76653542 Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial

14
LAPORAN PENDAHULUAN I. Kasus (Masalah Utama) Isolasi sosial II. Proses Terjadinya Masalah Isolasi Sosial adalah kondisi kesepian yang diekspresikan oleh individu dan dirasakan sebagai hal yang ditimbulkan oleh orang lain dan sebagai suatu keadaan negatif yang mengancam. Dengan karakteristik : tinggal sendiri dalam ruangan, ketidakmampuan untuk berkomunikasi, menarik diri, kurangnya kontak mata. Ketidak sesuaian atau ketidakmatangan minat dan aktivitas dengan perkembangan atau terhadap usia. Preokupasi dengan pikirannya sendiri, pengulangan, tindakan yang tidak bermakna. Mengekspresikan perasaan penolakan atau kesepian yang ditimbulkan oleh orang lain. Mengalami perasaan yang berbeda dengan orang lain, merasa tidak aman ditengah orang banyak. (Mary C. Townsend, Diagnose Kep. Psikiatri, 1998; hal 252). Isolasi sosial merupakan keadaan di mana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito ,L.J, 1998: 381). Menurut Rawlins, R.P & Heacock, P.E

Transcript of 76653542 Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial

Page 1: 76653542 Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (Masalah Utama)

Isolasi sosial

II. Proses Terjadinya Masalah

Isolasi Sosial adalah kondisi kesepian yang diekspresikan oleh individu

dan dirasakan sebagai hal yang ditimbulkan oleh orang lain dan sebagai suatu

keadaan negatif yang mengancam. Dengan karakteristik : tinggal sendiri dalam

ruangan, ketidakmampuan untuk berkomunikasi, menarik diri, kurangnya kontak

mata. Ketidak sesuaian atau ketidakmatangan minat dan aktivitas dengan

perkembangan atau terhadap usia. Preokupasi dengan pikirannya sendiri,

pengulangan, tindakan yang tidak bermakna. Mengekspresikan perasaan

penolakan atau kesepian yang ditimbulkan oleh orang lain. Mengalami perasaan

yang berbeda dengan orang lain, merasa tidak aman ditengah orang banyak. (Mary

C. Townsend, Diagnose Kep. Psikiatri, 1998; hal 252).

Isolasi sosial merupakan keadaan di mana individu atau kelompok

mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan

keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak

(Carpenito ,L.J, 1998: 381). Menurut Rawlins, R.P & Heacock, P.E (1988 : 423)

isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari interaksi dan

berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan akrab,

tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir, berperasaan, berprestasi, atau selalu

dalam kegagalan.

Penyebab

Isolasi sosial menarik diri sering disebabkan oleh karena kurangnya rasa

percaya pada orang lain, perasaan panik, regresi ke tahap perkembangan

sebelumnya, waham, sukar berinteraksi dimasa lampau, perkembangan ego yang

lemah serta represi rasa takut (Townsend, M.C,1998:152). Menurut Stuart, G.W &

Page 2: 76653542 Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial

Sundeen, S,J (1998 : 345). Isolasi sosial disebabkan oleh gangguan konsep diri

harga diri rendah.

Gangguan konsep diri: harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap

hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri

(Stuart dan Sundeen, 1998 :227). Menurut Townsend (1998:189) harga diri rendah

merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang

negatif baik langsung maupun tidak langsung. Pendapat senada dikemukan oleh

Carpenito, L.J (1998:352) bahwa harga diri rendah merupakan keadaan dimana

individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri.

Tanda dan Gejala

Menurut Townsend, M.C (1998:152-153) & Carpenito,L.J (1998: 382)

isolasi sosial menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai

berikut:

Data subjektif :

a. Mengungkapkan perasaan tidak berguna, penolakan oleh lingkungan

b. Mengungkapkan keraguan tentang kemampuan yang dimiliki

Data objektif

a. Tampak menyendiri dalam ruangan

b. Tidak berkomunikasi, menarik diri

c. Tidak melakukan kontak mata

d. Tampak sedih, afek datar

e. Posisi meringkuk di tempat tidur dengang punggung menghadap ke pintu

f. Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur dengan

perkembangan usianya

g. Kegagalan untuk berinterakasi dengan orang lain didekatnya

h. Kurang aktivitas fisik dan verbal

i. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi

j. Mengekspresikan perasaan kesepian dan penolakan di wajahnya

Page 3: 76653542 Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial

Akibat dari isolasi sosial

Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya gangguan

sensori persepsi halusinasi (Townsend, M.C, 1998 : 156). Gangguan sensori persepsi

halusinasi adalah persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau

persepsi sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan

atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada (Johnson, B.S, 1995:421).

Menurut Maramis (1998:119) halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang

apapun dari panca indera, di mana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun

yang dapat disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organik atau histerik.

Perubahan persepsi sensori halusinasi sering ditandai dengan adanya:

Data subjektif:

a. Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempat

b. Tidak mampu memecahkan masalah

c. Mengungkapkan adanya halusinasi (misalnya mendengar suara-suara atau

melihat bayangan)

d. Mengeluh cemas dan khawatir

Data objektif:

a. Apatis dan cenderung menarik diri

b. Tampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi, kadang berhenti

berbicara seolah-olah mendengarkan sesuatu

c. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara

d. Menyeringai dan tertawa yang tidak sesuai

e. Gerakan mata yang cepat

f. Pikiran yang berubah-rubah dan konsentrasi rendah

g. Respons-respons yang tidak sesuai (tidak mampu berespons terhadap petunjuk

yang kompleks.

