8. Orbit & Foramen Opticum

23
Teknik Radiografi 2 Orbita dan Foramen Optikum

description

materi radiologi

Transcript of 8. Orbit & Foramen Opticum

Slide 1

Teknik Radiografi 2Orbita dan Foramen Optikum1KELOMPOK 2

ANATOMIORBITAOrbita terdiri dari organ-organ vital penglihatan, serta pembuluh darah dan saraf yang saling berhubungan. Struktur atau bentuk orbita menyerupai kerucut.

Lingkaran orbita (bagian terluar kerucut) disebut base dan bagian ujung posterior kerucut disebut apex yang bersamaan dengan foramen opticum, tempat dilaluinya saraf penglihatan dan arteri dari otak ke mata.Orbita membentuk sudut kira-kira 37o dari MSP dan membentuk sudut 30o superior dari OML.

Orbita terdiri dari 7 tulang: Frontal Bone (orbital plate) Sphenoid Bone Small Portion of Palatine Bone Zygomatic Bone Maxillary Bone Ethmoid Bone Lacrimal BoneDasar orbita dibentuk oleh 3 tulang, yaitu frontal bone, maxilla dan zygoma. Beberapa dinding tengah orbita dibentuk oleh tulang lacrimal yang tipis. Tulang sphenoid dan ethmoid membentuk hampir seluruh bagian posterior orbita.

Struktur pada posterior orbita : Foramen Opticum,merupakan lubang kecil pada tulang sphenoid, terletak pada apex cone-shape orbit.

Fisura Orbita Superior, merupakan lubang antara greater dan lesser wings pada sphenoid bones, terletak di samping foramen opticum. Fisura Orbita Inferior, lubang yang terletak antara maxilla, zygomatic dan greater wing pada sphenoid. Sphenoid Strut, merupakan tulang kecil yang memisahkan fisura orbita superior dan saluran optik. Saluran optik adalah saluran kecil yang masuk ke dalam foramen opticum.INDIKASI PEMERIKSAANFrakturForeign body TumorTeknik Pemeriksaan RadiografiOrbita dan Foramen OptikumOrbit & Foramen Optikum [Rara, Beta, Damar, Dimas, Meta, Gilang, Elsa, SarWil, Yoni]Orbit & Foramen Optikum [Rara, Beta, Damar, Dimas, Meta, Gilang, Elsa, SarWil, Yoni]8PERSIAPAN PEMERIKSAANSebelum memanggil pasien, radiografer mempersiapkan alat dan bahan.Kaset sesuai ukuranFilm yang sesuai dengan kasetMarkerAlat bantu lain (sandbag, softbag)Radiografer memanggil pasien, mempersilakan pasien masuk, menyapa dan memperkenalkan diri.Mencocokan identitas pasien dengan yang sesuai permintaan foto.Mencocokan klinis dengan permintaan foto.Menanggalkan barang-barang yang bisa mengganggu pada waktu pemeriksaan.Posisikan pasien sesuai objek yang akan difoto.PA Axial Projection Caldwell methodsPP : Pasien prone di atas meja pemeriksaan. MSP diatur tegak lurus meja pemeriksaan.PO: OML diatur tegak lurus meja pemeriksaan. Dahi dan hidung menempel pada meja pemeriksaan. Atur margin inferior orbita di tengah kaset.CR: Vertikal tegak lurusCP: Masuk ke parietal keluar tepat melalui acanthionKaset: 18 x 24 cmFFD : 100 cm kV 80 mAs 18 (grid)Tahan nafas selama eksposi

4 kunci proyeksi :

MSP kepala tegak lurus kaset

OML tegak lurus kaset

Arah sinar 15-25 derajat caudad

Titik bidik pada MSP setinggi outerchantus

Kriteria Radiograf :

Tampak kedua orbita

Tampak kedua foramen optikum

Tulang petrosum tampak

PA Axial Projection Bartel methodsPP: - Tempatkan pasien berdiri tegak membelakangi arah datangnya sinar. - Tempatkan MSP tubuh berada pada pertengahan bucky stand - Tempatkan lengan pasien dalam posisi nyaman, dan bahu horizontalPO: - Tempelkan dahi pasien dan hidung pada bucky stand, dengan midsagittal yang tegak lurus dengan pertengahan kaset. - Leher pasien fleksi sehingga IOML tegak lurus kasetKaset: 18 x 24 cmFFD : 100 cm 80 kV 18 mAs 18 (grid)Tahan nafas selama eksposi.

