberapa ikan yang mengalami kematian.Pirzan (2008) mengatakan bahwa peningkatan 1 ppt akan meningkatkan jumlah genus sebanyak0,08 (peningkatan 1,25 ppt akan meningkatkan sebanyak 1 genus).

Oksigen terlarut

Hasil pengukuran oksigen terlarut pada musim hujan berkisr antara 2,32–9,96 mg/L dengan rata-rata 6,37±1,91 mg/L. Kisaran oksigen yang terukur masih dalam batas yang disarankan dan masihdalam kisaran yang dipersyaratkan dalam budidaya udang. Kepadatan fitoplankton mempengaruhikonsentrasi oksigen ini dijelaskan oleh Pirzan (2008) yang menjelaskan bahwa penurunan oksigenterlarut sebesar 1 mg/L akan menurunkan jumlah genus sebanyak 0,54 (penurunan 1,85 mg/L akanmenurunkan sebanyak 1 genus). Sementara pada musim kemarau berkisar antara 3,89-12,76 mg/Ldengan rata-rata 6,33±1,866. Tingginya oksigen terlarut pada musim kemarau diduga terjadipertumbuhan fitoplankton, dimana kita ketahui bahwa fitoplankton melakukan fotosintesis yangmenghasilkan oksigen.

pH

hasil pengukuran pH dari semua titik pengambilan sampel pada musim hujan berkisar antara7,16-9,80 dengan rata-rata 8,09±0,64. Kisaran pH tersebut masih dalam batas yang dapat ditoleriroleh plankton atau hewan akuatik. Menurut Odum (1971), menyebutkan bahwa perairan dengan pHantara 6-9 merupakan perairan dengan kesuburan yang tinggi dan tergolong produktif karena memilikikisaran pH yang dapat mendorong proses pembongkaran bahan organik yang ada dalam perairanmenjadi mineral-mineral yang dapat diasimilasi oleh fitoplankton.

Sedangkan pada musim kemarau berkisar antara 4,91-8,55 dengan rata-rata 7,32±0,795. Beberapapendapat menyatakan nilai pH sangat mempengarui proses biokimiawi perairan, misalnya prosesnitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. Pada pH <4, tumbuhan air sebagian mati, namun algaeClamydomonas acidophila masih dapat bertahan hidup pada pH yang sangat rendah yaitu 1, algaeEuglena masih bertahan hidup pada pH 1,6 (Haslam dalam Effendi, 2003). Boyd (1990), bahwakebanyakan perairan alami mempunyai nilai pH 5-10 dengan frekwensi 6,5-9,0.

Nitrit

Hasil pengukuran pada musim hujan menunjukkan nilai nitrit antara 0,0067-0,317mg/L denganrata-rata 0,032±0,0507 sedangkan pada musim kemarau berkisar antara 0,0016-0,3206 denganrata-rata 0,0508±0,062 mg/L. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/liter dan sebaiknyatidak melebihi 0,06 mg/L (Effendi ( 2003),. Konsentrasi nitrit yang lebih dari 0,05 mg/L dapat bersifattoksik bagi organisme perairan yang sangat sensitif (Moore, 1991).

Nitrat

Nitrat sangat penting bagi pertumbuhan fitoplankton konsentrasi nitrat di perairan alami hampirtidak pernah lebih dari 0,1 mg/L. Hasil pengukuran pada musim hujan berkisar antara 00,0037-0,795 dengan rata-rata 0,129±0,162 mg/L. Sedangkan pada musim kemarau berkisar antara 0,017-3,98 dengan rata-rata 0,343±0,654 mg/L. Kisaran tersebut cukup tinggi dan dapat memicu ledakanpertumbuhan fitoplankton. Konsentrasi tertinggi terdapat pada stasiun 37, dimana tempatpengambilan sampel merupakan tambak kurang produktif dengan volume air sedikit, salinitas tinggi,dan kelimpahan plankton rendah, hanya terdapat dua genus yaitu Navicula dengan kepadatan (10ind/L) dan Oscillatoria (10 ind/L). diduga telah terjadi blooming alga karena warna air hijau keputihan.Menurut Mackentum (1969) untuk pertumbuhan fitoplankton memerlukan konsentrasi nitrat 0,9-3,5 mg/L. Konsentrasi nitrat yang lebih dari 0,2 mg/L dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi(pengkayaan) perairan (Effendi, 2003).

Amoniak

Konsentrasi amonia yang terukur pada musim hujan antara 0,003-1,323 mg/L dengan rata-rata0,1904±0,227 mg/L. Kadar amoniak (NH3-N) pada titik 33 diduga terjadi penumpukan bahan

Page 12: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

Prosiding Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2012 892

anorganik yang cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari kelimpahan plankton yang mendominasiyaitu Oscillatoria sp., Gleotricia sp., dan Nauplii copepoda sp.. Menurut Sitaresmi dalam Sagala (2002)yang menyatakan kandungan anorganik yang cukup tinggi, fiksasi senyawa N dilakukan oleh bakteriseperti Anabaena, Nostoc, Gleotricia, Oscillatoria, dan Lyngbya. Konsentrasi amonia yang terukur masihdalam batas yang dapat ditolerir oleh ikan maupun udang Sedangkan pada musim kemarau berkisarantara 0,0225-4,769 dengan rata-rata 0,6082 (±0,8051).

Konsentrasi amoniak yang tinggi terdapat pada titik 1, merupakan tambak yang mengalamipenyusutan air dan terjadi kematian udang, diduga sumber air dari muara sungai yang mengandungcukup tinggi bahan anorganik, selain itu didalam tambak sendiri terjadi penumpukan bahan anorganik,hal tersebut dapat dilihat dari bekas tumpukan sampah dekat dengan tambak. Konsentrasi amoniayang rendah di suatu perairan sangat baik untuk kehidupan biota, walaupun unsur N yang terdapatpada amonia dapat menyuburkan perairan akan tetapi konsentrasi amoniak lebih dari 2 mg/L akanmembahayakan kehidupan biota (Murtijdo, 1992).

Fosfat

Fosfor merupakan hara mineral yang sangat penting dalam pembentukan jaringan jasad hidupdalam air laut. Fosfat yang terukur pada musim hujan berkisar antara 0,0153-0,4461 mg/L dengannilai rata-rata 0,0846±0,098 mg/L dan pada musim kemarau berkisar anatra 0,0363-2,4787denganrata-rata 0,579±0,478. Kandungan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan baku mutuair laut untuk kehidupan biota laut (MENLH, 2004). Hal ini dapat mendorong terjadinya bloomingfitoplankton dan dapat menyebabkan dominansi spesies. Tingginya konsentrasi fosfat terjadi padastasiun 35, adalah tambak dengan kelimpahan plankton sebanyak 6 genus dengan didominasi olehOscillatoria (31,720 ind/L). selain Oscillatoria beberapa fitoplankton yang teridentifikasi sepertiProrocentrum (1660 ind/L), Coscinodiscus (800 ind/L), Nitzchia (600 ind/L).

Kadar fosfor total pada perairan alami jarang melebihi 1 mg/liter (Boyd, 1988). Kandungan fosfatterlarut diperairan alami biasanya tidak lebih dari 0,01 mg/L (Wardoyo, 1980). Zottoli (1972) bahwauntuk pertumbuhan fitoplankton konsentrasi fosfat yang optimum berkisar antara 0,008-0,172 mg/L. Menurut Bruno et al. (1979) dalam Wijaya et al. (1994) bahwa pertumbuhan optimal fitoplanktondibutuhkan kandungan ortofosfat 0,27-5,51 mg/L.

Hubungan Kelimpahan Plankton dengan Kualitas Air Musim Hujan

Hubungan kelimpahan plankton dengan kualitas air pada musim hujan di daerah pertambakanKecamatan Bontoa, Kabupaten Maros berdasarkan analisis korelasi hubungan antara kelimpahandengan kualitas air menunjukkan hubungan yang rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indexkorelasi perason untuk peubah kualitas air > 0.05. Dengan demikian dapat dikatakan secara statistikbahwa kelimpahan plankton kurang berkorelasi dengan peubah tersebut. Nilai probabilitas secarastatistik menunjukkan bahwa hubungan kelimpahan dengan suhu sebesar 0,40, salinitas 0,75, oksigenterlarut adalah sebesar 0.05, pH sebesar 0,86, NO3 adalah 0,86, NH3 sebesar 0,17, NO2 sebesar 0,46dan PO4 adalah sebesar 0,45.

Apabila melihat keeratan antar parameter kualitas air maka parameter suhu dengan oksigen terlarutdan pH dengan suhu memiliki hubungan sangat erat. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitassecara statistik memperlihatkan Oksigen terlarut dengan suhu sebesar 0,000 dan suhu dengan pHsebesar 0,000.

Hubungan Kelimpahan Plankton dengan Kualitas Air Musim Kemarau

Sementara hubungan kualitas air dengan kelimpahan plankton pada musim kemarau menunjukkanhubungan yang cukup kuat dengan salinitas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai index korelasi pearson> 0,05 yaitu sebesar 0,013. Dengan demikian secara statistik dapat dikatakan bahwa kelimpahanplankton berkorelasi dengan parameter salinitas dan kurang berkorelasi dengan parameter suhu,oksigen terlarut, pH, NO3, NH3, NO2, PO4. Nilai probabilitas pada musim kemarau menunjukkan suhusebesar 0,076, oksigen terlarut sebesar 0,344, pH memiliki nilai sebesar 0,292, NO3 sebesar 0,467,NH3 sebesar 496, NO3 sebesar 0,517 dan PO4 sebesar 0,488.

Page 13: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

893 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... (Mat Fahrur)

KESIMPULAN

Hasil kajian yang telah dilakukan pada pertambakan Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, ProvinsiSulawesi Selatan, maka dapat disimpulkan; Kelimpahan plankton pada musim hujan bervariasi dari 38-800 ind./L. Indeks keragaman dalam

kondisi tidak stabil, Keragaman fitoplankton perairan tergolong komunitas biota sedang, penyebaranbiota antar genus rendah atau keragaman individu yang dimiliki masing-masing spesies jauhberbeda dan indeks dominansi tidak ditemukan genus yang mendominasi pada daerah tertentuatau kondisi perairan stabil

Kelimapahan plankton pada musim kemarau antara 10-391913 ind/L. indeks keragaman dalamkondisi tidak stabil, penyebaran antar spesies masih jauh berbeda, tidak ditemukan genus yangmendominasi pada daerah tertentu atau kondisi perairan stabil.

Pada musim hujan kualitas air yang berpengaruh terhadap kelimpahan plankton hampir tidak adasedangkan pada musim kemarau yang berpengaruh adalah suhu..

DAFTAR ACUAN

American Public Health Association (APHA). 1989. Standard Methods for the Examination of Water andWaste Water Including Bottom Sediment and Sludges. 17th ed. Amer. Publ. Health Association Inc.,New York. 1527 p.

APHA, 1976. Standar Methods for the Examination of water and wastewater. 4th edition. AmiricanPublic Health Association, Washington DC. 1193 p.

Amin, M. 2009. Komposisi dan Kelimpahan Jenis Plankton Pada Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeusvannamei) Dengan Waktu Pemupukan Berbeda.

Athirah, Asma, 2010. Kajian Kepelbagaian Fitoplankton di Laut Malai, Tasik Chini, Pahang,available:http:/us.data.toolbar.yahoo.com/.

Bismark, M. Sawitri, R. 2009. Kualitas Air, Kelimpahan dan Keragaman Plankton Pada Ekosistem Man-grove di Pulau Siberut, Sumatera. Pusat Litbang dan Konservasi Alam, Bogor.

Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Warrwater Fish Pond. Fourth printing. Auburn University Agricul-tural Experiment Station, Alabama, USA. 359p.

Dawis, M.L. & Cornwel, D.A. 1991. Introduction to Environmental Engineering. Second edition. Mc-Grow-Hill, Inc., New York. 822 p.

Demak, N.H.S. 2009. Jenis-jenis Alga Perifiton Sebagai Indikator Kualitas Perairan di Batang kuranji,Padang. Jurnal Ilmiah Exacta. Vol.1 No. 3 Januari 2009.

Effendi, H. 2003. Telaah kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. 258hlm.

Fast, A.W. & L .J. Lester. 1992. Marine Shrimps Culture: Principles and Practices. Elsevier SciencePublising Company Inc. New York. P-523-P612

Hutapea, J.H. 1990. Komposisi, Distribusi Vertikal, dan Kelimpahan Fitoplankton di perairan pantaiCisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Karya Ilmiah Fakultas Perikanan IPB, Bogor.

