82192774 Referat Omsk

download 82192774 Referat Omsk

of 20

Transcript of 82192774 Referat Omsk

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    1/20

    II.2. Otitis Media Supuratif Kronik

    II.2.1. Definisi

    Ot i t i s Med i a Supur a t i f Kr on i k ( OMSK) mer upakan s ua t u r adang

    kroni s t e l inga t engah dengan per foras i membran t impani dan r iwayat

    keluarnya sekret dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul.

    II.2.2. Epidemiologi

    Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden

    OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosio-ekonomi. Misaln ya, OMSK lebih

    sering dijumpai pada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin

    Austr al ia dan orang kuli t hitam di Afrika Selatan. Walaupun demikian, lebih dari 90% beban

    dunia akibat OMSK in i d ip ik ul ol eh ne gar a -n eg ara di Asi a T en gga ra, da er ah

    Pasifik Barat, Afrika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik. Kehidupan sosial

    ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gizi yang jelek

    merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prevalensi OMSK pada negara

    yang sedang berkembang.

    Survei prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi dalam hal

    definisi penyakit, metode sampl ing serta mutu metodologi, menunjukkan beban

    dunia akibat OMSK melibatkan 65330 juta orang dengan telinga berair, 60% di

    antaranya (39200 juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan. Secara

    umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan pasien OMSK merupakan

    25% dari pasien -pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia.

    II.2.3. Etiologi

    Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang

    dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis,

    rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang

    abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan

    Downs syndrom. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan

    faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Faktor Host yang berkaitan dengan insiden

    OMSK yang relatif tinggi adalah defisiensi immun sistemik. Kelainan humoral (seperti

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    2/20

    hipogammaglobulinemia) dan cell- mediated ( seperti infeksi HIV, sindrom kemalasan leukosit)

    dapat manifest sebagai sekresi telinga kronis.

    Penyebab OMSK antara lain:

    Lingkungan

    Hubungan penderita OMSK dan faktor sosial ekonomi belum jelas, tetapi mempunyai

    hubungan erat antara penderita dengan OMSK dan sosioekonomi, dimana kelompok

    sosioekonomi rendah memi liki insiden yang lebih tinggi. Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini

    berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, tempat tinggal yang padat.

    Genetik

    Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden OMSK

    berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik. Sistem sel-sel

    udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis media, tapi belum diketahui apakah hal ini primer

    atau sekunder.

    Otitis media sebelumnya.

    Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan dari otitis media

    akut dan / atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui faktor apa yang menyebabkan

    satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menjadi keadaan kronis

    Infeksi

    Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mu kosa telinga tengah hampir tidak bervariasi

    pada otitis media kronik yang aktif menunjukan bahwa metode kultur yang digunakan adalah

    tepat. Organisme yang terutama dijumpai adalah Gram- negatif, flora tipe-usus, dan beberapa

    organisme lainnya.

    Infeksi saluran nafas atas

    Banyak penderita mengeluh sekret telinga sesudah terjadi infeksi saluran nafas atas.

    Infeksi virus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah menyebabkan menurunnya daya tahan

    tubuh terhadap organisme yang secara normal berada dalam telinga tengah, sehingga

    memudahkan pertumbuhan bakteri. Organisme-organisme dari meatus auditoris

    eksternal termasuk Staphylococcus, Pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan

    Aspergil lus . Organisme dari nasofaring diantaranya Streptococcus viridians(Streptococcus

    -hemolitikus, Streptococcus -hemolitikus danPneumococcus).

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    3/20

    Autoimun

    Penderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden lebih besar terhadap otitis

    media kronis.

    Alergi

    Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding yang

    bukan alergi. Yang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang alergi terhadap

    antibiotik tetes telinga atau bakteria atau toksin-toksinnya, namun hal ini belum terbukti

    kemungkinannya.

    Gangguan fungsi tuba eustachius.

    Pada otitis kronis aktif, dimana tuba eustachius sering tersumbat oleh edema tetapi

    apakah hal ini merupakan fenomen primer atau sekunder masih belum diketahui. Pada telinga

    yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi tuba eustachius dan

    umumnya menyatakan bahwa tuba tidak mungkin mengembalikan tekanan negatif menjadi

    normal.

    Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada

    OMSK :

    1. Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekrettelinga purulen berlanjut.

    2. Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan padaperforasi.

    3. Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasiepitel.

    4. Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepatdiatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan

    dari perforasi.

    Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis

    majemuk, antara lain :

    1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis atau berulang.a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.b. Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total

    2. Perforasi membran timpani yang menetap.

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    4/20

    3. Terjadinya metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap lainya pada telingatengah.

    4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid. Hal ini dapat disebabkanoleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi atau timpanosklerosis.

    5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid.6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan

    mekanisme pertahanan tubuh.

    II.2.4. Patogenesis

    Banyak penelitian pada hewan percobaan dan preparat tulang temporal menemukan

    bahwa adanya disfungsi tuba Eustachius, yaitu suatu saluran yang menghubungkan

    rongga di belakang hidung (nasofaring) dengan telinga tengah (kavum timpani),

    merupakan penyebab utama terjadinya radang telinga tengah ini (otitis media).

    Pada keadaan normal, muara tuba Eustachius berada dalam keadaan tertutup dan akan

    membuka bila kita menelan. Tuba Eustachius ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan

    udara telinga tengah dengan tekanan udara luar (tekanan udara atmosfer). Fungsi tuba yang

    belum sempurna, tuba yang pendek , penampang re la ti f besar pada an ak dan posi si

    tuba yang datar menjelaskan mengapa suatu infeksi saluran nafas atas pada

    anak akan leb ih mudah menjala r ke t elinga tengah sehi ngga l ebih sering

    menimbulkan Otitis Media daripada dewasa.

    Gambar Anatomi Tuba Eustachius Anak dan Dewasa

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    5/20

    Pada anak dengan infeksi saluran nafas atas, bakteri menyebar dari

    nasofaring melalui tuba Eustachius ke telinga tengah yang menyebabkan terjadinya

    infeksi dari telinga tengah. Pada saat ini terjadi respons imun di telinga tengah. Mediator

    peradangan pada telinga tengah yang dihasilkan oleh sel-sel imun infiltrat, seperti netrofil,

    monosit, dan l eukos i t s er t a se l lokal seper t i kera t in os i t dan se l mas tos i t

    ak i ba t p r os es i n f eks i t e r s ebu t akan menambah pe r mi ab i l i t a s pembul uh

    darah dan menambah pengeluaran sekret di telinga tengah. Selain itu, adanya

    peningkatan beberapa kadar sitokin kemotaktik yang dihasilkan mukosa telinga tengah karena

    stimulasi bakteri menyebabkan terjadinya akumulasi sel-sel peradangan pada telinga tengah.

    Bagan perjalanan penyakit Otitis Media Supuratif Kronik

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    6/20

    Mukosa telinga tengah mengalami hiperplasia, mukosa berubah bentuk dari

    s a t u l ap i s an , ep i t e l s kuamos a s ede r hana , men j ad i pseudostratified respiratory

    epithelium dengan banyak lapisan sel di antara sel tambahan tersebut. Epitel respirasi ini

    mempunyai sel goblet dan sel yang bersilia, mempunyai stroma yang banyak serta

    pembuluh dar ah . Penyembuh an Ot it is Media dit and ai dengan hi langnya se l -sel

    tambahan ter sebut dan kembal i ke bentuk lapisan epitel sederhana.

    II.2.5 Klasifikasi

    OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu :

    1. Tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe aman = tipe rhinogen.Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan gejala

    klinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit. Beberapa faktor lain

    yang mempengaruhi keadaan ini terutama patensi Tuba eustachius, infeksi

    saluran nafas atas, pertahanan mukosa terhadap infeksi yang gagal pada

    pasi en den gan daya tahan t u buh yan g re n d ah , d i s ampi ng i t u c ampuran

    bak t e r i ae ro b d an ana e r ob , l uas dan d er a j a t pe ru bah an muk osa , s e r t a

    migras i sekun der dar i ep i t e l skuam ous . Sekr e t mukoid kroni s

    berhubungan dengan hiperplasia gobl et se l, met ap las ia dar i mukos a telinga

    tengah pada tipe respirasi dan mukosiliar yang jelek.

    Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas:

    A. Kongen i t a lKriteria untuk mendiagnosa kolesteatom kongenital, menurut Derlaki dan Clemis (1965)

    adalah :

    Berkembang dibelakang dari membran timpani yang masih utuh. Tidak ada riwayat otitis media sebelumnya.