Page 4: 76653542 Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial

III. a. Pohon Masalah

Gangguan sensori persepsi :Halusinasi

Isolasi Sosial

Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Masalah Keperawatan

a. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

b. Isolasi sosial

c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

2. Data yang perlu dikaji

a. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

1) Data Subjektif

a) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan

stimulus nyata

b) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata

c) Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus

d) Klien merasa makan sesuatu

e) Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya

f) Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar

g) Klien ingin memukul/melempar barang-barang

2) Data Objektif

a) Klien berbicar dan tertawa sendiri

b) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu

c) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu

d) Disorientasi

Page 5: 76653542 Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial

b. Isolasi sosial

1) Data Subyektif

Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab

dengan singkat ”tidak”, ”ya”.

2) Data Obyektif

Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri/menghindari orang

lain, berdiam diri di kamar, komunikasi kurang atau tidak ada (banyak

diam), kontak mata kurang, menolak berhubungan dengan orang lain,

perawatan diri kurang, posisi tidur seperti janin (menekur)

c. Gangguan konsep diri (harga diri rendah)

1. Data subjektif:

a). Mengkritik diri sendiri atau orang lain

b). Perasaan tidak mampu

c). Rasa bersalah

d). Sikap negatif pada diri sendiri

e). Sikap pesimis pada kehidupan

f). Keluhan sakit fisik

g). Menolak kemampuan diri sendiri

h). Pengurangan diri/mengejek diri sendiri

i). Perasaan cemas dan takut

j). Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif

k). Mengungkapkan kegagalan pribadi

l). Ketidak mampuan menentukan tujuan

2. Data objektif:

a. Produktivitas menurun

b. Perilaku destruktif pada diri sendiri

c. Menarik diri dari hubungan social

d. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah

Page 6: 76653542 Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial

e. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan

IV. Diagnosa Keperawatan

1. Ganggua sensori persepsi : Halusinasi

2. Isolasi sosial

V. Rencana Tindakan Keperawatan

1. Gangguan sensori persepsi ; halusinasi

Tujuan umum: Tidak terjadi perubahan persepsi sensori: halusinasi

Tujuan khusus:

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:

- Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,

jelaskan tuiuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat

kesepakatan / janji dengan jelas tentang topik, tempat, waktu.

- Beri perhatian dan penghargaan: temani kilen walau tidak menjawab

- Dengarkan dengan empati : beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru,

tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

b. Klien dapat menyebut penyebab menarik diri

Tindakan:

- Bicarakan penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain.

- Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri.

c. Klien dapat menyebutkan keuntungan hubungan dengan orang lain

Tindakan:

- Diskusikan keuntungan bergaul dengan orang lain.

- Bantu mengidentifikasikan kernampuan yang dimiliki untuk bergaul.

d. Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap: klien-perawat,

klien-perawat-klien lain, perawat-klien-kelompok, klien-keluarga.

Tindakan:

- Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien jika mungkin

perawat yang sama.

Page 7: 76653542 Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial

- Motivasi temani klien untuk berkenalan dengan orang lain

- Tingkatkan interaksi secara bertahap

- Libatkan dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi

- Bantu melaksanakan aktivitas setiap hari dengan interaksi

- Fasilitasi hubungan kilen dengan keluarga secara terapeutik

e. Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang

lain.

Tindakan:

- Diskusi dengan klien setiap selesai interaksi / kegiatan

- Beri pujian atas keberhasilan klien

f. Klien mendapat dukungan keluarga

Tindakan:

- Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui

pertemuan keluarga

- Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

2. Isolasi sosial

Tujuan umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

- Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip

komunikasi terpeutik

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Tindakan :

- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

- Setiap bertemu klien hindarkan dari penilaian negatif.

- Utamakan memberi pujian yang realistik.

Page 8: 76653542 Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial

c. Klien dapat menilai kemampun yang dimiliki

Tindakan :

- Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama

sakit

- Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkn penggunaannya.

d. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki

Tindakan :

- Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari

sesuai kemampuan

- Tingkatkan kegiatan sesuai toleransi kondisi klien

- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan

kemampuannya

Tindakan :

- Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

direncanakan

- Beri pujian atas keberhasilan klien

- Diskusikan kemungkinan pelaksanan di rumah

f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :

- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

dengan harga diri rendah

- Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat

- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

Page 9: 76653542 Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial

DAFTAR PUSTAKA

Boyd, M.A & Nihart, M.A, (1998). Psychiatric Nursing Contemporary Practice, Edisi 9th, Lippincott-Raven Publishers, Philadelphia

Carpenito, L.J, (1998). Buku Saku Diagnosa keperawatan (terjemahan), Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

DEPKES RI, (1989). Pedoman Perawatan Psikiatrik, Ed I, DEPKES RI, Jakarta

Johnson, B.S, (1995). Psichiatric-Mental Health Nursing Adaptation and Growth, Edisi 2th, J.B Lippincott Company, Philadelphia

Kusuma, W, (1997). Dari A Sampai Z Kedaruratan Psikiatrik Dalam Praktek, Ed I, Professional Books, Jakarta

Keliat, B.A, dkk, (1997). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Ed I, EGC, Jakarta

Maramis,W.F (1998). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press, Surabaya

Rawlins, R.P & Heacock, P.E (1988). Clinical Manual of Psychiatric Nursing, Edisi 1th, The C.V Mosby Company, Toronto

Stuart, G.W & Sundeen, S.J, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Edisi 3, EGC, Jakarta

Townsend, M.C, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikitari (terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta