82629606 Tutorial Analisis SEM Menggunakan Program LISREL AMOS SPSS Dan SmartPLS Libre

download 82629606 Tutorial Analisis SEM Menggunakan Program LISREL AMOS SPSS Dan SmartPLS Libre

of 23

Transcript of 82629606 Tutorial Analisis SEM Menggunakan Program LISREL AMOS SPSS Dan SmartPLS Libre

  • Structural Equation

    Modelling (SEM)

    Tutorial Analisis SEM Menggunakan Program LISREL,

    AMOS SPSS dan SmartPLS

    by

    Adi Wijaya

    NRP. 1310201720

    PROGRAM MAGISTER STATISTIKA

    BIDANG KEAHLIAN KOMPUTASI STATISTIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

    2011

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Pengantar SEM

    SEM adalah metode yang mampu menunjukkan keterkaitan secara simultan antar variabel-variabel indikator (yang teramati secara langsung) dengan variabel-variabel laten (yang tidak teramati secara langsung). Raykov dan Marcaulides (2006) mendefinisikan variabel laten adalah teori atau hipotesis konstruk yang sangat penting atau sebuah variabel yang tidak mempunyai sampel atau populasi yang bisa diamati secara langsung.

    Beberapa Karakteristik SEM menurut Raykov, dkk., (2006) adalah sebagai berikut: (i) Model SEM tidak dapat diukur secara langsung dan tidak dapat didefinisikan secara baik. (ii) Model SEM memperhitungkan potensi kesalahan pengukuran di semua variabel observasi, khususnya pada variabel independent. (iii) Model SEM sangat tepat dibentuk matrik yang memperlihatkan hubungan antara variabelnya, seperti matrik kovarian maupun matrik korelasi.

    Pada prinsipnya SEM merupakan pendekatan terintegrasi dari Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan Path Analysis. Menurut Raykov et al (2006), CFA dan Path Analysis merupakan tipe SEM dan mendefinisikannya sebagai berikut:

    1. Model Path Analysis/Diagram Jalur. Diagram Jalur biasa dipakai untuk mengamati hubungan antara variabel yang dapat diamati. Beberapa peneliti menganggap bahwa diagram jalur tidak termasuk dalam tipe SEM. Namun demikian mereka mengakui bahwa diagram jalur merupakan suatu ha l yang penting dalam membentuk SEM.

    2. Model Confirmatory Factor Analysis Model Confirmatory Factor Analysis sering digunakan untuk menguji pola hubungan antara beberapa konstruk laten. Termasuk didalamnya beberapa konstruk dalam model tersebut diukur melalui sejumlah indikator amatan.

    Bollen (1989) mendefinisikan variabel laten sebagai variabel atau faktor yang tidak dapat diobservasi atau tidak dapat diukur. Variabel laten dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel eksogen adalah variabel laten yang tidak dipengaruhi oleh variabel laten yang lain, sedangkan variabel endogen adalah variabel laten yang dipengaruhi oleh variabel laten yang lain.

    Misal terdapat sebanyak m peubah laten endogen (), n peubah laten eksogen (), p peubah manifes endogen (Y), dan q peubah manifes eksogen (X), menggunakan notasi yang dibuat oleh Jreskog dan Srbom dalam Wijanto (2008), model lengkap (hybrid) SEM diberikan dengan persamaan-persamaan berikut:

    = + + (2.1) (mx1) (mxm)(mx1) (mxn)(nx1) (mx1)

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Y = y + (2.2) (px1) (pxm) (mx1) (px1)

    X = x + (2.3) (qx1) (qxm) (mx1) (qx1)

    dengan : E () = 0 ; Cov () = (2.4) E () = 0 ; Cov () = (2.5) E () = 0 ; Cov () = (2.6)

    Dari (2.1), (2.2) dan (2.3) diasumsikan bahwa: , dan satu sama lain tidak berkorelasi; Cov () = ; tidak berkorelasi dengan ; tidak berkorelasi dengan ; tidak berkorelasi dengan ; Matriks B mempunyai nilai nol pada diagonalnya; Matriks I-B merupakan matriks nonsingular ; E () = 0; dan E () = 0; Langkah-langkah dalam SEM

    1. Pengembangan model berbasis konsep dan teori, menganalisis hubungan kausal antar variabel eksogen dan endogen, sekaligus validitas dan reliabilitas indikator/instrumen penelitian