    Pada mulanya dari jaringan embrional dari epitel skuamous atau dari epitel undiferential

    yang berubah menjadi epitel skuamous selama perkembangan. Kongenital kolesteatom lebih

    sering ditemukan pada telinga tengah atau tulang temporal, umumnya pada apeks

    petrosa. Dapat menyebabkan fasialis parese, tuli saraf berat unilateral, dan gangguan

    keseimbangan.

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    7/20

    B . Di dapa t .Ko l es t ea t oma yang d i dapa t s e r i ngnya be r kembang da r i s ua t u kan t ong

    retraksi. Jika telah terbentuk adhesi antara permukaan bawah kantong retraksi

    dengan komponen telinga tengah, kantong tersebut sulit untuk mengalami perbaikan

    bahkan jika ven ti las i te linga tengah kembal i normal : mereka menj ad i area kolaps

    pada segmen atik atau segmen posterior pars tensa membrane timpani.

    Epitel skuamosa pada membrane timpani normalnya membuang lapisan sel-sel

    mati dan tidak terjadi akumulasi debris, tapi jika terbentuk kantong retraksi da n p r oses

    p embe rs i han in i gaga l , de br i s ke ra t in a kan t e rk umpul d an p ad a akhirnya

    membentuk kolesteatoma.

    Pengeluaran epitel melalui leher kantong yang sempit menjadi sangat sulit dan lesi

    tersebut membesar. Membran timpani tidak mengalami perforasi dalam arti kata yang

    sebenarnya : lubang yang terlihat sangat kecil, merupakan suatu lubang sempit yang

    tampak seperti suatu kantong retraksi yang berbentuk seperti botol, botol itu sendiri penuh

    dengan debris epitel yang menyerupai lilin.

    Teori lain pembentukan kolesteatoma menyatakan bahwa metaplasia skuamosa

    pada mukosa te li nga tengah ter jad i sebaga i respon terhadap in feksi kroni k at au

    adan ya suatu pertumbuhan ke dal am dari ep itel sku amosa di sekitar pinggir perforasi,

    terutama pada perforasi marginal.

    Destruksi tulang merupakan suatu gambaran dari kolesteatoma didapat, yang

    dapat terjadi akibat aktivitas enzimatik pada lapisan subepitel. Granuloma

    kolesterol tidak memiliki hubungan dengan kolesteatoma, meskipun namanya

    hampir mirip dan kedua kondisi ini dapat terjadi secara bersamaan pada telinga

    tengah atau mastoid.

    Gr anu l oma ko l es t e r o l , d i s ebabkan o l eh adanya k r i s t a l ko l es t e r o l da r i

    eksudat serosanguin yang ada sebelumnya. Kristal ini menyebabkan reaksi benda asing, dengan

    cirsi khas sel raksasa dan jaringan granulomatosa.

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    8/20

    Gambar 2: perjalanan penyakit OMSK

    II.2.6 Manifestasi Klinis

    1. Telinga berair (otorrhoe)Sekr e t be r s i f a t pu r u l en ( ken t a l , pu t i h ) a t au muko i d ( s epe r t i a i r

    dan encer) tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan

    oleh akt ivitas kelenjar sek reto r ik tel ing a ten gah dan mas toid .

    Pad a O MSK t ip e j i nak , c ai ra n ya ng kel uar mukopus yang t idak

    berbau busuk yang sering kal i sebagai reaksi ir it as i mukos a tel inga ten gah

    oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya secret biasanya

    hilang-timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi saluran

    nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. Pada

    OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Sekret yang

    sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan

    produk degener as in ya . Dapat te rl ih at kep ing-keping keci l, ber warna putih,

    mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah

    berkurang atau hi lan g ka rena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    9/20

    bercampur darah berhubungan dengan adan ya jar in gan granu las i dan po lip te li nga

    dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret

    yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.

    2. Gangguan pendengaranIni tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. Biasanya

    dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan

    pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah

    yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif

    ke fe ne str a ov ali s . Bi la t i da k dijumpai kolesteatom, tul i konduktif kurang

    dari 20 db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. Kerusakan

    dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih

    dari 30 db. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran

    timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.

    Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat

    ka r ena pu t us nya r an t a i t u l ang pendengar an , t e t ap i s e r i ng ka l i j uga

    kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang

    pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan secara hati-hati.

    Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan

    beru langn ya i n f eks i k a r en a pen e t r as i t oks in m el a lu i j en de l a b ul a t

    (foramen rotundum) atau f is tel labir in tanpa terjadinya labir ini t is

    supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat,

    hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi koklea.

    3. Otalgia ( nyeri telinga)Nyeri tida k lazim dikeluhkan penderi ta OMSK, dan bila ada

    merupakan suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena

    terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya ancaman

    komplikas i akibat hambatan pengal i ran sekret , terpaparnya durameter

    atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan absesotak. Nyeri

    telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder.

    Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal

    abses atau trombosis sinus lateralis.

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    10/20

    4. VertigoVertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius lainnya. Keluhan

    vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi

    dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat

    perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada pan deri ta yang sensi ti f

    keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani

    yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu.

    Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo.

    Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum. Fistula merupakan

    temuan yang serius, karena infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga

    tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan dari sana

    mungkin berlanjut menjadi meningitis. Uji fistula perlu dilakukan pada kasus

    OMSK dengan riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan positif

    dan negatif pada membran timpani, dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga

    telinga tengah.

    Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna

    Adanya Abses atau fistel retroaurikular Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani

    Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom) Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    11/20

    Bagan manifestasi klinis Otitis Media Supuratif Kronik

    II.2.7 Pemeriksaan Klinis

    Untuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan klinik sebagai berikut :

    1. Pemeriksaan AudiometriPada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli

    konduktif. Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    12/20

    ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan

    dan mobili tas sis tim penghantaran sua ra di tel in ga te ng ah .

    Papar e l a , Br ady dan Hoe l ( 1970) me l apor kan pada pender i t a

    OMSK ditemukan tuli sensorineural yang dihubungkan dengan difusi produk

    toksin ke dalam skala timpani melalui membran fenstra rotundum, sehingga

    menyebabkan pe nu ru na n am ba ng h an ta ra n tu la ng s ec ar a

    temporer /permanen yang pada fase awal terbatas pada lengkung basal

    kohlea tapi dapat meluas kebagian apek kohlea.

    Gangguan pendengaran dapat dibagi dalam ketulian ringan, sedang, sedang

    berat, dan ketulian total, t e rgan t u ng da r i has i l p em er i ks aan (a ud i omet r i

    atau test berbisik) . Derajat ketulian ditentukan dengan membandingkan

    rata-rata kehilangan intensitas pendengaran pada frekuensi percakapan

    terhadap skala ISO 1964 yang ekivalen dengan skala ANSI 1969. Derajat

    ketulian dan nilai ambang pendengaran menurut ISO 1964 dan ANSI 1969.

    Derajat ketulian Nilai ambang pendengaran

    Normal : -10 dB sampai 26 Db Tuli ringan : 27 dB sampai 40 dB Tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB Tuli sedang berat : 56 dB sampai 70 dB Tuli berat : 71 dB sampai 90 dB Tuli total : lebih dari 90 dB.

    Evaluasi audimetri penting untuk menentukan fungsi konduktif dan fungsi koklea.

    Dengan menggunakan aud i omet r i nada mur n i pada han t a r an uda r a

    dan tulang serta penilaian tutur, biasanya kerusakan tulang-tulang

    penden garan dapat diperkir akan , dan bisa ditentukan manfaat operasi

    rekonstruksi telinga tengah untuk perbaikan pendengaran. Untuk melakukan evaluasi

    ini, observasi berikut bisa membantu:

    1. Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20 dB2. Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 30-50

    dB apabila disertai perforasi.

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    13/20

    3. Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masihutuhmenyebabkan tuli konduktif 55-65 dB.

    4. Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaanhantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah.

    Pemeriksaan audiologi pada OMSK harus dimulai oleh penilaian

    pendengarandengan menggunakan garpu tala dan test Barani. Audiometri tutur dengan

    maskingadalah dianjurkan, terutama pada tuli konduktif bilateral dan tuli campur.

    2. Pemeriksaan Radiologi.Pemeriksaan radiografi daerah mastoid pada penyakit telinga kronis nilai

    diagnostiknya terbatas dibandingkan dengan manfaat otoskopi dan audiometri.

