8 INDUSTRIES, TRADE & SERVICES · 2019-04-01 · Almaz sudah dilengkapi dengan teknologi tinggi....

1
W uling akhirnya resmi merilis Almaz, produk keempat sekaligus SUV pertamanya di Indonesia. Se- belum diperkenalkan di pasar Indonesia pada 23 Januari 2019, kendaraan yang di negara asalnya bernama Baojun 530 ini sudah ramai diperbincangkan sejak akhir tahun lalu. Nama Almaz diambil dari bahasa Arab yang berarti berlian. “Ber- lian mengandung filosofi stylish, tough, and precious. Dari filosofi ini, makanya kami memberikan nama produk ini Almaz,” kata Dian Asmahan, Brand Manager Wuling Motors, belum lama ini. Investor Daily berkesempatan merasakan produk terbaru andalan Wuling ini dalam Media Test Drive dengan rute Tasikmalaya-Garut- Bandung-Jakarta sejauh 340 km, pertengahan Maret 2019. Usai mendarat di Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya, Investor Daily men- jajal duduk di kursi penumpang di baris pertama menuju dealer Wuling Arista Tasikmalaya. Kesan pertama, interior Almaz sangat lapang dengan ruang untuk kaki yang lapang. Di bagian kursi penumpang depan ini, telah di- lengkapi airbag dan juga sandaran kursi yang bisa direndahkan hingga sejajar dengan tempat duduk. Ini memungkinkan bisa digunakan sewaktu-waktu untuk tidur dengan posisi lebih nyaman saat menempuh perjalanan jauh. Demikian pula saat meletakkan tas di bagasi, space bagasi sangat luas yang memungkinkan banyak barang bisa terangkut. Kesan mewah langsung terasa saat sunroof dibuka. Dengan pan- jang fitur panoramic sunroof men- capai 82 cm, jauh lebih panjang dibanding kendaraan lain yang telah memiliki fitur serupa, men- jadikan interior Almaz lebih spa- cious dan lega. Almaz sudah dilengkapi dengan teknologi tinggi. Melalui layar monitor berukuran 10,4 inci di ba- gian depan, pengemudi sekaligus penumpang bisa menikmati hi- buran dengan lebih puas. Selain berfungsi sebagai fitur hiburan, monitor ini juga berfungsi seba- gai controler AC, vehiclesetting, serta tire pressure monitoring system. Selain itu, tempat menampilkan citra digital dari kamera 360 derajat- nya yang memudahkan dalam parkir kendaraan, sehingga membantu saat parkir secara paralel, bahkan tanpa harus melihat kaca spion. Investor Daily kemudian menja- jal duduk di bangku penumpang belakang selepas dari dealer Wul- ing Arista. Cukup mengejutkan karena baris kedua ini sangat lapang. Sepanjang perjalanan, kaki tidak perlu ditekuk terus menerus akibat keterbatasan ruang, se- hingga membuat perjalanan men- jadi lebih nyaman. Almaz memang dikenal menyuguhkan kelapangan kabin berkat dimensi panjang 4.655 mm, lebar 1.835 mm, tinggi 1.760 mm, dan jarak antar sumbu roda 2.750 mm. Penumpang di barisan ke- dua ini juga cukup dimanjakan dengan berbagai fitur hiburan, kenyamanan, dan bahkan ke- selamatan. Duduk di baris kedua juga tak perlu khawatir baterai telepon genggam habis, sebab ada colokan USB yang siap mengisi daya baterai. Dari sisi eksterior, Wuling membekali headlamp LED model proyektor, yang dilengkapi dengan LED DRL sipit di atas-nya, dan lampu kabut di bagian bawah. Di bagian samping mobil, spionnya sudah ada lampu sein LED, dan velg dual tone ukuran 17 inci. Antena model sirip hiu juga terlihat menemani spoiler belakang. Dipersenjatai mesin 1.500 cc turbo lansiran Honeywell yang menghasilkan torsi 250 Nm serta dikombinasikan dengan transmisi CVT dari Bosch dengan pilihan mode sport hingga manual 8-perce- patan, membuat Almaz terasa tang- guh di tanjakan. Karakter ini persis seperti SUV dari pabrikan Eropa yang sudah lebih berpengalaman membuat mobil, tentunya. Untuk fitur keselamatan, Almaz dibekali traction control system (TCS), electronic distribution, auto vehicle holding (AVH), brake assist, anti-lock braking system, rem cakram di empat roda, hill hold control, electronic brake force distribution, electronic stability control, tire pressure monitoring, empat airbag di sisi depan dan samping, seatbelt reminder, dan emergency stop signal. Almaz dilepas dengan