8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

118
KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik. pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran. Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara- saudara sekalian. i

description

Model pembelajaran saintifik

Transcript of 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Page 1: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa,  karena

berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini

dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis

Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan

dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran

dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik.

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses

penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang

belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului

dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang

mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun

dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan

persiapan pembelajaran.

Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk

memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran

dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata

pelajaran yang diampunya.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih

kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang

tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa

membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.

Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu

saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung

pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.

Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa

saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

i

Page 2: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISI

Iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ............................................

2. Tujuan..........................................................

3. Ruang Lingkup.............................................

4. Landasan Hukum....... .................................

1

2

3

3

BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI

1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik.............

2. Penilaian Autentik........................................

5

22

BAB III ANALISIS KOMPETENSI

BAB IV

1. Prosedur Analisis.. .........................................

2. Hasil Analisis Kompetensi..............................

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

30

34

65

67

ii

Page 3: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam

rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional,

terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses,

standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun

2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada

satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses

pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A

Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum

Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat

diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat

dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan

kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara

bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. 1

Page 4: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang

dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang

mengacu pada Silabus.

Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam

mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil

belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para

pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang

tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik

yang termasuk kategori pebelajar cepat.

Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara

terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai

tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi

pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih instruktur

nasional (master teacher), guru inti dan guru sasaran serta menyediakan

silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika,

Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya

diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum

2006 dan buku sebelumnya), mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu

pada silabus yang telah disediakan.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan

menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara

lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan

langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian

autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi

guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan

melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model

untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata

pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan

memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:

2

Page 5: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti

dan kompetensi dasar

1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari

silabus mata pelajaran

2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian

4. Merancang penilaian autentik

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik

2. Langkah-langkah analisis kompetensi;

3. Penilaian autentik; dan

4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013

tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang

Implementasi Kurikulum

3

Page 6: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang

Silabus

BAB II

PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan

memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai

kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses

pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang

mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya,

mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan

mengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat

pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi

Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran

yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang

kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi

dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi

tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.

Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,

menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas

mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya,

4

Page 7: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi

beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi

karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu

diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry

learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya

kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya

berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan

paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu;

(2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka

sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses

sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran

berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5)

pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang

menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi

keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara

keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9)

pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang

menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung

tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut

wuri handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah,

dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa

saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13)

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan

individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif

untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)

pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar

secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output)

5

Page 8: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta

didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect)

dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi

langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode

ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan

terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of

inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989).

Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan

kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya

sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting

adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh

peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara

akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena

itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model

pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah

model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke

dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini

menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer

pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu

dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang

fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar.

Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian

pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai

aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist)

dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian

peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta,

membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk

kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan

keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan

6

Page 9: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan

(Semiawan: 1992).

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan

struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar

bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran

berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta

didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan

atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi,

sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian

peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus

berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan

guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi

membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan

keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi

pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya

adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu

kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap

individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial

(social science)

Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu

dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya

seseorang selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat

merupakan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.

Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah.

Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik)

dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada

simpulan. Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam

rangka pencarian (penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode

pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari

objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-

prinsip penalaran yang spesifik.

7

Page 10: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau

fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan

menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan

metode ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas

prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Selanjutnya

secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau

mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang

didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan

pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh

pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah

ini memerlukan langkah-langkah pokok:

a) Mengamati

b) Menanya

c) Menalar

d) Mencoba

e) Membentuk jejaring

Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran

terhadap pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-

pertimbangan logis dalam ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki

adalah jawaban mengenai fakta-fakta sosial, maka pendekatan dengan

langkah-langkah tersebut dikatakan sangat erat dengan metode

ilmiah.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan

menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh

tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses

pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit

transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu

mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi

atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah

pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar

peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan

keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang

baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan

8

Page 11: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik

yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan.

1) Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses

pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki

keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara

9

Page 12: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah

pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,

pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,

contoh:

Proses terbentuknya negara

interaksi sosial

Situs sejarah

Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat

dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa,

misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan

menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.

Menentukan objek apa yang akan diobservasi

Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek

yang akan diobservasi

Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu

diobservasi, baik primer maupun sekunder

Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi

Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan

untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar

Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil

observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape

recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam

melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala

rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan

berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat

berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau

faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat

untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya.

Catatan anekdot dapat berupa catatan yang dibuat oleh peserta

didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang

ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanik

dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk

10

Page 13: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang

ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.

2) Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk

meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan,

dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula

dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan

baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika

itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan

pembelajar yang baik. Artinya guru dapat menumbuhkan sikap

ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan.

Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah seni

bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar?

Dalam hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka

jumlah barang yang diminta akan turun, namun kenyataannya

setiap menjelang hari raya walaupun harga cenderung naik tetapi

permintaan juga ikut naik. Mengapa demikian?, dsb. Diusahakan

setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang

bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya:

Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta

didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,

serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya

sendiri.

Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus

menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.

Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan,

dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang

diberikan.

Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,

mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,

sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

11

Page 14: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,

berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan

menarik simpulan.

Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan

menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata,

serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup

berkelompok.

Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta

sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan

kemampuan berempati satu sama lain.

Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang

lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan

Kognitif yang lebih rendah

Pengetahuan (knowledge)

Apa...

Siapa...

Kapan...

Di mana...

Sebutkan...

Jodohkan atau pasangkan...

Persamaan kata...

Golongkan...

Berilah nama...

Dll.

Pemahaman (comprehension)

Terangkahlah...

Bedakanlah...

Terjemahkanlah...

Simpulkan...

Bandingkan...

Ubahlah...

Berikanlah interpretasi...

Penerapan (application

Gunakanlah...

Tunjukkanlah...

12

Page 15: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan

Buatlah...

Demonstrasikanlah...

Carilah hubungan...

Tulislah contoh...

Siapkanlah...

Klasifikasikanlah...

Kognitif yang lebih tinggi

Analisis (analysis)

Analisislah...

Kemukakan bukti-bukti…

Mengapa…

Identifikasikan…

Tunjukkanlah sebabnya…

Berilah alasan-alasan…

Sintesis (synthesis)

Ramalkanlah…

Bentuk…

Ciptakanlah…

Susunlah…

Rancanglah...

Tulislah…

Bagaimana kita dapat memecahkan…

Apa yang terjadi seaindainya…

Bagaimana kita dapat memperbaiki…

Kembangkan…

Evaluasi (evaluation)

Berilah pendapat…

Alternatif mana yang lebih baik…

Setujukah anda…

Kritiklah…

Berilah alasan…

Nilailah…

Bandingkan…

Bedakanlah…

13

Page 16: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

3) Menalar

Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan

pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk

menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku

aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta

didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses

berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang

dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa

pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah,

meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

3.1Cara menalar

Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu

penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif

merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena

atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum.

Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada

observasi inderawi atau pengalaman empirik.

Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik

simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat

umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran

deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara

deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu

untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang

khusus.

Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme

hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat

premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan

14

Page 17: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak

langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis,

sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis.

Contoh:

Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan

jasa untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah

pembayaran tertentu, atau disebut juga akuntan ekstern.

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai

pemeriksa atau auditor untuk pemerintah atau negara.

Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar

atau dosen di perguruan tinggi.

Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang

bekerja dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang

akuntansi intern untuk membantu pengelola perusahaan.

Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan

pendidik, Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam

lapangan akuntansi pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang

garapannya.

