8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

23
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap (2010 : 258), pengertian kas adalah sebagai berikut: Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhik syarat sebagai berikut : 1) Setiap saat dapat ditukar menjadi kas. 2) Tanggal jatuh temponya sangat dekat. 3) Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga. Definisi kas menurut PSAK No.2 (IAI:2013 :22), adalah: ”Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapai risiko perubahan nilai yang signifikan”. PSAK No. 2, paragraf 6 menjelaskan bahwa setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus dapat segera diubah menjadi kas dalam jumlah yang diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Kas merupakan komponen aktiva (asset) lancar yang paling likuid di dalam neraca, karena kas sering mengalami mutasi atau

Transcript of 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

Page 1: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kas

Menurut Harahap (2010 : 258), pengertian kas adalah sebagai berikut:

Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta

surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhik syarat sebagai berikut

:

1) Setiap saat dapat ditukar menjadi kas.

2) Tanggal jatuh temponya sangat dekat.

3) Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga.

Definisi kas menurut PSAK No.2 (IAI:2013 :22), adalah:

”Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas

(cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka

pendek dan dengan cepat dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah

tertentu tanpa menghadapai risiko perubahan nilai yang signifikan”.

PSAK No. 2, paragraf 6 menjelaskan bahwa setara kas dimiliki untuk

memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain.

Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus dapat segera diubah

menjadi kas dalam jumlah yang diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan

nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat

sebagai setara kas hanya segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau

kurang dari tanggal perolehannya. Kas merupakan komponen aktiva (asset) lancar

yang paling likuid di dalam neraca, karena kas sering mengalami mutasi atau

Page 2: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

9

perpindahan dan hampir semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan

mempengaruhi posisi kas.

Dalam penyajiannya terdapat dua metode, yaitu metode langsung (direct

method) dan metode tidak langsung (indirect method).

1. Metode Langsung (Direct Method)

Metode langsung merupakan kelompok utama dari penerimaan kas bruto

dan pengeluaran kas bruto. Dalam metode ini setiap perkiraan yang

berbasis akrual pada laporan laba rugi diubah menjadi perkiraan

pendapatan dan pengeluaran kas sehingga menggambarkan penerimaan

dan pembayaran aktual dari kas. Jadi metode langsung memfokuskan pada

arus kas daripada laba bersih akrua dan dianggap lebih informative dan

terperinci.

Tabel 2.1 Laporan Arus Kas Metode Langsung

Laporan arus kas Metode Langsung (paragraf 17(a))

20x2

Rp

Arus kas dari aktivitas operasi

Penerimaan kas dari pelanggan 30150

Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (27,600)

Kas yang dihasilkan dari operasi 2,550

Pembayaran Bunga (270)

Pembayaran pajak penghasilan (900)

Arus kas neto dari aktivitas operasi

1380

Arus kas untuk aktivitas investasi

Akuisis entitas anak X dengan kas (catatan A) (550)

Pembelian aset tetap (catatan B) (350)

Hasil dari penjualan peralatan 20

Penerimaan bunga 200

Penerimaan dividen 200

Page 3: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

10

Arus kas neto untuk aktivitas investasi

(480)

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Hasil dari penerbitan modal saham 250

Hasil dari pinjaman sewa pembiayaan 250

Pembayaran utang sewa pembiayaan (90)

Pembayaran dividen (1,200)

Arus kas neto untuk aktivitas pendanaan

(790)

Kenaikan bersi kas dan setara kas

110

Kas dan setara kas pada awal periode (catatan c)

120

Kas dan setara kas pada akhir periode (catatan c) 230

Sumber : (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) (PSAK) No. 2 tahun

2012

2. Metode Tidak Langsung (indirect method)

Metode ini meneysuaikan laba dan rugi bersih dengan memperbaiki

pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari

penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dari masa lalu dan masa

depan dan unsure penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas

inbvetasi atau pendaaan. Dengan kata lain metode ini merupakan

rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan.

