8 ERITRODERMA

6
ERITRODERMA Nanda Earlia I. DEFINISI Eritoderma berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythro- (red = merah) dan derma, dermatos (skin = kulit), yang merupakan inflamasi pada kulit, menyerang hampir seluruh tubuh (90% atau lebih), dan biasanya disertai skuama. Eritrroderma merupakan perluasan klinis beberapa penyakit, sehingga untuk memberikan tatalaksanan dengan tepat, harus dicari penyakit yang mendasari (underlying disease)terjadinya eritroderma. Adapun penyakit yang medasari terjadinya eritroderma adalah : - Eritroderma idiopatik - Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit : psoriasis, dermatitis atopik dermatitis seboroik, dermatitis kontak, erupsi obat, pitiriasis rubra pilaris, skabies krustosa/norwegian, dermatosis bulosa (pemfigus foliaseus, pemfigoid bulosa, pemfigus paraneoplastik) - Erireoderma akibat keganasan : cutaneous T-cell lymphoma (CTCL), yang terdiri dari dua bentuk yaitu Sezary sindrome dan Mycosis fungoides II. ETIOPATOGENESIS Pada eritroderma terjadi peningkatan epidermal turnover rate, kecepatan mitosis dan jumlah sel kulit germinativum meningkat lebih tinggi dibanding normal. Terjadi pemendekan fungsi keratinisasi epidermis, bentuk skuama normal, hanya kecepatan

Transcript of 8 ERITRODERMA

Page 1: 8  ERITRODERMA

ERITRODERMANanda Earlia

I. DEFINISI

Eritoderma berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythro- (red = merah) dan derma,

dermatos (skin = kulit), yang merupakan inflamasi pada kulit, menyerang hampir seluruh

tubuh (90% atau lebih), dan biasanya disertai skuama. Eritrroderma merupakan perluasan

klinis beberapa penyakit, sehingga untuk memberikan tatalaksanan dengan tepat, harus

dicari penyakit yang mendasari (underlying disease)terjadinya eritroderma. Adapun

penyakit yang medasari terjadinya eritroderma adalah :

- Eritroderma idiopatik

- Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit : psoriasis, dermatitis atopik

dermatitis seboroik, dermatitis kontak, erupsi obat, pitiriasis rubra pilaris, skabies

krustosa/norwegian, dermatosis bulosa (pemfigus foliaseus, pemfigoid bulosa,

pemfigus paraneoplastik)

- Erireoderma akibat keganasan : cutaneous T-cell lymphoma (CTCL), yang terdiri

dari dua bentuk yaitu Sezary sindrome dan Mycosis fungoides

II. ETIOPATOGENESIS

Pada eritroderma terjadi peningkatan epidermal turnover rate, kecepatan mitosis dan

jumlah sel kulit germinativum meningkat lebih tinggi dibanding normal. Terjadi pemendekan

fungsi keratinisasi epidermis, bentuk skuama normal, hanya kecepatan degradasi skuama

(dari 500-1000 mg menjadi 20-30 gram). Patogenesis eritroderma masih menjadi perdebatan.

Pada eritroderma dibuktikan terjadi peningkatan sejumlah faktor permeabilitas vaskular

(growth factor endothelial vaskular) pada epidermis sehingga terjadi proliferasi vaskular

dermis dan permeabilitas vaskular meningkat. Penelitian terbaru mengatakan bahwa pada

eritroderma kronis terjadi peningkatan molekul adhesi (VCAM-1, ICAM-1, E-selectin, P-

selectin) yang mempengaruhi produksi dan proliferasi mediator inflamasi epidermis, pada

dermis menunjukkan profil sitokin Th1, sedangkan profil Th2 pada sindroma Sezary.

III. KRITERIA DIAGNOSTIK

1. KLINIS

- Gambaran klinis eritroderma berupa eritem generalisata disertai dengan skuama,

tanpa menyerang mukosa. Pembentukan skuama dimulai beberapa hari setelah

eritem, biasanya diawali di fleksural dengan skuama putih, kuning, dan halus. -Pada

Page 2: 8  ERITRODERMA

stadium akut skuama pada telapak tangan dan telapak kaki melebar seperti

lempengan tipis (plate like), lebih lanjut skuama menjadi lebih kering, abu-abu,

sedangkan lesi kulit berwarna merah terang. Pada eritroderma kronis kulit menebal,

kombinasi edema dan likenifikasi, rambut rontok, kuku menebal, subungual

hiperkeratosis, onikolisis, beau line of the nail. ‘

- Berdasarkan perjalanan penyakit, eritroderma diklasifikasikan : tipe primer dan

sekunder. Pada tipe primer berupa eritem yang dimulai dari trunkal dan beberapa

hari akan menyebar keseluruh tubuh diikuti timbulnya skuama, seperti eritroderma

idiopatik. Bentuk sekunder berupa eritem generalisata yang timbul pada perluasan

lesi kulit setempat

- Eritroderma akibat reaksi obat : anamnesis obat yang dicurigai. Membaik dalam 2-6

minggu setelah obat yang dicurigai dihentikan. Eritroderma yang disebabkan obat

topikal lesi kulit seperti dermatitis, pada akibat pemberian obat sistemik lesi kulit

dimulai dengan lesi morbiliformis.

- Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit : khas, sesuai penyakit yang

mendasarinya : plak psoriasis pada eritroderma psoriatika; kuku bagian distal distrofi,

subungual hiperkeratosis, pitting nail, fenomena koebner,

- Pada eritroderma karena dermatitis atopik : gatal yang hebat, ekskoriasi, likenifikasi

- Kelainan sistemik pada eritroderma :

o Poikilotermi dan suhu tubuh fluktuasi menyesuaikan suhu lingkungan. TEWL

meningkat karena defek barier epidermis, cairan epidermis mengalami

evaporasi, panas tubuh menurun.

o Pembuluh darah dermis dilatasi sehingga aliran darah sistemik berkurang,

kadang-kadang menyebabkan gagal jantung.

o Takikardia dan demam ditemukan pada 80% kasus, akibat mekanisme

kompensasi hipermetabolisme dan peningkatan BMR (basal metabolisme

rate).

o Dehidrasi dan BUN meningkat akibat peningkatan cairan yang hilang pada

TEWL dan BMR yang meningkat.

o Pengelupasan kulit menyebabkan protein hilang 20-30 g/m2 perhari, akibatnya

keseimbangan nitroge n, potasium, dan folat menurun sehingga terjadi

hipoalbuminemia, edema, dan masa otot berkurang

Page 3: 8  ERITRODERMA

A. DIAGNOSIS BANDING

Eritroderma karena penyebab lain (AIDS, graft versus host disease)

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah lengkap

2. Pemeriksaan urin lengkap

3. Pemeriksaan gula darah

4. Pemeriksaan fungsi hati

5. Pemeriksaan foto thorax

6. Pemeriksaan histopatologi

IV. KOMPLIKASI

1. Hipotermi

2. Dekompensasi kordis

3. Kegagalan sirkulasi perifer

4. Sepsis

5. Tromboflebitis

V. PENATALAKSANAAN

A. Non Medikamentosa

a. Perbaiki cairan tubuh

b. Pemberian nutrisi

c. perbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit

d. Hindari sinar matahari

e. Mandi dengan sabun pH netral ; bila masih menggigil, tidak boleh mandi dulu.

f. Pada eritroderma akibat erupsi obat : stop obat yang dicurigai

B. Topikal:

Setiap pagi seluruh tubuh diolesi oleum coccos atau emolien lainnya.

Ataupun hidrokortison1% cream.

C. Sistemik

1. pemberian kortikosteroid secara sistemik (jika diagnosis psoriasis disingkirkan )

dengan cara “ tappering off “ :

2. Eritroderma idiopatik : Prednison dengan dosis 1-3 mg/kg bb/hari dan IVIG

Page 4: 8  ERITRODERMA

(intravenous immunoglobulin)

3. Deksametason 3 x 1 mg, 2 x 1 mg, dst

4. Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder :

eritromisin 3-4 x 250-500 mg/hari selama 7-10 hari.

5. Antihistamin / antipruritus : CTM 3 x 1 tablet

6. Bila eritroderma disebabkan oleh psoriasis (eritroderma psoriatika) : Metotreksat,

asitretin, atau siklosporin (refraktory cases)

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Kels J, Fedeles T. Exfoliatif dermatitis. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest AB,

Leffel JD, Wolff K, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8thed.

New York: Mc Graw-Hill Book CO;2012.p.266-78

2. James WD, Berger TG, Elston DM. Seborrheic dermatitis, psoriasis, recalsitrans

palmoplantar eruptions, pustular dermatitis, and erythroderma In: James WD, Berger

TG, Elston MD, editors. Andrews Diseases of The Skin Clinical Dermatology, 11 th

ed. Philadelphia: Saunders Elsevier;2011.p.188-202

3. Sterry W, Muche JM. Erythroderma. In: Bolognia LJ, Jorizzo LJ, Schaffer VJ,

editors. Dermatology. 3rd ed. New York: Elsevier;2012.p.171-82

4. Sterry W, Paus R, Burgdorf.Erythroderma. In: Sterry W, Paus R, Burgdorf, editors.

Thieme Clinical Companions Dermatology. German: George Thieme Verlag

KG;2006.p.282-85

5. Maryam A, Zahra SG, Siavash T, Dabbaghian. Research article: Erythroderma: A

clinical study of 97 cases. BMJ Dermatology 2005;5:5. Available from: URL:

hhtp://www.biomedcentral.com/1471-5945/5/5. Accessed on July 2008