3.2Analogi dalam Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali

menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki

persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya

menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran

dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial

yang mempunyai kesamaan atau persamaan.

Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu

sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik.

Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu

analogi induktif dan analogi deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan

berikut ini.

15

Page 18: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada

dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau

fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena

atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua.

Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang sangat

bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima

berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua

fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan

Contoh:

Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa

nasionalisme dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah

generasi muda yang harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus

giat belajar.

Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk

menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang

belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah

dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide

baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima

apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara

nyata dan dipercayai.

Contoh:

Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan

karena adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang

menyerah antara golongan muda dan golongan tua. Begitu pula

tercapainya suatu prestasi disekolah tidak terlepas dari sinergitas,

saling menghargai, sikap pantang menyerah dari dewan guru,

peserta didik, dan seluruh stake holder sekolah.

3.3Hubungan Antarfenomena

Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan

menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam

proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar

peserta didik. Disinilah esensi bahwa guru dan peserta didik

16

Page 19: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala,

khususnya hubungan sebab-akibat.

Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau

beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang

lain. Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa

fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa

fakta tersebut.

Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif,

yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran

induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis.

Hubungan sebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat,

hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu,

kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat.

Contoh:

Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang

melewati makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang

Diponegoro melawan Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah).

Nilai suatu barang ditentukan jumlah biaya yang dikeluarkan

untuk menghasilkan barang itu kembali (biaya reproduksi).

Oleh karena untuk menentukan nilai suatu barang tidak berasal

pada biaya produksi yang pertama kali, tetapi pada biaya

produksi yang dikeluarkan sekarang (mapel Ekonomi).

Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab,

hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu,

selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya.

Contoh (Mata pelajaran Sejarah):

Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-

sampai Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris

dikalahkan, disebabkan Belanda membuat jalan yang melewati

makam leluhur Diponegoro.

Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional,

mengakibatkan diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi

17

Page 20: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

kemerdekaan datanglah Sekutu yaitu Inggris dan Belanda

datang ke Indonesia . Kedatangan Sekutu yang berkeinginan

menjaga status quo, tentu tidak diharapkan oleh pemuda

Indonesia, terjadilah perang.

Contoh (Mata pelajaranEkonomi)

Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut.

Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan

semakin tinggi.

Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.

Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk

melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan

keluarga yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut

menyebabkan anak-anak mereka tidak berkesempatan

menempuh pendidikan yang baik. Dampak lanjutannya, bukan

tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus berlangsung secara

siklikal.

Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan

sebab-akibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan

serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab,

sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi

penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.

3.4Mencoba/mengeksplorasi

Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui

peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang

digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan

yang menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran

yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin

baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang

dapat peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara

mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk

menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”.

18

Page 21: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada

bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan

interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu

materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada

keterlibatan peserta didik untuk memperluas, memperdalam, atau

menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini peserta didik

menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan

belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan

kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang

mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2)

adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat

penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan

yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan

tugas sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna.

Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang

menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna,

yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar

autentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa

pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman

belajar dari pada pada materi pelajaran.

Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses

belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik

menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman

belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam

untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana

membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar

bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas

merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan

respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik

menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan

hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan

hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram

serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki.

Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran

ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam

19

Page 22: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik

dalam menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan

masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan

ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna.

Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat

mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan

ilmu-ilmu sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena

yang ada. Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi

untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar.

3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih

dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi

esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia

yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur

interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk

memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan

bersama.

Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat

direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang

harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai

satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas

peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi

dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta

didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan

menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan

cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin

peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar

secara bersama-sama. 

Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks

menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta

dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu

menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan

kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan

20

Page 23: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang

tak terduga.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan

keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan

dengan langkah sebagai berikut:

1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau

fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi

sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat,

mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut

2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan

konsep, prinsip, hukum, dan teori

3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen

4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah

data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena

5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam

presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak

terduga

Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif

Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas

kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:

JP = Jigsaw Proscedure.

Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai

anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda

mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta

didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan,

tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian

didasari pada rata-rata skor tes kelompok.

STAD = Student Team Achievement Divisions.

Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa

kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok

bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan

seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok

dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh

21

Page 24: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian

didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun

kelompok peserta didik

CI = Complex Instruction

Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang

berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains,

matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah

menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didik

sebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode

ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat

bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para

peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada

proses dan hasil kerja kelompok.

TAI = Team Accelerated Instruction.

Metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran

kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara

bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok

diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih

dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam

kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan

benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya.

Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan

soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal

lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun

berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada

hasil belajar individual maupun kelompok.

CLS = Cooperative Learning Stuctures.

Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok

dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan).

Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain

menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus

dijawab oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh

poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam

22

Page 25: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua

peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran.

LT = Learning Together.

Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan

peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok

bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu

set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja

kelompok.

TGT = Teams-Games-Tournament.

Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri,

para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota

kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-

masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh

kelompok peserta didik.

GI = Group Investigation.

Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk

merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan

pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan

apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan

melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan

penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada

proses dan hasil kerja kelompok.

AC = Academic-Constructive Controversy.

Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut

kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual

yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing,

baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota

kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan

pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah,

pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi,

kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada

23

Page 26: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

kemampuan setiap anggota maupun kelompok

mempertahankan posisi yang dipilihnya.

CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.

Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode

pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca,

menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta

didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata

bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam

kelompoknya

Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan

menginformasikan/ berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau

makalah melalui berbagai media.

B. Penilaian Autentik

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber

sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum

2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association

mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,

motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam

pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik

sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan

pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins

mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada

peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan

dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi

dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa,

berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.  

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah

(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan

Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan

peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,

menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik

cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,

24

Page 27: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang

meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian

autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran

di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang

memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk

menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya

dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen,

mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat

karangan, dan diskusi kelas.

Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian

portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian

responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta

didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami

kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius.

Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti

seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya

pada proses dan hasil pembelajaran.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk

merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment),

atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat

digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang

memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan

keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan

menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman.

Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.

Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian

portofolio.

1. Pengamatan Sikap

Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal,

penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan

25

Page 28: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi

hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik

berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian

siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian

jurnal adalah sbb:

Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara

kronologis.

Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis,

jelas dan komunikatif.

Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap

tampilan sikap peserta didik

menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan

peserta didik.

Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian

kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta

didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan

status,  proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya

dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan

untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian

ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan

perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau

acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan

Misalnya,  peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau

keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria

atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah

pengetahuan  Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan

pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu

mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah

disiapkan.

Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif.

Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta

didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong,

26

Page 29: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat,

menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.

Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap

sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik

lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini

merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi

pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan

indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb:

• Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik

• Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana

• Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

• Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan

oleh peserta didik

• Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya

penafsiran makna ganda/berbeda

• Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata

atau sebenarnya

• Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur

(valid)

• memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan

penguasaan satu kompetensi peserta didik

• Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur

• Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level

terendah sampai kemampuan tertinggi.

2. Tes tertulis.

Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes

tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih

jawaban terdiri dari  pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,

menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian

atau melengkapi,  jawaban singkat atau pendek, dan  uraian.

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu

mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan,

menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi

yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin

27

Page 30: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,

keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan

memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-

temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes

tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu

jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas

(restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang

diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru

untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang

lebih tinggi atau kompleks.

3. Tes Lisan.

Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara

lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab

secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan

adalah sbb:

Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf

pengetahuan yang hendak dinilai.

Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.

Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam

mengkontruksi jawabannya sendiri.

disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang

komplek.

