8756-21916-1-PB.pdf

7
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 KELAS : 11 S1 TI 08

Transcript of 8756-21916-1-PB.pdf

Page 1: 8756-21916-1-PB.pdf

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

2012 KELAS : 11 S1 TI 08

Page 2: 8756-21916-1-PB.pdf

1

ABSTRACT

Indonesia memiliki ketergantungan yang besar terhadap obat dan bahan baku obat

konvensional impor yang nilainya mencapai US$ 160 juta per tahun, sehingga perlu

dicarikan substitusinya dengan produk industry dalam negeri. Sementara itu, tren

masyarakat konsumen dunia yang menuntut pangan dan produk kesehatan yang aman

dengan slogan ”back to nature” dan meninggalkan rokok, juga menunjukkan pertumbuhan

pesat, termasuk di Indonesia sendiri.

Pengembangan obat bahan alam khas Indonesia yang dikenal sebagai “jamu”, dimana

tanaman obat menjadi komponen utamanya, memiliki arti strategis dalam upaya

meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dan kemandirian Indonesia di bidang

kesehatan. Dalam konteks demikian,

pengembangan tanaman obat juga menjadi penting dalam program “Revitalisasi

Pertanian” yang dicanangkan Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan

meletakkan landasan yang kokoh bagi pembangunan ekonomi.

Dengan teknik pembudidayaan yang baik dan penjualan yang tepat sasaran serta promosi

menggunakan teknologi informasi. Maka bisnis tanaman obat ini dapat berjalan dengan

lancar dan dapat menghasilkan keuntungan yang besar.

Temulawak, kunyit, kencur dan jahe merupakan kelompok tanaman rimpang-

rimpangan (Zingiberaceae) mempunyai potensi yang sangat besar untuk digunakan dalam

Page 3: 8756-21916-1-PB.pdf

2

hampir semua produk obat tradisional (jamu) karena paling banyak diklaim sebagai

penyembuh berbagai penyakit masyarakat modern (degeneratif, penurunan imunitas,

penurunan vitalitas). Sedangkan purwoceng sangat potensial untuk dikembangkan sebagai

komplemen dan substitusi ginseng impor sehingga dapat menghemat devisa negara.

Produk yang dihasilkan dari tanaman temulawak, kunyit, kencur dan jahe adalah

produk setengah jadi (simplisia, pati, minyak, ekstrak), produk industri

(makanan/minuman, kosmetika, farmasi, IKOT dan IOT), produk jadi (sirup, instan, bedak,

tablet dan kapsul). Sedangkan untuk purwoceng, produk setengah jadi berupa simplisia dan

ekstrak, produk industri dalam bentuk jamu seduh, minuman kesehatan (IKOT/IOT), pil

atau tablet/kapsul (farmasi).

Arah pengembangan tanaman obat sampai tahun 2010 masih diarahkan ke lokasi

dimana industri obat tradisional berkembang yaitu di Pulau Jawa dengan target luas areal

1.276 ha untuk temulawak, 1.527 ha kunyit, 3.270 ha kencur, 7.124 ha jahe dan 154 ha

purwoceng.

Target produksi sampai tahun 2010 dengan asumsi produktivitas per tahun rata-rata

7-8 ton/ha, maka produksi temulawak diperkirakan mencapai 14.020 ton, kunyit 15.426

ton, kencur 26.290 ton dan purwoceng 850 ton. Kecuali ada permintaan khusus, setelah

2010 areal pengembangan temulawak, kunyit, kencur, jahe dan purwoceng dapat diperluas

ke luar Pulau Jawa yang ketersediaan lahannya lebih luas.

Page 4: 8756-21916-1-PB.pdf

3

Pengembangan agribisnis hilir komoditas tanaman obat diarahkan untuk

pengembangan produk turunan berupa produk jadi, pengembangan industri hilir

temulawak, kunyit, kencur, jahe dan purwoceng yang dilakukan dengan diversifikasi

produk dalam bentuk yang lebih sederhana yaitu simplisia atau ekstrak.

