83483187-61299710-Perdarahan-Subarachnoid-Dr-Ayub.pdf
-
Upload
risti-khafidah -
Category
Documents
-
view
697 -
download
79
Transcript of 83483187-61299710-Perdarahan-Subarachnoid-Dr-Ayub.pdf
PERDARAHAN SUBARAKHNOID
Disusun Oleh :
Uray Steffi Aditia Yudifiar
06-081
Pembimbing :
Dr. Ayub L. Pattinama spS
KEPANITERAAN KLINIK ILMU NEUROLOGI
PERIODE 25 JULI – 20 AGUSTUS 2011
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
II. ETIOLOGI
III. GAMBARAN KLINIS
IV. EVALUASI DIAGNOSTIK
V. TERAPI
VI. PERJALANAN KLINIS, PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
VII. DAFTAR PUSTAKA
PERDARAHAN SUBARACHNOID
PENDAHULUAN
Perdarahan subarakhnoid merupakan perdarahan yang
terjadi di rongga subarakhnoid dimana diagnosa ini
cenderung mempunyai konotasi sebagai sindrom klinis
daripada diagnosa patologi. Perdarahan ini kebanyakan
berasal dari perdarahan arterial akibat pecahnya suatu
aneurisma pembuluh darah serebral atau malformasi
arterio-venosa yang rupture, di samping juga ada sebab-
sebab lainnya. Perdarahan yang menumpuk dalam ruang
subarachnoid dapat mencetuskan terjadinya stroke,
kejang dan komplikasi lainnya. Insidensi perdarahan
subarakhnoid bervariasi untuk masing-masing Negara
ataupun daerah. Di Jepang perdarahan ini menyebabkan 25 kematian/100.000 populasi/tahun (6,6%
dari seluruh kematian mendadak) sedangkan angka kematiannya di Amerika adalah 16/100.000
populasi, dalam hal ini tampaknya ada faktor-faktor diet, herediter dan keadaan ekonomi yang berperan
dalam patogenesisnya.
Perdarahan subarachnoid diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu :
- Traumatic Subarachnoid Hemorrhages
- Spontaneous Subarachnoid Hemorrhages
Traumatic subarachnoid dapat juga menyebabkan kerusakan otak yang diakibatkan oleh karena
kecelakaan. Sedangkan spontaneous subaracnoid hemoragik disebabkan oleh karena ruptur aneurisma
atau abnormalitas pembuluh darah pada otak.
Komplikasi tersering dari perdarahan subarachnoid adalah :
- Hipertensi
- Vasospasm
- Hidrosefalus
ETIOLOGI
Perdarahan pada rongga subarakhnoid paling sering terjadi akibat :
Ruptur aneurisma
Penyebab tersering perdarahan subarakhnoid spontan adalah ruptur aneurisma salah satu arteri
di dasar otak. Ada beberapa jenis aneurisma.
Aneurisma sakular (“berry”) ditemukan pada titik
bifurkasio arteri intrakranial. Arteri ini terbentuk
pada lesi pada dinding pembuluh darah yang
sebelumnya telah ada, baik akibat kerusakan
struktural (biasanya kongenital) maupun cedera
akibat hipertensi. Lokasi tersering aneurisma
sakular adalah arteri komunikans anterior (40%),
bifurkasio arteri serebri media di fisura sylvii (20%),
dinding lateral arteri karotis interna (pada
tempatnya berasalnya arteri oftalmika atau arteri komunikans posterior (30%)) dan basillar tip
(10%). Aneurisma pada lokasi lain, seperti pada tempat berasalnya PICA, segmen P2 arteri
serebri posterior, atau segmen perikalosal arteri serebri anterior, jarang ditemukan. Aneurisma
dapat menimbulkan defisit neurologis dengan menekan struktur di sekitarnya bahkan sebelum
ruptur. Misalnya aneurisma pada arteri komunikans posterior dapat menekan nervus
okulomotorius, menyebabkan paresis saraf kranial ketiga (pasien mengalami diplopia).