4. Penilaian Melalui Penugasan.

Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek

yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau

kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah

sbb:

Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.

Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau

merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.

Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta

didik.

Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.

28

Page 31: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya

meskipun tugas diberikan secara kelompok.

Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap

anggota.

Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang

sosial ekonomi).

Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara

jelas.

Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

5. Tes Praktik.

Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam

melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian

kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu

seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain

peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi,

dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes

Praktik adalah sbb:

Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil

belajar.

Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.

Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,

Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum

Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial

ekonomi)

Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik

tersebut harus memenuhi syarat sbb:

Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur

(valid).

Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).

Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.

Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.

Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

29

Page 32: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

6. Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian

terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut

periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa

investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,

pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan

penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan

dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-

lain.

Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik

memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan,

dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek,

setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.

Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna

atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan

pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

dibutuhkan oleh peserta didik.

Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang

dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk

proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru

meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan

data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat

menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi.

Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.

Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian

khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk

menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan

analitik.  Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan

peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk

pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk

tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan

secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.

30

Page 33: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

7. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang

menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia

nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik

secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan

refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan

pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan

kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi

tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran

yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang

releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut

oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio

adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok

pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan

oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.

Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau

kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam

menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik,

gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian,

sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta

didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah

seperti berikut ini.

Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio

yang akan dibuat.

Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah

bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada

tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama

dokumen portofolio yang dihasilkan.

31

Page 34: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian

portofolio.

BAB III

ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi

yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan

32

Page 35: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru

dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga

kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju

semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti

adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran

pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap

mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk

tingkat SMA adalah sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang

beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan

bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan

kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai

pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara

mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat

kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat

kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan

bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

33

Page 36: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Sikap

Spiritual

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,

toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah

konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,

serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan

kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi

lulusan adalah sebagai berikut.

34

Page 37: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai

berikut

1. Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok.

2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus)

menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur

3. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indicator keterampilan

yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan

indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati,

menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.

4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,

mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk

mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.

5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan

6. Merancang penilaian yang diperlukan

35

Page 38: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

1.Mengembangkan Materi pembelajaran

Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam

silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke

tiga (pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap

diperlukan untuk melihat linierisasi dengan kompetensi inti ke empat

(keterampilan).

Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat

kategori, yaitu:

1) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar,

dibaca, disentuh, atau diamati

2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau

dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara

fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep tentang zat

cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin,

dan spirtus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu

berubah sesuai  bentuk wadah/tempat yang ditempatinya,  volume

dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi

menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan.

Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.36

Lulusan yang :Cerdas, Kreatif,

Produktif, dan Bertanggung

jawab

Penillaian (Silabus)

Indikator Sikap,

Pengethuan, dan

Keterampilan untuk

Penilaian

Pembelajaran (Silabus)

Alternatif Kegiatan

Pembelajaran:Mengamati, Menanya, Mencoba,

Mengasosiasi, dan

Mengomunikasikan

Materi PembelajaranFakta, Konsep,

Prinsip, dan Prosedur

Materi Pokok (Silabus)

Page 39: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-

konsep yang berkaitan Prinsip IPA bersifat analitik, sebab

merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh.

Contoh yang merupakan prinsip adalah air jika dipanaskan akan

menguap. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep air, konsep

panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke dalam kategori prinsip

adalah hukum, teori, dan azas.

4) Prosedur, merupakan sederetan langkah yang bertahap dan

sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural

merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada

mata pelajaran fisika, langkap kerja ilmiah merupakan bagian tidak

terpisahkan pada setiap materi pokok.

2.Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu

: mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan

mengomunikasikan

3. Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan

pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau

menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena

atau peristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta

langsung yang bias disentuh, dilihat, dan sebagaainya

4. Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip

dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas

5. Mencoba

6. Mengasosiasi

7. Mengomunikasikan

8. Alternatif penilaian (Penilaian Autentik)

1) Aspek pengetahuan melalui tes dan non tes

2) Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio produk

3) Aspek sikap melalui pengamatan

B. Hasil Analisis Kompetensi

1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Sosiologi Kelas X

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok

(Dalam

Silabus)

3.1 Mendeskripsikan 4.1 Melakukan kajian, Fungsi

37

Page 40: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

fungsi Sosiologi dalam

mengkaji berbagai

gejala sosial yang

terjadi di masyarakat

diskusi dan

menyimpulkan fungsi

Sosiologi dalam

memahami berbagai

gejala sosial yang

terjadi di masyarakat

Sosiologi

dalam

mengenali

gejala sosial di

masyarakat

3.2 Menerapkan konsep-

konsep dasar

Sosiologi untuk

memahami hubungan

sosial antar individu,

antara individu dan

kelompok serta antar

kelompok

4.2 Melakukan kajian,

diskusi, dan

menyimpulkan konsep-

konsep dasar Sosiologi

untuk memahami

hubungan sosial antar

individu, antara individu

dan kelompok serta

antar kelompok

Individu,

kelompok dan

hubungan

sosial

3.3 Menganalisis berbagai

gejala sosial dengan

menggunakan

konsep-konsep dasar

Sosiologi untuk

memahami hubungan

sosial di masyarakat

4.3 Melakukan kajian,

diskusi dan mengaitkan

konsep-konsep dasar

Sosiologi untuk

mengenali berbagai

gejala sosial dalam

memahami hubungan

sosial di masyarakat

Ragam gejala

sosial dalam

masyarakat

3.4 Menerapkan metode-

metode penelitian

sosial untuk

memahami berbagai

gejala sosial

4.4 Menyusun rancangan,

melaksanakan dan

menyusun laporan

penelitian sederhana

serta

mengkomunikasikanny

a dalam bentuk tulisan,

lisan dan audio-visual

Metode

Penelitian

Sosial

38

Page 41: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

39

Page 42: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar Sosiologi Kelas X

Analisis Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran : Sosiologi

Kelas : X

Kompetesi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,

damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

40

Page 43: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

1.1 Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama lain

2.1Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa

2.2 Merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan sekitar

SEMESTER 1

3.1 Mendeskripsikan fungsi Sosiologi dalam mengkaji berbagai gejala sosial yang terjadi di masyarakat

1. Fungsi Sosiologi

2. Gejala Sosial

1. Pengertian Sosiologi

2. Peran dan Fungsi Sosiologi

3. Konsep dasar sosiologi

4. Realitas Sosial5. Macam-

macam Realitas/fakta

Mengamati1. Mengamati

berbagai gambar mengenai gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat

2. Membaca buku teks mengenai pendapat

Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,

Observasi,aspek:1. Jujur2. Disiplin3. Tanggungjawab4. Peduli

1. Menjelaskan pengertian Sosiologi

2. Menjelaskan fungsi Sosiolog

Tugas :Hasil Pekerjaan Rumah

1. Melengkapi pengertian Sosiolo

1. Menghubungkan berbagai pendapat ahli tentang

1. Laporan telaah pustaka dan hasil diskusi

2. Presentasi Diskusi

41

Page 44: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

Sosial6. Gejala/

Fenomena Sosial Sosial

berbagai ahli mengenai pengertian“Sosiologi”

3. Mengamati gambar dan contoh artikel yang berhubungan dengan fungsi Sosiologi

4. Mengamati berbagai realitas/fakta sosial

5. Mengamati berbagai gejala/fenomena sosial

Menanya1. Menanyakan

tentang pengertian Sosiologi menurut berbagai ahli

2. Menanyakan tentang fungsi Sosiologi

3. Menanyakan

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

5. Santun6. Responsif7. Pro aktif

i3. Menjela

skan Konsep dasar Sosiologi

4. Mendeskripsikan gejala sosial

gi menurut beberapa ahli

2. Membuat kesimpulan tentang hasil kajian dari gambar dan contoh artikel tentang gejala sosial yang dibaca

aspek:1. Kelengkapan1.