    2. Mengkonstruksi diagram jalur, untuk menunjukkan alur hubungan kausal antar variabel eksogen dan endogen

    3. Memilih Matriks Input. Data input untuk SEM dapat berupa matriks korelasi atau matriks kovarians

    4. Mengkonversikan diagram jalur ke dalam model struktural 5. Estimasi Parameter 6. Pengujian Model : - Overall Model : Goodness of fit statistics - Pengujian parameter : Lambda, Delta, Epsilon, Beta dan Gamma 7. Interpretasi dan Modifikasi Model. Bila model sudah baik model bisa diinterpretasikan, tetapi

    bila belum baik perlu dilakukan modifikasi

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Tutorial Analisis SEM Menggunakan Program LISREL 8.50

    1. Buka program LISREL 8.50 (kalau tidak tersedia full version bisa juga menggunakan student version yang free license) dengan tampilan awal sbb:

    2. Langkah berikutnya adalah mempersiapkan data yang akan dianalisis dengan SEM. Data yang diimpor dapat berupa berbagai extensi (.sav, .xls dsb)

    Misalkan sebagai contoh file SEMAMOS.sav

    3. Langkah berikutnya adalah menghitung matriks korelasi antar variabel dengan cara klik Statistics Output Options Pada Opsi moment Matrix pilih korelasi, karena rentang antar variabel (ukuran) berbeda-beda. Check save to file, isikan nama file yang akan diinput, misalnya cor_sem.cor OK

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • 4. Membuat syntax dapat dilakukan dengan klik File New Syntax Only OK

    Syntax Only : hanya menuliskan barisan sintaks/kode untuk membangun model Output : membuat window output baru PRELIS Data : mendefinisikan variabel dan input data SIMPLIS Project : membuat project dengan ekstensi *.spj LISREL Project : membuat project LISREL dengan ekstensi *.lpj Path Diagram : membuat path diagram 5. Langkah selanjutnya adalah membangun syntax untuk analisis SEM lanjutan dengan

    memperhatikan beberapa petunjuk sebagai berikut: a. Judul

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Definisikan judul dari project yang akan dibuat pada baris pertama. Setiap keterangan pada baris pertama akan diperlakukan sebagai baris judul kecuali LISREL menemukan dua hal berikut :

    Baris yang dimulai dengan kata Observed Variables atau Labels yang merupakan baris perintah pertama dalam input file SIMPLIS

    Baris yang dua karakter (huruf) pertamanya dimulai dengan DA, Da, da, ata dA yang merupakan baris perintah pertama dalam input filel SIMPLIS

    b. Variabel Observed Setelah judul, baris selanjutnya adalah definisi dari Observed variables. Observed variables merupakan variabel yang memiliki nilai pada input data. Penulisan observed variables dengan memberikan spasi antar variabel.

    c. Data Dalam LISREL input data dapat berupa data mentah, matriks kovarians, matriks korelasi, standard deviasi, dan means. Untuk memanggil matriks korelasi perintahnya adalah sebagai berikut : Correlation Matrix from file nama file

    d. Ukuran sampel (Sample Size) Ukuran sampel perlu dituliskan apabila input data bukan berupa data mentah.

    e. Variabel Laten Nama variabel laten tidak boleh sama dengan observed variables.

    f. Hubungan (Relationships) Judul untuk baris ini dapat ditulis sebagai relationships, Relations, atau Equations. Penulisan hubungan bisa menggunakan persamaan sebagai berikut : Variabel dependen = variabel independen Indikator = variabel laten. Misalkan syntax yang dibangun sebagai berikut:

    Tugas SEM - Adi Wijaya Observed variables: ROA REA BFOA BFEA RPA RI RSS BFSS BFI BFPA Correlation matrix: 1.000 .6247 1.000 .3269 .3639 1.000 .4210 .3275 .6404 1.000 .2137 .2742 .1124 .0839 1.000 .4105 .4043 .2903 .2599 .1839 1.000 .3240 .4047 .3054 .2786 .0489 .2220 1.000 .2930 .2407 .4105 .3607 .0186 .1861 .2707 1.000 .2995 .2863 .5191 .5007 .0782 .3355 .2302 .2950 1.000 .0760 .0702 .2784 .1988 .1147 .1021 .0931 -.0438 .2087 1.000 Sample size: 329 Latent variables: RAMB BFAMB Relationships: ROA = 1.00*RAMB REA = RAMB BFOA = 1.00*BFAMB BFEA = BFAMB RAMB = BFAMB BFAMB = RAMB RAMB = RPA RI RSS BFSS BFAMB = RSS BFSS BFI BFPA Path Diagram End of problem