Tabel 2.2 Laporan arus kas MetodeTidak Langsung (paragraf 17(b))

Laporan arus kas MetodeTidak Langsung

(paragraf 17(b))

20x2

Rp

Arus kas dari aktivitas operasi

Laba sebelum pajak 3350

Penyesuaian untuk :

Penyusutan 450

Kerugian selisih kurs 40

Pendapatan Investasi (500)

Beban bunga 400

Page 4: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

11

3,740

Kenaikan piutang usaha dan piutang lain (500)

Penurunan Persediaan 1,050

Penuruan utang usaha 1,740

Kas yang dihasilkan dari operasi 2,550

Pembayaran bunga (270)

Pembayaran pajak penghasilan (900)

Arus kas neto dariuntuk) aktivitas operasi 1,380

Arus kas untuk aktivitas investasi

Akuisis entitas anak X dengan kas (catatan A) (550)

Pembelian aset tetap (catatan B) (350)

Hasil dari penjualan peralatan 20

Penerimaan bunga 200

Penerimaan dividen 200 (480)

Arus kas neto untuk aktivitas investasi

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Hasil dari penerbitan modal saham 250

Hasil dari pinjaman sewa pembiayaan 250

Pembayaran utang sewa pembiayaan (90)

Pembayaran dividen (1,200)

Arus kas neto untuk aktivitas pendanaan

(790)

Kenaikan bersi kas dan setara kas

110

Kas dan setara kas pada awal periode (catatan c)

120

Kas dan setara kas pada akhir periode (catatan c) 230

Sumber : (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) (PSAK) No. 2 tahun

2012

2.1.1 Sumber Penerimaan Kas

Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya berasal

dari :

1. Aktivitas Operasi

Page 5: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

12

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2

(Revisi 2013) aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama

pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas

investasi dan aktivitas pendanaan.

Kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa

lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi neto. Beberapa contoh

arus kas dari aktivitas operasi adalah:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;

b. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain;

c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

d. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;

e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan

dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lain;

f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak

penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus

sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi; dan

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk

tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan (dealing).

2. Aktivitas Investasi

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2

(Revisi 2013) aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset

jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

Page 6: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

13

a. Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, tidak berwujud, dan

aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang

dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri;

b. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud dan

aset jangka panjang lain;

c. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen

ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain

pembayaran kas untuk instrumen yang dianggap setara kas atau

instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau dijualbelikan);

d. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang dan instrumen

ekuitas entitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain

penerimaan kas dari instrumen yang dianggap setara kas atau

instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau

diperjualbelikan);

e. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain

uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);

f. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang

diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang

diberikan oleh lembaga keuangan);

g. Pembayaran kas sehubungan dengan kontrak future, forward, opsi

dan swap, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan

perdagangkan atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut

diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan

Page 7: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

14

h. Penerimaan kas dari kontrak future, forward, opsi dan swap,

kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan

atau diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut

diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

3. Aktivitas Pendanaan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2

(Revisi 2009) aktivitas pendanaan adalah aktivitas pendanaan adalah

aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi

kontribusi modal dan pinjaman entitas.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrument modal lain;

b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus

saham entitas;

c. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotek,

dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain;

d. Pelunasan pinjaman;

e. Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo liabilitas yang

berkaitan dengan sewa pembiayaan.

Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat kembalinya

kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan

kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu

kondisi keuangan perusahaan.

Page 8: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

15

Perputaran Kas

Menurut Riyanto (2001 : 95) ”Perputaran kas adalah perbandingan antara

penjualan dengan jumlah kas rata-rata”. Tingkat perputaran kas merupakan

ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. Karena tingkat

perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas yang telah

ditanamkan di dalam modal kerja. Dalam mengukur tingkat perputaran kas,

sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari

aktivitas operasional perusahaan.

Menurut Wild, Subramanyan dan Haley (2005 : 42), perputaran kas dalam

satu periode dapat dihitung dengan rumus:

Penjualan Bersih Perputaran Kas = Rata – rata Kas dan Setara Kas

Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat kembalinya

kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan

kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu

kondisi keuangan perusahaan.

2.1.2 Pengertian Piutang

Smith dan Skousen (2009:286 ), yang diterjemahkan oleh Widjajanto,

Nugroho memberikan definisi piutang adalah sebagai berikut:

“Dalam arti luas, istilah piutang dapat digunakan bagi semua hak atau

klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa. Namun, untuk tujuan

akuntansi istilah ini pada umumnya diterapkan dalam pengertian yang

lebih sempit yaitu berupa klaim yang diharapkan akan diselesaikan

melalui penerimaan kas.”

Page 9: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

16

Selanjutnya menurut PSAK No. 43 menyebutkan piutang adalah jenis

pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan piutang atau tagihan

jangka pendek suatu perusahaan yang berasal dari transaksi usaha. Warren et al

(2005:422), mengklasifikasikan secara umum piutang meliputi semua klaim uang

terhadap entitas-entitas lain, termasuk perorangan, perusahaan, dan organisasi

lainnya. Piutang biasanya diklasifikasikan sebagai usaha, wesel tagih, atau piutang

lain.

