79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

23
MAKALAH KEBANGKITAN KEMBALI TEORI-TEORI HUKUM ALAM Oleh : KELOMPOK III 1. IDA MADE SANTIADNA (29) 2. ILIAS (30) 3. I KETUT PURWATA (31) 4. I KETUT SURYA BAWANA (32) 5. I MADE BADUARSA (33) 6. I MADE DHANUARDANA (34) 7. IRAWAN (35) PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2011

Transcript of 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

Page 1: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

MAKALAH

KEBANGKITAN KEMBALI TEORI-TEORI

HUKUM ALAM

Oleh :

KELOMPOK III

1. IDA MADE SANTIADNA (29)

2. ILIAS (30)

3. I KETUT PURWATA (31)

4. I KETUT SURYA BAWANA (32)

5. I MADE BADUARSA (33)

6. I MADE DHANUARDANA (34)

7. IRAWAN (35)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2011

Page 2: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah

Filsafat Hukum ini dengan judul “Kebangkitan Kembali Teori-Teori Hukum

Alam” sehingga dapat kami presentasikan di hadapan teman-teman

mahasiswa dan dosen.

Pembuatan makalah ini dibentuk dengan kerjasama anggota kelompok III

dengan fokus bahasan tentang “Bagaimana Bangkitnya Hukum Alam dan

Kritik-Kritik Terhadap Nilai-Nilai Hukum Alam”. Tugas makalah ini

merupakan bagian dari proses pembelajaran pada Magister Ilmu Hukum agar

mahasiswa lebih memahami secara mendalam dan konfrehensif tentang teori-

teori hukum.

Pendekatan belajar secara kelompok tentu sangat baik karena memberi

ruang lebih besar terhadap interaksi pembelajaran diskusi untuk mencapai

tingkat pemahaman lebih mendalam. Dari diskusi-diskusi di antara anggota

kelompok dalam kelompok kecil ini, kemudian dikembangkan lagi pada

diskusi-diskusi antar kelompok dan diskusi kelas. Dengan demikian

diharapkan dapat digali lebih jauh masalah-masalah pada teori hukum alam

dan bagaimana kritik-kritik terhadap hukum alam sehingga akan didapat

pemahaman yang mendalam terhadap hukum alam.

Tulisan ini pada dasarnya secara utuh bersumber dari literatur atau buku

hukum yang berkenaan dengan bahasan makalah. Mudah-mudahan tulisan ini

akan mampu memberikan sumbangan pemahaman bersama mengenai hukum

alam, khususnya bagi kelompok III terhadap materi pembelajaran teori hukum

yang diberikan.

Page 3: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................................... ii

Daftar Isi .............................................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4

BAB II. PEMBAHASAN

A. Faktor yang mendorong bangkitnya hukum alam..................................................... 5

B. Pengaruh bangkitnya hukum alam terhadap perkembangan hukum positif ............. 10

C. Kritik-kritik atas hukum alam dalam mencari nilai keadilan.................................... 13

BAB III. PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................................... 19

B. Saran.......................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kelebihan manusia yang tidak bisa dimiliki oleh mahluk-

mahluk Tuhan lainnya adalah keingintahuannya yang sangat dalam terhadap

segala sesuatu di alam semesta ini. Sesuatu yang diketahui oleh manusia disebut

pengetahuan.

Pengetahuan manusia, terlepas darimana sumber perolehannya

sesungguhnya merupakan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia.

Melalui indera, eksperimen, perenungan, dan agama, manusia berusaha

mendekati kebenaran atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Adapun istilah pengetahuan tidaklah sama dengan ilmu, yang seringkali

juga disebut “ilmu Pengetahuan”. Menurut Poedjawijatna (1986 : 4-5),

kebanyakan pengetahuan diperoleh dari pengalaman inderawi manusia.

Pengetahuan seorang manusia dapat berasal dari pengalamannya sendiri atau

seringkali juga dari orang lain, yang biasanya digunakan untuk keperluan hidup

sehari-hari atau sekedar tahu. Adapun yang disebut dengan Ilmu, lebih jauh

daripada itu. Ilmu adalah pengetahuan yang memiliki objek, metode, dan

sistematika tertentu. Unsur lain lagi yang dapat ditambahkan disini, bahwa ilmu

juga bersifat universal.