enam varian warna, yakni putih, silver, hitam, merah, dan carnelian red. Dengan harga yang ditawarkan mulai Rp 318 juta, SUV ini akan me- nempel ketat Toyota Rush, DFSK Glory 580, Honda HR-V, bahkan Honda CRV Turbo. Dengan sederet keunggulan tersebut, Almaz diyakini bisa ber- saing dengan SUV-SUV asal Jepang yang sudah lama ada di pasaran. Bahkan jika melihat beberapa fit- urnya, Almaz bisa menjadi opsi bagi penggemar SUV Eropa dan Amerika tetapi dengan budget terbatas. Yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Wuling Motors saat ini mungkin lebih kepada layanan purnajual. Karena se- bagus apapun produk yang dit- awarkan, tanpa didukung lay- anan purnajual memadai, konsu- men tentu akan berpikir dua kali untuk membeli produk tersebut. Selain aftersales , pengen- alan brand Wuling juga men- jadi kunci lain kesuksesan pen- jualan model ini. Citra merek Tiongkok yang tidak terlalu baik di benak konsumen Indonesia di masa lampau, perlu disiasati Wu- ling dengan lebih menggencarkan promosi. Tidak kalah penting adalah pembuktian bahwa produk- produk Wuling tidak kalah kualit- asnya dibanding brand-brand Je- pang maupun Eropa. (eva fitriani) SENIN 1 APRIL 2019 8 INDUSTRIES, TRADE & SERVICES “Dua produsen terbesar di dunia yaitu Grup Lenzing dan Birla Group sudah ada di Indonesia. Ditambah dengan kehadiran APR, berarti kita jadi kedua terbesar setelah Tiongkok. Kita lebih besar dari India, karena di sana hanya ada Birla. Ini membuat kita jadi surplus. Jadi harusnya tidak perlu lagi impor, bahkan bisa ekspor,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta di Jakarta, pada akhir pekan lalu. Redma mengatakan, sudah lama Indonesia membutuhkan investasi untuk serat tersebut karena sedikit- nya perusahaan yang memproduksi viscose-rayon di dunia. Setiap tahun, In- donesia mengimpor serat viscose-rayon dari Tiongkok dan India sekitar 150-170 ribu ton untuk memenuhi konsumsi nasional yang mencapai 400 ribu ton. Redma menerangkan, sedikitnya pemain yang memproduksi serat viscose-rayon karena keterbatasan ba- han baku dan teknologi. Bahan baku serat itu hanya bisa tumbuh di hutan tanam industri di negara-negara tropis seperti Indonesia dan Brazil. “Permintaan dunia untuk vis- cose-rayon itu sekitar 5-6%, hampir mendekati polyester yang sekitar 6-7%. Kalau untuk bahan baku, sekarang sharenya 40% untuk katun (cotton) dan polyester, serta 20% viscose-rayon di Indonesia,” kata dia. Serat viscose-rayon, menurut Redma, bagus untuk produk fesyen berkualitas, dan bisa dicampur dengan katun untuk membuat sarung yang lebih bagus, ekslusif, dan lebih mahal. Serat itu juga sering dipakai merek- merek pakaian ternama seperti Zara. Sementara itu, Direktur Asia Pasifik Rayon (APR) Basrie Kamba mengatakan, ada tiga alasan mengapa pihaknya mem- produksi serat viscose-rayon. Alasan pertama adalah tren kebutuhan global yang terus meningkat. Sebagai gambaran, kebutuhan dunia untuk serat viscose-rayon sekitar 5,6-5,8% per tahun atau 3% dari kebutuhan tekstil dunia. Diprediksi, permintaan viscose-rayon dapat meny- entuh level 8 juta ton pada 2020. “Karena kebutuhan pasar yang tinggi itulah, kita berani untuk investasi mengembangkan viscose-rayon ini. Kita investasi Rp 11 triliun dengan kapa- sitas 240 ribu ton per tahun untuk pab- rik di Riau. APR menargetkan 96.000 ton viscose rayon dapat diekspor ke sejumlah pasar ekspor global di 2019, termasuk Turki, Pakistan, Vietnam, dan Bangladesh,” kata dia. Basrie melanjutkan, alasan kedua adalah, Indonesia telah menjadi eks- portir tekstil yang lumayan besar selama beberapa dekade terakhir. Basrie optim- istis, kehadiran APR dengan produk vis- cose-rayon akan turut serta menambah peran pasar Indonesia yang masih di bawah 2% produksi tekstil dunia. “Jadi sekarang sekitar 2% itu nilainya US$ 13 miliar, di 2030 kita targetkan jadi 5% atau US$ 75 miliar,” kata dia. Nantinya, terang Basrie, para pelanggan APR meliputi dunia in- dustri seperti pabrik kain, pabrik benang, maupun sejumlah pabrik