Perusahaan menggunakan piutang sebagai alternatif untuk menyimpan

sementara dana perusahaan yang sekaligus dapat digunakan untuk menarik

konsumen dan meningkatkan penjualan. Piutang adalah suatu komponen yang

penting dari laporan keuangan khususnya laporan posisi keuangan.

Dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan

hak atau klaim kepada pihak tertagih dalam bentuk uang ataupun kas.

Adanya hak klaim ini, perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam

bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak terhutang.

Piutang di klasifikasikan menjadi dua, yaitu piutang lancar (piutang jangka

pendek) dan piutang tidak lancar (piutang jangka panjang). Piutang lancar

(current receivable) diharapkan dapat ditagih dalam satu tahun atau selama siklus

operasi berjalan. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar

non dagang.

Menurut Earl K. Stice et al (2004:479), mengemukakan klasifikasi

piutang, yaitu :

Page 10: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

17

1. Piutang dagang (Trade Receivables)

Kategori yang paling signifikan dari piutang, dan merupakan hasil dari

aktivitas normal bisnis, yaitu, penjualan barang atau jasa secara kredit

kepada pelangan. Piutang dagang dapat diperkuat dengan janji

pembayaran tertulis secara formal dan diklasifikasikan sebagai wesel tagih

(notes receivable). Akan tetapi, dalam kasus dalam piutang dagang adalah

“piutang terbuka” tanpa jaminan, dan sering disebut dengan piutang usaha.

2. Piutang non usaha (Non Trade Receivable)

Piutang ini muncul dari berbagai transaksi, seperti:

a. Penjualan surat berharga atau property lainnya selain persediaan.

b. Deposit atau simpanan untuk jaminan pelaksanaan kontrak atau

pembayaran atas beban

c. Klaim untuk pengurangan harga atau pengembalian pajak, dan

d. Piutang dividen bunga.

Sartono (2010:119) menyatakan bahwa semakin cepat periode berputarnya

piutang menunjukkan semakin cepat penjualan kredit dapat kembali menjadi kas.

Riyanto (2001) menyatakan bahwa perputaran piutang adalah rasio yang

memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas. Sedangkan

Bramasto (2008) menyatakan bahwa perputaran piutang berasal dari lamanya

piutang diubah menjadi kas, piutang timbul karena adanya transaksi penjualan

barang atau jasa secara kredit. Dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang

adalah rasio yang memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang

Page 11: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

18

menjadi kas. Yang timbul akibat adanya transaksi penjualan barang atau jasa

secara kredit.

Untuk mempercepat peruputaran piutangnya maka cara yang mungkin

dilakukan antara lain :

a. Memberikan potongan harga bagi yang membayar kontan atau jatuh

temponya yang lebih pendek. Untuk merangsang agar pelanggan mau

membayar kontan atau jatuh tempo pembayaran lebih pendek maka

perusahaan dapat memberikan potongan harga.

b. Menguasai agar barang ataupun jasa yang disediakan digemari. Agar

barang ataupun jasa dapat digemari maka harus mengikuti selera

konsumen.

c. Penjualan surat berharga atau property lainnya selain persediaan.

d. Deposit atau simpanan untuk jaminan pelaksanaan kontrak atau

pembayaran atas beban.

e. Klaim untuk pengurangan harga atau pengembalian pajak, dan

f. Piutang dividen bunga.

Karena sifatnya yang unik, piutang non dagang umumnya diklasifikasikan dan

dilaporkan sebagai pos terpisah dalam neraca.

Menurut Zaki Baridwan (2004: 127), metode penghapusan piutang adalah

piutang usaha yang tidak mungkin dapat ditagih, seperti debiturnya bangkrut,

meninggal, pailit dan lain-lain harus dihapuskan sehingga akan menjadi biaya

bagi perusahaan. Terdapat dua metode dalam pencatatan piutang tak tertagih:

1. Metode penghapusan langsung (Direct Write Off Method)

Page 12: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

19

Metode ini tidak membuat taksiran, tapi apabila jelas diketahui adanya

piutang yang tidak dapat ditagih maka piutang tersebut langsung

dihapuskan. Metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan-perusahaan

kecil.

2. Metode penyisihan (Allowance Method)

Metode ini digunakan untuk mencatat estimasi piutang yang tak tertagih.