Berikut ini saya memberikan beberapa testimoni langsung dari para pebisnis

tanaman hias yang ada di daerah Yogyakarta dan sekitarnya."Penggemar tanaman hias kini

gemar mengoleksi bibit tanaman yang mengandung obat, apalagi memasuki awal musim

hujan permintaan cenderung meningkat," kata M Nazir petani dan pedagang tanaman hias

asal Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Ia mengatakan tingginya permintaan bibit tanaman yang mengandung obat tersebut

menyebabkan para pedagang tanaman hias menambah stok yang didatangkan dari berbagai

daerah. "Bibit tanaman yang mengandung obat tersebut banyak dicari para penggemar

tanaman hias. Mereka menilai bibit tanaman itu berkhasiat serta dapat dijadikan tanaman

hias," katanya.

Menurut dia jenis tanaman yang mengandung obat itu harus didatangkan dari

berbagai daerah di luar Kota Yogyakarta, karena di daerah ini sudah jarang ditemui

terutama yang berkhasiat.

Mengenai prospek bisnis tanaman hias di DIY, ia mengatakan makin ramai karena

banyak pemain baru, baik dari dalam maupun luar daerah, yang menekuni dan terjun ke

Page 5: 8756-21916-1-PB.pdf

4

bisnis itu. "Hampir setiap hari selalu ada penyelenggaraan pameran dan bursa tanaman hias,

bahkan tidak hanya di satu tempat, tetapi di beberapa tempat secara bersamaan," kata Nasir

yang memiliki sejumlah kios tanaman hias di Yogyakarta.

Hartono pedagang tanaman hias di Kabupaten Bantul mengatakan meski saat ini

bisnis tanaman hias saat ini masih ramai, karena mungkin dulu mereka masih sebagai

konsumen dan pembeli, namun kemudian ikut menggeluti bisnis tanaman hias.

Ia mengatakan DIY hingga saat ini masih menjadi pasar potensial untuk bisnis

tanaman hias, bahkan sebagai pasar potensial Yogyakarta belum tertandingi karena hampir

setiap hari ada pameran dan bursa tanaman hias.

Dengan mempromosikan bisnis tanaman obat melalui internet, toko online dan

jejaring social. Maka penulis sangat yakin bisnis ini akan berjalan dengan lancar dan dapat

menghasilkan keuntungan yang besar. Tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu untuk

menciptakan kehidupan yang alami bebas dari bahan kimia berbahaya.

KESIMPULAN

Prospek bisnis tanaman obat dan tanaman hias di Indonesia khususnya di Yogyakarta

sangat menjanjikan selain karena peminat yang sangat banyak serta dukungan penuh oleh

pemerintah daerah. Bisnis tanaman obat ini masih sangat jarang di tekuni oleh orang. Jadi

peluang untuk kita untuk meraup keuntungan juga masih sangat besar.

Page 6: 8756-21916-1-PB.pdf

5

DAFTAR PUSTAKA

Suryana,Achmad (2007). Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Tanaman Obat.

Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

KlikBatam.(2009) Prospek Bisnis Tanaman Obat di Indonesia. From

http://www.klikbatam.com/index.php/tips-healthy/1323-prospek-bisnis-tanaman-obat-di-

indonesia, 16 maret 2012

Suaramedia.(2011) Budidaya Tanaman Obat, Lahan Bisnis Potensial.

From http://www.suaramedia.com/ekonomi-bisnis/usaha-kecil-dan-menengah/27512-

budidaya-tanaman-obat-lahan-bisnis-potensial.html, 16 maret 2012

Page 7: 8756-21916-1-PB.pdf

6

NAMA : SURAPURNA AHMAT S. NIM : 11.11.5156 KELAS : 11-S1-TI-08 LINK WEBSITE : http://oyakah.blogspot.com/