tekstil lainnya, dan para industri kecil menengah (IKM). Perusahaan-per- usahaan tersebut dapat menjual hasil produk mereka ke brand-brand fesyen ternama di sejumlah negara. Selain dapat menjangkau pasar global, lanjut dia, produksi vis- cose-rayon di dalam negeri juga dapat menyerap tenaga kerja yang signifik- an.”Multiplier effectnya cukup besar. Itulah mengapa APR ingin masuk ke industri ini,” kata dia. Basrie mengungkapkan, pasokan APR berasal dari hutan tanaman industri yang dikelola secara berkelan- jutan, di mana dissolving pulp yang dikonsumsi dapat dilacak secara keseluruhan dan memiliki sertifikasi internasional. Hal ini sesuai dengan kepentingan untuk berproduksi se- cara berkelanjutan untuk pengemban- gan industri. Basrie menegaskan, APR berko- mitmen untuk berproduksi dengan standar lingkungan tertinggi. Selain itu, serat viscose-rayon yang di- hasilkan APR sesuai dengan komit- men keberlanjutan ( sustainable ) perusahaan, di mana fasilitas produksi didukung oleh biomasa terbarukan dan menggunakan teknologi terbaik untuk memastikan efisiensi energi yang maksimal dalam operasi. Di tempat yang sama, Menteri Peri- ndustrian (Menperin) Airlangga Har- tarto menilai, dengan hadirnya APR sebagai produsen serat viscose-rayon memberikan dampak yang sangat pos- itif dalam mengurangi ketergantungan impor bahan baku mentah saat ini sekaligus memperkaya industri tekstil Indonesia. “Operasional APR juga sejalan dengan agenda pemerintah, yakni memprioritaskan pengemban- gan industri tekstil untuk mencapai Making Indonesia 4.0,” ujar Airlangga. Lebih lanjut, Menperin juga mend- orong APR agar melakukan investasi yang lebih ke hilir, yaitu industri pemintalan dengan kapasitas mesin minimal 1 juta mata pintal. Apabila ini dilakukan, ekspor berupa benang rayon ditargetkan naik hingga 57,6 ribu ton atau senilai US$ 240,54 juta. JAKARTA – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengekspor 30.550 unit kendaraan utuh (completely build-up/CBU) sep- anjang dua bulan pertama 2019. Ekspor kendaraan merek Toyota ini naik 4% dari periode sama tahun lalu 29.500 unit. “Kondisi ekonomi global saat ini sangat kurang menguntungkan. Namun demikian, kami tetap berupaya untuk menjaga konsistensi kinerja ekspor agar tetap tumbuh positif. Pertumbuhan di dua bulan pertama ini merupakan sebuah permulaan yang cukup baik dalam memberikan optimisme bagi pencapaian kinerja ek- spor yang positif. Kami menargetkan pertumbuhan ekspor tahun 2019 bisa naik di atas 5%,” kata Direktur Admin- istrasi, Korporasi dan Hubungan Ek- sternal PT TMMIN Bob Azam dalam keterangan resminya, Minggu (31/3). Bob menerangkan, model SUV Fortuner kembali menjadi primadona ekspor CBU kendaraan bermerek Toyota dengan total pengapalan se- banyak 7.890 unit atau berkontribusi sebesar 26% sepanjang bulan dua bu- lan pertama 2019. Kontributor kedua adalah model hatchback Agya (atau disebut Toyota Wigo di negara tujuan ekspornya) dengan volume sebanyak 5.900 unit (19%) dari total performa ekspor kendaraan utuh bermerek Toyota. “Tempat ketiga diduduki oleh model SUV kecil Rush dengan total 5.330 unit (17%). Selain tiga model ekspor favorit tadi, model-model CBU bermerek Toyota produksi Indonesia yang juga turut meramaikan pasar internasional adalah Vios 3,270 unit, Avanza 4.180 unit, Town Ace/ Lite Ace 2.280 unit, serta Kijang Innova, Sienta, dan Yaris dengan total 1.700 unit,” papar dia. Dari 9 model ekspor CBU Toyota, menurut Bob, 2 model SUV meny- umbangakan kontribusi besar ter- hadap ekspor, yaitu sebanyak 43%. Ini menunjukan bahwa tren permintaan pasar global terhadap model SUV sangat tinggi. “Dominasi ekspor model SUV mencerminkan bahwa minat pasar global terhadap model SUV semakin tinggi. Sebagai salah satu produsen SUV dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang tinggi, Toyota Indonesia terus meningkatkan daya saing produk SUV sehingga dapat menjadi salah satu pemain aktif untuk mengisi pasar global tanpa menges- ampingkan pemenuhan permintaan