Pencatatan ini dilakukan pada akhir periode sehingga pada akhir periode

dengan memperkirakan piutang yang tak tertagih. Beban diperlakukan

sebagai pengurangan atas piutang usaha, sehingga piutang akan dilaporkan

pada jumlah bersih yang dapat direalisasi.

Perputaran Piutang

Menilai berhasil tidaknya kebijakan penjualan kredit suatu perusahaan

apat dilakukan dengan cara melihat tingkat perputaran piutang. Menurut Warren,

Reeve dan Fees (2005 : 407) ”Perputaran piutang adalah usaha untuk mengukur

seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun”.

Perputaran piutang menurut Warren, Reeve dan Fees dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Penjualan Bersih Perputaran Piutang =

Rata – rata Piutang

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa rasio perputaran piutang yang tinggi

mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik. Tinggi rendahnya perputaran

piutang tergantung pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang.

Semakin cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal kembali. Tingkat

Page 13: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

20

perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi

modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga semakin tinggi

perputaran piutang berarti semakin efisien modal yang digunakan.

2.1.3 Pengakuan dan Penilaian Piutang

2.1.3.1 Pengakuan Piutang

Kusnadi (2001), mengemukakan bahwa piutang yang berasal dari

penjualan barang diakui pada saat hak milik atas barang berpindah dari penjual ke

pembeli. Karena syarat berpindahnya hak milik erat kaitannya dengan syarat

penjualan maka umumnya piutang diakui pada saat barang dikirim kepada

pembeli. Piutang tidak akan diakui pada saat dikirim jika hak milik barang masih

ada pada pihak penjual samapai ada pengakuan resmi. Sedangkan piutang yang

berasal dari penjualan jasa umumnya diakui pada saat jasa tersebut dilaksanakan.

Jika pelaksanaan kerja didasarkan atas kontrak kerja,maka pada akhir periode,

pekerjaan yang telah selesai harus dikalkulasikan. Piutang akan diakui sebesar

tingkat pekerjaan yang telah selesai.

2.1.3.2 Penilaian Piutang

Menurut Stice (2004:247), Semua piutang dinilai dalam jumlah yang

mewakili nilai sekarang dari perkiraan penerimaan kas dimasa yang akan datang.

Piutang dilaporkan sebagai nilai bersih (Net realizable value) yaitu nilai kas yang

diharapkan akan diterima. Piutang termasuk dalam aktiva lancar. Dalam

hubungannya dalam penyajian piutang didalam neraca digunakan dasar

Page 14: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

21

pengakuan nilai realisasi atau penyelesaian. Dasar pengukuran ini mengatur

bahwa piutang dinyatakan sesuai bruto tagihan dikurangi taksiran jumlah yang

tidak dapat diterima (Baridwan, 2004:247). Hendriksen (2002), menjelaskan,

bahwa piutang harus dinilai berdasarkan nilai diskonto uang tunai yang akan

diterima pada masa datang. Karena kas yang kan diterima tidak tersedia sampai

setelah suatu tenggang waktu tertentu (waiting period), maka nilai piutang tidak

sebesar nilai jatuh temponya yaitu jumlah yang akhirnya akan diterima sesuai

dengan kontrak.

2.1.4 Pengertian Profitabilitas

Berikut ini pendapat beberapa pakar mengenai definisi profitabilitas,

menurut Husnan (2002:56), pengertian profitabilitas adalah hasil bersih dari

berbagai kebijaksanaan dan keputusan. Kasmir (2008:196), menjelaskan bahwa

profitabilitas yaitu rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan. Sedangkan menurut Harahap (2009:309), rasio profitabilitas

menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua

kemampuannya, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas,

jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

Menurut Gitman (2003:59), Profitability is the relationship between

revenues and costs generated by using the firm’s asset-both current and fixed in

productive activities.

Hal tersebut berarti profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dan dapat diukur dalam rasio. Rasio ini digunakan untuk

Page 15: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

22

mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan yang

ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dan dinyatakan

dalam bentuk persentase.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu ukuran

untuk menilai hasil laba yang diperoleh perusahaan, keuntungan ini dapat diukur

sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi perkembangan kemampuan

perusahaan serta harga saham oleh investor atau calon investor. Rasio

profitabilitas memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan.

Ditunjukan oleh laba yang diperoleh dari penjualan dan pendapatan investasi.

Efisiensi perusahaan.dapat ditunjukan oleh penggunanaan rasio ini.