    Pemerikasaan radiologi biasanya mengungkapkan mastoid yang tampak

    sklerotik, lebih kecil dengan pneumatisasi lebih sedikit dibandingkan mastoid

    yang satunya atau yang normal. Erosi tulang, terutama pada daerah atik memberi

    kesan kolesteatom. Proyeksi radiografi yang sekarang biasa digunakan adalah :

    1. Proyeksi Schuller, yang memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arahlateraldan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi

    sinus lateral dan tegm en. Pad a kea daa n mas toid yang skl er i t ik,

    gambaran radiografi ini sangat membantu ahli bedah untuk menghindari

    dura atau sinus lateral.

    2. Proyeksi Mayer atau Owen, diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akantampak gambaran tulang-tulang pendengaran dan atik sehingga dapat

    diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.

    3. Proyeksi Stenver, memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosusdan yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan

    kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan

    melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran akibat kolesteatom.

    4. Pr oyeks i Chaus e I I I , member i gambar an a t i k s eca r a l ong i t ud i na lsehingga dapatmemperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik.

    Politomografi dan atau CT scandapat menggambarkan kerusakan tulang

    oleh karena kolesteatom, ada atau tidak tulang-tulang pendengaran dan

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    14/20

    b eb e rap a kas us t e r l i ha t f i s t u l a p ad a k an al i s s emis i r kul a r i s

    horizontal. Keputusan untuk melakukan operasi jarang berdasarkan hanya

    dengan has i lX- ray sa ja . Pada keadaan t er t entu seper t i b i l a

    dijumpai sinus lateralis terletak lebihanterior menunjukan adanya

    penyakit mastoid.

    Cholesteatoma yang terjadi pada daerah atik atau pars flasida. Banyak

    teori yang diajukan sebagai penyebab cholesteatoma didapat primer, tetapi sampai

    sekarang belum ada yang bisa menunjukan penyebab yang sebenarnya.

    Secondary acquired cholesteatoma. Berkembang dari suatu kantong retraksi

    yang disebabkan peradangan kronis biasanya bagian posterosuperior dari pars

    tensa. Khasnya perforasi marginalpada bagian posterosuperior. Terbentuknya dari

    epitel kanal aurikula eksternayang masuk ke kavum timpani melalui

    pe r f or as i memb r an t i mp an i a t au kantong retraksi membran timpani pars tensa.

    II.2.8 Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan OMSK yang efektif harus didasarkan pada faktor-faktor penyebab

    dan pada stadium penyakitnya. Dengan demikian haruslah dievaluasi faktor-faktor

    yang menyebabkan penyakit menjadi kronis, perubahan-perubahan anatomi yang

    menghalangi penyembuhan serta mengganggu fungsi, dan proses infeksi yang

    terdapat ditelinga. Bila didiagnosis kolesteatom, maka mutlak harus dilakukan operasi, tetapi

    obat-obatan dapat digunakan untuk mengontrol infeksi sebelum operasi.

    Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana

    pengobatan dapat dibagi atas:

    1. Konservatif2. Operasi

    Penatalaksanaan OMSK Benigna Tenang

    Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan

    mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera

    berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    15/20

    dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah

    infeks i berulang serta gangguan pendengaran.

    Penatalaksanaan OMSK Benigna Aktif

    Prinsip pengobatan OMSK benigna aktif adalah:

    1. Membersihkan liang telinga dan kavum timpani (aural toilet)Tujuan aural toilet adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk

    perkembangan mikroorganisme, kar ena sekret te linga merupak an media yang

    baik bagi per kembangan mikroorganisme.

    Bagan pengerjaan aural toilet

    Cara pembersihan liang telinga (aural toilet)

    a. Aural toilet secara kering ( dry mopping).Telinga dibersihkan dengan kapas lidi steril, setelah dibersihkan dapat

    di beri antibiotik berbentuk serbuk. Car a ini sebaiknya dilakukan di klinik

    atau dapat juga dilakukan olehanggota keluarga. Pembersihan liang telinga

    dapat dil akukan setiap hari sampai telingakering.

    b. Aural toilet secara basah ( syringing)Telinga disemprot dengan cairan untuk membuang debris dan nanah,

    kemudian dengan kapas l id i s t e r i l dan d iber i serbuk ant ib io t ik .