pengertian Sosiologi

2. Menyimpulkan peran Sosiologi menurut berbagai ahli

3. Menyimpulkan fungsi Sosiologi menurut berbagai ahli

4. Menyimpulkan

kelompok :a. Peng

uasaan substansi materi

b. Kejelasan bahasa

c. Teknik bertanya

d. Teknik menjawab

4.1. Melakukan kajian pustaka, diskusi dan menyimpulkan berbagai pendapat para ahli tentang peran, fungsi dan konsep-konsep dasar Sosiologi

42

Page 45: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

tentang berbagai realitas/fakta sosial

4. Menanyakan tentang gejala/fenomena sosial

Mencoba/Mengumpulkan informasi1. Membaca atau

menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang tentang pengertian sosiologi

2. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial)

Kesesuaian2. IsiTes

UH EssayUTS Pilihan Ganda dan Essay

konsep dasar Sosiologi menurut berbagai ahli

5. Menyimpulkan pengertian dan jenis realitas/fakta sosial

6. Menyimpulkan gejala/fenomena sosial yang terjadi

43

Page 46: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

tentang fungsi sosiologi

3. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang realitas sosial

4. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang macam-macam realitas/fakta sosial

5. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku

di masyarakat dalam tinjauan Sosiologi

44

Page 47: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang gejala/fenomena sosial

Mengasosiasi1. Diskusi tentang

tentang pengertian sosiologi

2. Diskusi tentang fungsi sosiologi

3. Diskusi tentang realitas sosial

4. Diskusi tentang macam-macam realitas/fakta sosial

5. Diskusi tentang gejala/fenomena sosial

Mengomunikasikan1. Mempresentasika

n hasil diskusi kelompok

45

Page 48: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok

3.2. Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok

3. Nilai dan

Norma Sosial

Nilai Sosial :Ciri-ciri Nilai SosialJenis-jenis Nilai Sosial :1. Nilai Rohani2. Nilai Material3. Nilai Vital4. Nilai

PerserikatanNorma Sosial :1. Norma Tata

Cara (Usage)2. Norma

Kebiasaan atau Kelaziman (Folkways)

3. Norma Kesusilaan atau Tata Kelakuan (Mores)

4. Norma Adat Istiadat (Customs)

5. Norma Hukum

Mengamati1. Mengamati video

dan presentasi power point mengenai penerapan nilai dan norma sosial dalam kehidupan masyarakat

2. Membaca buku teks mengenai nilai dan norma sosial

Menanya1. Meminta peserta

didik menyampaikan pendapat mengenai perbedaan nilai dan norma sosial yang terdapat di masyarakat

2. Mengajukan pertanyaan

Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

Observasi,aspek:1. Jujur2. Disiplin3. Tanggungjawab4. Peduli5. Santun6. Responsif7. Pro aktif

1. Menjelaskan pengertian Nilai dan Norma Sosial

2. Menjelaskan ciri-ciri Nilai Sosial

3. Menjelaskan Perbedaan antara Nilai dan Norma Sosial

4. Mendeskripsikan jenis –jenis Nilai

tugas :Melaporkan secara tertulis hasil diskusi kelompok

Membuat Pekerjaan Rumah dalam bentuk Bahan Presentasi dalam bentuk Powerpoint mengenai Jenis-jenis Nilai dan Norma Sosial

1.Menghubungkan nilai sosial dengan norma sosial

2. Menyimpulkan perbedaan nilai dengan norma sosial

3. Menyusun kesimpulan mengenai jenis nilai sosial

1. Laporan hasil diskusi

2. Laporan hasil telaah buku teks

3. Presentasi Diskusi kelompok :a. Peng

uasaan substansi materi

b. Kejelasan bahasa

c. Tekn

4.2. Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok

46

Page 49: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

(Laws)6. Norma Agama7. Norma Mode

(Fashion)

mengenai jenis-jenis nilai sosial yang berlaku di masyarakat

3. Meminta peserta didik menjelaskan latar belakang dan beragam jenis norma sosial yang berlaku di masyarakat

4. Mengajukan pertanyaan tentang konsekuensi pelanggaran terhadap nilai dan norma sosial

Mencoba/Mengumpulkan informasi1. Membaca atau

menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa,

Sosial5. Mendes

kripsikan jenis-Jenis Norma Sosial

6. Menjelaskan konsekuensi pelanggaran terhadap Nilai dan Norma Sosial yang berlaku di masyarakat

7. Menjelaskan tujuan mematuhi Nilai dan

aspek:1. Kelengkapan tugas1. Kesesuaian2. substansi Isi

Tes

UH EssayUTS Pilihan Ganda dan Essay

berikut contohnya

4. Menyusun kesimpulan mengenai jenis norma sosial berikut contohnya

ik bertanya

d. Teknik menjawab

47

Page 50: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

lingkungan sosial) tentang nilai sosial

2. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang ciri-ciri nilai sosial

3. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang jenis-jenis nilai sosial

4. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media

Norma Sosial yaitu Keteraturan dan Tertib Sosial

48

Page 51: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

massa, lingkungan sosial) tentang norma sosial

Mengasosiasi1. Diskusi tentang

tentang nilai sosial

2. Diskusi tentang ciri-ciri nilai sosial

3. Diskusi tentang jenis nilai sosial

4. Diskusi tentang norma sosial

Mengomunikasikan1. Mempresentasik

an hasil diskusi kelompok

2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok

4. Interaksi Sosial

1. Pengertian Interaksi sosial

2. Syarat Interaksi sosial

Mengamati1. Mengamati video

tentang interaksi sosial

2. Membaca buku teks dan artikel

Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

Observasi,aspek:1. Jujur2. Disiplin

1. Menjelaskan pengertian interaksi sosial

Tugas 1 :Menyusun Laporan hasil diskusi, meliputi

1. Menyusun laporan hasil diskusi

2. Menyu

Performance :Presentasi hasil diskusi, mencaku

49

Page 52: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial :

a. Sugestib. Imitasic. Identifikasid. Simpatie. Empatif. Motivasi

4. Bentuk-bentuk interaksi sosial(asosiatif dan disosiatif)

artikel mengenai interaksi sosial

Menanya1. Mengajukan

pertanyaan tentang pengertian interaksi sosial

2. Mengajukan pertanyaan tentang syarat terjadinya interaksi sosial dan ciri-ciri interaksi sosial

3. Menanyakan kepada peserta didik tentang jenis-jenis interaksi sosial

4. Meminta peserta didik menyampaikan pendapat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial

Mencoba/Mengumpulkan

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

3. Tanggungjawab4. Peduli5. Santun6. Responsif7. Pro aktif

2. Menjelaskan syarat terjadinya interaksi sosial

3. Menjelaskan jenis-jenis interaksi sosial

Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial

aspek:1. Kejelas

an tulisan

2. Kesesuaian laporan diskusi dengan pokok bahasan

3. Kedalaman pembahasan

Tugas 2 :Menyelasikan Pekerjaan Rumah : Membuat laporanhasil observasi tentang contoh faktor-fantor

sun laporan hasil observasi

Presentasi hasil diskusi

p aspek:1. Pengua

saan materi

2. Kemampuan menjawab pertanyaan

3. Kemampuan mempertahankan argumentasi

Proyek :Observasi meliputi aspek:1. Penyus

unan panduan observasi

2. Pelaksa

50

Page 53: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

informasi1. Membaca atau

menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang pengertian interaksi sosial

2. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang syarat interaksi sosial

3. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa,

yang mempengaruhi interaksi sosial

Tes

UH EssayUTS Pilihan Ganda dan Essay

naan observasi

Laporan hasil observasi, mencakup aspek:1. Sistem

atika penyajian

2. Tata bahasa

3. Substansi laporan

51

Page 54: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

lingkungan sosial) tentang jenis-jenis interaksi sosial

4. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial

Mengasosiasi1. Diskusi tentang

tentang pengertian interaksi sosial

2. Diskusi tentang syarat-syarat interaksi sosial

3. Diskusi tentang jenis-jenis interaksi sosial

4. Diskusi tentang faktor-faktor yang

52

Page 55: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

mempengaruhi interaksi sosial

Mengomunikasikan1. Mempresentasika

n hasil diskusi kelompok

2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok

5. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian

1. Pengertian Sosialisasi

2. Jenis Sosialisasi

3. Pengertian Kepribadian

4. Faktor Pembentuk Kepribadian

5. Tahap Pembentuk Kepribadian

Mengamati1. Mengamati

tayangan video mengenai proses sosialisasi yang terjadi di masyarakat

2. Mengamati presentasi powerpoint mengenai proses sosialisasi dan pembentukkan kepribadian

Menanya1. Meminta peserta

didik

Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

Observasi,aspek:

1. Jujur2. Disiplin3. Tanggungjawab4. Peduli5. Santun6. Responsif7. Pro

1. Menjelaskan pengertian proses sosialisasi

2. Menjelaskan jenis sosialisasi

Tugas 1 :Menyusun Laporan hasil diskusi, meliputi aspek:1.Kejelasa

n tulisan

2.Kesesuaian laporan diskusi dengan pokok bahasa

1.Menyusun laporan hasil diskusi

2.Menyusun laporan hasil observasi

3.Presentasi hasil diskusi

Performance :Presentasi hasil diskusi, mencakup aspek:1.Pengua

saan materi

2.Kemampuan menjawab pertanyaan

3.Kemam

53

Page 56: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

menyampaikan pendapat tentang tayangan video dan presentasi powerpoint mengenai proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang ditampilkan

2. Mengajukan pertanyaan mengenai fungsi sosialisasi dalam proses pembentukkan kepribadian

Mencoba/Mengumpulkan informasi1. Membaca atau

menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang

aktif 3. Menjelaskan pengertian kepribadian

4. Menjelaskan faktor pembentuk kepribadian

5. Menjelaskan tahap pembentuk kepribadian

n3.Kedala

man pembahasan

Tugas 2 :Menyelesaikan pekerjaan rumah, mencakup aspek:1. Ketepat

an waktu

2. Kelengkapan jawaban

3. Ketepatan jawaban

Tes

UH EssayUTS

puan mempertahankan argumentasi

Proyek :Observasi, mencakup aspek:

1.Penyusunan panduan observasi

2.Pelaksanaan observasi

Laporan hasil observasi, aspek:

54

Page 57: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

pengertian sosialisasi

2. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang jenis-jenis sosialisasi

3. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang pengertian kepribadian

4. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media

Pilihan Ganda dan Essay

1.Sistematika penyajian

2.Tata bahasa

3. Isi

Portofolio, meliputi aspek:

1.Kelengkapan komponen portofolio

Kemajuan proses penyelesaian tugas-tugas

55

Page 58: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

massa, lingkungan sosial) tentang faktor-faktor pembentuk kepribadian

5. Membaca atau menggali informasi dari sumber-sumber lain (buku penunjang, media massa, lingkungan sosial) tentang tahap-tahap kepribadian

Mengasosiasi1. Diskusi tentang

tentang pengertian sosialisasi

2. Diskusi tentang jenis-jenis sosialisasi

3. Diskusi tentang pengertian kepribadian

4. Diskusi tentang faktor-faktor yang

56

Page 59: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

mempengaruhi pembentukan kepribadian

5. Diskusi tentang tahap-tahap perkembangan kepribadian

Mengomunikasikan1. Mempresentasika

n hasil diskusi kelompok

2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok

Mengomunikasikan1. Mempresentasika

n hasil diskusi kelompok

2. Menyusun laporan mengenai hasil diskusi kelompok

SEMESTER 2

3.3 Menganalisis berbagai gejala sosial dengan

Ragam gejala sosial

1. Definisi gejala sosial/penyimpangan sosial

Mengamati1. Mengamati video

tentang gejala

1. Menunjukkan sikap

Observasi,aspek:

1. Menjelaskan definisi

Tugas 1. Laporan hasil

1. Menyusun lapora

Performance. Presentasi

57

Page 60: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

menggunakan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial di masyarakat

dalam masyarakat

2. Ciri-ciri penyimpangan

3. Teori-teori penyimpangan

4. Keterkaitan hubungan sosial dengan gejala sosial (Faktor penyebab penyimpangan sosial)

5. Bentuk-bentuk penyimpangan sosial

6. Jenis-jenis penyimpangan sosial

7. Definisi, ciri-ciri, dan tujuan pengendalian sosial

8. Bentuk-bentuk pengendalian sosial

9. Lembaga pengendalian sosial

sosial yang terjadi di masyarakat

2. Membaca buku teks tentang definisi dan ciri-ciri perilaku menyimpang

3. Membaca buku teks tentang berbagai teori-teori penyimpangan dan faktor penyebab penyimpangan sosial

4. Menyimak berita dari media massa tentang bentuk-bentuk penyimpangan (individu, kelompok, campuran, primer, sekunder)

5. Mengamati video tentang jenis-jenis penyimpangan

jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

2. Menunjukkan sikap dan perilaku yang mensyukuri keberadan diri dan kebera

1. Jujur2. Disiplin3. Tanggungjawab4. Peduli5. Santun6. Responsif7. Pro aktif

ObservasiDiskusi, aspek:1. Percay

a diri2. Mengh

argai penda

perilaku menyimpang

2. Menjelaskan ciri-ciri penyimpangan

3. Menjelaskan teori-teori penyimpangan

4. Menjelaskan faktor penyebab penyimpangan sosial

5. Menjelaskan bentuk-bentuk penyimpangan sosial

diskusi, aspek:4. Kejelas

an tulisan

5. Kesesuaian laporandiskusi dengan pokok bahasan

6. Kedalaman pembahasan

Tugas 2. Penyelesaian pekerjaan rumah, aspek:4. Ketepat

an waktu

5. Keleng

n hasil diskusi

2. Menyusun laporan hasil observasi

3. Presentasi hasil diskusi

hasil diskusi, aspek:1. Pengua

saan materi sajian

2. Kemampuan menjawab pertanyaan

3. Kemampuan mempertahankan argumen

ProyekObservasi,aspek:1. Penyus

unan panduan

4.3 Melakukan kajian, diskusi dan mengaitkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk mengenali berbagai gejala sosial dalam memahami hubungan sosial di masyarakat

58

Page 61: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

sosial (kriminalitas, penyimpangan seksual, tawuran pelajar, narkoba, gaya hidup, dsb)