Page 5: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

Sayangnya, sebanyak dan semaju apapun ilmu yang dimiliki manusia,

tetap saja ada pertanyaan-pertanyaan yang belum berhasil dijawab. Bahkan,

sebagian besar pertanyaan-pertanyaan tersebut telah diajukan sejak berabad-abad

lampau, yang sampai sekarang tetap aktual untuk dibahas. Pertanyaan-pertanyaan

tentang hakikat manusia, tujuan hidup dan kematiannya, adalah sebagian contoh

pertanyaan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh ilmu

itulah yang menjadi porsi pekerjaan filsafat.

Berangkat dari pemikiran tersebut sepatutnyalah Hukum perlu kita

pertanyakan bersama. Adapun yang menjadi persoalan yang dihadapi manusia

dari zaman ke zaman, dari abad ke abad, yang memang tidak ada kata akhirnya,

adalah bagaimanakah wajah hukum yang bagus. Bagus dalam arti dapat

memenuhi berbagai tujuan hukum, yaitu yang dapat mencapai keadilan,

kepastian hukum, ketertiban, keselarasan, saling menghormati satu sama lain,

tanpa ada penindasan, peperangan, pelicikan, dan penjajahan (model lama atau

model baru). Disadari bahwa hukum seperti ini tidak boleh hanya menjadi mitos

belaka, tetapi mesti diwujudkan ke dalam kenyataan hidup manusia. Karena itu,

sudah sangat banyak pikiran dicurahkan, cukup banyak buku ditulis, cukup

banyak riset dilakukan, dan cukup banyak teori dan aliran dalam hukum dan

filsafat hukum yang bagus tersebut. Dan usaha ini telah terjadi dalam kurun

ribuan tahun yang lalu dan akan terjadi dalam ribuan tahun ke depan, tidak akan

habis-habisnya.

Page 6: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

Tentunya hukum yang bagus tidak akan mentolerir adanya perbudakan,

zaman dahulu hal ini sesuatu yang wajar dan sesuai dengan martabat manusia,

kemudian terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II pada abad ke-20 ini

yang telah menimbulkan kehancuran yang sangat fatal. namun kita harus akui

bahwa pandangan tersebut keliru.

Berbeda dengan pandangan para pemikir zaman dahulu umumnya

menerima suatu hukum, yaitu hukum alam atau hukum kodrat. Berbeda dengan

hukum positif sebagaimana diterima orang dewasa ini, hukum alam yang

diterima sebagai hukum tersebut bersifat tidak tertulis, hukum alam ditanggapi

tiap-tiap orang sebagai hukum oleh sebab menyatakan apa yang termasuk alam

manusia sendiri (Huijbers, 1995:82).

Mazhab hukum alam adalah mazhab tertua dalam sejarah pemikiran

manusia tentang hukum. Menurut mazhab ini, selain hukum positif (hukum yang

berlaku di masyarakat) yang merupakan buatan manusia, masih ada hukum yang

lain yaitu, hukum yang berasal dari tuhan , yang disebut hukum alam.

Hukum alam berintikan pada usaha manusia untuk mencari keadilan yang

mutlak. Kelsen menguraikan ajaran hukum alam tentang keadilan menjadi dua

tipe dasar yaitu, rasionalistis dan metafisis, tokoh dari tipe rasionalistis adalah

aristoteles dan tokoh dari metafisis adalah plato.

Namun para pemikir hukum modern memberikan kritikan terhadap

hukum alam dalam mencari nilai-nilai keadilan mutlak walaupun mereka

menolak berlakunya hukum alam, tetapi mereka menerima berlakunya asas-asas

Page 7: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

hukum alam yang menjadi dasar berlakunya hukum positif dan yang menentukan

sifat kaidah-kaidah yang terdapat dalam hukum positif itu.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Faktor apakah yang mendorong kebangkitan kembali hukum alam ?

2. Apakah pengaruh dari bangkitnya hukum alam terhadap perkembangan

hukum positif?