2.1.4.1 Pengukuran Tingkat Profitabilitas

Menurut Sawir (2005:18-20), Beberapa Indikator untuk mengukur rasio

profitabilitas diantaranya yaitu: gross profit margin, operating profit margin, net

profit margin, return in investment, dan return on equity.

Menurut Riyanto (2010: 335), profitabilitas diukur sebagai berikut:

a. Profit Margin

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan

penjualan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Untuk margin laba kotor :

𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛

= penjualan bersih − harga pokok penjualan

penjualan 𝑥 100 %

Page 16: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

23

2) Untuk margin laba bersih

𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = pendapatan setelah bunga dan pajak

penjualan 𝑥 100 %

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih

yang diperoleh dari setiap penjualan. Menurut Harahap (2009:304),

semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba.

b. Return On Assets (ROA)

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝑁𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥 100 %

Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan

bila diukur dari nilai asetnya. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar

rasionya semakin bagus karena perusahaan dianggap mampu dalam

menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif untuk menghasilkan

laba.

c. Return On Equity (ROE)

Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = Laba Bersih

Ekuitas 𝑥 100 %

Page 17: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

24

Rasio ini mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur

dari modal pemilik. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya

semakin bagus karena dianggap kemampuan perusahaan yang efektif

dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba.

d. Earning per Share (EPS)

Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk satu

lembar saham. Rumus yang digunakan untuk menghitung earning per

share adalah sebagi berikut :

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 = 𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥𝑒𝑠

𝑂𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 𝑥 100 %

e. Basis Earning Power (BEP)

Kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laa

sebelum dikurangi bunga pajak dibandingkan dengan total aktiva.

BEP = Laba sebelum bunga dan pajak

Jumlah aktiva

Jenis-jenis laba menurut Wild (2005), terdapat beberapa jenis laba,

diantaranya :

1. Laba kotor, yaitu pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”..

2. Laba operasi, yaitu laba kotor dikurangi beban operasi”.

3. Laba sebelum, yaitu laba dari operasi berjalan sebelum cadangan

untuk pajak penghasilan”.

4. Laba bersih, yaitu laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan

setelah dikurangi bunga dan pajak”

Page 18: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

25

Menurut Angkoso (2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Besarnya perusahaan, semakin besar suatu perusahaan, maka

ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.

b. Umur perusahaan, perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki

pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya

masih rendah.

c. Tingkat penjualan, tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi,

semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang

sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.

d. Perubahan laba masa lalu, semakin besar perubahan laba masa lalu,

semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.

2.2 Pengaruh Perputaran Kas Dan Perputaran Piutang Terhadap

Profitabilitas

Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan

jumlah rata-rata kas. Rahma (2011) menyatakan bahwa perputaran kas

menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan, sehingga dapat

dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi

perputaran kas ini akan semakin baik, ini berarti semakin tinggi efisiensi

penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar (Riyanto,

2001). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rahma (2011), Putra (2012),

Page 19: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

26

Raheman dan Nasr (2007), Teruel dan Solano (2007) yang menyatakan bahwa

tingkat perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas.

Piutang muncul karena perusahaan melakukan penjulan secara kredit

untuk meningkatkan volume usahanya. Riyanto (2001:90) menyatakan perputaran

piutang menunjukkan periode terikatnya modal kerja dalam piutang dimana

semakin cepat periode berputarnya menunjukkan semakin cepat perusahaan

mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit tersebut, sehingga profitabilitas

perusahaan juga ikut meningkat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Putra

(2010), Wijaya (2012), Santoso dan Nur (2008) yang menyatakan bahwa tingkat

perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas.

2.3 Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Menurut Sufiana dan Purnawati (2013), dalam penelitiannya yang berjudul

pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap

profitabilitas menyatakan bahwa perputaran kas, perputaran piutang, perputaran

persediaan berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas. Sedangkan

analisis secara parsial menunjukkan hanya perputaran piutang dan perputaran

persediaan yang berpengaruh terhadap profitabilitas.

Pratama dan Putri (2013), Berdasarkan hasil analisis, semua model regresi

lolos dalam uji asumsi klasik. Dari hasil analisis yang sudah dilakukan, didapat

hasil bahwa ketiga variabel berpengaruh secara simultan pada profitabilitas BPR

Di Kota Denpasar periode 2010-2012.

