8. code of conduct

17
KODE PERILAKU KODE PERILAKU

Transcript of 8. code of conduct

Page 1: 8. code of conduct

KODE PERILAKUKODE PERILAKU

Page 2: 8. code of conduct

Kode Perilaku adalah: Kode Perilaku adalah:

Etika dan Aturan Main Antar Etika dan Aturan Main Antar

Badan Kemanusiaan InternasionalBadan Kemanusiaan Internasional

dalam Kegiatan Bantuan Kemanusiaan dalam Kegiatan Bantuan Kemanusiaan

Page 3: 8. code of conduct

• Berawal dari usulan Palang Merah Perancis kepada IFRC untuk membuat suatu Kode Perilaku (code of conduct) dalam bantuan kemanusiaan bencana alam dan konflik setelah bencana di Biafra (1967).

• Mulai disusun tahun 1991 oleh Panitia Pengarah untuk Tanggap Kemanusiaan (Steering Committee for Humanitarian Response/SCHR) yang bertujuan untuk membentuk standar etik bagi organisasi yang terlibat dalam pekerjaan kemanusiaan.

• Code of Conduct diadopsi oleh SCHR pada tahun 1994 dan bagi organisasi yang ingin mengikatkan diri secara sukarela maka disyaratkan untuk menanda tanganinya.

• Pada tahun 2007 lebih dari 400 organisasi telah menanda tangan code of conduct yang berarti mereka bersedia untuk menjalankan prinsip-prinsip dari code of conduct dalam cara kerja mereka.

Page 4: 8. code of conduct

• Hasil Kesepakatan pertama yaitu antara 7(tujuh) badan kemanusiaan internasional: ICRC, IFRC, Caritas International, International Save the Children, Lutheran World Federation, Oxfam dan World Council of Churches

• Kesepakatan tersebut berupa ketentuan dasar yang mengatur standardisasi perilaku badan kemanusiaan internasional serta pekerja kemanusiaan untuk menjamin independensi dan efektifitas dalam penyelenggaraan kegiatan kemanusiaan

• Code of Conduct ini diadopsi oleh Federasi melalui General Assembly and The Council of Delegates (Birmingham, 1993) dan International Conference (Geneva, 1995)

• Terdiri dari 10(sepuluh) prinsip dasar yang terkait dengan Humanitarian Relief Operation serta 3(tiga) Annex yang mengatur hubungan antara badan/organisasi kemanusiaan dengan pemerintah setempat, negara donor dan organisasi antarnegara

• Tugas seorang anggota Delegasi Federasi, satu diantaranya adalah mensosialisasikan Kode Perilaku ini kepada Perhimpunan Nasional dimana ia ditugaskan

Page 5: 8. code of conduct

10 PANDUAN KODE PERILAKU10 PANDUAN KODE PERILAKU

1.1. Kewajiban kemanusiaan adalah prioritas utamaKewajiban kemanusiaan adalah prioritas utama

• Pengakuan atas hak korban bencana yaitu – hak untuk memperoleh bantuan kemanusiaan – dimanapun ia berada

• Komitment untuk menyediakan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana, dimanapun atau kapanpun diperlukan

• Akses terhadap lokasi bencana dan terhadap korban tidak dihalang-halangi

• Dalam memberikan bantuan kemanusiaan tidak menjadi bagian dari suatu kegiatan politik atau partisan

Page 6: 8. code of conduct

2. Bantuan diberikan tanpa 2. Bantuan diberikan tanpa mempertimbangkan ras, kepercayaan ataupun mempertimbangkan ras, kepercayaan ataupun

kebangsaan penerima bantuan dan tanpa kebangsaan penerima bantuan dan tanpa pembeda-bedaan yang merugikan dalam pembeda-bedaan yang merugikan dalam

bentuk apapun. Prioritas bantuan ditentukan bentuk apapun. Prioritas bantuan ditentukan semata-mata berdasarkan kebutuhan.semata-mata berdasarkan kebutuhan.

• Bantuan kemanusiaan diperhitungkan berdasarkan kebutuhan semata

• Proportional

• Mengakui peranan penting kaum wanita dan menjamin bahwa peranan tersebut harus didukung dan didayagunakan

• Terjaminnya akses terhadap sumber2 daya yang diperlukan serta akses yang seimbang terhadap korban bencana/konflik

Page 7: 8. code of conduct

3. Bantuan tidak boleh digunakan untuk 3. Bantuan tidak boleh digunakan untuk kepentingan politik atau pun agamakepentingan politik atau pun agama

• Tidak mengikuti suatu pendirian politik atau keagamaan tertentu

• Bantuan diberikan kepada individu, keluarga dan kelompok masyarakat yang memerlukan bantuan – tidak tergantung/memandang pada predikat apa yang melekat pada penerima bantuan