6. Membaca buku teks tentang definisi, ciri-ciri, dan tujuan pengendalian sosial

7. Mengamati video tentang bentuk-bentuk pengendalian sosial (sifat dan cara)

8. Membaca berita dari media massa tentang lembaga pengendalian sosial

9. Mengamati gejala sosial di masyarakat sekitar sebagai bentuk rasa ingin tahu akan

gaman sosial

3. Menunjukkan sikap positif dalam menghadapi gejala sosial

pat orang lain

3. Toleransi

ObservasiProses KBM, aspek:1. Menun

jukkan sikap solidaritas yang benar dalam pergaulan

2. Memberikan arahan/solusi kepada teman

6. Menjalaskan jenis-jenis penyimpangan sosial

7. Menjelaskan definisi, ciri-ciri, tujuan pengendalian sosial

8. Menjelaskan bentuk-bentuk pengendaian sosial

9. Mejelaskan lembaga pengendalian sosial

10.Mengan

kapan jawaban

6. Ketepatan jawaban

UH (uraian)UTS (PG & uraian)UAS (PG)

observasi

2. Pelaksanaan observasi

Laporan hasil observasi, aspek:4. Sistem

atika penyajian

5. Tata bahasa

6. Isi

Portofolio,aspek:1. Keleng

kapan komponen portofolio

2. Kemaju

59

Page 62: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

penciptaan dan kebesaran Tuhan yang terwujud dalam kehidupan sosial

Menanya1. Mengajukan

pertanyaan tentang hal yang berkaitan dengan tayangan video

2. Mengajukan pertanyaan tentang definisi dan ciri-ciri perilaku menyimpang

3. Mengajukan pertanyaan tentang teori-teori penyimpangan dan faktor penyebab penyimpangan sosial

4. Mengajukan

yang berbuat salah

alisis keterkaitan gejala sosial dengan hubungan sosial

an proses penyelesaian tugas-tugas

60

Page 63: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

pertanyaan tentang bentuk-bentuk penyimpangan (individu, kelompok, campuran, primer, sekunder)

5. Mengajukan pertanyaan tentang jenis-jenis penyimpangan sosial berdasarkan hasil pengamatan video (kriminalitas, penyimpangan seksual, tawuran pelajar, narkoba, gaya hidup, dsb)

6. Mengajukan pertanyaan tentang definisi, ciri-ciri, dan tujuan pengendalian sosial

61

Page 64: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

7. Mengajukan pertanyaan tentang bentuk-bentuk pengendalian sosial (sifat dan cara)

8. Mengajukan pertanyaan tentang lembaga pengendalian sosial berdasarkan hasil pengamatan video

9. Mengajukan pertanyaan terkait dengan hasil pengamatan terhadap gejala sosial dalam memahami hubungan sosial di masyarakat

Mencoba1. Diskusi kelompok

tentang definisi penyimpangan

62

Page 65: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

2. Diskusi kelompok tentang ciri penyimpangan sosial

3. Diskusi kelompok tentang teori penyimpangan sosial

4. Diskusi kelompok tentang faktor penyebab penyimpangan sosial

5. Diskusi kelompok tentang bentuk penyimpangan sosial

6. Diskusi kelompok tentang jenis penyimpangan sosial

7. Diskusi kelompok tentang definisi dan ciri pengendalian sosial

8. Diskusi kelompok tentang bentuk pengendalian

63

Page 66: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

sosial9. Diskusi kelompok

tentang lembaga pengendalian sosial

MengasosiasiMenyimpulkan hasil diskusi

Mengomunikasikan1. Mempresentasika

nhasil diskusi tentang tentang definisi dan ciri-ciri perilaku menyimpang

2. Mempresentasikanhasil diskusi tentang teori-teori penyimpangan dan faktor penyebab penyimpangan sosial

3. Mempresentasika

64

Page 67: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

nhasil diskusi tentang bentuk-bentuk penyimpangan (individu, kelompok, campuran, primer, sekunder)

4. Mempresentasikanhasil diskusi tentang jenis-jenis penyimpangan sosial (kriminalitas, penyimpangan seksual, tawuran pelajar, narkoba, gaya hidup, dsb)

5. Mempresentasikanhasil diskusi tentang definisi, ciri-ciri, dan tujuan pengendalian sosial

6. Mempresentasikanhasil diskusi tentang bentuk-

65

Page 68: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

bentuk pengendalian sosial (sifat dan cara)

7. Mempresentasikanhasil diskusi tentang lembaga pengendalian sosial

8. Mempresentasikanhasil diskusi keterkaitan gejala sosial dengan hubungan sosial

9. Menyampaikan pendapat pribadi tentang solusi dalam mengatasi gejala sosial yang terjadi di masyarakat

3.4 Menerapkan metode-metode penelitian sosial untuk memahami berbagai gejala sosial

Metode penelitian sosial

1. Definisi Penelitian

2. Jenis-jenis penelitian

3. Metode penelitan

Mengamati1. Membaca buku

teks tentang definisi penelitian dan jenis-jenis penelitian

1. Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggu

Observasi,aspek:1. Jujur2. Disiplin

1. Menjelaskan definisi penelitian

2. Menjelas

Tugas 1. Laporan hasil diskusi, aspek:1. Kejelas

1. Menyusun rancangan penelitian

Performance. Presentasi hasil diskusi, aspek:

66

Page 69: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

sosial4. Rancangan

penelitian sosial

5. Melaksanakan penelitian sosial

6. Mengolah dan menganalisis data penelitian

7. Menyusun laporan penelitian

8. Mengomunikasi-kan laporan hasil penelitian

Prinsip/Prosedur:Tahapan atau langkah-langkah penelitian

2. Membaca buku teks tentang metode penelitian sosial

3. Membaca buku teks tentang rancangan penelitian

4. Membaca buku teks tentang populasi dan sampel penelitian

5. Membaca buku teks tentang data penelitian

6. Membaca buku teks tentang pengumpulan data penelitian

7. Membaca buku teks tentang pengolahan data penelitian

8. Membaca buku teks tentang penulisan laporan penelitian

9. Membaca buku teks tentang

ngjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

2. Menunjukkan sikap dan perilaku yang mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial

3. Menunj

3. Tanggungjawab4. Peduli5. Santun6. Responsif7. Pro aktif

ObservasiDiskusi, aspek:1. Percay

a diri2. Mengh

argai pendapat orang lain

3. Toleransi

Observasi

kan sikap dan cara pikir peneliti

3. Menjelaskan jenis-jenis penelitian

4. Menjelaskan poulasi dan sampel penelitian

5. Menjelaskan data penelitian

6. Menjelaskan teknik pengumpulan data penelitia

an tulisan

2. Kesesuaian laporandiskusi dengan pokok bahasan

3. Kedalaman pembahasan

Tugas 2. Penyelesaian pekerjaan rumah, aspek:7. Ketepat

an waktu

8. Kelengkapan jawaban

2. Melaksanakan penelitian

3. Menyusun laporan hasil diskusi

4. Presentasi hasil diskusi

1. Penguasaan materi sajian

2. Kemampuan menjawab pertanyaan

3. Kemampuan mempertahankan argumen

Proyek (Menyusun rancangan penelitian, melaksanakan penelitian, dan

4.4 Menyusun rancangan, melaksanakan dan menyusun laporan penelitian sederhana serta mengomunikasikannya dalam bentuk tulisan, lisan dan audio-visual

67

Page 70: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

manfaat diskusi kelas tentang laporan penelitian

Menanya1. Mengajukan

pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian (misal sikap dan cara pikir peneliti, alur berpikir dalam penelitian)

2. Mengajukan pertanyaan tentang metode penelitian

3. Mengajukan pertanyaan tentang rancangan penelitian

4. Mengajukan pertanyaan tentang populasi dan sampel penelitian

ukkan sikap positif dalam menghadapi gejala sosial

Proses KBM, aspek:1. Menun

jukkan sikap solidaritas yang benar dalam pergaulan

2. Memberikan arahan/solusi kepada teman yang berbuat salah

n7. Menjelas

kan pengolahan data penelitian

8. Menjelaskan sistematikan laporan penelitian

9. Menjelaskan manfaat diskusi kelas hasil laporan penelitian

9. Ketepatan jawaban

UH (uraian)UTS (PG & uraian)UAS (PG)

menyusun laporan hasil penelitian).Rancangan penelitian, aspek:

1. Pemilihan atau penentuan masalah penelitian

2. Sistematika rancangan penelitian

3. Kesesuaian isi

4. Ketepatan penera

68

Page 71: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

5. Mengajukan pertanyaan tentang data penelitian

6. Mengajukan pertanyaan tentang pengumpulan data penelitian

7. Mengajukan pertanyaan tentang pengolahan data penelitian

8. Mengajukan pertanyaan tentang penulisan laporan penelitian

9. Mengajukan pertanyaan tentang manfaat diskusi kelas tentang laporan penelitian

Mencoba10. Diskusi

pan metode penelitian

Pelaksanaan penelitian, aspek:1. Penyus

unan instrumen penelitian

2. Proses pengumpulan dan analisis data

Laporan hasil penelitian, aspek:1. Sistem

atika laporan

69

Page 72: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

kelompok tentang definisi dan jenis-jenis penelitian.