3. Bagaimanakah kritik-kritik terhadap hukum alam dalam mencari keadilan?

Page 8: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

BAB IIPEMBAHASAN

A. Faktor yang Mendorong Kebangkitan Hukum Alam

Tidak lama sebelum masyarakat barat hancur karena perang dunia

pertama dan akibatnya, reaksi timbul, yaitu ketidakpuasan dengan materi yang

dimiliki, dengan jaminan diri sendiri dengan golongan borjuis yang berlagak

menang perang dan banyak lagi hal-hal lain. Sekali lagi pikiran manusia tidak

tenang, berontak terhadap patokan-patokan hidup yang diterima dan seperti

halnya generasi-generasi terdahulu, mencari keadilan yang ideal.

Situasi zaman abad ke-19 ini ditandai oleh beberapa kecenderungan

utama. Pertama, terjadinya revolusi sosial ekonomi, terutama akibat revolusi

industri. Revolusi ini selain membawa perkembangan ekonomi yang luar biasa,

tetapi juga menimbulkan masalah baru di bidang sosial ekonomi. Ini ditandai

munculnya kelas-kelas baru yang berbeda menurut kemampuan ekonominya,

yakni kaum buruh dan kaum industrialis. Kaum industrialis berkuasa secara

penuh atas kaum buruh dan sering kali memerasnya. Situasi ini menjadi landasan

“Kritis Marx” dengan mengajukan pedoman untuk mengubah situasi masyarakat

yang timpang ini menuju tatanan egalitarian.

Kedua, munculnya penolakan terhadap rasionalisme universal abad

sebelumnya (yang masih dilanjutkan Hegel di abad ke-19) yang dianggap

cenderung mengabaikan ciri khas suatu masyarakat atau bangsa. Padahal latar

belakang kehidupan suatu bangsa merupakan sejarah di mana orang-orang

Page 9: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

membangun suatu kehidupan bersama bagi meraka sendiri. Mewakili

kecenderungan ini, muncul historisme dengan tokoh utamanya yaitu Savigny “

Tertib Hidup” manusia yang ditawarkan Savigny adalah setia pada hukum sejati

yang berbasis volksgeist. Bagi Savigny, hukum sejati bukanlah yang dibuat

secara artifisial oleh Negara dan ahli hukum. Hukum sejati adalah hukum yang

tumbuh dan berkembang dari rahim kehidupan rakyat. Tapi ada juga sanggahan

terhadap Savigny, yakni Jhering lewat teori “akomodasi dan manfaat”. Karena

itu menurut Jhering, Savigny keliru besar kalau menyangka, hukum nasional

sebuah bangsa seutuhnya timbul secara spontan begitu saja dari jiwa bangsa.

Akantetapi hukum merupakan tatanan hidup bersama yang dianggap sesuai

dengan kepentingan nasional. Ini fenomena umum untuk semua bangsa. Hanya

apa yang dianggap berguna saja bagi bangsa itu, yang dapat dipertimbangkan dan

diterima sebagai hukum.

Ketiga, hampir bersamaan dengan historisme, muncul pula pemikiran

evolusionisme yang berusaha melacak perkembangan kebudayaan manusia dari

tradisional ke modern. Pemikir utama arus ini adalah Sir Henry Maine dan

Durkheim.

Keempat, menguatnya kosmologi positivism. Semangat ilmiah dan

rasionalitas yang tumbuh pada abad ke-18, kian kuat pada abad ke-19. Muncul

kegairahan saintisme di segala bidang, termasuk di bidang hukum. Kosmologi

positivisme ini berpengaruh terhadap hukum dalam tiga bentuk :

Page 10: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

1. Positivisme Yuridis yang melihat hukum sebagai fakta yuridis menurut

metode ilmu hukum positif.

2. Positivisme Sosiologis yang berusaha melihat hukum sebagai gejala sosial.

3. Ajaran Hukum Umum yang berusaha menggunakan metode empiris dalam

menemukan prinsip-prinsip hukum yang dianggap universal melalui studi

perbandingan antar tata hukum positif.

