8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan...

29
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Alkohol 1. Pengertian Penyalahgunaan Alkohol Alkohol merupakan salah satu golongan narkoba (narkotik, alkohol dan obat-obatan) yang berbahaya baik bagi diri sendiri dan orang lain. Dari segi medis pengguna alkohol yang sudah mengalami kecanduan dalam jangka panjang akan memiliki gangguan kesehatan, misalnya serangan penyakit kanker, stroke, gagal jantung, impotensi, gangguan sistem saraf pusat. Dari segi kinerja kognitif individu terjadi penurunan daya ingat, konsentrasi dan prestasi belajar atau kerjanya (Mekim, 1999). Seseorang yang sering mengkonsumsi alkohol dapat diketahui dengan melihat roman mukanya. Biasanya seorang pecandu alkohol memperlihatkan roman muka kemerah-merahan. Bukan karena ia merasa malu terhadap orang lain, melainkan karena efek samping dari pengomsumsian alkohol yang berlebihan. Dari segi kepribadiannya sering kali orang sulit mengetahui kalau seseorang itu pecandu karena ia memiliki karakteristik sebagai orang yang periang atau gembira, selalu senang atau bahagia. Namun disisi lain, pecandu alkohol merasa sulit untuk mengendalikan diri. Seandainya seseorang pecandu alkohol mengalami sakaw (Dariyo, 2003), yang terjadi dalam dirinya ialah

Transcript of 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan...

Page 1: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyalahgunaan Alkohol

1. Pengertian Penyalahgunaan Alkohol

Alkohol merupakan salah satu golongan narkoba (narkotik, alkohol

dan obat-obatan) yang berbahaya baik bagi diri sendiri dan orang lain.

Dari segi medis pengguna alkohol yang sudah mengalami kecanduan

dalam jangka panjang akan memiliki gangguan kesehatan, misalnya

serangan penyakit kanker, stroke, gagal jantung, impotensi, gangguan

sistem saraf pusat. Dari segi kinerja kognitif individu terjadi penurunan

daya ingat, konsentrasi dan prestasi belajar atau kerjanya (Mekim, 1999).

Seseorang yang sering mengkonsumsi alkohol dapat diketahui

dengan melihat roman mukanya. Biasanya seorang pecandu alkohol

memperlihatkan roman muka kemerah-merahan. Bukan karena ia merasa

malu terhadap orang lain, melainkan karena efek samping dari

pengomsumsian alkohol yang berlebihan. Dari segi kepribadiannya sering

kali orang sulit mengetahui kalau seseorang itu pecandu karena ia

memiliki karakteristik sebagai orang yang periang atau gembira, selalu

senang atau bahagia. Namun disisi lain, pecandu alkohol merasa sulit

untuk mengendalikan diri. Seandainya seseorang pecandu alkohol

mengalami sakaw (Dariyo, 2003), yang terjadi dalam dirinya ialah

Page 2: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

9

badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

tetapi bisa juga mengalami gangguan jiwa (Dariyo, 2003).

Penyalahgunaan alkohol adalah pemakaian alkohol diluar indikasi

medik, tanpa petunjuk atau resep dokter, pemakaian sendiri secara teratur

atau berkala sekurang-kurangnya selama satu bulan. Pemakaian bersifat

potologik dan menimbulkan hendaya (impairment) dalam fungsi sosial,

pekerjaan dan sekolah (Hawari, 1991). Penyalahgunaan alkohol

merupakan pemakaian alkohol yang bukan untuk tujuan pengobatan atau

yang digunakan tanpa mengikuti aturan atau pengawasan dokter,

digunakan berkali-kali atau terus menerus, seringkali menyebabkan

ketagihan atau ketergantungan baik secara fisik atau jasmani maupun

psikologis, menimbulkan gangguan pada tubuh, pikiran, perasaan, dan

perilaku (Macliono, 2003)

Menurut Fajar (2007) Penyalahgunaan alkohol adalah

pengkonsumsian alkohol yang penggunaannya secara berbahaya terhadap

alkohol. Penyalahgunaan alkohol adalah mereka yang mempunyai masalah

sosial, interpersonal dan masalah hukum berkaitan dengan penggunaan

alkohol. Sedang Istiqomah (2005) berpendapat bahwa penyalahgunaan

alkohol adalah pemakaian alkohol tanpa petunjuk medis atau penggunaan

atau penggunaan yang tidak pada tempatnya yang akan membahayakan

diri pengguna maupun orang lain. (Istiqomah, 2005).

Page 3: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

10

2. Jenis/Golongan Minuman Beralkohol

Jenis/golongan minuman beralkohol menurut Istiqomah (2005), meliputi :

a. Golongan A kadar alkohol 1%-5%, yaitu : bir bintang, green sand.

b. Golongan B kadar alkohol 5%-20%, yaitu : anggur Malaga/weni.

c. Golongan C kadar alkohol 20%-45%, yaitu : brandy, whisky, vodka,

TKW, manson, johny walker, kamput.