CR:Diarahkan 20-25 derajat chepalad masuk pada 3 inchi dibawah oksipital protuberenceakeluar nasion.CP: Menembus nasion

Kriteria RadiografTidak terjadi rotasi cranium, ditandai dengan sulcus inferior orbital simetris dengan orbita

Rhese Method (PA oblique) PP : Pasien tidur semiprone atau prone di atas meja pemeriksaan dengan sisi yang akan diperiksa menempel meja pemeriksaan.PO : Rongga mata yang diperiksa ditempatkan di tengah kaset. Bagian pipi dan dagu, menempel pada meja pemeriksaan dan membentuk bidang horizontal, agar Acanthio Meatal Line (AML) tegak lurus terhadap meja pemeriksaan dan MSP kepala membentuk sudut 53 terhadap meja pemeriksaan.

CR : Vertikal tegak lurus kaset.CP: Pada kuadran bawah lateral orbita yang menempel meja pemeriksaanKaset : 18 x 24 cm (dibagi dua)FFD : 100 cm80 kV 18 mAs 18 (grid)

Respirasi tahan nafas selama eksposi.

Kriteria radiografTampak foramen opticum di kwadran lateral bawah pada fossa orbita.Tampak foramen opticum terletak pada ujung sphenoid.Tampak os petrosum di bawah orbita.Tampak batas-batas rongga orbita.

Rhese Method (AP oblique) Posisi Pasien :Pasien tidur supine di atas meja pemeriksaan.

Posisi Obyek :-MSP kepala dirotasikan ke kiri jika yang diperiksa orbita bagian kanan.-MSP kepala dirotasikan ke kanan jika yang diperiksa orbita bagian kiri.-MSP kepala diatur membentuk sudut 53o-AML di ekstensikan sehingga tegak lurus dengan meja pemeriksaan dengan cara pipi, hidung dan dagu membentuk bidang horizontal.

Central Ray :Vertikal tegak lurus kaset.Central Point :Pada kuadran bawah lateral orbita yang diperiksa.Respirasi :Tahan nafas selama eksposi.

Kaset : 18 x 24 cm (dibagi dua)FFD : 100 cm80 kV 18 mAs 18 (grid)

Kriteria Radiograf :

Tampak foramen opticum di kwadran lateral bawah pada fossa orbita.

Tampak foramen opticum biasa terletak pada ujung sphenoid.

Tampak os petrosum di bawah orbita.

Jangan sekali-kali berada pada berkas sinar secara langsungLuas lapangan penyinaran harus dibatasi secara tepat dengan sistem kollimasiHarus selalu berdiri dibelakang tirai timbal disekitar meja kontrol (control table) atau berada diluar kamar pemeriksaan. Apabila hal ini tidak memungkinkan pakailah selalu baju proteksi (lead apron)Perlengkapan proteksi radiasi seperti (lead apron), sarung tangan, timbal, dan perisai gonad harus secara berkala dicek, apakah ada kebocoran atau kerusakan. Posisi, kilovolt dan eksposi yang tepat, kombinasi film dam screen harus selalu digunakan agar dihindari adanya pengulangan foto.Teknik kamar gelap yang baik harus selalu diperhatikan agar dapat dihindari kemungkinan terjadinya double exposure atau kerusakan film lainnya yang disebabkan karena kesalahan penanganan.Berkas sinar primer harus dibatasi secara tepat dengan konus, diafragma atau kollimator sehingga bagian tubuh yang diperiksa saja yang mendapat radiasiPemotretan pasien hamil hanya dilakukan apabila perlu sekali dan bila dilakukan pemotretan, janin harus diberikan pelindung radiasi.Harus dihindari teknik pemotretan jarak pendek, karena dosis radiasi yang diterima kulit sangat tinggi.

PROTEKSI RADIASIKesimpulanUntuk menentukan indikasi pada orbit dan foramen optikum seperti faktur, foreign body, tumor, dapat dilakukan teknik pemeriksaan dengan proyeksi, sebagai berikut :PA AxialPA ObliqueAP ObliqueSaranPada pemeriksaan orbit dan foramen optikum diperhatikan juga curvatura karena hal tersebut sangat berpengaruh pada gambaran radiogaf. Proyeksi yang digunakan menyesuaikan dengan kasus yang terjadi, menyesuaikan dengan kondisi pasien. Proyeksi PA lebih dianjurkan dari pada proyeksi AP, karena pada proyeksi PA lebih dekat dengan kaset.22Merrills Atlas of Radiographic Positions and Radiologic Procedures Vol 2DAFTAR PUSTAKATERIMA KASIH24