Ilmu pengetahuan mulai meragukan kemajuan sendiri dan tentang

kepastian fakta-fakta ilmiah, kaum muda berontak terhadap rasa puas diri dari

golongan borjuis, terhadap kota-kota, pemujaan uang dan kehampaan kehidupan

modern. Para pembaharu sosial dan golongan sosialis menyerang berbagai

ketimpangan sosial yang bersembunyi di belakang formalisme hukum, dan

pemujaan kekuasaan kaum positivis. Para ahli hukum mulai menyadari, bahwa

hukum bukan hanya soal menerapkan undang-undang atau preseden terhadap

setiap kasus atau situasi yang ada, dengan menggunakan logika murni, sehingga

makin lama makin banyak problema yang tak terpecahkan, pemecahan terhadap

berbagai problema menuntut adanya petunjuk yang lebih tinggi dari hukum

positif. Selama kepastian diragukan, filsafat idealistik hidup kembali, dalam

bidang hukum ini berarti sekali lagi orang mencari keadilan yang ideal karena

kebanyakan dari teori-teori hukum yang ada sebelumnya biasanya dianggap

sebagai kebangkitan kembali hukum alam.

Page 11: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

Selepas abad ke-19, hukum kembali dikaitkan lagi dengan mosaik sosial

dan kemanusiaan melalui Radbruch, hukum kembali dikaitkan dengan keadilan.

Memalui Marx, Holmes, Rawls dan lainnya, hukum dikaitkan dengan upaya

mewujudkan keadilan sosial. Hukum merupakan bagian dari perjuangan

mewujudkan keadilan sosial. Oleh karena itu muncul kehendak meninggalkan

tradisi analytical jurisprudence atau rechtdogmatiek yang hanya melihat ke dalam

hukum dan menyibukkan diri dengan membicarakan dan melakukan analisis ke

dalam, khususnya hukum sebagai suatu bangunan peraturan yang dinilai sebagai

sistematis dan logis. Dunia luar seperti manusia, masyarakat, dan kesejahteraan

(yang ditepis oleh analytical jurisprudence atau rechtdogmatiek), dirangkul

kembali dalam pemikiran hukum. Disinilah muncul gagasan Frei Recjtslehre,

Sosiological Jurisprudence, Realistic Jurisprudence, Critical Lega Teory, Hukum

Responsif, dan juga Hukum Progesif.

Terlepas dari doktrin Katolik Neo-Skolastik, pemikiran yang paling

penting dalam kembangkitan hukum alam dapat ditemukan dalam hukum Jerman

Kontemporer. Kebangkitan kembali pemikiran ini, dalam garis besarnya, tidak

hanya salah satu siklus intelektual periodic. Hal ini secara langsung terlihat dari

reaksi yang berlebihan terhadap, dan dalam tahap-tahap berikutnya dari

Pemerintahan Nazi, manifestasi-manifestasi tanpa arti dari positivisme dalam

hukum. Dalam mencoba membangun kembali, tidak hanya memperbaharui kota-

kota dan pabrik-pabrik, tetapi juga tata nilai yang baru dari puing-puing material

dan spiritual akibat Perang Dunia II.

Page 12: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

Ditengah trauma terhadap kekejian Perang Dunia II dan kekejaman Nazi,

perhatian terhadap hukum alam kembali bangkit. Ada kehendak agar kekejian

tersebut tidak terulang lagi dimasa datang. Karena itulah, norma-norma hukum

harus dijaga sedemikian rupa agar tetap mencerminkan prinsip-prinsip etika,

humanisasi hidup, dan keadilan.

Sehingga para filsuf jerman maupun badan-badan hukum berusaha

memikirkan dan merumuskan kembali hubungan prinsip-prinsip “Hukum

Tertinggi” dengan kondisi positif.

Gustav Radbruch, yang sangat tergerak hatinya oleh ekses-ekses dari

kedaulatan absolute Negara yang dilakukan oleh Kekuasaan Nazi, ditegaskan

bahwa Hukum positif tertentu tidak dapat didefinisikan sebagai hukum, hukum

pada dasarnya bertujuan mencapai keadilan.