3. Penyebab Penyalahgunaan Alkohol

Penyebab penyalahgunaan alkohol menurut Martono (2006), antara lain :

a. Faktor alkohol, berbicara tentang ketersedian dan farmakologi zat

(jenis, jumlah, cara, dan pengaruhnya terhadap tubuh).

b. Faktor individu, berbicara tentang faktor-faktor pada individu, yaitu

keturunan, watak atau kepribadian, pengetahuan, sikap dan keyakinan

tentang alkohol.

c. Faktor keluarga, disfungsi keluarga yang menggambarkan

terganggunya hubungan antara anggota keluarga (ayah, ibu, dan anak)

dengan resiko gangguan kepribadian dan penyimpangan perilaku anak,

antara lain : kematian orang tua, kedua orang tua bercerai, hubungan

kedua orang tua yang tidak harmonis, hubungan orang tua dan anak

tidak harmonis, suasana rumah yang tegang, suasana rumah tangga

tanpa kehangatan, orang tua sibuk dan jarang di rumah, orang tua

mempunyai kelainan kepribadian (Hawari, 2006).

d. Faktor lingkungan terdiri atas lingkungan social di sekitar lingkungan

remaja (pengaruh kelompok teman sebaya), lingkungan yang kurang

Page 4: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

11

mendukung dimana remaja terpengaruh/bergaul dengan teman-teman

yang mengkonsumsi minuman beralkohol.

4. Jenis Ketergantungan

Santrock (1999) menyebutkan jenis ketergantungan menjadi 2 jenis,

meliputi :

a. Ketergantungan psikologis adalah kondisi ketergantungan yang

ditandai dengan stimulasi kognitif dan afektif yang mendorong konatif

(perilaku). Stimulasi kognitif tampak pada individu yang selalu

membanyangkan, memikirkan dan merencanakan untuk dapat

menikmati alkohol. Stimulasi afektif adalah rangsangan emosi yang

mengarahkan individu untuk merasakan kepuasan yang pernah dialami

sebelumnya. Kondisi konatif merupakan hasil kombinasi dari

stimulasi kognitif dan afektif. Dengan demikian ketergantungan

psikologis ditandai dengan ketergantungan pada aspek-aspek kognitif

dan afektif.

b. Katergantungan fisiologis adalah kondisi ketergantungan yang ditandai

dengan kecenderungan sakaw (lapar/haus akan alkohol). Kondisi

sakaw seringkali tidak mampu dihambat atau dihalangi pecandu mau

tidak mau harus memenuhinya. Dengan demikian orang yang

mengalami ketergantungan secara fisiologis akan sulit dihentikan atau

dilarang untuk mengkonsumsinya.

Alkohol adalah obat psikotropik yang mempengaruhi alam

perasaan (mood), penilaian, tingkah laku, konsentrasi dan kesadaran

Page 5: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

12

beberapa peminum berat adalah tak mudah seperti juga mereka yang

lebih dari 60 tahun. Etanol (alkohol) adalah toksin multisistem

langsung dan depresan sistem saraf pusat yang menyebabkan ngantuk,

tidak berkoordinasi, bicara tidak jelas, perubahan alam perasaan tiba-

tiba, agresi, menyerang, waham tingkah laku yang dapat menyebabkan

stupar, koma, dan kematian jika mengkonsumsi berlebihan (Smeltzer,

2001).

5. Pengaruh Alkohol

Pengaruh alkohol menurut Martono (2006), antara lain :

a. Pengaruh segera alkohol setelah pemakaian

1). Kemampuan mengendarai motor terganggu, kehilangan koordinasi,

salah menilai, refleksi lambat.

2). Pusing, kulit menjadi merah, merasa gembira dan rileks.

3). Perasaan dan ingatan menjadi tumpul.

4). Dosis tinggi menyebabkan mabuk, bicara cedal, penglihatan ganda,

inveral tumpul, kendali diri berkurang, dan tidak sadarkan diri.

b. Pengaruh jangka panjang

Terjadi “hangover” (pengaruh sisa) sehingga merasa mual, sakit

kepala, pencernaan terganggu, pikiran tidak jernih, seluruh tubuh sakit,

dihidrasi (kehilangan cairan tubuh).

c. Pengaruh pada sistem tubuh manusia

1). Sistem saraf pusat : Memperlambat fungsi otak yang menontrol

pernafasan dan denyut jantung sehingga dapat menimbulkan

Page 6: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

13

kematian. Dapat menyebabkan hilangnya memori (amnesia), sakit

jiwa, kerusakan tetap pada otak dan sistem saraf.

