8. Seni Rupa,Mozaik,Montase,s. Grafis

8
Taman Kanak-Kanak di Jepang Dalam Manajemen Sekolah , Pendidikan Jepang , Serba-Serbi Jepang , Taman Kanak-Kanak di Maret 16, 2007 pada 9:53 am Secara kebetulan saya menemukan situs tentang tujuan sekolah-sekolah di Jepang. Ternyata sangat rinci dijelaskan tentang tujuan setiap jenjang pendidikan. Tujuan TK tercantum dalam artikel no 77 UU Pendidikan Jepang (diterjemahkan dengan bahasa segampangnya (~_~) ) TK atau youchien (幼幼幼 bertujuan untuk mengasuh (幼幼 anak-anak usia dini, memberikan lingkungan yang layak bagi perkembangan jiwa anak. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam artikel no 78 dijelaskan tata caranya : 1. Merancang pendidikan yang mengembangkan fungsi tubuh dan jiwa secara harmoni melalui pembiasaan pola hidup yang sehat, aman dan menyenangkan. 2. Menumbuhkan semangat kemandirian, kehidupan berkelompok yang penuh kegembiraan dan kerjasama. 3. Mengenalkan kehidupan sosial dan membina kemampuan bersosialisasi 4. Mengarahkan penggunaan bahasa dengan benar serta menumbuhkan minat berkomunikasi dengan sesamanya. 5. Mengarahkan minat untuk berkreasi melalui pembelajaran musik, permainan, menggambar dan lain-lain. TK mengintrepretasikan tujuan tersebut dalam silabus pembelajaran yang saya pikir hampir sama di setiap sekolah. Berikut saya jelaskan apa yang dipelajari anak-anak TK di Sono Youchien, Iwakura, Aichi Prefecturte. Kepala Sekolah, Ibu Ando memberikan saya (setelah merengek) copy- jam belajar sehari.

description

seni rupa

Transcript of 8. Seni Rupa,Mozaik,Montase,s. Grafis

Page 1: 8. Seni Rupa,Mozaik,Montase,s. Grafis

Taman Kanak-Kanak di Jepang

Dalam Manajemen Sekolah, Pendidikan Jepang, Serba-Serbi Jepang, Taman Kanak-Kanak di Maret 16, 2007 pada 9:53 am

Secara kebetulan saya menemukan situs tentang tujuan sekolah-sekolah di Jepang. Ternyata sangat rinci dijelaskan tentang tujuan setiap jenjang pendidikan.

Tujuan TK tercantum dalam artikel no 77 UU Pendidikan Jepang (diterjemahkan dengan bahasa segampangnya (~_~) )

TK atau youchien (幼稚園)bertujuan untuk mengasuh (保育) anak-anak usia dini, memberikan lingkungan yang layak bagi perkembangan jiwa anak.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam artikel no 78 dijelaskan tata caranya :

1. Merancang pendidikan yang mengembangkan fungsi tubuh dan jiwa secara harmoni melalui pembiasaan pola hidup yang sehat, aman dan menyenangkan.

2. Menumbuhkan semangat kemandirian, kehidupan berkelompok yang penuh kegembiraan dan kerjasama.

3. Mengenalkan kehidupan sosial dan membina kemampuan bersosialisasi

4. Mengarahkan penggunaan bahasa dengan benar serta menumbuhkan minat berkomunikasi dengan sesamanya.

5. Mengarahkan minat untuk berkreasi melalui pembelajaran musik, permainan, menggambar dan lain-lain.

TK mengintrepretasikan tujuan tersebut dalam silabus pembelajaran yang saya pikir hampir sama di setiap sekolah. Berikut saya jelaskan apa yang dipelajari anak-anak TK di Sono Youchien, Iwakura, Aichi Prefecturte. Kepala Sekolah, Ibu Ando memberikan saya (setelah merengek) copy- jam belajar sehari.

Page 2: 8. Seni Rupa,Mozaik,Montase,s. Grafis

SENI MOZAIK

Minggu, 24 Juni 2012

Dari definisi mozaik dapat diuraikan pengertiannya, yaitu pembuatan karya seni rupa dua

atau tiga dimensi yang menggunakan material dipotong-potong atau sudah berbentuk

potongan kemudian disusun dengan ditempelkan pada bidang datar dengan cara di lem.

Kepingan benda-benda itu, antara lain; kepingan pecahan keramik, potongan kaca,

potongan kertas, potongan daun, potongan kayu. Tetapi untuk sebuah tema gambar

menggunakan satu jenis material, misalnya kalau menggunakan kaca maka dalam satu

tema gambar tersebut menggunakan pecahan kaca semua, hanya berbeda-beda warnanya

baik warna alam maupun warna buatan.

Page 3: 8. Seni Rupa,Mozaik,Montase,s. Grafis

DEFINISI 'MONTASE'

1. komposisi gambar yg dihasilkan dr pencampuran unsur beberapa sumber;

2. karya sastra, musik, atau seni yg terjadi dr bermacam-macam unsur;

3. gambar berurutan yg dihasilkan dl film untuk melukiskan gagasan yg

berkaitan;

4. pemilihan dan pengaturan pemandangan untuk pembuatan film

Page 4: 8. Seni Rupa,Mozaik,Montase,s. Grafis

Pengertian Seni Grafis (Printmaking)

Seni rupa mengenal beberapa percabangan, selain seni lukis (yang paling banyak diketahui) ada juga seni rupa yang lain misalnya seni grafis (bukan desain grafis).Lalu dimana perbedaan seni grafis dengan seni yang lain, berikut ada sedikit ulasan mengenai seni grafis sebagai cabang dari disiplin ilmu seni rupa.

Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas.  Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal sebagai ‘impression’. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan , secara teknis disebut dengan matrix. Matrix yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.

MediaSeniman grafis berkarya menggunakan berbagai macam media dari yang tradisional sampai kontemporer, termasuk tinta ber-basis air, cat air, tinta ber-basis minyak, pastel minyak, dan pigmen padat yang larut dalam air seperti crayon Caran D’Ache. Karya seni grafis diciptakan di atas permukaan yang disebut dengan plat. Teknik dengan menggunakan metode digital menjadi semakin populer saat ini. Permukaan atau matrix yang dipakai dalam menciptakan karya grafis meliputi papan kayu, plat logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Teknik lain yang disebut dengan serigrafi atau cetak saring (screen-printing) menggunakan lembaran kain berpori yang direntangkan pada sebuah kerangka, disebut dengan screen. Cetakan kecil bahkan bisa dibuat dengan menggunakan permukaan kentang atau ketela.

WarnaPembuat karya grafis memberi warna pada cetakan mereka dengan banyak cara. Seringkali pewarnaannya — dalam etsa, cetak saring, cukil kayu serta linocut — diterapkan dengan menggunakan plat, papan atau screen yang terpisah atau dengan menggunakan pendekatan reduksionis. Dalam teknik pewarnaan multi-plat, terdapat sejumlah plat, screen atau papan, yang masing-masing menghasilkan warna yang berbeda. Tiap plat, screen atau papan yang terpisah akan diberi tinta dengan warna berbeda kemudian diterapkan pada tahap tertentu untuk menghasilkan keseluruhan gambar. Rata-rata digunakan 3 sampai 4 plat, tapi adakalanya seorang seniman grafis

Page 5: 8. Seni Rupa,Mozaik,Montase,s. Grafis

menggunakan sampai dengan tujuh plat. Tiap penerapan warna akan berinteraksi dengan warna lain yang telah diterapkan pada kertas, jadi sebelumnya perlu dipikirkan pemisahan warna. Biasanya warna yang paling terang diterapkan lebih dulu kemudian ke warna yang lebih gelap.

Pendekatan reduksionis untuk menghasilkan warna dimulai dengan papan kayu atau lino yang kosong atau dengan goresan sederhana. Kemudian seniman mencukilnya lebih lanjut, memberi warna lain dan mencetaknya lagi. Bagian lino atau kayu yang dicukil akan mengekspos (tidak menimpa) warna yang telah tercetak sebelumnya.

Pada teknik grafis seperti chine-collé atau monotype, pegrafis kadang-kadang hanya mengecat warna seperti pelukis kemudian dicetak.

Konsep warna subtraktif yang juga digunakan dalam cetak offset atau cetak digital, di dalam software vektorial misalnya Macromedia Freehand, CorelDraw atau Adobe Ilustrator atau bitmap ditampilkan dalam CMYK atau ruang warna lain.(sumber : wikipedia)

Page 6: 8. Seni Rupa,Mozaik,Montase,s. Grafis

John Savio: Reinkalver. Linocut, 18x26 cm

Seni GrafisSeni grafis di Norwegia tidak mengalami perkembangan hingga tahun 1895, ketika Edvard Munch mulai menggunakan berbagai teknik variasi, termasuk cetak di atas kayu, sketsa dan lithografi (cetakan dari batu atau logam yang ditulisi atau digambari). Karya-karyanya tidak segera dikenal di Norwegia karena ia tinggal di luar negeri, sehingga teknik seni grafisnya tidak membawa pengaruh terhadap sesama artis Norwegia. Beberapa tahun kemudian, Nikolai Astrup mengembangkan gaya yang sangat pribadi dengan menggunakan teknik pewarnaan cetak kayu, dan Johan Nordhagen memberikan kontribusi penting dengan mengajar di Royal Academy of Arts and Crafts (1899) dan memberikan dasar kuat bagi pendidikan seni grafis Norwegia. Selama pertengahan pertama abad ke-20, artis seni grafis Norwegia yang paling terkemuka adalah Rolf Nesch (1893-1975), yang mendapat pengakuan internasional untuk teknik grafis logam, dan artis Sámi John Savio (1902-1938), yang banyak bekerja dengan cetakan kayu.

Selama tahun 1950 dan 1960, Sigurd Winge beralih ke aliran ekspresionisme Jerman, menggunakan teknik Rolf Nesch. Ia banyak bekerja dengan sketsa, bereksperimen dengan perbedaan antara warna terang dan tua. Tren umum pada tahun 1950 adalah studi pemandangan dan bentuk, umumnya dengan menggunakan cetak kayu dan lithografi. Banyak artis berbakat yang mengikuti gaya Stanley Hayter Atelier 17 di Paris, yang berspesialisasi dalam teknik mencetak banyak warna hanya dengan menggunakan satu pelat. Reidar Rudjord dan Anne Verivik mendirikan sebuah bengkel kerja di Oslo pada tahun 1965, Atelier Nord, dengan mengikuti prinsip studio di Paris.

Berbagai teknik baru mulai diperkenalkan pada tahun 1970, termasuk cetakan di atas kain sutra, dan kebangkitan seni sketsa baik yang mengandung arti kiasan maupun tidak. Tahun 1970 seringkali dianggap sebagai jaman keemasan seni grafis, sejak meningkatnya minat dalam bidang ini mulai terlihat baik dalam komunitas seni dan masyarakat serta banyaknya bengkel kerja dan kerja sama antara sesama artis yang didirikan. Nama yang patut diperhitungkan dalam beberapa tahun terakhir termasuk Bjørn-Willy Mortensen (1941-1993), Per Kleiva (b1933) dan Anders Kjær (b1940).