B. Pengaruh Bangkitnya Hukum Alam terhadap Perkembangan Hukum

Positif

Pada pertengahan abad ke-19 sebuah gerakan mulai menentang tendensi-

tendensi metafisika yang ada pada abad-abad sebelumnya. Hal ini ditandai

dengan perubahan besar disegala bidang terutama akibat perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang dimulai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, penemuan alat-alat teknologi, hingga revolusi industri dan

terjadinya perubahan-perubahan sosial beserta masalah-masalah sosial yang

muncul kemudian memberi ruang kepada para sarjana untuk berpikir tentang

Page 13: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

gejala perkembangan itu sendiri. Pada abad-abad sebelumnya, orang merasa

kehidupan manusia sebagai sesuatu yang konstan yang hampir tidak berbeda

dengan kehidupan masa lalu. Pada abad ini perasaan itu hilang, orang telah sadar

tentang segi historis kehidupannya, kemungkinan terjadinya perubahan-

perubahan yang memberikan nilai baru dalam kehidupannya.

Para ahli hukum mulai menyadari bahwa hukum bukan hanya soal

menerapkan undang-undang atau preseden setiap kasus atau situasi yang ada

dengan menggunakan logika murni, tetapi bagaimana menciptakan rasa keadilan

ideal.

Keinginan untuk mendapatkan keadilan yang ideal inilah yang akhirnya

hukum alam memasuki bidangnya lagi pada akhir abad kesembilan belas dan

awal abad kedua puluh. Pemikiran zaman ini menerima bahwa terdapat prinsip-

prinsip tertentu yang menjadi pedoman bagi pembentukan undang-undang,

namun berbeda dengan pemikiran zaman dulu, pemikiran zaman ini menginsyafi

bahwa hidup manusia bersifat dinamis.

Kebangkitan hukum alam yang lebih sejati dapat ditemukan dalam teori-

teori modern yang berlainan dalam memahami hukum alam sebagai suatu cita

yang revolusioner, sehingga merupakan kekuatan langsung dalam perkembangan

hukum positif.

Menurut Aquinas hukum kodrat sebagai prinsip-prinsip segala hukum

positif, berhubungan langsung dengan manusia dan dunia sebagai ciptaan Tuhan.

Prinsip-prinsip tersebut terbagi menjadi dua, yaitu:

Page 14: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

1. Hukum alam primer, yaitu norma-norma umum yang bersifat semesta

sehingga dirasakan wajar oleh semua manusia (seperti hak atas kehidupan,

laki-laki dan wanita bersatu dalam perkawinan, kekuasaan orang tua atas

anaknya dan mendidiknya, hak mencari kebenaran ilahi, hidup

bermasyarakat, neminem laedere (tidak merugikan orang lain), unicueque

suum tribuere (memberikan orang lain haknya)

2. Hukum alam sekunder, berupa norma-norma hasil derivasi langsung dari

hukum alam primer ataupun pengembangan sesuai dengan situasi tertentu

(seperti jangan membunuh, jangan mencuri dan lain sebagainya).

Yang lebih representatif dari teori-teori tentang hukum alam modern ini

terlepas dari teori-teori neo-skolastik adalah teori-teori Geny dan Delvechio.

Keduanya memberikan uraian yang terinci dalam hubungannya dengan teori

umum dari kedua filsuf ini. Bagi keduanya, hukum alam merupakan penuntun

penting menuju hukum positif.

Delvechio mengartikan hukum alam sebagai prinsip evolusi hukum yang

menuntut umat manusia, dan hukum yang mengaturnya menuju otonomi

manusia yang lebih besar.

Geny mengemukakan ide hukum alam berhadapan dengan teori hukum

positifis. Ide-idenya sendiri mengenai hukum alam dimuat dalam donnenya yang

ketiga dan keempat, yakni donne rasionel (Statis) dan donne ideal (dinamis).

Page 15: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

Le Fur menganggap pentingnya konsepsi hukum alam karena berkaitan

tentang keadilan. Teori hukum alam bersandar pada tabiat manusia yang sebagai

mahluk berakal menunjukkan bahwa ciptaan kehendak dan kecerdasan yang

lebih tinggi yakni kecerdasan dan kehendak Tuhan.

Hukum alam hanya menyediakan kerangka umum prinsip-prinsip hukum.