    Meskipun cara ini sangat efektif untuk membersihkan telinga tengah, tetapi

    dapat mengakibatkan penyebaran infeksi ke bagian lain dan ke mastoid. Pemberian

    serbuk antibiotik dalam jangka panjang dapat menimbulkan reaksi sens it if itas

    pada ku li t. Dalam hal in i dapat di ganti dengan serbuk antiseptik, misalnya asam

    boric dengan Iodine.

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    16/20

    c. Aural toilet dengan pengisapan ( suction toilet)Pembersihan dengan suction pada nanah, dengan bantuan mikroskopis

    operasi adalah metode yang paling populer saat ini. Kemudian dilakukan

    pengangkatan mukosa yangberproliferasi dan polipoid sehingga sumber infeksi dapat

    dihilangkan. Akibatnya terjadi drainase yang baik dan resorbsi mukosa.

    Pada orang dewasa yang koperat i f cara inidi lakukan tanpa anas tes i

    tetapi pada anak-anak diperlukan anastesi. Pencucian telinga dengan H2O2

    3% akan mencapa i s a s a r annya b i l a d i l akukan dengan d i s p l acemen t

    methode seperti yang dianjurkan oleh Mawson dan Ludmann.

    2. Pemberian antibiotika :

    a. Antibiotika/antimikroba topikal

    Terdapat perbedaan pendapat mengenai manfaat penggunaan antibiotika

    topikal untuk OMSK. Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dengan

    secret yang banyak tanpa dibe rsihkan dulu, adalah tidak efekt if. Bila sekret

    berkurang/ tidak progresi f lagi diberikan ob at te tes yang men gandun g antibiotik dan

    kort ikosteroid. Dianjurkan ir igasi dengan garam faal agar l ingkungan bersifat

    as am da n me rup ak an me di a yan g b ur uk untuk tumbuhnya kuman. Selain itu

    dikatakan bahwa tempat infeksi pada OMSK sulitdicapai oleh antibiotika topikal.

    Djaafar dan Gitowirjono menggunakan antibiotik topical sesudah irigasi sekret

    p ro fus d en gan ha s i l cuku p m emu askan , ke cu al i kasus d en gan jaringan

    patologi s yang menetap pada te li nga ten gah dan kavum mastoid. Menginga t

    p embe r i an ob at t op i ka l d i maks ud k an aga r ma suk s a mpa i t e l i nga t en ga h,

    maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya

    tidak lebih dari 1minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik adalah dengan

    berdasarkan kul tu r kuman penyebab dan uj i re sist ensi . Oba t-oba tan topikal dap at

    berupa bubuk at au tet es telinga yang biasanya dipakai setelah telinga dibersihkan dahulu.

    Bubuk telinga yang digunakan seperti:

    1) Acidum boricum dengan atau tanpa iodine2) Terramycin3) Acidum boricum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 250 mg

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    17/20

    Pengobatan antibiotika topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK aktif,

    dikombinasi dengan pembersihan telinga, baik pada anak maupun dewasa. Neomisin

    dapat melawan kuman Pr oteus dan Staphylococcus aureus tetapi tidak aktif

    melawan gram negat i f anaerob dan mempunyai ker j a yang t erba tas melawan

    P s eu do monas ka re na meningkatnya resistensi. Polimiksin efektif melawan

    Pseudomonas aeruginosa dan bebe rapa gram negat i f t e t ap i t ida k ef ekt i f

    melawan organisme gram posi t i f . Seper t i aminogl ikos ida yang lain,

    Gentamisin dan Framisetin sulfat aktif melawan basil gram negative. Tidak ada satu

    pun aminoglikosida yang efektif melawan kuman anaerob.

    Biasanya tetes telinga mengandung kombinasi neomisin, polimiksin dan

    hidrokortison, bila sensitif dengan obat ini dapat digunakan sulfanilaid-steroid tetes

    mata. Kloram fenikol t e t es t e l inga t e r sed ia da l am a cid ca r r i e r d an t e l inga

    akan sakit bila diteteskan. Kloramfenikol aktif melawan basil gram positif dan

    gram negative kecuali Pseudomonas aeruginosa, tetapi juga efektif melawan kuman

    anaerob, khususnya. Pemakaian jangka panjang lama obat t etes te linga yang

    mengandung aminoglikosida akan merusak foramen rotundum, yang akan menyebabkan

    ototoksik.