2). Sistem pernafasan

Memperlambat pernafasan dan denyut jantung, sehingga dapat

menimbulkan kematian.

3). Sistem pencernaan :

a). Dapat menyebabkan luka dan radang lembung serta hati.

b). Dapat menyebabkan kangker mulut, kerongkongan dan

lambung.

c). Selera makan hilang dan kekurangan vitamin.

d). Menyebabkan peradangan dan pengerasan (serosis) hati.

4). Sistem jantung dan pembuluh darah

a). Dapat menyebabkan pembengkakan jantung.

b). Dapat menyebabkan kegagalan fungsi jantung.

5). Sistem reproduksi dan pengaruhnya pada bayi

a). Dapat menyebabkan cacat bayi yang dikandung ibu peminum

alkohol mengikatnya aborsi dan kelahiran premature.

b). Dapat menyebabkan impotensi pada pria

Semua orang tahu tentang pengaruh buruk miniman keras.

Minuman keras menghancurkan manusia karena dapat merusak pikiran,

mental, kesehatan dan kemampuan bekerja serta menyebabkan

keputusasaan, kemiskinan dan bunuh diri. Minuman keras dapat

menghancurkan kehidupan keluarga karena merangsang perilaku

Page 7: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

14

berbahaya, seperti ketidak pedulian dan kekerasan. Hal ini dapat

memalukan dan merusak nama baik keluarga. Minuman keras juga dapat

mencelakakan orang lain karena penggunannya menjadi cerobah sehingga

menyebabkan kecelakaan. Orang-orang yang tidak bersalah menjadi

celaka, perilaku tidak bermoral merajalela (Maqsood, 2004).

Keppres No. 3 tahun 1997 tentang pengawasan dan pengendalian

minuman beralkohol pasal 3 ayat (1) : minuman beralkohol dibagi menjadi

3 golongan : Golongan A yaitu kadar etanol 1-5 % (contohnya bir bintang,

green sand), Golongan B yaitu kadar etanol 5-20% (contohnya anggur

Malaga), Golongan C yaitu kadar etanol 20-55% (contohnya brandy,

whisky). Pasal 3 ayat (2) : untuk golongan B dan C produksi, pengedaran

dan penjualanya ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan. Pasal 5

ayat (1) : golongan B dan C tidak boleh dijual ditempat umum kecuali

dihotel, bar, restoran dan tempat yang ditentukan oleh Bupati /Walikota,

kepala daerah tingkat II dan Gubernur DKI (khusus DKI). Pasal 5 ayat (2):

yang dimaksud tempat tertentu itu tidak boleh dekat tempat ibadah,

sekolah, rumah sakit, dan tempat tertentu lain yang ditentukan oleh pejabat

tersebut diatas (Istiqomah, 2005).

6. Gejala Gangguan Mental

Miras atau minuman keras, adalah jenis NAZA dalam bentuk

minuman yang mengandung alkohol tidak perduli berapa kadar alkohol

didalamnya. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan

fatwa bahwa setetes alkohol saja dalam minuman hukumnya sudah haram.

Page 8: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

15

Alkohol zat aditif, artinya zat tersebut menimbulkan adikasi (adictor) yaitu

ketagihan dan dependensi (ketergantungan). Penyalahgunaan atau

ketergantungan NAZA jenis alkohol ini dapat menimbulkan gangguan

mental yaitu gangguan dalam fungsi berfikir, berperasaan dan berperilaku.

Ganguan mental organic ini disebabkan reaksi langsung alkohol pada

neuro transmitter sel-sel saraf pusat (otak). Karena sifat adektifnya itu,

maka orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa disadari akan

menambah takaran atau dosis sampai pada dosis keracunan (intoksikasi)

atau mabuk. Menurut Hawari (2006), gangguan mental organik yang

terjadi pada diri seorang ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :

a. Terdapat dampak berupa perilaku misalnya perkelahian dan tindak

kekerasan lainnya, ketidak mampuan menilai realitas dan gangguan

dalam fungsi sosial dan pekerjaan (perilaku mal adaptif).

b. Terjadi gejala fisiologik sebagai berikut yaitu : Pembicaraan cedal

(slurred speech), gangguan koordinasi, cara jalan yang tidak mentap,

mata jering (histakmus), muka merah.

c. Tampak gejala-gejala psikologik sebagai berikut yaitu : Perubahan

alam perasaan (afek/mood) misalnya euphoria atau disforia, mudah

marah dan tersingung (iritabilitas), banyak bicara (melantur), hendaya

atau gangguan perhatian atau konsentrasi. hendaya ini besar

pengaruhnya bagi kecelakaan lalu lintas.