Aneurisma fusiformis. Pembesaran pembuluh darah yang memanjang (“berbentuk gelondong”)
disebut aneurisma fusiformis. Aneurisma tersebut umumnya melibatkan segmen intrakranial
arteri karotis interna, trunkus utama arteri serebri media, dan arteri basilaris. Struktur ini
biasanya disebabkan oleh aterosklerosis dan/atau hipertensi, dan hanya sedikit yang menjadi
sumber perdarahan. Aneurisma fusiformis yang
besar pada arteri basilaris dapat menekan batang
otak. Aliran yang lambat di dalan aneurisma
fusiformis dapat mempercepat pembentukan
bekuan intra-aneurismal, terutama pada sisi-
sisinya dengan akibat stroke embolik atau
tersumbatnya pembuluh darah perforans oleh
perluasan trombus secara langsung. Aneurisma ini
biasanya tidak dapat ditangani secara pembedahan saraf, karena merupakan pembesaran
pembuluh darah normal yang memanjang, dibandingkan struktur patologis (seperti aneurisma
sakular) yang tidak memberikan kontribusi pada suplai darah serebral.
Aneurisma mikotik. Dilatasi aneurisma pembuluh darah intrakranial kadang-kadang disebabkan
oleh sepsis dengan kerusakan yang dimiliki oleh bakteri pada dinding pembuluh darah. Tidak
seperti aneurisma sakular dan fusiformis, aneurisma mikotik umumnya ditemukan pada arteri
kecil otak. Terapinya terdiri dari terapi infeksi yang mendasarinya. Aneurisma mikotik kadang-
kadang mengalami regresi spontan, struktural ini jarang menyebabkan perdarahan
subarakhnoid; struktur ini jarang menyebabkan perdarahan subarakhnoid.
Malformasi arteriovenosa
Pembuluh darah anomali yang malformasi, juga kongenital, yang membesar dan terjadi saat
dewasa.
GAMBARAN KLINIS
Akibat iritasi meningen oleh darah, maka pasien menunjukkan gejala nyeri kepala mendadak (dalam
hitungan detik) yang sangat berat disertai fotofobia, mual, muntah, dan tanda-tanda meningismus (kaku
kuduk dan tanda kernig). Kesadaran dapat terganggu segera atau dalam beberapa jam pertama.
Pada perdarahan yang lebih berat, dapat terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan gangguan
kesadaran. Pada funduskopi dapat dilihat edema papil dan perdarahan retina.
Tanda neurologis fokal dapat terjadi sebagai akibat dari :
Efek lokalisasi palsu dari peningkatan tekanan intrakranial.
Perdarahan intraserebral yang terjadi bersamaan.
Spasme pembuluh darah, akibat efek iritasi darah, bersamaan dengan iskemia.
Gambaran sistemik meliputi bradikardia, hipertensi dengan peningkatan tekanan intrakranial dan
mungkin terjadi demam yang disebabkan kerusakan oleh hipotalamus. Kadang-kadang, perdarahan
subarakhnoid dapat berhubungan dengan edema paru dan aritmia jantung.
Skema grading yang diajukan oleh Hunt dan Hess pada tahun 1986 masih berguna pada praktek klinis,
dan memberikan gambaran kasar pada prognosis pasien.
GRADE GAMBARAN KLINIS
1 Asimtomatik atau sakit kepala ringan dan iritasi meningeal
2 Sakit kepala sedang atau berat (sakit kepala terhebat seumur hidupnya), meningismus,
defisit saraf kranial (paresis nervus abdusen sering ditemukan)
3 Mengantuk, konfusi, tanda neurologis fokal ringan
4 Stupor, defisit neurologis berat (misalnya hemiparesis), manifestasi otonom
5 Koma, deserebrasi
EVALUASI DIAGNOSTIK
CT secara sensitif mendeteksi perdarahan subarakhnoid akut, tetapi
semakin lama interval antara kejadian akut dengan CT Scan, semakin
mungkin temuan CT Scan negatif. Jika SAH masih dicurigai pada gambaran
CT Scan normal, pungsi lumbal harus dilakukan. Tindakan ini
memungkinkan terlihatnya darah atau siderofag secara langsung pada
cairan serebrospinal.
Begitu diagnosis SAH ditegakkan, sumber perdarahan harus diidentifikasi. Hal ini hanya dilakukan secara
tepat dengan digital substraction angiography intra-arterial, yang sebaiknya hanya dilakukan jika pasien
merupakan kandidat untuk tindakan operatif untuk clipping aneurisma atau menutupnya dengan
metode neuroradiologi intervensional. DSA menunjukkan adanya aneurisma secara sahih dan
mengilustrasikan hubungan spasialnya dengan pembuluh darah di sekitarnya. Keempat pembuluh darah
besar yang menyuplai otak diperiksa dengan medium kontras, karena sekitar 20% pasien dengan
aneurisma memiliki lebih dari satu aneurisma.