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Pada syntax correlation matrix yang merupakan matriks korelasi dari data yang digunakan dalam model SE dapat pula diganti dengan correlation matrix from file cor_sem.corr 6. Untuk menjalankan syntax yang telah dibuat dapat dilakukan dengan cara klik File Run

    Lisrel (F5) atau dapat dengan menekan hasilnya adalah sebagai berikut Path diagram dan outputnya

    Sample Size = 329

    Tugas SEM - Adi Wijaya

    Correlation Matrix

    ROA REA BFOA BFEA RPA RI -------- -------- -------- -------- -------- -------- ROA 1.00 REA 0.62 1.00 BFOA 0.33 0.36 1.00 BFEA 0.42 0.33 0.64 1.00 RPA 0.21 0.27 0.11 0.08 1.00 RI 0.41 0.40 0.29 0.26 0.18 1.00 RSS 0.32 0.40 0.31 0.28 0.05 0.22 BFSS 0.29 0.24 0.41 0.36 0.02 0.19 BFI 0.30 0.29 0.52 0.50 0.08 0.34 BFPA 0.08 0.07 0.28 0.20 0.11 0.10

    Correlation Matrix

    RSS BFSS BFI BFPA -------- -------- -------- -------- RSS 1.00 BFSS 0.27 1.00 BFI 0.23 0.29 1.00 BFPA 0.09 -0.04 0.21 1.00

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Tugas SEM - Adi Wijaya

    Number of Iterations = 7

    LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

    Measurement Equations

    ROA = 1.00*RAMB, Errorvar.= 0.41 , R = 0.59 (0.051) 8.05

    REA = 1.06*RAMB, Errorvar.= 0.34 , R = 0.66 (0.090) (0.052) 11.80 6.51 BFOA = 1.00*BFAMB, Errorvar.= 0.31 , R = 0.69 (0.046) 6.85 BFEA = 0.93*BFAMB, Errorvar.= 0.40 , R = 0.60 (0.070) (0.046) 13.23 8.74

    Structural Equations RAMB = 0.16*BFAMB + 0.16*RPA + 0.25*RI + 0.22*RSS + 0.079*BFSS, Errorvar.= 0.28 , R =

    0.52 (0.080) (0.039) (0.043) (0.043) (0.047) (0.047) 2.01 4.23 5.99 5.11 1.68 6.03

    BFAMB = 0.20*RAMB + 0.072*RSS + 0.23*BFSS + 0.35*BFI + 0.16*BFPA, Errorvar.= 0.26 , R =

    0.61 (0.085) (0.046) (0.043) (0.043) (0.039) (0.045) 2.32 1.56 5.46 8.25 4.22 5.85

    Reduced Form Equations

    RAMB = 0.17*RPA + 0.26*RI + 0.24*RSS + 0.12*BFSS + 0.059*BFI + 0.027*BFPA, Errorvar.= 0.31,

    R = 0.48 (0.040) (0.043) (0.042) (0.041) (0.031) (0.015) 4.24 6.07 5.69 2.95 1.91 1.79

    BFAMB = 0.033*RPA + 0.052*RI + 0.12*RSS + 0.26*BFSS + 0.37*BFI + 0.17*BFPA, Errorvar.= 0.29,

    R = 0.57 (0.017) (0.025) (0.041) (0.042) (0.044) (0.040) 2.02 2.10 2.94 6.11 8.35 4.23

    Correlation Matrix of Independent Variables

    RPA RI RSS BFSS BFI BFPA -------- -------- -------- -------- -------- -------- RPA 1.00 (0.08) 12.81

    RI 0.18 1.00 (0.06) (0.08) 3.28 12.81

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • RSS 0.05 0.22 1.00 (0.06) (0.06) (0.08) 0.88 3.93 12.81

    BFSS 0.02 0.19 0.27 1.00 (0.06) (0.06) (0.06) (0.08) 0.34 3.31 4.73 12.81

    BFI 0.08 0.34 0.23 0.29 1.00 (0.06) (0.06) (0.06) (0.06) (0.08) 1.41 5.76 4.06 5.12 12.81

    BFPA 0.11 0.10 0.09 -0.04 0.21 1.00 (0.06) (0.06) (0.06) (0.06) (0.06) (0.08) 2.06 1.84 1.68 -0.79 3.70 12.81

    Goodness of Fit Statistics

    Degrees of Freedom = 16 Minimum Fit Function Chi-Square = 26.46 (P = 0.048) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 25.78 (P = 0.057) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 9.78 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 27.74) Minimum Fit Function Value = 0.081 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.030 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.085) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.043 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.073) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.61

    Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.32 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.29 ; 0.37) ECVI for Saturated Model = 0.34 ECVI for Independence Model = 2.72 Chi-Square for Independence Model with 45 Degrees of Freedom = 871.23 Independence AIC = 891.23 Model AIC = 103.78 Saturated AIC = 110.00 Independence CAIC = 939.19 Model CAIC = 290.82 Saturated CAIC = 373.78

    Normed Fit Index (NFI) = 0.97 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.96 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.34 Comparative Fit Index (CFI) = 0.99 Incremental Fit Index (IFI) = 0.99 Relative Fit Index (RFI) = 0.91 Critical N (CN) = 397.62

    Root Mean Square Residual (RMR) = 0.020 Standardized RMR = 0.020 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.98 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.95 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.29

    The Modification Indices Suggest to Add an Error Covariance Between and Decrease in Chi-Square New Estimate BFOA ROA 8.4 -0.09

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • BFEA ROA 12.7 0.11

    Time used: 0.062 Seconds

    Interpretasi output

    Layak tidaknya model SEM untuk digunakan dapat diketahui dengan memperhatikan model fit criteria (Schumacher dan Lomax, 2004) seperti yang dihasilkan dari syntax running LISREL di atas, diantaranya adalah :

    1. Menggunakan Chi-Square goodness of fit test, dengan membandingkan statistik ujinya dengan nilai tabel chi-square atau lebih mudahnya dengan melihat nilai p-value (output). Jika p-value kurang dari significant level (misal 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa model fit atau cocok dengan model teorinya, dalam kasus ini dapat diketahui bahwa statistik uji Chi-square nya bernilai 25,78 dengan derajat bebas 16 atau p-value nya 0,05725. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model SEM di atas fit (cocok) secara statistik pada significant level 10%.

    2. Memperhatikan nilai root-mean-square error of approximation (RMSEA), jika nilainya kurang dari 0,05 maka model layak untuk digunakan. Pada kasus ini dapat diketahui bahwa nilai RMSEA nya 0,043 yang nilainya kurang dari 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model SEM di atas layak untuk digunakan

    3. Nilai GFI = 0.98 dan AGFI = 0.95 berada diantara di antara nilai 0 dan 1 dan di atas 0,90. Hal ini menunjukkan bahwa model SEM fit/cocok dengan datanya.

    4. Model disimpulkan fit dengan data jika nilai RMR kurang dari atau sama dengan 0. Pada Output terlihat nilai RMR dan standardized RMR sebesar 0.02 sehingga menunjukkan bahwa model fit dan layak untuk digunakan

    5. Model dikatakan fit jika nilai NFI dan NNFI lebih dari 0.90. Dari output terlihat nilai NFI = 0.98 dan nilai

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Tutorial Analisis SEM Menggunakan Program AMOS 18 SPSS

    1. Mempersiapkan data dan rancangan diagram persiapkan data yang akan diolah ke dalam bentuk file yang berekstensi .SAV

    (format SPSS) Rancang terlebih dahulu diagram jalur yang ingin dibuat dalam AMOS, untuk

    memudahkan dalam melakukan penggambaran di AMOS 2. Buka program AMOS 18 dengan membuka Amos Graphics

    Keterangan symbol/icon pada windows menu AMOS dapat dilihat pada menu Help

    3. Buka data yang akan di analisis, misalkan di sini adalah PATHAMOS.sav

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Untuk mengecek file yang dimasukkan sudah masuk dalam AMOS, klik ViewVariables in Data Set dan muncul tampilan seperti berikut:

    4. Menggambar path diagram. Beberapa icon/tool yang banyak digunakan dalam penggambaran path diagram SEM.berikut beberpa diantaranya:

    Menggambar observed variabel

    Menggambar unobserved variables

    Menggambar latent variables

    Jalur/hubungan satu arah

    Jalur dua arah (kovarians)

    Menambahkan variabel unik (error)