Page 9: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

16

7. Tanda/Gejala Ketergantungan

Menurut Hawari (2006), bagi mereka yang sudah ketagihan atau

ketergantungan alkohol ini bila pemakaiannya dihentikan akan

menimbulkan sindrom putus alkohol, yaitu gejala ketagihan atau

ketergantungan yang ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :

a. Gemetaran (tremor) kasar pada tangan, lidah dan kelopak mata.

b. Tampak gejala fisik sebagai berikut yaitu : Mual muntah, letih, lemah

dan lesu, hiperaktif saraf otonom, misalnya jantung berdebar-debar,

kekeringan berlebihan dan tekanan darah meningkat, hipotensi

artostatik (tekanan darah menurun karena perubahan posisi tubuh :

terbaring duduk dan berdiri).

c. Tampak gejala psikologik sebagai berikut yaitu : kecemasan dan

ketakutan, perubahan alam perasaan afektif/mood, menjadi pemurung

dan mudah tersingung. banyak diantaranya peminum berat jatuh dalam

depresi berat, timbul pikiran ingin bunuh diri dan melakukn tindakan

bunuh diri, mengalami halusianasi dan delusi.

Sindrom putus alkohol merupakan yang tidak mengenakkan baik

psikis maupun fisik, untuk mengatasinya yang bersangkutan meminum

alkohol dengan takaran yang lebih banyak dan lebih sering

(penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol semakin bertambah baik dari

segi kuantitas maupun kualitas) (Hawari, 2006).

Alkohol berpotensi menghalangi penyerapan gizi, sehingga

pecandu akan mengalami kekurangan gizi, dan akibat dari pemakaian yang

Page 10: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

17

berlebihan dapat menimbulkan komplikasi secara mendadak (Indrawan,

2007).

Alkohol adalah zat yang paling sering disalahgunakan manusia,

alkohol diperoleh atas peragian atau fermentasi madu, gula, sari buah atau

umbu-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15%

tetapi proses penyulingan (distilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang

lebih tingi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimal

dicapai 30-90 menit. Setelah diserap alkohol atau etanol disebarkan

keseluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan demikian peningkatan kadar

alkohol dalam darah oran akan menjadi euphoria, namun dengan

penurunannya orang tersebut menjadi depresi (Reza, 2007).

B. Dukungan Keluarga

1. Pengertian Dukungan Keluarga

Keluarga adalah terdiri dari 2 individu atau lebih masuk kedalam

kelompok kasih sayang yang sama atau yang berbeda yang terlibat dalam

tataan penghidupan yang berkesinambungan. Biasanya bertempat tinggal

di dalam satu rumah tangga, pengalaman emosional dan berbagai

kewajiban tertentu terhadap orang lain (Stanhope, 1998) .

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena

ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan

pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian

dari keluarga (Friedman, 1998). Keluarga adalah sekelompok orang yang

Page 11: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

18

mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan

makan dari satu dapur yang terbatas pada orang-orang yang mempunyai

hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami, sebagian/seluruh

bangunan yang mengurus keperluan kehidupannya sendiri (NN, 2008).

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap penderita yang sakit. Keluarga terdiri atas suami, istri,

anak dan di Indonesia dapat meluas mencakup saudara dari kedua belah

pihak (Sukardi, 2002).

2. Jenis Dukungan Keluarga

Baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem

pendukung bagi anggota-anggotanya. Caplan (1976) menerangkan bahwa

keluarga memiliki delapan supartif, termasuk

a. Dukungan informasional (keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor

dan disseminator [penyebar] informasi tentang dunia). Menurut

Martono (2006), penyediaan fasilitas informasi dari keluarga, meliputi

: komunikasi media massa (TV, majalah, radio, internet, dll).

b. Dukungan penilaian/penghargaan (keluarga bertindak sebagai sebuah

pembimbing umpan balik. Membimbing dan menengahi pemecahan

masalah dan sebagai sumber dan validator identitas keluarga). Menurut

Hawari (2006), apresiasi atau penghargaan mempunyai arti penting

secara spikologis. Rasa hormat anak terhadap orang tua dan

Page 12: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

19

kewibawaan orang tua dapat ditegakkan dengan cara memberikan

apresiasi terhadap anak. Keberadaan anak akan membuat anak akan

menemukan jati dirinya yaitu melaui proses imitasi dan identifikasi

anak terhadap orang tua. Bila terjadi permasalahan pada keluarga,

mampu menyelesiakannya secara positif dan kontruksi.

c. Dukungan instrukmental (keluarga merupakan sebuah sumber

pertolongan praktis dan kongkret). Keluarga merupakan tempat untuk

bertukar pikiran dalam pengambilan keputusan. Keluarga membantu

dan memberi dorongan positif dalam membangun kemampuan

individu dalam menyelesaikan masalah.

d. Dukungan emosional (keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan

damai untuk istirahat dan memulihkan serta membantu penguasaan

terhadap emosi) (Friedman, 1998). Suasana hidup yang sehat

merupakan wadah efektif untuk anak tumbuh dan berkembang secara

optimal. Adapun suasana emosi yang sehat dalam keluarga yang

memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Saling percaya

2. Kehangatan

3. Perhatian

4. Penerimaan

5. Mengharapkan kesepakatan tanpa mengabaikan keunikan individu

Page 13: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

20

6. Memendang konflik sebagai ketidasepatan, kesiapan (adaptasi

dengan merubah kebutuhan dan permitaan).