Ada tiga prinsip: kesucian kewajiban, kewajiban untuk memperbaiki kerusakan

yang ditimbulkan oleh prilaku tidak sah dan menghormati kekuasaan. Hukum

positif memiliki objek benda harus memiliki landasan moral yang berfungsi

untuk menentukan , berbuat seksama, dan memberi sanksi pada perintah-perintah

hukum alam yang dikembangkan oleh hukum rasional. Jadi terminologi hukum

alam diterima oleh filsuf hukum modern, tetapi tidak oleh filsuf-filsuf lainnya

karena dapat mengaburkan hubungan antara semua teori hukum modern yang

bertentangan dengan hukum positivisme, dan menekan akan kebutuhan-

kebutuhan akan cita-cita hukum.

Namun demikian para positivis memandang bahwa prinsip-prinsip hukum

yang terdapat dalam hukum alam sebagai prinsip regulatif belaka, yaitu sebagai

pedoman terbentuknya hukum, dan bukan sebagai prinsip konstitutif dari hukum.

Artinya prinsip-prinsip tersebut memang harus diindahkan pada saat undang-

undang yang ada seandainya bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum alam,

maka undang-undang tersebut tetap sah berlaku. Dengan kata lain menurut para

positivis cenderung menganut kepastian hukum, dibanding sarjana tradisional

Page 16: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

yang lebih memperhatikan prinsip keadilan dan kemanfaatan hukum bagi

kemasyarakatan.

C. Kritik-Kritik Atas Hukum Alam Dalam Mencari Nilai Keadilan

Filsafat hukum alam memberikan dasar teologis yang mengambil suatu

perangkat prinsip-prinsip hukum keagamaan untuk merumuskan cita-cita

keadilan absolut. Prinsip-prinsip hukum alam ini dapat diamati oleh manusia

tetapi berasal dari akal Tuhan yang abadi. Semua ahli teori rasionalitas tentang

hukum alam percaya bahwa alam mengandung prinsip-prinsip umum tentang

akal yang mengatur perbuatan manusia dalam arti tertentu. Perkiraan ini

kemudian dikecam oleh Hume yang menunjukkan bahwa akal adalah budak

nafsu yang mengilhami perbuatan manusia. Oleh karena itu ada usaha-usaha

yang meletakkan prinsip-prinsip keadilan objektif dan umum yang didasarkan

atas dalil-dalil yang berbeda. Selanjutnya Duguit menyimpulkan prinsip-prinsip

hukum yang secara umum mengikat dari fakta solidaritas sosial yang dapat

diamati secara empiris, tentang suatu rumusan singkat untuk prinsip-prinsip

yang mempersatukan masyarakat modern.

Para pemikir-pemikir hukum berusaha merumuskan cita-cita keadilan.

Hans Kelsen membagi ajaran tentang keadilan menjadi dua tipe dasar yaitu:

1. Tipe Rasionalistis yang diadopsi dari ajaran Aristoteles. Tipe rasionalistis ini

merupakan tipe yang mencoba menjawab pertanyaan tentang keadilan dengan

Page 17: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

mendefinisikannya dalam cara ilmiah, atau semu-ilmiah, dengan cara

berdasarkan akal.

2. Tipe metafisis yang diadopsi dari ajaran Plato, percaya bahwa keadilan itu ada

tetapi menganggapnya sebagai kualitas atau fungsi makhluk super yang tidak

dapat diamati oleh manusia. Filsafat hukum Plato ini mendasarkan keadilan

pada pengetahuan perihal sesuatu yang baik yang merupakan persoalan di luar

dunia dan diperoleh dengan kebijaksanaan. Pemikiran inilah yang kemudian

menghubungkan Plato dengan sejumlah para filsuf yang mendasarkan

pencapaian keadilan pada inspirasi intuitif, tanpa dasar teologis.