    Ant i b i o t i ka t op i ka l yang s e r i ng d i gunakan pada pengoba t an Ot i t i s

    Me di a Supu ra ti f Kronik (OMSK) adalah

    Bagan antibiotika topikal pada pengobatan OMSK

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    18/20

    Sebagai catatan, terapi topikal lebih baik dibandingkan dengan terapi sistemik.

    Tujuannya untuk mendapatkan konsentrasi antib iotik yang lebih tinggi. Pilihan

    antibiotik yang memilikiaktifitas terhadap bakterigram negatif, terutama pseudomonas, dan

    gram positifterutamaStaphylococcus aureus. Pemberian antibiotik seringkali gagal, hal

    ini dapat disebabkanadanya debris selain juga akibat resistensi kuman. Terapi sistemik

    diberikan pada pasienyang gagal dengan terapi topikal. Jika fokus infeksi di mastoid,

    tentunya tidak dapathanya dengan terapi topikal saja, pemb erian antibiotik sistemik

    (seringkali IV) dapatmembantu mengeliminasi infeksi. Pada kondisi ini sebaiknya pasien di

    rawat di RS untuk men dap atk an aura l toi let yang leb ih int ens i f . Ter api

    dilanjutkan hingga 3-4 minggusetelah otore hilang.

    Antibiotika sistemik

    Pemilihan antibiotika sistemik untuk OMSK juga sebaiknya berdasarkan

    kultur kuman penyebab. Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus

    disertaipembersihan sekret profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan , perlu diperhatikan

    faktor penyebab kegagalan yang ada pada penderita tersebut.

    Dalam penggunaan antimikroba, perlu diketahui daya bunuh antimikrobaterhadap

    masing- masing jenis kuman penyebab, kadar hambat minimal terhadap masing-masing kuman

    pen yebab , daya penet rasi ant imik roba di mas ing-mas ing ja ringan tubuhdan toksisitas

    obat terhadap kondisi tubuh. Berdasarkan konsentrasi obat dan daya bunuh t e rh adap

    mi kr oba , an t i mi k r oba dapa t d i bag i men j ad i 2 go l ongan . Go l ongan pe r t ama

    antimikroba dengan daya bunuh yang tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat,

    makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dan kuinolon.

    Gol ongan kedua ada l ah an t i mi k r oba yang pada kons en t r a s i t e r t en t u daya

    b u nu hn ya pali ng baik . Pen ingg ian dos is tidak menambah da ya bunuh an timikroba

    golongan ini, misalnya golongan beta laktam.

    Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    19/20

    Tabel pilihan antibiotic sistemik dalam pengobatan OMSK

    Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin dan ofloksasin) mempunyai aktifitas anti

    pseudomonas dan dapat diberikan peroral. Tetapi tidak dianjurkan diberikan untuk anak dengan

    umur dibawah 16 tahun. Golongan sefalosforin generasi III (sefotaksim, seftazidim dan

    seftriakson) juga aktif terhadap Ps eudomonas , tetapi harusdiberikan secara parenteral.

    Terapi ini sangat baik untuk OMA sedangkan untuk OMSK belum pasti cukup, meskipun

    dapat mengatasi OMSK. Metronidazol mempun yai efek bakterisid un tuk kuman

    anaerob. Metronidazol dapat diberikan pada OMSK aktif, dosis 400 mg per 8 jam

    selama 2 minggu atau 200 mg per 8 jam selama 2-4 minggu.

    Penatalaksanaan OMSK Maligna

    Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan

    konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum

    dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses

    seba iknyadilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.

    Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan

    pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain:

    1. Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy)2. Mastoidektomi radikal3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi4. Miringoplasti

  • 7/13/2019 82192774 Referat Omsk

    20/20

    5. Ti mpanop l as t i6. Pendekatan ganda timpanoplasti ( Combined approach tympanoplasty)

    Bagan pembedahan pada tatalaksana OMSK

    Tujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki

    membrantimpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan

    pendengaranyang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.

    Algoritma pedoman umum pengobatan penderita OMSK