konsumen di pasar domestik,” kata Bob. Dia mengungkapkan, sebagai per- usahaan manufaktur otomotif yang sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, TMMIN memiliki ori- entasi ekspor atas produk-produk otomotif yang dibuat oleh sumber daya manusia (SDM) lokal dengan TKDN sebesar 75% ke atas. Tidak hanya dalam bentuk kendaraan utuh, TMMIN juga memproduksi dan mengekspor kendaraan setengah jadi/ Completely Knock-Down (CKD), mesin utuh, serta komponen kendaraan. “Ini sekaligus menegaskan bahwa tingkat kedalaman industri TMMIN sudah tinggi sehingga dipercaya un- tuk menjadi salah satu basis produksi dan ekspor Toyota di kawasan Asia Pasifik,” tutur dia. Sepanjang bulan Januari 2019, kata Bob, TMMIN berhasil mengapalkan CKD sebanyak 6.500 unit, mesin utuh bensin sebanyak 17.000 unit, mesin utuh etanol sebanyak 1.500 unit, serta komponen kendaraan sebanyak 17 juta buah. Produk-produk ekspor bermerek Toyota ini berhasil meram- bah ke lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Pasifik, Timur Tengah, Amerika Latin dan Afrika. (dho) Target Penjualan Isuzu Jatim Naik Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) berbincang dengan Vice President Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia Keiji Takeda (tengah) dan Ketua Umum Gaikindo Johannes Nan- goi di depan Isuzu Traga yang dipamerkan dalam Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di Surabaya, Jawa Timur, pekan lalu. Semakin membaiknya infrastruktur dan bertambahnya panjang jalan tol di Jawa Timur kian membuat pertumbuhan ekonomi terus membaik. Kondisi ini secara tidak langsung mendongkrak penjualan kendaraan komersial Astra Isuzu. Isuzu Traga yang sejak diluncurkan Mei 2018 lalu hingga Desember 2018 dapat meraih market share 30 % di Jatim atau dengan penjualan rata-rata 150-200 unit per bulan dan diharapkan hingga akhir 2019 market sharenya naik menjadi 45 %. IST Oleh Leonardus AL Cahyoputra JAKARTA – Indonesia menjadi produsen serat viscose rayon terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Kehadiran Asia Pacific Rayon (APR) yang membawa investasi Rp 11 triliun di sektor ini, membuat Indonesia menjadi pemain papan atas dunia di bidang viscose-rayon. JAKARTA – Partisipasi Indonesia pada pameran The 100 China Food and Drinks Fairs (CFDF) membua- hkan hasil yang cukup memuaskan. Atase Perdagangan Indonesia untuk Beijing Marina Novira mengatakan, 15 perusahaan produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia berhasil membukukan transaksi Rp 310 juta sepanjang pameran yang berlang- sung pada 21-23 Maret di Chengdu, Tiongkok tersebut. “Tahun lalu, partisipasi Indonesia didukung 5 perusahaan, dan men- ingkat tiga kali lipat di tahun ini men- jadi 15 perusahaan,” ujar dia dalam keterangan resminya, Minggu (31/3), Marina menyebut, 15 perusahaan Indonesia yang berpatisipasi adalah PT Serena Indopangan Industri, PT Anugrah Citra Walet Indonesia, Yan Ty Ty (Sarang Burung Walet), PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Kapal Api Global, Teh Botol Sosro, Sauda PT Boga Makmur, Maicih Inti Sinergi Enterprise, PT Griya Boga Mandiri, Golden Coconut Food, PT Kobe Boga Utama, PT Mutigo Inovasi Bersama, Kokola Group, PT Niramas Utama Inasco Food, Kalimantan Nestp, dan PT Kaldu Sari Nabati Indonesia. Dia mengatakan, perusahaan-per- usahaan tersebut menempati paviliun Indonesia yang didesain dengan kombinasi merah dan putih di jalur utama Hall 3, International Exhibition Center of Western China International Expo City. Pameran ini diikuti 4 ribu perusahaan dan 400 ribu pengunjung. “Selain mengikuti pameran, be- berapa perusahaan Indonesia juga melakukan penjajakan kesepakatan dagang dengan para buyer dari Korea Selatan, Singapura, Thailand, Malaysia, Rusia, Hongkong, Amerika Serikat, Taiwan, dan Italia,” pungkas dia. (dho) Nama Almaz diambil dari bahasa Arab yang berarti berlian. “Berlian mengandung filosofi stylish, tough, and precious . Dari filosofi ini, makanya kami memberikan nama produk ini Almaz.”