Pembenaran yang lebih terinci akan perasaan intuitif dalam pencarian

keadilan adalah “perasaan ketidakadilan” dari Edmund N. Cahn yang melihat

realisasi keadilan tidak dalam ide-ide abstrak dan statis dari hukum alam, juga

tidak baik dalam penerimaan kekuasaan yang dilegalisasi belaka tetapi dalam

proses akan perbaikan atau pencegahan timbulnya suatu perasaan ketidakadilan

yang merupakan “gabungan akal dan perasaan terdalam” yang dikonkretkan

dalam enam pernyataan yaitu:

1. Tuntutan akan kesederajatan;

2. Pembalasan;

3. Martabat manusia;

4. Keputusan hakim yang teliti;

5. Pembatasan fungsi pemerintah secara tepat; dan

6. Pemenuhan akan harapan-harapan masyarakat.

Page 18: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

Persoalan mengenai keadilan tidak lepas dari penguasa dan rakyat.

Penguasa dan rakyat merupakan komponen-komponen dalam merumuskan

kebijakan-kebijakan yang nantinya akan menjadi hukum positif dalam mengatur

rakyat. Hukum positif itu sendiri akan kehilangan jati dirinya sebagai suatu

aturan apabila tidak mencerminkan rasa keadilan di dalamnya. Aristoteles

memberikan rumusan keadilan yang berbunyi bahwa mereka yang sederajat di

depan hukum harus diperlakukan sama. Mengacu pada pendapat Aristoteles,

Radbruch menyebutkan bahwa sumber yang lebih layak untuk merumuskan

kembali patokan-patokan keadilan absolut, nilai-nilai minimum yang tidak

dibenarkan dirusak oleh hukum positif, adalah reaksi atas pengalaman yang

menjengkelkan dari keadilan totaliter. Dengan kata lain, apabila hukum positif

sama sekali telah kehilangan prinsip persamaan, maka hukum itu bukan lagi

hukum. Sebagai contoh, hukum dari pemerintahan Nazi yang sama sekali tidak

mencerminkan rasa keadilan dan persamaan karena hal-hal yang diucapkan oleh

Hittler merupakan hukum yang harus ditaati. Hal ini oleh pengadilan setempat

dilukiskan sebagai “penurunan martabat anggota-anggota masyarakat hukum

dengan menyerahkan diri pada seorang autokrat, yang dipandang dari sudut

ketentuan hukum, tidak pantas untuk diperhitungkan secara serius”.

Para fisuf-filsuf skolastik percaya bahwa konsepsi mengenai “kebaikan

bersama” dapat memberikan tuntunan praktis dalam membedakan antara yang

baik dan buruk. Akan tetapi sejauh mana prinsip ini dapat bertahan dalam

Page 19: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

memecahkan problema-problema hukum yang terjadi di masyarakat dan dalam

kaitannya dengan kebebasan kesadaran manusia. Sebagai contoh, ajaran Katolik

menganggap keluarga berencana bertentangan dengan sifat manusia, tetapi tidak

demikian dengan ajaran majelis tinggi dan banyak sistem-sistem hukum dan

orang-orang yang cermat, yang menganggap keluarga berencana sebagai syarat

pokok dari kelangsungan keturunan manusia. Sejak Grotius, banyak orang

menganggap kewajiban untuk memenuhi janji sebagai prinsip hukum alam, akan

tetapi seberapa jauh prinsip ini dapat bertahan ketika berhadapan dengan

kontrak-kontrak perdagangan yang memberi hak untuk secara sepihak

mengakhiri suatu kontrak, atau pelaksanaan kontrak menurut undang-undang

misalnya dalam hal nasonialisasi industri. Hal ini tentunya menurut ajaran hukum

alam dianggap bertentangan, tetapi tidak demikian halnya dengan prinsip

kebebasan. Ketika menghadapi pemecahan problema-problema hukum yang

konkret kita mempunyai waktu dan ketentuan-ketentuan hukum alam dapat

menutupi tetapi tidak menyelesaikan pertentangan nilai-nilai yang berkaitan

dengan berbagai kepentingan, tujuan-tujuan, dan kebijaksanaan-kebijaksanaan

yang saling bertentangan satu sama lain. Pertentangan ini merupakan persoalan

nilai etis atau politis yang diungkapkan dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan

legislatif dan sampai batas-batas waktu tertentu dalam dampak dari gagasan-

gagasan yang berubah-ubah atas penafsiran-penafsiran menurut hukum.