3. Tipe/Bentuk Keluarga

Tipe-tipe keluarga menurut Sudiharjo (2007) antara lain :

a. Keluarga inti, adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-

anak.

b. Keluarga asal, adalah satu unit keluarga tempat asal seseorang

dilahirkan.

c. Keluarga besar, adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,

misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan

sebagainya.

d. Keluarga berantai, adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria

yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

e. Keluarga duda/janda, adalah keluarga yang terjadi karena perceraian

atau kematian.

f. Keluarga berkomposisi, adalah keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama-sama.

g. Keluarga kabitas, adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan

tetapi membentuk suatu keluarga.

h. Keluarga inses, adalah bentuk keluarga yang tidak lazim yang

dipengaruhi nilai-nilai global dan pengaruh informasi.

i. Keluarga tradisional dan keluarga nontradisional, adalah dibedakan

berdasarkan ikatan perkawinan, keluarga tradisional diikat oleh

Page 14: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

21

perkawinan sedangkan keluarga non tradisional tidak terikat oleh

perkawinan.

4. Tahap Perkembangan Keluarga

Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan,

keluarga pun memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas

perkembangan yang harus diselesaikan pada tahapnya. Ada perbedaan

pembagian tahap pekembangan menurut Duvall (1985).

Berubahnya tahap pekembangan keluarga diikuti dengan

perubahan tegas perkembangan keluarga dengan berpedoman pada fungsi

yang dimiliki keluarga. Menurut Suprajitno (2005), gambaran tugas

perkembangan keluarga dapat di lihat sesuai tahap perkembanganya.

a. Keluarga baru menikah

Tugas perkembangan keluarga : Membina hubungan intim yang

memuaskan, membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan

kelompok social.

b. Keluarga dengan anak baru lahir

Tugas perkembangan keluarga : Mempersiapkan menjadi orang tua,

adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi

keluarga, hubungan seksual dan kegiatan, mempertahankan hubungan

dalam rangka memuaskan pasanganya.

c. Keluarga dengan anak usia Pra-sekolah

Tugas perkembangan keluarga : Memenuhi kebutuhan anggota

keluarga, misalnya kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman,

Page 15: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

22

membantu anak untuk bersosialisasi, beradaptasi dengan anak yang

baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpanuhi,

mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam atau diluar

rumah, pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak,

pembagian tanggung jawab anggota keluarga, merencanakan kegiatan

dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

d. Keluarga dengan anak usia sekolah

Tugas perkembangan keluarga : Membantu sosialisasi anak terhadap

lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas.

Mempertahankan keintiman pasangan, memenuhi kebutuhan yang

meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.

e. Keluarga dengan anak remaja

Tugas perkembangan keluarga : Memberikan kebebasan yang

seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang

dewasa muda dan mulai memiliki otonomi, mempertahankan

komunikasi terbuka antar anak dan orang tua. Hindarkan terjadi

perdebatan, kecurigaan, dan permusuhan, mempersiapkan perubahan

system peran dan peraturan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa

Tugas perkembangan keluarga : Memperluas jaringan keluarga dari

keluarga inti menjadi keuarga besar, mempertahankan keintiman

pasangan, membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru

Page 16: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

23

dimasyarakat, penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di

rumah.

g. Keluarga usia pertengahan

Tugas perkembangan keluarga : Mempertahankan kesehatan individu

dan pasangan usia pertengahan mempertahankan hubungan yang serasi

dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya, meningkatkan

keakraban pasangan.

h. Keluarga usia tua

Tugas perkembangan keluarga : Mempertahankan suasana kehidupan

rumah tangga yang saling menyenangkan pasangan, adaptasi dengan

perubahan yang akan terjadi ; kehilang pasangan, kekuatan fisik, dan

penghasialan keluarga. Mempertahankan keakraban pasangan dan

saling merawat.

5. Fungsi Keluarga

Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 1998) adalah sebagai berikut :

a. Fungsi afektif : adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan

dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk pengembangan

individu dan psikososial anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi : adalah fungsi

pengembangan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan social

sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain

diluar rumah.

Page 17: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

24

c. Fungsi reproduksi : adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi : adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan : adalah fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktifitas tinggi, fungsi ini dikembangkan menjadi tugas

keluarga di bidang kesehatan.

6. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga

mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan,

menurut Suprajitno (2005), meliputi :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan

karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena

kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga

habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-

perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun

yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi

perhatian keluarga/orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan

Page 18: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

25

keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi,

dan seberapa besar perubahannya.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan

kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah

kesehatan dapat dikurangi atau bahkan diatasi. Jika keluarga

mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang lain di

lingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar,

tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh

keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami

gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau

perawatan agar masalah yang lebih parah tidak tejadi. Perawatan dapat

dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila

keluarga tidak memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk

pertolongan pertama.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga.

Page 19: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

26

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi

keluarga.

7. Peran Masing-Masing Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku

interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam

posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh

harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat

(Effendy, 1998).

Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga menurut Nasrul

Effendy (1998) adalah sebagai berikut :

a. peranan ayah : ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa

nyaman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.

b. Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai

peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan

pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok

dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari

nafkah tambahan dari keluarganya.

c. Peranan anak : Anak-anak melakukan peranan psiko-sosial sesuai

dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan

spiritual.

Page 20: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

27

8. Fungsi Pokok Keluarga

Fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya menurut

Nasrul Effendy (1998) adalah sebagai berikut :

1. Asih : Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,

kehangatan kepada keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh

dan berkembang sesuai dan kebutuhannya.

2. Asuh : Adalah menuju kebutuhan pemeliharan dan perawatan anak

agar kesehatangnya selalu terpelihara, sehingga diharapkan

menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, social,

dan spiritual.

3. Asah : adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap

menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa

depannya.

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja atau adolesense adalah periode perkembangan selama

dimana individu mengalami perubahan diri masa kanak-kanak menuju

masa dewasa, biasanya antara usia 13 – 21 tahun. Istilah adolesens

biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas

mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda dan

perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis

dan berhadapan dengan abstraksi. Penyesuaian dan adaptasi dibutuhkan

Page 21: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

28

untuk mengkoping perubahan stimulasi ini dan usaha untuk membentuk

perasaan identitas yang matur (Potter, 2005).

Pada masa remaja ini banyak dijumpai masalah karena masa ini

merupakan proses menuju kedewasaan dan anak ingin mencoba mandiri.

Masalah yang sering dijumpai adalah perubahan bentuk tubuh, timbulnya

jerawat yang dapat menyebabkan gangguan emosional, adanya gangguan

miopi, adanya tekanan kifosis atau scoliosis, penyakit infeksi, obisitas,

kenakalan remaja dn lainnya. Perkembangan khusus yang terjadi pada

masa ini adalah kematangan identitas seksual yang ditandai dengan

berkembangnya organ reproduksi. Masa ini merupakan masa krisis

identitas dimana anak memasuki proses pendewasaan dan meninggalkan

masa kanak-kanak, sehingga membutuhkan bantuan dari orang tua

(Hidayat, 2006).

2. Perubahan Fisik dan Maturasi Seksual

Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada adolesens. Maturasi

seksual terjadi seiring perkembangan karakteristik seksual primer dan

sekunder. Karakteristik primer berupa perubahan fisik dan hormonal yang

penting untuk reproduksi dan karakteristik sekunder secara eksternal

berbeda pada laki-laki dan perempuan. Menurut potter (2005), empat focus

utama perubahan fisik adalah :

a. Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot dan visera.

b. Perubahan spesifik-seks seperti perubahan bahu dan leher pinggul.

c. Perubahan distribusi otot dan lemak.

Page 22: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

29

d. Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder.

Variasi yang lebih luas terjadi dalam waktu perubahan fisik berkaitan

dengan pubertas dan pada anak perempuan perubahan fisik cenderung

mulai lebih awal daripada anak laki-laki. Variasi kultur dapat

menyebabkan pertumbuhan yang cepat (Poter, 2005).

3. Tahap Perkembangan Remaja

a. Perubahan Berat Badan dan Skelet

Meningkatnya tinggi dan berat badan biasanya terjadi selama lajur

pertumbuhn pubertas. Laju pertumbuhan pada perempuan umumnya

mulai usia 8 dan 14 tahun. Tinggi badan sampai 0 cm dan berat badan

meningkat 7 sampai 275 kg. Pertumbuhan pada anak laki-laki mulai

antara usia 10 dan 16 tahun. Tinggi badan meningkat kira-kira 10

sampai 30 cm dan berat badan meningkat 7 sampai 32,5 kg. Anak

perempuan mencapai 90% sampai 95% dari tinggi badan dewasanya

pada masa menarke (awitan mentruasi) dan mencapai tinggi penuh

pada usia 16 sampai 17 tahun, sementara anak laki-laki terus tumbuh

lebih tinggi sampai usia 18 sampai 20 tahun. Lemak diredistribusikan

sesuai proporsi dewasa seiring peningkatan tinggi dan berat badan dan

secara bertahap tubuh adolesens berubah menjadi penampilan orang

dewasa. Pertumbuhn dalam panjang ekstremitas terjadi pertama kali

membuat tangan dan kaki tampak besar dan tangkai sangat panjang,

individu sering tampak aneh dan janggal (Potter, 2005).