11. Diskusi kelompok tentang metode penelitian

12. Diskusi kelompok tentang rancangan penelitian

13. Diskusi kelompok tentang populasi dan sampel penelitian

14. Diskusi kelompok tentang data penelitian

15. Diskusi kelompok tentang pengumpulan data penelitian

16. Diskusi kelompok tentang pengolahan data penelitian

17. Diskusi kelompok tentang penulisan laporan penelitian

2. Teknik penulisan laporan penelitian

3. Kesesuaian isi

4. Prosedur pengolahan data

5. Ketepatan dalam analisis data

6. Rumusan kesimpulan

Portofolio,aspek:3. Keleng

kapan kompo

70

Page 73: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

18. Diskusi kelompok tentang manfaat diskusi kelas tentang laporan penelitian

MengasosiasiMenyimpulkan hasil diskusi

Mengomunikasikan1. Mempresentasika

n hasil diskusi tentang definisi dan jenis-jenis penelitian.

2. Mempresentasikan hasil diskusi tentang metode penelitian

3. Mempresentasikan hasil diskusi tentang rancangan penelitian

4. Mempresentasika

nen portofolio

4. Kemajuan proses penyelesaian tugas-tugas

71

Page 74: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Kompetensi DasarMateri Pokok

Materi Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

n hasil diskusi tentang populasi dan sampel penelitian

5. Mempresentasikan hasil diskusi tentang data penelitian

6. Mempresentasikan hasil diskusi tentang pengumpulan data penelitian

7. Mempresentasikan hasil diskusi tentang pengolahan data penelitian

8. Mempresentasikan hasil diskusi tentang penulisan laporan penelitian

9. Mempresentasikan tentang laporan hasil penelitian

72

Page 75: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

BAB IV

PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya

bahwa semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil

belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya

pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu

proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.

Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik

mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan

psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang

dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.

Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar

dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan

mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.

Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan

pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari

analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama

proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.

Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan

sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung

terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung

berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan

dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu

proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-

1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran

yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

73

Page 76: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual

maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang

terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-

1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan

silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam

mengembangkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip

dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah alternatif pembelajaran

serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan Strategi

penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan

pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan

autentik.

74

Page 77: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.

Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541.

http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education

Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)

Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),

Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.

75

Page 78: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : SosiologiKelas/Semester : X/1Peminatan : Ilmu ilmu SosialMateri Pokok : Fungsi SosiologiAlokasi Waktu : 3 x 3 JP

Kompetensi IntiKI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,

ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama

lain

2.1 Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai

anugerah Tuhan Yan Maha Kuasa

2.2 Merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan

sekitar

76

Page 79: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

3.1 Mendeskripsikan fungsi Sosiologi dalam mengkaji berbagai gejala sosial

yang

terjadi di masyarakat

a) Menjelaskan pengertian Sosiologib) Menjelaskan Fungsi Sosiologic) Menjelaskan Konsep dasar Sosiologid) Mendeskripsikan gejala sosiale) Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis gejala sosial

4.1 Melakukan kajian pustaka, diskusi dan menyimpulkan berbagai pendapat

para

ahli tentang peran, fungsi dan konsep-konsep dasar Sosiologi

a) Menghubungkan berbagai teori Sosiologi b) Menyimpulkan peran sosiologi menurut berbagai ahlic) Menyimpulkan fungsi Sosiologi menurut berbagai ahlid) Menyimpulkan konsep dasar Sosiologi menurut berbagai ahlie) Menyimpulkan pengertian dan jenis realitas/fakta sosialf) Menyimpulkan gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dalam

tinjauan Sosiologi

Tujuan PembelajaranMelalui proses mencari informasi, menanya, mengasosiasi, mengomunikasikan dan berdiskusi peserta didik dapat: Menjelaskan pengertian Sosiologi Menjelaskan fungsi Sosiologi Menjelaskan konsep dasar Sosiologi Menjelaskan gejala Sosial Menjelaskan pengertian dan jenis-jenis gejala sosial Menghubungkan berbagai teori Sosiologi Menyimpulkan peran sosiologi menurut berbagai ahli Menyimpulkan fungsi Sosiologi menurut berbagai ahli Menyimpulkan konsep dasar Sosiologi menurut berbagai ahli Menyimpulkan pengertian dan jenis realitas/fakta sosial Menyimpulkan gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dalam tinjauan

Sosiologi

Materi Pembelajaran

7. Pengertian Sosiologi8. Peran dan Fungsi Sosiologi9. Konsep dasar sosiologi10. Realitas Sosial11. Macam-macam Realitas/fakta Sosial12. Gejala/Fenomena Sosial Sosial

77

Page 80: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Saintifik Strategi : Pembelajaran Koperatif Metode Pembelajaran : Kajian Pustaka, Diskusi, Presentasi

Media, Alat dan Sumber Pembelajaran Media : LCD, Hand Out Alat/bahan : Papan tulis, Spidol Sumber Pembelajaran : Buku Sosiologi kelas X dan referensi

lain yang relevan

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama

Rincian Kegiatan WaktuPendahuluan Apersepsi (Guru bertanya “apakah peserta didik sudah

pernah mendengar istilah “Sosiologi” ? Orientasi (Guru menampilkan gambar yang berhubungan

dengan materi “Sosiologi”) Motivasi (Memberi contoh tentang manfaat mempelajari

Sosiologi) Pemberian Acuan :

(Garis besar materi tentang “Pengertian dan Fungsi Sosiologi”)

Pembentukan Kelompok diskusi

20 menit

Kegiatan IntiMengamati Peserta didik menyimak pendapat para ahli tentang

pengertian “Sosiologi” Peserta didik menyimak berbagai fungsi Sosiologi Guru menilai keterampilan peserta didik mengamatiMenanya Peserta didik mendikusikan dengan teman sebangku

mengenai makna gambar dan pengertian “Sosiologi” Peserta didik mendiskusikan dengan teman sebangku

mengenai berbagai fungsi Sosiologi Guru bertanya tentang makna gambar yang ditampilkan Guru bertanya tentang pendapat para ahli tentang pengertian

100 menit

78

Page 81: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Rincian Kegiatan Waktu“Sosiologi” yang terdapat pada buku teks

Guru bertanya tentang berbagai fungsi SosiologiMencoba Peserta didik membaca buku teks yang berkaitan dengan

pengertian Sosiologi menurut berbagai ahli Sosiologi Peserta didik membaca buku teks tentang berbagai fungsi

SosiologiMengasosiasi Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing

terdiri atas 5 orang Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan

pendapat para ahli mengenai pengertian Sosiologi Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan

berbagai fungsi Sosiologi dalam memahami berbagai gejala sosial di masyarakat

Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan membimbing/menilai keterampilan menganalisis, menggunakan teori , dan menyimpulkan data, serta menilai kemampuan peserta didik memahami pengertian dan fungsi Sosiologi

peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelompokMengomunikasikan Perwakilan dari kelompok menyampaikan hasil diskusi Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan

Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan materi mengenai

pengertian dan fungsi Sosiologi Memberikan tugas membuat resume hasil diskusi kelompok Memberi Pekerjaan Rumah Melaksanakan postes

15 menit

Pertemuan Kedua

Rincian Kegiatan WaktuPendahuluan Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya Menagih dan mengingatkan pekerjaan rumah Menyampaikan tujuan pembelajaran Melaksanakan pretes tentang pengertian dan fungsi Sosiologi