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • List variabel pada model

    List variabel pada data

    Menggandakan objek

    Memindahkan objek

    Menghapus objek

    Analysis Properties

    Estimasi penghitungan

    Objek properties

    5. Mempersiapkan metode estimasi dan output Setelah rancangan path diagram selesai dilakukan, tentukan metode estimasi dan output-output yang akan ditampilkan dari hasil penghitungan di atas Klik tombol analysis properties pada toolbar, atau klik menu View Analysis

    Properties Pada Tab Estimasi, pilih metode yang akan digunakan, misalnya Maximum

    Likelihood Pada Tab Output, pilih output yang akan ditampilkan, misalnya centang

    standardized estimate

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • 6. Simulasi Estimasi dan Melihat hasil

    Lakukan estimasi dengan cara klik toolbar estimas penghitungan atau klik menu Analyze Calculate Estimates hingga tombol view the output diagram aktif

    Contoh path diagram pada kasus ini adalah pada gambar di bawah ini

    Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)

    Maximum Likelihood Estimates

    Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

    Estimate S.E. C.R. P Label d

  • Estimate d

  • Model RMR GFI AGFI PGFI Default model ,000 1,000

    Saturated model ,000 1,000

    Independence model ,210 ,636 ,455 ,424

    Baseline Comparisons

    Model NFI Delta1 RFI

    rho1 IFI

    Delta2 TLI

    rho2 CFI

    Default model 1,000

    1,000

    1,000 Saturated model 1,000

    1,000

    1,000 Independence model ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

    Parsimony-Adjusted Measures Model PRATIO PNFI PCFI Default model ,000 ,000 ,000 Saturated model ,000 ,000 ,000 Independence model 1,000 ,000 ,000

    NCP Model NCP LO 90 HI 90 Default model ,000 ,000 ,000 Saturated model ,000 ,000 ,000 Independence model 423,692 359,239 495,555

    FMIN Model FMIN F0 LO 90 HI 90 Default model ,000 ,000 ,000 ,000 Saturated model ,000 ,000 ,000 ,000 Independence model 1,087 1,062 ,900 1,242

    RMSEA Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE Independence model ,326 ,300 ,352 ,000

    AIC Model AIC BCC BIC CAIC Default model 30,000 30,458 89,872 104,872 Saturated model 30,000 30,458 89,872 104,872 Independence model 443,692 443,845 463,649 468,649

    ECVI Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI Default model ,075 ,075 ,075 ,076 Saturated model ,075 ,075 ,075 ,076 Independence model 1,112 ,950 1,292 1,112

    HOELTER

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Model HOELTER .05

    HOELTER .01

    Default model

    Independence model 17 22

    Interpretasi output

    Model SEM yang terbentuk adalah: Dari hasil path analysis, parameter 2 tidak signifikan (nilai P>0,05) maka perlu dilakukan path analysis lanjutan dengan menghilangkan path (dari a ke-E) tersebut. Dari hasil goodness of fit test model , dapat diketahui bahwa model sudah fit untuk memodelkan data tersebut karena sudah ada minimal satu kriteria yang dipenuhi. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

    Kriteria (default model)

    Kebaikan Model

    Hasil Pengolahan Keputusan

    CMIN kecil (< 2 tabel)

    0,000 Model fit

    p 0,0 CMIN/DF 2

    GFI > 0,9 1,000 Model fit

    AGFI >0,9

    CFI 0,9 1,000 Model fit TLI 0,9

    RMSEA 0,08

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Tutorial Analisis SEM Menggunakan Program Smart PLS

    1. Langkah awal adalah membuka program SmartPLS dengan membuka Java Web Start Application

    Seperti tampilan diatas, untuk memulai program SmartPLS, klik FileNew (untuk model baru) atau open (untuk model yang telah disimpan). Karena tutorial ini beum mempunyai project yang lama, maka dipilih New, akan muncul tampilan seperti berikut :

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Ketikan nama model yang baru, misal project1, kemudian untuk memasukan data inputnya melalui data source and name, file inputnya harus berextention *.csv dan CSV separatornya, bisa comma, semicolon, tabulator dan space. File yang selain diatas harus diconvert dulu ke extention tersebut. Setelah itu klik OK, kemudian tampilan utamanya sebagai berikut :

    2. Diagram Model Area kerja merupakan window tempat kita bekerja untuk mendesain model baru atau merubah

    model yang telah ada. Fungsi untuk pemodelam ditampilkan dalam toolbar. Modelling mode dalam SmartPLS memiliki tiga jenis modelling yang dapat digunakan untuk mendesain dan merubah model yaitu: selection mode, drawing mode dan connection mode.