Transcript of 8 INDUSTRIES, TRADE & SERVICES · 2019-04-01 · Almaz sudah dilengkapi dengan teknologi tinggi....

Page 1: 8 INDUSTRIES, TRADE & SERVICES · 2019-04-01 · Almaz sudah dilengkapi dengan teknologi tinggi. Melalui layar monitor berukuran 10,4 inci di ba-gian depan, pengemudi sekaligus penumpang

Wuling akhirnya resmi merilis Almaz, produk keempat sekaligus SUV

per tamanya di Indonesia. Se-belum diperkenalkan di pasar Indonesia pada 23 Januari 2019, kendaraan yang di negara asalnya bernama Baojun 530 ini sudah ramai diperbincangkan sejak akhir tahun lalu.

Nama Almaz diambil dari bahasa Arab yang berarti berlian. “Ber-lian mengandung filosofi stylish, tough, and precious. Dari filosofi ini, makanya kami memberikan nama produk ini Almaz,” kata Dian Asmahan, Brand Manager Wuling Motors, belum lama ini.

Investor Daily  berkesempatan merasakan produk terbaru andalan Wuling ini dalam Media Test Drive dengan rute Tasikmalaya-Garut-Bandung-Jakarta sejauh 340 km, pertengahan Maret 2019. Usai mendarat di Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya,  Investor Daily  men-jajal duduk di kursi penumpang di baris pertama menuju dealer Wuling Arista Tasikmalaya.

Kesan pertama, interior Almaz sangat lapang dengan ruang untuk

kaki yang lapang. Di bagian kursi penumpang depan ini, telah di-lengkapi airbag dan juga sandaran kursi yang bisa direndahkan hingga sejajar dengan tempat duduk. Ini memungkinkan bisa digunakan sewaktu-waktu untuk tidur dengan posisi lebih nyaman saat menempuh perjalanan jauh. Demikian pula saat meletakkan tas di bagasi, space bagasi sangat luas yang memungkinkan banyak barang bisa terangkut.

Kesan mewah langsung terasa saat sunroof dibuka. Dengan pan-jang fitur panoramic sunroof men-capai 82 cm, jauh lebih panjang

dibanding kendaraan lain yang telah memiliki fitur serupa, men-jadikan interior Almaz lebih  spa-cious dan lega.

Almaz sudah dilengkapi dengan teknologi tinggi. Melalui layar monitor berukuran 10,4 inci di ba-gian depan, pengemudi se kaligus penumpang bisa menikmati hi-buran dengan lebih puas. Selain berfungsi sebagai fitur hiburan, monitor ini juga berfungsi seba-gai controler AC, vehiclesetting, serta tire pressure monitoring system. Selain itu, tempat menampilkan citra digital dari kamera 360 derajat-nya yang memudahkan dalam parkir kendaraan, sehingga membantu saat parkir secara paralel, bahkan tanpa harus melihat kaca spion.

Investor Daily kemudian menja-jal duduk di bangku penumpang belakang selepas dari dealer Wul-

ing Arista. Cukup  mengejutkan karena baris kedua ini sangat lapang. Sepanjang perjalanan, kaki tidak perlu ditekuk terus menerus akibat keterbatasan ruang, se-hingga membuat perjalanan men-jadi lebih nyaman. Almaz memang dikenal menyuguhkan kelapangan kabin berkat dimensi panjang 4.655 mm, lebar 1.835 mm, tinggi 1.760 mm, dan jarak antar sumbu roda 2.750 mm.

Penumpang di barisan ke-dua ini juga cukup dimanjakan dengan berbagai fitur hiburan, kenyamanan, dan bahkan ke-selamatan. Duduk di baris kedua

juga tak perlu khawatir baterai telepon genggam habis, sebab ada colokan USB yang siap mengisi daya baterai.

Dari sisi eksterior, Wuling membekali headlamp LED model proyektor, yang dilengkapi dengan LED DRL sipit di atas-nya, dan lampu kabut di bagian bawah. Di bagian samping mobil, spionnya sudah ada lampu sein LED, dan velg dual tone ukuran 17 inci. Antena model sirip hiu juga terlihat menemani spoiler belakang.

Dipersenjatai mesin 1.500 cc turbo lansiran Honeywell yang menghasilkan torsi 250 Nm serta dikombinasikan dengan transmisi CVT dari Bosch dengan pilihan mode sport hingga manual 8-perce-patan, membuat Almaz terasa tang-guh di tanjakan. Karakter ini persis seperti SUV dari pabrikan Eropa

yang sudah lebih berpengalaman membuat mobil, tentunya.

Untuk fitur keselamatan, Almaz dibekali traction control system (TCS), electronic distribution, auto vehicle holding (AVH), brake assist, anti-lock braking system, rem cakram di empat roda, hill hold control, electronic brake force distribution, electronic stability control, tire pressure monitoring, empat airbag di sisi depan dan samping,  seatbelt  reminder, dan emergency stop signal.