Page 20: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

27

Menurut Dini (2013), dalam penelitianya dengan judul pengaruh kas

terhadap tingkat likuiditas menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara

arus kas terhadap tingkat likuiditas perusahaan. Menurut Anissafitri (2014)

menyatakan bahwa pengaruh arus kas terhadap tingkat likuiditas yang di wakili

oleh current ratio, quick ratio, dan cash ratio.

2.4 Kerangka Pemikiran

Laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 01 mengenai Penyajian laporan keuangan (Revisi 2009) terdiri dari

laporan posisi pada akhir periode, laporan laba rugi komprehensif selama periode,

laporan perubahan ekuitas selama periode, laporan arus kas selama periode,

catatan atas laporan keuangan, dan laporan posisi keuangan pada awal periode

komparatif. Laporan arus kas dimasukan untuk menggantikan laporan sumber dan

penggunanaan dana, karena laporan ini dianggap lebih memberikan informasi

keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai laporan. Menurut Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007:2:4) Penyusunan Laporan

Keuangan sebuah perusahaan dapat membaca dan menilai kemampuan

perusahaan yang bersangkutan dalam menghasilkan kas dan setara kas juga

menilai untuk apa saja kas dan setara tersebut digunakan atau dimanfaatkan dan

menilai kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam menghasilkan kas dan

setara kas juga menilai untuk apa saja kas dan setara tersebut digunakan atau

dimanfaatkan.

Page 21: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

28

Didalam laporan keungan terdapat piutang dan kas pada bagian asset

lancar. Menurut Warren (2005:260), istilah piutang (receivable) meliputi semua

klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya termasuk individu, perusahaan

atau organisasi lainnya. Semakin cepat periode berputarnya piutang menunjukkan

semakin cepat penjualan kredit dapat kembali menjadi kas (Sartono, 2010:119).

Husnan dan Pudjiastuti (2004), menyatakan kas merupakan bentuk aktiva

yang paling likuid, yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban

financial perusahaan. Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap

pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya yang timbul

akibat penjualan secara kredit (Warren, 2005:404).

Menuh (2008), menyatakan bahwa perputaran kas merupakan periode

berputarnya kas yang dimulai pada saat kas dinvestasikan dalam komponen modal

kerja sampai saat kembali menjadi kas-kas sebagai unsur modal kerja yang paling

tinggi likuiditasnya. Menurut Riyanto (2008), semakin tinggi perputaran kas akan

semakin baik, karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan

keuntungan yang diperoleh akan semakin besar.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono,

2010:122). Menurut Shapiro (1991) yang menunjukkan bahwa profitabilitas

sangat cocok untuk mengukur efektivitas manajemen dan pengevaluasian kinerja

manajemen dalam menjalankan bisnis dan produktivitasnya dalam mengelola

aset-aset perusahaan secara keseluruhan seperti yang nampak pada pengembalian

yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi, serta untuk mengevaluasi kinerja

Page 22: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

29

ekonomi dari bisnis. Secara umum profitabilitas merupakan pengukuran dari

keseluruhan produktivitas dan kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan

menunjukkan efisiensi dan produktivitas perusahaan tersebut.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau

keuntungan, dimana hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal

sendiri (Raharjaputra, 2009:195). Sedangkan menurut Wiagustini (2010:76-77),

profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau

ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan. Kemampuan memperoleh

laba bisa diukur dari modal sendiri maupun dari seluruh dana yang diinvestasikan

ke dalam perusahaan.

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

2.5 Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2009:93), menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena

jawaban yang dikemukakan baru berdasarkan pada teori yang peneliti peroleh,

Perputaran Kas (x1)

Perputaran Piutang (x2)

Indikator :

1. penjualan kredit

2. piutang rata-rata

Tingkat

Profitabilitas (y1)

Indikator : (ROA)

return on asset

Page 23: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Harahap ...

30

belum berdasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengumpulan dan

analisis data. Maka dari itu, berdasarkan teori dan kerangka pikiran yang telah

peneliti kemukakan sebelumnya maka hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Ho1 : Perputaran Kas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Profitabilitas perusahaan.

Ha1 : Perputaran Kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Profitabilitas perusahaan.

Ho2 : Perputaran Piutang tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Profitabilitas perusahaan.

Ha2 : Perputaran Piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Profitabilitas perusahaan.

Ho3 : Perputaran Kas dan Perputaran Piutang tidak berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Profitabilitas perusahaan.

Ha3 : Perputaran Kas dan Perputaran Piutang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Profitabilitas perusahaan.