MENLH (Menteri Negara Lingkungan Hidup), 2004. Surat Keputusan Menteri Negara LingkunganHidup No.Kep-51/MENLH/2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut. lampiran III.

Moore, J.W. 1991. inorganic Contaminants of Surface Water. Sp.ringerverlag, New York. 334p.Mulyanto, 1992. Lingkungan hidup untuk ikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Jakarta,

108 hlm.Murtidjo, B.A. 1992. Budidaya Udang Windu Sistem Monokultur. Kanisius.Nonjti, A. 2007. Laut Nusantara. Edisi Revisi Cetakan Kelima. Penerbit Djambatan, Jakarta. 356 hal.Gunasari. N.K.A, I. M. Patra, I. K. Aryana. 2011. Analisis Kualitas Air Sungai Badung Berdasarkan

Indeks Keanekaragaman Sp.esies Fitoplankton. Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan PoltekesDenpasar.

Grahadyarini. L. 2011. Kebijakan Kelautan. Menjejak Industrialisasi Perikanan. Kompas Ekonomi. Hal.18.

Page 14: 881 Dinamika kualitas air dan hubungan kelimpahan plankton ... · terjadi kelimpahan air tawar yang menyebabkan terjadi pengenceran sehingga air mengalami penurunan ... berdiameter

Prosiding Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2012 894

Rachmawati, 2002. PERTUMBUHAN Dunaliella salina, Phaeodactylum tricormitum, DAN Anabaenopsiscircularis DALAM RASIO N/P YANG BERBEDA PADA SKALA LABORATORIUM. ttp://iirc.ipb.ac.id/jsp.ui/handle/123456789/22094

Raynold, C.S.,J.G. Tundisi, & K. Hino, 1984. Observation on a metalimnetic Phytoplankton popula-tion in a Stably Stratified Tropical Lake. Arch.Hydrobyol.

Reid, G.K. 1961. Ecology of inland water estuaries. Rein hald published Co. New York, 375 p.Odum, E.P. 1998. Dasar-dasar Ekologi : Terjemahan dari Fundamentals of Ecology. Alih Bahasa

Samingan, T. Edisi Ketiga. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta. 697 p.Odum, Eugene P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi (Edisi Indonesia, edisi 3). Translation copyright by Gadjah

Mada Univesity Press. Yokyakarta. 697.Pirzan, A.M. 2008. Peubah Kulaitas air yang Berpengaruh Terhadap Plankton di Tambak Tanah Sulfat

Masam Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan. Hal.363-373.Pirzan, A.M. & P.R. Pong-Masak. 2008. Hubungan Keragaman Fitoplankton dengan Kualitas Air di

PulauBauluang, kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau,Maros. Volume 9. Hal. 217-221.

Poernomo. 19992. Pemilihan lokasi tambak udang berwawasan lingkungan, Seri Pengembangan HasilPenelitian No. PHP/Kan/Patek/004/1992. 40 hlm.

Sagala, A.H.L. 2008. Kandungan Amoniak (NH3-N) dan Kelimpahan Plankton di Tambak PT. MerdekaSarana Usaha dan Perairan Sekitarnya, Pangkal Pinang Provinsi Kepualuan Bangka Belitung.

Sawyer, C.N. & McCarty, P.L.1978. Chemistry for Enfironmental Engineering. Third edition. McGraw-Hill Book Company, Tokyo. 532p.

Standar Nasional Indonesia (SNI 03-7016- 2004). Tata Cara Pengambilan Contoh Dalam RangkaPemantauan Kualitas Air Pada Suatu Daerah Pengaliran Sungai.

Syafara. Z. 1996. Kelimpahan dan Keragaman Fitoplankton di Perairan Pantai Trikora, Pulau Bintan.Staf Peneliti pada Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Tanjung pinang. FakultasPertanian Universitas Islam Riau. Dinpar XI No. 32.

Tiensongrusmee B. 1980. Shrimp Culture Improvement in Indonesia. Bull. Brack. Aqua. Dev. Centre.6:404-412.

Wardoyo TH dan Djokostyanto D. 1988. Pengelolaan Kualitas Air di Tambak Udang. Fakultas Perikanan.IPB. Bogor.