Almaz dilepas dengan enam varian warna, yakni putih, silver, hitam, merah, dan carnelian red. Dengan harga yang ditawarkan mulai Rp 318 juta, SUV ini akan me-nempel ketat Toyota Rush, DFSK Glory 580, Honda HR-V, bahkan Honda CRV Turbo.

Dengan sederet keunggulan tersebut, Almaz diyakini bisa ber-saing dengan SUV-SUV asal Jepang yang sudah lama ada di pasaran. Bahkan jika melihat beberapa fit-urnya, Almaz bisa menjadi opsi bagi penggemar SUV Eropa dan Amerika tetapi dengan budget terbatas.

Yang masih menjadi pekerjaan r umah bagi Wuling Motors saat ini mungkin lebih kepada layanan  purnajual. Karena se-bagus apapun produk yang dit-awarkan, tanpa didukung lay-anan  purnajual  memadai, konsu-men tentu akan berpikir dua kali untuk membeli produk tersebut.

Selain  af tersales , pengen-alan  brand  Wuling juga men-jadi kunci lain kesuksesan pen-jualan model ini. Citra  merek Tiongkok yang tidak terlalu baik di benak konsumen Indonesia  di masa lampau, perlu disiasati Wu-ling dengan lebih menggencarkan promosi. Tidak kalah penting adalah pembuktian bahwa produk-produk Wuling tidak kalah kualit-asnya dibanding  brand-brand  Je-pang maupun Eropa. (eva fitriani)

senin 1 april 2019

8 INDUSTRIES, TRADE & SERVICES

“Dua produsen terbesar di dunia yaitu Grup Lenzing dan Birla Group sudah ada di Indonesia. Ditambah dengan kehadiran APR, berarti kita jadi kedua terbesar setelah Tiongkok. Kita lebih besar dari India, karena di sana hanya ada Birla. Ini membuat kita jadi surplus. Jadi harusnya tidak perlu lagi impor, bahkan bisa ekspor,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta di Jakarta, pada akhir pekan lalu.

Redma mengatakan, sudah lama Indonesia membutuhkan investasi untuk serat tersebut karena sedikit-nya perusahaan yang memproduksi viscose-rayon di dunia. Setiap tahun, In-donesia mengimpor serat viscose-rayon dari Tiongkok dan India sekitar 150-170 ribu ton untuk memenuhi konsumsi nasional yang mencapai 400 ribu ton.

Redma menerangkan, sedikitnya pemain yang memproduksi serat viscose-rayon karena keterbatasan ba-han baku dan teknologi. Bahan baku

serat itu hanya bisa tumbuh di hutan tanam industri di negara-negara tropis seperti Indonesia dan Brazil.

“Permintaan dunia untuk vis-cose-rayon itu sekitar 5-6%, hampir mendekati polyester yang sekitar 6-7%. Kalau untuk bahan baku, sekarang sharenya 40% untuk katun (cotton) dan polyester, serta 20% viscose-rayon di Indonesia,” kata dia.

Serat viscose-rayon, menur ut Redma, bagus untuk produk fesyen berkualitas, dan bisa dicampur dengan katun untuk membuat sarung yang lebih bagus, ekslusif, dan lebih mahal. Serat itu juga sering dipakai merek-merek pakaian ternama seperti Zara.

Sementara itu, Direktur Asia Pasifik Rayon (APR) Basrie Kamba mengatakan, ada tiga alasan mengapa pihaknya mem-produksi serat viscose-rayon. Alasan pertama adalah tren kebutuhan global yang terus meningkat.

Sebagai gambaran, kebutuhan dunia untuk serat viscose-rayon sekitar 5,6-5,8% per tahun atau 3% dari

kebutuhan tekstil dunia. Diprediksi, permintaan viscose-rayon dapat meny-entuh level 8 juta ton pada 2020.

“Karena kebutuhan pasar yang tinggi itulah, kita berani untuk investasi mengembangkan viscose-rayon ini. Kita investasi Rp 11 triliun dengan kapa-sitas 240 ribu ton per tahun untuk pab-rik di Riau. APR menargetkan 96.000 ton viscose rayon dapat diekspor ke sejumlah pasar ekspor global di 2019, termasuk Turki, Pakistan, Vietnam, dan Bangladesh,” kata dia.

Basrie melanjutkan, alasan kedua adalah, Indonesia telah menjadi eks-portir tekstil yang lumayan besar selama beberapa dekade terakhir. Basrie optim-istis, kehadiran APR dengan produk vis-cose-rayon akan turut serta menambah peran pasar Indonesia yang masih di bawah 2% produksi tekstil dunia.

“Jadi sekarang sekitar 2% itu nilainya US$ 13 miliar, di 2030 kita targetkan jadi 5% atau US$ 75 miliar,” kata dia.