Page 8: 8. code of conduct

4. Kita hendaknya berusaha untuk tidak 4. Kita hendaknya berusaha untuk tidak menjadi alat kebijakan luar negeri pemerintahmenjadi alat kebijakan luar negeri pemerintah

• Badan kemanusiaan internasional harus dapat menjamin Independensinya terhadap negara donor yang mempercayakan penyaluran bantuannya

• Badan kemanusiaan internasional harus dapat mengupayakan lebih dari satu sumber bantuan

Page 9: 8. code of conduct

5. Kita harus menghormati budaya 5. Kita harus menghormati budaya dan adat istiadat setempatdan adat istiadat setempat

• Kita harus berusaha menghargai budaya, tatanan, dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat dan negara tempat kita bekerja

Page 10: 8. code of conduct

6. Kita harus berusaha meningkatkan 6. Kita harus berusaha meningkatkan respons bencana dengan kapasitas setempat respons bencana dengan kapasitas setempat

• Memanfaatkan keberadaan LSM serta tenaga lokal yang tersedia dalam implementasi kegiatan

• Pengadaan komoditas bantuan serta jasa dari sumber-sumber setempat

• Mengutamakan koordinasi

Page 11: 8. code of conduct

7. Kita harus berusaha melibatkan penerima 7. Kita harus berusaha melibatkan penerima bantuan dalam proses manajemen bantuanbantuan dalam proses manajemen bantuan

•Mengupayakan partisipasi masyarakat hingga pemanfaatan sumber-sumber daya masyarakat yang tersedia

Page 12: 8. code of conduct

8. Pemberian bantuan harus bertujuan untuk 8. Pemberian bantuan harus bertujuan untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana di mengurangi kerentanan terhadap bencana di

kemudian hari, selain untuk memenuhi kemudian hari, selain untuk memenuhi kebutuhan pokokkebutuhan pokok

• Bantuan kemanusiaan diberikan, tidak semata-mata memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga diupayakan agar dapat mengurangi tingkat kerentanan masyarakat (korban bencana/konflik) di masa depan

• Memperhatikan kepentingan lingkungan dalam merekayasa dan implementasi program-program

• Menghindari sikap ketergantungan yang berkepanjangan terhadap bantuan-bantuan eksternal

Page 13: 8. code of conduct

9. Kita bertanggung jawab kepada pihak yang 9. Kita bertanggung jawab kepada pihak yang kita bantu maupun kepada pihak yang kita bantu maupun kepada pihak yang

memberi kita memberi kita bantuan sumber dayabantuan sumber daya

• Bantuan kemanusiaan harus dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada mereka yang berhak menerimanya dan kepada pihak Donor

• Bantuan kemanusiaan harus dikelola secara terbuka/transparansi, baik dari perspective finansial maupun efektifitas kegiatan

• Mengakui kewajiban pelaporan dan memastikan upaya monitoring telah dilakukan sebagaimana mestinya

Page 14: 8. code of conduct

10. Dalam kegiatan informasi, publisitas, dan 10. Dalam kegiatan informasi, publisitas, dan promosi yang kita lakukan, kita harus promosi yang kita lakukan, kita harus

memandang korban bencana sebagai manusia memandang korban bencana sebagai manusia yang bermartabat, bukan sebagai objek belas yang bermartabat, bukan sebagai objek belas

kasihankasihan

• Mengakui martabat daripada korban bencana/konflik• Dalam publikasi, tidak hanya menonjolkan tingkat

penderitaan korban bencana, tetapi juga perlu menonjolkan upaya/kapasitas masyarakat dalam mengatasi penderitaan mereka

• Kerjasama dengan media dalam rangka meningkatkan perhatian dan kontribusi masyarakat – tidak didasarkan pada adanya tekanan, vested interest atau publisitas baik dari lingkungan internal maupun eksternal

• Dalam media coverage – diupayakan tidak menimbulkan kesan persaingan dengan badan kemanusiaan lainnya

• Tidak merusak situasi/atmosphere ditempat dimana badan kemanusiaan itu bekerja, demikian pula keamanan dari para pekerjanya

Page 15: 8. code of conduct

REKOMENDASI

• REKOMENDASI BAGI PEMERINTAH NEGARA YANG TERTIMPA BENCANA

• REKOMENDASI BAGI PEMERINTAH DONOR

• REKOMENDASI BAGI ORGANISASI ANTARPEMERINTAH

Page 16: 8. code of conduct

REGISTRASI

DISASTER POLICY MANAGEMENTIFRC

PO BOX 3721211 GENEVA 19

SWITZERLAND

Page 17: 8. code of conduct