Page 20: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

Teori hukum dapat melakukan tugas yang sangat penting dengan

membedakan dalam tiap problema hukum atau situasi, faktor-faktor yang

menggambarkan nilai-nilai yang bertentangan yang dapat dianalisis secara

objektif. Nilai dari faktor-faktor ini berbeda dari kasus ke kasus. Aspek lain dari

teori hukum adalah menyempitkan penilaian-penilaian minimum yang

bertentangan. Pendekatan ini dapat dilihat dari beberapa pendapat para filsuf

hukum seperti Reinach, Coin dan Fechner yang telah mengembangkan dalil-dalil

fenomenologis tentang sejumlah prinsip-prinsip hukum yang diambil dari hakikat

atau sifat konsepsi-konsepsi hukum dan lembaga-lembaga. Misalnya mengenai

transaksi dagang, perkawinan yang kesemuanya memiliki unsur-unsur minimum

yang khas. Teori hukum dalam pelaksanaannya dapat memberikan semacam

alternatif-alternatif dalam penyelesaian suatu problema hukum karena hukum

pada hakikatnya bukan merupakan ideologi murni semata dan bukan hanya suatu

susunan fakta-fakta dan keputusan faktual, tetapi hasil dari ketegangan yang tetap

dan masuknya cita-cita hukum dan data-data sosial yang dikonkretkan dalam

bentuk-bentuk khusus serta disusun secara berurutan dari undang-undang umum

hingga peraturan-peraturan di bidang administrasi dan keputusan-keputusan

menurut hukum atau administratif mengenai kasus-kasus yang konkret. Hal ini

tentunya berbeda dengan ajaran hukum alam yang selalu berpedoman pada akal

Tuhan yang pada akhirnya tidak dapat memberikan suatu kepastian pemecahan

terhadap permasalahan yang terjadi.

Page 21: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

BAB IIIPENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian dalam pembahasan, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Timbulnya reaksi dalam masyarakat pada akhir Perang Dunia I akan

ketidakpuasan terhadap undang-undang yang hanya memihak pada

golongan borjuis dan golongan-golongan tertentu mengakibatkan

terjadinya banyak kekacauan terutama mengenai rasa keadilan. Maka

perlu suatu pemikiran hukum yang dapat mengembalikan keadilan yang

ideal bagi masyarakat, berarti sekali lagi orang mencari keadilan yang

adil.

2. Prinsip-prinsip yang ada pada hukum alam merupakan kerangka umum

yang dapat menjadi dasar berlakunya hukum positif dan yang menentukan

sifat kaidah-kaidah yang terdapat dalam hukum positif.

3. Para sarjana mengkritik nilai keadilan yang absolut yang menjadi dasar

hukum alam, tetapi mereka menerima berlakunya asas-asas hukum alam.

Page 22: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

B. Saran

1. Hukum yang tertulis maupun yang tidak tertulis seyogyianya mampu

memberikan rasa keadilan kepada masyarakat.

2. Dalam merumuskan hukum sebaiknya perlu memperhatikan juga nilai-

nilai yang terdapat dalam hukum alam karena pada dasarnya hukum alam

mengandung nilai-nilai atau asas-asas umum mengenai kebaikan.

3. Dalam perkembangannya, hukum senantiasanya mengalami perubahan.

Oleh karena itu, hukum sebaiknya dirumuskan dengan memperhatikan

perubahan atau nilai-nilai yang terdapat di dalam kehidupan masyarakat.

Page 23: 79425942 Tugas Kelompok Filsafat Hukum Dari Pak Anang

DAFTAR PUSTAKA

L. Tanya, Bernad.,dkk, Teori Hukum, Genta Publishing, Yogyakarta, 2010.

Fuady, Munir, Filsafat dan Teori Hukum Postmodern, PT Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2005.

Friedmann, Wolfgang, Teori dan Filsafat Hukum, CV. Rajawali, Jakarta,

1990.

Darmodiharjo, Darji.,dkk, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 2008.

Kelsen, Hans, Pengantar Teori Hukum. Terjemahan dalam bahasa Indonesia

oleh Siwi Purwandari, Nusa Media, Bandung, 2008