Page 23: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

30

b. Pubertas

1). Waktu

Variasi yang luas terhadap antara masing-masing jenis kelamin dan

dalam jenis kelamin yang sama seiring awitan perubahan fisik

pubertas ini. Variasi ini lebih nyata pada anak laki-laki. Pada

beberapa penelitian anak laki-laki yang matur dini terlihat lebih

tenang, releks, bersifat baik, terampil dalam aktivitas dan lebih

banyak menjadi pemimpin disekolah dibanding anak laki-laki

yang matur terlambat. Sebaliknya anak perempuan yang matur dini

terlihat kurang dapat bersosialisasi dan lebih malu serta berpusat

pada dirinya sendiri, mungkin karena merasa menjadi perhatin

orang (Edelman & Manle, 1994).

2). Urutan

Urutan perubahan pertumbuhan pubertas sama pada banyak

individu. Rentang normal dilakukan seiring peningkatan tinggi dan

berat badan, pada perubahan seksual lebih signifikan daripada

awitannya. Menjadi sama seperti sebayanya merupakan hal yang

sangat penting pada adolesens. Adanya penyimpangan pada waktu

perubahan fisik mungkin sangat sukar diterima oleh mereka(Potter,

2005).

3). Perubahan Hormonal

Perubahan yang terlihat atau tidak terlihat terjadi selama pubertas.

Semua perubahan ini terjadi karena perubahan hormonal dalam

Page 24: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

31

tubuh saat hipotalamus mulai memproduksi ganadotrapin-releasing

hormones, yang merupakan sinyal bagi hipofesis untuk menyekresi

hormon ganadotropile. Hormon ganadotropik menstimulasi sel

ovarian untuk memproduksi estrogen dan sel testis untuk

memproduksi testosteron (Potter, 2005).

4. Perkembangan Kognitif

Antara umur 13-18 tahun, kemampuan kognitif diperbaiki untuk

mengikuti penggunaan logika abstrak, penalaran deduktif dan konstruksi

hipotesis. Proses pemikiran ini memungkinkan remaja untuk membentuk

identitas mereka dan membuat keputusan tentang gaya hidup dan

pekerjaan (Stanhope, 1998).

Perubahan yang terjadi dalam pemikiran dan perluasan lingkungan

adolesens mengakibatkan pada aktivitas formal, tingkat tertinggi

perkembangan intelektual, menurut Plaget tanpa lingkungan pendidikan

yang sesuai, orang muda yang memiliki perkembangan neurologis cukup

untuk mencapai tahap ini mungkin tidak dapat memperolehnya dan yang

diarahkan untuk berpikir rasional dapat mencapai tahap ini lebih awal

(Potter, 2005).

Adolesens mengembangkan kemampunnya menyesuaikan masalah

melalui tindakan logis. Remaja dapat berpikir abstrak dan menghadapi

masalah hipotetik secara efektif. Jika berkonfrontasi dengan masalah

remaja dapat mempertimbangkan beragam penyebab dan solusi yang

sangat banyak. Untuk pertama kali remaja dapat bergerak melebihi sifat

Page 25: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

32

fisik atau konkret suatu situasi dalam menggunakan kekuatan yang

beralasan untuk memahami keabstrakan. Remaja dapat memecahkan

masalah yang memerlukan manipulasi beberapa konsep abstrak secara

simultan. Perkembangan kemampuan ini penting dalam pencarian

identitas. Misalnya ketrampilan kognitif yang baru didapat membuat

remaja mengetahui perilaku peran seks yang efektif dan nyaman serta

mempertimbangkan pengaruhnya terhadap sebaya, keluarga, dan

masyarakat. Kemampuan untuk berpikir logis tentang perilaku ini dan

akibatnya mendorong adolesens untuk mengembangkan pikiran dan cara

personal dalam mengekspresikan identitas seksual. Selain itu tingkat

tertinggi fungsi kognitif membuat adolesens mau menerima informasi

yang lebih rinci dan beragam tentang seksualias dan perilaku seksual.

Misalnya pendidikan seksual dapat melihat tentang perubahan seksual

fisiologis dan alat pengukur kelahiran (KB) (Potter, 2005).