Nantinya, terang Basrie, para pelanggan APR meliputi dunia in-dustri seperti pabrik kain, pabrik benang, maupun sejumlah pabrik tekstil lainnya, dan para industri kecil menengah (IKM). Perusahaan-per-usahaan tersebut dapat menjual hasil produk mereka ke brand-brand fesyen ternama di sejumlah negara.

Selain dapat menjangkau pasar global, lanjut dia, produksi vis-cose-rayon di dalam negeri juga dapat menyerap tenaga kerja yang signifik-an.”Multiplier effectnya cukup besar. Itulah mengapa APR ingin masuk ke industri ini,” kata dia.

Basrie mengungkapkan, pasokan

APR berasal dari hutan tanaman industri yang dikelola secara berkelan-jutan, di mana dissolving pulp yang dikonsumsi dapat dilacak secara keseluruhan dan memiliki sertifikasi internasional. Hal ini sesuai dengan kepentingan untuk berproduksi se-cara berkelanjutan untuk pengemban-gan industri.

Basrie menegaskan, APR berko-mitmen untuk berproduksi dengan standar lingkungan tertinggi. Selain itu, serat viscose-rayon yang di-hasilkan APR sesuai dengan komit-men keberlanjutan (sustainable) perusahaan, di mana fasilitas produksi didukung oleh biomasa terbarukan dan menggunakan teknologi terbaik untuk memastikan efisiensi energi yang maksimal dalam operasi.

Di tempat yang sama, Menteri Peri-ndustrian (Menperin) Airlangga Har-tarto menilai, dengan hadirnya APR sebagai produsen serat viscose-rayon memberikan dampak yang sangat pos-itif dalam mengurangi ketergantungan impor bahan baku mentah saat ini sekaligus memperkaya industri tekstil Indonesia. “Operasional APR juga sejalan dengan agenda pemerintah, yakni memprioritaskan pengemban-gan industri tekstil untuk mencapai Making Indonesia 4.0,” ujar Airlangga.

Lebih lanjut, Menperin juga mend-orong APR agar melakukan investasi yang lebih ke hilir, yaitu industri pemintalan dengan kapasitas mesin minimal 1 juta mata pintal. Apabila ini dilakukan, ekspor berupa benang rayon ditargetkan naik hingga 57,6 ribu ton atau senilai US$ 240,54 juta.

JAKAR TA – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengekspor 30.550 unit kendaraan utuh (completely build-up/CBU) sep-anjang dua bulan per tama 2019. Ekspor kendaraan merek Toyota ini naik 4% dari periode sama tahun lalu 29.500 unit.

“Kondisi ekonomi global saat ini sangat kurang menguntungkan. Namun demikian, kami tetap berupaya untuk menjaga konsistensi kinerja ekspor agar tetap tumbuh positif. Pertumbuhan di dua bulan pertama ini merupakan sebuah permulaan yang cukup baik dalam memberikan optimisme bagi pencapaian kinerja ek-spor yang positif. Kami menargetkan pertumbuhan ekspor tahun 2019 bisa naik di atas 5%,” kata Direktur Admin-istrasi, Korporasi dan Hubungan Ek-sternal PT TMMIN Bob Azam dalam keterangan resminya, Minggu (31/3).

Bob menerangkan, model SUV Fortuner kembali menjadi primadona ekspor CBU kendaraan bermerek Toyota dengan total pengapalan se-banyak 7.890 unit atau berkontribusi sebesar 26% sepanjang bulan dua bu-lan pertama 2019. Kontributor kedua adalah model hatchback Agya (atau disebut Toyota Wigo di negara tujuan ekspornya) dengan volume sebanyak 5.900 unit (19%) dari total performa ekspor kendaraan utuh bermerek Toyota.

“Tempat ketiga diduduki oleh model SUV kecil Rush dengan total 5.330 unit (17%). Selain tiga model ekspor favorit tadi, model-model CBU bermerek Toyota produksi Indonesia yang juga turut meramaikan pasar internasional adalah Vios 3,270 unit, Avanza 4.180 unit, Town Ace/ Lite Ace 2.280 unit, serta Kijang Innova, Sienta, dan Yaris dengan total 1.700 unit,” papar dia.

Dari 9 model ekspor CBU Toyota, menurut Bob, 2 model SUV meny-

umbangakan kontribusi besar ter-hadap ekspor, yaitu sebanyak 43%. Ini menunjukan bahwa tren permintaan pasar global terhadap model SUV sangat tinggi.

“Dominasi ekspor model SUV mencerminkan bahwa minat pasar global terhadap model SUV semakin tinggi. Sebagai salah satu produsen SUV dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang tinggi, Toyota Indonesia terus meningkatkan daya saing produk SUV sehingga dapat menjadi salah satu pemain aktif untuk mengisi pasar global tanpa menges-ampingkan pemenuhan permintaan konsumen di pasar domestik,” kata Bob.