    Berikut ini penjelasannya:

    Obyek pada drawing board dapat dipilih dan dipindahkan dengan selection mode. Tekan [SHIFT] key memungkinkan multiple selection objects. Obyek yang ada pada drawing board dapat diedit dengan double click tombol mouse kiri.

    Area kerja

    Toolbar properties

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Variabel laten dapat ditambahkan pada drawing mode. Klik dengan tombol mouse kiri pada drawing area untuk membuat variabel laten baru dengan standar label. Nama variabel laten dapat dirubah dengan double click mouse pada variabel laten dan isikan nama variabel laten lalu enter.

    Hubungan antar variabel laten dapat dibuat dengan connection mode. Jika connection mode dipilih, maka connection point (ports) muncul ditengah semua variabel laten. Hubungkan antar port itu dengan menekan tombol kiri dan tarik ke target laten variabel.

    Sesuai dengan model yang dinginkan, maka terdapat 3 variabel latennya, maka klik drawing

    mode di working area, dan dengan connection mode digambarkan hubungan antar variabel laten. Untuk memasukkan data ke variabel indikator dengan cara mendrag dan drop dengan mouse ke variabel laten yang dikehendaki. Lakukan terus sehingga selesai diagram jalur telah selesai dibuat, dengan tampilan sebagai berikut:

    3. Analisis Model Pada bagian properties, terdapat menu output setting, bootstrapping setting, data setting,

    algorithm settings. Pada menu output setting, menjelaskan tentang report yang dihasilkan dalam bentuk HTML. Bootstrapping setting digunakan untuk proses bootstrapping yang akan dilakukan (bila diperlukan). Sedangkan data setting digunakan untuk menggantikan missing values (bila ada). Pada algorithm settings, beberapa setting dapat dipilih antara lain, Weighting Scheme: ada tiga pilihan yaitu centroid, factor dan path Data Metric: memberikan pilihan bagaimana data akan diolah apakah standardized (mean=0 dan variance=1) atau data orignal (unstandardized).

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Maximum Iteration: jumlah maksimum iterasi. Stop criterion accuracy: kondisi kriteria stop Setelah selesai memodelkan diagram jalurnya, untuk menjalankan model yang akan terbentuk,

    pada menu klik PLSCalculate Model. Interpretasi output

    Convergent validity dari measurement model dengan indikator refleksif dapat dilihat dari korelasi antara score item/indikator dengan score konstruknya. Indikator individu dianggap reliable jika memiliki nilai korelasi diatas 0.70. Namun demikian pada riset tahap awal, loading 0.50 sampai 0.60 masih dapat diterima. Dengan melihat hasil output korelasi antara indikator dengan konstruknya seperti terlihat pada output outer loading dibawah ini:

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • Berdasarkan pada outer loading diatas, maka semua indikator atau variabel observed sudah siginifican, karena nilainya outer lodaing sudah sesuai dengan asumsi awal. Discriminant validity indikator refleksif dapat dilihat pada cross loading antara indikator dengan konstruknya sebagai berikut:

    Dari output diatas terlihat bahwa korelasi konstruk kerja dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi indikator ekonomi dan sosial dengan konstruk lainnya. Berarti bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator lainnya.

    Selain cara diatas, metode lain untuk menilai discriminant validity adalah dengan

    membandingkan akar kuadrat dari average variance extracted untuk setiap konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Model mempunyai discriminant validity yang cukup jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara konstruk dan konstruk lainnya dalam model seperti terlihat pada output laten variable correlation dibawah ini:

    Berdasarkan output overview didapatkan hasil:

    adiwtalks

    .wordpress.com

  • AVE Composite R Square Cronbachs Communalit

    Redundancy

    Reliability

    Alpha

    Kemiskinan 0.9447 0.9808 0.5076 0.9708 0.9447

    0.3313

    Kualitas Ekonomi 0.6925 0.8692 0.3175 0.7678 0.6925

    0.2098

    Kualitas Kesehatan 0.6494 0.8798 0.0000 0.8221 0.6494

    0.0000

    Kualitas SDM 0.7809 0.0066 0.4635 -2.6047 0.7809

    0.3584

    Model dikatakan baik kalau AVE menunjukkan nilai lebih besar dari 0,50, terlihat dari output diatas, semua konstruk memiliki realiabilitas yang baik. Sehingga model tersebut fit dengan data yang ada..

    adiwtalks

    .wordpress.com