5. Perkembangan Psikologis

Pencarian identitas diri merupakan tugas utama perkembangn

psikososial adolesens. Remaja harus membentuk hubungan sebaya yang

dekat dan tetap terisolasi secara sosial. Erickson memandang bingung

identitas (atau peran) sebagai bahaya utama pada tahap ini dan

menyarankan pengelompokkan dan intoleransi perbedaan yang terlihat

pada perilaku adolesens dipertahankan terhadap bingung identitas

(Erickson, 1968). Perilaku yang menunjukan resolusi negatif pada tugas

perkembangan pada usia ini adalah kebimbangan dan ketidakmampuan

Page 26: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

33

menentukan pilihan bekerja (Potter, 2005). Jenis perkembangan psikologis

remaja menurut Potter (2005), meliputi :

a. Identitas Seksual

Pencapaian identitas seksual ditingkatkan dengan adanya perubahan

fisik pubertas. Perubahan fisiologis pubertas ini mereaktifkan libido,

sumber energi yang mengisi seks. Hal ini ditandai dengan minat

remaja pada hubungan heteroseksual dengan pasangan diluar keluarga

dan melakukan maturbasi. Tanda fisik maturitas mendorong

perkembangan perilaku maskulin dan feminim. Jika perubahan fisik ini

cukup deviasi, orang lain lebih banyak kesulitan mengembangkan

identitas seksual yang nyaman (Potter, 2005).

b. Identitas Kelompok

Adolesens mencari identitas kelompok karena mereka membutuhkan

harga diri dan penerimaan. Anak perempuan pada situasi kelas

menengah lebih dari kelompok lain, memandang popularitas sebagai

hal utama yang penting. Kelompok sebaya memberi adolesens

perasaan saling memiliki, pembuktian dan kesepakatan untuk belajar

perilaku yang dapat diterima. Kebutuhan yang kuat dari identitas

kelompok tampaknya merupakan konflik pada saat pencarian identitas

diri (Potter, 2005).

c. Identitas Keluarga

Beberapa adolesens dan keluarga mengalami kesulitan selama masa ini

daripada masa yang lain. Adolesens perlu membuat pilihan bersikap

Page 27: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

34

mandiri dan mengalami konskuensi dari sikapnya ini. Keluarga perlu

memungkinkan kemandirian sambil menyediakan tempat berlindung,

tempat adolesens dapat merenungkan sikapnya. Keluarga yang tidak

mampu memberikan dukungan ini menyulitkan perpindahan

kepembentukan identitas. Dukungan pada keluarga dan adolesens

mungkin esensial untuk kesuksesannya (Potter, 2005).

d. Identitas Kesehatan

Komponen lain dari identitas diri adalah persepsi kesehatan. Adolesens

yang sehat mengevaluasi kesehatan diri mereka sendiri berdasarkan

perasaan sejahtera, kemampuan berfungsi secara normal, dan tidak

adanya gejala sakit. Adolesens berpartisipasi dalam kesehatan yang

berkaitan dengan melakukan perawatan diri. Perubahan yang cepat

selama periode ini membuat program promosi kesehatan menjadi

penting (Potter, 2005).

e. Identitas Moral

Perkembangan penilaian moral bergantung sekali pada keterampilan

kognitif dan komunikasi serta interaksi sebaya. Meskipun

Page 28: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

35

Penyalahgunaan

alkohol pada

remaja

perkembangan moral mulai pada masa kanak-kanak awal, hal ini

dikonsulidasi pada adolesens karena adanya keterampilan tertentu.

Pada tingkat tertinggi, moralitas didapat dari prinsip hati nurani

individu. Adolesens menilai diri mereka sendiri dengan ide internal,

yang sering menyebabkan konflik individu dan kelompok. Tidak

semua adolesens memperoleh perkembangan moral yang sama

(Kahlberg, 1964).

D. KERANGKA TEORI

Gambar 2.1

Hubungan Dukungan Kelurga Dengan Penyalahgunaan Alkohol Pada Remaja

Di Kelurahan Tandang Kecamatan Tembalang

Menurut Hawari (2006)

Tabel 1. Kerangka teori

Penyebab Penyalahgunaan

Alkohol :

1. Dukungan Informasi

2. Dukungan Emosional

3. Dukungan Instrumental

4. Dukungan Penilaian

Page 29: 8 TINJAUAN PUSTAKA Penyalahgunaan Alkoholdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-nikenhapsa... · 9 badannya gemetar, muntah-muntah, kejang-kejang, gelisah, sulit tidur,

36

E. KERANGKA KONSEP

Tabel 2. Kerangka konsep

F. VARIABEL PENELITIAN

Variabel bebas (Independen) : Dukungan keluarga

Variabel terikat (Dependen) : penyalahgunaan alkohol

G. HIPOTESIS

Rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah :

H0 : Ada hubungan dukungan keluarga dengan penyalahgunaan alkohol pada

remaja.

H1 : Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan penyalahgunaan alkohol

pada remaja.

Dukungan keluarga

Penyalahgunaan alkohol pada remaja