Dia mengungkapkan, sebagai per-usahaan manufaktur otomotif yang sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, TMMIN memiliki ori-entasi ekspor atas produk-produk otomotif yang dibuat oleh sumber daya manusia (SDM) lokal dengan TKDN sebesar 75% ke atas. Tidak hanya dalam bentuk kendaraan utuh, TMMIN juga memproduksi dan mengekspor kendaraan setengah jadi/Completely Knock-Down (CKD), mesin utuh, serta komponen kendaraan.

“Ini sekaligus menegaskan bahwa tingkat kedalaman industri TMMIN sudah tinggi sehingga dipercaya un-tuk menjadi salah satu basis produksi dan ekspor Toyota di kawasan Asia Pasifik,” tutur dia.

Sepanjang bulan Januari 2019, kata Bob, TMMIN berhasil mengapalkan CKD sebanyak 6.500 unit, mesin utuh bensin sebanyak 17.000 unit, mesin utuh etanol sebanyak 1.500 unit, serta komponen kendaraan sebanyak 17 juta buah. Produk-produk ekspor bermerek Toyota ini berhasil meram-bah ke lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Pasifik, Timur Tengah, Amerika Latin dan Afrika. (dho)

Target Penjualan Isuzu Jatim NaikMenteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) berbincang dengan Vice President Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia Keiji Takeda (tengah) dan Ketua Umum Gaikindo Johannes Nan-goi di depan Isuzu Traga yang dipamerkan dalam Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di Surabaya, Jawa Timur, pekan lalu. Semakin membaiknya infrastruktur dan bertambahnya panjang jalan tol di Jawa Timur kian membuat pertumbuhan ekonomi terus membaik. Kondisi ini secara tidak langsung mendongkrak penjualan kendaraan komersial Astra Isuzu. Isuzu Traga yang sejak diluncurkan Mei 2018 lalu hingga Desember 2018 dapat meraih market share 30 % di Jatim atau dengan penjualan rata-rata 150-200 unit per bulan dan diharapkan hingga akhir 2019 market sharenya naik menjadi 45 %.

IST

Oleh Leonardus AL Cahyoputra

JAKARTA – Indonesia menjadi produsen serat viscose rayon terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Kehadiran Asia Pacific Rayon (APR) yang membawa investasi Rp 11 triliun di sektor ini, membuat Indonesia menjadi pemain papan atas dunia di bidang viscose-rayon.

JAKARTA – Partisipasi Indonesia pada pameran The 100 China Food and Drinks Fairs (CFDF) membua-hkan hasil yang cukup memuaskan. Atase Perdagangan Indonesia untuk Beijing Marina Novira mengatakan, 15 perusahaan produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia berhasil membukukan transaksi Rp 310 juta sepanjang pameran yang berlang-sung pada 21-23 Maret di Chengdu, Tiongkok tersebut.

“Tahun lalu, partisipasi Indonesia didukung 5 perusahaan, dan men-ingkat tiga kali lipat di tahun ini men-jadi 15 perusahaan,” ujar dia dalam keterangan resminya, Minggu (31/3),

Marina menyebut, 15 perusahaan Indonesia yang berpatisipasi adalah PT Serena Indopangan Industri, PT Anugrah Citra Walet Indonesia, Yan Ty Ty (Sarang Burung Walet), PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Kapal

Api Global, Teh Botol Sosro, Sauda PT Boga Makmur, Maicih Inti Sinergi Enterprise, PT Griya Boga Mandiri, Golden Coconut Food, PT Kobe Boga Utama, PT Mutigo Inovasi Bersama, Kokola Group, PT Niramas Utama Inasco Food, Kalimantan Nestp, dan PT Kaldu Sari Nabati Indonesia.

Dia mengatakan, perusahaan-per-usahaan tersebut menempati paviliun Indonesia yang didesain dengan kombinasi merah dan putih di jalur utama Hall 3, International Exhibition Center of Western China International Expo City. Pameran ini diikuti 4 ribu perusahaan dan 400 ribu pengunjung.

“Selain mengikuti pameran, be-berapa perusahaan Indonesia juga melakukan penjajakan kesepakatan dagang dengan para buyer dari Korea Selatan, Singapura, Thailand, Malaysia, Rusia, Hongkong, Amerika Serikat, Taiwan, dan Italia,” pungkas dia. (dho)

Nama Almaz diambil dari bahasa Arab yang berarti berlian. “Berlian mengandung

filosofi stylish, tough, and precious. Dari filosofi ini, makanya kami memberikan

nama produk ini Almaz.”