20 menit

Kegiatan IntiMengamati dan Menanya

Dua orang peserta didik dari kelompok berbeda diminta untuk memaparkan hasil pengamatan terhadap gambar dan artikel mengenai realitas/fakta sosial yang terjadi di masyarakat

Mencoba Kelompok diminta untuk mendiskusikan pengertian

100 menit

79

Page 82: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Rincian Kegiatan Wakturealitas/fakta sosial

Kelompok mencoba memilah jenis-jenis realitas/fakta sosial menurut berbagai ahli

Setiap kelompok mencoba menganalisis salah satu contoh realitas/fakta sosial yang terjadi di masyarakat

Kelompok mendiskusikan realitas/fakta sosial tersebut dan menghubungkannya dengan pengertian Sosiologi

Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan kemampuan menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah dan keterampilan mencoba instruksi kerja

Mengasosiasi Kelompok mendiskusikan hubungan antara realitas/fakta

sosial dengan pengertian dan fungsi Sosiologi Dengan fasilitasi guru, peserta didik diminta merumuskan

kembali dengan kalimat sendiri mengenai pengertian realitas/fakta sosial dan jenis-jenisnya

Guru menilai keterampilan mengolah dan menalarMengomunikasikan Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi kelompoknya Guru menilai keterampilan menyaji dan berkomunikasi

Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan pengertian dan jenis-

jenis realitas/fakta sosial Memberikan tugas membaca materi berikutnya Melaksanakan postes

15 menit

Pertemuan Ketiga

Rincian Kegiatan WaktuPendahuluan Merefleksi hasil pretes dan postes pertemuan sebelumnya Menagih dan mengingatkan pekerjaan rumah Menyampaikan tujuan pembelajaran Melaksanakan pretes tentang gejala/fenomena sosial

hubungannya dengan Sosiologi

20 menit

Kegiatan IntiMengamati Peserta didik menyimak gambar mengenai gejala/fenomena

sosial Peserta didik menyimak pengertian gejala/fenomena sosial

menurut ahli Sosiologi Peserta didik menyimak berbagai gejala/fenomena sosial Guru menilai keterampilan peserta didik mengamatiMenanya Peserta didik mendikusikan dengan teman sebangku

100 menit

80

Page 83: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Rincian Kegiatan Waktumengenai pengertian gejala/fenomena sosial

Guru bertanya tentang pengertian gejala/fenomena sosial seperti yang terdapat pada buku teks

Guru bertanya tentang berbagai gejala/fenomena sosial Guru bertanya tentang penelitian mengenai gejala/femonena

sosialMencoba Peserta didik membaca buku teks yang berkaitan dengan

pengertian gejala/fenomena sosial Peserta didik membaca buku teks tentang berbagai

gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakatMengasosiasi Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-masing

terdiri atas 5 orang Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan

pengertian gejala/fenomena sosial Peserta didik dalam kelompok diminta mendiskusikan

berbagai gejala/fenomena sosial di masyarakat Peserta didik diminta mendiskusikan kemungkinan

pelaksanaan penelitian sosial mengenai gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat

Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan membimbing/menilai keterampilan menganalisis, menggunakan teori , dan menyimpulkan data, serta menilai kemampuan peserta didik memahami gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat

peserta didik menyimpulkan hasil diskusi kelompokMengomunikasikan Perwakilan dari kelompok menyampaikan hasil diskusi Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan

Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan materi mengenai

pengertiangejala/fenomena sosial

Bersama peserta didik menyimpulkan berbagai gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat

Bersama peserta didik menyimpulkan kemungkinan penelitian sosial mengenai gejala/fenomena sosial yang terjadi di masyarakat

Memberikan tugas membuat resume hasil diskusi kelompok Memberi Pekerjaan Rumah Melaksanakan postes

15 menit

81

Page 84: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Penilaian1. Mekanisme dan prosedur

Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.

2. Aspek dan Instrumen penilaianInstrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas dalam kelompok, tanggungjawab, dan kerjasama.

Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi

Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada kualitas visual, sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan.

Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda

3. Contoh Instrumen (Terlampir)

.................... ,..... 2013Mengetahui Guru Mata Pelajaran SosiologiKepala SMA ....

.................................. ..................................NIP. NIP.

Catatan Kepala Sekolah..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

82

Page 85: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

Lampiran

a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi

LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI

DAN KINERJA PRESENTASI

Mata Pelajaran : Sosiologi

Kelas/Program : X/Ilmu-ilmu Sosial

Kompetensi : KD 3.1 dan 4.1

No Nama Peserta didik

Observasi Kinerja PresentasiJml

SkorNilaIAkt tgjw

bKerjs

mPrnsrt Visual Isi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)1. A 4 4 3 4 3 3 21

2. B

3. C

4. D

5. E

6. F

7. G

8. H

9. I

10. J

11. dst

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

Keterangan pengisian skor4. Sangat tinggi

83

Page 86: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

3. Tinggi2. Cukup tinggi1. Kurang

84

Page 87: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

b. Pretes/postes Pretes/Postes Pertama

1. Berilah tanda ceklist pada kolom Benar atau Salah

No Pernyataan Benar

Salah

1. Manusia selalu hidup dalam masyarakat dan berhubungan dengan manusia lain.

2. Hubungan tersebut selalu terjadi secara individual.

3. Hubungan manusia dengan lingkungannya menghasilkan suatu sistem kehidupan bersama yang disebut dengan masyarakat.

4. Selain membentuk masyarakat sebagai suatu sistem sosial, hubungan antara manusia dengan lingkungannya juga menghasilkan berbagai produk yang disebut kebudayaan

5. Sebagai suatu ilmu, sosiologi merupakan suatu kerangka pengetahuan yang disusun dan diuji hanya melalui keinginan pribadi.

2. Jawablah petanyaan berikut ini

a. Menurut Pitirim A Sorokin , Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial, diantaranya adalah gejala....1.

2.

3.

c. Contoh Tes Tertulis

1. Jelaskan pengertian dan fungsi Sosiologi menurut salah seorang ahli !2. Apa yang dimaksud dengan realitas sosial dan sebutkan 7 bagian

realitas sosial menurut Soerjono Soekanto !3.

d. Tugas 1. Lengkapi tabel berikut dengan mengisi pengertian sosiologi menurut

pendapat berbagai ahli Sosiologi

No. Ahli Sosiologi Pengertian “Sosiologi”

1. Auguste Comte

85

Page 88: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

2. Max Weber3. Emile Durkheim4. Joseph S. Roucek dan Roland R.

Warren5. William F. Ogburn dan Meyer F.

Nimkoff6. Alex Inkeles7. Pitirim Sorokin8. Selo Soemardjan dan Soelaiman

Soemardi9. Hasan Shadily

2. Amati gambar tentang fenomena “kemiskinan” di bawah ini kemudian analisis berbagai alternatif yang dapat dikembangkan dengan pemahaman “Sosiologi” untuk mengatasi masalah tersebut.

Buatlah grafik dengan m sebagai sumbu x dan L sebagai sumbu y

Jawablah pertanyaan berikut ini

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..........................................

86

Page 89: 8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi

FORMAT PENILAIAN LAPORAN PORTOFOLIO

Mata Pelajaran : SosiologiKelas/Peminatan : X/Ilmu-ilmu SosialMateri Pokok : Fungsi Sosiologi

No Nama Peserta didik

Aspek Penilaian

Skor rata-rata

Nilai

Tam

pila

n

Kele

ng

kap

an

Tata

Bah

as

Jaw

ab

an

Pert

an

yaan

1. A 3 4 4 3 3,50 87,5

2. dst.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Keterangan pengisian skor :

4. Sangat Baik 3. Baik2. Cukup 1. Kurang

87