TERAPI
Aneurisma dapat diterapi dengan operasi pembedahan saraf
berupa penutupan leher aneurisma dengan metal clip. Dengan
demikian, aneurisma terekslusi dari sirkulasi secara permanen,
sehingga tidak dapat berdarah lagi. Bentuk terapi ini adalah
terapi definitif, tetapi kerugiannya adalah terapi ini
memerlukan operasi kepala terbuka (kraniotomi) dan
manipulasi pembedahan saraf di sekitar dasar otak yang dapat
menimbulkan komplikasi lebih lanjut. Pembedahan sebaiknya
dilakukan dalam 72 jam pertama setelah perdarahan subarakhnoid, yaitu sebelum periode dengan
resiko terbesar terjadinya vasospasme. Pembedahan dini diketahui memperbaiki prognosis pasien
dengan SAH grade 1, 2, atau 3 pada Hunt dan Hess. Tindakan ini merupakan bentuk terapi terpenting
untuk mencegah perdarahan ulang.
Selain itu, bentuk terapi yang lebih
tidak invasif adalah mengisi
aneurisma dengan metal coils
(“coiling”, suatu prosedur yang
menjadi bidang neuroradiologi
intervensional). Coil dihantarkan dari
ujung kateter angiografik khusus,
yang dimasukkan secara transfemoral dan didorong hingga mencapai aneurisma. Coiling menghindari
perlunya kraniotomi, tetapi mungkin tidak sereliabel obliterasi aneurisma secara permanen.
PERJALANAN KLINIS, PROGNOSIS, DAN KOMPLIKASI
Perdarahan subarakhnoid biasanya berhenti secara spontan, kemungkinan karena terbendung oleh
peningkatan tekanan intrakranial. Hanya pasien dengan aneurisma yang telah berhenti berdarah yang
dapat selamat dirujuk di Rumah Sakit; kematian pra-rumah sakit untuk SAH aneurismal sekitar 35%.
Setelah kejadian akut, pasien menghadapi resiko tiga komplikasi yang berpotensi fatal :
Hidrosefalus
Gangguan sirkulasi dan/atau resorpsi LCS, jika terjadi, timbul sangat cepat setelah munculnya
SAH. Hipertensi intrakranial yang disebabkannya sering menurunkan kesadaran pasien dan juga
dapat menimbulkan defisit neurologi fokal. Hidrosefalus dapat diterapi secara efektif dengan
drainase ventrikular eksternal. Drainase lumbal jarang digunakan.
Vasospasme
Terjadi beberapa hari kemudian, kemungkinan melalui efek zat vasoaktif yang terkandung di
dalam darah subarakhnoid yang mengalami ekstravasasi. Resiko vasospasme dapat dikurangi
dengan pengangkatan darah subarakhnoid sebanyak mungkin dengan pembedahan, dan dengan
hipertensi yang diinduksi secara terapeutik. Cara ini biasanya cukup untuk mencegah
perkembangan infark vasospastik, komplikasi yang sangat ditakuti. Vasospasme adalah
penghambat serius pada diagnostis dan terapi efektif perdarahan subarakhnoid aneurismal.
Perdarahan ulang
Jika terjadi, lebih sering letal (50%) daripada perdarahan subarakhnoid awal. Resiko perdarahan
ulang adalah 20% pada hari 14 pertama setelah SAH awal, dan 50% pada enam bulan pertama,
jika aneurisma belum diobliterasi. Tidak seperti SAH awal, perdarahan ulang sering
menimbulkan hematoma intraparenkimal yang besar, karena ruang subarakhnoid di sekitar
aneurisma sebagian tertutup oleh adesi yang disebabkan oleh perdarahan awal. Pada kasus-
kasus tersebut, manifestasi klinis dan perjalanan perdarahan ulang aneurismal adalah seperti
yang dideskripsikan di atas mengenai perdarahan intraserebral spontan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Baehr, M . M. Frotscher. Diagnosis Topik Neurologi Duus . Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2010
2. Mumenthaler, M. Heinrich Mattle, MD. Neurology. Thieme . 2004
3. Tibor Becske, MD . Subarachnoid Hemorrhage . From :
http://emedicine.medscape.com/article/1164341-overview
4. http://www.strokecenter.org/patients/sah.htm
5. Zebian, R.C. Emergent Management of Subarachnoid Hemorrhage . From :
http://emedicine.medscape.com/article/794076-overview